merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Melalui
memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih
baik.
Terdapat beberapa komponen untuk mencapai keberhasilan proses
dapat mencetak manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Undang-
menegaskan :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”1
1
Republik Indonesia, "Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
1
Manusia memerlukan pendidikan dalam rangka mengarahkan manusia agar
Qur’an, secara garis besar pendidikan Islam diarahkan pada 2 tujuan utama yaitu
akhirat. Konsepsi pendidikan Islam tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu
membangun peradaban dunia sesuai perintah Allah swt. Manusia seperti itu
belajar.2
yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat dalam rangka beribadah
kepada Allah swt. Pendidikan agama Islam pada dasarnya bertujuan untuk
membentuk kepribadian seorang yang beragama Islam agar beriman, dan juga
bertakwa kepada Allah swt. Sehingga bentuk dari pembelajaran agama Islam ini
bukan hanya berbentuk konsep atau teori saja, melainkan juga berbentuk praktik
yang dalam hal ini menuntut seseorang agar terampil dan terbiasa melaksanakan
2
Dengan menggunakan berbagai model pembelajaran maka keterlibatan peserta
membantu dalam proses pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan pendidikan. Umat manusia dituntut untuk mencari ilmu agar
bisa menjadi manusia yang seutuhnya dan juga bisa menjadi manusia yang
derajat umat manusia jika mencari ilmu. Berdasarkan dari ayat yang diturunkan
guna berkumpul dalam sebuah majelis atau sebuah kelompok untuk memberikan
ilmu kepada orang yang beriman agar mendapatkan pengetahuan yang belum
keterampilan, tentu para guru harus mengerahkan tenaga agar pembelajaran dapat
didesain sedemikian rupa sehingga dapat terlaksana dan tercapai secara seragam
Salah satu permasalahan pokok dalam proses pembelajaran saat ini yaitu
yang diberikan oleh guru. Pembelajaran konvensional yang selama ini berpusat
pada guru terkesan merugikan peserta didik terutama peserta didik yang
yang mengakibatkan kurangnya motivasi untuk belajar.6 Hal ini pun terlihat dari
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-30, h. 543.
5
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Rosda
Karya, 2014), h. 32.
6
Faisal, S. Pd. I, Guru PAI SMAN 6 Gowa, "Wawancara", di Kelas X, Tanggal 31 Juli 2023.
3
proses pembelajaran yang diterapkan di SMAN 6 Gowa khusunya di Kelas X
pelajaran PAI dengan nilai KKM 70 untuk aktif mendapatkan pengetahuan agama
yang mendalam. Untuk itu, maka perlu kiranya sekolah mengembangkan suatu
motivasi peserta didik untuk belajar. 7 Model pembelajaran ini berkaitan erat
peserta didik mempersepsi informasi dalam bahan ajar. Sebagus apa pun
rancangan bahan ajar, jika peserta didik tidak termotivasi maka tidak akan terjadi
peristiwa belajar karena peserta didik tidak akan mempersepsi informasi dalam
bahan ajar tersebut. Sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik
guna meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran
PAI, maka penerapan model pembelajaran ARCS ini sangat efektif dipergunakan
7
Hamoraon, Pembelajaran Inovatif Model ARCS Keller.
(http://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller.html, diakses 28 Juni 2023).
8
Dr. Lidia Susanti, Strategi Pembelajaran Berbasis Motivasi, (Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2020), h. 136.
4
minat peserta didik.
motivasi. Pencapaian hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor jasmani
(kesehatan fisik) dan psikologis (kesiapan peserta didik, motivasi, minat, bakat,
adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, apa yang dilihat
seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu
sangat diperlukan agar pembelajaran tidak monoton mengejar hasil target tanpa
1. Rumusan Masalah
Satisfaction)?
b. Bagaimana motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI Kelas
9
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Cet. 24 ; Jakarta : PT Raja Grafindo,
2018), h. 112.
5
X di SMA Negeri 6 Gowa?
2. Batasan Masalah
sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka perlu adanya pembatasan
dalam pemecahan masalah secara jelas agar tidak menyimpang dari tujuan
sebenarnya. Dalam penelitian ini calon peneliti hanya membatasi pada lingkup
1. Tujuan Penelitian
Didik
b. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI
peserta didik pada mata pelajaran PAI Kelas X di SMA Negeri 6 Gowa
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai penerapan
mata pelajaran PAI. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan pembanding bagi peneliti yang malakukan penelitian sejenis serta
b. Manfaat Praktis
dalam meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik mata pelajaran PAI
2) Bagi Peneliti
1. Pengertian Judul
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan setiap kata dalam judul ini,
maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dianggap penting dalam judul,
sebagai berikut :
dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan
yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana
7
dan tersusun sebelumnya.
d. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan
2. Definisi Operasional
peserta didik adalah penerapan dari suatu strategi pembelajaran yang dalam
8
E. Tinjauan Pustaka
Belajar peserta didik pada Materi Kalor di Kelas X”. Hasil penelitian
alat ukur tes berupa 18 soal pilihan ganda tentang hasi belajar ranah
berada pada kategori sangat baik. Perbedaan motivasi belajar peserta didik
pada kelas eksperimen dan kontrol sebesar 5,88 berada pada kriteria
tinggi. Perbedaan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan
Terhadap Hasil Belajar IPS Pada peserta didik Kelas V Sekolah Dasar
12
Yulianti, Eka Murdani, Intan Kusumawati, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) terhadap Motivasi Belajar peserta didik
pada Materi Kalor di Kelas X", (Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 1, 2019), h. 24.
9
pembelajaran konvensional. Kedua, terdapat interaksi antara model
hasil belajar IPS. Ketiga, kelompok peserta didik yang memiliki motivasi
rendah, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPS antara
konvensional.13
2. Landasan Teori
a. Model ARCS
1) Pengertian Model ARCS
ARCS merupakan akronim dari bentuk sikap peserta didik yakni attention
13
I Komang Budi Mas Aryawan, I Wayan Lasmawan, I Made Yudana, “Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Attentiom, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dan Motivasi
Berprestasi terhadap Hasil Belajar IPS pada peserta didik Kelas V SDN di Gugus XIII Kecamatan
Buleleng", (Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 04).
10
pembelajaran dengan pengalaman belajar peserta didik, menciptakan rasa percaya
diri dalam diri peserta didik, dan menimbulkan rasa puas dalam diri peserta didik
tersebut. Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-
belajar peserta didik secara optimal dengan memotivasi diri peserta didik sehingga
menciptakan rasa percaya diri dalam diri peserta didik, dan menimbulkan rasa
puas dalam diri peserta didik tersebut. Model pembelajaran ARCS dikembangkan
berdasarkan teori nilai harapan (Expectancy Value Theory) yang mengandung dua
komponen yaitu nilai (Value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan
pembelajaran ini didasarkam pada prinsip-prinsip dan teori motivasi yang akan
mampu memfasilitasi proses belajar peserta program pelatihan. Peserta didik yang
yang dilatihkan.
11
berbasis motivasi agar peserta didik dapat lebih fokus pada pembelajaran di kelas.
Model ARCS dapat membantu meningkatkan motivasi dan aktivitas peserta didik
dalam belajar sehingga dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik dan hasil
a) Attention (Perhatian)
pikiran dalam menghadapi peserta didik dalam peristiwa proses belajar mengajar
di kelas. Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk
pada minat yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari.
Konsentrasi/perasaan peserta didik dan minat dalam belajar bisa dilihat dari
belajarnya dan sebaliknya peserta didik dalam kondisi tidak senang maka akan
b) Relevance (Relevan)
peserta didik. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat menumbuhkan
motivasi belajar di dalam diri peserta didik karena peserta didik merasa bahwa
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Motivasi peserta didik akan bangkit
12
dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu
memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang diyakini
atau dipegangnya.
mengajar peserta didik yang selama ini lebih banyak dikuasai guru dan lebih
fokus pada hafalan dan nilai bukan pada kemampuan bagaimana belajar dan
akhirnya setelah peserta didik tamat tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak ada
banyak masalah, maka guru harus menggunakan strategi yang efektif, misalnya
d) Satisfaction (Kepuasan)
Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira, perasaan ini dapat
dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan percaya diri peserta didik
pembelajaran.
13
pembelajaran.
pembelajaran.
berikut :
a) Memberikan petunjuk aktif dan memberi arahan tentang apa yang harus
b) Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori
efektif.
dijadikan penilaian.
b. Motivasi Belajar
14
Motivasi adalah dorongan hati terhadap sesuatu yang timbul karena
terhadap sesuatu atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. 16 Sehingga apabila
dengan seksama, maka peserta didik tersebut berminat pada pelajaran itu.
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat ingin dan
berhasil keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat,
seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
semangat. Maka motivasi harus benar-benar diberikan supaya anak didik memiliki
peserta didik melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk
Motivasi belajar adalah salah satu faktor keberhasilan belajar yang dimiliki
16
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Cet. 6 ; Jakarta : Rineka Cipta,
2013), h. 67.
17
Ibid., h. 163.
15
peserta didik. Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik salah satunya dengan cara mengajar yang menyenangkan. 18 Motivasi
belajar adalah suatu dorongan untuk melakukan suatu hal dan aktivitas belajar
tanpa ada yang menyuruh untuk belajar. 19 Motivasi belajar juga merupakan faktor
pendorong untuk peserta didik dalam belajar yang didasari atas ketertarikan atau
perbuatan yang hendak dicapai, dan menyeleksi perbuatan yang bermanfaat bagi
motivasi merupakan dorongan belajar yang berasal dari dalam diri individu yang
belajar, dimana dalam hal ini anak merasa memiliki kebutuhan untuk belajar, anak
diperbaiki, dan anak memiliki aspirasi atau cita-cita yang harus dicapai melalui
dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
harapan dan cita-cita masa depan, addanya penghargaan dalam belajar, addanya
kegiatan yang menarik dalam belajara lingkungan, dan adanya lingkungan belajar
yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.
Peningkatan motivasi belajar peserta didik menjadi poin penting tolak ukur
18
Riamin, Menumbuhkan Minat Belajar Peserta didik Dalam Pembelajaran, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2016), h. 51.
19
Ricardo, R., & Meilani, R. I., Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar,
(Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2017), h. 8.
16
keberhasilan model pembelajaran ARCS. Sebab peserta didik yang memiliki
motivasi akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek
tersebut.20 Bila seorang peserta didik tidak memiliki motivasi yang besar maka
sulit diharapkan peserta didik tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik
sarana dan prasana serta metode pembelajaran yang baik. Adanya perhatian juga
menjadi salah satu hal yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
peserta didik yaitu : Perasaan senang, perhatian dalam belajar, dan ketertarikan
belajar peserta didik dapat diukur melalui kesukaan, ketertarikan, perhatian dan
keterlibatan yang tampak dari kegairahan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
dan dapat diukur dari respon seseorang dalam menanggapi sesuatu serta
Adapun karakteristik motivasi belajar yang dapat dilihat dari peserta didik ialah :
a) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
17
b) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas
belajar.
Peserta didik dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu
kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu
di pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi belajar peserta didik mudah
diperkuat.
18
3. Kerangka Berpikir
Setiap peserta didik memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Namun saat
pasif. Proses pembelajaran berpusat kepada guru, metode belajar yang monoton
dan tidak banyak melibatkan peserta didik karena guru terlalu sibuk dengan
penyajian materi yang serius, tidak menggunakan model dan media pembelajaran
yang menarik perhatian peserta didik, dan kurangnya interaksi antara guru dengan
mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi belajar peserta didik. Guru
sikap akan tetapi guru harus mampu membawa peserta didik aktif dalam kegiatan
segala hambatan dalam belajar dan menekankan interaksi antara peserta didik
dirancang untuk memudahkan peserta didik dalam belajar, membuat peserta didik
senang dari awal hingga akhir pelajaran. Dengan keadaan yang menyenangkan
tersebut peserta didik tidak akan merasa terbebani selama proses pembelajaran
guru dan teman-temannya sehingga peserta didik akan merasa dihargai. Dengan
tugas yang diberikan guru, karena mereka tau siapa yang dapat menyelesaikan
tugas dengan baik akan selalu mendapat perhatian secara khusus. Maka dengan
19
penggunaan model pembelajaran ARCS akan membuat pembelajaran selalu
menyenangkan, efektif, dan pada akhirnya akan memperoleh hasil belajar yang
optimal.
6 Gowa
F. Metode Penelitian
20
penelitiannya guna menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
teori dengan metode ilmiah. Dalam proses penelitian, banyak hal yang harus
analisis data.
1. Jenis Penelitian
tindakan kelas atau PTK (Classroom action reserarch) memiliki peranan yang
pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar mengembangkan kempuan
dalam memperoleh informasi dan menemukan masalah yang ada yakni di SMAN
3. Fokus Penelitian
23
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2016), h. 41.
21
4. Prosedur Penelitian
dengan 2 siklus.
a. Siklus I
1) Perencanaan
Gowa
2) Pelaksanaan
3) Pengamatan
berlangsung.
c) Peneliti mengamati atau mencatat peserta didik yang aktif atau berani
menjawab pertanyaan.
22
4) Refleks
b. Siklus II
1) Perencanaan
Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama guru merencanakan
2) Pelaksanaan
Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan lembar observasi
peserta didik.
3) Pengamatan
4) Refleksi
Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
serta membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya memuaskan maka
Perencanaan
Siklus 1
Refleksi
Pelaksanaan dan
Pengamatan
23
Perencanaan
Siklus 2
Refleksi
Pelaksanaan dan
Pengamatan
Gambar 2. Siklus PTK Kemmis & Taggart
a. Observasi
Observasi digunakan karena peneliti ingin lebih yakin tentang keabsahan data
observasi adalah tempat, pelaku, kegiatan, objek, kejadian, waktu, peristiwa, dll.
Dalam hal ini peneliti mengamati dan ikut terjun secara langsung dalam proses
b. Wawancara
24
artinya pertanyaan yang akan diajukan telah dirancang dan ditulis terlebih dahulu
untuk kemudian dijawab oleh para informan. Proses wawancara dilakukan secara
personal yang artinya peneliti mengajukan pertanyaan dalam waktu dan tempat
yang berbeda bagi para informan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara
mendalam agar informasi yang didapat benar-benar dapat dibuktikan dan dapat
dipercaya. Teknik ini dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dan
peserta didik.
c. Tes
Tes juga merupakan latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur,
individu atau kelompok. Ada dua tes yang sering digunakan dalam penelitian
d. Dokumentasi
24
Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok : Raja Pers, 2017), h. 218.
25
6. Teknik Analisis Data
masalah yang dihadapi peserta didik. Adapun dalam bentuk teknik analisis data
a. Analisis Deskriptif
M x = Mean
N = Jumlah Sampel
2) Presentase
⨍
P= x 100%
n
Keterangan :
P = Angka presentase
⨍ = Frekuensi
Untuk menghitung hasil peningkatan motivasi belajar peserta didik maka skor
yang diperoleh akan diubah ke dalam bentuk persentase. Untuk keperluan analisis,
26
maka hasil yang diperoleh akan disusun untuk menandakan peningkatan motivasi
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Yulianti, Eka Murdani, Intan Kusumawati. 2019. “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS)
terhadap Motivasi Belajar peserta didik pada Materi Kalor di Kelas X".
Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 1.
Zaenuri, Ahmad. 2016. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Fazlur Rahman.
Jurnal Pendidikan Islam, Vol 12 No 1.
29