PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
bagi setiap orang untuk terbentuknya kepribadian yang utama pada dirinya
(identitas diri) karena dalam pandangan yang sudah sangat umum tentang
muda ke taraf insani haruslah diwujudkan didalam seluruh proses atau upaya
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab yang disebutkan dalam Undang-
undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen Bab II Pasal 62.
Sebuah tujuan tidak akan mungkin tercapai tanpa adanya proses dan
didalam pendidikan ada proses belajar mengajar, belajar mengajar disini bukan
hanya dilihat sebagai proses alih ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi
harus lebih dari itu sebagai proses pemanusiaan manusia3. Menurut Departemen
1
Hera Lestari Mikarsa, Agus taufiq & Puji Lestari Prianto, Pendidikan Anak SD,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) h. 1.2
2
Murip Yahya, Pengantar Pendidikan, (Bandung: Prospect, 2008) h. 84
3
Saeful Bahri, Profil Guru Ideal, http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/18296/4/, diakses
pada tanggal 19 Januari 2013
1
2
efektif dan bermakna apabila memberikan keberhasilan dan kepuasan baik bagi
pendidikan dan berbagai syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik.
erkembangan pula. Bahkan, hingga dewasa ini belum ada devinisi yang tepat bagi
Bagi peserta didik, seorang pendidik merupakan contoh ideal dan teladan
ucapan maupun tindakan. Teladan juga penting dan paling efektif untuk
menyiapkan etika dan mencetak kepribadian seorang peserta didik. Jadi, dalam
proses belajar-mengajar, pendidik dalam hal ini guru memunyai tugas untuk
makalah ini penulis akan mencoba memaparkan sedikit tentang subjek pendidikan
dengan harapan dapat memahami dengan apa yang dimaksud sang pendidik.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Didaktik/Metodik Umum, (Jakarta: 1995) h.
40
3
PEMBAHASAN
terhadap tercapainya tujuan dari pendidikan Islam. Adapun aspek atau unsur-
manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawab dalam tata hidup
Hal yang sama pula tujuan pendidikan Islam dapat dipahami dalam
firman Allah :
Allah dengan sebenar-benarnya taqwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam
muslim. Dan menurutnya bahwa tujuan demikian identik dengan tujuan hidup
kepada Allah yang berkaitan dengan firman Allah Surat Dzariat 56 yang
berbunyi :
Artinya: “Dan aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan
untuk meyembah-Ku”.
5
Maka dari pada itu, tujuan pendidikan Islam dirumuskan dalam nilai-
nilai filosofis yang termuat dalam filsafat pendidikan Islam. Seperti halnya
dasar pendidikannya, maka tujuan pendidikan Islam juga identik dengan tujuan
sama dan sebangun dengan tujuan yang akan dicapai oleh misi kerasulann
masyarakat yang harus meiliki rasa tanggung jawab sosial terhadap pembinaan
sendiri.
Telah kita ketahui, bahwa dasar tujuan pendidikan ditiap-tiap negara itu
tidak selalu tetap sepanjang masa, melainkan sering mengalami perubahan atau
akibat dari pertentangan pendirian atau ideologi yang ada di dalam masyarakat
itu. Hal ini kerap kali terjadi lebih-lebih di negara yang belum stabil kehidupan
berubah-rubah, dikarenakan kondisi dan situasi politiknya tidak stabil. Hal ini
dibuktikan mulai tahun 1946 sampai pada saat sekarang. Dengan demikian
tujuan pendidikan itu tidak berdiri sendiri, melainkan dirumuskan atas dasar
hidup bangsa dan cita-cita negara dimana pendidikan itu dilaksanakan. Sikap
hidup itu dilandasi oleh norma-norma yang berlaku bagi semua warga negara.
7
norma yang melandasi hidup bernegara itu tercermin dari tindakannya, agar
didik hendaknya diperhitungkan pula bahwa manusia muda (peserta didik) itu
2) Subjek Pendidikan
a. Pengertian Peserta Didik
proses pendidikan islam. Peserta didik artinya orang yang ikut serta dalam
dirinya.
berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikis, yang
merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari
seorang pendidik.5
5
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. VI;Jakarta:Kalam Mulia, 2008). Hal.77).
8
dahulu agar materil ini benar-benar siap digunakan. Lain halnya dengan
istilah yang tepat untuk menyebut individu yang menuntut ilmu adalah
peserta didik bukan anak didik. Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa
setiap orang yang menerima pengaruh dari orang lain dalam menjalankan
kegiatan
6
Pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 thn 2003
9
dari pada anak didik. Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen
untuk dicapainya.
Terdapat pula istilah yang memberikan arti untuk peserta didik. Dalam
istilah tasawuf peserta didik sering kali disebut dengan “murid” atau thalib.
ini juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah tingkat dasar
anak penduduk, serta dalam suatu agama peserta didik menjadi umat
beragama.
b. Pengertian Pendidik
7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000). Hal.51).
8
Abdul Mujid, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006. Hal 88.
9
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Ed. I(Cet. III; Jakarta: Rajawali,
1990).hal.109.
10
mmemenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah allah SWT. Dan mampu
yang mandiri.11
diartikan orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang
masing-masing.12
10
Ramayulis, Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam, makalah, STAIN
Batusangkar 2000. Hal.7
11
Abdul Mujid, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, 2006. Hal.88
12
Muhammad Fadhil Aljamali, Tarbiyah Al-insani Aljadid. Hal.74
11
sekitarnya.
13
Muhammad Nur Ali, “Kamus Agama Islam”, (Cirebon: Annizam, 2004). H. 253
12
6. Muaddib, berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika dan
yaitu :
14
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, ( Surabaya: PSAPM, 2003 ), h.
209-213.
13
hari. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari metode yang digunakan
4. Orang lain, informasi yang amat jelas mengenai hal antara lain
itu, seorang guru harus menjalankan tugas dan kewajibannya agar tercipta
15
Sofan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah dalam teori,
konsep dan analisis, h. 2-3
15
klasik yang disebut sebagai bapak Ilmu Tasawuf yaitu Imam al Ghazâlî,
sendiri.
tidak semestinya mereka lakukan. Saran dan nasihat akan lebih baik
cacimaki.
kebanyakan.
tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga
guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal ia
akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para
Selain tugas dan kewajiban seorang guru di atas, ada juga tugas
guru yang dijelaskan oleh S. Nasution, terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
16
Hasan Asari, Nukilan Pemikiran Islam Klasik Gagasan Pendidikan Al-Ghazali,
(Yogyakarta: Tiara Wacan,1999) h. 104-111
17
Imam Tabroni el-Khalimi, “Proposal Tesis”, http://imam-
tabroni.blogspot.com/2012/07/prposal-tesis.html, di akses pada tanggal 5 Mei 2013
17
2. Guru sebagai model dan contoh nyata dari yang dikehendaki oleh
mata pelajaran.
mencintai pelajarannya18.
Nasution tentang tugas guru, ada juga yang menjelaskan lebih khusus
18
Sofan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah dalam teori,
konsep dan analisis, h. 3
18
belajar.
3. Sebagai penunjuk arah, guru harus lebih tahu dan lebih menguasai
didik pada titik yang tepat. Kapan, dengan cara apa, dan bagaimana
mutu pendidikan.
19
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Remaja
Rosadakarya, 2011) h. 44-45
20
Murip Yahya, Pengantar Pendidikan, h. 131
19
PENUTUP
Kesimpulan
Terlihat betapa selektifnya islam dalam menentukan mana yang pantas dikataka
Subjek pendidikan atan pendidik yang pertama adalah orang yang ada
dirumah tangga (orang tua atau Wali), yang kedua adalah diluar rumah seperti
guru, dose, masyarakat dan lain-lain. Untuk mencapai hasil yang maksimal, si
seperti guru, ustadz, kiyai, pengajar dan orang tua. Seorang pendidik adalah
mengarahkan anak didiknya kepada pendidikan agama serta perilaku yang baik,
1) Menjauhi kemusrikan
3) Mendirikan shalat
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujid, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006.
Hera Lestari Mikarsa, Agus taufiq & Puji Lestari Prianto, Pendidikan Anak SD,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007).
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Ed. I(Cet. III; Jakarta: Rajawali, 1990).
Sofan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah dalam
teori, konsep dan analisis,.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2000).