Anda di halaman 1dari 32

1

A. Judul

PENERAPAN PEER TEACHING METHOD UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS VIII DI MTS PUI

PUTRI MAJALENGKA TAHUN AJARAN 2022/2023

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan islam merupakan salah satu bidang studi yang banyak

mendapat perhatian dari ilmuan. Hal ini karena disamping perannya yang

amat strategis dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, juga

karena dalam pendidikan islam terdapat berbagai masalah yang kompleks.

Bagi kita yang terjun kedunia pendidikan islam, harus memiliki

kemampuam dalam mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan

tuntunan zaman.

Menurut Moh.Haitami Salim dan Syamsyul kurniawan (2009:1).

Bahwa "Pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam

kehidupan, bahkan tidak dapat dipisahkan sama sekali dari kehidupan, dan

pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia

memperoleh kehidupan yang bermakna baik secara individu maupun

kelompok".

Menurut zakiyah Drajat (2008:28) Bahwa "Pendidikan islam adalah

pembentukan kepribadian muslim". Menurut Abudin Nata (2001:129)

Bahwa "Pendidikan islam adalah usaha sadar yang dilakukan secara


2

sistematik untuk membentuk masyarakat didik sesuai dengan tuntunan

islam".

Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis memberikan pengertian

bahwa pendidikan islam adalah suatau usaha yang dilakukan pendidik untuk

membentuk karakter peserta didik agar sesuai dengan al-qur'an dan as-

sunnah (sesuai dengan ajaran islam). Sedangkan pengertian pembelajaran

adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid.

Didalam islam menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus

kewajiban bagi muslim laki-laki maupun perempuan. Karena dengan ilmu

pengetahuan kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik didunia

maupun di akhirat. Apalagi sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya

seperti dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasullullah shailalahu alaihi

wasalam bersabda :

‫َطَلُب الِعلِم َفِر يَض ًة َعَلی ُك ِّل ُمْس ِلْيِم َو ُمْس ِلَم ٍة حديث صحيح رواية انس بن‬

‫مليك ابن عباس ابن عمر علي بن ا يب طا لب وابوسعيد القدرضي اللهعنه‬

‫صحيح اجلامع‬

Artinya : "Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki
maupun muslim perempuan". (Hadits shahih,diriwayatkan dari beberapa
3

sahabat diantaranya: Anas bin Malik, Ibnu Abas, Ibnu Umar, Ali bin Abi
Thalib, dan Abu Said Al Kudri Radhiallahu Anhum, Shahih Al-jami:3913)

Maka jelas bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan

baik bagi anak-anak remaja, maupun yang sudah dewasa. Kewajiban itu

untuk semua kalangan umat islam. Rasulullah sering bebicara tentang

keutamaan ilmu dan bahkan mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu.

Perintah menuntut ilmu ini merupakan salah satu pusat perhatian islam bagi

pemeluknya.

Didalam Al-qur'an Allah SWT berfirman :

‫ِا‬ ‫ِاْق أبِا ْس ِم ِبَك الِذی َخ َّلَق َخ َلَق ْاﻻٍء ْن ِم ْن َعَلٍق‬


‫ْقَر ْأَو َر ُّبَك ْأﻻْك َر ُم‬ ‫َسَن‬ ‫َر‬ ‫َر‬

‫ِء‬ ‫َاّلِذی َعّل ِباْلَق َلِم‬


‫َعّلَم ْا ﻻ ْنَسَن َم ا ْمَل َيْع َلْم‬ ‫َم‬

Yang artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah.Yang mengajar (manusia)
dengan perantara pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya". (Departemen Agama RI,2005:598).
Menurut M.Quraish shihab dalam tafsir al-misbah (2009:393),bahwa

"pada ayat di atas memerintahkan membaca dengan menyampaikan janji

Allah diatas manfaat membaca,itu mengemukakan kemampuan membaca

dengan lancar dan baik tidak dapat diperoleh tanpa mengulang-ngulang atau

melatih diri secara teratur,hanya saja keharusan latihan”. Nilai pendidikan

akidah terdapat pada ayat 1-3 yang memiliki arti penafsiran yang bernilai

pendidikan akidah yang mengajarkan kepada umat manusia untuk membaca

dengan menyebut nama Allah SWT. Nilai pendidikan syari'ah terdapat pada
4

ayat kedua tentang penciptaan manusia yang berasal dari segumpal darah

yang memiliki arti bergantung kepada yang lain, nilai pendidikan akhlak

pada ayat 1-2, yaitu perilaku ikhlas, sosial dan optimis.

Dalam UUD RI dijelaskan pada Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pasal 3 dalam undang-undang tersebut dinyatakan

bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Dengan kata lain, hakikat pendidikan tidak hanya memindahkan

pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi lebih dari itu yaitu untuk

mendidik agar peserta didik mempunyai akhlak. Untuk mewujudkannya,

maka dapat diupayakan melalui pendidikan agama, baik Aqidah Akhlak

maupun pendidikan agama lainnya.

Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan

penting dan utama karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat

ditetukan oleh faktor guru. Guru pendidikan agama islam dituntut untuk

banyak berkreasi dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran,

penggunaan media dan metode pembelajaran yang dipilih guru merupakan

salah satu cara meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurut Hamalik (2001:32) Bahwa "Untuk lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan
5

dan pengajaran di sekolah perlu digunakan metode dan teknik pembelajaran

yang tepat". Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan

menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa bosan dengan

pembelajaran yang berlangsung. Dalam penerapannya metode Peer

Teaching Method banyak menyangkut permasalahan individual atau sosial

peserta didik dan pendidik itu sendiri misalnya siswa kurang memperhatikan

saat dalam proses pembelajaran, kurangnya etika kesopanan pada guru, dan

lain sebagainya.

Metode dan strategi pembelajaran lebih diorientasikan pada cara

mengaktifkan siswa, untuk mengaktifkan siswa secara optimal proses

pembelajaran harus didasarkan pada prinsip belajar siswa aktif (student

active learning), atau mengembangkan kemampuan belajar (learning

ability) atau lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) dan

bukan pada mengajar (teaching). Oleh karena itu, metode pembelajaran

lebih didasarkan pada learning competency, yaitu siswa akan memiliki

seperngkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan dan penerapannya

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran

yang dilaksanakan harus mencapai tujuan dan tercapai KKM.

Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa "proses pembelajaran pada

satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, insfiratif,

menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,


6

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis siswa". Dengan adanya proses pembelajaran

diharapkan siswa agar bisa aktif dalam pembelajaran tidak hanya guru saja

yang memberikan penjelasan namun siswa pun dituntut untuk aktif, kreatif

agar pembelajaran yang telah disampaikan kepada siswa bisa diserap oleh

siswa dan tidak hanya berlalu begitu saja.

Dengan menggunakan metode yang sesuai dalam mengajarkan

Aqidah Akhlak di sekolah dasar, diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan

implementasinya dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hasil belajar akan

bagus apabila siswa rajin mendengarkan apa yang dijelaskan oleh gurunya.

Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut

melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang

telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik, yang dinyatakan dalam symbol,huruf,maupun kalimat.

Hasil belajar siswa disekolah dapat dilihat pada angka raport atau

daftar nilai formatif, sumatif dan nilai UN pada akhir kelulusan siswa.

Ditinjau dari segi didaktis penilaian proses belajar sangat penting, karena

peserta didik harus mengetahui kemajuan hasil belajar yang telah tercapai

yang mampu mempengaruhi semangat belajar agar prestasi berikutnya akan

lebih meningkat. Nilai seorang siswa yang diperoleh dari guru tidak mampu

membandingkan dengan nilai yang diperoleh dari guru lainnya.


7

Hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII Mts

PUI Putri Majalengka untuk semester II (dua) sangat rendah dan tidak

memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah dibuat oleh guru

bidang study PAI. Nilai pendidikan agama islam yang diperoleh siswa kelas

VIII sangat beragam sedangkan KKM yang dibuat oleh guru Aqidah Akhlak

adalah 70%. Dari orang siswa hanya 7 orang yang lulus yaitu sekitar 46,7%

dan 8 orang yang tidak lulus yaitu sekitar 53,4% siswa yang tidak

memenuhi kriteria minimal (KKM). Berdasarkan Keberagaman nilai yang

diperoleh siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak disebabkan karena

kurangnya motivasi dan minat belajar sehingga siswa kurang semangat dan

tidak berminat terhadap pembelajaran yang disampaikan. Adapun metode

yang digunakan oleh guru kurang bervariasi dan sangat monoton seperti

metode ceramah, pemilihan metode yang salah bisa disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya guru yang mengajar bukan ahli dalam bidang

pendidikan islam sehingga metode yang di sampaikan asal-asalan atau

menyseuaikan dengan pembelajaran profesinya. sehingga kesalahan

pemilihan metodepun akan berakibat buruk terhadap hasil belajar anak.

Oleh karena itu, metode yang digunakan harus sesuai dengan kemajuan

peserta didik yang telah dicapai seperti: aspek kognitif,afektif dan

psikomotor. Dengan pemilihan metode yang tepat dan guru yang sesuai

dengan profesi diharapkan motivasi belajar dan minat siswa akan meningkat

sehingga keberhasilan belajar pun akan berubah menjadi lebih baik.


8

Melihat kondisi rendahnya hasil belajar siswa yang telah dicapai

pada mata pelajaran pendidikan agama islam, dan tidak tercapainya kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Guru harus mampu merubah strategi dan

metode pembelajaran agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, maka proses pembelajaran

harus berlangsung secara aktiv, interaktiv, konstruktif, efektif dan

menyenangkan (Pakem). salah satu upaya untuk mencapai tujuan

pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan metode pembelajaran

Peer Teaching.

Menurut Winarno Surakhmad (1994:53) Bahwa "Peer Teaching

merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi

kebutuhan peserta didik". Ini merupkan pendekatan kooperatif bukan

kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina diantara peserta

didik yang bekerja sama. Peserta didik yang terlibat dalam tutor sebaya akan

merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Ketika

mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik dapat mengembangkan

kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan

memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Menurut

Kuswaya Wiherdit (1997:3) Bahwa "Peer Teaching adalah Seorang siswa

pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang

sama".

Jadi dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya (Peer Teaching) adalah

metode pembelajaran dengan pendekatan kooperatif dimana peserta didik


9

ada yang berperan sebagai pengajar dan peserta didik yang lain berperan

sebagai pembelajar, pada usia yang sama atau dalam pengajar berusia lebih

tua dari pembelajar, untuk membantu belajar dalam tingkat kelas yang

sama, untuk mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk

mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari dengan

cara yang bermakna, karena penjelasan yang diberikan menggunakan

bahasa yang lebih akrab.

Dengan penerapan metode peer teaching diharapkan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukan

bahwa aktivitas dan hasil belajar PAI kelas VIII di Mts PUI Putri

Majalengka masih rendah, hal tersebut dapat dilihat dari nilai evaluasi siswa

pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, siswa kesulitan dalam menghafal

materi tersebut, karena kurang aktifnya pembelajaran sehingga siswa tidak

ada kesempatan untuk bisa berbicara.

Dalam model pembelajaran aktif, pengajar sangat senang apabila

peserta didik dapat menjadi seorang pengajar untuk teman sebayanya

sehingga temannya akan lebih bersemangat untuk belajarnya karena bahasa

teman lebih mudah dipahami, dan teman yang diajarkannya akan meniru

menjadi seorang pengajar untuk mengajar teman yang lainnya. Dengan

kegiatan tersebut diharapkan suasana kelas lebih hidup, menyenangkan,

tidak tertekan, dan menyemangati peserta didik lainnya untuk belajar. Oleh

karena itu penulis ingin mengkaji lebih lanjut dan mengadakan penelitian
10

yang berkaitan dengan judul "Penerapan Peer Teaching Method untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah

Akhlak pada Siswa Kelas VIII di MTs PUI Putri Majalengka Tahun

Ajaran 2022/2023".

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:

"Apakah penerapan Peer teaching method dapat meningkatkan hasil

belajar Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak untuk siswa kelas VIII di

Mts PUI Putri Majalengka Tahun Ajaran 2022/2023" ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yaitu :

"Untuk mengetahui upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui

penerapan peer teaching method pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa

kelas VIII di Mts PUI Putri Majalengka Tahun Ajaran 2022/2023".

E. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini maka diharapkan dapat memperoleh

manfaat-manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

mengembangkan metode Peer Teaching yang efektif dan dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak.


11

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

1) Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.

2) Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak

di sekolah.

3) pengembangan kompetensi siswa di sekolah

4) Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,

ketertarikan, kenyamanan, kesenangan dalam diri siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran di kelas.

5) Memberikan bekal kecakapan berfikir ilmiah melalui

keterlibatan siswa dalam kegiatan penelitian tindakan kelas.

b. Bagi Guru

Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses

pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa

yang terjadi dikelasnya. Guru dapat berkembang dan meningkatkan

kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai,

merefleksikan diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang

dikelolanya dikelas. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru sebagai

salah satu alternatif dalam menentukan metode pembelajaran

Aqidah Akhlak di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar

Aqidah Akhlak di sekolah MTs PUI Putri Majalengka dan dapat


12

digunakan oleh guru bidang study lain dalam rangka meningkatkan

hasil belajar siswa di sekolah tersebut.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman dan

wawasan baru, tentang metode dan strategi yang cocok digunakan

dalam mengajar mata pelajaran Aqidah akhak.

F. Kajian Teori

1. Peer Teachig methode

a. Pengertian Peer Teaching Methode

Menurut Arifin (2000:97) ditinjau dari segi kebahasaan, kata

metode berasal dari kata yunani "Methodos", yang terdiri dari kata

"Metha" yang berarti melalui dan "Hodos" yang berarti "Jalan"

jadi metode berarti jalan yang dilalui.

Di dalam kenyataannya, cara atau metode mengajar yang

digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara

yang ditempuh untuk memantapkan anak didik dalam menguasai

pengetahuan, keterampilan dan sikap (kognitif, afektif dan

psikomotorik). Khusus metode mengajar didalam kelas, menurut

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo (2005:52) bahwa "ekektifitas

suatu metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor anak didik,

faktor situasi dan faktor guru itu sendiri".

Jadi, dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam


13

menyajikan mata pelajaran yang dirancang secara sistematik dan

sistemik,dan digunakan pada saat berlangsungnya pengajaran.

Menurut Hamalik (2012:73) bahwa "Peer Teaching adalah

bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan,

bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar siswa belajar secara

efisien dan efektif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina

diantara peserta didik yang bekerja sama. Peserta didik yang

terlibat dalam tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan

juga belajar dari pengalamannya. Ketika mereka belajar dengan

tutor sebaya, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan

memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.

Menurut Amin Suyitno (2004:24) bahwa" Metode belajar

yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain.

Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya

sebagai strategi pembelajaran sangat membantu siswa didalam

mengajarkan materi kepada teman-temannya".

Jadi dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya (Peer Teaching)

adalah metode pembelajaran dengan pendekatan kooperatif dimana

peserta didik ada yang berperan sebagai pengajar dan peserta didik

yang lain berperan sebagai pembelajar, pada usia yang sama atau

dalam pengajar berusia lebih tua dari pembelajar, untuk membantu

belajar dalam tingkat kelas yang sama, untuk mengembangkan


14

kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi

dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna,

karena penjelasan yang diberikan menggunakan bahasa yang lebih

akrab.

b. Kelebihan dan Kekurangan Peer Teaching Methode

Menurut Djamrah dan Aswan Zain (2014:30) bahwa

“Belajar dengan bimbingan peer teaching atau mengajar sebaya

mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu":

1) Kelebihan

a) Meningkatkan motivasi belajar siswa.

b) Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran.

c) Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran.

d) Mendorong siswa kearah berpikir tingkat tinggi.

e) Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok.

f) Meningkatkan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri.

g) Membangun semangat bekerja sama.

h) Meningkatkan hasil belajar.

i) Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal

perasaan sosial dan rasa solidaritas antar siswa.

2) Kekurangan

a) Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena

hanya berhadapan dengan kawannya, sehingga hasilnya

kurang memuaskan.
15

b) Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena

takut rahasianya diketahui kawannya, sehingga hasilnya

kurang memuaskan.

c) Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan

maka metode ini menjadi tidak efektif.

d) Siswa yang kurang berbicara akan kurang dalam

mengemukakan pendapat.

e) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat

bagi seseorang atau beberapa orang siswa yang harus

dibimbing.

f) Guru sangat sulit dalam memahami cara menyampaikan

materi setiap kelompoknya.

g) Guru harus lebih exstra memperhatikan siswa

Meskipun Peer Teaching Methode memiliki kekurangan

tentu bukan masalah bagi para guru untuk melakukannya.

Kekrangan tersebut tentu harus di minimalisisr agar yang didapat

adalah kelebiihan dari metode ini. Dan oleh karena itu, guru jadi

dituntut untuk lebih kreatif dalam menerapkan Peer Teaching

Methode ini.

c. Langkah-Langkah Peer Teaching Methode

Menurut Hisyam Zaini (2001:1) dalam buku Amin Suyitna,

(2004:34) langkah-langkah metode pembelajaran peer teaching

adalah sebagai berikut:


16

1) Pendahuluan

Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikan

kompetensi yang ingin dicapai.

2) Kegiatan inti

a) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok-

kelompok,Siswa yang pandai disebar dalam setiap

kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.

b) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari

materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang

pandai sebagai tutor sebaya.

c) Memberi mereka waktu yang cukup untuk persiapan,

baik didalam kelas maupun diluar kelas.

d) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan

materi yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai

narasumber utama.

3) Penutup

a) Memberi keimpulan dan klarifikasi seandainya ada

pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

b) Menyampaikan hasil evaluasi proses pembelajaran peer

teaching.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar


17

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar

berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar

digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami

serta mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004:31) bahwa

"Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengtahuan-

pengetahuan, sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan”. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2013:3) bahwa" Hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar".

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, penulis

menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang

diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar

dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor,yang dinyatakan dalam symbol maupun kalimat.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Jenis hasil belajar dibagi menjadi dua jenis yaitu ranah

kongnitif,ranah afektif dan ranah psikomotorik. Hal tersebut sesuai

dengan definisi yang diutarakan oleh Bloom yang dikutip oleh

Dimyati (2006:26) mengidentifikasi jenis hasil belajar, yakni:


18

1) Ranah kognitif

(a) Pengetahuan, itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,

pengertian dan prinsip.

(b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti

dan makna tentang hal yang dipelajari.

(c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

(d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan

ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan

dapat dipahami dengan baik.

(e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola

baru. Misalnya kemampuan menyusun program kerja.

(f) Evaluasi, Mencakup kemampuan dalam membentuk

pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria

tertentu.

2) Ranah afektif

(a) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal

tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.

(b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan

memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu

kegiatan.
19

(c) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup

menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan

menentukan sikap.

(d) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk

suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan

hidup.

(e) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan

menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai

kehidupan pribadi.

3) Ranah Psikomotoris

(a) Gerakan refleks.

(b) Keterampilan dalam gerakan-gerakan dasar.

(c) Kemampuan perseptual.

(d) Kemampuan di bidang fisik.

(e) Gerakan-gerakan skill.

(f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non

decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

Hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian

tujuan pembelajaran dikelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk

(2007:76-77) Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar sebagai berikut:


20

1) Faktor internal.

(a) Faktor biologis

Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi

keadaan otak, panca indera, anggota tubuh, kondisi

kesehatan fisik.

(b) Faktor fsikologis

Kondisi mental yang dapat menunjang

keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap

dan stabil.

2) Faktor eksternal

(a) Faktor sekolah

Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa disekolah mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa.

(b) Faktor lingkungan keluarga

Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang,

adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan

proses bdelajar dan pendidikan anak-anaknya maka

akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.


21

(c) Faktor lingkungan masyarakat

Masyarakat merupakan factor eksternal yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa karena

keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang

dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya

adalah lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti

kursus, bimbingan, pengajian remaja lainnya.

3. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

a. Pengertian Aqidah Akhlak

Dikutip dari buku Pengantar Akidah Akhlak dan

Pembelajarannya, Dedi Wahyudi (2017: 1), pengertian Aqidah

adalah kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan

di mana hati membenarkannya sehingga timbullah ketenangan

jiwa. Sedangkan pengertian lain dari aqidah adalah kepercayaan

kepada Allah yang Maha Esa yang mencakup enam kepercayaan

atau disebut dengan rukun iman.

Adapun pengertian Aqidah secara umum adalah

kepercayaan, keimanan, keyakinan secara mendalam dan benar

lalu merealisasikannya dalam perbuatannya. Sedangkan aqidah

dalam agam Islam berarti percaya sepenuhnya kepada ke-Esa-an

Allah, di mana Allah-lah pemegang kekuasaan tertinggi dan

pengatur segala apa yang ada di jagad raya.


22

Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumud-din

yang dikutip oleh Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Akhlak

(2007:1) mengatakan bahwa “Akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan dengan

gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.”

Menurut Ibrahim Anis dalam Al-Mu'jam al-wasith yang

dikutip oleh Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Akhlak

(2007:1), mengatakan bahwa “Akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan,

baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan

pertimbangan”.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan pengertian

mata pelajaran Aqidah Akhak yaitu suatu ilmu yang memberikan

pengetahuan, pemahaman dan penghayatan tentang keyakinan

seseorang yang melekat dalam hati yang berfungsi sebagai

pedoman hidup, untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dalam

kehidupan nyata.

b. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak

Akhlakul karimah sangat penting untuk mempraktikan dan

dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu,

bermasyarakat, dan berbangsa, terutama dalam rangka

mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis


23

multidimensional yang melanda bangsa dan negara Indonesia.

Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim.

Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok-pokok

kandungan aqidah akhlak tersebut.

Adapun tujuan pembelajaran aqidah akhlak menurut

GBPP departemen Agama (2010:2) yaitu:

1) Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan

kepada siswa akan hal-hal yang harus diiani, sehingga

tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya.

2) Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan

yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan

menjauhi akhlak yang buruk dalam hubungannya dengan

Allah, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia

maupun dengan alam lingkungannya.

3) Memberikan bekal kepada anak atau siswa tentang akidah

dan akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang

pendidikan berikutnya.

G. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah "Dengan menerapkan

peer teaching method dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran pendidikan agama islam materi mengenal sifat mustahil bagi

allah kelas VIII Mts PUI Putri Majalengka”.


24

4) Rencana dan Prosedur Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs PUI Putri

Majalengka pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Lokasi penelitian

bertempat di Jl.Pramuka, Kec. Majalengka Kulon Kab. Majalengka.

2. Subject penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa

kelas VIII MTs PUI Putri Majalengka dengan jumlah siswa 15 orang.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian

Tindakan Kelas). Menurut Iskandar (2009) bahwa “ penelitian tindakan

kelas adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara

rasional, sistematis, dan empirik reflektif terhadap berbagai tindakan

yang dilakukan oleh guru, kolaborasi sekaligus sebagai peneliti, sejak

disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata

dikelas berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki dan

meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan.

2. Desain Penelitian
25

Desain penelitian yang digunakan adalah desain PTK yang

dikemukakan oleh kemmis dan Tagart dalam buku karangan Rido

kurnianto (2009:15) yang terdiri atas planning, acting, observing, dan

reflecting.

Gambar

Desain Penelitian yang dikemukakan

oleh Kemmis Dan Tagart

Berdasarkan gambar diatas bahwa Kemmis dan Tagart

mengatakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:


26

a. Perencanaan

Perencanaan adalah sesuatu yang sangat penting sekali

untuk meneliti sesuatu karena dengan perencanaan penenliti

bisa menentukan langkah-langkah selanjutnya. Peneliti

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan

menyediakan alat untuk membantu rencana pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yaitu langkah selanjutnya setelah

perencanaan dan di lakukan sesuai dengan apa yang di

recanakan sebelumnya, adapun tindakan yaitu Mensimulasikan

sesuai dengan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Pengamatan

Pengamatan di lakukan oleh peneliti yang nantinya apa

saja yang harus diperbaiki (evaluasi), guna memperbaiki proses

pembelajaran kedepannya. Supaya membantu dalam proses

pengamatan biasanya peneliti membuat video saat melakukan

simulasi terkait model pembelajaran tersebut.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat sejauh metode yang

terapkan oleh peneliti yang nantinya bakal menjadi bahan

pengkajian ulang untuk melakukan pembenahan dalam metode

yang sudah di terapkan tersebut.


27

3. Alat Pengumpulan Data

a. Tekhnik Pengumpulan Data

1) Metode tes

Menurut Ridwan (2007:30) menyatakan bahwa “ tes

adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan

untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok”.

Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur

pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes

tersebut diberikan kepada siswa guna mendapatkan

datahasil belajar siswa tentang materi mengenal sifat-sifat

mustahil bagi allah.

2) Observasi

Menurut Ridwan (2007:30) menyatakan bahwa “

observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan”. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu

mengamati langsung dan menctat kegiatan yang dilakukan

siswa dan guru selama proses pembelajaran pendidikan

agama islam.
28

Tabel

Observasi Siswa

Aktivitas Belajar Siswa Jumlah siswa

1. Kehadiran

a. Tepat waktu

b. Telat 5-10 menit

c. Telat lebih 10 menit

2. Siswa yang Absen

3. Keadaan kelas

a. Siswa yang hadir

b. Siswa mengantuk

c. Siswa yang mengobrol

d. Siswa yang tidak

memperhatikan

e. Siswa yang ijin keluar kelas

4. Diskusi kelompok

5. Siswa yang bertanya dalam PBM

6. Siswa yang menjawab

pertanyaan

Keterangan:

1. 1-25% = Kurang

2. 26-50% = Cukup
29

3. 51- 75 % = Baik

4. 76- 100% = Baik sekali

3) Wawancara

Menurut P.Joko Subagyo (2011:39) bahwa “suatu

kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara

langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan

pada para responden”. wawancara bermakna berhadapan

langsung antara interviewdengan responden, dan

kegiatannya dilakukan secara lisan.

Jadi wawancara adalah teknik pengumpulan data

berupa sebuah tanya jawab yang dapat dilakukan secara

langsung antara penulis dan pihak yang berhubungan

dengan objek yang sedang diteliti penulis.

Tabel

Kisi-Kisi Soal

No Standar Indikator Jumlah Skor

Kompetensi Pencapaian soal

1 Mengenal 1. Menjelaskan 3 butir 30

sifat-sifat pengertian PG

mustahil sifat-sifat

bagi allah. mustahil bagi


30

allah SWT.

2 Menyebutka 2. Menyebutkan 3 butir 30

n sifat-sifat sifat-sifat PG

mustahil mustahil bagi

bagi allah. Allah SWT.

Menghafal 4 butir 40

sifat-sifat PG

mustahil bagi

allah SWT

H. Jadwal Penelitian

Tabel

Jadwal Penelitian

Uraian Minggu Minggu


No Minggu 1 Minggu 3
kegiatan 2 4

Tahap

1. persiapan

penelitian

2. Perencanaan
31

Pelaksanaan
3.
penelititian

4. Pengolah data

Penyusunan
5.
laporan

DAFTAR PUSTAKA

Djamrah Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi belajar mengajar, (Jakarta: PT.

Rineka cipta, 2006).

Depdikbud, 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Efendi Ahmad, 2012. Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas VIII. Jakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamalik Oemar, 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Buku Aksara.

Iskandar, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.

Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014.Buku Siswa

PendidikanAgama Islam dan Budi Pekerti, Jakarta: Pusat

Kurikulum dan perbukuan. Bakit bang.Kemendikbud.


32

Kusnandar, 2013.Langkah mudah penelitian tindakan kelas

sebagaipengembangan profesi guru. Jakarta: Rajawali pers hal 42.

M.S Lutfi Dkk, 2020.Metodologi pembelajaran, strategi, pendidikan, metode

pembelajaran.Jakarta: CV IRBH.

PUI Majalengka STAI, 2020. Pedoman penulisan skripsi. Majalengka: STAI PUI

Majalengka.

Sudjana nana, 1998. 76. Dasar-dasar proses belajar mengajar, Bandung: Sinar

Baru

Silberman, M. 2011. Active Learning 101 Strategi pembelajaran aktif, Nusa

media, Bandung.

Slameto, 2010.Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jaakarta: PT

Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai