PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
NURUL FAHRIZA
21822049
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
1
Undang-undang SISDIKNAS (sistem pendidikan nasional) 2003 (UU RI No.20
TH.2003 ), Jakarta: Sinar Grafika, hlm.2
2
Ismail, Model-model Pembelajaran, Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama, 2003
dapat mengembangkan dirinya dan dengan pendidikan manusia dapat
berdaya guna dan mandiri dengan ilmu yang dimiliki manusia dapat
tinggi disisinya selama ia beriman. Hal ini disebutkan Allah dalam surah Al-
derajatnya oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, kita sebagai umat muslim
menciptkan pembelajaran
yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan keterampilan. Diantarnya adalah
keterampilan membelajarkan dan keterampilan mengajar.5 Namun dalam men
ciptakan pembelajaran yang baik ini tentunya disesuaikan dengan budaya dan
sumber sumber yang dimilikinya, dengan sedikit rekayasa yang dimilikinya p
endidik untuk menjadikannya sebagai media atau sumber belajar yang berday
4
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung : cordoba, 2018, hlm
544
5
Ahmad Amin, Psikologi Agama, Jakarta:Bumi Aksara, 1998,hlm. 93
a guna.6 Dalam proses pembelajaran, ada 3 hasil yang diperoleh peserta didik
sejumlah komponen atau unsur itu saling berinteraksi dan terkait satu sama
lain. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan interaksi antara guru dan peserta
didik sangatlah penting agar terjalin komunikasi belajar yang baik, oleh
karena itu
interaksi memegang peranan penting. Salah satu faktor kegagalan guru adalah
dalam menyampaikan pokok bahasan saat proses belajar mengajar kurang me
mbangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajara8
menduduki posisi amat penting dijajaran ilmu islam. Sehingga, ilmu ini tidak
hanya sebatas pengetahuan bekal agar peserta didik dapat mengenal ajaran
6
Muhammad Surya,Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran, Bandung, Pustaka Bani
Quraisy, 2004, hlm. 31
7
Ihwan Mahmudi dan Eva Latifatun Nadhifah, Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Dengan
Strategi Pembelajaran Example Non Example Siswi Kelas 1 Pondok Modern darussalam gontor
putri kampus 1, Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam, Volume 11. No. 1 2020, hlm.48
8
Anterior Jurnal, Volume 15 Nomor 2, Juni 2016, hlm. 205-211
guru secara konvensional dan jarang melibatkan peserta didik. Guru harus
aktif dan kreatif dalam mengajar. Hal ini hang harus diutamakan dalam
pada peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik berperan aktif selama
model yang tepat. Alternatif tindakan yang akan peneliti lakukan untuk
9
Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusa Media, 2012,
hlm. 240
kemampuan mereka dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban atau soal. sehingga model pembelajaran ini cocok digunakan guru
Di SDN 40 Kendari”
B. Rumusan Masalah
SDN 40 Kendari?
C. Tujuan Penelitian
SDN 40 Kendari
D. Manfaat Penelitian
praktis yaitu:
1. Manfaat Teoritis
peserta didik.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Guru
c. Bagi sekolah
E. Defenisi Operasional
yang terlalu luas pada judul tersebut, maka perlu ditegaskan dan dibatasi
1. Keaktifan Belajar
didik lain, berdiskusi, dan mengerjakan tugas yang diberikan ada empat
indikator keaktifan yang dapat dilihat dari sudut peserta didik, antara lain:
lain
b. Menjawab pertanyaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar berasal dari kata aktif artinya rajin dan giat,
Demikian pula berarti harus diterapkan oleh peserta didik dalam setiap
dibutuhkan.11
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas
Jakarta, 1994, hlm.759.
11
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 119.
Dalam kegiatan belajar mengajar, membutuhkan partisipasi atau
keaktifan dari seluruh pesertanya, yaitu guru sebagai pendidik dan siswa
sebagai peserta didik. Keaktifan adalah suatu kegiatan/ aktifitas atau segala
didik baik secara fisik maupun non fisik seperti mental, intelektual, dan
yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan.13
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008. hlm. 101-106.
13
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.Raja Gravindo
Prasada 2001. hlm.28
14
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:
Rajawalipres, 2012 hlm. 394-395
Kegiatan pembelajaran aktif membuat guru lebih banyak
diajukan.
pembelajaran.16
2. Pengertian Belajar
15
Ibid hlm, 324.
16
Aunurrahman, Belajardan Pembelajaran, Bandug: Alfabeta, 2012, hlm. 120-121.
berubah tingkah laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.17
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi
17
Abdurrahman abror, Psikologi Pendidikan Islam, Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003, hlm.10.
18
Bisri Mustofa, 2015, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Parama Ilmu, hlm 127.
19
Eveline siregar dan Hartini Nara, Opcit, hlm 4
20
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka cipta,
2010.hlm.2
21
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar , cet-2. Jakarta: Rineka Cipta ,2008, hlm.22
lima kategori yaitu: keterampilan motoris, informasi verbal, kemampuan
adalah:
d. Aktivitas diri.
sebagai berikut:
(under going)
tertentu.
murid.
lingkungan.
kematangan murid.
kemajuan.
prosedur.
10) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi
keterampilan.
yang baik.
15) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi
16) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan
3. Prinsip-prinsip Belajar
instruksional
efektif.
1) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
22
Hamalik, Omer, Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, hlm. 31
23
Ibid, hlm.27
yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon
yang diharapkan.
pengertiannya.
sebagai berikut:
c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak
pemecahan masalah.
h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehny
a dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.24
interupsi.
menyalin.
diagram.
berkebun, beternak.
24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012, hlm.61
8) Emotional activites, misalnya menaruh minat, merasa bosan,
B. Penelitian Relevan
25
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000, hlm 99.
2. Skripsi dari saudara Slamet Fachruri yang berjudul “ Penerapan
pelajaran.
peserta didik.
yang halal dan haram. Hal ini dipeoleh dari perolehan nilai hasil
peserta didik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
deskriptif kualitatif atau disebut juga pendekatan kualitatif. Artinya data yang
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R Dan D,
Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 13
27
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1998. Hlm.
20
1. Peneliti menyelidiki untuk dapat memahami tingkah laku dari sudut
sehai-hari.
berikut:
data.
C. Subjek Penelitian
didik kelas VI SDN 40 Kendari yang berjumlah 20 orang dan 1 orang guru
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yakni sumber langsung dari subjek baik yang dilakukan
dari wawancara, observasi dan alat lainnya yang memberikan data kepada
28
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2007, hlm. 10
29
Sugiyono, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik Jakarta: Rineka Cipta,
2004, hlm. 87.
dari lapangan dan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan
penelitian.
berasal dari:
2. Data Sekunder
dan melengkapi data primer. Dan akhirnya data itu dapat juga memperkuat
kemudian data tersebut diberi kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya,
2. Teknik dokumentasi
3. Teknik wawancara
30
Sukardi,MetodologiPenelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, hlm 78
31
Suharismi Arikunto, et,al. Opcit, hlm, 81
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat penilaian
hasil belajar siswa. Tes hasil belajar disusun berdasarkan kompetensi dasar
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
kepada orang lain. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
datanya sudahpenuh.33
32
Wina Sanjaya, Opcit, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011 hlm.9
33
Ibid.,hal. 91.
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
Berdasarkan pendapat di atas, teknik analisa data adalah suatu usaha untuk
memproses data yang telah dikumpulkan oleh peneliti baik dengan alat
pertama adalah mereduksi data yaitu proses merangkum, memilih hal-hal yang
pokok dan mencari data yang dianggap penting yang sesuai dengan fokus
penelitian. Proses kedua yaitu dengan data display (penyajian data) yaitu
34
Ibid.,hal. 246.
DAFTAR PUSTAKA
Persada: Jakarta.
Bandung
Depdiknas: Jakarta
Jakarta
Mahmudi, Ihwan dan Eva Latifatun Nadhifah, 2020, Peningkatan Hasil Belajar
Muanah, Binti, 2009, Ilmu Pendidikan, Teras Komplek Polri Gowok: Yogyakarta
Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar , cet-2. Rineka Cipta : Jakarta
Sardiman, 2001, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Gravindo
Prasada: Jakarta
Jakarta
Silberman, 2012, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Nusa Media:
Bandung
Cipta: Jakarta
Rosdakarya: Bandung
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik Rineka Cipta:
Jakarta
...............2014, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R Dan
D, Alfabeta: Bandung
Quraisy: Bandung
Karya: Bandung