Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Puji syukur kehadirat Allah Subhaanahu wata’ala yang telah melimpahkan


karunia-Nya berupa sehat dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Profesi Guru PAI di Indonesia”. Dalam
penyusunan Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan Islam

Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita
Baginda Nabi Muhammad Sallallahu’alaihi wasallam, yang mana telah membawa
kita semua dari zaman kegelapan atau jahiliyah menuju ke zaman terang
benderang seperti saat ini. Dan semoga kita kelak mendapatkan syafaat dari beliau
pada hari kiamat.

Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi


pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Bengkulu, 7 januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

PROFESI GURU PAI...............................................................................................i


KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Profesi Guru PAI.........................................................................3
b.guru pai di indonesia.........................................................................................7
C. Kompetensi Profesionalisme Guru...............................................................5
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru PAI.....................6
E. Pengembangan Profesionalisme Guru PAI...................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A.KESIMPULAN .............................................................................................15
B.SARAN...........................................................................................................15
daftar pustaka.........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pendidikan dan pengajaran pada peserta didik dalam sekolah guru
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik akhlak peserta didik
terutama bagi guru Pendidikan Agama Islam. Sebagai seorang guru tentunya akan
dicontoh oleh peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan
sekolah. Dalam mengajar atau mentransfer ilmu dan pengalaman agar
mendapatkan hasil yang baik dalam pembelajaran di kelas dengan ukuran
pemahaman dan pengamalan yang baik bagi peserta didik guru harus profesional
dalam mengajar.

Keahlian guru PAI dalam mengajar di dalam kelas saja tidak cukup, perlu
adanya kemampuan dan keahlian di luar bidang seperti ahli dalam teknologi dan
informasi. Masa sekarang sangat berbeda dengan masa yang sebelumnya dimana
ada perubahan yang besar dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Sebelum muncul teknologi guru mendidik dan mengajar dengan cara bertemu
langsung baik menyampaikan teori maupun melakukan praktek terkait pelajaran
PAI. Akan tetapi masa sekarang dimana semuanya bisa dilakukan pembelajaran
secara online, sebagian guru mungkin kurang dalam memanfaatkan teknologi ini
atau dikenal dengan istilah gaptek (gagap teknologi).

Berdasarkan pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 bahwa kedudukan


guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik dan menjadi orang yang beriman dan bertaqwa Kepada Allah
Subhaanahu wata’ala.1 (Guru, 2006) Profesiseorang guru PAI pun akan terlihat
bagaimana guru PAI dapat menjadi seorang ahli dalam teknologi dan informasi,
bagaimanapun juga keahlian guru dalam mengajar di kelas jika tidak didukung
1
Guru, U. U., Dosen, U. U., & No, R. I. (2006). Th. 2005 & Undang-Undang
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Th. 2003. Jakarta: Penerbit Asa
Mandiri.

3
dengan keahlian teknologi dan informasi maka akan tertinggal dalam
menyampaikan materi PAI.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian profesi guru PAI di indonesia ?


2. Apa saja syarat menjadi guru pai yang profesional?
3. Apa saja kompetensi kompetensi profesionalisme guru?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru PAI?
5. Bagaimana pengembangan profesionalisme guru PAI?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Guru PAI


Pengertian profesi dari beberapa tokoh menyampaikan, diantaranya
Kolokuim berpendapat profesi merupakan bidang dalam suatu pekerjaan yang
dihimpun dan dapat dimiliki secara bersama dari sejumlah orang yang bekerja
pada bidang tersebut seolah-olah miliknya dimana orang lain dilarang
mengganggu. Kemudian menurut Isjoni Profesionalisme merupakan paham yang
menghendaki dilangsungkannya kegiatan-kegiatan tertentu pada masyarakat, yang
dilandasi dengan keahlian yang sangat tinggi dan sesuai dengan semangat
pengabdian orang tertentu dalam menolong sesama manusia terutama bagi yang
membutuhkannya.
Martinis Yamin berpendapat (2007:3) profesi memiliki arti dimana ada
seorang yang tekun dalam bidang pekerjaannya dilihat dari kemampuan, teknik,
prosedur, dan keahlian yang dilandasi dengan intelektualitas yang tinggi. Jasin
Muhammad yang dikutip oleh Yunus Namsa (2009:9), berpendapat mengenai
pengertian profesi yaitu melakukan tugas dalam suatu lapangan pekerjaan yang
memerlukan teknik dan prosedur ilmiah yang berorientasi pada suatu pelayanan
yang ahli serta memiliki dedikasi dan cara menyikapi lapangan tersebut. Profesi
memiliki makna yaitu suatu pekerjaan profesional yang memerlukan teknik yang
sistematis secara prosedur yang berlandaskan intelektual pada pelayanan para
ahli.2
Kemudian pengertian guru dari beberapa ahli mengemukakan, Menurut
Wahyudi (2012) guru profesional merupakan guru yang dapat mengelola tugas
dan tanggungjawab dirinya sendiri sehari-hari.3 Guru yang profesional adalah
guru yang mampu menguasai karakteristik bahan ajar dan karakteristik peserta

2
Helmi, J. (2015). Kompetensi Profesionalisme Guru. AL-ISHLAH: Jurnal
Pendidikan, 7(2), 318-336.
3
Cut Fitriani, M. A., & Usman, N. (2017). Kompetensi profesional guru dalam
pengelolaan pembelajaran di MTs Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan:
Program Pascasarjana Unsyiah, 5(2).

5
didik.4. Maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa profesi guru PAI
merupakan seorang guru yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi
berupa teknik dan prosedur sehingga mampu mengatur tugas dan tanggug jawab
diri sendiri kemudian juga mampu menjadi penolong bagi sesama manusia
terutama bagi peserta didik dan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam baik dalam
pikiran, ucapan maupun perbuatan. Adapun karakter guru Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) yaitu memiliki karakteristik yang berbeda dengan pelajaran
diluar PAI. Guru PAI harus memahami secara tepat tentang karakteristik PAI. Jika
PAI disamakan dengan pelajaran non PAI maka selama itu pula tidak akan mampu
menjawab tantangan dan problem masyarakat. Pelajaran PAI memiliki
karakteristik yang bersifat integral, lintas sektor dan zig zag. Artinya pelajaran
PAI selalu berkaitan dengan ilmu ilmu lain di luar PAI misalnya berkaitan dengan
ilmu psikologi, sosiologi, geografi, ilmu manajemen dan ilmu lainnya. Pelajaran
PAI akan dipahami secara utuh oleh siswa jika materi tersebut disampaikan
dengan didukung dengan penjelasan ilmu lain di luar PAI. Menjelaskan pokok
bahasan zakat fitrah tidka cukup hanya menjelaskan pengertian zakat, berapa nisob
zakat, bagaimana makna atau hikmah zakat serta doa doa dalam ibadah zakat.
Mengajarkan materi PAI pokok bahasan zakat fitrah pasti berkaitaan dengan
kemiskinan (ilmu ekonomi), berkaitan dengan pola pengelolaan zakat produktif
(ilmu Manajemen), berkaitan dengan melatih kepekaan atau kepedulian dengan
fakir miskin (ilmu psikologi dna ekonomi). Mengajarkan pelajaran PAI pokok
bahasan sholat tidak cukup hanya menjelaskan pengertian sholat, bacaan sholat,
praktek sholat. Pokok bahasan sholat perlu dijelaskan tentang makna gerakan
sholat dalam kehodupan sosial (ilmu sosiologi/antropologi), perlu juga
menjelaskan tentang khusyu‘ (berkaitan dengan ilmu psikologi).
Guru PAI harus memiliki pengetahuan lintas sektor, artinya guru PAI
tidak cukup hanya memiliki pengetahuan norma norma ritual keagamaan
melainkan harus selalu mengikuti dinamika atau perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Secara ekstrem dapat dikatakan bahwa guru PAI adalah sosok guru

4
Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2018). Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui
Inovasi Pembelajaran. Jurnal Iqra': Kajian Ilmu Pendidikan, 3(2), 373-390.

6
yang ―serba bisa‖, karena pelajaran PAI menghendaki kemampuan yang serba bisa.
Mengajarkan fiqih pokok bahasan mawaris, guru PAI harus paham ilmu
matematika, mengajarkan pokok bahasan sholat pada materi sholat khusyu‘, guru
PAI harus juga memiliki pemahaman tentang ilmu psikologi. Pelajaran PAI tidak
mengenal mis match (tidak relevan), karena karakteristik PAI adalah materi yang
memgharuskan mampu mamahami ilmu pengetahuan lintas sektor. Oleh sebab itu
jika ada lulusan PTAI jurusan PAI setelah lulus memegang mata pelajaran IPS,
IPA, MTK, Olah raga, kesenian, bahasa Indonesia, bahas Inggris tidak dapat
dikatakan mismatch, melainkan itu merupakan sebuah keniscayaan dari
karakerisktik ilmu atau pelajaran PAI.

B. Guru Pendidikan Agama Islam Di Indonesia


Guru PAI adalah “pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberi teladan, menilai dan
mengevaluasi peserta didik. Dalam Islam kedudukan seorang guru adalah
setingkat di bawah kedudukan nabi dan rasul. Hal ini karena guru selalu terkait
dengan ilmu, sedangkan Islam sangat mengahargai ilmu pengetahuan. Bahkan
dalam kondisi mendesak sekalipun, ketika negara sedang diserang musuh, umat
muslim tidak sepatutnya pergi ke medan perang semuanya, melainkan harus ada
beberapa orang yang bertugas menyampaikan ilmu. Tugas guru yang utama, baik
secara umum maupun secara khusus, termasuk guru PAI, adalah memberikan
pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affective), dan keterampilan
(psychomotor) kepada anak didik. Sedangkan peran guru PAI menurut Jamaludin
dan Acep Komarudin, antara lain:
(a) Evaluator
(b) Organisator
(c) Model
(d) Pemimpin
(e) Fasilitator.

Guru sebagai pendidik dan pembimbing peserta didik merupakan unsur

7
penting dalam pendidikan. Tak heran para ahli pendidikan, baik umum
maupun pendidikan Islam, memberikan definisi khusus tentang guru. Hal itu
karena para ahli mengharapkan para guru sadar dengan identitasnya sebagai
seseorang yang memiliki tugas mulia dan berat
Penghormatan kepada seorang guru PAI hanya bisa jadi kenyataan jika para
guru PAI tidak hanya memiliki otoritas secara akademik, tetapi juga menjadi
contoh moral secara konsisten. Untuk itu, seorang guru dalam konteks muaddib
harus mencerminkan karakteristik dan
kepribadian yang luhur dalam setiap sendi kehidupannya.
Adapun karakteristik guru PAI menurut Al-Attas adalah sebagai berikut:
a) Beradab
Menurut Al-Attas hal pertama yang harus dilaksanakan oleh seorang guru
dan peserta didik adalah mengamalkan adab terlebih dahulu, hal ini karena
ilmu tidak akan masuk ke peserta didik kecuali kalau memiliki adab.
b) Memiliki pengetahuan diberbagai bidang Penguasaan di
berbagai ilmu membuat guru bisa mentransformasikan ilmu kepada peserta
didik.Dan yang terpenting lagi, agar guru mampu mengaitkan antara suatu
materi dengan suatu materi lainnya. Hal ini karena dalam PAI terdiri dari
berbagai disiplin ilmu yang beberapa di antaranya saling terkait.
c) Sabar
Menurut Al-Attas guru harus mempunyai sifat sabar dalam mendidik
muridnya, karena masing-masing peserta didik
C. Kompetensi Profesionalisme Guru
Kompetensi profesional guru ialah seperangkat kemampuan yang menjadi
syarat wajib bagi seseorang dalam menjalankan suatu tugas dan fungsinya sebagai
guru. Berikut adalah empat kompetensi profesional guru yang telah ditetapkan
oleh pemerintah dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen ialah:5 kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.

5
Samana, Profesionalisme Keguruan, ibid, h.12 -13

8
1. Kompetensi Pedagogik, ialah suatu kemampuan dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan melakukan
evaluasi hasil belajar.
2. Kompetensi Kepribadian, ialah kemampuan secara individu yang
mencerminkan kepribadian seorang guru yang dewasa, arif, adil,
bijaksana, disiplin, jujur, dan tanggung jawab. Sehingga guru dapat
menjadi panutan keteladanan bagi murid-muridnya.
3. Kompetensi Profesional, ialah kemampuan seorang guru dalam menguasai
sebuah materi pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi: kurikulum,
pengelolaan kelas, penggunaan media pembelajaran, memiliki sumber
belajar akurat, memiliki inovasi dalam pendidikan, memberikan bantuan
dan bimbingan kepada muridnya, dan lain-lainnya.
4. Kompetensi Sosial, ialah kemampuan seorang guru dalam berinteraksi
kepada seluruh komponen sekolah, mulai dari peserta didik. Orang tua
peserta didik, sesama guru, maupun masyarakat lingkungan sekolah
lainnya serta mampu berperan aktif dan bekerja sama dalam kegiatan
sekolah.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru PAI


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seorang guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar, antara lain: faktor dari
dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).

1. Faktor internal

Faktor internal yang dapat membentuk dan menentukan keberhasilan


profesional guru ialah:

a. Latar belakang pendidikan guru

Titel atau gelar guru merupakan salah satu syarat utama bagi orang yag
ingin menjadi guru. Dengan gelar yang ia dapat setelah menyelesaikan studi,

9
guru memiliki bukti pengalaman mengajar dan bekal baik pedagogik maupun
didaktis, yang sangat besar fungsinya untuk membantu tugas guru, tanpa
pengetahuan yang dimiliki tentang pengelolaan kelas, proses belajar mengajar
dan lain-lain, ia akan merasa kesulitan untuk dapat meningkatkan keguruan.
Ali Syaifullah pernah berkata bahwa proses guru dalam hal ini ditentukan oleh
pendidikan, pengalaman kerja atau jam terbang dan kepribadian guru itu
sendiri. Dengan demikian gelar yang ia miliki dan pengalaman yang ia pelajari,
guru akan menunjang pelaksanaan tugas guru itu sendiri.

b. Kepribadian guru

Akhlak yang baik dari dalam diri seorang guru akan meningkatkan
kualitasnya, baik sebagai pengajar, pendidik, mudaris sekaligus hamba Allah
adalah besar sekali pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas kewajibannya
dalam kegiatan belajar mengajar. Jika guru menjadi seorang pendidik, ia akan
berusaha sekuat tenaga untuk selalu meningkatkan kualitasnya bahkan tanpa
pamrih sekalipun, sebab dia merasa bertanggung jawab terhadap amanah yang
diberikan Allah kepadanya, yakni amanah untuk mendidik generasi yang lebih
baik.

c. Pengetahuan guru dalam mengajar

Kemampuan guru dalam mengajar menjadi sangat penting karena dapat


berpengaruh terhadap peningkatan profesionalitas guruitu sendiri selain itu
juga tidak hanya di tentukan oleh pengalaman pendidik, tetapi lebih
menentukan keberhasilan tugasnya yaitu pengalaman yang diperolehnya
selama menjadi guru. Sehingga semakin lama jam terbang seseorang guru,
maka semakin baik pula tugasnya dalam mengantarkan peserta didik untuk
mencapai tujuannya.

d. Keadaan kesehatan guru

Terganggunya kesehatan guru akan mempengaruhi kegiatan proses


belajar mengajar, terutama dalam meningkatkan profesinya, jadi guru yang
sehat akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, karena tugas-

10
tugasitu menuntut energi yang cukup banyak. Selain memikirkan kesehatan
fisik tetapi harus imbang dengan kesehatan jiwanya.

e. Keadaan kesejahteraan guru


Seorang guru yang terpenuhi kebutuhannya maka ia akan lebih percaya
diri, merasa lebih aman dalam bekerja maupun kontak sosial dengan lainnya.6
Sebaliknya jika guru kekurangan gaji maka guru akan mencari penghasilan
tambahan yang akan menyebabkan turunnya kualitas pembelajaran.
2. Faktor eksternal

Selain faktor dari dalam (internal), profesionalitas guru juga dipengaruhi


oleh faktor dari luar (eksternal), antara lain:

a. Sarana dan prasarana pendidikan


Dalam proses pembelajaran sarana dan prasarana pendidikan merupakan
hal yang penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran, serta lengkapnya
fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan mempengaruhi
tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik, sebaliknya keterbatasan sarana
dan prasarana pendidikan dapat menghambat jalannya proses pembelajaran
yang akhirnya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tidak dapat
tercapai secara optimal.. Contoh jalan menuju sekolah, tata tertib sekolah dan
lain sebagainya. Maka dari itu sarana dan prasarana harus terpenuhi dengan
baik, untuk mempermudah jalannya kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
b. Kedisiplinan kerja di sekolah

Disiplin yaitu suatu keyakinan yang dipupuk di dalam hati dan di dalam
jiwa seseorang yang memberikan dorongan bagi orang yang bersangkutan
untuk melakukan suatu hal atau tindakan sebagaimana ditetapkan oleh norma-
norma yang berlaku. Cece Wijaya dan Trabani Rusyan berpendapat bahwa
6
Ibid., h.192

11
disiplin merupakan keteraturan sikap dan tindakan terhadap prosedur, norma
atau aturan7 (Rusyan, 1991) Pendidikan pada umumnya adalah keadaan yang
tenang atau keteraturan sikap serta tindakan yang merupakan salah satu alat
guna tercapainya tujuan pendidikan. Untuk mengokohkan kedisiplinan kerja
merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena masing-masing guru
mempunyai sifat dan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.

c. Pengawasan kepala sekolah

Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap aspek tugas guru


sangat penting untuk mengetahui guna perkembangan guru dalam
melaksanakan tugasnya. Tanpa adanya pengawasan yang dilakukan oleh
kepala sekolah maka guru akan melaksanakan tugasnya dengan seenaknya,
sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan tidak atau kurang tercapai.8

E. Pengembangan Profesionalisme Guru PAI


Menurut Tarry S.B. Amran, mengatakan bahwa “dalam pengembangan
profesionalitas, maka diperlukan KASAH (Knowledge, Ability, Skill, Attitude,
and Habit).

1. Knowledge (pengetahuan) adalah suatu pemahaman teoritis maupun praktikal


terhadap subjek tertentu. Pengertian Knowledge ada beberapa, yaitu:
declarative knowledge, informasi yang berada di dalam ingatan; procedural
knowledge, langkah atau cara melakukan sesuatu dengan baik dan benar; and
problem solving, adalah kemampuan memecakan suatu masalah atau mencari
solusi yang diambil dari declarative knowledge dan procedural knowledge .
2. Ability (kemampuan), dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu bisa dipelajari dan
alamiah (bakat). Dalam mengembangkan profesionalisme guru dibutuhkan
kerja keras, ketekunan, kedisiplinan, pantang menyerah dan nilai-nilai positif
lainnya dalam mencapai hasil kemampuan terbaik.

7
CeCe Widjaya dan Tabrani Rusyan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 1991),
h.18
8
bid., h.19

12
3. Skill (keterampilan), merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu
yang bersifat spesifik, fokus dan dinamis. Ketrampilan mengajar merupakan hal
yang penting dalam suatu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Maka,
ketrampilan yang harus dimiliki guru adalah guru mampu menjadi pemimpin
didalam kelas, mampu memahami materi pembelajaran, mampu memberikan
motivasi dan bantuan kepada peserta didik
4. Attitude (sikap diri), merupakan suatu perilaku seseorang yang terbentuk oleh
suatu lingkungan yang mengitarinya. Kepribadian ialah suatu proses panjang
dalam perjalanan hidup seseorang dalam melewati berbagai masalah sehingga
mampu membentuk pribadi yang kuat dan percaya diri.
5. Habit (kebiasaan diri), ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus mulai dari yang awalnya tidak pernah dilakukan hingga menjadi
sesuatu yang sering dilakukan dengan melewati proses yang cukup lama. 9
(Mahfud)

Adapun beberapa usaha dalam meningkatkan mutu profesi guru, baik


dilakukan secara perseorangan maupun secara bersama-sama. Hal ini dilakukan
demi memberikan layanan terbaik kepada peserta didik agar pembelajaran dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
1. Secara perseorangan, bisa dilakukan dengan cara:
 Giat dalam mempelajari teknik atau proses belajar mengajar secara umum.
 Mencari spesialisasi bidang ilmu yang sesuai dengan diri sendiri
 Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan profesi guru
 Mengembangkan materi dan metodologi sesuai dengan kebutuhan
pengajaran secara efektif dan efisien.
2. Secara bersama-sama
 Mengikuti berbagai bentuk pelatihan, seminar, maupun lokakarya.
 Mengikuti program pembinaan keprofesian secara khusus, seperti: program
akta, sertifikasi, dan lain sebagainya.10

9
Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Yokyakarta: Nadi Pustaka,
hlm. 52-54
10
Muhammad Nurdin, Op Cit, hlm.110

13
BAB III
PENUTUP

14
A. Kesimpulan
Profesi guru PAI sangat diperlukan dalam pembentukan adab dan akhlak
yang terpuji yang telah tertulis pada tujuan Pendidikan Nasional. Sebagai seorang
guru yang profesional dapat dilihat dari bagaimana guru tersebut menjalankan
tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan dan tidak memberatkan salah satu
tanggung jawab antara dalam sekolah dan diluar sekolah.

Syarat yang harus dimiliki seorang guru PAI yang profesional yaitu (1)
berbakat dalam profesi guru, (2) ahli sebagai guru, (3) ahli dalam
mengintegrasikan suatu maslah, (4) sehat jasmani, (5) memiliki mental kuat, (6)
berpengetahuan luas, (7) berjiwa pancasilais, (8) merupakan seorang warga negara
yang taat dan patuh terhadap agama dan selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an
dan Sunnah dalam setiap pemikiran, perkataan dan perbuatan.

Kompetensi profesi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru
dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, yang meliputi kompetensi:
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Menurut Tarry S.B. Amran, ada beberapa bagian dalam
mengembangkan profesionalitas guru, antara lain: Knowledge (pengetahuan),
Ability (kemampuan), Skill (keterampilan), Attitude (sikap), dan Habit (kebiasaan
diri). Sedangkan untuk meningkatkan mutu profesi guru bisa dilakukan secara
perseorangan maupun bersama-sama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru yaitu, Latar


belakang pendidikan guru, Kepribadian guru, Pengetahuan guru dalam mengajar,
Keadaan kesehatan guru, Keadaan kesejahteraan guru. Adapun Faktor eksternal
diantaranya yaitu, Sarana dan prasarana pendidikan, Kedisiplinan kerja di sekolah,
Pengawasan kepala sekolah

Dalam mengembangkan sebagai seorang guru yang profesional perlu


adanya pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, sikap dan karakter yang
berlandaskan ajaran Islam. Dan perlunya untuk terus berupaya memperbaiki
kesalahan atau masalah yang sedang terjadi demi kemajuan hasil pendidikan dan

15
pengajaran untuk kepentingan bersama baik dari guru itu sendiri maupun murid
yang akan menerima dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini kami berharap pembaca mampu mengambil
pesan yang ada pada setiap paragraf. Untuk membentuk seorang guru yang
profesional perlu adanya niat yang ikhlas dan tulus dalam mengajar atau memberi
segala ilmu pengetahuan kepada siapa saja yang membutuhkan baik peserta didik.
Dimana akan menjadi ilmu yang bermanfaat, penguasaan materi perlu baik
tentang materi PAI maupun materi umum seperti teknologi informasi yang harus
diisi dengan hal-hal yang positif dan dapat berdampak positif bagi pembaca.

Tak lupa bahwa namanya ilmu merupakan pemberian dari Sang Pencipta
alam yaitu Allah Subhaanahu wata’ala agar tak lupa setiap langkah harus selalu
berusaha berniat ikhlas dan memberikan sesuatu berdasarkan ajaran Allah dan
Rasul-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

16
Agusniar, E. (2015). Kemampuan Profesional Guru Bidang Studi Pendidikan
Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sdn 1 Simpang
Peut Nagan Raya. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan
Pengajaran, 16(1), 129-140.

Butho, Z. A. (2016). Pengembangan Kompetensi Profesionalisme Guru PAI di


Aceh. MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, 40(2).

Helmi, J. (2015). Kompetensi Profesionalisme Guru. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 7(2), 318-


336.

Husin, N. (2016). Hadits-hadits Nabi SAW. Tentang Pembinaan Akhlak. Jurnal An-Nur, 4(1).

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), h.118

Siswanta, J. (2012). Kompetensi profesional guru pendidikan Agama Islam (PAI)


di sekolah umum tingkat SMA/SMK kabupaten magelang. INFERENSI:
Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 6(2), 349-370.

Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,


2007), h.15

Yamin, Martinis, Profesionalisme Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung


Persada Press, 2007), h.23

17

Anda mungkin juga menyukai