Anda di halaman 1dari 29

DRAFT PROPOSAL

Nama : WARDAH WAFIQAH RAMDHANA


Stambuk : 10120170012
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul :Penerapan Model Pembelajaran ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran PAI Kelas X di SMA NEGERI 6
GOWA

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan

potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran, dimana pendidikan

akan menyiapkan manusia agar mampu menjalani kehidupannya. Pendidikan

merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Melalui

pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang berpotensi, kreatif dan

memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih

baik.
Terdapat beberapa komponen untuk mencapai keberhasilan proses

pembelajaran, yaitu adanya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, dan media pembelajaran, serta evaluasi. Pendidikan diharapkan

dapat mencetak manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Undang-

undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3

menegaskan :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”1
1
Republik Indonesia, "Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

1
Manusia memerlukan pendidikan dalam rangka mengarahkan manusia agar

menjadi manusia yang bermanfaat. Segala potensi peserta didik membutuhkan

bimbingan dan arahan dalam mengembangkannya. Sejalan dengan petunjuk al-

Qur’an, secara garis besar pendidikan Islam diarahkan pada 2 tujuan utama yaitu

upaya untuk memperoleh keselamatan hidup di dunia dan kesejahteraan hidup di

akhirat. Konsepsi pendidikan Islam tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu

sebagai upaya mencerdaskan semata tetapi juga menghasilkan manusia yang

selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa dan akhlak, serta aktif

membangun peradaban dunia sesuai perintah Allah swt. Manusia seperti itu

diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang

muncul dalam pergaulan masyarakat. Sebagaimana Fazlur Rahman mengatakan

dalam bahwa al-Qur’an mengajarkan kemajuan beragama terjadi melalui proses

belajar.2

Kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup apapun model

pembelajarannya. Materi pendidikan harus mengarah kepada terciptanya manusia

yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat dalam rangka beribadah

kepada Allah swt. Pendidikan agama Islam pada dasarnya bertujuan untuk

menanamkan nilai spiritual kepada peserta didik. Keberadaannya berfungsi untuk

membentuk kepribadian seorang yang beragama Islam agar beriman, dan juga

bertakwa kepada Allah swt. Sehingga bentuk dari pembelajaran agama Islam ini

bukan hanya berbentuk konsep atau teori saja, melainkan juga berbentuk praktik

yang dalam hal ini menuntut seseorang agar terampil dan terbiasa melaksanakan

ibadah-ibadah yang diajarkan dalam Islam.3

Proses pembelajaran harus mampu melibatkan peserta didik secara aktif.


Nasional", (Jakarta : Sinar Grafita, 2005), h. 2.
2
Ahmad Zaenuri, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Fazlur Rahman, (Islamic Education
Journal No. 12, 2016), h. 89.
3
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2018), h. 95.

2
Dengan menggunakan berbagai model pembelajaran maka keterlibatan peserta

didik akan lebih meningkat. Penggunaan model pembelajaran sudah sangat

membantu dalam proses pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien

sesuai dengan tujuan pendidikan. Umat manusia dituntut untuk mencari ilmu agar

bisa menjadi manusia yang seutuhnya dan juga bisa menjadi manusia yang

bermanfaat bagi orang-orang sekitarnya, dan bahkan Allah akan meninggikan

derajat umat manusia jika mencari ilmu. Berdasarkan dari ayat yang diturunkan

oleh Allah dalam QS. Al-Mujadalah (58) : 11


ٍ ۗ ‫َي ْرفَ ِع ال ٰلّهُ الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا ِمْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْ َن اُْوتُوا الْعِْل َم َد َر ٰج‬
...…‫ت‬
Terjemahan :
‘...niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...’4
Ayat tersebut merupakan perintah dalam melaksanakan proses pembelajaran

guna berkumpul dalam sebuah majelis atau sebuah kelompok untuk memberikan

ilmu kepada orang yang beriman agar mendapatkan pengetahuan yang belum

diketahui sebelumnya. Sifat pembelajaran khususnya pelajaran Agama yang

menghendaki tuntunan dari seseorang baik dalam hal pemahaman maupun

keterampilan, tentu para guru harus mengerahkan tenaga agar pembelajaran dapat
didesain sedemikian rupa sehingga dapat terlaksana dan tercapai secara seragam

oleh banyaknya peserta didik.5

Salah satu permasalahan pokok dalam proses pembelajaran saat ini yaitu

kesulitan peserta didik dalam menerima, merespon, serta mengembangkan materi

yang diberikan oleh guru. Pembelajaran konvensional yang selama ini berpusat

pada guru terkesan merugikan peserta didik terutama peserta didik yang

berkemampuan rendah. peserta didik terlihat cenderung jenuh dalam pembelajaran

yang mengakibatkan kurangnya motivasi untuk belajar.6 Hal ini pun terlihat dari
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-30, h. 543.
5
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Rosda
Karya, 2014), h. 32.
6
Faisal, S. Pd. I, Guru PAI SMAN 6 Gowa, "Wawancara", di Kelas X, Tanggal 31 Juli 2023.

3
proses pembelajaran yang diterapkan di SMAN 6 Gowa khusunya di Kelas X

yang berjumlah 36 peserta didik. Model pembelajaran yang diterapkan belum

mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya pada mata

pelajaran PAI dengan nilai KKM 70 untuk aktif mendapatkan pengetahuan agama

yang mendalam. Untuk itu, maka perlu kiranya sekolah mengembangkan suatu

model pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik.

Saat ini telah banyak muncul model-model pembelajaran yang mampu

menunjang proses pembelajaran. Salah satunya model pembelajaran ARCS

(Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction). Model pembelajaran ARCS

merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk dapat merancang

aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan

motivasi peserta didik untuk belajar. 7 Model pembelajaran ini berkaitan erat

dengan motivasi peserta didik terutama motivasi untuk memperoleh pengetahuan

yang baru. Model pembelajaran dengan motivasi ARCS memberikan rancangan

desain pembelajaran yang mudah digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran

dan mempertahankan perhatian peserta didik selama proses belajar-mengajar.8

Motivasi sangat penting dalam belajar karena motivasi dapat mendorong

peserta didik mempersepsi informasi dalam bahan ajar. Sebagus apa pun

rancangan bahan ajar, jika peserta didik tidak termotivasi maka tidak akan terjadi

peristiwa belajar karena peserta didik tidak akan mempersepsi informasi dalam

bahan ajar tersebut. Sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik

guna meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran

PAI, maka penerapan model pembelajaran ARCS ini sangat efektif dipergunakan

karena model pembelajaran ARCS ini disesuaikan dengan kebutuhan ataupun

7
Hamoraon, Pembelajaran Inovatif Model ARCS Keller.
(http://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller.html, diakses 28 Juni 2023).
8
Dr. Lidia Susanti, Strategi Pembelajaran Berbasis Motivasi, (Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2020), h. 136.

4
minat peserta didik.

Berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh kualitas pendidikan dengan

meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui model pembelajaran berbasis

motivasi. Pencapaian hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor jasmani

(kesehatan fisik) dan psikologis (kesiapan peserta didik, motivasi, minat, bakat,

kematangan, perhatian). Sedangkan faktor eksternal yaitu berupa materi

pembelajaran, guru yang berkompeten, sarana prasarana, dan lingkungan.

Motivasi peserta didik dalam mengikuti serangkaian proses pembelajaran

adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, apa yang dilihat

seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu

mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.9 Kreatifitas guru memang

sangat diperlukan agar pembelajaran tidak monoton mengejar hasil target tanpa

memperhatikan proses pembelajaran. Untuk itu, penulis ingin meneliti terkait

"Penerapan Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik Pada Mata

Pelajaran PAI Kelas X di SMA NEGERI 6 GOWA".

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka rumusan permasalahan

dalam penelitian ini, adalah:

a. Bagaimana model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction)?

b. Bagaimana motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI Kelas

9
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Cet. 24 ; Jakarta : PT Raja Grafindo,
2018), h. 112.

5
X di SMA Negeri 6 Gowa?

c. Bagaimana penerapan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi belajar peserta

didik pada mata pelajaran PAI Kelas X di SMA Negeri 6 Gowa?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, agar penelitian yang dilakukan terarah

sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka perlu adanya pembatasan

dalam pemecahan masalah secara jelas agar tidak menyimpang dari tujuan

sebenarnya. Dalam penelitian ini calon peneliti hanya membatasi pada lingkup

Penerapan Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,

Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran PAI Kelas X di SMA NEGERI 6 GOWA.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta

Didik

b. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI

kelas X di SMA Negeri 6 Gowa

c. Untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaran ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam meningkatkan motivasi belajar

peserta didik pada mata pelajaran PAI Kelas X di SMA Negeri 6 Gowa

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai penerapan

model pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik

mata pelajaran PAI. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

referensi dan pembanding bagi peneliti yang malakukan penelitian sejenis serta

dapat memperkaya khazanah keilmuan terutama di bidang pendidikan.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Kepala Sekolah dan Guru

Hasil penelitian ini dipandang dapat membantu memahami model

pembelajaran ARCS agar senantiasa meningkatkan pengelolaan dan pelayanan

dalam meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik mata pelajaran PAI

kelas X SMA NEGERI 6 GOWA.

2) Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti tentang penerapan model pembelajaran

ARCS khususnya di dunia Pendidikan terutama kita yang sebagai calon

pendidik perlu mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran ARCS

dalam meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran PAI Kelas X di

SMA Negeri 6 GOWA.

D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional

1. Pengertian Judul

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan setiap kata dalam judul ini,

maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dianggap penting dalam judul,

sebagai berikut :

a. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode,

dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan

yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana

7
dan tersusun sebelumnya.

b. Model pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang digunakan

mencapai tujuan pendidikan.

c. ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) adalah suatu

bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi

serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi

peserta didik untuk belajar.10

d. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara

sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan

tujuan tertentu sesuai dengan keinginan atau kebutuhannya. Sehingga,

akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai

hubungan dengan kepentingannya sendiri.11

2. Definisi Operasional

Mengacu kepada pengertian tersebut maka peneliti dapat memberikan

pengertian secara operasional dari proposal yang berjudul "Penerapan Model

Pembelajaran ARCS dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Pada Mata Pelajaran PAI di Kelas X SMAN 6 Gowa" adalah tindakan

mengorganisasi komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

dalam proses perencanaan strategi pembelajaran yang memberikan pengaruh pada

tingkat motivasi belajar peserta didik guna menjalankan proses pendidikan.

Penerapan Model pembelajaran ARCS dalam meningkatkan motivasi belajar

peserta didik adalah penerapan dari suatu strategi pembelajaran yang dalam

menjalankan proses pendidikan dengan melihat kondisi pembelajaran sejauh mana

meningkatkan motivasi peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan

khususnya menyiapkan peserta didik yang berbudi pekerti.


10
Dr. Benny A Pribadi, Esensi Model Desain Sistem Pembelajaran, (Depok : PT. Raja
Grafindo Persada, 2021), h. 12.
11
KBBI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religiositas, 2016, diambil 12 Nov 2022.

8
E. Tinjauan Pustaka

1. Relevansi dengan Penelitian Sebelumnya

a. Peneltian “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction (ARCS) terhadap Motivasi Belajar dan Hasil

Belajar peserta didik pada Materi Kalor di Kelas X”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Hasil belajar awal peserta didik diukur menggunakan

alat ukur tes berupa 18 soal pilihan ganda tentang hasi belajar ranah

kognitif yang sebelumnya telah diuji cobakan dengan reliabilitas 0,91

berada pada kategori sangat baik. Perbedaan motivasi belajar peserta didik

pada kelas eksperimen dan kontrol sebesar 5,88 berada pada kriteria

tinggi. Perbedaan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan

kontrol sebesar 2,738 berada pada kriteria tinggi. Pengaruh motivasi

belajar peserta didik kelas eksperimen diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,029. Pengaruh hasil belajar peserta didik kelas eksperimen diperoleh

nilai probabilitas sebesar 0,000. Terdapat pengaruh yang signifikan pada

penerapan model pembelajaran ARCS terhadap motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik.12

b. Penelitian “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Attention,

Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Hasil Belajar IPS Pada peserta didik Kelas V Sekolah Dasar

Negeri di Gugus XIII Kecamatan Buleleng”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar

IPS antara kelompok model pembelajaran ARCS dan kelompok model

12
Yulianti, Eka Murdani, Intan Kusumawati, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) terhadap Motivasi Belajar peserta didik
pada Materi Kalor di Kelas X", (Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 1, 2019), h. 24.

9
pembelajaran konvensional. Kedua, terdapat interaksi antara model

pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam pengaruhnya terhadap

hasil belajar IPS. Ketiga, kelompok peserta didik yang memiliki motivasi

berprestasi tinggi, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar

IPS antara kelompok peserta didik yang mengikuti model pembelajaran

ARCS dan kelompok peserta didik yang mengikuti model konvensional.

Keempat, kelompok peserta didik yang memiliki motivasi berprestasi

rendah, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPS antara

kelompok peserta didik yang mengikuti model pembelajaran ARCS dan

kelompok peserta didik yang mengikuti model pembelajaran

konvensional.13

Penelitian-penelitian yang relevan diatas menjadi referensi yang memperkuat

dan mendukung peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran ARCS Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X di SMAN 6 Gowa" untuk mengembangkan

model pembelajaran ARCS dalam meningkatkan motivasi belajar.

2. Landasan Teori
a. Model ARCS
1) Pengertian Model ARCS

ARCS merupakan akronim dari bentuk sikap peserta didik yakni attention

(perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction

(kepuasan). Sehingga model pembelajaran ARCS ini adalah suatu bentuk

pembelajaran yang mengutamakan perhatian peserta didik, menyesuaikan materi

13
I Komang Budi Mas Aryawan, I Wayan Lasmawan, I Made Yudana, “Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Attentiom, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dan Motivasi
Berprestasi terhadap Hasil Belajar IPS pada peserta didik Kelas V SDN di Gugus XIII Kecamatan
Buleleng", (Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 04).

10
pembelajaran dengan pengalaman belajar peserta didik, menciptakan rasa percaya

diri dalam diri peserta didik, dan menimbulkan rasa puas dalam diri peserta didik

tersebut. Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-

teori dan pengalaman nyata intsruktur sehinga mampu membangkitkan semangat

belajar peserta didik secara optimal dengan memotivasi diri peserta didik sehingga

didapatkan hasil belajar yang optimal.

Model pembelajaran ini mengutamakan perhatian peserta didik,

menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar peserta didik,

menciptakan rasa percaya diri dalam diri peserta didik, dan menimbulkan rasa

puas dalam diri peserta didik tersebut. Model pembelajaran ARCS dikembangkan

berdasarkan teori nilai harapan (Expectancy Value Theory) yang mengandung dua

komponen yaitu nilai (Value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan

(Expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu.

Model desain pembelajaran ARCS dipandang sebagai satu-satunya model

desain sistem pembelajaran yang mengupas secara komprehensif faktor motivasi

di dalamnya.14 Peserta didik perlu berupaya dalam meningkatkan motivasi belajar

untuk mengikuti aktivitas belajar agar berhasil dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Model ARCS banyak digunakan dalam menciptakan program-

program pelatihan yang memotivasi. Sebab, komponen dalam model

pembelajaran ini didasarkam pada prinsip-prinsip dan teori motivasi yang akan

mampu memfasilitasi proses belajar peserta program pelatihan. Peserta didik yang

memiliki motivasi belajar tinggi akan menguasai pengetahuan dan keterampilan

yang dilatihkan.

2) Tujuan Model ARCS

Model ARCS bertujuan untuk menerapkan proses pembelajaran yang


14
Dr. Benny A. Pribadi, Op. Cit., h. 86.

11
berbasis motivasi agar peserta didik dapat lebih fokus pada pembelajaran di kelas.

Model ARCS dapat membantu meningkatkan motivasi dan aktivitas peserta didik

dalam belajar sehingga dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik dan hasil

belajar peserta didik dapat meningkat. Motivasi dalam belajar dapat

menumbuhkan hasrat dan keinginan untuk belajar dan lebih bermakna.

3) Komponen Model Pembelajaran ARCS

Model pembelajaran ARCS terdiri dari 4 komponen. Keempat komponen

model pembelajaran ARCS tersebut yaitu sebagai berikut :

a) Attention (Perhatian)

Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat berkonsultasi/ pemusatan

pikiran dalam menghadapi peserta didik dalam peristiwa proses belajar mengajar

di kelas. Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk

pada minat yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari.

Konsentrasi/perasaan peserta didik dan minat dalam belajar bisa dilihat dari

peserta didik yang perasaannya senang akan membantu dalam konsentrasi

belajarnya dan sebaliknya peserta didik dalam kondisi tidak senang maka akan

kurang berminat dalam belajarnya dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi

terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.

b) Relevance (Relevan)

Relevan yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan atau

kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar

peserta didik. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat menumbuhkan

motivasi belajar di dalam diri peserta didik karena peserta didik merasa bahwa

materi pelajaran yang disajikan mempunyaai manfaat langsung secara pribadi

dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Motivasi peserta didik akan bangkit

12
dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu

memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang diyakini

atau dipegangnya.

c) Confidence (Percaya Diri)

Demi membangkitkan kepercayaan diri yang kuat di dalam proses belajar

mengajar peserta didik yang selama ini lebih banyak dikuasai guru dan lebih

fokus pada hafalan dan nilai bukan pada kemampuan bagaimana belajar dan

akhirnya setelah peserta didik tamat tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak ada

kemampuan problem solving ditengah masyarakat yang plural heterogen dan

banyak masalah, maka guru harus menggunakan strategi yang efektif, misalnya

mengembangkan publik speaking peserta didik.

d) Satisfaction (Kepuasan)

Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira, perasaan ini dapat

menjadi positif yaitu timbul kalau orang mendapatkan penghargaan terhadap

dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan percaya diri peserta didik

nantinya dengan mengarahkan dan mendorong peserta didik dalam proses

pembelajaran.

4) Langkah-Langkah Model ARCS

Adapun langkah-langkah model pembelajaran ARCS adalah sebagai berikut :15

a) Mengingatkan kembali peserta didik pada konsep yang telah dipelajari.

b) Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran.

c) Menyampaikan materi pelajaran.

d) Menggunakan contoh yang konkrit.

e) Memberi bimbingan belajar.

f) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam


15
Mulyatiningsih, Pengembangan Model Pembelajaran, (Bandung : UPI, 2014), h. 25.

13
pembelajaran.

g) Memberi umpan balik.

h) Menyimpulkan setiap materi yang telah disampaikan di akhir

pembelajaran.

5) Kelebihan dan Kekurangan Model ARCS

Adapun model pembelajaran ARCS ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai

berikut :

a) Memberikan petunjuk aktif dan memberi arahan tentang apa yang harus

dilakukan oleh peserta didik.

b) Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori

yang penerapannya kurang menarik.

c) Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran

berpusat pada peserta didik.

d) Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang

kembali materi lainnya yang pada hakekatnya kurang menarik.

e) Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-kemampuan yang lebih dari

karakteristik peserta didik-peserta didik agar strategi pembelajaran lebih

efektif.

Selanjutnya, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai kekurangan, yaitu :

a) Hasil afektif peserta didik sulit dinilai secara kuantitatif.

b) Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit

dijadikan penilaian.

b. Motivasi Belajar

1) Pengertian Motivasi Belajar

14
Motivasi adalah dorongan hati terhadap sesuatu yang timbul karena

kebutuhan. Slameto menyebutkan motivasi adalah ketertarikan dan rasa suka

terhadap sesuatu atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. 16 Sehingga apabila

peserta didik memunculkan sikap senang memperhatikan dan mendengarkan

dengan seksama, maka peserta didik tersebut berminat pada pelajaran itu.

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia

terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

tertentu. Motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik dalam melakukan

kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil

belajar sebaik mungkin.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat ingin dan

berhasil keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-

cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan

belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat,

kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan yang tertentu sehingga

seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan

semangat. Maka motivasi harus benar-benar diberikan supaya anak didik memiliki

gairah yang besar dalam mencapai keberhasilan belajarnya.

Meningkatkan motivasi terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu

peserta didik melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk

dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.17 Proses ini berarti

menunjukkan pada peserta didik bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu

mempengaruhi dirinya, dan memenuhi kebutuhannya.

Motivasi belajar adalah salah satu faktor keberhasilan belajar yang dimiliki
16
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Cet. 6 ; Jakarta : Rineka Cipta,
2013), h. 67.
17
Ibid., h. 163.

15
peserta didik. Peran guru sangat penting untuk menumbuhkan motivasi belajar

peserta didik salah satunya dengan cara mengajar yang menyenangkan. 18 Motivasi

belajar adalah suatu dorongan untuk melakukan suatu hal dan aktivitas belajar

tanpa ada yang menyuruh untuk belajar. 19 Motivasi belajar juga merupakan faktor

pendorong untuk peserta didik dalam belajar yang didasari atas ketertarikan atau

juga rasa senang keinginan peserta didik itu untuk belajar.

2) Tujuan Motivasi Belajar

Motivasi bertujuan untuk mendorong manusia berbuat, menentukan arah

perbuatan yang hendak dicapai, dan menyeleksi perbuatan yang bermanfaat bagi

tujuan tersebut. Motivasi timbul karena adanya kebutuhan dan adanya

pengetahuan tentang tujuan hidup. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

motivasi merupakan dorongan belajar yang berasal dari dalam diri individu yang

belajar, dimana dalam hal ini anak merasa memiliki kebutuhan untuk belajar, anak

mengetahui bahwa kemampuan belajarnya masih kurang sehingga perlu

diperbaiki, dan anak memiliki aspirasi atau cita-cita yang harus dicapai melalui

belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan dengan adanya hasrat

dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya

harapan dan cita-cita masa depan, addanya penghargaan dalam belajar, addanya

kegiatan yang menarik dalam belajara lingkungan, dan adanya lingkungan belajar

yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

3) Pentingnya Motivasi Belajar

Peningkatan motivasi belajar peserta didik menjadi poin penting tolak ukur

18
Riamin, Menumbuhkan Minat Belajar Peserta didik Dalam Pembelajaran, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2016), h. 51.
19
Ricardo, R., & Meilani, R. I., Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar,
(Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2017), h. 8.

16
keberhasilan model pembelajaran ARCS. Sebab peserta didik yang memiliki

motivasi akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek

tersebut.20 Bila seorang peserta didik tidak memiliki motivasi yang besar maka

sulit diharapkan peserta didik tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik

dari belajarnya.21 Sehingga penting membangkitkan motivasi peserta didik dengan

memberikan penjelasan tentang materi yang akan memenuhi kebutuhan dirinya,

memberikan pengalaman-pengalaman mengenai materi yang akan disampaikan,

memberikan tugas sesuai dengan kesanggupan peserta didik, dan menggunakan

sarana dan prasana serta metode pembelajaran yang baik. Adanya perhatian juga

menjadi salah satu hal yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap

pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari

pada itu. Adapun indikator-indikator yang mencerminkan sikap konsentrasi dari

peserta didik yaitu : Perasaan senang, perhatian dalam belajar, dan ketertarikan

terhadap materi pembelajaran.22 Untuk mengetahui seberapa besar motivasi

belajar peserta didik dapat diukur melalui kesukaan, ketertarikan, perhatian dan

keterlibatan yang tampak dari kegairahan peserta didik dalam mengikuti pelajaran

dan dapat diukur dari respon seseorang dalam menanggapi sesuatu serta

keseriusan selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Karakteristik Motivasi Belajar

Adapun karakteristik motivasi belajar yang dapat dilihat dari peserta didik ialah :

a) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus

dalam waktu lama.


20
Slameto, Op. Cit., h. 167.
21
Muhammad S. Sumantri, Pengantar Pendidikan, (Ed. 2 ; Tangerang : Universitas Terbuka,
2019), h. 62.
22
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan : Landasan Keja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2012), h. 35.

17
b) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas

atas prestasi yang diperoleh.

c) Menunjukan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah

belajar.

d) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

e) Senang mencari dan memecahkan masalah.

5) Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:

a) Cita-cita atau Aspirasi peserta didik

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan

mencapai keinginan dapat menumbuhkan kemauan belajar yang akan

menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita cita dapat memperkuat motivasi

intrinsik dan ekstrinsik.

b) Kemauan peserta didik

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan untuk

mencapainya, karena kemauan akan memperkuat motivasi anak untuk

melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c) Kondisi peserta didik

Kondisi peserta didik yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi belajar.

d) Kondisi lingkungan peserta didik

Peserta didik dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu

kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu

di pertinggi mutunya agar semangat dan motivasi belajar peserta didik mudah

diperkuat.

18
3. Kerangka Berpikir

Setiap peserta didik memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Namun saat

ini terdapat kecenderungan kegiatan pembelajaran dimana peserta didik yang

pasif. Proses pembelajaran berpusat kepada guru, metode belajar yang monoton

dan tidak banyak melibatkan peserta didik karena guru terlalu sibuk dengan

penyajian materi yang serius, tidak menggunakan model dan media pembelajaran

yang menarik perhatian peserta didik, dan kurangnya interaksi antara guru dengan

peserta didik selam proses pembelajaran. Pembelajaran di kelas seharusnya

mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi belajar peserta didik. Guru

tidak hanya melakukan kegatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap akan tetapi guru harus mampu membawa peserta didik aktif dalam kegiatan

pembelajaran dengan berbagai bentuk belajar. Dengan demikian potensi yang

dimiliki peserta didik secara efektif dapat dikembangkan.

Model pembelajaran ARCS merupakan model pembelajaran yang

dilaksanakan dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan, menghilangkan

segala hambatan dalam belajar dan menekankan interaksi antara peserta didik

dengan guru selama proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model ARCS

dirancang untuk memudahkan peserta didik dalam belajar, membuat peserta didik

senang dari awal hingga akhir pelajaran. Dengan keadaan yang menyenangkan

tersebut peserta didik tidak akan merasa terbebani selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam pembelajaran ARCS peserta didik mendapat pengakuan dari

guru dan teman-temannya sehingga peserta didik akan merasa dihargai. Dengan

keadaan tersebut, peserta didik akan selalu berlomba-lomba untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan guru, karena mereka tau siapa yang dapat menyelesaikan

tugas dengan baik akan selalu mendapat perhatian secara khusus. Maka dengan

19
penggunaan model pembelajaran ARCS akan membuat pembelajaran selalu

menyenangkan, efektif, dan pada akhirnya akan memperoleh hasil belajar yang

optimal.

Penerapan Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X di SMA Negeri

6 Gowa

Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir

Pembelajaran dikelas Menjelaskan model Peserta didik lebih

kurang memotivasi pembelajaran ARCS termotivasi dalam

peserta didik dan dan melaksanakan belajar dan lebih aktif

kurang mengaktifkan pembelajaran dengan dalam proses

peserta didik dalam menggunakan model pembelajaran

proses pembelajaran pembelajaran ARCS

Gambar 1. Kerangka Berpikir

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti dalam melakukan

20
penelitiannya guna menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

teori dengan metode ilmiah. Dalam proses penelitian, banyak hal yang harus

diperhatikan seperti jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, dan

analisis data.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

tindakan kelas atau PTK (Classroom action reserarch) memiliki peranan yang

sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di

implimentasikan dengan baik dan benar. Diimplimentasikan dengan baik, artinya

pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar mengembangkan kempuan

dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

pembelajaran dikelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat

memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian dengan cermat

mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tindakan keberhasilannya.23

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat yang dilakukannya observasi awal

dalam memperoleh informasi dan menemukan masalah yang ada yakni di SMAN

6 Gowa, Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa. Sedangkan

waktu penelitian pada bulan November 2022 sampai selesai.

3. Fokus Penelitian

Penelitian ini memfokuskan kepada Guru PAI di Kelas X di SMAN 6 Gowa

dengan jumlah peserta didik 36 yakni 18 perempuan dan 18 laki-laki yang

menjadi objek pembelajaran. Peserta didik akan menjadi informan terhadap

penerapan model pembelajaran ARCS terkait dengan pertanyaan apakah metode

tersebut dapat meningkatkan motivasi belajarnya.

23
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2016), h. 41.

21
4. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan

dengan 2 siklus.

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Melakukan diskusi dengan guru wali kelas.

b) Melaksanakan observasi awal untuk identifikasi masalah.

c) Menyiapkan RPP yang akan diterapkan dalam penerapan model

pembelajaran ARCS pada mata pelajaran PAI kelas X IPA 3 SMAN 6

Gowa

d) Membuat lembar observasi peserta didik.

e) Membuat instrumen tes yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat

sebelumnya dalam bentuk angket.

2) Pelaksanaan

a) Melaksanakan pembelajaran menggunakan model ARCS.

b) Melakukan pengamatan pada pelaksanaan tindakan.

c) Mengumpulkan semua data yang dapat menunjang peningkatan motivasi

belajar peserta didik kelas X IPA 3 SMAN 6 Gowa.

3) Pengamatan

a) Peneliti mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung.

b) Peneliti mengamati perubahan-perubahan respon peserta didik selama

pembelajaran berlangsung setelah diberikan motivasi.

c) Peneliti mengamati atau mencatat peserta didik yang aktif atau berani

menjawab pertanyaan.

22
4) Refleks

a) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara

terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pembelajaran.

c) Jika siklus I belum tercapai akan dilanjutkan dengan siklus II dan

menjadikan acuan hasil refleksi dari siklus I dalam membuat program

pembelajaran sehingga tercapai tujuan penelitian.

b. Siklus II

1) Perencanaan

Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama guru merencanakan

kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini.

2) Pelaksanaan

Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan lembar observasi

peserta didik.

3) Pengamatan

Penelitian bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya pembelajaran.

4) Refleksi

Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

serta membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya memuaskan maka

penelitian dapat diberhentikan.

Perencanaan

Siklus 1

Refleksi

Pelaksanaan dan
Pengamatan

23
Perencanaan

Siklus 2
Refleksi

Pelaksanaan dan
Pengamatan
Gambar 2. Siklus PTK Kemmis & Taggart

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat pengumpul data yang mendukung

penelitian, untuk memperoleh data yang relevan. Peneliti menggunakan 3 cara

pengumpulan data yaitu :

a. Observasi

Observasi digunakan karena peneliti ingin lebih yakin tentang keabsahan data

yang melalui pengalaman langsung di lapangan. Informasi yang diperoleh dari

observasi adalah tempat, pelaku, kegiatan, objek, kejadian, waktu, peristiwa, dll.

Dalam hal ini peneliti mengamati dan ikut terjun secara langsung dalam proses

implementasi model pembelajaran ARCS di sekolah tersebut.

b. Wawancara

Kegiatan tersebut dilakukan oleh peneliti terhadap informan penelitian terkait

yang meliputi pertanyaan-pertanyaan penelitian yang menjadi fokus kajian

penelitian. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang

24
artinya pertanyaan yang akan diajukan telah dirancang dan ditulis terlebih dahulu

untuk kemudian dijawab oleh para informan. Proses wawancara dilakukan secara

personal yang artinya peneliti mengajukan pertanyaan dalam waktu dan tempat

yang berbeda bagi para informan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara

mendalam agar informasi yang didapat benar-benar dapat dibuktikan dan dapat

dipercaya. Teknik ini dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dan

informan menggunakan problem wawancara yang terkait penerapan model

pembelajaran ARCS di SMAN 6 Gowa dalam meningkatkan motivasi belajar

peserta didik.

c. Tes

Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan, subjek penelitian dengan cara pengukuran, misalnya untuk

mengukur kemampuan subjek peneliti dalam menguasai materi pembelajaran.24

Tes juga merupakan latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur,

keterampilan, pengetahuan, integritas, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Ada dua tes yang sering digunakan dalam penelitian

yaitu pretest dan posttes.

d. Dokumentasi

Kegiatan ini berarti menganalisis dokumen yang berkaitan dengan kegiatan

pembelajaran yang relevan terhadap permasalahan penelitian. Dokumentasi

ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku, RPP, laporan kegiatan, dan lain-lain.

24
Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok : Raja Pers, 2017), h. 218.

25
6. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis untuk mengetahui kesimpulan dalam

pelaksanaan penerapan model pembelajaran ARCS pada mata pelajaran PAI

diantaranya melihat peningkatan motivasi belajar peserta didik dan masalah-

masalah yang dihadapi peserta didik. Adapun dalam bentuk teknik analisis data

yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskripstif adalah proses menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum.

1) Menghitung Nilai Rata-Rata


∑x
Mx =
N
Keterangan :

M x = Mean

∑ x = Jumlah perkalian skor dengan frekuensinya

N = Jumlah Sampel

2) Presentase

P= x 100%
n
Keterangan :

P = Angka presentase

⨍ = Frekuensi

N = Jumlah sampel responden

Untuk menghitung hasil peningkatan motivasi belajar peserta didik maka skor

yang diperoleh akan diubah ke dalam bentuk persentase. Untuk keperluan analisis,

26
maka hasil yang diperoleh akan disusun untuk menandakan peningkatan motivasi

belajar sesuai ketercapaian yang diharapkan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an & Terjemahannya. 2014. Jakarta : Departemen Agama Republik


Indonesia.
Ali, Mohammad Daud. 2018. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Aryawan, I Komang Budi Mas, dkk. 2016. “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Attentiom, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) dan
Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar IPS pada peserta didik Kelas V
SDN di Gugus XIII Kecamatan Buleleng". Jurnal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 04.
Hamoraon. Pembelajaran Inovatif Model ARCS Keller.
(https://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller.html,
diakses 13 November 2022).
Holt, John. 2010. Mengapa peserta didik Gagal. Terj. P. Lakonawa.
Jakarta :Penerbit Erlangga.
Indonesia. 2005. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafita.
KBBI Daring. 2016. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religiositas, diambil 12
Nov 2022.
Kunandar. 2016. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Majid, Abdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung : Rosda Karya.
Mulyatiningsih. 2014. Pengembangan Model Pembelajaran. Bandung : UPI.
Nurul Asri, Yoana dkk., 2022. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Haura
Utama.
Pribadi, Dr. Benny A. 2021. Esensi Model Desain Sistem Pembelajaran. Depok :
PT. Raja Grafindo Persada.
Riamin. 2016. Menumbuhkan Minat Belajar Peserta didik Dalam
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Ricardo, R., & Meilani, R. I. 2017. Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. Vol 2 No 2.
Sardiman, Arief M. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT
Raja Grafindo.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan : Landasan Keja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Depok : Raja Pers.
Sumantri, Muhammad S. 2019. Pengantar Pendidikan. Tangerang : Universitas
Terbuka.
Susanti, Dr. Lidia. 2020. Strategi Pembelajaran Berbasis Motivasi. Jakarta : Elex
Media Komputindo.

28
Yulianti, Eka Murdani, Intan Kusumawati. 2019. “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS)
terhadap Motivasi Belajar peserta didik pada Materi Kalor di Kelas X".
Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 1.
Zaenuri, Ahmad. 2016. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Fazlur Rahman.
Jurnal Pendidikan Islam, Vol 12 No 1.

29

Anda mungkin juga menyukai