Anda di halaman 1dari 31

KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DI SDN 40 KENDARI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

NURUL FAHRIZA

21822049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

tentang Standar Pendidikan Nasional, pasal 19 ayat 1mengatakan bahwa

proses kegiatan belajar mengajardi lakukan secara interaktif,

menyenangkanmenantang, memotivasi peserta didik agar berpastisipasi aktif,

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat serta

perkembangan fisik yang dimiliki peserta didik tersebut dalam pendidikan

tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Di dalam Undang-Undang No. 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, ahlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya bangsa

dan Negara.2 Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia karena

1
Undang-undang SISDIKNAS (sistem pendidikan nasional) 2003 (UU RI No.20
TH.2003 ), Jakarta: Sinar Grafika, hlm.2
2
Ismail, Model-model Pembelajaran, Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama, 2003
dapat mengembangkan dirinya dan dengan pendidikan manusia dapat

berdaya guna dan mandiri dengan ilmu yang dimiliki manusia dapat

berguna tidak hanya didunia tetapi juga berguna bagi akhirat.

Tujuan pendidikan antara lain adanya perubahan tingkah laku,

sikap, dan kepribadian yang bagaimana yang diharapkan setelah subjek

pendidikan mengalami pendidikan.3 Pendidikan merupakan sebuah kunci

yang paling utama dalam pelaksanaan pembelajaran yangdilaksanakan secara

tersusun dan terencana. Pendidikan suatu kebutuhan dalam hidup karena

dengan pendidikan seseorang tidak hanya mempunyai pengetahuan saja

melainkan keterampilan yang dapatditerapkkan dalam kehidupan

dimasyarakat, bangsa dan negara. Tingkat pendidikan suatu negara dapat

menggambarkan kemajuan negara tersebut. Berdasarkan tujuan pendidikan

tersebut, didalam Al-Qur’an allah SWT. Menjelaskan bahwa posisi orang-

orang yang mempunyai ilmu pengetahuan akan memperoleh derajat yang

tinggi disisinya selama ia beriman. Hal ini disebutkan Allah dalam surah Al-

mujaddilah ayat 11 yang berbunyi:

       

        

      

        

Terjemahan: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
3
Binti muanah, 2009, Ilmu Pendidikan, yogyakarta, Teras Komplek PolriGowok, hlm.37
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.4

Selain berisi penjelasan tentang menjaga adab dan sopan santun

dalam majelis ilmu, kandungan surah Al-mujadalah ayat 11 yaitu berisi

penjelasan tentang kedudukan orang berilmu yang kelak akan diangkat

derajatnya oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, kita sebagai umat muslim

dianjurkan untuk senantiasa mencari ilmu agar dapat ditinggikan derajatnya

oleh Allah SWT.

Dengan belajar maka pengalaman seseorang akan bertambah dari

yang belum pernah mengalami hingga pernah dialami, kemudian diketahui

selanjutnya akan dikerjakan. Sehingga sikap dan cara bertindak dari

seseorang akan bertambah.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan

melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. oleh karena itu untuk

menciptkan pembelajaran

yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan keterampilan. Diantarnya adalah 

keterampilan membelajarkan dan keterampilan mengajar.5 Namun dalam men

ciptakan pembelajaran yang baik ini tentunya disesuaikan dengan budaya dan 

sumber sumber yang dimilikinya, dengan sedikit rekayasa yang dimilikinya p

endidik untuk menjadikannya sebagai media atau sumber belajar yang berday

4
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung : cordoba, 2018, hlm
544
5
Ahmad Amin, Psikologi Agama, Jakarta:Bumi Aksara, 1998,hlm. 93
a guna.6 Dalam proses pembelajaran, ada 3 hasil yang diperoleh peserta didik

mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotorik.7 Dalam pembelajaran

sejumlah komponen atau unsur itu saling berinteraksi dan terkait satu sama

lain. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan interaksi antara guru dan peserta

didik sangatlah penting agar terjalin komunikasi belajar yang baik, oleh

karena itu

interaksi memegang peranan penting. Salah satu faktor kegagalan guru adalah 

dalam menyampaikan pokok bahasan saat proses belajar mengajar kurang me

mbangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajara8

Proses pembelajaran pendidikan agama islam saat ini masih banyak

menggunakan pendekatan yang kurang relevan, yaitu metode atau strategi

pembelajaran yang monoton. Karena masih menggunakan pendekatan

pembelajaran yang dipusatkan pada guru, sehingga hal tersebut membuat

peserta didik jenuh dan pembelajaran kurang efektif.

Pendidikan agama islam merupakan suatu disiplin ilmu yang

menduduki posisi amat penting dijajaran ilmu islam. Sehingga, ilmu ini tidak

hanya sebatas pengetahuan bekal agar peserta didik dapat mengenal ajaran

islam secara baik dan benar.

Salah satu hal yang dihadapi peserta didik terhadap pembelajaran

pendidikan agama islam yaitu pelaksanaan pembelajaran yang digunakan

6
Muhammad Surya,Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, Bandung, Pustaka Bani
Quraisy, 2004, hlm. 31
7
Ihwan Mahmudi dan Eva Latifatun Nadhifah, Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Dengan
Strategi Pembelajaran Example Non Example Siswi Kelas 1 Pondok Modern darussalam gontor
putri kampus 1, Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam, Volume 11. No. 1 2020, hlm.48
8
Anterior Jurnal, Volume 15 Nomor 2, Juni 2016, hlm. 205-211
guru secara konvensional dan jarang melibatkan peserta didik. Guru harus

aktif dan kreatif dalam mengajar. Hal ini hang harus diutamakan dalam

pembelajaran adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya

pikir mereka terhadap suatu masalah.

Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan tidak

bervariasi dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton

sehinggga peserta didiktidak termotivasi dan lebih pasif dalam belajar.Dari

uraian diatas peneliti berpendapat perlunya perbaikan proses pembelajaran

pada peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik berperan aktif selama

proses pembelajaran berlangsung. Agar peserta didik lebih memahami

pembelajaran dan lebih semangat dalam pembelajaran maka diperlukan

model yang tepat. Alternatif tindakan yang akan peneliti lakukan untuk

meningkatkan keaktifan belajar yaitu melalui metode pembelajaran Index

Card Match (ICM).

Adapun Index Card Match (mencocokan kartu indeks) adalah cara

yang menyenangkan. Lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran.

Yang melibatkan peserta didik secara langsung untuk berpasangan dan

memainkan kuis dengan teman sekelasnya.9

Metode pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik

dengan metode Index Card Match sehingga guru dapat mengevaluasi

pembelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya. Menguji pengetahuan serta

9
Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusa Media, 2012,
hlm. 240
kemampuan mereka dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan

jawaban atau soal. sehingga model pembelajaran ini cocok digunakan guru

untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Karena anak-anak

suka dengan permainan. dengan permainan peserta didik lebih mudah

mengingat dan memahami pembelajaran.

Dengan permasalahan yang telah ditemukan serta metode yang

ditawarkan oleh peneliti, maka penelitian ini diberi judul: “Keaktifan

Belajar Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Di SDN 40 Kendari”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran keaktifan belajar peserta didik dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SDN 40 Kendari?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Keaktifan belajar Peserta didik di

SDN 40 Kendari?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran keaktifan belajar peserta didik dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 40 Kendari

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Keaktifan belajar Peserta didik di

SDN 40 Kendari

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bukti bahwa implementasi

metode Index Card Match dapat meningkatkan Keaktifan belajar peserta


didik sehingga penelitian ini dapat memberi manfaat secara teoritis dan

praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan tentang penggunaan Metode Index Card

Match terhadap pembelajaran untuk dapat meningkatkan Keaktifan belajar

peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta didik

Dengan implementasi metode Index Card Match peserta didik

diharapkan dapat meningkatkan Keaktifan belajar di kelas.

b. Bagi Guru

Metode pembelajaran ini dapat digunakan untuk memperbaiki

pembelajaran dan menjadi bahan masukan yang objektif dalam

meningkatkan Keaktifan peserta didik di SD 40 Kendari dan

khususnya juga bagi guru SD 40 Kendari dengan menggunakan

Metode pembelajaran Index Card Match.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan

metode pembelajaran dan peningkatkan kualitas tenaga pengajar

maupun peserta didik.


d. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini penulis mendapatkan pengalaman

langsung dalam penerapan Metode pembelajaran Index Card Match dan

mengetahui kelebihan serta kekurangan dari pembelajaran ini. Dan

untuk menambah wawasan pengetahuan untuk peneliti sendiri.

E. Defenisi Operasional

Untuk menghilangkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah

yang terlalu luas pada judul tersebut, maka perlu ditegaskan dan dibatasi

akan adanya istilah-istilah yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian

yang digunakan dalam judul ini.

1. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang dimana peserta didik

harus aktif dalam proses pembelajaran seperti aktif dalam memberikan

pertanyaan atau menjawab pertanyaan kepada guru atau sesama peserta

didik lain, berdiskusi, dan mengerjakan tugas yang diberikan ada empat

indikator keaktifan yang dapat dilihat dari sudut peserta didik, antara lain:

a. Mengajukan pertanyaan kepada guru atau peserta didik yang

lain

b. Menjawab pertanyaan

c. Mencari informasi untuk memcahkan masalah

d. Mengerjakan soal latihan di depan kelas.


2. Peserta didik

Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan

nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia

pada jalur, jenjang pendidikan, dan jenis pendidikan tertentu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keaktifan Belajar

1. Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar berasal dari kata aktif artinya rajin dan giat,

kemudian kata tersebut mendapatkan awalan “ ke “ dan akhiran “an”

sehingga berbunyi keaktifan atau kegiatan. 10 Keaktifan anak dalam belajar

merupakan perosalan yang penting dan mendasar yang harus dipahami,

disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran.

Demikian pula berarti harus diterapkan oleh peserta didik dalam setiap

bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya

keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika

dibutuhkan.11

10
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas
Jakarta, 1994, hlm.759.
11
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 119.
Dalam kegiatan belajar mengajar, membutuhkan partisipasi atau

keaktifan dari seluruh pesertanya, yaitu guru sebagai pendidik dan siswa

sebagai peserta didik. Keaktifan adalah suatu kegiatan/ aktifitas atau segala

sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi, baik fisik

maupun non fisik.12

Jadi keaktifan adalah kegiatan/kesibukan yang dilakukan pesert

didik baik secara fisik maupun non fisik seperti mental, intelektual, dan

emosional. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental,

yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat

dipisahkan.13

Menurut Rusman, aktif artinya peserta didik belajar sesuatu

sebagai pengalaman langsung dan hasil dari pengalaman tersebut akan

menjadi individu yang memiliki kepribadian dan sikap positif serta

keterampilan yang dapat menunjang pada kehidupan mendiri masyarakat.

Menurut Sanjaya yang dikutip oleh Rusman, kegiatan aktif dalam

pembelajaran adalah: “ kegiatan aktif dalam pembelajaran dapat dilakukan

dengan kegiatan bermain, mendegarkan, berdiskusi, bermain peran,

melakukan pengamatan, melakukan eksperimen, membuat sesuatu,

menyusun laporan, memcahkan masalah dan praktik melakukan sesuatu.14

12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008. hlm. 101-106.
13
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.Raja Gravindo
Prasada 2001. hlm.28
14
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:
Rajawalipres, 2012 hlm. 394-395
Kegiatan pembelajaran aktif membuat guru lebih banyak

memposisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan

kemudahan belajar, (to facilitate of learning) kepada peserta didik. Peserta

didik terlibat aktif dan berperan dalam proses pembelajaran sedangkan

guru lebih banyak memberikan arahan bimbingan, serta mengatur

sirkulasidan jalanya proses pembelajaran. 15

Implikasi keaktifan bagi pendidik didalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada setiap

peserta didik untuk berkreativitas dalam proses belajarnya.

b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan

pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan ekspeimen.

c. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap peserta didik

yang memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan.

d. Menggunakan multi metode dan multi media didalam

pembelajaran.16

2. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh

kepandaian ilmu, berusaha agar tampil mengerjakan, Dalam kamus besar

bahasa indonesia, belajar diartikan berusaha memperoleh kepandaian ilmu,

15
Ibid hlm, 324.
16
Aunurrahman, Belajardan Pembelajaran, Bandug: Alfabeta, 2012, hlm. 120-121.
berubah tingkah laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.17

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.18

Sedangkan belajar menurut Gagne (dalam Eveline siregar dan

Hartini Nara) dalam bukunya principles of Instructional Design yang

dikutip oleh Eveline dan hartini mendefenisikan belajar adalah suatu

perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman

masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.19

Pengertian belajar secara psikologis merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.20

Gagne dan Berliner (dalam syaiful bahri Djamarah) menyatakan

bahwa “ Belajar merupakan proses dimana organisme mengubah

perilakunya karena hasil dari pengalaman” . teori belajar menurut Gagne

dalam masalah belajar ia memberikan dua defenisi, yaitu: 1). Belajar

adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. 2). Belajar adalah pengetahuan

atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.21 Gagne juga mengatakan

bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi

17
Abdurrahman abror, Psikologi Pendidikan Islam, Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003, hlm.10.
18
Bisri Mustofa, 2015, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Parama Ilmu, hlm 127.
19
Eveline siregar dan Hartini Nara, Opcit, hlm 4
20
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka cipta,
2010.hlm.2
21
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar , cet-2. Jakarta: Rineka Cipta ,2008, hlm.22
lima kategori yaitu: keterampilan motoris, informasi verbal, kemampuan

intelektual, strategi kongnitif dan sikap. Teori Piaget menyatakan bahwa

anak menjadi tahu dan memahami lingkungannya melalui jalan interaksi

dan beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Menurut teori ini peserta

didik harus membangun pengetahuannya sendiri melalui observasi,

eksperimen, diskusi, dan lain-lain.

Jadi unsur-unsur pokok yang terkandung dalam pengertian belajar

adalah:

a. Belajar sebagai proses pengalaman.

b. Perolehan pengetahuan dan keterampilan.

c. Perubahan tingkah laku bersifat relatif permanen.

d. Aktivitas diri.

Adapun ciri-ciri belajar menurut William Burton dalam Hamalik,

sebagai berikut:

1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui

(under going)

2) Proses situasi melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan

mata pelajaran- mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan

tertentu.

3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan

murid.

4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid

sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.


5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan

lingkungan.

6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materi dipengaruhi

oleh perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid.

7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-

pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan

kematangan murid.

8) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui situasi dan

kemajuan.

9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai

prosedur.

10) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi

dapat di diskusikan secara terpisah.

11) Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan yang

merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

12) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap,apresiasi, abilitas, dan

keterampilan.

13) Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan

pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.

14) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan serangkaian pengalaman-

pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangkan

yang baik.
15) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi

kepribadian dengan kecepatan yang berbeda- beda.

16) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan

dapat berubah-ubah (adaptabel). Jadi tidak sederhana dan statis.22

3. Prinsip-prinsip Belajar

Slameto.23 menyatakan prinsip-prinsip belajar antara lain yaitu:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1) Dalam belajar setiap peserta didikharus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbig untuk mencapai tujuan

instruksional

2) Belajar harus menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional

3) Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar yang

efektif.

4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya

b. Sesuai hakikat belajar

1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.

3) Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain). Sehingga mendapat pengertian

22
Hamalik, Omer, Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, hlm. 31
23
Ibid, hlm.27
yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon

yang diharapkan.

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap

pengertiannya.

2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya

d. Syarat keberhasilan belajar

1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik

dapat belajar dengan tenang.

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian atau sikap itu mendalam pada peserta didik.

4. Indikator Keaktifan Belajar

Menurut  Sudjana keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal

sebagai berikut:

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b. Terlibat dalam pemecahan masalah.

c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak

memahami persoalan yang sedang dihadapinya.

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah.

e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.


f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehny

a dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.24

Paul B. Diedrich, membuat suatu daftar yang berisi macam-

macam kegiatan peserta didik antara lain digolongkan sebagai berikut:

1) Visual activites, misalnya: membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral activites, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3) Listening activites, misalnya: mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4) Writing activites, seperti: menulis cerita, karangan laporan, angket,

menyalin.

5) Drawing activites, misalnya: menggambar, membuat, grafik, peta,

diagram.

6) Motor activites, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain,

berkebun, beternak.

7) Mental activites, misalnya: menangkap, mengingat, memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012, hlm.61
8) Emotional activites, misalnya menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.25

B. Penelitian Relevan

Penelitian relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Aan sumarna,skripsi ini yang

berjudul “ Penerapan Startegi pembelajaran Index Card Match dalam

meningkatkan Hasil belajar peserta didik Mata Pelajaran PAI kelas

X TKJ 3 SMK AL-Huda Jati Agung Lampung Selatan. Dari hasil

penelitian ini menunjukan bahwa pengguna Metode Index Card

Matchdapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada siklus

pertama yang dilakukan oleh peneliti meningkatnya hasil belajar

peserta didik mencapai KKM mengalami peningkatan sebanyak

64,70% dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 38,29%.

Selanjutnya pada siklus II hasil belajar peserta didik meningkat

secara signifikan yaitu sebanyak 88,23% dan peserta didik yang

belum tuntas sebanyak 11,76%.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti

terletak pada metode yang diterapkan yaitu melibatkan peserta didik

untuk meninjau ulang materi pelajaran yang telah diajarkan dengan

cara mencocokan kartu jawaban. Perbedaanya yaitu penelitian yang

dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan hasil belajar. Sedangkan

penelitian sendiri ingin meningkatkan keaktifan belajar.

25
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000, hlm 99.
2. Skripsi dari saudara Slamet Fachruri yang berjudul “ Penerapan

Strategi IndexCard Match untuk Meningkatkan Minat belajar Peserta

Didik Pada Mata Pelajaran PAI Kelas IV SD Negri Wonosido

Pituruh Purwarejo. Dari hasil Penelitian ini menunjukan bahwa

penerapan Metode ICM terdapat peningkatkan minat belajar peserta

didik Kelas IV siswa lebih aktif dan tertarik untuk mengikuti

pelajaran.

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti

terletak pada metode yang diterapkan sama. Sedangkan perbedaanya

terletak pada meningkatkan minat belajar peserta didik. Sedangkan

yang peneliti lakukan yaitu untuk meningkatkan keaktifan belajar

peserta didik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rena Husna Kodariyah Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah jakarta, skripsi ini

berjudul “ pengaruh Metode Index Card Match dalam Pembelajaran

PAI terhadap prestasi belajar peserta didik SMP Dharma Karya UT

Tangerang Selatan. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa

penggunaan metode Index Card Match mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran

yang halal dan haram. Hal ini dipeoleh dari perolehan nilai hasil

perhitungan uji hipotesis posttes melalui uji-t pada taraf signifikan

0,05, yaitu 2, 396>1,685. Hasil ini diperkuat dengan pencapaian nilai


rata-rata kelompok eksperimen 89 dan nilai rata-rata kelompok

kontrol 84,8. Jadi penggunaan metode ICM mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik Pendidikan Agama islam siswa SMP Dharma

Karya UT Tangerang Selatan.

Persamaan peneliti terdahulu dengan yang saya teliti terletak

pada metode yang diterapkan sama yaitu sama-sama menggunakan

metode Index Card Match. Sedangkan perbedaannya terletak pada

variabel terikatnya peneliti terdahulu membahas tentang prestasi

belajar. Sedangkan yang peneliti bahas adalah keaktifan belajar

peserta didik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat

deskriptif kualitatif atau disebut juga pendekatan kualitatif. Artinya data yang

dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari

naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, dan dokumentasi

resmi. Menurut Sugiyono, bahwa metode penelitian kualitatif sebagai metode

ilmiah/scientic karena memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit/empiric,

objektif, teratur, rasional, dan sistematis.26 Penelitian kualitatif mempunyai

tempaat tersendiri dalam bidang pendidikan, mengingat sifat dan hakikat

pendidikan sebagai proses sadar tujuan, dalam meningkatkan kualitas

manusia dan kualitas hidupnya sebagai manusia yang berbudaya.

Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan berkenaan dengan

suatu proses dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi antar

manusia dan atau interaksi manusia dengan lingkungannya, seperti proses

pengajaran, bimbingan, pengolahan kelas, hubungan sekolah dengan

masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi guru dan lain-lain.27

Berikut ini beberapa karateristik penelitian Kualitatif antara lain:

26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R Dan D,
Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 13
27
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998. Hlm.
20
1. Peneliti menyelidiki untuk dapat memahami tingkah laku dari sudut

kerangka acuan subyek sendiri.

2. Peneliti cenderung mengumpulkan data melalui kontak yang terus

menerus dengan orang-orang ditempat subyek biasanya berada

sehai-hari.

Pada pendapat lain karateristik penelitian kualitatif yaitu sebagai

berikut:

a. Penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, tempat

kejadian dan perilaku manusia berlangsung.

b. Penelitian kualitatif berbeda asumsi-asumsinya dengan desain

kuantitati, teori atau hipotesis tidak secara aprior diharuskan.

c. Peneliti adalah instrument utama penelitian dalam pengumpulan

data.

d. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dalam kata-kata.

e. Fokus yang diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipan.

f. Proses sama pentingnya dengan produk, perhatian penelitian

diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya kejadian.

g. Penafsiran dalam pemahaman idiografis, perhatian kepada

partikular, bukan kepada membuat generalisasi.

h. Memunculkan desain, peneliti mencoba merekonstruksikan

penafsiran dan pemahaman dengan sumber data manusia.


i. Mengandalkan kepada tacit knowledge (intuitive and felt

knowledge), maka data tidak dapat dikuantifikasi karena apresiasi

terhadap nuansa dari mejemuknya kenyataan.

j. Objektivitas dan kebenaran dijunjung tinggi, namun kriterianya

berbeda karena derajat keterpercayaan didapat melalui verifikasi

berdasar koherensi, wawasan, dan manfaat.28

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD negri 40 Kendari kelas VI. Adapun

waktu penelitian ini akan dilakukan setelah diseminarkan dan disetujui

selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya proposal ini.

C. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek didalam penelitian ini adalah peserta

didik kelas VI SDN 40 Kendari yang berjumlah 20 orang dan 1 orang guru

mata pelajaran agama islam.

D. Sumber Data

Berdasarkan sumber data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini

sumber data yang digunakan melalui dua cara yaitu:

1. Data Primer

Data primer yakni sumber langsung dari subjek baik yang dilakukan

dari wawancara, observasi dan alat lainnya yang memberikan data kepada

peneliti.29 Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh

28
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2007, hlm. 10
29
Sugiyono, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik Jakarta: Rineka Cipta,
2004, hlm. 87.
dari lapangan dan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan

data ini untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fokus

penelitian.

Adapun sumber data peneliti ini berupa wawancara dilapangan

berasal dari:

a. Kepala sekolah SDN 40 Kendari

b. Guru Agama Islam Kelas VI SDN 40 Kendari

c. Peserta didik kelas VI SDN 40 Kendari

d. Pihak-pihak yang terkait dengan fokus penelitian

2. Data Sekunder

Data sekunder yakni sumber data yang diperoleh dari buku-buku,

majalah, ataupun dokumen. Data sekunder ini dapat diperoleh dari

dokumen-dokumen di SDN 40 Kendari.

Data dari dokumen-dokumen tersebut dapat digunakan untuk

memperoleh generalisasi yang bersifat ilmiah dan dapat sebagai penunjang

dan melengkapi data primer. Dan akhirnya data itu dapat juga memperkuat

penemuan atau pengetahuan yang telah ada.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan data yang

diperlukan. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan instrumen penelitian.

kemudian data tersebut diberi kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya,

pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi,

metode tes, dan metode dokumentasi.


1. Teknik observasi

Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian

pendidikan. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah

satu dari pancaindranya yaitu indra penglihatan.30

Sehingga pada peneliti ini teknik observasi digunakan untuk

mengamati peristiwa dan kegiatan yang berkaitan dengan penerapan

metode ICM melalui lembar observasi yang telah disediakan.

2. Teknik dokumentasi

Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah

menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini. Peneliti dimungkinkan

memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana responden

bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari.31

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, sejarah berdirinya

sekolah, peraturan-peraturan, kegiatan, foto-foto, dan data yang relevan.

3. Teknik wawancara

30
Sukardi,MetodologiPenelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, hlm 78
31
Suharismi Arikunto, et,al. Opcit, hlm, 81
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat penilaian

yang digunakan un tuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek

kongnitif, atau tingkat pengguasan materi pembelajaran.32

Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

hasil belajar siswa. Tes hasil belajar disusun berdasarkan kompetensi dasar

dengan menyusun butir soal berdasarkan indikator. Tes dilakukan awal

siklus ( pretes) guna mengetahui kemampuan awal peserta didik dan

diakhir siklus (posttes) guna mengetahui peningkatan hasil belajar setlah

diterapkannya metode Index Card Match.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik analisis data secara

induktif, yaitu berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian

dianalisis dan akhirnya ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat umum.

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudahpenuh.33

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dandokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

32
Wina Sanjaya, Opcit, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011 hlm.9
33
Ibid.,hal. 91.
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.34

Berdasarkan pendapat di atas, teknik analisa data adalah suatu usaha untuk

memproses data yang telah dikumpulkan oleh peneliti baik dengan alat

pengumpul data yang berupa interview, observasi maupun dokumentasi. Proses

pertama adalah mereduksi data yaitu proses merangkum, memilih hal-hal yang

pokok dan mencari data yang dianggap penting yang sesuai dengan fokus

penelitian. Proses kedua yaitu dengan data display (penyajian data) yaitu

dengan bentuk uraian singkat, bagan, maupun naratif. Proses ketiga

yaituconclusion drawing/verification yaitu penarikan kesimpulan dari hasil

penelitian yang telahdilakukan.

34
Ibid.,hal. 246.
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abdurrahman, 2003, Psikologi Pendidikan Islam, PT, Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Amin,Ahmad, 1998 Psikologi Agama, Bumi Aksara: Jakarta.

Anterior Jurnal, 2016, Volume 15 Nomor 2, Juni.

Arikunto, Suharismi, et,al. Opcit,

Aunurrahman, 2012, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta: Bandung.

Departemen Agama RI, 2018, AL-Qur’an dan Terjemahannya, Cordoba:

Bandung

Departemen, 1994, Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Depdiknas: Jakarta

Hadi, Amirul, 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan, Pustaka: Bandung.

Hamalik, Omer, 2005, Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara: Jakarta

Ismail, 2003, Model-model Pembelajaran, Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama:

Jakarta

Mahmudi, Ihwan dan Eva Latifatun Nadhifah, 2020, Peningkatan Hasil Belajar

Fiqih Dengan Strategi Pembelajaran Example Non Example Siswi Kelas 1


Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1, Al-Tadzkiyyah :

Jurnal Pendidikan Islam, Volume 11. No. 1

Muanah, Binti, 2009, Ilmu Pendidikan, Teras Komplek Polri Gowok: Yogyakarta

Mustofa ,Bisri, 2015, Psikologi Pendidikan, Parama Ilmu: Yogyakarta

Rusman, 2012, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Rajawalipres: Jakarta

Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar , cet-2. Rineka Cipta : Jakarta

Sardiman, 2001, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Gravindo

Prasada: Jakarta

Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses

Pendidikan Kencana Prenada Media Group: Jakarta

.......................2011, Penelitian Tindakan Kelas, Kencana Prenada Media Group:

Jakarta

Silberman, 2012, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusa Media:

Bandung

Slameto, 2010, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT Rineka

Cipta: Jakarta

Sudjana ,Nana, 2012, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja

Rosdakarya: Bandung

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik Rineka Cipta:

Jakarta
...............2014, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R Dan

D, Alfabeta: Bandung

Sukardi, 2012, Metodologi Penelitian Pendidikan, PT Bumi Aksara: Jakarta

Surya, Muhammad, 2004, Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, Pustaka Bani

Quraisy: Bandung

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No.20

TH.2003 ), Sinar Grafika: Jakarta

Wiriaatmadja, Rochiati, 2007, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Remaja Rosda

Karya: Bandung

Yoni, Acap, 2010, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Familia: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai