Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DENGAN METODE TANYA JAWAB DI KELAS XI ……
SMK ………………

Oleh :

…………..
NIM ……….(nomor akun)

JAKARTA
2021
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN METODE TANYA JAWAB DI KELAS XI ……
SMK ………………

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau


memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara. penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu
system pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas,


penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai
pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha

1 Djamarah, Syaiful bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, hal. 77
mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan
proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-
tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas,
guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan
rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama
dalam belajar.2

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan


belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun
kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok akan
memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa
yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa
kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan
penguasaan materi pelajaran.

Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan


melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan
kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu
ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok dan
menjelaskan ide-ide kepada orang lain.

Upaya pencapaian hasil belajar yang diharapkan dapat dapat di tempuh


dengan berbagai cara, di antaranya guru membimbing dan mengarahkan siswa agar
dirinya merasa terpanggil, serta hingga ia mampu belajar mandiri baik individual
maupun kelompok, misalnya dengan metode kerja kelompok, penugasan pemecahan
masalah dan lain-lain.

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya


adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara
langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai

2 Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2003, hal.
98
tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru
memiliki cara atau model mengajar yang baik dan mampu memilih model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan
disampaikan.3

Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia
pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah.4

Dunia pendidikan juga ada istilah interaksi yang dinamakan interaksi


edukatif. Yaitu interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan
pendidikan dan pengajaran. Dengan kata lain apa yang dinamakan edukatif secara
khusus adalah sebagai interaksi belajar mengajar. Belajar dapat juga diartikan
sebagai. “Suatu perubahan tingkah laku karena hasil pengalaman yang diperoleh”.

Belajar adalah suatu aktifitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil yang optimal. Kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki
tujuan, keinginan dan harapan yang sama. Belajar kelompok adalah suatu proses
transfer ilmu yang melibatkan lebih dari satu orang, dimana antara orang yang satu
dengan yang lain saling melengkapi. Belajar kelompok merupakan salah satu
metode dalam belajar selain belajar secara individu dan juga belajar secara formal di
sekolah atau kampus.5

Proses interaksi belajar mengajar guru sebagai pengajar tidak boleh


mendominasi kegiatan tetapi sebagai seorang guru harus mampu menciptakan
kondisi yang kondusif. Disamping itu tugas guru adalah memberikan motivasi dan
bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui
kegiatan belajar. Sehingga dengan demikian diharapkan potensi siswa sedikit demi
sedikit dapat berkembang menjadi manusia yang aktif, kreatif dan beriman.

3 Winkel WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta : Gramedia, 1989, hal. 87


4 Wijaya dan Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1994, hal. 102
5 Winkel WS, Psikologi Pengajaran, hal. 104
Usaha yang dilakukan guru dalam mencapai prestasi belajar anak yang baik
adalah dengan cara membentuk belajar kelompok yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan, sebab dalam system belajar kelompok terdapat
inreraksi atau hubungan yang sangat erat antara siswa yang satu dengan siswa yang
lain. Sikap yang saling membantu dapat memudahkan siswa didalam menghadapi
kesulitan khususnya yang berkaitan dengan kesulitan belajar. Sikap saling
membantu dan menolong didalam kebaikan sejalan dengan ajaran Islam,
sebagaimana firman Allah :

Artinya : “… Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan


takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya (QS. Al-Maidah : 2).6

Dengan demikian usaha dengan melalui belajar kelompok dimungkinkan


dapat terbentuknya siswa yang cerdas dan berprestasi, sebagaimana yang diharapkan
oleh pemerintah dalam urusan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU RI
No.20 tahun 2003.7

Berdasarkan hal-hal di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan


judul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN METODE TANYA JAWAB DI KELAS XI ……
SMK ………………”.

2. Tujuan Penelitian

6 A. Gani Bustami, Al-Qur’an dan Terjemahan, Lembaga Percetakan Al-Qur’an,


hal. 167
7 Mendikbud, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : 2003, hal. 87
a. Tujuan secara umum penelitian ini adalah : untuk meningkatkan
ketuntasan hasil belajar siswa-siswi di SMKN ……..
b. Tujuan secara khusus penelitian ini adalah : untuk meningkatkan
pemahaman siswa belajar kelompok di SMKN ………..

B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan berusaha, memperoleh kepandaian atau ilmu; membaca;
berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Kelompok adalah beberapa orang atau binatang, benda dan sebagainya yang
berkumpul atau dikumpulkan menjadi satu. Jadi belajar kelompok merupakan upaya
memperoleh kepandaian yang dilakukan beberapa orang yang berkumpul atau
dikumpulkan.
Rumusan tentang belajar adalah sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,
psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Belajar Kelompok
Kata “belajar kelompok”. Belajar bersama untuk membahas PR (Pekerjaan
Rumah) atau tugas lainnya, yang diberikan guru atau dosen. Banyak nilai positif
yang dapat diambil dari belajar kelompok. Mulai dari bisa bertukar pikiran atau ide,
menambah ilmu, sampai belajar untuk mengemukakan pendapat.
Konsep dasar belajar kelompok ini, bisa diadopsi untuk memjadi model
pembelajaran di kelas. Tentu guru atau dosen akan menjadi pendamping juga
fasilitator, konsep ini, memiliki beberapa strategi yang  bisa diterapkan dalam
menjalankan skenario pembelajaran secara kelompok.8
3. Metode Belajar Kelompok
Salah satu metode yang dewasa ini mulai banyak digunakan oleh berbagai
lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas anak didik, yaitu metode
belajar kelompok. Usaha pemahaman mengenai makna metode belajar kelompok

8Suryosubroto, B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : PT. Rineka Cipta,


1997, hal. 79
ini, akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang metode, definisi
belajar serta kelompok. Adapun beberapa definisi tentang metode, antara lain dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Metode berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode
adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
b. Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
c. Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.9

C. METODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sarana atau permasalahan penelitian
juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi mengenai kondisi dari lokasi
peristiwa atau aktifitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya. Dari
pemahaman lokasi dan lingkungannya, peneliti bisa secara cermat mencoba
mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan. Adapun lokasi
penelitian ini dilakukan di SMKN 3 Tanjungpinang.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian di mulai pada bulan Mei sampai bulan Juli kurang lebih 3
bulan. Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini :

D. Tabel : 1
E. Jadwal Penelitian
Bulan
Keterangan Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan penelitian

9 Ibid, hal. 128


Pembuatan Instrumen
Survey Pengolahan Data
Penyusunan Proposal PTK

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi di SMKN 3 Tanjungpinang kelas XI
Mesin 2 yang berjumlah 33 orang, yang menjadi objek penelitian adalah Tindakan
guru sebagai peneliti.
3. Data dan Sumber Data
a. Jenis Data
1. Data Kuantitatif
Data yang berwujud angka-angka hasil perhitungan dapat diproses dengan
cara dijumlahkan yang akan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan lalu
diperoleh persentase, dengan rumus sebagai berikut :
F
P= X 100%
N
Keterangan :
P = persentase
F = frekuensi
N = responden10
2. Data Kualitatif
a. Melakukan klasifikasi dan katagorisasi data

b. Mencari bagaimana perana Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Belajar Kelompok

b. Sumber Data

Dalam penelitian Tindakan kelas ini yang menjadi sumber data adalah :
1. Siswa kelas XI Mesin 2 SMKN 3 Tanjungpinang

10 Ibid, hal. 201


2. Guru Agama Islam SMKN 3 Tanjungpinang
3. Data dokumen penunjang belajara kelompok di kelas

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu penelitian adalah
dengan menggunakan instrumen. Instrumen memegang peranan yang sangat
strategis dan penting dalam menentukan kualitas suatu penelitian, karena validitas
data yang diperoleh akan sangat menentukan mutu instrumen yang digunakan.
Pengambillan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, tes, dan
catatan lapangan.
1. Angket, angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada subjek/respoden
penelitian.11
2. Observasi, Yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati langsung sumber
data yang akan dianalisis kemudian diuraikan dalam data tertulis.12
3. Wawancara, Yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab kepada bagian-bagian

yang terlibat dalam masalah-masalah diteliti.13 Adapun teknik yang penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah menanyakan langsung secara lisan kepada

guru agama Islam dan siswa di SMKN 3 Tanjungpinang.

4. Dokumentasi, Metode dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati,

notulen rapat, agenda, dan sebagainya.14

E. TEKNIK ANALISA DATA

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang
salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles

11 Ibid, hal. 56
12 Ibid, hal. 56
13 Ibid, hal. 56-57
14 Ibid, hal. 58
Huberman (1984) dalam Kunandar (2011:102). Analisis interaktif terdiri dari 3
komponen yaitu reduksi data, beberan (display) data, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah langkah pertama dalam proses analisis yang merupakan
proses seleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah
bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Pada tahap ini peneliti
menyeleksi dan merangkum data yang diperoleh berdasarkan fokus kategori maupun
pokok permasalahan tertentu yang telah ditetapkan dan dirumuskan. Selain itu data
juga disusun sesuai dengan kebutuhan sehingga setelah dilakukan reduksi data,
semua data yang relevan sudah tersusun dan terorganisir sesuai dengan kebutuhan
untuk tahap selanjutnya.
2. Penyajian Data
Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan
cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel peneliti dengan apa
yang terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan
Dari hasil reduksi dan penyajian data, peneliti dapat memahami secara
mendalam hasil data yang diperoleh dan berdasarkan dari data itulah peneliti akan
mengambil kesimpulan penelitian dengan menjawab permasalahan – permasalahan
yang diajukan dengan data dan bukti – bukti empiris yang telah terkumpul.
Setelah dibuat kesimpulan, data perlu untuk diverifikasikan agar hasil
penelitian menjadi mantap dan benar - benar dapat dipertanggung jawabkan.
Verifikasi sendiri merupakan aktivitas pengulangan dalam rangka pemantapan dan
penelusuran data kembali secara tepat.

F. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan persentase hasil rata-rata dapat diambil kesimpulan bahwa
menunjukkan peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Belajar Kelompok di
SMKN 3 Tanjungpinang dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat dari
persentase yaitu 69,44%, sesuai dengan standar angket 66% - 75% dikategorikan
baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan peran guru Pendidikan
Agama Islam dalam belajar kelompok yaitu :
1. Guru memiliki sifat tegas dalam mengawasi siswa mengerjakan tugas kelompok.
2. Guru memiliki cara yang mudah dipahami saat menyampaikan materi untuk di
kerjakan siswa.
3. Guru memiliki metode mengajar yang mudah dipahami.
4. Siswa dapat menerima pelajaran yang disampaikan dengan baik.

G. KESIMPULAN
1. Pengaruh belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa di SMKN 3
Tanjungpinang, menunjukkan 69,44% sesuai dengan standar ukuran yang
telah ditetapkan yaitu 66% - 75% dikategorikan Baik.
2. Adapun faktor-faktor yang mendukung Pengaruh belajar kelompok terhadap
hasil belajar Pendidikan Agama Islam seperti :
b) Guru memiliki sifat tegas dalam mengawasi siswa mengerjakan tugas
kelompok.
c) Guru memiliki cara yang mudah dipahami saat menyampaikan materi
untuk di kerjakan siswa.
d) Guru memiliki metode mengajar yang mudah dipahami.
e) Siswa dapat menerima pelajaran yang disampaikan dengan baik

H. SARAN
Untuk dapat melihat Pengaruh belajar kelompok terhadap hasil belajar
Pendidikan Agama Islam di SMKN 3 Tanjungpinang, maka penulis akan
memberikan saran-saran yang dapat dijadikan masukan oleh di Pengaruh belajar
kelompok terhadap hasil belajar siswa di SMKN 3 Tanjungpinang, untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan dalam Peran Guru pendidikan Agama Islam
dalam Belajar Kelompok di SMKN 3 Tanjungpinang, antara lain :
1. Guru mengawasi siswa yang sedang belajar kelompok dengan baik.
2. Siswa dapat lebih mudah menerima materi dengan ketika guru menggunakan
metode belajar kelompok.
3. Belajar kelompok yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Sebagai bahan referensi Kepala Sekolah.
5. Sebagai bahan referensi pengawas Sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

A.Gani Bustami Prof. H. dkk.Al-Qur’an dan Terjemahan (Al-Qur’an Al-Karim)

Lembaga percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1987

Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2000

Kamus Bahasa Indonesia.DEPDIKNAS. Balai Pustaka, 2005


Kartono. Psikologi Anak, Bandung : Alumni, 1990

M. Toha Anggoro dkk, Metode Penelitian, Universitas Terbuka, Jakarta, 2006

Mendikbud, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : 2003

Sagala, Syaiful, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2003

Slameto, Drs. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka

Cipta, 1991

Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Gramedia Pustaka, 2009

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka cipta 1993

Suryosubroto, B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : PT. Rineka Cipta,

1997
Wahyu. MS, Marzuki, Petunjuk Praktis Membuat Skripsi, Surabaya : PT. Usaha

Nasional, 1980

Widoko. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya : PT. Rineka, 2002

Wijaya dan Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1994

Winkel WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta : Gramedia, 1989

Anda mungkin juga menyukai