Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh manusia, karena setiap
manusia ketika baru dilahirkan ke dunia tidak mengetahui apapun, sebagaimana
firman Allah di dalam surat Al-Naḥl ayat 78.
          
     
78. dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.1
Namun disisi lain, Allah telah memberikan potensi dasar (fitrah) yang harus
senantiasa dikembangkan oleh setiap manusia sampai batas maksimal untuk menjadi
manusia yang ideal. Pendidikan secara garis besar dapat diartikan sebagai bimbingan
secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik. bahwa pendidikan adalah
bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal,
yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal, Pendidikan
Islām itu ialah proses pengubahan tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,
masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi
dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat
Pelaksanaan proses pendidikan tidak akan terlepas dari pembelajaran, karena
dalam menanamkan berbagai nilai dan berbagai hal yang harus senantiasa
disampaikan dengan berbagai strategi dan metode agar tercapai tujuan pendidikan
tersebut. Pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan agar terciptanya
kegiatan belajar. Dalam berbagai hal pembelajaran akan senantiasa dituntut untuk

1
Departemen Agama RI Al Qur’an dan terjemahan .(CV : Penerbit JART. 2014 ).h. 285

1
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dari setiap komponennya. Karena strategi
pembelajaran yang telah ada (terdahulu) kemungkinan besar tidak dapat dipakai pada
zaman selanjutnya, dikarenakan telah berubahnya berbagai hal Pembelajaran
merupakan sebuah istilah yang berkembang dari beberapa istilah. Seperti yang
dikemukakan oleh Darmawan dan Parmasih.2
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran, dan
istilah belajar-mengajar yang dapat kita perdebatkan, atau kita abaikan saja yang
penting makna dari ketiganya. Pembelajaran adalah sesuatu upaya yang dilakukan
oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar.” Pada
umumnya pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan mengalami berbagai
perkembangan. Sebagaimana menurut Darmawan dan Parmasih bahwa pembelajaran
di sekolah semakin berkembang dari pengajaran yang bersifat tradisional sampai
pembelajaran dengan sistem modern.
Selain daripada itu, perkembangan pembelajaran disandarkan dengan
perkembangan berbagai pengetahuan dan yang lebih berperan penting adalah
teknologi informasi dan komunikasi. Sebagaimana menurut Eric Ashby.3 menyatkan
bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang ke lima. Revolusi pertama
ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua
terjadi ketikadigunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga
terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat
disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya
perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan dan perluasan
pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran, khususnya teknologi
komputer dan internet untuk kepentingan kegiatan pembelajaran.

2
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016: 128.
3
Rusman & dkk, 2012, hal. v

2
Sebagaimana yang dilansir oleh (menyatakan bahwa seiring dengan
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat ini,
akan senantiasa mempengaruhi berbagai hal dalam kehidupan, termasuk dalam
bidang pendidikan. Sehingga, bidang pendidikan memiliki kebutuhan akan suatu
konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) yang membawa pengaruh
terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik
secara isi (contents) dan sistemnya.4
Sehingga salah satu solusi yang diperlukan untuk menjawab tantangan
pembelajaran PAI pada zaman digital ini, adalah mengembangkan pelaksanaan
pembelajaran yang berbasis media digital yang akan senantiasa memanfaatkan
berbagai berbagai teknologi yang berkembang pada jaman ini seperti: internet,
komputer, laptop, netbook, wifi, gadget, smartphone, tablet dan sebagainya. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang berbagai konsep dan mekanisme
pembelajaran PAI yang sudah memanfaatkan berbagai teknologi digital di salah satu
Sekolah SMP IT Khairunnas Bengkulu yang berjudul “TIK DALAM
PEMBELAJARAN PAI DI SMP IT KHAIRUNNAS BENGKULU
B. Indentifikasi Masalah
1. Kemajuan teknologi semakin pesat di dunia pendidikan
2. Pembelajan daring yang mana banyak sekolah sekolah mengunakan sistem ini
3. Dunia pendidikan semakin maju di era digital sekarang
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan akan

4
Indriyani E-learning : Konsep, dan Strategi Pembelajaran di Era Digital (Implementasi pada
Pendidikan Tinggi). Diambil kembali dari Indriyani Staff IPDN: http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?
p=56. (2007, November 2020

3
dikaji dalam penelitia ini yaitu “ Bagaimana penerapan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP IT Khairunnas
Bengkulu
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini peneliti mengunakan sistematika penulisan Teks
diskriftif mengunakan pendekatan Kualitatif.

BAB II
LANDASAN TEORI

4
A. Definisi Pembelajaran PAI
Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Religion
Education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan
orang beragama. Pendidikan Agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan
tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan pada Feeling Attitute menurut
Abdurahman An-Nahlawi, pendidikan Islam adalah penataan individual dan sosial
yang dapat menyebabkan seseorang tunduk taat pada Islam dan menerapkannya
secara sempurna dalam kehidupan individu dan masyarakat. Pendidikan Islam
merupakan kebutuhan mutlak untuk dapat melaksanakan Islam sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah. Berdasarkan makna ini, maka pendidikan Islam
mempersiapkan diri manusia guna melaksanakan amanat yang dipikul kepadanya. Ini
berarti, sumber-sumber Islam dan pendidikan Islam itu sama, yang terpenting, Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul.penndidikan Islam adalah pendidikan menurut Islam atau
pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran
dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur’an
dan Al-Sunnah. Dalam pengertian yang pertama ini, pendidikan Islam dapat
berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangun dan
dikembangkan dari sumber-sumber dasar tersebut.
Pendidikan Islam adalah pendidikan Ke-Islaman atau pendidikan Agama
Islam, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran dan nilai-nilainya, agar
menjadi way of life (pandangan hidup) dan sikap hidup seseorang. Dalam pengertian
yang kedua ini pendidikan Islam dapat berwujud (1) segenap kegiatan yang dilakukan
seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seorang atau sekelompok peserta
didik dalam menanamkan dan menumbuh-kembangkan ajaran Islam dan nilai-
nilainya. (2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih

5
yang dampaknya adalah tertanamnya dan tumbuh- kembangnya ajaran Islam dan
nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.5
3.      Pendidikan Islam adalah pendidikan dalam Islam, atau proses dan praktik
penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam realitas
sejarah umat Islam. Dalam arti proses bertumbuhkembangnya Islam dan umatnya,
baik Islam sebagai agama, ajaran maupun sistem budaya dan peradaban, sejak zaman
Nabi Muhammad SAW. sampai sekarang. Jadi, dalam pengertian yang ketiga ini
istilah Pendidikan Islam dapat dipahami sebagai proses pembudayaan dan pewarisan
ajaran agama, budaya dan peradaban umat Islam dari generasi ke generasi sepanjang
sejarahnya.6
Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran Pendidikan Agama
Islam merupakan usaha untuk menanamkan nilai-nilai positif yang bersumber dari
Al-Quran dan Al-Hadits dalam diri peserta didik, sehingga kelak peserta didik
mampu menanamkannya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bagian dari
kebiasaan hidupnya, sehingga ia mampu mendapatkan kebahagiaan dunia maupun di
akhirat kelak.
Adapun fungsi dari Pendidikan Agama Islam di sekolah ialah:
1.      Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh
kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan
pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya.

5
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),H.29
6
Ibid

6
2.      Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus
dibidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.
3.     Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya.
5.     Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran Islam.
6.     Sumber lain, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.7
Dari penjelasan diatas dapat dipahami, bahwasanya fungsi Pendidikan Agama
Islam adalah untuk menjadikan peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya. Artinya, Pendidikan Agama Islam ini berusaha untuk membuat peserta
didik agar menjadi pribadi yang sesuai dengan ajaran yang terdapat di Al-Quran dan
Al-Hadits serta berupaya untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta
didik dengan semaksimal mungkin.
Sedangkan tujuan dari Pendidikan Agama Islam itu sendiri adalah
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Supaya tujuan Pendidikan Agama Islam ini dapat
terwujud, tentu saja diperlukan berbagai faktor yang mendukungnya. Salah satunya

7
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2014),H. 21-22

7
adalah cara yang dapat digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi PAI
ini.
B. Peranan TIK dalam Pendidikan
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan
dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih
terbuka. Pendidikan pada masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan
dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia,
maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih
ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi,
bukannya berorientasi pada gedung sekolah.8
Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwasanya era globalisasi yang
identik dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyebabkan
berbagai perubahan dari model pendidikan yang mulanya menggunakan model yang
bersifat konvensional menjadi model pendidikan yang sifatnya lebih terbuka dan
flexible. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang besar bagi proses jalannya
pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, adanya TIK ini sangat berperan penting
dalam dunia pendidikan, karena dengan adanya globalisasi ini mengakibatkan semua
pihak harus menyesuaikan dengan perkembangan dari TIK itu sendiri.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
temyata telah disadari penerimaan pengakuan bahwa sudah bukan masanya
mengandalkan pendekatan konvensional saja dalam menyelenggarakan sistem
pendidikan nasional. Bukan hanya di ruang tertutup dengan buku dan guru yang
setiap saat ditemui, diminta tolong menunjukkan sumber informasi, peserta didik
dapat memenuhi hasratnya untuk menjadi lebih pintar, lebih cerdas, lebih baik dan

8
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),H. 60.

8
lebih sejahtera dalam hidupnya. Bagaimanapun juga transformasi pesan pembelajaran
dengan mendayagunakan kemajuan teknologi pendidikan kiranya akan lebih
memotivasi peserta didik.9
Adapun peranan TIK dalam pendidikan antara lain:
1.    TIK Sebagai Keterampilan (Skill) dan Kompetensi.
a.     Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompetensi dan keahlian
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan.
b.     Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah
melalui proses pembelajaran.10
c.     Pembagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat
mutlak dan tidak berkesudahan.
d.        Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi
pengajar, peserta didik, dan stakeholder.
e.         Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau
setiap manusia.11
2.  TIK Sebagai Infrastruktur Pembelajaran
a.    Saat ini bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang
beragam seperti multimedia.
b.    Para peserta didik-instruktur dan peserta didik- secara aktif bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya.
c.    Proses pembelajaran seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
d.    Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pembelajaran.
e.   “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia
pendidikan.
9
Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), 201.
10
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung:
Alfabeta, 2010), 185.
11
Ibid

9
3.      TIK Sebagai Sumber Bahan Belajar
a.       Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
b.       Pengajar-pengajar yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
c.        Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharuhi secara kontinue.
d.       Inovasi memerlukan kerja sama pemikiran.
e.        Tanpa teknologi, proses pembelajaran yang “up-to-date” membutuhkan waktu
yang lama.
4.      TIK Sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pembelajaran
a    Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia
nyatanya.
b.       Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat
penyerapan bahan ajar.
c.   Pelajar diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih
bebas dan mandiri.
d.    Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antar peserta didik dan pengajar.
e.     Rasio antara pengajar dan peserta didik proses pemberian fasilitas.12
5.   TIK Sebagai Pendukung Manajemen Pembelajaran
a.     Setiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti setiap harinya.
b.    Transaksi dan interaksi interaktif antar – stakeholder memerlukan pengolahan
back-office yang kuat.
c.      Kualitas pelayanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya
ditingkatkan secara bertahap.
d.  Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam
institusi.
e.    Munculnya keberadaan sistem pendidikan interorganisasi.
6.   TIK Sebagai Sistem Pendukung Keputusan
12
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: Alfabeta, 2010),
185.

10
a   Setiap individu memiliki karakteristik dan bakat masing-masing dalam
pembelajaran.
b.    Pengajar seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai
bidang ilmu.
c.    Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
d.    Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan
kualitas13
Teknologi informasi juga dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia
pendidikan. Sistem pembelajaran berbasis multimedia dapat menyajikan materi
pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian. Siswa
dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer
yang dilengkapi program berbasis multimedia. Secara umum, multimedia diartikan
sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara, dan video. Yang
tentunya ini sangat membantu sekali bagi pendidikan karena informasi yang
dihasilkan memiliki nilai komunikasi interaktif yang tinggi. Artinya, informasi bukan
hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan dapat didengar, membentuk
simulasi, dan animasi yang dapat membangkitkan selera, serta memiliki nilai grafis
tinggi dalam penyajiannya.14
C.      Fungsi dan Manfaat TIK dalam Pembelajaran PAI
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dari
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, mulai dari Sekolah
Dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

13
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: Alfabeta, 2010),
185.
14
Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi, 204-205.

11
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.15
Mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam pembelajaran
antara lain untuk meningkatkan kompetensi pengajar dalam mengajar dan
meningkatkan mutu belajar pembelajar. Teknologi informasi dan komunikasi yang
sifatnya inovatif dapat meningkatkan apa yang sedang dilakukan sekarang, serta apa
yang belum kita mulai menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.16
Oleh karena itu pengajar hendaknya memanfaatkan seluruh kemampuan dan
potensi untuk meningkatkan pembelajaran terutama melakukan pembaharuan dalam
upaya mengembangkan proses pembelajaran. Pembelajaran dengan muatan teknologi
informasi akan berjalan efektif jika peran pengajar dalam pembelajaran adalah
sebagai fasilitator pembelajaran atau yang memberikan kemudahan pembelajar untuk
belajar bukan lagi sebagai pemberi informasi.
Pengajar bukan satu-satunya sumber informasi yang disampaikan dengan
ceramah menyampaikan fakta, data, atau informasi saja. Pengajar tidak hanya
mengajar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dapat belajar dari
pembelajar. Pengajar bukan instruktur yang memberikan perintah atau mengarahkan
kepada pembelajar melainkan menjadi mitra belajar (partner) sehingga
memungkinkan siswa tidak segan untuk berpendapat, bertanya, bertukar pikiran
dengan pengajar. Pembelajaran di dalam kelas tidak terfokus pada guru yang selalu
memberikan informasi tapi siswa juga diajak untuk menggali informasi mereka
dengan menggunakan TIK sehingga siswa tidak hanya taqlid (pengikut) saja.

15
Idris Harun, “Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam 1, no. 2 (2015):
175–90. hlm. 186.
16
Nurhijah Agustini, “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang.(Skripsi)” (UIN
Raden Fatah Palembang, 2016). hlm. 72.

12
Penggunaan teknologi informasi untuk pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi, yaitu:
1.      Media pembelajaran mandiri. Media pembelajaran mandiri diantaranya yaitu
pemutaran film dan CD interaktif. Pemutaran film dapat digunakan oleh guru dengan
memilih jenis film yang ada seperti film yang bersifat given artinya suatu paket judul
film yang telah tersedia dan relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Selain itu, penggunaan CD interaktif dapat digunakan oleh guru agar peserta didik
melakukan interaksi atau perlakuan terhadap program yang ditawarkan pada CD
tersebut.17 CD Interaktif adalah sebuah penyimpanan data yang mempunyai fungsi
memberi Informasi, yang didalamnya terdapat tombol-tombol untuk bisa menuju ke
halaman lainnya.18 Misalnya CD interaktif soal-jawab tentang Pendidikan Agama
Islam dikemas dalam bentuk permainan seperti dalam ”Who want to Be Millionare”.
Dalam hal ini, guru Pendidikan Agama Islam atau pihak sekolah harus memiliki
koleksi film atau CD interaktif yang berkaitan dengan materi Pendidikan Agama
Islam sesuai dengan kurikulum yang digunakan.19
2.      Alat bantu pembelajaran. Teknologi informasi yang dimanfaatkan untuk alat
bantu pembelajaran yaitu, pemanfaatan software komputer untuk pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
3.      Sumber pembelajaran. Teknologi informasi yang terkait sebagai sumber
pembelajaran (learning resources) dalam bentuk internet dengan segala
komponennya. Materi yang ditampilkan dalam sebuah web yang terkait dengan
Pendidikan Agama Islam dapat dilacak terlebih dahulu oleh guru dan dipraktikkan

17
Harun, “Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.” hlm. 187.
18
Ilham Eka Putra, “Teknologi Media Pembelajaran Sejarah Melalui Pemanfaatan Multimedia
Animasi Interaktif,” Jurnal TeknoIf ISSN 2338-2724 1, no. 2 (2014). hlm. 20.
19
Harun, “Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” hlm. 187.

13
langsung oleh peserta didik. Maksud pelacakan oleh guru agar materi atau
informasinya relevan dengan tujuan kurikuler Pendidikan Agama Islam.
Menurut Kamarul Azmi, terdapat beberapa alasan mengapa penggunaan
teknologi informasi sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI,
yaitu:
1.         Membantu memotivasi peserta didik untuk belajar secara lebih
menyenangkan.
2.         Memastikan peserta didik berperan aktif dalam pembelajarannya karena
peserta didik dapat belajar sesuai tahap kemampuan sendiri dan dapat mengulangi
materi yang ingin dipelajari beberapa kali sampai mereka paham.
3.         Membolehkan peserta didik memperoleh informasi secara lebih mudah.
4.         Menyediakan peluang belajar secara penemuan dan menjadikan peserta didik
lebih mandiri.
5.         Peserta didik belajar lebih spontan, lebih natural dan berkesan berdasarkan
model yang disukainya.
6.         Penggabungan berbagai media teknologi dapat mengembangkan pengalaman
peserta didik dengan menelaah pembelajaran sendiri dan tidak hanya menunggu
untuk memperoleh informasi secara pasif.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat menghasilkan manfaat yang sangat baik, terutama
bagi peserta didik, seperti memberikan motivasi belajar secara mandiri, meningkatkan
kemampuan individu, memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi, dan
memberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi konsep secara lebih mendalam.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi juga dapat memperluas ruang
lingkup paradigma dan kurikulum Pendidikan Agama Islam serta mengintegrasikan
Pendidikan Agama Islam dengan pendidikan modern.

14
Semua model teknologi informasi dan komunikasi, sebenarnya dapat
digunakan sebagai media dan sumber dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
guna untuk menghasilkan informasi yang luas dan bermanfaat, baik bagi guru
maupun peserta didik. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara terus
menerus dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan mampu memberikan
motivasi belajar terhadap peserta didik sehingga mereka akan terbiasa belajar mandiri
dalam mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan materi pembelajarannya
melalui media teknologi informasi dan komunikasi tersebut.20
Dengan demikian, dengan berkembangnya TIK sekarang ini sangat berguna
bagi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sebab dengan menggunakan TIK, materi
yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, dengan
menggunakan TIK, peserta didik bisa mengakses berbagai informasi terkait dengan
materi PAI, tanpa harus menunggu pendidik untuk menyampaikan informasi tersebut.
Meskipun demikian, peran pendidik juga tetap penting, karena pendidik harus tetap
memberikan pengarahan dan memperjelas informasi yang telah diterima oleh peserta
didik.

BAB III
METODE PENELITIAN

20
Ibid 89.

15
A. Jenis penelitian
Segala sesuatu untuk mencapai target yang diingkan memerlukan
metode.Demikian halnya penelitian,juga memerlukan metode agar cara kerja yang di
ingin di hasilkan terarah dengan baik. adapun penelitian ini mengunakan metode
kualitatif yaitu memaparkan dan mengambarkan secara mendalam dengan apa adanya
secara objektif sesuai dengan dengan data yang di kumpulkan.
Metode Penelitian ini yaitu bertujuan untuk menjelaskan atau
mendiskripsiskan suatu keadan,peristiwa objek apakah orang,atau segalah sesuatu
yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa di jelaskan baik dengan angka-angka
maupun dengan kata-kata.21.
Penelitian kualitatif adalah penelitian adalah penelitian yang di gunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alamiah di mana penelitian merupakan instrumen kunci. 22
Penelitian kualitatif mengkaji persepektif partisipan dengan multi strategi yang
bersifat interaktif, seperti observasi langsung. observasi partisipasi, wawancara
mendalam dukumen-dukumen,teknik teknik perlengkapan seperti foto rekaman,dan
lain lain.23
Jenis penelitian yang penulis lakukan penelitian lapangan (field research)
yang bersifat kualitatif, yakni untuk memperkuat data secara teoritis untuk
memperoleh informasi pada responden yang terkait dengan judul sehingga diperoleh
data yang valid dan dapat di pertanggung jawabkan.selain itu juga mengunakan
teknik studi kasus yaitu penelitian yang mendalam tentang individu ,kelompok satu
organisasi dan sebagainya dalam waktu tertentu.tujuanaya adalah untuk memperoleh
diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah penomena.
B. Sumber Data
21
Punaji setyosari, metode penelitian pendidikan (Jakarta,kencana :2012),h.39.
22
Trianto,pengantar penelitian bagi pengembang profesi pendidikan dan tenaga pendidikan,
(Jakarta,kencana:2011)h..179.
23
Nana syaodih sukmadinah, metode penelitian pendidikan (Bandung,PT Remaja
Rosdakarya:2007)h..99

16
Sumber data dalam penelitian kualitatif ada dua macam yaitu :
1. Sumber data primier
Sumber data primier adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.24 jadi sumber data primier adalah sumber data yang menjadi
sumber data utama dalam penelitian ini yang di peroleh dari Pengurus masjid dan
masyarakat jamaah masjid Khairunnas serta para guru-guru dan siswa siswi SMP IT
Khairunnas kota Bengkulu
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberi data
kepada pengumpul data.25 sumber data sekunder adalah data yang menjadi penunjang
data utama yang di peroleh dari ketua Yayasan dan pimpinan Smp IT Khairunnas
kota Bengkulu.
C. Teknik Pengumpulan Data
Suatu penelitian memerlukan data dan informasi yang berguna untuk bahan
pemecahan masalah yang di temukan dalam penelitian tersebut,untuk itu di perlukan
teknik pengumpulan data yang tepat agar penelitian mencapai tujuan yang
diinginkan.untuk memperoleh data dari penelitian ini penulis mengunakan teknik-
teknik pengumpulan data berupa:
1. Wawancara.
Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan data yang
menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan responden.
2. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi dapat dilakukan secara langsung
maupun secara tidak langsung.Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi langsung yang berarti mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat)
24
Sugiono, metode penelitian kualitatif dan R&D,(Yogyakarta bening:2011),h.45-67
25
Sugiono, metode penelitian kualitatif dan R&D,(Yogyakarta bening:2011),h.68

17
terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan didalam
situasi sebenarnya maupun dilakukan didalam situasi buatan yang khusus diadakan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan
foto-foto, film documenter, data yang relevan dengan penelitian.dalam hal ini penulis
mengambil kegiatan kegiatan apa saja yang di laksanakan di masjid khairunnas kota
Bengkulu dan aktvitas jamaah yang di laksankan terutamah beribadah,seperti
sholat,pengajian hari jum’at dan kegiatan rutinitas jamaah yang di kerjakaan dan juga
kegiatan anak murid SMP IT Khairunnas Bengkulu
D. Tehnik Keabsahan Data
penulis mengadakan keabsahan data dengan menggunakan tehnik trianggulasi
data, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data yang ada untuk kepentingan pengecekan atau sebagai bahan
pembanding terhadap data yang ada. Trianggulasi dengan menggunakan sumber,
berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yanhg berbeda, trianggulasi dengan
menggunakan metode dapat dilakukan dengan cara.
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan data apa yang dikatakan orang di depan umum dan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang relevan dengan
hasil penelitian.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Hasil dan pembahasan

18
Gambar kegiatan wawancara bersama bapak nurwahyudi26
Kegiatan di atas dilaksanakan pada tanggal 11 april 2023 di sini peneliti
mewawancarai BAPAK NURWAHYUDI beliau merupakan salah satu guru mata
pelajaran PAI Dari wawancara peneliti banyak sekali memperoleh imformasi
berkaitan tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran
pendidikan agama islam di SMP IT Khairunnas Bengkulu yaitu:
Disini peneliti mengamati pembelajaran TIK Sudah di terapkan di
pembelajaran PAI yang mana ada beberapa materi materi yang diajarkan sudah
berbasis digital seperti pada saat pembelajaran pak yudi mengunakan media
pembelajaran mengunakan leptop dan layar monitor untuk menjelaskan
pembelajaran dalam bentuk persentasi yang mana pembelajaraan mengunakan ppt
didalam menjelaskan materi pelajarannya adapun tanggapan beliau tentang TIK
Dalam pembelajaran PAI yaitu ”Di erah modern saat ini orang mengunakan
teknologi kapan saja dan di mana saja. teknologi saat ini sangat penting didunia,
salah satunya dunia pendidikan yang mana pembelajaran sudah banyak sekali di
dapatkan melalui teknologi, dan termasuk pembelajaran pendidikan agama islam
yang mana siswa dan siswi SMP IT Khairunnas memilki tugas dari baik dari saya
maupun dari guru lainnya dan siswa siswi dapat mencari informasi pembelajaran di
internet dan di kumpulkanya pun melalaui internet juga seperti mengunakan aplikasi

26
Dokumentasi dengan nurwahyudi pada tanggal 16 Januari 2020 di sekolah

19
google class room dan zoom dan selain itu juga biasanya siswa siswi Smp IT
Khairunnas Bengkulu mendapat tugas dari guru pai yaitu menyetorkan Hafalan
Al Qur an ke guru pai dan terkadang di share di media sosial sebagai media
pembelajaran dan selain itu juga siswa dan siswi membuat film pendek religi
bernuansya Islami dan yang tak kala penting yaitu di SMP it khairunns bengkulu
sistem pembelajaran sudah mengunakan teknologi seperti ujian sekolah dan nasional
sudah mengunkan Komputer untuk menyelesaikan ujiannya dan juga para guru
didalam menjelaskan pembelajaran sudah berbasis digital seperti adanya layar
monitor sebagai media pembelajaran untuk memperjelas pembelajaran selain
mengunaan papan tulis Dan disini juga peneliti mengamati adanya media media
yang mendukung seperti adanya LAB Komputer jaringan Internet serta memiliki
monitor dan e lerning yang biasanya di krim melalui gogle classroam dan whatshap
sebagai media komunikasi baik kepada siswa dan siwsi maupun guru, terutama pada
saat pembelajaran secara Daring atau Online 27 namun disisi lain penerapan TIK
Dalam pembelajaran terkadang memiliki kendala yaitu sistem jaringan Internet
kurang stabil dan juga kadang kadang para murid kesulitan dalam mengaplikasikan
pembelajaran berbasis digital sehingga ini pr Bersama antara guru dan murid di
didalam pembelajaran. dari uraian di atas berdasarkan wawancara dan observasi
serta pengamatan bahwa teknologi memiliki peranan penting sebagai media
pembelajaran di SMP IT Khairunnas Bengkulu hal ini dapat di lihat dari pengunaan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran oleh karenanya
bahwa penerapan teknologi komunikasi dan informasi di SMP IT Khairunnas
Bengkulu memiliki pengaruh dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam
B. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yaitu Bahwa penerapan Teknologi
komunikasi dan informasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT
27
Wawancara bersama nurwahyudi pada tanggal 16 januari 2020 di sekolah

20
Khairunas Bengkulu sudah di terapkan dalam pembelajaran di sekolah selain itu
peranan teknologi komunikasi dan informasi yang penting dalam pendudukung
proses pembelajaran diantaranya yaitu  
Sebagai Keterampilan (Skill) dan Kompetensi,  Sebagai Infrastruktur Pembelajaran
Sebagai Sumber Bahan Belaja, Sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pembelajaran
Sebagai Sistem Pendukung Keputusan    Alat bantu pembelajaran. Serta      Sumber
pembelajaran.
C. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan di sana sini, sehingga penulis menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Deni Darmawan, 2013. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya,

21
Departemen Agama RI 2014 Al Qur’an dan terjemahan .CV : Penerbit JART
Dokumentasi dengan nurwahyudi pada tanggal 16 Januari 2020 di sekolah
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, 2010 Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara,
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, 2010Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara,
Harun, “Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Harun, “Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Harun, “Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” hlm. 187.
Idris Harun, “Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 2015 POTENSIA: Jurnal
Kependidikan Islam 1, no. 2
Ilham Eka Putra, 2014 “Teknologi Media Pembelajaran Sejarah Melalui Pemanfaatan
Multimedia Animasi Interaktif,” Jurnal TeknoIf ISSN 2338-2724 1, no. 2
Muhaimin, 2012 Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Munir, 2010 Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Bandung:
Alfabeta,
Nana syaodih sukmadinah, 2007 metode penelitian pendidikan (Bandung,PT Remaja
Rosdakarya
Nurhijah Agustini, 2016 “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis di Madrasah Aliyah Negeri 3 Palembang.
(Skripsi)” (UIN Raden Fatah Palembang,
Punaji setyosari 2012 metode penelitian pendidikan Jakarta,kencana
Rusman & dkk, 2012, hal. v

22
Sugiono, 2011 metode penelitian kualitatif dan R&D,Yogyakarta bening:
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2016Indriyani 2020 E-
learning : Konsep, dan Strategi Pembelajaran di Era Digital (Implementasi
pada Pendidikan Tinggi). Staff IPD http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56
Wawancara bersama nurwahyudi pada tanggal 16 januari 2020 di sekolah

23

Anda mungkin juga menyukai