Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Hadist Tarbawi Drs. M. Maksad Sahabuddin, M.Ag

PENDIDIK DAN KARAKTERNYA DITINJAU DARI SEGI HADIST

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
LAILY NORHIKMAH : 210101040273
PUTERI LESTARI : 210101040280

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
BANJARMASIN
TAHUN 2024 M /1445 H
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang dengan
rahmat dan taufiq-Nya semata, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah mata kuliah (nama mata kuliah) dengan tepat waktu. Tidak lupa pula
shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Pendidik Dan Karakternya Ditinjau Dari Segi


Hadist.” ini dapat diselesaikan karena bantuan dari beberapa pihak dan khususnya
kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Maksad Sahabuddin, M.Ag
yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan kami
semoga dengan pembuatan makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih
kepada kita tentang materi yang ingin kami sesuai judul yang kami ambil.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan dan


terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya karena masih terbatasnya ilmu
dan pengalaman kami. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
agar ke depannya nanti kami dapat membuat karya tulis yang lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Banjarbaru,17 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Pendidik .................................................................................................... 3
B. Pengertian Karakter ................................................................................................ 4
C. Pendidik dan Karakter ditinjau dari Segi Hadist ..................................................... 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ..................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter
individu dan masyarakat. Dalam konteks Islam, pendidikan tidak hanya
berfokus pada pengetahuan intelektual, tetapi juga pembinaan moral dan
karakter. Seorang pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam
proses ini.
Hadist, sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an,
memiliki banyak petunjuk dan pedoman tentang bagaimana seorang
pendidik harus berperilaku dan bagaimana proses pendidikan harus
dilakukan. Melalui hadist, kita dapat memahami bagaimana Nabi
Muhammad SAW berperan sebagai pendidik dan bagaimana karakternya
mempengaruhi proses pendidikan.
Makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran dan karakter
seorang pendidik dari perspektif hadist. Dengan memahami konsep
pendidikan dalam hadist, kita dapat mengembangkan pendekatan
pendidikan yang lebih holistik yang tidak hanya berfokus pada
pengetahuan intelektual, tetapi juga pembinaan karakter dan moral.
Kita akan melihat bagaimana karakter dan perilaku seorang pendidik,
seperti yang digambarkan dalam hadist, dapat mempengaruhi efektivitas
proses belajar-mengajar. Karakter pendidik seperti kesabaran, keadilan,
dan kasih sayang dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
memotivasi siswa untuk belajar.
Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana pendidik dapat
menggunakan hadist sebagai sumber inspirasi dan panduan dalam
mengembangkan metode pengajaran yang efektif dan relevan dengan
kebutuhan siswa.
Dengan demikian, makalah ini tidak hanya relevan bagi mereka yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan, tetapi juga bagi siapa saja yang

1
tertarik untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip Islam dapat
diterapkan dalam konteks kehidupan sehari-hari
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pendidik?
2. Apa itu karakter?
3. Bagaimana pendidik dan karakternya menurut pandangan hadist?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa itu pendidik.
2. Menjelaskan apa itu karakter.
3. Memaparkan mengenai pendidik dan karakternya menurut pandangan
hadist.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik
Secara bahasa, dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia Pendidik adalah
orang yang mendidik.1 Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20, Tahun
2003, dijelaskan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyasuwara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lainnya yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan.2 Sedangkan dalam Islam berdasar pada Hadis-Hadis
Rasulullah SAW, terdapat sejumlah istilah yang digunakan untuk
menyebut pendidik, yaitu Murabbi, Mu‘allim, Mu’addib, Mudarris,
Mursyid, Mutli dan Muzakki.3
Bukhari Umar menjelaskan bahwa pendidik adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya
mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa),
kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).4
Nur Uhbiyati memberikan definisi tentang pendidik; adalah orang
dewasa yang bertanggungjawab memberi bimbingan atau bantuan didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaanya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah,
khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial sebagai individu
yang sanggup berdiri sendiri.5
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik
adalah orang yang bertanggung jawab dalam perkembangan peserta didik

1
Rahmat Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya” (Medan:
LPPPI, 2019).
2
“Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab 1, Ayat 1, Nomor 6,” Pub. L. No. Ayat 1, BAB 1 (t.t.).
3
Lalu Muhammad Nurul Wathoni, Hadist Tarbawi (Analisis Komponen-Komponen Pendidikan
Persfektif Hadist) (Batam: Forum Pemuda Aswaja, 2020).
4
Hidayat, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya.”
5
Mukhlish Mukhlish, “Pendidik Dalam Perspektif Hadits Rasulullah Saw,” Jurnal Sains Riset 9,
no. 1 (2019): 82–85.

3
baik itu dari aspek jasmani maupun rohani sehingga menjadikannya insan
yang mandiri dan tunduk kepada Allah swt.
B. Pengertian Karakter
Secara bahasa, kata karakter atau dalam bahasa Inggris di sebut
character berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang berarti “to
engrave”, yaitu mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata karakter berarti
tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan orang lain, dan watak.6
Karakter itu terkait dengan keseluruhan kinerja seseorang dan
interaksi mereka di sekitarnya. Dengan demikian, karakter mencakup nilai
moral, sikap, dan tingkah laku. Seseorang dianggap memiliki karakter
yang baik dari sikap dan tindakan yang dilakukan yang mencerminkan
karakter tertentu. Oleh karena itu, karakter terlihat atau tercermin dari
kebiasaan sehari-hari manusia. Karakter bukanlah akumulasi dari
kebiasaan dan gagasan yang terpisah. Karakter adalah aspek dari
kepribadian.7
C. Pendidik dan Karakter ditinjau dari Segi Hadist
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Darami;
‫الرحْ َمن بْن زيَاد بْن أَ ْنع َم عن عبد الرحمن بن رافع‬
َّ ‫أخبرنا عبد هللا بن يزيد حدثنا عبد‬
‫ مر بمجلسين في‬-‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫أن رسول هللا‬: ‫عن عبد هللا بن عمرو‬
َ‫ أما هؤالء فَيَدْعونَ هللا‬، ‫على َخيْر َوأَ َحده َما أَفضل من صاحبه‬ َ ‫كاله َما‬: ‫مسجده فقال‬
‫والعلم‬
َ ‫ َوأَ َّما هَؤالء فيتعلمون الفقه‬، ‫طاه ْم َوإ ْن شَا َء َمنَ َعه ْم‬
َ ‫َوي َرغَبونَ إلَيْه فَإ ْن شَا َء أَ ْع‬
‫ الدارمي‬- .‫ثم جلس فيهم‬: ‫ َوإنَّ َما بعثت معلما »قال‬، ‫َوي ْعلَمونَ ال َجاهل فهم أفضل‬
Artinya: Menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid menceritakan
kepada kami ‘Abdur Rahman bi Ziyad bin An’um bin Abdur Rahman bi
ziyad bin an’um bin abdur Rahman bin Rafi’ dari Abdullah bin ‘amr;
sesungguhnya Rasulullah SAW melewati dua majlis di masjidnya, lalu

6
Sri Zulfida, Pendidikan Karkter dalam Buku Ajar (Sleman: Sulur Pustaka, 2020).
7
Nurleli Ramli, Pendidikan Karakter (Parepare: IAIN PAREPARE NUSANTARA PRESS,
2020).

4
Rasulullah berkata; keduanya itu baik dan salah satu keduanya itu lebih
utama dari sahabatnya. Adapun mereka berdoa kepada Allah dan
menyenangkan kepadanNya maka jika Allah berkehendak mereka akan
diberi. Dan jika Allah berkehendak akan dicegah. Adapun mereka ada yan
belajar ilmu fiqh dan mereka mengajarkan kepada orang yang bodoh.
Maka mereka itulah yang lebih utama. Dan sesungguhnya aku di utus
sebagai pengajar (Pendidik). Abdullah bin amr berkata: kemudian
Rasullulah duduk bersama mereka.
Hadits diatas menjadi penjelas bagi seluruh umat manusia, bahwa
setelah Rasullulah diajarkan kepada Al-Qur’an lalu Rasulullah
mengatakan dalam haditsnya yang mengisyaratkan bahwa beliau diutus
adalah sebagai pendidik Seorang pendidika akan senantiasa
menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk bisa diserap oleh
muridnya sehingga nantinya ilmu pengetahuan tersebut akan semakin
dikembangkan oleh peserta didik.8
Seorang pendidik merupakan contoh teladan bagi anak didiknya,oleh
sebab itulah kepribadian positif harus dimiliki oleh seorang pendidik,
bagaimanapun alasannya, sifat terpuji seorang pendidik harus lebih dari
pada anak didiknya, sebab pekerjannya adalah sebagai guru yang bertugas
mendidik sehingga tujuan anak didik yang mempunyai sifat atau
kepribadian yang bertakwa kepada Allah SWT dapat tercapai.
1. Niat dan Tujuan yang Luhur dalam Mendidik
Niat adalah hal yang sangat penting pada setiap aktivitas, suatu
pekerjaan dinilai sesuai dengan niat pelakunya. Oleh sebab itu,
aktivitas mendidik yang dilakukan oleh pendidik akan bernilai pahala
jika niatnya tulus serta luhur yaitu mengajar untuk mengharap ridha
dari Allah SWT. Berkenaan dengan masalah ini, dapat dilihat hadis
seperti dibawah ini:

8
Mukhlish, “Pendidik Dalam Perspektif Hadits Rasulullah Saw.”

5
‫سمعت رسول هللا صلى هللا عليه‬, ‫عن عمر بن الخطاب رضى هللا عنه قال‬
َّ ‫ن كَانَتأُ هِجأ َرتهُ ِإلَى‬
ُِ‫ّللا‬ ‫وسلّم يقول ِإنَّ َما أاْلَ أع َمالُ ِبالنِّيَّ ُِة َو ِلك ِ ُّل أ‬
ُ‫ام ِرئُ َما نَ َوى فَ َم أ‬
ُ‫ام َرأَة‬
‫جأرتهُ لد أنيَا ي ِصيب َها أَ ُِو أ‬َ ‫ن كَانَتأُ ِه‬ُ‫ّللا َو َرسو ِل ُِه َو َم أ‬ َُِّ ‫جأرتهُ ِإلَى‬ َ ‫َو َرسو ِل ُِه َف ِه‬
َ ‫يَتَ َز َّوج َها فَ ِه‬
‫جأرتهُ ِإلَى َما َها َج َُر ِإلَ أي ُِه‬

Artinya : Dari Umar bin khattab RA berkata, “Aku mendengar


Rasulullah SAW bersabda,’Setiap amal manusia sesuai apa yang
diniatkan. Barang siapa yang berhijrah untuk untuk Allah dan
Rasulnya maka ia mendapatkan pahala dari Allah dan Rasulnya dan
barang siapa yang berhijrah dengan niat dunia dan perempuan yang
dinikahinya maka iapun mendapatkan apa yang diniatkannya” (H.R Al
Bukhari dan Muslim).
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa setiap amal perbuatan harus disertai
dengan niat. Menurut Al khauyi seakan-akan Rasulullah memberi
pengertian bahwa niat itu macammacam sebagaimana perbuatan.
Seperti orang yang melakuakan perbuatan degan motivasi ingin
mendapatkan Ridha Allah dan apa yang dijanjikan kepadanya atau
ingin menjauhkan diri dari ancamannya.
2. Pengasih
Seorang pendidik harus memiliki kasih sayang terhadap anak
didiknya sama seperti kasih orang tua terhadap anak kandungnya,
sebab kedudukan pendidik sama dengan kedudukan orang tua hanya
saja orang tua mempunyai tanggung jawab dalam rumah tangga
sedangkan pendidik memiliki tanggung jawab dalam dalam dunia
pendidikan. Berkenaan dengan masalah ini Rasulullah SAW.
menyebutkan:
ُ‫سلَّ َُم َونَحأ ن‬
َ ‫علَ أي ُِه َو‬
َ ‫ّللا‬
َُّ ‫ى‬ُ َّ‫صل‬ َُّ ‫ث قَا َُل أَتَ أينَا النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ ُِ ‫أن ا ألح َوي ِأر‬ ُِ ‫َن أَ ِبي سلَ أي َمانَُ َما ِل‬
ُِ ‫ك ب‬ ُ‫ع أ‬
َ ‫سأَلَنَا‬
ُ‫ع َّم أن‬ َ ‫شتَ أقنَا أَ أهلَنَا َو‬
‫ظنَُّ أَنَّا ا أ‬
َ َ‫شبَبَةُ متَقَ ِاربونَُ فَأَقَ أمنَا ِع أندَهُ ِعش ِأرينَُ لَ أيلَةُ ف‬
َ
ُ‫ار ِجعوا إِلَى أَ أه ِليك أُم فَعَ ِلّموه أم‬
‫تَ َر أكنَا فِي أَ أه ِلنَا فَأ َ أخبَ أرنَاهُ َوكَانَُ َرفِيقا َر ِحيما فَقَا َُل أ‬

6
ُ‫ِن لَك أُم أَ َحدك أُم ث َّم‬
ُ‫ص ََلةُ فَ ألي َؤذّ أ‬ َ ‫صلُّوا َك َما َرأَيأتمونِي أ‬
َّ ‫ص ِلّي َوإِذَا َحض ََرتأُ ال‬ َ ‫َومروه أُم َو‬
‫ِليَؤ َّمك أُم أَ أكبَرك أُم‬
Artinya: Abu Sulaiman Malik bin Huwairits berkata, “kami, beberapa
orang pemuda sebaya mengunjungi Nabi Sallallahualihi Wasallam,
lalu kami menginap bersama beliau selama dua puluh malam. Beliau
menduga bahwasannya kami telah merindukan keluarga dan
menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga, lalu kami telah
memberitahukannya kepada Nabi, beliau adalah seorang yang halus
perasaannya dan penyayang. Ajarilah mereka dan perintahkanlah
mereka dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat,
apabila waktu telah masuk, hendaklah salah seorang diantara kalian
mengumandangkan azan dan yang lebih tua hendaklah menjadi
imam.” (H.R Al Bukhari).
Di antara arti hadis Rasulullah SAW yang dapat dipahami yaitu: (a)
sekelompok pemuda yang menginap dirumah Rasulullah SAW.
Selama dua puluh malam; (b) tujuan menginapnya mereka adalah
untuk belajar memperdalam ilmu kepercayaan; (c) dalam bergaul
kepada pemuda tersebut Rasulullah sangat lembut dan penyayang; (d)
pembelajaran yang disampaikan kepada mereka artinya adalah
bagaimana cara shalat yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW;
(e) perintah Rasulullah SAW kepada pemuda adalah agar melarang
tata cara shalat pada keluarga mereka setelah belajar pada beliau.
Dapat dipahami dari hadis tersebut bahwa beliau sangat penyayang
dan lembut kepada para sahabat tersebut baik dalam pergaulan sehari-
hari ataupun dalam proses mengajar.
Pendidikan sudah pasti menyayangi para peserta didiknya, begitu
juga sebaliknya. Namun kasih sayang mereka bisa saja hilang jika
seorang pendidik selalu marah dan kasar terhadap anak-anaknya. Oleh
karena itu saling kasih-mengasihi dan sayangmenyayangi antara
Pendidik dan peserta didik sangat penting. Pendidik harus selalu
menunjukkan betapa sayangnya mereka kepada anak mereka, sehingga

7
akan tercipta anak-anak yang mencintai keluarga dan manusia pada
umumnya. Karena kekasaran dan kejahatan pada anak hanya akan
membentuk anak kepada anak yang jahat dan bengis.
3. Berjiwa seperti orang tua terhadap anak sendiri
Kewajiban pendidik bukan hanya menjadi seorang guru yang
memberikan ilmu yang dimiliknya tapi juga perlakukan kepada peserta
didik layaknya seperti anak sendiri dalam hal curahan perhatian dan
membimbing mereka waktu seorang pendidik berada pada daerah-atau
tempat belajar. Kedudukan pendidik sebagai orang tua telah
diungkapkan Rasulullah SAW. Dalam hadisnya sebagai berikut:
َ ‫ن أَبِى ه َري َأر ُةَ قَا َُل َرسولُ هللا صلى هللا عليه وسلم إِنَّ َمُا أَنَا لَك أُم بِ َم أن ِزلَ ُِة‬
ُ‫الوا ِل ِد‬ ُ‫َع أ‬
Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW.
bersabda,” Sesungguhnya aku menempati posisi sebagai orang tuamu”.
Hadis di atas menjelaskan bahwa Rasulullah mengakui bahwa
beliau sebagai orang tua ketika berbicara dihadapan para sahabat,
pemahaman bahwa beliau sebagai orang tua adalah kewajiban yang
umumnya dikerjakan orang tua seperti mengajar, membimbing, dan
mendidik bahkan untuk perhatian, kasih dan sayang Rasulullah lebih
besar terhadap para sahabat. Seorang Pendidik harus mencintai peserta
didiknya seperti rasa cintanya terhadap anak-anaknya sendiri dan
memikirkan keadaan mereka seperti ia memikirkan keadaan anak-
anaknya sendiri. Atas dasar sistem pendidikan Islam inilah,
ditegakkannya pendidikan dizaman sekarang. Kasih sayang seorang
pendidik sama dengan kasih sayang orang tua terhadap anaknya dalam
rumah tangga, sebab pendidik di sekolah bagaikan orang tua terhadap
anaknya sendiri. Bedanya, orang tua mempunyai tanggung jawab
dalam kehidupan sedangkan pendidik mempunyai tanggung jawab
dalam pendidikan.
4. Rendah hati dan berlaku lembut
Seorang pendidik bukanlah mereka yang arogan pada setiap siswa,
akan tetapi hendaklah berlaku lembut dan rendah hati yang lebih

8
rendah dihadapan mereka. Karena Allah SWT memerintahkan untuk
bersifat rendah hati kepada setiap manusia dan mahluk yang lainnya.
Allah SWT berfirman: Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang
yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Senada dengan
Firman Allah SWT. Rasulullah Saw. Juga menjelaskan tentang
kewajiban untuk merendahkan diri sesuai bersabda yang diriwayatkan
dari Iyadh bin Himar Ra.
ُ‫ي أَ أ‬
‫ن تَ َواضَعوا‬ َُّ َ‫هللاَ أَ أو َحى ِإل‬
ُ ‫قال رسول هللا ص ُّل هللا علي ُه وسلّم‬
Artinya: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian
bersikap tawadhu. (H.R Muslim).
(Imam Nawawi) Dalam sebuah hadis Nabi Saw beliau bersabda:
‫قال رسول هللا ص ُّل هللا علي ُه وسلّم ليّنوا لمن تعلّموا لمن تعلّمون من ُه‬
Artinya: “Rasulullah Saw bersabda bersikap lembutlah kepada orang-
orang yang kalian ajar, dan kepada orang-orang yang darinya kalian
belajar.”
Sifat rendah hati dan berlaku lembut merupakan sifat yang mutlak
harus dimiliki oleh seorang pendidik karena pendidik merupakan
tauladan bagi peserta didik, sifat lemah lembut akan membuat anak
didik tumbuh menjadi baik dan tertanam didalam hati, namun
sebaliknya jika pendidik berlaku kasar maka sifat tersebut juga akan
terjangkit kepada anak didik.9
5. Takut kepada Allah swt.
Sifat guru yang tergambar dalam Hadis Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Ad-Daramiy adalah menerangkan untuk takut
kepada Allah, tidak sombong, zikir, serta memohon ampun kepada
Allah SWT. Nabi SAW bersabda:

9
“KARAKTER PENDIDIK MENURUT HADIS,” AL-URWATUL WUTSQA: Kajian Pendidikan
Islam 3, no. 1 (2023): 14–23.

9
ُ‫سروقُ قَا َل‬ ‫َن َم أ‬ ُ‫س ِلمُ ع أ‬ ‫َن م أ‬ ُ‫ش ع أ‬ ُ ِ ‫َن أاْلَ أع َم‬ُ‫ّللا َح َّدثَنَا َزائِدَةُ ع أ‬ َ ُ‫أَ أخبَ َرنَا أَحأ َمدُ بأن‬
َُِّ ‫ع أب ُِد‬
‫ب ِب ِع أل ِم ُِه قَا َُل و قَا َُل‬ ُ‫ّللاَ َو َكفَى ِبا أل َم أر ُِء َجهأَلُ أَ أ‬
َُ ‫ن ي أع َج‬ َُّ ‫ن يَ أخشَى‬ ُ‫َكفَى ِبا أل َم أر ُِء ِع ألما أَ أ‬
َُّ ُ‫ستَ أغ ِفر‬
َ‫ّللا‬ ُ‫ ا أل َم أرءُ َح ِقيقُ أَ أ‬:ُ‫سروق‬
‫ن يَكونَُ لَهُ َم َجا ِلسُ يَ أخلو فِي َها فَيَ أذكرُ ذنوبَهُ فَيَ أ‬ ‫َم أ‬
Artinya: “Menceritakan kepada kami Ahmad bin ‘Abdullah,
menceritakan kepada kami Zaidah dari al-A’masy dari Muslim dari
Masruq berkata: Cukup bagi seseorang yang berilmu untuk takut
kepada Allah. Dan cukup bagi seorang yang bodoh untuk
membanggakan ilmunya. Muslim berkata dan Masruq berkata:
Seseorang yang benar adalah apabila dia dalam majlis yang kosong di
dalamnya, maka ia akan mengingat dosanya dan memohon ampun
kepada Allah.”
Hadis ini memberikan gambaran, bahwa seorang guru harus
mempunyai sifat takut, yang bisa diperluas dengan menggunakan kata
takwa. Takwa di sini dimaksudkan agar guru senantiasa merasa takut
untuk berbuat yang dilarang, agar anak didiknya tidak meniru apa yang
dilakukan oleh gurunya. Hal semacam ini yang penting untuk
diterapkan oleh guru. Karena tugas seorang guru bukan hanya
mengajar atau mentransfer ilmu. Akan tetapi jauh daripada itu, seorang
guru adalah pendidik dari semua aspek yang ada pada manusia baik
dari sisi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Selain takut kepada Allah, Hadis di atas juga melarang untuk
menyombongkan diri dengan ilmu, dan senantiasa mengingat dosa
atau kesalahannya lalu meminta ampun kepada Allah SWT. Matan
Hadis di atas hendaknya dilaksanakan dengan baik dalam menjalankan
tugasnya sebagai pendidik.10

10
Wathoni, Hadist Tarbawi (Analisis Komponen-Komponen Pendidikan Persfektif Hadist).

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan materi yang ada maka dapat kita simpulkan
bahwa pendidik adalah orang yang bertanggung jawab dalam
perkembangan peserta didik baik itu dari aspek jasmani maupun rohani
sehingga menjadikannya insan yang mandiri dan tunduk kepada Allah swt.
Sedangkan karakter sendiri mencakup nilai moral, sikap, dan tingkah laku.
Dari segi hadist ada beberapa karakter yang harus dimiliki pendidik
Islam yakni niat yang luhur dalam mendidik, pengasih, berjiwa seperti
orang tua terhadap anak sendiri, rendah hati, berlaku lembut dan takut
kepada Allah swt.
B. Saran
Dari disusunnya makalah ini penulis menyadari perlu adanya
pembahasan lebih mendalam mengenai materi pendidik dan karakter dari
segi hadist ini dengan didukung lebih banyak sumber yang mempuni.
Walaupun demikian, penulis berharap makalah ini dapat memberikan
sedikit pengetahuan kepada para pembaca dan penuli khususnya mengenai
pendidik dan karakter dari segi hadist ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Rahmat, dan Abdillah. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan
Aplikasinya.” Medan: LPPPI, 2019.
HM, Muhammad Anwar, Arifuddin Ahmad, dan Rahmi Dewanti Palangkey.
“KARAKTER PENDIDIK MENURUT HADIS.” AL-URWATUL
WUTSQA: Kajian Pendidikan Islam 3, no. 1 (2023): 14–23.
Mukhlish, Mukhlish. “Pendidik Dalam Perspektif Hadits Rasulullah Saw.” Jurnal
Sains Riset 9, no. 1 (2019): 82–85.
Ramli, Nurleli. Pendidikan Karakter. Parepare: IAIN PAREPARE
NUSANTARA PRESS, 2020.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab 1, Ayat 1, Nomor 6, Pub. L. No. Ayat 1, BAB 1
(t.t.).
Wathoni, Lalu Muhammad Nurul. Hadist Tarbawi (Analisis Komponen-
Komponen Pendidikan Persfektif Hadist). Batam: Forum Pemuda Aswaja,
2020.
Zulfida, Sri. Pendidikan Karkter dalam Buku Ajar. Sleman: Sulur Pustaka, 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai