Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENCAPAI

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SMP

NEGERI 2 WARU SIDOARJO

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

NUR HIDAYATULLAH

D91218151

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENCAPAI

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DI SMP

NEGERI 2 WARU SIDOARJO

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :
NUR HIDAYATULLAH
NIM.D91218151

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022
DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................2

B. Rumusan Masalah.................................................................................6

C. Tujuan Penelitian..................................................................................6

D. Kegunaan Penelitian.............................................................................7

E. Penelitian Terdahulu.............................................................................8

F. Definisi Oprasional...............................................................................10

G. Metode Penelitian.................................................................................12

H. Sistematika Pembahasan.......................................................................20

Daftar Pustaka...................................................................................................22

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

keberlangsungan hidup, dalam kehidupan yang serba maju, modern dan

canggih saat ini. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan

pendidikan diharapkan dapat mencetak manusi-manusia berkualitas yang

akan mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 3, yang menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan

pendidikan nasional ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kini

semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat

penting di dalam kehidupan yang kemajuan umat manusia.1

Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara

Pendidikan dengan subjek didik untuk mencapai tujuan Pendidikan. Proses

itu berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan

1
Achmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang, Pusat Pengembangan MKU/MKDK-
LP3 Universitas Negeri Semarang, 2012), h. 144

2
bermacam-macam tindakan yang disebut alat Pendidikan. Istilah

Pendidikan berasal dari Bahasa Yunani yaitu paedagogie yang berasal dari

kata pais yang berarti anak dan again yang berarti bimbingan. Jadi,

paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam Bahasa

Inggris Pendidikan diartikan menjadi education. Education berasal dari

Bahasa Yunani yaitu educare yang memiliki arti membawa keluar yang

tersimpan dalam jiwa, untuk dituntun supaya tumbuh dan berkembang.2

Sistem pendidikan memiliki banyak komponen salah satunya

adalah adanya peserta didik, dalam pendidikan peserta didik merupakan

komponen yang sangat penting dalam sistem Pendidikan, karena

seseorang tidak bisa disebut sebagai pendidik apabila tidak ada yang

dididiknya. Peserta didik ialah orang yang memiliki potensi dasar yang

perlu dikembangkan melalui Pendidikan, baik secara fisik maupun psikis,

dan dilingkungan manapun baik Pendidikan di lingkungan keluarga,

sekolah maupun lingkungan masyarakat dimanapun anak tersebut berada.3

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk memperluas

pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku.

Pendidikan juga menjadi salah satu sarana untuk mengembangkan potensi

diri dan keterampilan siswa melalui proses pembelajaran sebagai bekal

bagi diri siswa menjalani hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Sebagaimana dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 berisi

2
Ulfa Fahmanisa, Tips Memahami Peserta Didik, (Bandung : CV. Boens Enterprise, 2010), h. 1
3
Ibid., h. 30

3
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 secara tegas

menyatakan bahwa :

Pendidikan merupakan usaha sadar sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potesi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Hal ini juga di jelaskan dalam Q. S al-‘Alaq (96) ayat 1-5:

﴿ ‫﴾ ِاۡق َر ۡا َو َر ُّبَك اۡل َاۡك َر ُۙم‬2﴿ ‫﴾ َخ َلَق اۡل ِاۡن َس اَن ِم ۡن َعَلٍق‬1﴿ ‫ِاۡق َر ۡا ِباۡس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ۡى َخ َلَق‬

5﴿ ‫﴾ َعَّلَم اۡل ِاۡن َس اَن َم ا َلۡم َيۡع َلۡم‬4﴿ ‫﴾ اَّلِذ ۡى َعَّلَم ِباۡل َق َلِۙم‬3﴾

Artinya :

Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan (1).

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah,

dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar

(manusia) dengan pena (4). Dia mengajar kepada manusia apa yang

tidak diketahuinya (5).4

Berdasarkan ayat di atas, peneliti dapat memahami bahwa ayat

pertama inilah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

menjadi tanda sebagai penobatan beliau menjadi Rasulullah atau utusan

Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Wahyu ini juga menjadi
4
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2014), h. 597

4
tonggak prinsip Pendidikan yang berarti manusia sangat membutuhkan

Pendidikan untuk mengetahui apa yang belum diketahuinya, dan juga

seruan bagi pendidik untuk mengajarkan ilmu kepada anak didiknya.

Dalam sistem Pendidikan salah satu hal terpenting yang harus

dimiliki oleh satuan Pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum sebagai

sebuah program / rencana pembelajaran, tidaklah hanya berisi tentang

program kegiatan, tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh

beserta alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,

disamping itu juga berisi tentang alat atau media yang diharapkan mampu

menunjang pencapaian tujuan tersebut. Kurikulum sebagai suatu rencana

disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan

dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf

pengajarnya.5

Di Indonesia sistem Pendidikan telah banyak mengalami

perubahan. Mulai dari perubahan kurikulum, pengembangan sistem proses

pembelajaran, dan pemanfaatan sarana prasarana bagi sistem Pendidikan

bahkan peningkatan mutu guru sebagai seorang pendidik.

Berdasarkan perubahan-perubahan tersebut dan sistem kemajuan

pendidikan yang ada. Maka adanya pembaruan yakni kurikulum merdeka

merupakan suatu gagasan yang memberikan kelonggaran kepada guru dan

siswa untuk menentukan sendiri sistem pembelajaran yang akan

5
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar
Dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012) h. 1-2.

5
diterapkan.6 Selama ini sistem pembelajaran di Indonesia dirasa masih

sangat kaku dalam proses belajar mengajar, dimana dalam penerapannya

sebagian besar murid mendengarkan dan guru yang menjelaskan. Maka

sistem seperti ini kebanyakan akan berkutat kepada pengetahuan namun

minim keterampilan. Sedangkan lingkup dalam pendidikan sangatlah luas

yakni juga mencakup sikap, keterampilan, dan kemandirian.

Pada tahun 2021 Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan telah meluncurkan kurikulum prototipe yang akan

disempurnakan lebih lanjut pada tahun 2022 menjadi kurikulum merdeka.

Salah satu ciri khas dalam kurikulum merdeka ini adalah adanya

Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat P5

yang berfokus pada penanaman pendidikan karakter. P5 merupakan

pembelajaran lintas disiplin untuk mengamati dan memikirkan pemecahan

masalah dilingkungan sekitar.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam masa kini, masih

banyak hal-hal yang belum tercapai, seperti kurangnya penanaman

pendidikan karakter pada siswa, yang diharapkan siswa memiliki sifat

yang islami dalam berkehidupan sesama manusia baik disekolah maupun

di luar sekolah atau dilingkungan masyarakat, selain itu pada pembelajaran

PAI juga kurang memperhatikan penalaran dan berpikir kritis. Pada

umumnya para guru hanya menekankan pada model pembelajaran yang

hanya menekan pada hafalan, selain itu juga banyak ditemui dalam

6
Choirul Ainia Dela, et.al, Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara dan
Relevansinya Bagi Pendidikan Karakter, (Jurnal Filsafat Indonesia, 2020), Vol.3 No.3, h.95.

6
pembelajaran PAI hanya mengajarkan pembelajaran yang mengacu pada

aspek kognitif dan psikomotorik saja. Dalam pembelajaran seperti itu

siswa hanya memahami materi yang diajarkan, akan tetapi kurang mampu

menyelesaikan praktiknya dengan baik. Karena ranah afektif jarang juga

ditekankan, membuat para siswa hanya memahami dan mempratikkan

Ketika dalam proses pembelajaran saja. Akan tetapi, dalam kehidupan

sehari-hari nya siswa kurang mampu menerapkan ranah afektifnya.

Pendidikan Agama Islam yang diterapkan dengan baik dan tepat dalam

proses pembelajarannya akan memberikan dampak yang baik pula pada

siswanya.

Metode pembelajaran merupakan hal yang penting untuk

mendukung keberhasilan pengajaran yang dilakukan. Dengan metode

pembelajaran, materi dari suatu mata pelajaran dapat disampaikan secara

efisien, efektif, dan terukur dengan baik sehingga dapat dilakukan

perencanaan dan perkiraan dengan tepat.7

Salah satu metode pembelajaran yang ada yaitu metode pemecahan

masalah atau Problem solving. Metode tersebut merupakan cara penyajian

bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak

pembahasan untuk menganalisis, membandingkan, dan menyimpulkan

dalam usaha memecahkan masalah atau jawaban atas masalah tersebut

oleh peserta didik.8 Metode Problem Solving ini bukan hanya sekedar

7
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 81
8
Ibid., h 187

7
metode mengajar, namun juga merupakan suatu cara berfikir karena dalam

prosesnya yaitu berawal dari pencarian data hingga menarik kesimpulan.9

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode

Problem Solving bukan hanya sekedar sebuah metode mengajar, namun

juga dapat disebut sebagai suatu cara berfikir karena prosesnya sangat

panjang yaitu berawal dari pencarian data sampai menarik sebuah

kesimpulan. Selain itu, juga dapat menjadikan peserta didik dapat berfikir

secara kritis.

Dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila, penggunaan

metode Problem Solving sangat tepat. Peserta didik dituntut untuk mampu

menyelesaikan masalah-masalah yang ada dilingkungan sekitarnya. Dalam

profil pelajar Pancasila terdapat 6 elemen penting yang menjadi

karakteristik profil tersebut, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global,

mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Dengan demikian,

profil pelajar Pancasila dapat terbentuk karena metode Problem Solving

mampu menjadikan peserta didik bernalar kritis.

Dalam pembelajaran PAI dengan metode Problem Solving juga

sangat dibutuhkan. Metode ini dapat menjadi sarana berlatih peserta didik

guna menyelesaikan permasalahan yang kemungkinan terjadi dalam

kehidupannya. Sehingg dapat menciptakan peserta didik yang mandiri

dalam kehidupan sehari-hari.

9
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektifitas Pembelajaran di Abad Global, (Malang:
UIN Maliki Press, 2011), h. 108

8
Pada penelitian ini, sekolah yang dipilih adalah SMP Negeri 2

Waru Sidoarjo, sekolah ini merupakan salah satu Lembaga yang sudah

lama diakui oleh masyarakat pada umumnya, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas. Proses pembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri 2

Waru ini juga sangat variatif. Khusus untuk mata pelajaran PAI, pendidik

di SMP Negeri 2 Waru sunggu sangat kreatif dalam mengajar. Adapun

metode yang digunakan antara lain: diskusi, prakrtik, Latihan soal,

ceramah, dan problem solving. Selain menyesuaikan materi yang ada,

pendidik selalu memperhatikan keadaan peserta didik dalam menerima

materi. Pendidik mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Waru memberikan

penjelasan bahwa proses pedidikan yang baik adalah dengan memberikan

kesempatan para peserta didik untuk mengemukakan pendapat karena

seorang pelajar tidak bisa diarahkan pada satu pemikiran saja.

Pada saat ini, SMP Negeri 2 Waru menggunakan kurikulum

prototype (merdeka) dan K13. Adanya penerapan dua kurikulum karena

sekolah melakukan penyesuaian secara bertahap. Untuk kurikulum

merdeka diterapkan dikelas 7, sedangkan untuk kelas 8&9 masih

menggunakan kurikulum K13.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin membuat judul

tentang “Implementasi Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Untuk Mencapai Projek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila di SMP Negeri 2 Waru Sidoarjo”.

9
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi metode problem solving dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Waru Sidoarjo?

2. Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk

projek penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 2 Waru Sidoarjo?

3. Bagaimana Implementasi metode problem solving dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam untuk membentuk projek penguatan profil

pelajar pancasila di SMPN 2 Waru Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi metode problem solving dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Waru Sidoarjo

2. Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

membentuk projek penguatan profil pelajar pacasila di SMPN 2 Waru

Sidoarjo

3. Untuk mengetahui implementasi metode problem solving dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk membentuk projek

penguatan profil pelajar Pancasila di SMPN 2 Waru Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

untuk berbagai kalangan, antara lain:

1. Secara Teoritis

a. Bagi peneliti, pendidik, dan pengembang pendidikan hasil

penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, wawaasan,

10
sumbangan dan pemikiran bagi peneliti di masa mendatang

sebagai pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut.

b. Hasil penilitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peniliti

untuk diteliti.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu

pengetahuan dalam membentuk projek penguatan profil pelajar

Pancasila menggunakan metode problem solving

2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Memberikan pengalaman dan wawasan baru,bagi peneliti

jika nantinya penulis berkecimpung di dunia pendidikan

khusunya dalam membentuk projek penguatan profil pelajar

Pancasila dengan metode problem solving dan dijadikan sebagai

bahan pengetahuan dan keahlian dalam Menyusun karya tulis

ilmiah serta dapat juga dijadikan sebagai sumber refrensi bagi

penulis.

b. Bagi Sekolah

Diharapkan penelitian ini dapat menjadikan pedoman dan

acuan dalam pembentukan projek penguatan profil pelajar

Pancasila dalam pembelajaran Pendidiakan Agama Islam di

SMPN 2 Waru Sidoarjo.

c. Bagi Pendidik

11
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman

dan acuan untuk diterapkan oleh guru dalam membentuk

projekp penguatan profil pelajar Pancasila dalam Pendidikan

Agama Islam dengan menggunakan metode problem solving.

E. Penelitian Terdahulu

F. Definisi Oprasional

1. Metode Problem Solving

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru

tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai

satupun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli

psikologi dan pendidikan.10

Problem solving atau pemecahan masalah merupakan proses yang

dapat membantu seseorang untuk menemukan apa yang mereka

inginkan dan bagaimana mencapainya dengan cara yang paling efektif,

yaitu dengan cara merumuskan masalah, menyusun rencana tindakan,

dan melaksanakan tindakan yang mengarah pada penyelesaian

masalah.

10
Syaiful Bhari Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2014), h. 46

12
Metode Problem Solving yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah cara yang dilakukan oleh guru PAI dalam membentuk projek

penguatan profil pelajar Pancasila.

2. Projek penguatan profil pelajar pancasila

Projek Penguatan profil pelajar pancasila adalah pembelajaran

lintas disiplin yang bertujuan mengamati untuk memikirkan

pemecahan masalah

G. Metode Penelitian

H. Sistematika Pembahasan

13

Anda mungkin juga menyukai