Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KRAKTERISTIK SUATU PROFESI


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Dosen pengampuh : Uhwa hasanah, S.Psi., M,Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2

NASARUDDIN (H0522539)
NUR HIKMAH (H0522515)
CITRA WAHYUNI (H0522517)
SUCI RAMADANI MANSYUR (H0522503)
NURFITRI (H0522518)
AMRAH (H0522540)

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “KARAKTERISTIK DAN SYARAT PROFESI”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasihyang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalampenyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Majene, 19 Februari 2024

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Karakteristik Profesi Keguruan ...................................................................... 2
B. Syarat-syarat Profesi Keguruan ...................................................................... 4
C. Ciri-ciri Profesi Keguruan............................................................................... 5
D. Perkembanga Profesi Kegurua ....................................................................... 12
E. Prinsip-prinsip Profesi Keguruan ................................................................... 13
F. Etika Dalam Profesi Keguruan ....................................................................... 13
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
B. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan dunia profesi, seringkali terjadi berbagai masalah yang
menghambat keprofesionalan dalam suatu profesi. Untuk dapat mengatasi
masalah tersebut maka penulis membuat makalah dengan judul “Karakteristik
Dan Syarat Profesi” di mana hal ini digunakan sebagai salah satu cara
memecahkan masalah. untuk dapat mencapai kesuksesan dalam suatu profesi.
Karakteristik dan syarat profesi bisa menjadi salah satu unsur penting.
Salah satu contohnya menyampaikan para profesi tentang Karakteristik Dan
Syarat Profesi. Karakteristik Dan Syarat Profesi memberikan berbagai cara cara
untuk menjadi seorang yang professional dalam bidang pekerjaannya. Sehingga
dapat menciptakan tenaga kerja yang disiplin dan bermutu.
Penulis memilih karakteristik dan syarat profesi di kalangan pekerja sebagai
materi pembelajaran, karena penulis ingin memberikan inovasi baru dalam
pembelajaran tentang Profesi. Jaman sekarang, mayoritas masyarakat kurang
mengetahui tentang Keprofesionalan dalam bidang pekerjaan yang diembani.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis membuat makalah tentang
“Karakteristik Dan Syarat Profesi”
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu karakteristik profesi keguruan?.
2. Apa Syarat-syarat profesi keguruan ?.
3. Apa ciri-ciri pofesi keguruan?
4. Apa perkembangan profesi keguruan?
5. Apa prinsip-prinsip profesi keguruan?
6. Peranan etika dalam profesi keguruan?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui karakteristik profesi.
2. Untuk Mengetahui syarat-syarat profesi.
3. Untuk Mengetahui ciri-ciri profesi
4. Untuk mengetahui perkembangan profesi keguruan
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip profesi keguruan
6. Untuk mengetahu etika dalam profesi keguruan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteritik Profesi guru


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter memiliki
arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain. Karakteristik menurut istilah adalah sebagai
sifat manusia pada umumnya di mana manusia mempunnyai banyak sifat
yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Jadi karakteristik itu
adalah suatu sifat atau karakter yang baik yang harus dimiliki atau
dikuasai oleh seorang pendidik untuk menghasilkan suatu generasi yang
bermartabat dan berakhlak.
Secara umum guru dapat diartikan sebagai orang yang memiliki
tanggung jawab mendidik. Secara khusus, guru dapat diartikan sebagai
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan murid dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif,
kognitif, dan psikomotorik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
guru diartikan dengan orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya)
mengajar. Guru juga merupakan pendidik atau agen pembelajaran
(learning agent) dengan memiliki peran sebagai fasilitator, motivator,
pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Menurut
pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan
ditiru. Digugu berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh
atau teladan bagi masyarakat. Digugu berarti sikap dan perilaku guru
dapat dijadikan sebuah panutan bagi lingkungan sekitar, ucapan seorang
guru dapat dijadikan sebuah nasehat, arahan maupun
bimbingan.Sedangkan ditiru berarti sikap dan perilaku guru dapat
dijadikan contoh maupun suri tauladan bagi orang sekitar. Guru adalah
suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang
mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif
secara terpola, formal dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa:

3
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Sementara itu dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang
berarti guru, misalnya teacher yang berarti guru atau pengajar, educator
yang berarti pendidik atau ahli mendidik, dan tutor yang berarti guru
pribadi, guru yang mengajar di rumah atau guru yang memberi les.
Dalam pandangan islam, guru merupakan seorang pendidik yang mana
guru akan mengupayakan perkembangan seluruh potensi siswa, baik
potensi afektif, kognitif, maupun psikomotor. Potensi ini harus
dikembangkan dengan seimbang hingga tingga yang tinggi, menurut
ajaran Islam. Dalam pengertiaan sederhana guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetauan kepada anak didik. Kemudian guru dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat tertentu, tidak hars di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga
di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya.
Kata profesional bersangkutan dengan profesi atau memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesional dalam tinjauan
Islam khususnya di bidang pendidikan dimaknai sebagai seseorang yang
harus benar-benar mempunnyai kualitas keilmuan kependidikan dan
keinginan yang memadai guna menunjang tugas jabatan profesinya,
sebab tidak semua orang bisa melaksanakan tugas dengan baik. Guru
merupakan pendidik profesional dengan tugas utama yaitu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, tugas tersebut
akan efektif jika guru memiliki derajat profesional tertentu yang
tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau keterampilan yang
memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu. Menurut Moh. Uzer
Usman dalam bukunya yang berjudul “Menjadi Guru Profesional”, guru
merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
apalagi menjadi seorang guru yang profesional harus menguasai benar
seluk beluk pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu pengetahuan yang
perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
4
Menurut R. Payong menyatakan bahwa guru profesional adalah
seseorang ahli bidang studi (subject matter specialist). Setelah melewati
proses pendidikan dan pelatihan yang relatif lama (kurang lebih 4 tahun)
untuk jenjang strata satu (S1) ditambah dengan satu tahun pendidikan
profesi, maka para guru dianggap memiliki pengetauan dan wawasan
yang cukup mengenai isi mata pelajaran yang terkait dengan struktur,
konsep dan keilmuannya.
Karakteristik guru adalah sifat-sifat khas, akhlak baik yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar dapat menjadi suri tauladan bagi anak
didiknya, juga memiliki rasa cinta kasih dan tulus ikhlas dalam proses
kegiatan belajar mengajar agar anak didik memiliki semangat dan
motivasi yang tinggi sehingga akan timbul sikap aktif, kreatif, dan
inovatif. Guru terlahir atau ada semenjak manusia itu sendiri ada, karena
begitu manusia terlahir ke dunia sesungguhnya proses pendidikan telah
terjadi. Proses pendidian dalam arti proses internalisasi suatu nilai dari
orang dewasa kepada orang yang dianggap perlu menerima suatau nilai.
Karakteristik seorang guru profesional sendiri adalah segala sikap
dan perbuatan guru baik di sekolah, di luar sekolah maupun di
lingkungan masyarakat, di dalam memberikan pelayanan, meningkatkan
pengetahuan.
Berikut ini adalah macam-macam karakteristik dari guru
Profesional diantaranya yaitu:
1. Taat pada peraturan perundang-undangan Pemerintah memegang
kebijakan pendidikan yang ada di negara Indonesia. Pemerintah
melalui departemen pendidikan Nasional mengeluarkan
ketentuan-ketentuan serta peraturan-peraturan yang merupakan
kebijakan dan harus dilaksanakan oleh aparatnya yaitu termasuk
guru karena guru juga aparat pemerintah. Karenanya guru harus
mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah khususnya kebijakan
yang ada di dalam bidang pendidikan. Sehingga kebijakan-
kebijakan tersebut dapat dilaksanakan serta ditaati dengan baik.

2. Memelihara dan meningkatkan organisasi profesi Pada kode etik


guru butir 6 menyatakan bahwa “guru secara pribadi dan
5
bersama-sama mengembangkan, meningkatkan mutu dan
martabat profesinya”. Hal ini dapat dilakukan dengan guru
bersama-sama untuk memelihara dan lebih meningkatkan lagi
mutu organisasi guru yang fungsinya berperan sebagai sarana
perjuangan serta pengabdian. Organisasi guru yaitu Prsatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI). Undang-Undang No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan kepada guru untuk
wajib menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi.
Pembnetukan dari organisasi maupun asosiasi profesi yang
dimaksud dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan
3. Memelihara hubungan dengan teman sejawat Di dalam butir
ketujuh pada kode etik guru dijelaskan bahwa “Guru memelihara
hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
sosial”. Berdasarkan hal tersebut artinya guru seharusnya dapat
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam
lingkungan kerjanya, serta menciptakan semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial di lingkungan diluar kerjanya.
4. Membimbing peserta didik Guru memiliki peran membimbing,
menjaga, dan mengarahkan peserta didik supaya dapat tumbuh
dan berkembang sesuai bakat, minat, serta sesuai dengan potensi
yang dimiliki peserta didik tersebut.
5. Taat pada pemimpin Seorang guru harus taat kepada
pemimpinnya. Tingkatan kepemimpinan dimulai dari
kepengurusan cabang daerah hingga pusat Hal ini juga berlaku
sama untuk dinas pendidikan. Guru taat pada pemimpinnya yaitu
dilakukan dengan menjalankan kebijakan-kebijakan serta
mendengarkan arahnya disampaikan oleh penentu kebijakan.
6. Memiliki komitmen terhadap profesionalitas Pelayanan dan
pengabdian yang diberikan berlandaskan pada kemampuan
profesional serta falsafah hidup yang mantap. Guru memiliki
tugas melayani dengan baik kepada ada siapapun yang
membutuhkan bantuannya. Di dalam diri seorang guru terdapat
sifat dedikatif.
7. Menciptakan suasana baik di tempat kerja Suasana baik yang
6
tercinta di tempat kerja tentu akan meningkatkan produktivitas
guru. Guru memiliki kewajiban untuk menciptakan suasana yang
baik dalam lingkungan kerjanya agar suasana lebih kondusif.
B. Syarat-syarat profesi keguruan
Syarat-syarat profesi keguruan menurut perspektif pendidikan Islam, yaitu
sebagai berikut:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajarkan
melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didomenasi kegiatan
intelektual. Lebih lanjut dapat diamati, bahwa kegiatan-kegiatan yang
dilakukan anggota profesi ini adalah dasar bagi persiapan dari semua
kegiatan profesional lainnya. Oleh sebab itu, mengajar sering kali disebut
sebagai ibu dari segala profesi (Soetjipto dan Raflis kosasi, 2019, p.18).
Dengan predikat sebagai kaum intelektual diharapkan guru selalu mengisi
kehidupannya dengan usaha-usaha yang mengarah kepada peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Hal ini tercermin dari kegiatan
pembelajaran membina, mendidik, melatih dan mengajar, serta senang
menambah ilmunya dengan membaca literatur-literatur ilmu pengetahuan.
2. Jabatan yang mengeluti batang tubuh ilmu yang khusus
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan
anggota mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka
mengadakan pengawasan tentang jabatannya. Anggota-anggota suatu
profesi menguasai bidang ilmu yang membangun keahlian mereka dan
melindungi masyarakat dari penyalahgunaan, amatiran yang tidak terdidik,
dan kelompok tertentu yang ingin mencari keuntungan (misalnya orang-
orang yang tidak bertanggung jawab yang membuka praktek dokter).
Namun, belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu khusus yang melatari
pendidikan atau keguruan.

Tidak semua lulusan sekolah lanjutan atas ataupun dari perguruan tinggi
dapat diterima menjadi seorang guru. Hal ini dikarenakan oleh jabatan
guru sangat memerlukan suatu pengetahuan khusus
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama
Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan
7
dan kebudayaan berpendapat bahwa persiapan profesional yang cukup
lama amat perlu untuk mendidik guru yang berwenang. Konsep ini
menjelaskan keharusan memenuhi kurikulum perguruan tinggi, yang
terdiri dari pendidikan umum, profesional, dan khusus, sekurangkurangnya
empat tahun bagi guru pemula (S1 di LPTK), atau pendidikan persiapan
profesional di LPTK paling kurang selama setahun setelah mendapat gelar
akademik S1 di Indonesia, ternyata masih banyak guru yang lama
pendidikan mereka sangat singkat, malahan ada yang hanya seminggu,
sehingga tentu saja kualitasnya masih sangat jauh untuk dapat memenuhi
persyaratan yang kita harapkan.
Spesifikasi dari adanya tugas mendidik, mengajar serta melatih, maka
diperlukan waktu yang sangat lama untuk memperolehnya misalnya harus
menempuh tiga tahun untuk sampai memiliki keterampilan dasar sebagai
guru pratama dan empat tahun atau lebih dalam masa pendidikan, baru
disandang sebagai guru, dewasa dalam hal menempuh jenjang pendidikan
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang sinambung
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan
profesional, karena hampir setiap tahunnya guru di samping melaksanakan
tugas juga melakukan berbagai kegiatan latihan seperti pelatihan
peningkatan mutu pendidikan kursus keguruan, penataran, simulasi, serta
pengajaran yang kuat. Malahan pada saat sekarang bermacam-macam
pendidikan profesional, tambahan diikuti guru-guru dalam menyetarakan
dirinya dengan kualifikasi yang telah ditetapkan. Ingat penyetaraan D-II
untuk guru-guru SD, dan penyetaraan D-III untuk guru-guru SLTP, baik
melalui tatap muka di LPTK tertentu maupun melewati pendidikan jarak
jauh yang dikoordinasikan universitas terbuka

5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam keanggotaan yang permanen


Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karir parmanen
merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar
adalah jabatan profesional. Banyak guru baru yang hanya bertahan selama
satu atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah
kerja kebidang lain, yang lebih banyak menjanjikan bayaran yang lebih
tinggi. Untunglah di Indonesia kelihatannya tidak begitu banyak guru yang
8
pindah ke bidang lain, walaupun bukan berarti pula bahwa jabatan guru di
Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi. Alasannya mungkin karena
lapangan kerja dan sistem pindah jabatan yang agak sulit. Dengan
demikian criteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di Indonesia
6. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri
Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk
jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri.
Dalam setiap jabatan profesi setiap anggota kelompok dianggap sanggup
untuk membuat keputusan profesional berhubungan dengan iklim
kerjanya. Para profesional biasanya membuat peraturan sendiri dalam
daerah kompetensinya, kebiasaan dan tradisi yang berhubungan dengan
pekerjaan dan hal-hal yang berhubungan dengan langganannya.
Sementara kebanyakan jabatan mempunyai patokan dan persyaratan yang
seragam untuk meyakinkan kemampuan minimum yang diharuskan, tidak
demikian halnya dengan jabatan guru. Dari pengalaman beberapa tahun
terakhir penerimaan calon mahasiswa LPTK didapat kesan yang sangat
kuat bahwa skor nilai calon mahasiswa yang masuk ke lembaga
pendidikan guru jauh lebih rendah dibandingkan dengan skor calon yang
masuk ke bidang lainnya. Permasalahan ini mempunyai akibat juga dalam
hasil pendidikan guru pada nantinya, karena bagaimanapun juga mutu
lulusan juga sangat dipengaruhi oleh mutu masukan atau bahan bakunya,
dalam hal ini mutu calon mahasiswa lembaga pendidikan guru.
7. Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi,
tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam
mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga negara masa depan.
Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang
anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan
disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
rapat
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat
untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Di
Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang
9
merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru taman kanakkanak sampai
guru sekolah lanjutan atas, dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan
Indonesia (ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan. Di samping
itu, juga telah ada kelompok guru mata pelajaran sejenis, baik tingkat
daerah maupun nasional, namun belum terkait secara baik dengan PGRI.
Harus dicarikan usaha yang sungguh-sungguh agar kelompok-kelompok
guru mata pelajaran sejenis itu tidak dihilangkan, tetapi dirangkul ke dalam
pangkuan PGRI sehingga merupakan jalinan yang amat rapi suatu profesi
yang baik.
C. Ciri-ciri profesi keguruan
Ciri-ciri profesi menurut keguruan menurut sanusi
1) Departemen yang mempunyai fungsi dan makna sosial yang
menentukan.
2) Departemen yang menuntut keahlian/keahlian tertentu.
3) Keterampilan/keahlian yang dibutuhkan departemen diperoleh
melalui pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode
ilmiah.
4) Departemen ini didasarkan pada suatu kumpulan disiplin ilmu yang
jelas, sistematis, dan tegas, yang tidak hanya sekedar pendapat
masyarakat umum.
5) Jurusan memerlukan pendidikan setingkat universitas dengan waktu
yang cukup lama.
6) Proses pendidikan departemen juga merupakan penerapan dan
sosialisasi nilai-nilai profesi itu sendiri.
7) Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, para anggota
profesi berpegang teguh pada kode etik yang dikendalikan oleh
organisasi profesi.
8) anggota profesi mempunyai kebebasan memberikan penilaian
terhadap permasalahan profesional yang dihadapinya.
9) Dalam praktek pengabdian kepada masyarakat, anggota profesi yang
otonom bebas dari campur tangan orang lain.
10) Jurusan ini mempunyai gengsi yang tinggi di masyarakat sehingga
mendapat penghargaan yang tinggi pula

10
Ciri-ciri profesi keguruan menurut menurut NEA (National Education
Association) adalah sebagai berikut.
1) Departemen yang melibatkan kegiatan intelektual
2) Departemen yang menangani suatu kumpulan pengetahuan tertentu
3) Jurusan yang memerlukan persiapan pelatihan yang panjang
4) Departemen Yang Membutuhkan Pelatihan Berkelanjutan
5) yang menjanjikan karir seumur hidup dan keanggotaan tetap
6) Yang Menentukan Standarnya Sendiri
7) Departemen Yang Menghargai Pelayanan Di Atas Keuntungan
Pribadi
8) Departemen dengan Organisasi Profesi yang Kuat dan Terjalin Erat
D. Perkembangan profesi keguruan
Pengembangan profesi guru merupakan suatu usaha dalam proses
pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan professional
guru dengan menyesuaikan tuntutan pendidikan. Dalam dunia pendidikan,
pengembangan profesi guru diorientasikan pada kualitas professional dan
kinerja guru secara objektif dan transparan, serta untuk peningkatan kinerja
dan prestasi guru yang nantinya dapat menunjang l pengembangan
karirnya. Pada dasarnya, pengembangan profesi guru lebih menekankan
pada peningkatan kualitas kompetensi guru yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dankompetensi
professional
Sebagai suatu profesi, tugas guru untuk terus mengembangkan
keprofesiannya agar dapat memberikan pembelajaran yang maksimal dan
berkualitas. Dalam hal ini, diperlukan pengetahuan, keterampilan serta
kecakapan seorang guru.Berikut merupakan dasar-dasar pengembangan
profesi guru:
1. Dasar Filosofis.
Pada dasarnya guru merupakan pendidik yang memiliki tugas
sebagai pemimpin. Guru harus dapat memberikan pimpinan dan
layanan terbaik dalam mengajarkan peserta didiknya. Dalam hal
ini guru juga harus menyesuaikan dengan perkembangan peserta
didiknya. Maka dari itu profesi guru juga harus dikembangkan
berdasarkan kemajuan zaman.
11
2. Dasar Psikologis.
Dalam proses pembelajaran guru tentunya selalu dihadapkan dengan
berbagai keragaman individu. Setiap peserta didik pasti
memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing. Cara belajar
setiap anak juga pasti berbeda-beda. Dalam hal ini guru dituntut
untuk dapat memahami setiap anak didiknya dengan berbagai
strategi. Maka dari itu guru harus terus meningkatkan dan
mengembangkan pemahamannya terhadap peserta didik melalui
aspek psikologis anak
3. Dasar Pedagogis. Mendidik dan mengajar merupakan tugas
professional utama seorang guru. Dalam menjalankan tugasnya
secara maksimal, guru harus bisa membina dan mengembangkan
diri untuk terus mengetahui dan mengimplementasikan berbagai
metode mengajar yang inovativ, menciptakan media pembelajaran
yang dapat menstimulus peserta didik, menciptakan suasana
belajar yang bermakna dan menyenangkan, dsb. Maka dari itu,
penting bagi guru untuk mengembangkan kecakapan
pedgogisnya agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat
mencapai tujuan pendidikan nasional yang diharapkan.
4. Dasar Ilmiah.
Seiring semakin pesatnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(IPTEKS) yang juga menuntut dunia pendidikan,
mengharuskan para pendidik memiliki cara berpikir dan
prespektif ilmiah dalam pelaksanaan pembelajarannya serta
dalam menjalankan tugas-tugas keprofesiannya. Hal ini agar dapat
menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
objektif dan transparan. Maka dari itu guru harus terus
mengembangkan rasa ingin taunya dengan mengikuti berbagai
berita-berita aktual yang dapat dijadikan sumber serta acuan dalam
pelaksanaan pembelajarannya.
5. Dasar Sosiologis.
Dewasa ini, tugas guru tidak hanya sebagai penyelenggara
pendidikan di sekolah. Guru dituntut agar dapat menjadi tokoh
yang dapat dijadikan role modeldalam kehidupan bermsyarakat.
12
Guru juga harus pandai-pandai dalam membina hubungan sosial
di era yang semakin canggih dengan bebagai media pada saat ini.
Maka dari itu penting juga bagi guru
E. Prinsip-prinsip profesi keguruan
Prinsip dapat diartikan sebagai asas atau kebenaran yang menjadi pokok
dasar berpikir dan bertindak. Maka terdapat beberapa prinsip yang menjadi
dasar profesionalisme guru, diantaranya:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang sesuai dengan
bidang tugas;
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan hasil ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
F. Peranan etika dalam profesi keguruan
Guru sebagai ujung tombak pendidikan memiliki tugas yang sangat besar
dalam membangun nilai karakter dan mengembangkan potensi yang ada di
dalam diri peserta didik. Selain itu guru juga memiliki peranan besar dalam
mentransfer ilmu dan memberi bekal ilmu kepada peserta didik. Betapa
pentingnya peran yang dimiliki, sehingga guru dinilai sebagai sosok
berpendidikan yang diharapkan mampu mendidik anak bangsa untuk masa
depan. Membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter Indonesia.
Guru tidak sekadar mendidik dan memberikan materi akademik saja di
sekolah, namun lebih dari itu. Guru diharapkan juga dapat menanamkan nilai-
nilai positif, karena guru merupakan role model bagi para siswanya.
Dalam mewujudkan hal ini tentunya seorang guru juga dituntut memiliki
karakter serta nilai-nilai moral yang baik agar dapat memberikan contoh
13
bagaimana menerapkan nilai-nilai karakter kepada peserta didiknya. Guru
sebagai figure bagi peserta didik yang sejak dini menanamkan nilai nilai
etika, moral dan norma dalam menjalankan tugasnya, bahkan dalam setiap
denyut kehidupannya, menjadi indikator dalam keberhasilannya mengajar
dan mendidik. Pandangan masyarakat, guru selalu menjunjung tinggi etika
dan moral, guru selalu benar, digugu dan ditiru, menjadi suri tauladan dan
mereka selalu memposisikan sebagai pejuang nilai, etika dan moral di
tengah masyarakat.
Guru diharapkan bukan hanya mampu memberikan ilmu pengetahuan saja
tetapi juga mampu memberikan contoh perilaku yang akan menjadi pedoman
bagi peserta didik dan lingkungan sekitarnya. Guru yang professional bukan
berarti guru yang mengandalkan materi semata, namun kualitas moral dan
menjunjung tinggi nilai- nilai kode etik profesi. Dengan demikian
professional guru merupakan sebuah sikap loyalitas kepada bangsa dan
negara untuk mencerdaskan tunas-tunas bangsa berdasarkan nilai-nilai, etika
dan norma perundang-undangan yang diatur khusus untuk guru.
Oleh karena itu, seorang yang berprofesi sebagai guru harus memiliki etika.
Seorang guru juga harus memilliki watak kerja yang professional, guru
yang memiliki jiwa profesionalisme adalah guru yang memiliki pandangan,
sikap, selalu berpikir, bekerja dengan sungguh sungguh, bekerja keras,
sepenuh waktu, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi untuk menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Al-Zarnuji salah seorang tokoh pendidikan klasik menggambarkan bahwa
seorang guru atau pendidik haruslah lama (menguasai materi), (memiliki
kematangan emosional) dan al-Asan (berpengetahuan). Oleh karena itu,
dalam hal ini beliau menyarankan agar para pencari ilmu mencari guru atau
pendidik yang mempunyai kualifikasi tersebut. Kata guru atau pendidik
dalam bahasa Indonesia berarti orang yang mengajar, dalam bahasa Arab
antara lain disebut allim, artinya orang yang banyak mengetahui dan juga
mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan
hakikat ilmu yang diajarkannya, serta menjelaskan dimensi teoritis dan
praktisnya serta membangkitkan anak didik untuk mengamalkannya.
Oleh sebab itu, guru haruslah memiliki etika yang baik. guru dapat dijadikan
sebagai panutan. Guru harus mampu memperhatikan banyak kepentingan
14
bukan hanya kepentingan pribadi, namun juga golongan dan kepentingan
umum hingga kepentingan bangsa. Profesi guru harus mampu
menyeimbangkan dan tahu mana yang harus didahulukan diantara banyak hal
yang harus diemban sebagai hak dan kewajiban profesi guru.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter memiliki arti
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Karakteristik menurut istilah adalah sebagai sifat manusia
pada umumnya di mana manusia mempunnyai banyak sifat yang tergantung
dari faktor kehidupannya sendiri. Jadi karakteristik itu adalah suatu sifat
atau karakter yang baik yang harus dimiliki atau dikuasai oleh seorang
pendidik untuk menghasilkan suatu generasi yang bermartabat dan
berakhlak
Syarat-syarat profesi keguruan menurut perspektif pendidikan Islam, yaitu
sebagai berikut:
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
b. Jabatan yang mengeluti batang tubuh ilmu yang khusus
c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang sinambung
e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dalam keanggotaan yang permanen
f. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri

16
DAFTAR PUSTAKA

llahi, Nur. (2020). Peranan Guru Profesional Dalam Peningkatan Prestasi Siswa
Dan Mutu Pendidikan Di Era Milenial. Jurnal Asy-Syukriyyah 21(1), 1-20.
Busthomi, Y & Syamsul, A. (2022). Syarat-Syarat Profesi Keguruan Menurut
Perspektif Pendidikan. 8(2), 305-318.
Nuryanto, T. (2014). Kompetensi Profesional Pendidik Di Tengah Kontroversi.
Jurnal Edueksos. 3(2), 41-56.

17

Anda mungkin juga menyukai