SKRIPSI
Oleh:
Ardisa Mita Purnaning
11303241017
MOTTO
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah subhanahu wataala atas
limpahan
rahmat,
karunia,
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PERSETUJUAN ..........................................................................................
ii
PENGESAHAN ...........................................................................................
iii
PERNYATAAN ...........................................................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vi
vii
ix
xi
xiii
xiv
ABSTRAK ...................................................................................................
xv
ABSTRACT ..................................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................
I.
10
11
12
15
17
ix
19
20
23
25
8. Mind Map...........................................................................................
27
29
32
33
36
37
38
41
42
42
43
44
44
45
46
50
B. Pembahasan .............................................................................................
56
68
73
78
B. Saran ........................................................................................................
78
79
LAMPIRAN .................................................................................................
83
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
48
Tabel 2.
48
Tabel 3.
50
Tabel 4.
51
Tabel 5.
56
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
59
62
65
170
Tabel 10. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Tujuan Pendidikan........
170
Tabel 11. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Kesesuaian IPTEK........
171
171
Tabel 13. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Sistematika Penyajian
172
Tabel 14. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Kemudahan Dipahami
172
Tabel 9.
173
Tabel 16. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Mengembangkan Lebih
Jauh.......................................................................................................
173
Tabel 18. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Ketepatan Penggunaan
Kertas....................................................................................................
Tabel 19. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Ketepatan Pusat Mind
174
175
Map.......................................................................................................
Tabel 20. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Ketepatan Penggunaan
Warna....................................................................................................
xi
175
Tabel 21. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Ketepatan Penggunaan
Gambar..................................................................................................
Tabel 22
Tabel 23
176
Tabel 24
176
177
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Desain Penilaian Produk.............................................................
41
54
55
55
55
60
63
66
67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Komponen Penilaian Kualitas Buku Pengayaan .....
85
87
90
92
104
105
126
Lampiran 6
107
167
177
178
xiv
xv
By:
Ardisa Mita Purnaning
11303241017
Supervisor: Susila Kristianingrum, M.Si
ABSTRACT
The research aimed to develop Reaction Rate Chemistry Mind Map Book
as a chemistry learning source for students of SMA/MA and to determine the
quality of the enrichment book according to the assessment of 5 SMA/MA
chemistry teachers in terms of content expediency, presenting expediency, as well
as mind map expediency.
This research used ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation) development model including five stages, they
were analysis, design, development, product assessment, and data analysis. The
compiled enrichment book discussed the topic of reaction rate. The initial product
was reviewed by a subject matter and media expert, 3 persons of peer reviewers,
10 persons of SMA/MA students and 5 persons of SMA/MA teachers. The final
product was assessed by 5 reviewers of SMA/MA teachers from different schools.
Assesment was done by using research instrument consisting 24 indicators.
The result of this development research was the Reaction Rate Chemistry
Mind Map Book. The ideal percentage of content/material expediency, presenting
expediency, and mind map expediency are 87.5%, 88.00%, and 85.53%
respectively. According to the assessment of 5 reviewers, this final product quality
of Enrichment Book obtained was very good. Thus the Reaction Rate Chemistry
Mind Map Book for students of SMA/MA can be used as a chemistry learning
source of SMA/MA.
Keywords: development, enrichment book, reaction rate, learning source.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar selalu identik dengan kegiatan siswa di dalam kelas dengan
kehadiran guru sebagai sumber belajar siswa. Mengajar dipandang sebagai
kegiatan yang mempunyai tujuan agar terjadi proses belajar pada diri seseorang.
Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja terlepas ada yang
mengajar atau tidak, karena proses belajar merupakan hasil interaksi individu
dengan lingkungannya. Pembelajaran mempunyai pengertian yang lebih luas
daripada pengajaran. Kata pengajaran merujuk dalam konteks guru-siswa di kelas
(ruang) formal, sedangkan pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar yang
ditekankan adalah proses belajar yang tak dihadiri guru secara fisik (Arief
Sadiman, 2012: 13). Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun
yang menyangkut nilai dan sikap (Slameto, 2003: 2).
Proses belajar erat kaitannya dengan media pembelajaran. Media
pembelajaran sebelumnya hanya bertindak sebagai perantara tersampainya
informasi dari guru ke siswa atau sebagai alat bantu mengajar guru. Seiring
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, saat ini media pembelajaran
diharapkan dapat juga digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar mandiri.
Media pembelajaran diharapkan dapat mendorong motivasi belajar, memperjelas
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Buku pengayaan berbasis mind map belum banyak dikenal oleh masyarakat
sehingga perlu pengembangan dan diuji kualitasnya sebagai sumber belajar
mandiri siswa.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan
yang
dikaji
dan
diidentifikasi
dalam
penelitian
pengembangan ini cukup luas, maka permasalahan yang ada perlu dibatasi
sebagai berikut:
1.
2.
Materi yang disajikan dalam chemistry mind map adalah materi laju reaksi,
dengan acuan kompetensi inti dan kompetensi dasar.
3.
4.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
2.
Bagaimana kualitas buku chemistry mind map materi laju reaksi yang
dihasilkan berdasarkan penilaian lima guru kimia SMA/MA sebagai reviewer
ditinjau dari komponen kelayakan isi/materi, kelayakan penyajian, dan
kelayakan mind map?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Mengembangkan buku chemistry mind map materi laju reaksi untuk siswa
SMA/MA.
2.
Menentukan kualitas buku yang telah disusun ditinjau dari kriteria yang telah
ditentukan.
2.
3.
4.
5.
6.
Ditinjau oleh ahli materi sekaligus ahli media, 3 peer reviewer dan dinilai
kualitasnya oleh 5 guru kimia SMA/MA sebagai reviewer.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan ini secara umum diharapkan dapat memberikan
manfaat, yaitu:
1.
2.
2.
3.
4.
Asumsi Pengembangan
Asumsi dalam pengembangan buku pengayaan kimia materi laju reaksi
Jika produk buku pengayaan yang dihasilkan memiliki kriteria sangat baik
(SB) atau baik (B), maka buku pengayaan ini layak untuk dijadikan sebagai
c.
Ahli media yang dipilih mempunyai pengetahuan yang luas terkait media
pembelajaran dan sumber belajar yang berkualitas.
d.
e.
f.
Reviewer
yang
dipilih
adalah
guru
kimia
SMA/MA
yang
telah
Buku pengayaan kimia berbasis mind map materi laju reaksi hanya dinilai
oleh guru kimia SMA/MA, tidak diujicobakan pada siswa dengan asumsi
guru kimia SMA/MA merupakan seseorang yang mengetahui kesesuaian
suatu sumber belajar bagi siswa.
2.
Keterbatasan Pengembangan
Penelitian pengembangan buku chemistry mind map materi laju reaksi
a.
Buku pengayaan hanya ditinjau oleh satu dosen ahli materi sekaligus ahli
media pembelajaran dan tiga orang peer reviewer (mahasiswa Pendidikan
Kimia UNY).
b.
Buku pengayaan hanya dinilai oleh lima orang guru kimia SMA/MA sebagai
reviewer yang diambil dari beberapa SMA/MA, antar lain SMA Negeri 6
Yogyakarta, SMA Negeri 11 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, MAN
1 Yogyakarta, dan SMA 4 Yogyakarta.
c.
I.
Definisi Istilah
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini, yaitu:
a.
b.
Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya
dan meningkatkan penguasaan IPTEK dan keterampilan; membentuk
kepribadian siswa, guru, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya
c.
Mind map sebagai diagram yang digunakan untuk merepresentasikan katakata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan
disusun mengelilingi kata kunci utama.
d.
Sumber belajar adalah berbagai sumber baik berupa data, orang, maupun
wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara
10
Ahli materi adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan yang luas di
bidang kimia, khususnya materi laju reaksi.
f.
Ahli media adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan yang luas tentang
media pembelajaran serta memahami standar mutu buku pengayan yang baik.
g.
Peer
reviewer
adalah
teman
sejawat
yang
melakukan
penelitian
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Penelitian dan Pengembangan
Menurut Zainal Arifin (2012: 51), penelitian dan pengembangan adalah
rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat
dipertanggungjawabkan.
Kawasan pengembangan membidangi tentang bagaimana secara teori
maupun praktek, sumber belajar dikembangkan baik dalam bentuk teknologi cetak,
teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer, maupun teknologi terpadu
(AECT, 1977: 40-49).
Ismaniati (2001: 11) menjelaskan bahwa pengembangan adalah kegiatan
menterjemahkan suatu desain ke dalam bentuk fisiknya dengan menerapkan
teknologi. Teknologi cetak merupakan cara untuk memproduksi dan menyebarkan
materi visual statis, menggunakan proses cetak mekanis atau fotografis. Teknologi
cetak ini merupakan apa yang paling dasar dan meliputi atau mencakup buku teks,
buku grafis, reproduksi foto dan lain-lain.
Menurut Gay, Mills, dan Airasian dalam Endang Mulyatiningsih (2012:
193), tujuan utama penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan bukan
untuk merumuskan atau menguji teori, melainkan untuk mengembangkan produkproduk yang efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah. Produk-produk yang
dihasilkan oleh penelitian dan pengembangan mencakup: materi pelatihan guru,
12
membuat
siswa
dapat
mencapai
tujuan
belajarnya.
Prosedur
13
2. Pembelajaran Kimia
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan mengenai gejala-
14
gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
transformasi, dinamika dan energitika zat (Depdiknas, 2003: 1). Menurut Tresna
Sastrawijaya (1988: 174 - 177) bahwa ilmu kimia memiliki beberapa ciri sebagai
berikut:
a. Kimia lebih bersifat abstrak.
Teknik belajar mengenai materi pembelajaran yang bersifat abstrak adalah
dengan cara membayangkan atau menciptakan gambaran batin mengenai hal yang
abstrak.
b. Mempelajari penyederhanaan dari pengetahuan kimia yang sederhana.
Kebanyakan bahan di dunia ini adalah campuran, terdiri dari senyawasenyawa yang rumit, yang mungkin sukar dipahami. Oleh karena itu, pelajaran
kimia dimulai dengan mempelajari zat-zat sederhana, sehingga siswa nantinya
dapat membayangkan secara sederhana pula.
c. Bahan pembelajaran kimia mulai dari yang mudah menuju yang sukar.
Pembelajaran kimia akan menjadi lebih mudah jika pembelajaran dimulai
dengan konsep-konsep yang mudah dan sederhanan menuju materi yang lebih
sulit.
M. Sobry Sutikno (2004: 49) mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan sebuah sistem dimana ada proses mengubah siswa (masukan/input)
menjadi keluaran (output). Siswa sebagai masukan (input) diolah atau diproses
dalam kegiatan belajar-mengajar, lalu hasilnya berupa lulusan yang disebut output.
15
percobaan
melalui
pemasangan
instrumen,
pengambilan,
16
e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya
dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
dan teknologi.
f. Salah satu fungsi utama pembelajaran kimia adalah memberikan pengalaman
yang merupakan
interaksi
antara
siswa
dengan
lingkungan
belajar.
17
a. Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak
seorang pun yang dapat melakukan kegiatan belajar untuknya.
b. Setiap siswa belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap
kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
c. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan
penguatan (reinforcement).
d. Penguasaan
secara
penuh
dari
setiap
langkah-langkah
pembelajaran,
mandiri.
Proses
pembelajaran
merupakan
aktivitas
yang
menghubungkan siswa dengan berbagai subjek yang berkaitan dengan dunia nyata.
Proses interpretasi menghasilkan pemahaman dan perolehan hasil pendidikan
yang bersifat individual.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 Pasal 19 menyebutkan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara aktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
18
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan psikologi siswa.
Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk
mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran
guru, dosen, pertemuan tatap muka sekolah, dan kehadiran teman sekolah. Belajar
mandiri merupakan belajar dalam mengembangkan diri, keterampilan dengan cara
sendiri. Penerapan pembelajaran mandiri memiliki banyak manfaat bagi siswa,
seperti memupuk tanggung jawab, meningkatkan keterampilan, memecahkan
masalah, mengambil keputusan, berpikir kreatif, dan berpikir kritis (Martinis
Yamin. 2007: 115-118).
4. Sumber Belajar
Sumber
belajar
pada
hakikatnya
merupakan
komponen
sistem
instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan,
yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa (Mudhoffir, 1992: 1 - 2).
Andi Prastowo (2011: 23) menjelaskan sumber belajar sebagai sumber
dari bahan-bahan untuk membuat bahan ajar. Keberadaan sumber belajar
memiliki setidak-tidaknya tiga tujuan utama, yaitu:
a. Memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun bahan ajar.
b. Dapat digunakan oleh penyusun bahan ajar.
c. Memudahkan siswa untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.
Munir (2009: 250) menguraikan syarat yang harus dipenuhi dalam
pengembangan sumber belajar mandiri, yaitu:
19
20
b. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri adalah proses menemukan. Menemukan merupakan kegiatan
pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan
sendiri. Guru harus merancang kegiatan merujuk pada kegiatan menemukan
apapun materi yang diajarkannya. Siklus inkuiri yaitu: observation, questioning,
hipotesis, data gathering, dan conclusion (Yatim Riyanto, 2009: 173).
c. Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan salah satu strategi utama dalam pembelajaran
berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran berbasis CTL dipandang sebagai
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir
siswa. Bagi siswa, bertanya merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran
yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang
sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya
(Yatim Riyanto, 2009: 173-174).
d. Masyarakat belajar (Learning Community)
Belajar bermasyarakat bisa terjadi bila ada proses komunikasi dua arah.
Dua kelompok (atau lebih) yang terlibat dalam belajar bermasyarakat memberi
informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus meminta informasi
yang diperlukan dari teman belajarnya (Yatim Riyanto, 2009: 175).
Masnur Muslich (2009: 46) mengemukakan konsep masyarakat belajar
dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama
dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan
21
sharing antarteman, antarkelompok, dan antar yang tahu kepada yang tidak tahu,
baik di dalam maupun di luar kelas.
e. Pemodelan (Modelling)
Pada pembelajaran berbasis CTL, guru bukanlah satu-satunya model yang
harus ditiru. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa
saja ditunjuk untuk memberi contoh kepada teman-temannya cara menghafalkan
suatu kata. Inilah yang disebut model. Siswa lain dapat menggunakan model
tersebut sebagai standar kompetensi yang harus dicapainya (Yatim Riyanto, 2009:
175-176).
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Pemodelan merupakan azas
yang cukup penting dalam pembelajaran CTL sebab siswa dapat terhindar dari
pembelajaran teoritis yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme (Hosnan,
2002: 274).
f. Refleksi
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Guru
dapat menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi.
Realisasinya adalah sebagai berikut (Hosnan, 2002: 273):
1) Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh hari itu.
2) Catatan atau jurnal di buku siswa.
3) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu.
4) Diskusi.
22
5) Hasil karya.
g. Penilaian sebenarnya (Authentic Assesment)
Penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan
belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa dipastikan bahwa siswa mengalami
proses pembelajaran dengan benar. Jika data yang dikumpulkan guru
mengindikasikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar, maka guru
dapat segera mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kesulitan
belajar tersebut (Yatim Riyanto, 2009: 176).
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan
siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
6. Buku Pengayaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 ayat (2)
menyatakan bahwa selain buku teks pelajaran, guru dapat menggunakan buku
panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses
pembelajaran. Uraian ini diperkuat oleh ayat (3) yang menyatakan bahwa untuk
menambah pengetahuan dan wawasan siswa, guru dapat menganjurkan siswa
untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi. Berdasarkan hal tersebut
maka terdapat empat jenis buku yang digunakan dalam bidang pendidikan, yaitu
buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik.
Berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
23
Buku pengayaan
24
menyebutkan bahwa buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dinilai kelayakan pakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) sebelum digunakan oleh guru dan siswa sebagai sumber
belajar di satuan pendidikan.
Standar kualitas buku pengayaan pengetahuan dapat dirinci dalam
beberapa komponen. Pusat perbukuan (2007: 22-23) menjabarkan standar mutu
buku pengayaan pengetahuan sebagai berikut:
a. Komponen materi isi
Kriteria yang digunakan untuk menilai materi/isi buku pengayaan
pengetahuan adalah sebagai berikut:
1) Dukungannya terhadap ketercapaian tujuan pendidikan.
2) Kesesuaian dengan perkembangan IPTEK.
3) Kesesuaiannya dengan kondisi faktual.
25
buku pengayaan
8.
Mind Map
Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan (2002) sejak akhir tahun 1960-
an sebagai cara untuk mendorong siswa mencatat hanya dengan kata kunci dan
gambar. Mind map adalah diagram yang digunakan untuk merepresentasikan katakata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun
mengelilingi kata kunci utama (Endang Mulyatiningsih, 2012: 238).
26
Sutanto Windura (2008: 48) menjelaskan kata kunci sebagai kata yang
paling kuat dan paling mewakili makna dan pengertian dari kalimat tersebut.
Kata-kata ini biasanya merupakan kata benda atau istilah yang unik yang ada
dalam kalimat tersebut.
Mind map merupakan media yang disusun dengan cara-cara dinamik untuk
menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan. Informasi ditunjukkan
dengan cara yang mirip otak yaitu bercabang ke berbagai arah yang serempak
(Iwan Sugiarto, 2004: 42).
Yovan Putra (2008: 256-257) menjelaskan bahwa mind map bekerja
sebagai alat bantu pengingat siswa, mengingat bentuk dan struktur peta pikiran
yang dibutuhkan untuk mengingat informasi yang direpresentasikannya. Adapun
keutamaan metode pencatatan menggunakan mind map adalah sebagai berikut:
a. Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
b. Level keutamaan informasi terindikasi secara lebih baik. Informasi yang
memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
c. Hubungan antara masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
d. Lebih mudah dipahami dan diingat (sebagai akibat dari poin sebelumnya).
e. Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak
keseluruhan sruktur peta pikiran, sehingga mempermudah proses revisi
informasi.
f. Peta pikiran sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.
g. Mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.
27
9.
Laju Reaksi
Laju reaksi merupakan kecepatan berlangsungnya perubahan kimia. Dari
definisi itu, laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju pengurangan reaktan tiap
satuan waktu, atau dapat juga dinyatakan sebagai laju pembentukan produk tiap
satuan waktu. Satuan konsentrasi yang sering dipakai adalah molaritas yang
memiliki lambang M. Untuk menentukan laju dari reaksi kimia yang diberikan,
harus ditentukan seberapa cepat perubahan konsentrasi yang terjadi pada reaktan
atau produknya. Secara umum, apabila terjadi reaksi:
A B
Pada awal reaksi yang ada hanya reaktan (A) karena zat produk (B) belum
terbentuk. Setelah reaksi berjalan, zat B mulai terbentuk dan semakin lama
konsentrasi zat B semakin meningkat, sedangkan konsentrasi zat A semakin
menurun. Secara umum, akan lebih udah apabila kita nyatakan laju reaksi dalam
perubahan konsentrasi terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi di atas kita dapat
menyatakan sebagai :
Laju pengurangan zat
Dengan
waktu
dan
rumus di atas
maka dalam
bertambah sehingga
28
Pada reaksi yang lebih kompleks, laju pembentukan dari berbagai hasil reaksi dan
laju pengurangan berbagai pereaksi tidak sama, tetapi ada hubungannya dengan
koefisien reaksi dalam persamaan yang setara.
a. Persamaan Laju dan Orde Reaksi
Laju
suatu
reaksi
dipengaruhi
oleh
konsentrasi
pereaksi
dan
Keterangan:
v
[A]
[B]
29
2) Orde satu
Reaksi dikatakan berorde satu terhadap slaah satu pereaksinya jika laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu
3) Orde dua
Reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksinya jika laju
reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
1) Pengaruh Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi pereaksi semakin cepat laju reaksinya.
2) Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh.
Semakin kecil ukuran partikel suatu zat yang bereaksi semakin luas
permukaan bidang sentuhnya sehingga semakin cepat laju reaksinya.
3) Pengaruh Suhu
Laju reaksi cenderung bertambah jika suhu dinaikkan dan sebaliknya laju
reaksi berkurang jika suhu diturunkan.
4) Tekanan
Penambahan tekanan akan memperkecil volume dan memperbesar
konsentrasi, dengan bertambahnya konsentrasi laju reaksi akan semakin cepat.
5) Pengaruh Katalis
Dengan penambahan katalis pada suatu reaksi kimia akan mempercepat
laju reaksinya.
30
c. Teori Tumbukan
Menurut teori tumbukan suatu reaksi terjadi akibat dari tumbukan yang
terjadi antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Oleh karena itu, sebelum dua
atau lebih partikel saling bertumbukan maka reaksi tidak akan terjadi. Teori
tumbukan didasarkan atas teori kinetik molekul gas yang beranggapan bahwa
molekul senantiasa bergerak dan sebagai hasil gerakannya terjadi tumbukan
diantara molekul itu sendiri dengan wadahnya. Tidak semua tumbukan akan
menghasilkan reaksi, karena tumbukan yang terjadi harus mempunyai energi yang
cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif dan
tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif.
Sebelum tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimal
yang dikenal dengan energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea).
31
Kurniati
Rahayu
(2013)
melakukan
penelitian
berjudul
32
33
34
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan buku chemistry mind map materi laju reaksi
sebagai sumber belajar kimia siswa SMA/MA yang disusun berdasarkan model
pengembangan ADDIE, yaitu melalui tahap analisis, desain produk,
pengembangan produk, implementasi dan evaluasi?
2. Bagaimana kualitas buku chemistry mind map materi laju reaksi yang
dihasilkan berdasarkan penilaian lima guru kimia SMA/MA sebagai reviewer
ditinjau dari kelayakan isi/materi, kelayakan penyajian, dan kelayakan mind
map?
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan prosedural yaitu model
yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah atau prosedur yang
harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk. Penelitian ini menghasilkan
produk berupa buku chemistry mind map materi laju reaksi. Model pengembangan
prosedural produk buku chemistry mind map, meliputi tahap analisis, disain,
pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Buku chemistry mind map materi laju reaksi yang dihasilkan merupakan
proses dari telaah pustaka (buku referensi, jurnal ilmiah, media internet, dan
sumber pustaka lainnya). Komponen-komponen yang terdapat dalam buku
pengayaan ini adalah:
1.
2.
Kata Pengantar
3.
4.
Daftar Isi
5.
Materi laju reaksi, yang disertai child map, contoh soal dan cara
pengerjaannya, dan latihan soal disetiap sub materi.
6.
36
7.
Latihan Evaluasi, merupakan evaluasi akhir berupa soal pilihan ganda dan
uraian serta dilengkapi dengan kunci jawaban agar siswa dapat mengukur
sejauh mana pengetahuan yang telah didapatkan.
8.
9.
Daftar Pustaka, terdiri dari daftar yang mencantumkan judul buku, nama
pengarang, nama penerbit, dan tahun terbit yang disusun menurut abjad.
Buku-buku tersebut merupakan rujukan dalam pembahasan buku pengayaan
ini.
10. Indeks, terdiri dari daftar kata-kata asing yang disertai halaman untuk
membantu pembaca dalam menemukan definisi kata.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan buku pengayaan kimia berbasis mind map materi
laju reaksi ini diadaptasi dari model ADDIE yang dikembangkan oleh Dick dan
Carry (1996). Prosedur pengembangannya dilakukan melalui beberapa tahap,
yaitu:
1. Analisis (Analysis)
Tahap analisis dalam prosedur pengembangan ini meliputi observasi
kebutuhan untuk memilih suatu produk yang akan dikembangkan. Produk yang
dikembangkan adalah chemistry mind map materi laju reaksi. Langkahnya adalah
sebagai berikut:
37
a. Menentukan fungsi dan tujuan penyusunan buku chemistry mind map Laju
Reaksi. Fungsi tersebut digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan
komponen-komponen buku pengayaan kimia.
b. Menyiapkan materi pembelajaran serta mengumpulkan referensi yang memuat
materi laju reaksi.
2. Disain (Design)
Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah:
a. Penyusunan kisi-kisi instrumen untuk penilaian kualitas buku chemistry mind
map Laju Reaksi.
b. Penyusunan kisi-kisi naskah buku pengayaan yang dikembangkan.
c. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.
3. Pengembangan (Development)
Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah:
a. Membuat naskah buku chemistry mind map Laju Reaksi.
b. Mengedit buku chemistry mind map Laju Reaksi.
c. Mengkonsultasikan hasil produk awal dengan dosen pembimbing sebagai ahli
materi dan ahli media.
d. Peninjauan produk awal oleh tiga peer reviewer.
e. Revisi produk berdasarkan masukan dan saran dari tiga peer reviewer
dandosen pembimbing sebagai ahli materi dan ahli media.
f. Peninjauan produk oleh sepuluh orang siswa kelas XI SMA/MA.
g. Mekonsultasikan masukan dan saran siswa dengan dosen pembimbing.
38
h. Revisi produk berdasarkan masukan dan saran dari siswa dan dosen
pembimbing sebagai ahli materi dan ahli media.
4. Tahap penilaian produk
Tahap penilaian produk yaitu penilaian oleh lima reviewer yaitu lima guru
kimia SMA/MA. SMA/MA pada penelitian ini yaitu SMA N 6 Yogyakarta, SMA
N 9 Yogyakarta, SMA N 11 Yogyakarta, SMA N 4 Yogyakarta, MAN 1
Yogyakarta.
5. Tahap Analisis data kualitas produk
Tahap ini meliputi analisis data yang dilakukan untuk mengetahui kualitas
produk awal buku pengayaan kimia berbasis mind map materi laju reaksi
berdasarkan hasil penilaian reviewer. Selanjutnya melakukan revisi berdasarkan
masukan dan saran dari reviewer.
Model ADDIE yang dikembangkan oleh Dick dan Carry (1996) ini
diadaptasi dalam beberapa hal, yaitu:
a. Menambahkan tahap konsultasi dengan dosen pembimbing dan peninjauan
produk awal oleh ahli materi sekaligus ahli media dan peer reviewer.
b. Menghilangkan tahap implementasi dan evaluasi pada prosedur pengembangan,
karena produk buku Chemistry mind map Laju Reaksi tidak sampai pada
pengujian efektivitas buku pengayaan yang dihasilkan.
c. Menambahkan tahap penilaian produk dan analisis data kualitas produk.
39
40
C. Penilaian Produk
1. Desain Penilaian Produk
Desain
penilaian
produk
dalam
penelitian
pengembangan
ini
41
42
43
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data tentang proses pengembangan produk buku pengayaan
ini diperoleh dari masukan dan saran dosen pembimbing sebagai ahli materi
sekaligus ahli media, peer reviewer, siswa kelas XI SMA/MA, dan lima orang
guru mata pelajaran kimia SMA/MA, sedangkan untuk penentuan kualitas produk
44
tahap
desain
terdiri
dari
naskah
buku
pengayaan
yang
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing yang bertindak sebagai ahli materi dan
ahli media sampai diperoleh produk awal berupa buku chemistry mind map materi
laju reaksi. Produk hasil revisi tersebut kemudian ditinjau oleh peer reviewer yang
merupakan teman sejawat yang sedang melakukan penelitian pengembangan dan
siswa kelas XI SMA/MA. Data yang diperoleh berupa masukan dan saran yang
digunakan sebagai acuan untuk merevisi produk buku pengayaan. Buku chemistry
45
mind map materi laju reaksi yang telah direvisi kemudian ditinjau kembali dan
dinilai oleh lima orang reviewer, yaitu guru mata pelajaran kimia SMA/MA untuk
memperoleh sejumlah data yang berupa nilai skor dan saran.
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data terhadap hasil penilaian
reviewer. Revisi tahap akhir dilakukan dengan menjadikan masukan dan saran
dari reviewer sebagai acuan sehingga diperoleh produk akhir buku chemistry mind
map materi laju reaksi.
2. Data Kualitas Produk yang Dihasilkan
Data tentang kualitas buku pengayaan yang dihasilkan dari penilaian
reviewer dimuat dalam bentuk tabel skor dan uraian saran. Data dalam bentuk
tabel skor dari penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan satu
variabel, yaitu variabel kualitas buku chemistry mind map yang telah disusun
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tabel uraian masukan dan saran
dirangkum, disimpulkan, dan dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing
sehingga data dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi setiap komponen
kelayakan dari buku pengayaan.
Teknik analisis data dalam penelitian pengembangan ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengubahan nilai dari 5 reviewer yang berupa data kualitatif menjadi
kuantitatif dengan menggunakan skala Likert yang disajikan dalam Tabel 1
(Eko Putro Widoyoko, 2011: 115).
46
............................................................................................................. (1)
Keterangan:
= Jumlah reviewer
No
1
2
3
4
5
Sangat
Baik (SB)
Xi + 1,8 Sbi <
Baik (B)
Xi + 0,6 Sbi < Xi + 1,8 Sbi
Cukup (C)
Xi 0,6 Sbi < Xi + 0,6 Sbi
Kurang (K)
Xi 1,8 Sbi < Xi 0,6 Sbi
Xi 1,8 Sbi
Sangat Kurang (SK)
Keterangan:
Xi = Rerata ideal
Xi = 1/2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) ....................................(2)
Sbi = Simpangan baku ideal.
47
% keidealan =
e. Menentukan nilai keseluruhan buku pengayaan dengan menghitung skor ratarata seluruh indikator penilaian, kemudian diubah menjadi nilai kualitatif
sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal pada Tabel 2.
48
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengembangan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan dua jenis data, yaitu:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif
verbal. Data ini diperoleh dari tahap-tahap proses pengembangan buku pengayaan,
yaitu tahap analisis, disain, pengembangan, penilaian dan analisis data produk.
Pada tahap analisis telah ditentukan jenis produk, judul produk, dan pencarian
sumber referensi maupun materi penunjang yang dibutuhkan untuk penyusunan
buku pengayaan. Sumber referensi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sumber Referensi Penyusunan Buku Pengayaan
No
Tahun
Judul Buku
Penyusun
1999
1 Kimia Dasar 2
Syukri S.
2003
2 A-Level Study Chemistry
Philip Barrat dan Michael
Cox
1994
3 Kimia Fisika: Dasar-dasar Triyono
Kinetika Kimia dan Katalisis
2013
5 Kinetika Kimia
Is Fatimah
2005
6 Longman A-Level Course in JRG. Briggs
Chemistry
2011
7 Kimia Dasar: Prinsip-prinsip R.H Petrucci, W.S Harwood,
dan Aplikasi Modern
F.G Herring, dan J.D Madura
1981
9 Student Solutions Manual to Raymond Chang dan J. Mills
Accompany
2012
10 The Spotlight Alpha SPM
Ooi Yoong Seang
2003
11 Common Textbook: Kimia Crys Fajar P., Karim T., Heru
Dasar 2
Pratomo, dan Suharto.
2004
12 Kimia Analitik kualitatif I
I Made Sukarna
49
50
Kata Pengantar
Memberikan informasi mengenai buku pengayaan secara keseluruhan
Daftar Isi
Bagian ini berisi daftar isi buku pengayaan yang memudahkan pembaca
51
c.
Bab
Buku chemistry mind map laju reaksi terdiri dari 15 bab yang disajikan
dengan pendekatan kontekstual, serta membahas secara lengkap dan rinci. Setiap
bab dilengkapi child map yang mewakili keseluruhan bab.
d.
Glosarium
Bagian ini merupakan penjelasan dari kata-kata sukar atau istilah asing
Daftar Pustaka
Bagian ini merupakan daftar referensi yang menjadi sumber acuan dalam
Indeks
Bagian ini berisi daftar kata-kata penting dan istilah asing beserta halaman
52
53
54
Mind map dan ilustrasi yang telah dibuat kemudian disesuaikan ke dalam
isi buku. Isi buku pengayaan secara keseluruhan disusun menggunakan program
Microsoft Word 2007. Penampilan buku dalam program Microsoft Word 2007
dapat dilihat pada Gambar 5.
2. Data Kuantitatif
Data berupa data kualitas buku pengayaan berdasarkan penilaian oleh lima
guru kimia SMA/MA sebagai reviewer. Berdasarkan penilaian tersebut, maka
dapat ditentukan kualitas buku chemistry mind map materi laju reaksi sebagai
sumber belajar mandiri siswa SMA/MA. Penilaian dilakukan oleh lima reviewer,
yaitu guru kimia dari SMA Negeri 4 Yogyakarta, SMA Negeri 6 Yogyakarta,
SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Negeri 11 Yogyakarta, dan MA Negeri 1
Yogyakarta yang mewakili Kota Yogyakarta. Berdasarkan hasil penilaian
diperoleh skor yang disajikan pada Tabel 5. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 11.
No
1
2
3
B. Pembahasan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data
proses pengembangan dan data kualitas buku pengayaan. Data proses
pengembangan berupa masukan dan saran dari ahli materi sekaligus ahli media,
peer reviewer (teman sejawat), siswa kelas XI SMA, dan reviewer (guru kimia
55
SMA/MA). Data yang diperoleh pada tahap ini digunakan sebagai acuan untuk
memperbaiki produk yang dikembangkan. Data kualitas produk buku pengayaan
berupa penilaian yang dilakukan oleh lima reviewer berdasarkan instrumen
penilaian yang telah disediakan. Instrumen ini sebelumnya telah divalidasi logis
oleh dosen pembimbing.
Komponen instrumen penilaian meliputi kelayakan isi/materi, kelayakan
penyajian, dan kelayakan mind map. Data penilaian berupa data kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui kualitas buku pengayaan sebagai sumber belajar
kimia siswa SMA/MA.
56
57
skala 5, total skor yang diperolah adalah sebesar 4,38. Perhitungan secara lengkap
disajikan pada lampiran 11.
Tabel 6. Kualitas Buku Chemistry Mind Map Laju Reaksi Ditinjau dari
Komponen Kelayakan Isi/Materi
Skor RataKriteria
Indikator
Kualitas
rata
1. Kesesuaian materi dengan SK
4,4
Sangat Baik
Kelengkapan
dan KD
Materi
2. Kedalaman materi
4,4
Sangat Baik
3. Materi mengembangkan ilmu
4,2
Baik
4. Materi mengembangkan
Mendukung
4,4
Sangat Baik
kecakapan dan kreativitas
Tujuan
5. Materi meningkatkan
Pendidikan
motivasi belajar dan
4,4
Sangat Baik
kemandirian belajar
6. Materi berhubungan dengan
kebenaran konsep ilmu
4,4
Sangat Baik
Sesuai dengan
pengetahuan
Perkembangan
7. Materi menyajikan hubungan
IPTEK
antara ilmu pengetahuan,
4,6
Sangat Baik
teknologi, dan lingkungan.
Sesuai dengan 8. Materi berhubungan dengan
Penalaran
berfikir kritis, kreatif dan
4,2
Baik
Pembaca
inovatif.
Jumlah skor rata-rata
35
Rentang skor
> 33,594
Kategori kualitas
Sangat Baik
Skor maksimal
40
Persentase keidealan
87, 5%
Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh kelima reviewer, kriteria yang
memiliki skor rata-rata tertinggi dalam komponen kelayakan isi/materi adalah
kriteria penilaian Nomor 7 dengan skor rata-rata sebesar 4,6. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa isi atau materi dalam buku pengayaan sangat tepat dan
mampu meningkatkan pemahaman siswa SMA/MA dengan menyajikan hubungan
antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan lingkungan. Selain itu, isi/materi sesuai
dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan buku pengayaan
58
59
Skor Rata-rata
Nomor Indikator
Keterangan:
1. Kesesuaian materi dengan SK dan KD.
2. Kedalaman materi.
3. Materi mengembangkan ilmu.
4. Materi mengembangkan kecakapan dan kreativitas.
5. Materi meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian berlajar.
6. Materi berhubungan dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan.
7. Materi menyajikan hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan
lingkungan.
8. Materi berhubungan dengan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.
60
61
62
Skor Rata-rata
Nomor Indikator
Keterangan:
9. Penyajian materi dilakukan secara logis dan sistematis.
10. Penyajian materi mengacu pada kegiatan belajar mandiri.
11. Penyajian materi menimbulkan suasana menyenangkan.
12. Penyajian materi dilengkapi gambar dan keterangan.
13. Penyajian materi mengarah pada aktivitas psikis.
14. Penyajian materi menumbuhkan keingintahuan pembaca.
15. Penyajian materi dapat menuntun pembaca dalam memecahkan masalah.
63
Tabel 8. Kualitas Buku Chemistry Mind Map Laju Reaksi Ditinjau dari
Komponen Kelayakan Mind Map
Skor RataKriteria
Indikator
Kualitas
rata
16. Pemilihan warna, letak dan
Ketepatan
ukuran kertas tidak
penggunaan
4,4
Sangat Baik
mengurangi tingkat
kertas
keterbacaan mind map
17.
Ketepatan
pusat mind
map
18.
Ketepatan
penggunaan
warna
19.
20.
21.
22.
Ketepatan
penggunaan
gambar
23.
24.
Baik
4,4
Sangat Baik
4,4
Sangat Baik
4,4
Sangat Baik
4,2
Baik
Baik
4,2
Baik
4,4
Sangat Baik
38,4
> 37,8
Sangat Baik
45
85,53%
64
Skor Rata-rata
Nomor Indikator
Keterangan:
16. Pemilihan warna, letak, dan ukuran kertas tidak mengurangi tingkat
keterbacaan mind map.
17. Pemilihan gambar sebagai pusat mind map sebagai pusat mind map dapat
meningkatkan asosiasi dari informasi yang ada di cabang utama.
18. Pemilihan warna berbeda antar cabang utama.
19. Warna cabang mengikuti cabang utamanya.
20. Penggunaan warna yang kontras dengan warna kertas.
21. Penggunaan gambar yang beragam.
22. Gambar dapat memperkuat kata kunci.
23. Gambar dapat menggantikan kata kunci
24. Gambar pada pusat mind map lebih besar dan lebih menarik daripada gambar
pada cabang lainnya.
65
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemilihan warna dan cabang mind map
sudah sangat tepat. Penggunaan kertas dengan latar belakang putih akan
memberikan efek kontras dengan warna-warna cabang, simbol, dan gambar pada
mind map. Ni Wayan Rati (2013) dalam penelitiannya dengan judul Pengaruh
Model Pembelajaran Kuantum Bermuatan Peta Pikiran dan Gaya Kognitif
terhadap Hasil Belajar, menyatakan bahwa gambar, warna, dan simbol yang
dimiliki mind map merupakan aspek-aspek perasaan yang tidak dimiliki oleh peta
konsep biasa. Aspek-aspek ini akan menunjang siswa melalui pendekatan visual
saat melakukan pembelajaran materi secara mandiri.
Skor rata-rata terendah pada komponen kelayakan mind map terdapat pada
kriteria Nomor 17 dan 22 yang berkaitan dengan fungsi gambar pusat dalam
meningkatkan asosiasi dari informasi yang ada di cabang utama dan fungsi
gambar dalam memperkuat kata kunci. Skor rata-rata yang diperoleh sebesar 4.
Skor tersebut masih berada pada rentang kategori kualitas baik (B). Hal ini dapat
disebabkan gambar yang digunakan belum sesuai dengan kenyataan. Gambar
yang digunakan dalam mind map merupakan gambar yang diunduh dari internet
dan gambar yang didisain sendiri sehingga mengalami penyederhanaan oleh
peneliti.
Secara keseluruhan, komponen kelayakan mind map berada pada rentang
kategori kualitas sangat baik (SB). Hal ini menunjukkan bahwa mind map sangat
berperan dalam membantu siswa memahami dan menyajikan kembali materi laju
reaksi secara keseluruhan. Yuni Puspitayanti (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara Menggunakan Teknik Pencatatan
66
Peta Pikiran dan Peta Konsep, menyatakan bahwa mind map merupakan piranti
visual
mengorganisir
dan
mempresentasikan
pengetahuan
yang
sangat
67
cara mengorganisir suatu informasi dan cara melakukan pencatatan (Ni Wayan
Rati, 2013: 57). Mind map merupakan alat bantu yang sifatnya sangat personal.
Setiap individu memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat mind map. Hal ini
disebabkan cara belajar dan cara pandang setiap individu saat menerima materi
pembelajaran juga berbeda. Selain itu, mind map merupakan sesuatu yang baru,
sehingga aplikasi mind map dalam buku pengayaan masih perlu penyesuaian
kembali. Hubungan antara tiga komponen kelayakan mind map dapat dilihat pada
Gambar 9.
87,5%
88%
Skala Skor 5
85,53%
Komponen Kelayakan
C. Revisi Produk
Penelitian ini menghasilkan produk berupa buku chemistry mind map
materi laju. Produk akhir yang dihasilkan telah melalui beberapa tahapan revisi
yang melibatkan masukan dan saran dari satu ahli materi sekaligus ahli media,
tiga peer reviewer, sepuluh siswa kelas XI SMA/MA, dan lima guru kimia
68
69
70
Masukan dan saran dari tiga peer reviewer digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan revisi tahap pertama sebelum produk ditinjau
kembali oleh ahli materi sekaligus ahli media. Pada poin 10 tidak dilakukan revisi,
sebab dapat menimbulkan salah pengertian pada teknik pengenceran suatu larutan.
Penilaian tahap ketiga merupakan tinjauan oleh sepuluh siswa kelas XI
SMA/MA. Masukan dan saran tersebut adalah:
1.
Mind map akan lebih baik jika diletakkan di depan untuk memberi gambaran
keseluruhan pada pembaca.
2.
Buku yang terlalu berat dan tebal untuk ukuran buku pelajaran.
3.
Perlu diperjelas kembali bagian prosedur membuat larutan, karena tidak ada
bagian alat dan bahan.
4.
5.
6.
7.
Halaman pertama buku perlu perbaikan agar lebih menarik bagi pembaca.
8.
9.
dalam melakukan revisi tahap ketiga buku pengayaan. Beberapa masukan dan
saran dari siswa tidak dijadikan acuan revisi oleh peneliti. Poin (2) tidak dijadikan
acuan peneliti untuk melakukan revisi. Hal ini disebabkan berat dan tebal buku
sangat bergantung pada isi di dalamnya. Buku pengayaan adalah buku yang
71
memuat banyak informasi tambahan yang tidak ada dalam buku materi yang
beredar di pasaran. Jika poin (2) dijadikan acuan revisi, maka banyak materi
tambahan yang dihilangkan. Poin (8) tidak dijadikan acuan revisi oleh peneliti.
Kunci jawaban cukup pada soal evaluasi akhir. Latihan soal pada buku pengayaan
ini berbentuk essay yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang dicapai
oleh pembaca. Setiap siswa yang membaca buku pengayaan ini diharapkan dapat
menyajikan informasi yang mereka dapat dengan bahasa dan cara mereka sendiri.
Poin (9) tidak dijadikan acuan revisi oleh peneliti. Pada dasarnya, buku pengayaan
akan memberikan informasi tambahan yang tidak dihadirkan dalam buku materi
yang beredar di pasaran, namun bukan berarti dalam penyusunan buku pengayaan
tidak memakai acuan. Buku pengayaan ini tetap mengacu pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006. Hal ini bertujuan agar buku pengayaan
tetap mempunyai materi yang masih sesuai untuk siswa kelas XI SMA/MA.
Sesuai dengan masukan dan saran poin (6), buku pengayaan mengalami perbaikan
pada daftar isi sehingga dapat memberikan informasi sekilas kepada pembaca
terkait materi yang disajikan dalam buku pengayaan. Buku pengayaan ini juga
mengalami penambahan bagian karakteristik buku yang berfungsi untuk
mempertegas bagian-bagian buku dalam buku pengayaan.
Penilaian tahap akhir merupakan tinjauan oleh lima guru kimia SMA/MA
sebagai reviewer. Hasil penilaian tahap akhir berupa masukan dan saran. Selain
itu, reviewer juga melakukan penilaian terhadap buku pengayaan sehingga
diketahui kualitas buku pengayaan yang dihasilkan. Masukan dan saran yang
72
diperoleh akan digunakan sebagai bahan revisi untuk menghasilkan produk akhir.
Masukan dan saran tersebut adalah:
1.
2.
Penggunaan lambang yang lebih umum bagi siswa, seperti lambang massa
molar (mm) lebih baik menggunakan massa atom relatif (Mr) agar siswa tidak
mengalami kebingungan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pada soal, perlu diperjelas kembali jenis zat yang direaksikan karena tidak
semua zat membentuk endapan.
73
74
29,7)cm2. Pemilihan jenis kertas bertujuan agar menghasilkan cetakan yang layak
dan berkualitas.
Secara umum, Buku Pengayaan Kimia Berbasis Mind Map yang
dihasilkan sebagai produk akhir tersusun dalam 7 bagian, antara lain:
1.
Kata Pengantar
2.
Karakteristik Buku
3.
Daftar Isi
4.
Materi
5.
Glosarium
6.
Daftar Pustaka
7.
Indeks
Buku pengayaan ini terbagi menjadi 15 materi yang secara khusus
Molaritas
2.
3.
4.
5.
Molekularitas
6.
Mekanisme Reaksi
7.
Teori Tumbukan
8.
9.
75
Sekilas Info
2.
Tahukah Kamu?
3.
Tokoh Kita
4.
Tips
Buku pengayaan ini mempunyai mind map yang tidak dimiliki oleh buku
yang beredar di pasaran. Pada halaman awal, disajikan mind map utama dari
seluruh bahasan materi dalam buku pengayaan. Tujuannya adalah untuk
memberikan gambaran pada siswa tentang materi yang akan dipejari serta
hubungan-hubungan antar materi bahasan. Pada setiap submateri, disajikan child
map yang merupakan potongan-potongan cabang mind map utama. Semua mind
map berisi kata kunci yang diperkuat dengan gambar ilustrasi sederhana. Mind
map berfungsi sebagai media siswa untuk dapat memahami materi secara
keseluruhan dan menemukan hubungan-hubungan antar materi bahasan, sehingga
siswa dapat menyajikan kembali informasi yang telah didapat dengan baik.
76
Data kualitatif yang diperoleh merupakan data yang berupa masukan dan
saran dari ahli materi seklaigus ahli media, peer reviewer, siswa SMA/MA, dan
reviewer. Masukan dan saran yang telah diperoleh digunakan sebagai bahan acuan
untuk memperbaiki produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik.
Penilaian produk dilakukan oleh reviewer dengan menggunakan angket instrumen
penilaian yang mencakup komponen kelayakan isi/materi, kelayakan penyajian,
dan kelayakan mind map. Data kuantitatif yang diperoleh merupakan data angket
skala Likert.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh skor rata-rata produk buku
pengayaan untuk komponen kelayakan isi/materi sebesar 35, kelayakan penyajian
sebesar 30,2, dan kelayakan mind map sebesar 38,4. Berdasarkan perbandingan
skor rata-rata yang diperoleh dengan skor rata-rata ideal untuk setiap komponen,
dapat diketahui bahwa buku chemistry mind map materi laju reaksi berada pada
kategori kualitas sangat baik (SB). Kelebihan buku chemistry mind map materi
laju reaksi, antara lain:
1.
2.
1.
Buku ini ukurannya besar dan cukup tebal untuk buku yang hanya
menjelaskan satu materi.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penyusunan buku chemistry mind map materi laju reaksi menggunakan model
pengembangan ADDIE yang dengan tahapan analisis, disain, pengembangan,
penilaian, dan analisis data kualitas produk.
2. Kualitas buku pengayaan berdasarkan penilaian lima reviewer (guru kimia
SMA/MA) yang ditinjau dari komponen kelayakan isi/materi, penyajian, dan
mind map berturut-turut diperoleh persentase sebesar 87,5%, 88,00%, dan
85,53%, sehingga buku pengayaan tergolong ke dalam kualitas sangat baik (SB)
dan layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa kelas XI SMA/MA.
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian pengembangan, maka ada beberapa saran
yang dapat diajukan, yaitu:
1. Perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap produk akhir oleh ahli materi
sekaligus ahli media setelah dinilaikan kepada reviewer (guru kimia SMA/MA)
guna meminimalisir kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan buku
pengayaan.
2. Perlu diujicobakan kepada siswa untuk mengetahui kualitas buku chemistry
mind map materi laju reaksi sebagai sumber belajar.
78
DAFTAR PUSTAKA
79
80
81
Syaiful Bahri & Aswan Zain. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tony Buzan. (2003). Buku Pintar Mind Map untuk Anak Agar Anak Jadi Pintar di
Sekolah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tony Buzan. (2003). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tresna Sastrawijaya. (1988). Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta:
Depdikbud.
Utomo Dananjaya. (2013). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa
Cendekia.
Yatim Riyanto. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Putra, Yovan P. (2008). Memori dan Pembelajaran Efektif: Total Mind-Learning.
Bandung: Yrama Widya
Yuni Puspitayanti. (2014). Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara Menggunakan
Teknik Pencatatan Peta Pikiran dan Peta Konsep. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran (Volume 47 nomor 1). Hlm. 1-7.
Zainal Arifin. (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Rosdakarya.
82
LAMPIRAN
83
Lampiran 1
KOMPONEN KUALITAS BUKU CHEMISTRY MIND MAP
MATERI LAJU REAKSI UNTUK SMA/MA
Komponen
Kriteria
A
Kelengkapan Materi
Kelayakan
Kedalaman materi
Isi
C
6
7
D
8
belajar
Sesuai dengan Perkembangan IPTEK
Materi berhubungan dengan kebenaran konsep ilmu
pengetahuan
Materi menyajikan hubungan antara ilmu pengetahuan,
teknologi, dan lingkungan
Sesuai dengan Penalaran Pembaca
Materi berhubungan dengan berfikir kritis, kreatifdan
inovatif.
10
Kemudahan Dipahami
11
12
Kelayakan
Penyajian
84
13
H
14
I
15
J
16
K
17
Kelayakan
18
Mind Map
19
20
21
22
23
24
85
Lampiran 2
PETUNJUK PENGISIAN
NAMA
NIP
INSTANSI
1. Beri tanda () pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda dengan
kriteria sebagai berikut :
Sangat Baik
:5
Baik
:4
Cukup
:3
Kurang: 2
Sangat Kurang : 1
2. Tuliskan catatan/masukan Anda mengenai kualitas modul yang kami
susun pada Lembar Masukan.
-Terima Kasih
86
No
Kriteria
Skor
Kelengkapan Materi
Kedalaman materi
5
C
6
7
D
8
II
10
F
11
12
87
13
14
I
15
III
J
16
K
17
18
19
20
21
22
23
24
88
Lampiran 3
DAFTAR PEER REVIEWER, AHLI MATERI SEKALIGUS
AHLI MEDIA, DAN REVIEWER
1. Daftar Peer Reviewer
No
1
Nama
Dita Putri Utami
NIM
11303241018
Instansi
FMIPA UNY
11303241027
FMIPA UNY
11303241023
FMIPA UNY
Nama
NIP
Instansi
FMIPA UNY
Nama
Sekolah
SMA N 9 Yogyakarta
Nirmalasari Titis
SMA N 9 Yogyakarta
SMA N 1 Depok
SMA N 1 Depok
Farizky Aquarisco
SMA N 1 Depok
Ajeng Khusnul
SMA N 1 Depok
Rizki Wardani
SMA N 1 Mertoyudan
Crysna Fajar
Yovita Kalpikosari
SMA N 1 Pakem
10
SMA N 1 Pakem
SMA N 1 Mungkid
89
4. Daftar Reviewer
No
Nama
NIP
Prasetyowati Hadi
Suparlan, S.Pd
Dra. Mutiah
90
Instansi
SMA N 4
Yogyakarta
SMA N 6
Yogyakarta
SMA N 11
Yogyakarta
SMA N 9
Yogyakarta
MA N 1
Yogyakarta
Lampiran 4
LEMBAR SARAN DAN MASUKAN DARI PEER REVIEWER
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
Lampiran 5
SURAT PERNYATAAN
NIP
Instansi
: FMIPA UNY
Menyatakan bahwa saya telah mereview dan memberi masukan serta saran pada
produk hasil skripsi yang berjudul Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis
Mind Map Materi Laju Reaksi Semester Ganjil Kelas XI SMA/MA yang disusun oleh:
Nama
NIM
: 11303241017
Program Studi
: Pendidikan Kimia
Fakultas
: MIPA
Perguruan Tinggi
Saya berharap masukan dan penilaian yang saya berikan dapat menjadi bahan
yang digunakan untuk pertimbangan dan perbaikan produk yang dihasilkan.
102
Lembaga
Posisi
2.
3.
4.
5.
Penambahan glosarium.
6.
Perbaikan pada desain mind map yang lebih baik dicetak dalam dua
halaman, bukan berbentuk lembaran untuk menghindari kerusakan.
7.
8.
9.
10. Ukuran font pada mind map perlu diperbesar dan disesuaikan kembali.
103
Lampiran 6
SARAN DAN MASUKAN SISWA
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
Lampiran 8
SARAN DAN MASUKAN SERTA LEMBAR PENILAIAN REVIEWER
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
Lampiran 9
LEMBAR PENJABARAN INDIKATOR PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KIMIA BERBASIS MIND MAP MATERI
LAJU REAKSI SEMESTER GANJIL KELAS XI SMA/MA
No
Butir Indikator
Indikator
1.
B
3
1
2
3
4
5
1
2
Kedalaman materi
3
4
5
Mendukung Tujuan Pendidikan
1
2
Materi mengembangkan
ilmu
3
4
Kesesuaian materi
dengan Standar
Konpetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD)
Materi tidak sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Materi kurang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Materi cukup sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Materi sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Materi sangat sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Penyampaian materi tidak mendalam
Penyampaian materi kurang mendalam
Penyampaian materi cukup mendalam
Penyampaian materi mendalam
Penyampaian materi sangat mendalam
Materi tidak dapat mengembangkan ilmu
Materi kurang dapat mengembangkan ilmu
Materi cukup dapat mengembangkan ilmu
Materi dapat mengembangkan ilmu
159
C.
5
Materi sangat dapat mengembangkan ilmu
1
Materi tidak dapat mengembangkan kecakapan dan kreativitas
2
Materi kurang dapat mengembangkan kecakapan dan kreativitas
Materi mengembangkan
3
Materi cukup dapat mengembangkan kecakapan dan kreativitas
kecakapan dan kreativitas
4
Materi dapat mengembangkan kecakapan dan kreativitas
5
Materi sangat dapat mengembangkan kecakapan dan kreativitas
1
Materi tidak dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian belajar
2
Materi kurang dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian belajar
Materi meningkatkan
motivasi belajar dan
3
Materi cukup dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian belajar
kemandirian belajar
4
Materi dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian belajar
5
Materi sangat dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian belajar
Sesuai dengan Perkembangan IPTEK
1
Materi tidak berhubungan dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan
2
Materi kurang berhubungan dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan
Materi berhubungan
dengan kebenaran konsep
3
Materi cukup berhubungan dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan
ilmu pengetahuan
4
Materi berhubungan dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan
5
Materi sangat berhubungan dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan
1
Materi tidak tepat dalam menyajikan hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan
lingkungan
Materi menyajikan
2
Materi kurang tepat dalam menyajikan hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan
hubungan antara ilmu
lingkungan
pengetahuan, teknologi
3
Materi cukup tepat dalam menyajikan hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan
dan lingkungan
lingkungan
4
Materi tepat dalam menyajikan hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan
160
5
D.
II
E
10
F
11
lingkungan
Materi sangat tepat dalam menyajikan hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan
lingkungan
Sesuai dengan
Penalaran Pembaca
1
Materi tidak berhubungan dengan berfikir kritis, kreatif dan inovatif
2
Materi kurang berhubungan dengan berfikir kritis, kreatif dan inovatif
Materi berhubungan
dengan berfikir kritis,
3
Materi cukup berhubungan dengan berfikir kritis, kreatif dan inovatif
kreatif dan inovatif
4
Materi berhubungan dengan berfikir kritis, kreatif dan inovatif
5
Materi sangat berhubungan dengan berfikir kritis, kreatif dan inovatif
KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN
Menggunakan Sistematika Penyajian
1
Penyajian materi tidak logis dan tidak sistematis
2
Penyajian materi kurang logis dan kurang sistematis
Penyajian materi
dilakukan secara logis
3
Penyajian materi cukup logis dan cukup sistematis
dan sistematis
4
Penyajian materi logis dan sistematis
5
Penyajian materi sangat logis dan sangat sistematis
1
Penyajian materi tidak mengacu pada kegiatan belajar mandiri
2
Penyajian materi kurang mengacu pada kegiatan belajar mandiri
Penyajian materi
mengacu pada kegiatan
3
Penyajian materi cukup mengacu pada kegiatan belajar mandiri
belajar mandiri
4
Penyajian materi mengacu pada kegiatan belajar mandiri
5
Penyajian materi sangat mengacu pada kegiatan belajar mandiri
Kemudahan Dipahamu
Penyajian materi
1
Penyajian materi tidak dapat menimbulkan suasana menyenangkan
161
menimbulkan suasana
menyenangkan
12
G.
13
H.
14
Penyajian materi
dilengkapi dengan
gambar dan keterangan
2
3
4
5
1
2
3
4
5
162
15
III
J
16
17
1
Penyajian materi tidak dapat menuntun pembaca dalam memecahkan masalah
2
Penyajian materi kurang dapat menuntun pembaca dalam memecahkan masalah
3
Penyajian materi cukup dapat menuntun pembaca dalam memecahkan masalah
4
Penyajian materi dapat menuntun pembaca dalam memecahkan masalah
5
Penyajian materi sangat dapat menuntun pembaca dalam memecahkan masalah
KOMPONEN KELAYAKAN MIND MAP
Ketepatan penggunaan kertas
1
Pemilihan warna, letak, dan ukuran kertas sangat mengurangi tingkat keterbacaan mind
map
2
Pemilihan warna, letak, dan ukuran kertas mengurangi tingkat keterbacaan mind map
Pemilihan warna, letak,
dan ukuran kertas tidak
3
Pemilihan warna, letak, dan ukuran kertas cukup mengurangi tingkat keterbacaan mind
mengurangi tingkat
map
keterbacaan Mind map
4
Pemilihan warna, letak, dan ukuran kertas tidak mengurangi tingkat keterbacaan mind map
5
Pemilihan warna, letak, dan ukuran kertas sangat tidak mengurangi tingkat keterbacaan
Mind map
Ketepatan Pusat Mind map
1
Pemilihan gambar sebagai pusat mind maptidak dapat meningkatkan asosiasi dari
Pemilihan gambar
informasi yang ada di cabang utama.
sebagai pusat Mind
2
Pemilihan gambar sebagai pusat mind mapkurang dapat meningkatkan asosiasi dari
mapdapat meningkatkan
informasi yang ada di cabang utama.
asosiasi dari informasi
3
yang ada di cabang
Pemilihan gambar sebagai pusat mind mapcukup dapat meningkatkan asosiasi dari
Penyajian materi dapat
menuntun pembaca
dalam memecahkan
masalah
utama.
163
5
L
18
19
Warna cabang-cabang
mengikuti warna cabang
utamanya
20
M
21
2
3
4
5
1
2
Penggunaan warna yang
kontras dengan warna
3
kertas
4
5
Ketepatan Penggunaan Gambar
Penggunaan gambar yang
1
Pemilihan gambar sebagai pusat mind mapdapat meningkatkan asosiasi dari informasi
yang ada di cabang utama.
Pemilihan gambar sebagai pusat mind mapsangat dapat meningkatkan asosiasi dari
informasi yang ada di cabang utama.
Pemilihan warna tidak berbeda antar cabang utama
Pemilihan warna kurang berbeda antar cabang utama
Pemilihan warna cukup berbeda antar cabang utama
Pemilihan warna berbeda antar cabang utama
Pemilihan warna sangat berbeda antar cabang utama
Warna cabang-cabang tidak mengikuti warna cabang utamanya
Warna cabang-cabang kurang mengikuti warna cabang utamanya
Warna cabang-cabang cukup mengikuti warna cabang utamanya
Warna cabang-cabang mengikuti warna cabang utamanya
Warna cabang-cabang sangat mengikuti warna cabang utamanya
Penggunaan warna yang tidak kontras dengan warna kertas
Penggunaan warna yang kurang kontras dengan warna kertas
Penggunaan warna yang cukup kontras dengan warna kertas
Penggunaan warna yang kontras dengan warna kertas
Penggunaan warna yang sangat kontras dengan warna kertas
Penggunaan gambar yang tidak beragam
164
beragam
22
Gambar dapat
memperkuat kata kunci
23
Gambar dapat
menggantikan kata kunci
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
24
3
4
5
165
Lampiran 10
PERHITUNGAN DAN PENENTUAN KUALITAS BUKU PENGAYAAN
KIMIA BERBASIS MIND MAP MATERI LAJU REAKSI SEMESTER
GANJIL KELAS XI SMA/MA
A. Kriteria Kualitas
Untuk menentukan kualitas Buku Chemistry Mind Map Laju Reaksi,
seluruh data penilaian instrumen penilaian dihitung skor rata-rata pada setia
indikator kelayakan dengan menggunakan rumus:
=
Keterangan:
= Jumlah reviewer
Kategori Kualitas
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
Keterangan:
Xi
166
1x5=5
1x1=1
Xi
1/2 x (5+1) = 3
Sbi
Kategori Kualitas
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sangat Kurang (SK)
Berikut ini adalah perhitungan untuk mennetukan kualitas buku pengayaan pada
setiap aspek.
167
1.
a.
2 x 5 = 10
2x1=2
Xi
1/2 x (10+2) = 6
Sbi
4.
Kurang (K)
3,601< 5,200
3,601
5.
Sangat Kurang (SK)
b.
3 x 5 = 15
3x1=3
Xi
1/2 x (15+3) = 9
Sbi
1.
Sangat Baik (SB)
12,6<
2.
Baik (B)
10,2< 12,6
3.
Cukup (C)
7,80< 10,2
4.
Kurang (K)
5,40< 7,80
5.
Sangat Kurang (SK)
5,40
168
c.
2 x 5 = 10
2x1=2
Xi
1/2 x (10+2) = 6
Sbi
Tabel 10. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Kesesuaian dengan
Perkembangan IPTEK
No
Rentang Skor (i)
Kategori Kualitas
1.
Sangat Baik (SB)
8,399<
2.
Baik (B)
6,800< 8,399
3.
Cukup (C)
5,200 < 6,800
4.
Kurang (K)
3,601< 5,200
3,601
5.
Sangat Kurang (SK)
d.
= 1
= 1x5=5
= 1x1=1
Xi
= 1/2 x (5+1) = 3
Sbi
Tabel 12. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Kesesuaian dengan
Penalaran Pembaca
No
Rentang Skor (i)
Kategori Kualitas
1.
Sangat Baik (SB)
4,201 <
2.
Baik (B)
3,400 < 4,201
3.
Cukup (C)
2,600 < 3,400
4.
Kurang (K)
1,799 < 2,600
5.
Sangat Kurang (SK)
1,799
169
2.
a.
2 x 5 = 10
2x1=2
Xi
1/2 x (10+2) = 6
Sbi
2.
Baik (B)
6,800< 8,399
3.
Cukup (C)
5,200 < 6,800
4.
Kurang (K)
3,601< 5,200
3,601
5.
Sangat Kurang (SK)
b.
2 x 5 = 10
2x1=2
Xi
1/2 x (10+2) = 6
Sbi
3.
Cukup (C)
5,200 < 6,800
4.
Kurang (K)
3,601< 5,200
3,601
5.
Sangat Kurang (SK)
170
c.
= 1
= 1x5=5
= 1x1=1
Xi
= 1/2 x (5+1) = 3
Sbi
4.
Kurang (K)
1,799 < 2,600
1,799
5.
Sangat Kurang (SK)
d.
= 1
= 1x5=5
= 1x1=1
Xi
= 1/2 x (5+1) = 3
Sbi
3.
Cukup (C)
2,600 < 3,400
4.
Kurang (K)
1,799 < 2,600
1,799
5.
Sangat Kurang (SK)
171
e.
= 1
= 1x5=5
= 1x1=1
Xi
= 1/2 x (5+1) = 3
Sbi
4.
Kurang (K)
1,799 < 2,600
1,799
5.
Sangat Kurang (SK)
3.
a.
= 1
= 1x5=5
= 1x1=1
Xi
= 1/2 x (5+1) = 3
Sbi
No
1.
2.
3.
4.
5.
172
b.
= 1
= 1x5=5
= 1x1=1
Xi
= 1/2 x (5+1) = 3
Sbi
Tabel 18. Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Ketepatan Pusat
Mind Map
No
Rentang Skor (i)
Kategori Kualitas
1.
Sangat Baik (SB)
4,201 <
2.
Baik (B)
3,400 < 4,201
3.
Cukup (C)
2,600 < 3,400
4.
Kurang (K)
1,799 < 2,600
1,799
5.
Sangat Kurang (SK)
c.
3 x 5 = 15
3x1=3
Xi
1/2 x (15+3) = 9
Sbi
No
1.
2.
3.
4.
5.
173
d.
4 x 5 = 20
4x1=4
Xi
1/2 x (20+4) = 12
Sbi
No
1.
2.
3.
4.
5.
Baik (B)
13,60< 16,80
Cukup (C)
10,40< 13,60
Kurang (K)
7,199< 10,40
7,199
Sangat Kurang (SK)
8 x 5 = 40
8x1=8
Xi
1/2 x (40+8) = 24
Sbi
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kurang (K)
14,406< 20,802
14,406
Sangat Kurang (SK)
174
2.
7 x 5 = 35
7x1=7
Xi
1/2 x (35+7) = 9
Sbi
1.
Sangat Baik (SB)
29,406<
2.
Baik (B)
23,802< 29,406
3.
Cukup (C)
18,198< 23,802
4.
Kurang (K)
12,594< 18,198
12,594
5.
Sangat Kurang (SK)
3.
9 x 5 = 45
9x1=9
Xi
1/2 x (45+9) = 54
Sbi
3.
Cukup (C)
23,4< 30,6
4.
Kurang (K)
16,2< 23,4
16,2
5.
Sangat Kurang (SK)
175
Lampiran 11
TABULASI DATA
Tabel Data Skor Tiap Indikator dari 5 reviewer
1
2
3
4
5
I
4
4
4
4
4
II
4
4
4
4
4
III
5
5
4
5
5
IV
4
4
4
4
4
V
5
5
5
5
5
Skor
Ratarata
4,4
4,4
4,2
4,4
4,4
6
7
8
9
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4,4
4,6
4,2
4,2
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
10
11
12
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4,4
4,6
4,8
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
13
4,2
Baik
14
15
3
4
4
4
5
5
5
3
5
5
4,4
4
Sangat Baik
Baik
16
17
18
19
20
21
22
23
24
4 4
5
4 4
4
4 4
5
4 4
5
4 4
5
5 4
4
4 3
5
4 3
5
4 4
5
94 94 114
4
3
4
4
4
3
4
4
4
98
5
5
5
5
5
5
4
5
5
118
4,4
4
4,4
4,4
4,4
4,2
4
4,2
4,4
103,6
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Reviewer
Komponen Kriteria
A
Kelayakan
Isi
C
D
E
Kelayakan
Penyajian
I
J
K
Kelayakan
Mind Map
Jumlah Skor
Indikator
176
Kualitas
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Komponen
Kriteria
A
Kelayakan
Isi
Skor
Skala 5
10
4,4
13,0
15
4,3
9,0
4,2
10
5
4,5
4,2
8,6
10
4,3
G
H
9,4
4,2
4,4
10
5
5
4,5
4,2
4,4
4,4
4
5
5
4,4
4
13,2
15
16,8
20
D
E
F
J
Kelayakan
Mind Map
Skor Ratarata
maksimal
per kriteria
8,8
Kelayakan
Penyajian
Jumlah Skor
Rata-rata per
kriteria
Kualitas
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Baik
Baik
88
86,67
90
84
86
94
84
88
80
4,4
Baik
Sangat
Baik
Baik
Sangat
Baik
4,2
Baik
84
Kualitas
88
80
88
Komponen
Jumlah
Skor Ratarata per
Komponen
JumlahSkor
Rata-rata
maksimal
per
Komponen
Skor
Skala 5
Kelayakan Isi/Materi
Kelayakan Penyajian
Kelayakan Mind Map
35,0
30,2
38,4
40
35
45
4,38
4,40
4,27
177
Lampiran 12
Surat Ijin Penelitian
178
179