Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita
Baginda Nabi Muhammad Sallallahu’alaihi wasallam, yang mana telah membawa
kita semua dari zaman kegelapan atau jahiliyah menuju ke zaman terang
benderang seperti saat ini. Dan semoga kita kelak mendapatkan syafaat dari beliau
pada hari kiamat.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan dan pengajaran pada peserta didik dalam sekolah guru
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik akhlak peserta didik
terutama bagi guru Pendidikan Agama Islam. Sebagai seorang guru tentunya akan
dicontoh oleh peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan
sekolah. Dalam mengajar atau mentransfer ilmu dan pengalaman agar
mendapatkan hasil yang baik dalam pembelajaran di kelas dengan ukuran
pemahaman dan pengamalan yang baik bagi peserta didik guru harus profesional
dalam mengajar.
Keahlian guru PAI dalam mengajar di dalam kelas saja tidak cukup, perlu
adanya kemampuan dan keahlian di luar bidang seperti ahli dalam teknologi dan
informasi. Masa sekarang sangat berbeda dengan masa yang sebelumnya dimana
ada perubahan yang besar dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Sebelum muncul teknologi guru mendidik dan mengajar dengan cara bertemu
langsung baik menyampaikan teori maupun melakukan praktek terkait pelajaran
PAI. Akan tetapi masa sekarang dimana semuanya bisa dilakukan pembelajaran
secara online, sebagian guru mungkin kurang dalam memanfaatkan teknologi ini
atau dikenal dengan istilah gaptek (gagap teknologi).
3
dengan keahlian teknologi dan informasi maka akan tertinggal dalam
menyampaikan materi PAI.
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
2
Helmi, J. (2015). Kompetensi Profesionalisme Guru. AL-ISHLAH: Jurnal
Pendidikan, 7(2), 318-336.
3
Cut Fitriani, M. A., & Usman, N. (2017). Kompetensi profesional guru dalam
pengelolaan pembelajaran di MTs Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan:
Program Pascasarjana Unsyiah, 5(2).
5
didik.4. Maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa profesi guru PAI
merupakan seorang guru yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi
berupa teknik dan prosedur sehingga mampu mengatur tugas dan tanggug jawab
diri sendiri kemudian juga mampu menjadi penolong bagi sesama manusia
terutama bagi peserta didik dan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam baik dalam
pikiran, ucapan maupun perbuatan. Adapun karakter guru Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) yaitu memiliki karakteristik yang berbeda dengan pelajaran
diluar PAI. Guru PAI harus memahami secara tepat tentang karakteristik PAI. Jika
PAI disamakan dengan pelajaran non PAI maka selama itu pula tidak akan mampu
menjawab tantangan dan problem masyarakat. Pelajaran PAI memiliki
karakteristik yang bersifat integral, lintas sektor dan zig zag. Artinya pelajaran
PAI selalu berkaitan dengan ilmu ilmu lain di luar PAI misalnya berkaitan dengan
ilmu psikologi, sosiologi, geografi, ilmu manajemen dan ilmu lainnya. Pelajaran
PAI akan dipahami secara utuh oleh siswa jika materi tersebut disampaikan
dengan didukung dengan penjelasan ilmu lain di luar PAI. Menjelaskan pokok
bahasan zakat fitrah tidka cukup hanya menjelaskan pengertian zakat, berapa nisob
zakat, bagaimana makna atau hikmah zakat serta doa doa dalam ibadah zakat.
Mengajarkan materi PAI pokok bahasan zakat fitrah pasti berkaitaan dengan
kemiskinan (ilmu ekonomi), berkaitan dengan pola pengelolaan zakat produktif
(ilmu Manajemen), berkaitan dengan melatih kepekaan atau kepedulian dengan
fakir miskin (ilmu psikologi dna ekonomi). Mengajarkan pelajaran PAI pokok
bahasan sholat tidak cukup hanya menjelaskan pengertian sholat, bacaan sholat,
praktek sholat. Pokok bahasan sholat perlu dijelaskan tentang makna gerakan
sholat dalam kehodupan sosial (ilmu sosiologi/antropologi), perlu juga
menjelaskan tentang khusyu‘ (berkaitan dengan ilmu psikologi).
Guru PAI harus memiliki pengetahuan lintas sektor, artinya guru PAI
tidak cukup hanya memiliki pengetahuan norma norma ritual keagamaan
melainkan harus selalu mengikuti dinamika atau perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Secara ekstrem dapat dikatakan bahwa guru PAI adalah sosok guru
4
Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2018). Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui
Inovasi Pembelajaran. Jurnal Iqra': Kajian Ilmu Pendidikan, 3(2), 373-390.
6
yang ―serba bisa‖, karena pelajaran PAI menghendaki kemampuan yang serba bisa.
Mengajarkan fiqih pokok bahasan mawaris, guru PAI harus paham ilmu
matematika, mengajarkan pokok bahasan sholat pada materi sholat khusyu‘, guru
PAI harus juga memiliki pemahaman tentang ilmu psikologi. Pelajaran PAI tidak
mengenal mis match (tidak relevan), karena karakteristik PAI adalah materi yang
memgharuskan mampu mamahami ilmu pengetahuan lintas sektor. Oleh sebab itu
jika ada lulusan PTAI jurusan PAI setelah lulus memegang mata pelajaran IPS,
IPA, MTK, Olah raga, kesenian, bahasa Indonesia, bahas Inggris tidak dapat
dikatakan mismatch, melainkan itu merupakan sebuah keniscayaan dari
karakerisktik ilmu atau pelajaran PAI.
7
penting dalam pendidikan. Tak heran para ahli pendidikan, baik umum
maupun pendidikan Islam, memberikan definisi khusus tentang guru. Hal itu
karena para ahli mengharapkan para guru sadar dengan identitasnya sebagai
seseorang yang memiliki tugas mulia dan berat
Penghormatan kepada seorang guru PAI hanya bisa jadi kenyataan jika para
guru PAI tidak hanya memiliki otoritas secara akademik, tetapi juga menjadi
contoh moral secara konsisten. Untuk itu, seorang guru dalam konteks muaddib
harus mencerminkan karakteristik dan
kepribadian yang luhur dalam setiap sendi kehidupannya.
Adapun karakteristik guru PAI menurut Al-Attas adalah sebagai berikut:
a) Beradab
Menurut Al-Attas hal pertama yang harus dilaksanakan oleh seorang guru
dan peserta didik adalah mengamalkan adab terlebih dahulu, hal ini karena
ilmu tidak akan masuk ke peserta didik kecuali kalau memiliki adab.
b) Memiliki pengetahuan diberbagai bidang Penguasaan di
berbagai ilmu membuat guru bisa mentransformasikan ilmu kepada peserta
didik.Dan yang terpenting lagi, agar guru mampu mengaitkan antara suatu
materi dengan suatu materi lainnya. Hal ini karena dalam PAI terdiri dari
berbagai disiplin ilmu yang beberapa di antaranya saling terkait.
c) Sabar
Menurut Al-Attas guru harus mempunyai sifat sabar dalam mendidik
muridnya, karena masing-masing peserta didik
C. Kompetensi Profesionalisme Guru
Kompetensi profesional guru ialah seperangkat kemampuan yang menjadi
syarat wajib bagi seseorang dalam menjalankan suatu tugas dan fungsinya sebagai
guru. Berikut adalah empat kompetensi profesional guru yang telah ditetapkan
oleh pemerintah dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen ialah:5 kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.
5
Samana, Profesionalisme Keguruan, ibid, h.12 -13
8
1. Kompetensi Pedagogik, ialah suatu kemampuan dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan melakukan
evaluasi hasil belajar.
2. Kompetensi Kepribadian, ialah kemampuan secara individu yang
mencerminkan kepribadian seorang guru yang dewasa, arif, adil,
bijaksana, disiplin, jujur, dan tanggung jawab. Sehingga guru dapat
menjadi panutan keteladanan bagi murid-muridnya.
3. Kompetensi Profesional, ialah kemampuan seorang guru dalam menguasai
sebuah materi pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi: kurikulum,
pengelolaan kelas, penggunaan media pembelajaran, memiliki sumber
belajar akurat, memiliki inovasi dalam pendidikan, memberikan bantuan
dan bimbingan kepada muridnya, dan lain-lainnya.
4. Kompetensi Sosial, ialah kemampuan seorang guru dalam berinteraksi
kepada seluruh komponen sekolah, mulai dari peserta didik. Orang tua
peserta didik, sesama guru, maupun masyarakat lingkungan sekolah
lainnya serta mampu berperan aktif dan bekerja sama dalam kegiatan
sekolah.
1. Faktor internal
Titel atau gelar guru merupakan salah satu syarat utama bagi orang yag
ingin menjadi guru. Dengan gelar yang ia dapat setelah menyelesaikan studi,
9
guru memiliki bukti pengalaman mengajar dan bekal baik pedagogik maupun
didaktis, yang sangat besar fungsinya untuk membantu tugas guru, tanpa
pengetahuan yang dimiliki tentang pengelolaan kelas, proses belajar mengajar
dan lain-lain, ia akan merasa kesulitan untuk dapat meningkatkan keguruan.
Ali Syaifullah pernah berkata bahwa proses guru dalam hal ini ditentukan oleh
pendidikan, pengalaman kerja atau jam terbang dan kepribadian guru itu
sendiri. Dengan demikian gelar yang ia miliki dan pengalaman yang ia pelajari,
guru akan menunjang pelaksanaan tugas guru itu sendiri.
b. Kepribadian guru
Akhlak yang baik dari dalam diri seorang guru akan meningkatkan
kualitasnya, baik sebagai pengajar, pendidik, mudaris sekaligus hamba Allah
adalah besar sekali pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas kewajibannya
dalam kegiatan belajar mengajar. Jika guru menjadi seorang pendidik, ia akan
berusaha sekuat tenaga untuk selalu meningkatkan kualitasnya bahkan tanpa
pamrih sekalipun, sebab dia merasa bertanggung jawab terhadap amanah yang
diberikan Allah kepadanya, yakni amanah untuk mendidik generasi yang lebih
baik.
10
tugasitu menuntut energi yang cukup banyak. Selain memikirkan kesehatan
fisik tetapi harus imbang dengan kesehatan jiwanya.
Disiplin yaitu suatu keyakinan yang dipupuk di dalam hati dan di dalam
jiwa seseorang yang memberikan dorongan bagi orang yang bersangkutan
untuk melakukan suatu hal atau tindakan sebagaimana ditetapkan oleh norma-
norma yang berlaku. Cece Wijaya dan Trabani Rusyan berpendapat bahwa
6
Ibid., h.192
11
disiplin merupakan keteraturan sikap dan tindakan terhadap prosedur, norma
atau aturan7 (Rusyan, 1991) Pendidikan pada umumnya adalah keadaan yang
tenang atau keteraturan sikap serta tindakan yang merupakan salah satu alat
guna tercapainya tujuan pendidikan. Untuk mengokohkan kedisiplinan kerja
merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena masing-masing guru
mempunyai sifat dan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.
7
CeCe Widjaya dan Tabrani Rusyan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 1991),
h.18
8
bid., h.19
12
3. Skill (keterampilan), merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu
yang bersifat spesifik, fokus dan dinamis. Ketrampilan mengajar merupakan hal
yang penting dalam suatu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Maka,
ketrampilan yang harus dimiliki guru adalah guru mampu menjadi pemimpin
didalam kelas, mampu memahami materi pembelajaran, mampu memberikan
motivasi dan bantuan kepada peserta didik
4. Attitude (sikap diri), merupakan suatu perilaku seseorang yang terbentuk oleh
suatu lingkungan yang mengitarinya. Kepribadian ialah suatu proses panjang
dalam perjalanan hidup seseorang dalam melewati berbagai masalah sehingga
mampu membentuk pribadi yang kuat dan percaya diri.
5. Habit (kebiasaan diri), ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus mulai dari yang awalnya tidak pernah dilakukan hingga menjadi
sesuatu yang sering dilakukan dengan melewati proses yang cukup lama. 9
(Mahfud)
9
Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Yokyakarta: Nadi Pustaka,
hlm. 52-54
10
Muhammad Nurdin, Op Cit, hlm.110
13
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Profesi guru PAI sangat diperlukan dalam pembentukan adab dan akhlak
yang terpuji yang telah tertulis pada tujuan Pendidikan Nasional. Sebagai seorang
guru yang profesional dapat dilihat dari bagaimana guru tersebut menjalankan
tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan dan tidak memberatkan salah satu
tanggung jawab antara dalam sekolah dan diluar sekolah.
Syarat yang harus dimiliki seorang guru PAI yang profesional yaitu (1)
berbakat dalam profesi guru, (2) ahli sebagai guru, (3) ahli dalam
mengintegrasikan suatu maslah, (4) sehat jasmani, (5) memiliki mental kuat, (6)
berpengetahuan luas, (7) berjiwa pancasilais, (8) merupakan seorang warga negara
yang taat dan patuh terhadap agama dan selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an
dan Sunnah dalam setiap pemikiran, perkataan dan perbuatan.
Kompetensi profesi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru
dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, yang meliputi kompetensi:
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Menurut Tarry S.B. Amran, ada beberapa bagian dalam
mengembangkan profesionalitas guru, antara lain: Knowledge (pengetahuan),
Ability (kemampuan), Skill (keterampilan), Attitude (sikap), dan Habit (kebiasaan
diri). Sedangkan untuk meningkatkan mutu profesi guru bisa dilakukan secara
perseorangan maupun bersama-sama.
15
pengajaran untuk kepentingan bersama baik dari guru itu sendiri maupun murid
yang akan menerima dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini kami berharap pembaca mampu mengambil
pesan yang ada pada setiap paragraf. Untuk membentuk seorang guru yang
profesional perlu adanya niat yang ikhlas dan tulus dalam mengajar atau memberi
segala ilmu pengetahuan kepada siapa saja yang membutuhkan baik peserta didik.
Dimana akan menjadi ilmu yang bermanfaat, penguasaan materi perlu baik
tentang materi PAI maupun materi umum seperti teknologi informasi yang harus
diisi dengan hal-hal yang positif dan dapat berdampak positif bagi pembaca.
Tak lupa bahwa namanya ilmu merupakan pemberian dari Sang Pencipta
alam yaitu Allah Subhaanahu wata’ala agar tak lupa setiap langkah harus selalu
berusaha berniat ikhlas dan memberikan sesuatu berdasarkan ajaran Allah dan
Rasul-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
16
Agusniar, E. (2015). Kemampuan Profesional Guru Bidang Studi Pendidikan
Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sdn 1 Simpang
Peut Nagan Raya. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan
Pengajaran, 16(1), 129-140.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), h.118
17