Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROFESIONALISME
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Etika Profesi Keguruan”

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Nisa Oktavia 2421088
Delilah Hayati 2421083
Puja Qonita Sholihat 2421096
Intan Permata Sari Nurullah 2421102

Dosen Pengampu :
Fathur Rahmi, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SJECH M.DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2023M / 1444H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat beserta salam tidak lupa penulis
hantarkan kepada Rasulullah SAW. sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Profesionalisme”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada
mata kuliah Etika Profesi Keguruan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang profesionalisme kerja beserta bagiannya bagi para
pembaca dan terkhususnya penulis.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan dukungan, bimbingan,
serta motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibuk Haida Fitri,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
2. Ibu Fathur Rahmi,M.Pd selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah Etika
Profesi Keguruan.
3. Teman-teman di kelas Pendidikan Matematika 5 C.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karenanya, saran
dan kritik yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Bukittinggi, 21 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Pengertian Profesi ......................................................................................3
B. Pengertian Profesional ...............................................................................4
C. Pengertian Profesionalisme .......................................................................6
D. Aspek Dalam Mengembangkan Profesionalisme ....................................7
E. Karakteristik Profesionalisme ..................................................................9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................12
A. Kesimpulan ...............................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesionalisme kerja merupakan hal yang wajib yang harus
dimiliki oleh semua pekerja dalam hal apapun, Guru sebagai pekerjaan
profesi, secara holistik berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem
pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas profesionalnya memiliki
otonomi yang kuat.
Guru merupakan unsur yang mutlak dengan tugas sejatinya yaitu
mendidik. Dalam mendidik tentu saja ada tujuannya yaitu menciptakan
individu yang berakhlak mulia, cerdas, bertanggung jawab, takwa kepada
Tuhan, beriman, berakal, berbudi pekerti luhur serta memiliki kecakapan
atau keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang
lain. Agar hal itu tercapai maka diperlukan guru yang profesional.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukan pada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat
terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari,
apakah memang ada yang patut di teladani atau tidak. Bagaimana guru
meningkatkan pelayanan, meningkatkan pengetahuannya, memberikan
arahan serta dorongan kepada anak didiknya tersebut dan bagaimana cara
guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa,
teman-temanya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian
masyarakat luas.
Di Indonesia memang masih sangat banyak guru yang berada di
bawah garis profesional. Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan
nasional yang kurang , baik dari pemimpin, kurikulum, sarana dan
prasarana, maupun guru itu sendiri. Dampaknya adalah mutu pendidikan

1
Indonesia yang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-
negara tetangga maupun negara internasional.
Oleh karena itu, penulis tertarik membahas tentang profesionalisme
kerja khususnya profesionalisme kerja seorang guru. Karena di Indonesia
sendiri butuh pembenahan jika ingin memperoleh perubahan ke arah yang
positif. Salah satu upaya pembenahan tersebut adalah menciptakan
profesionalisme guru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan profesi kerja?
2. Apa yang dimaksud dengan profesional kerja?
3. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme kerja?
4. Apa saja aspek yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
profesionalisme?
5. Apa saja karakteristik dari profesionalisme?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan dari
makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui dan memahami maksud dari profesi kerja.
2. Dapat mengetahui dan memahami maksud dari profesional kerja.
3. Dapat mengetahui dan memahami maksud dari profesionalisme kerja.
4. Dapat mengetahui dan memahami aspek yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan profesionalisme.
5. Dapat mengetahui dan memahami karakteristik profesionalisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Secara etimologi profesi berasal dari kata profesion yang berarti
pekerjaan. Sudarmawan dalam bukunya Saondi, (2018) mendefinisikan
secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang
dimaksud di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai
instrumen untuk melakukannya perbuatan praktis.
Profesi menurut Hakiki & Fadli, (2021) adalah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,
teknik dan desainer. Profesi berasal dari bahasa latin yakni “Proffesio”
yang mempunyai dua arti yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi berasal
dari kata proffesion yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan badan ilmu (body of knowledge) sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan
baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta
memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
Profesi (Hambali, 2021) pada hakekatnya adalah sikap yang
bijaksana yaitu pelayanan dan pengabdian yang dilandasi oleh keahlian,
kemampuan, teknik dan prosedur yang mantap diiringi sikap kepribadian
tertentu. Profesi juga bisa dikatakan sebagai pelayanan jabatan yang
bermanfaat dan bernilai bagi masyarakat sebagai suatu spesialisasi dari
jabatan intelektual yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan teoritis secara
terstruktur.

3
Pengertian profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dan sebagainya) tertentu Sutiono, (2021). Sedangkan Volmer dan
Mills dalam buku Administrasi Pendidikan Kontemporer mengemukakan
bahwa pada dasarnya profesi adalah sebagai suatu spesialisasi dari jabatan
intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan mensuplai
ketrampilan melalui pelayanan dan bimbingan pada orang lain untuk
mendapatkan bayaran atau gaji.
Pengertian profesi antara lain dikemukakan oleh Liebermann
dalam buku Yohamintin, (2023) mengatakan bahwa profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang diperoleh melalui latihan khusus yang
memadai. Istilah latihan khusus yang memadai di sini sangat relatif karena
Liberman tidak menentukan kekhususan lembaga dan jangka waktu yang
tegas. Dengan demikian suatu profesi dapat diperoleh melalui lembaga
pendidikan formal atau non formal, begitu pula waktunya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pernyataan
atau janji terbuka bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada
suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa
terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Profesi juga dapat diartikan
sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang biasanya memerlukan persiapan
yang lama dan pelaksanaanya diatur oleh kode etik tersendiri.

B. Pengertian Profesional
Profesional menurut Hidayati, (2022) yaitu orang yang
menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya. Menurut Shilphy &
octavia, (2020) profesional adalah orang yang memiliki profesi atau
pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan
berpegang teguh kepada nilai moral yang terarah serta mendasari
perbuatan. Seorang profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang
didapatkan melalui proses pendidikan dan disamping itu terdapat unsur
semangat pengabdian dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja.

4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional diartikan
sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya. Dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian keahlian
yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan
secara efesien dan efektif dengan tingkat keahlian yang dalam rangka
untuk mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal.
Istilah profesional berasal dari kata profesi. (Mujtahid, 2013).
Dalam kamus "Theadvanced Learner's Dictionary of Current English,
yang ditulis A.S. Homby, dkk, dinyatakan bahwa "profession is accuption,
esp. one re- quiring advanced educational and special training."
Artinya, jabatan yang memerlukan suatu pendidikan tinggi dan latihan
secara khusus Suatu jabatan akan menentukan aktivitas-aktivitas sebagai
pelaksana tugas. Berarti bukan jabatannya yang menjabat predikat
profesional, tetapi keahliannya dalam melaksanakan pekerjaan.
Berlandaskan pada pengertian tersebut, Suharsimi Arikunto dalam
buku Mujtahid, (2013) memberikan definisi profesional sebagai berikut.
Pertama, di dalam pekerjaan profesional diperlukan teknik serta prosedur
yang bertumpu pada landasan intelektual yang dipelajari dari suatu
lembaga (baik formal maupun tidak), kemudian diterapkan di masyarakat
untuk pemecahan masalah. Kedua, seorang profesional dapat dibedakan
dengan seorang teknisi dalam hal pemilikan filosofi yang kuat untuk
mempertanggungjawabkan pekerjaannya, serta mantap dalam menyikapi
dan melaksanakan pekerjaannya. Ketiga, seorang yang bekerja
berdasarkan profesinya memerlukan teknik dan prosedur yang ilmiah serta
memiliki dedikasi yang tinggi dalam menyikapi lapangan pekerjaan yang
berdasarkan atas sikap seorang ahli.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesional adalah orang yang
memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki
kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang
terarah serta mendasari perbuatan. Seorang profesional tentunya harus
mempunyai keahlian yang didapatkan melalui proses pendidikan dan

5
disamping itu terdapat unsur semangat pengabdian dalam melaksanakan
suatu kegiatan kerja.

C. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari profession yang berarti pekerjaan.
Menurut Arifin profession mengandung arti yang sama dengan kata
occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh
melalui pendidikan atau latihan khusus. Sedangkan menurut Kunandar
profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang (Rusman, 2014).
Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif.
Pengertian profesionalisme menurut Momon, (2015) adalah suatu
pandangan terhadap keahlian tertentu yang diperlukan dalam pekerjaan
tertentu, yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan
khusus atau latihan khusus. Profesionalisme mengarah kepada komitmen
para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang
digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesi
yang diembannya.
Dalam Kamus Besar Indonesia, profesionalisme mempunyai
makna, mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari
seorang profesional. Artinya setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh
seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya.
Menurut Supriadi, penggunaan istilah profesionalisme menunjuk
pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan
suatu pekerjaan sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi,
sedang dan rendah Wulandari, (2021). Profesionalisme juga mengacu

6
kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan
standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
Jadi, dari definisi yang dijelaskan oleh beberapa ahli tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa profesionalisme adalah sebutan yang mengacu
kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu
profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya. Profesionalisme guru merupakan sebuah kondisi arah,
nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang
pengajaran dan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang.

D. Aspek Dalam Mengembangkan Profesionalisme


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
profesionalisme adalah sebagai berikut Sulaiman, (2021):
1. Pengetahuan (Knowladge)
Ada dua istilah yang secara tafsir hampir sama yakni pengetahuan
dan ilmu pengetahuan. Namun pada dasarnya dua istilah tersebut
sangat berbeda. Menurut Mohammad Hatta pengetahuan adalah
sesuatu yang didapat dari membaca dan pengalaman.
2. Kemampuan (Ability)
Kemampuan terdiri dari dua unsur, yaitu yang bisa dipelajari dan
alamiah. Pengetahuan dan kemampuan adalah unsur kemampuan yang
bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah biasa disebut bakat.
3. Keterampilan (Skill)
Keterampilan merupakan salah satu unsur kemampuan yang dapat
dipelajari pada unsur penerapannya. Bagi seorang guru yang tugasnya
mengajar dan peranannya didalam kelas, paling tidak keterampilan
yang harus dimilikinya adalah:
a. Guru sebagai pengajar, yakni menyampaikan ilmu
pengetahuan, sehingga perlu memiliki keterampilan
menyampaikan informasi kepada anak didiknya dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

7
b. Guru sebagai pimpinan kelas, perlu memiliki keterampilan
dalam memimpin kelompok-kelompok kelas yaitu murid.
c. Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan
mendorong dan mengarahkan kegiatan belajar siswa.
d. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilam
mengawasi kegiatan anak didik dan ketertiban kelas.
e. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan dalam
menilai secara objektif, kontinue dan komprehensif
terhadap anak didik.
f. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan dalam
membantu anak didik dalam menyelesaikan problematika
ketika anak didik mendapati permasalahan.
4. Sikap (Attitude)
Sikap diri seseorang terbentuk oleh suasana lingkungan yang
melingkupinya. Seorang anak sudah barang tentu akan belajar
mengenal lingkungan terdekatnya yaitu orangtua. Menurut Allport,
"Personality is the dinamyc organization within the individual of those
psycophysical system that determine his characteristics behavior and
thought" bahwa kepribadian menyangkut keseluruhan aspek seseorang,
baik fisik maupun psikis, yang menentukan karakteristik tingkah laku
dan pemikirannya. Oleh karena itu, sikap diri yang sangat diperlukan
dalam pengembangan profesionalisme adalah: disiplin yang tinggi,
percaya diri yang positif, akrab dan ramah, akomodatif, berani berkata
karena benar.
5. Kebiasaan (Habit)
Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan
yang tumbuh dari dalam pikiran. Pengembangan kebiasaan diri harus
dilandasi dengan kesadaran bahwa usaha tersebut membutuhkan
proses yang cukup panjang. Kebiasaan positif yang harus dimiliki oleh
seorang guru yang profesional adalah menyapa dengan ramah.
memberikan pujian kepada anak didiknya dengan tulus, meyampaikan

8
rasa simpati, meyampaikan rasa penghargaan kepada kerabat, teman
sejawat, atau anak didik yang berprestasi dan lain-lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan profesionalisme kerja khususnya
profesionalisme seorang guru. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan
tidak bisa dipisahkan yaitu pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap
dan kebiasaan.

E. Karakteristik Profesionalisme
Berikut ini Egok, (2019) mengemukakan beberapa ciri-
ciri/karakteristik dari Profesionalisme:
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil
(perfect result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari
peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menurut ketekunan dan kerababan, yaitu sifar ridak
mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak ergoyahkan
oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan
fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.
Ciri-ciri/karakteristik tersebut menunjukkan bahwa tidaklah mudah
menjadi seorang pelaksana profesi yang profesional, harus ada kriteria-
kriteria tertentu. Yang mendasarinya. Lebih jelas lapi bahwa seorang yang
dikatakan profesional adalah mereka yang sangat kompeten atau memiliki
kompetensikompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya.
Sedangkan menurut Agung (2005) dalam buku Sulasmi, (2021)
memberikan 5 karakteristik profesionalisme yang sejalan dengan tuntutan
tata kelola pemerintahan yang baik, sebagai berikut:

9
1. Equality
Perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini
didasarkan atas tipe perilaku birokrasi rasional yang secara konsisten
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada semua pihak tampa
memandang afiliasi politik dan status sosialnya.
2. Equity
Pelayanan yang sama kepada masyarakat tidak cukup, selain itu
juga diberikan perlakuan yang adil. Pada masyarakat yang pluralistik
kadang-kadang diperlukan perlakuan yang adil dan perlakuan yang
sama.
3. Loyality
Ketaatan serta kesetiaan terhadap hukum, pimpinan, bawahan, dan
rekan kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait suatu sama lain
dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis
kesetiaan tertentu dengan mengabaikan yang lainnya.
4. Accountability
Setiap aparatur pemerintah sejatinya bersiap menerima tanggung
jawab atas apapun yang ia kerjakan.
Menurut Rice & Duncan, (2006) dalam buku Bismala &
Handayani, (2021) menyebutkan bahwa seseorang dikatakan professional
jika:
1. Memiliki penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang kompleks
yang digunakan untuk melayani orang lain.
2. Menunjukkan akuntabilitas kepada publik pada umumnya dan profesi
yang sama.
3. Memenuhi ukuran kinerja didirikan pada profesinya yaitu,
pembelajaran berkelanjutan yang bermakna; standar minimal
kompetensi dan etika.
4. Mengungkapkan dan menunjukkan komitmen terhadap kompetensi,
integritas, dan moralitas yaitu, komitmen untuk memelihara integritas
moral dari profesinya, menunjukkan altruisme (penghargaan yang

10
tidak egois, atau pengabdian pada kesejahteraan orang lain;
menempatkan kebutuhan kepentingan umum sebelum kepentingan
pribadi), dan mempromosikan kepentingan publik dalam domain
mereka.
Jadi, dapat dsiimpulkan bahwa karakteristik profesionalisme
menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi
yang profesional, harus ada kriteria-kriteria tertentu. Yang mendasarinya.
Lebih jelas lagi bahwa seorang yang dikatakan profesional adalah mereka
yang sangat kompeten atau memiliki kompetensi-kompetensi tertentu yang
mendasari kinerjanya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai konsep profesi, professional, dan
profesionalisme kerja serta aspek yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan profesionalisme dan juga karakteristik profesionalisme .
Maka, dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
1. Profesi adalah suatu pernyataan atau janji terbuka bahwa seseorang
akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam
arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
pekerjaan itu. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan yang biasanya memerlukan persiapan yang lama dan
pelaksanaanya diatur oleh kode etik tersendiri.
2. Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang
dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang
teguh kepada nilai moral yang terarah serta mendasari perbuatan.
Seorang profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang
didapatkan melalui proses pendidikan dan disamping itu terdapat unsur
semangat pengabdian dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja.
3. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Profesionalisme guru merupakan sebuah kondisi arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pengajaran dan
yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang.
4. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
profesionalisme kerja khususnya profesionalisme seorang guru.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan yaitu
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan kebiasaan.

12
5. Karakteristik profesionalisme menunjukkan bahwa tidaklah mudah
menjadi seorang pelaksana profesi yang profesional, harus ada kriteria-
kriteria tertentu. Yang mendasarinya. Lebih jelas lagi bahwa seorang
yang dikatakan profesional adalah mereka yang sangat kompeten atau
memiliki kompetensi-kompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah ilmu
bagi pembaca dan penulis sendiri. Tentunya penulis menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis segera melakukan perbaikan
susunan itu dengan menggunakan pedoman dari berbagai sumber dan
kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bismala, L., & Handayani, S. (2021). Eksplorasi Karakteristik Kewirausahaan


Pelaku Usaha Kecil Menengah. Umsu Press.
Egok, A. S. (2019). Profesi Kependidikan. Cv. Pilar Nusantara.
Hakiki, M., & Fadli, R. (2021). Buku Profesi Kependidikan. Kewajiban Tenaga
Kependidikan, 4(1), 1–23.
Hambali, R. Dkk. (2021). Etika Profesi (M. I. A. Fathoni (Ed.); Issue 1).
Hidayati, A. N. (2022). Pentingnya Kompetensi Dan Profesionalisme Guru Dalam
Pembentukan Karakter Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Profesi Keguruan, 5(1),
15–22.
Momon, S. (2015). Profesi Guru. Pt Rajagrafindo Persada.
Mujtahid. (2013). Pengembangan Profesi Guru. Uin-Maliki Press.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers.
Saondi, O. (2018). Etika Profesi Keguruan.
Shilphy&Octavia. (2020). Etika Profesi Guru (D. A. Govur (Ed.)). Deepublish.
Sulaiman, U. (2021). Etika Profesi Keguruan, Cet. Ii.
Sulasmi, E. (2021). Kebijakan Dan Permasalahan Pendidikan. Umsu Press.
Sutiono. (2021). Mutu Pendidikan Adalah Guru . Guru Didalam Sejarah
Perkembangan Bangsa Penting . Dengan Demikian Tingkat Kompetensi
Profesi Seseorang Itu Tergantung Profesionalisme Guru Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan , Dengan. 4(20), 16–25.
Wulandari, D. (2021). Kompetensi Profesionalisme Guru. Aksioma Ad-Diniyah,
9(1), 318–336. Https://Doi.Org/10.55171/Jad.V9i1.535
Yohamintin. (2023). Etika Profesi Guru. Indonesia Emas Group.

14

Anda mungkin juga menyukai