KAJIAN SOSIO-PRAGMATIK
TESIS
Oleh
AIDINA RIZKI
157009005/LNG
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Linguistik pada Program Pascasarjana
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Oleh
AIDINA RIZKI
157009005/LNG
Allah Swt. atas berkah, rahmat dan karuniaNya tesis ini akhirnya dapat
diselesaikan. Peneliti juga mengucapkan puji dan syukur kepada nabi besar
kehidupan sehingga peneliti dapat menempuh perjalanan hidup sampai saat ini
Dalam proses penyusunan dan penelitian tesis ini, peneliti menyadari bahwa
tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Keberhasilan peneliti tentu saja tidak
terlepas dari dukungan, bimbingan, arahan, maupun bantuan oleh berbagai pihak.
Oleh sebab itu, peneliti sampaikan terima kasih yang mendalam dengan ketulusan
hati kepada :
1. Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara dan Prof. Dr. Mauly Purba, M.A., Ph.D selaku Wakil Dekan
USU.
2. Prof. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D selaku pembimbing I dan Dr. Rahimah, M.Ag
serta keikhlasan hati, sejak awal penelitian hingga terwujudnya tulisan ini.
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Prof. T. Silvana Sinar, Ph.D atas kesediaannya memberikan saran dan
4. Prof. Dr. Eddy Setia, M.Ed.TESP selaku Ketua Program Studi Linguistik
Universitas Sumatera Utara dan penguji II dan Dr. Namsyah Hot Hasibuan,
M.Ling selaku penguji III atas segala saran dan masukannya kepada peneliti
baik pada saat ujian maupun di luar ujian dan segenap dosen program studi
USU. Semoga jerih payah Ayah dan Ibunda diridhoi Allah dan senantiasa
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Almarhum Oppung H.Amiruddin Tanjung, Almarhumah Oppung
hidupnya, serta terkhusus kepada Nenek Musiyem yang saat ini selalu
persahabatan kita tidak terhenti di titik torehan kisah. Terima juga kepada
rekan-rekan 2015 kelas Khusus atas segala motivasi, dukungan, saran dan
9. Erik Suwandinata; calon pendamping di masa depan yang tanpa henti selalu
tesis ini.
10. Terakhir, peneliti ucapkan terima kasih sekali kepada seluruh pihak yang
belum sempat disebutkan di dalam tulisan ini. Akhir kata, tiada lain harapan
Aidina Rizki
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................................. xiv
ABSTRACT.............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................... 10
1.3 Batasan Masalah..................................................................................... 11
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................... 11
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................. 11
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3 Penelitian yang Relevan.......................................................................... 35
2.4 Kerangka teoritis.................................................................................... 41
4.1 Bentuk lingual dalam surat an-Nisā‟ yang menggunakan gaya bahasa
eufemisme............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 1.3 Teknik pengumpulan data, analalisis data dan jawaban rumusan masalah 53
Tabel 1.4 Bentuk-bentuk lingual gaya bahasa eufemisme dalam surat an-Nisā‟ 56
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No Judul
Halaman
Gambar 1.3 Model interaktif Miles dan Hubberman dan Sadana (2014) 52
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PEDOMAN TRANSLITERASI
Januari 1988.
A. Konsonan
ة Ba B Be
د Ta T Te
ط Jim J Je
د Dal D De
س Ra R Er
ط Sin S Es
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ع Dad ḍ De (dengan titik di bawah)
ؽ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Ki
ك Kaf K Ka
ه Lam L El
ً Mim M Em
ُ Nun N En
ٗ Waw W We
ٓ Ha H Ha
ٛ Ya Y Ye
B. Konsonan rangkap
Munawwarah‟
C. Vokal
1. Vokal tunggal
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
_َ (fathah) ditulis “a”, contoh : قشأ/ qaraa / „membaca‟
2. Vokal rangkap
D. Vokal panjang
ا---- dan ٛ---- (fatha) ditulis “”, contoh : ً قب/ qāma / ٚ قؼ/ qaḍā /
E. Ta Marbutah
“ha”
mukarramah‟
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ّخٍٞؼخ اإلعالٝ اى ّشش/ as-syari‟atul islamiyah / „Syari‟at islam‟
islam‟
mutawatir‟
F. Hamzah
Huruf hamzah ( ) ءdi awal kata dengan vokal tanpa didahului oleh tanda
aspostrof.
G. Lafzu al-Jalālah
hamza.
1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dinilai
suci‟
dianjurkan‟
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil
3. Kata sandang “al” di awal kalimat dan pada kata “Allah swt, al-
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
(Departemen Agama)
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
EUFEMISME DALAM SURAT AN-NISĀ‟
(KAJIAN SOSIO-PRAGMATIK)
Abstrak
Penelitian ini berhubungan dengan gaya bahasa eufemisme
dalam Alquran khususnya dalam surat an-Nisā yang dikaji
dari segi sosio-pragmatik. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan : 1) bentuk lingual dalam surat an-Nisā`
yang membicarakan wanita dan kaitan dengan
kehidupannya dengan menggunakan gaya bahasa
eufemisme (kināyah), 2) mendeskripsikan komponen
tindak tutur dalam kajian sosio-pragmatik untuk
menganalisis gaya bahasa eufemisme (kināyah) dalam
surat an-Nisā‟. Metode yang digunakan bersifat kualitatif,
yaitu dengan melakukan studi kepustakaan (library
reseach). Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu
dengan menggunakan teknik baca catat. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori etnografi
komunikasi. Temuan menunjukkan 1) bentuk lingual
dalam surat an-Nisā` yang membicarakan wanita dan
kaitan dengan kehidupannya dapat ditemukan sebanyak 71
ekspresi lingual yang dimasukkan dalam kategori bentuk
kata sebanyak 23 ekspresi lingual, bentuk frase sebanyak
20 ekspresi lingual dan bentuk kalimat sebanyak 28
ekspresi lingual. 2) delapan komponen tindak tutur
(speaking) dalam kajian sosio-pragmatik untuk
menganalisis gaya bahasa eufemisme (kināyah) ditemukan
keseluruhannya dalam surat an-Nisā‟ dan terdapat 3 bentuk
tindak tutur yaitu 29 tindak tutur pernyataan (deklaratif), 7
tindak tutur pertanyaan (interogatif) dan 33 tindak tutur
perintah (imperatif).
Kata kunci : Gaya bahasa, eufemisme, surat an-Nisā‟,
sosio-pragmatik.
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
EUPHISM IN SURAH AN-NISA’
(A SOCIO-PRAGMATIC STUDY)
ABSTRACT
xvi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
terhadap struktur intern bahasa itu sendiri. Kajian internal ini dilakukan dengan
kaitannya dengan masalah lain di luar bahasa. Sebaliknya, kajian bahasa secara
eksternal merupakan kajian yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar
bahasa, tetapi tetap berkaitan dengan pemakaian bahasa oleh para penuturnya.
Kajian bahasa secara eksternal ini tidak hanya menggunakan teori dan
prosedur linguistik saja, tetapi juga menggunakan teori atau disiplin ilmu lain
sebagainya.
berupa ilmu antardisiplin yang namanya merupakan gabungan dari disiplin ilmu
yang bergabung itu (Chaer dan Agustina, 1995: 1-2). Misalnya, disiplin ilmu
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
kajian bahasa yang bersifat eksternal antardisiplin ini juga bersifat terapan. Hal
ini berarti bahwa hasil kajiannya dapat dijadikan acuan untuk memecahkan
pemakaian bahasa. Hal ini tentu berbeda dengan kajian yang bersifat internal,
yang hanya melahirkan teori linguistik murni. Namun, seseorang yang terjun
mengenai kajian bahasa secara internal, seseorang akan mengalami kesulitan atau
penggabungan antara disiplin ilmu sosiologi dan pragmatik. Kedua disiplin ilmu
ini saling erat kaitannya. Oleh karena itu, untuk memahami sosiopragmatik
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses- proses sosial,
sosiologi meliputi; fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis, dan realitas
sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di
memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya
cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah)
diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang
ada dalam diri manusia. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah
berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak
prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian
normatif.
dalam hal penggunaan bahasa secara komunikatif. Levinson (1987: 1-53) cukup
konteks yang menjadi dasar dari penjelasan tentang pemahaman bahasa. (2)
dari adanya perkembangan bahasa yang digunakan dalam komunikasi. Hal ini
sejalan dengan pemikiran Firth (dalam I Dewa Putu Wijana, 1996: 5) yang
yang relevan dengan hal-hal yang sedang berlangsung, serta dampak- dampak
pada kenyataan bahwa penerapan prinsip kerja sama dan kesantunan berbeda
bahwa sosiopragmatik itu adalah salah satu dari dua sisi pragmatik, yang sisi
bertutur yang seharusnya dan yang biasa dilakukan oleh para penutur dalam
lingkungan masyarakatnya.
Kondisi sosial masyarakat Arab yang hidup dipadang pasir dalam suasana
alam yang kering dan tandus, hanya terdapat sedikit oase/wadi dan lahan sehingga
memaksa mereka untuk hidup berpindah-pindah dari satu wadi ke wadi yang lain
yang cukup besar untuk terjadinya peperangan antara satu kabilah dengan kabilah
buruk, yaitu mereka tidak menyukai anak perempuan karena tidak dapat diajak
berperang dan hidup keras. Mereka berharap keturunan anak laki-laki yang
banyak untuk regenerasi dalam kesatuan kabilah karena hanya dengan itu
kekuatan dan kehormatan kabilah dapat terjaga. Faktor cuaca yang tidak
bersahabat dan suasana kehidupan yang gersang, maka harapan yang menyelimuti
Munculnya nafsu binatang ini bersamaan dengan gaya hidup nomad (tanaqqul)
yang harus mereka jalani sangat berpengaruh terhadap karakter dan tabiat mereka,
rasa cinta kepada wanita lain, dan bahkan lebih dari pada itu mereka menyukai
Berkaitan ini, dalam tradisi sosial masyarakat Arab pra Islam, apabila istri
dalam keadaan menstruasi ia ditinggalkan begitu saja dan tidak pernah diberi
dengan memperbaiki dengan cara yang halus, agar kaum perempuan mempunyai
hak dan kewajiban yang sama dengan kaum laki-laki (Muzakki, 2009: 151).
َوإ ْن كٌ ْن ُ ُْت َّم ْر ََض َأ ْو عَ ََل َس َف ٍر َأ ْو َج َاء َأ َح ٌد ِ ّم ْن ُ ُْك َّم َن إلْغَائِطِ َأ ْو َال َم ْس ُ ُُت إل ِن ّ َسا ُء فَ َ َْل ََتِدُ ْوإ...
ِ
....َم ًاء فَتَ َي َم ُّم ْوإ َص ِع ْيدً إ َط ِ ّي ًبا
/wa in kuntum mardhā au „ala saparin au jāa aḥadun minkum min al-
gaiṭi au lā mastum an-nisāu falam tajidū māan fatayammamū
sha‟īdan thayyiban/‟ Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
debu yang baik (suci)‟.(QS. 5: 6).
diwajibkan atasnya berwudhu yaitu membasuh muka, tangan sampai dengan siku,
menyapu kepala, membasuh kaki sampai dengan kedua mata kaki jika hendak
mengerjakan shalat, jika sakit atau dalam perjalanan, jika kembali dari tempat
buang air (ghāith) dan jika menyentuh perempuan (lāmastum an-nisa‟) dan
isteri) selalu menggunakan preferensi atau pemilihan kata yang halus, sopan, dan
etis atau yang disebut dengan gaya bahasa eufemistik (kināyah) seperti pada kata
yang lebih halus, atau lebih sopan daripada kata atau kalimat yang akan
bahasa ini dimaksudkan untuk memperhalus kata-kata agar terdengar lebih sopan
halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar atau tidak
perbandingan yang mengganti satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama
artinya dengan maksud untuk menghindarkan kata yang bermakna tabu atau
Pada ayat ini Allah menggambarkan bahwa seorang istri diibaratkan seperti
ladang, jika ia dalam keadaan suci. Dalam fenomena sosial masyarakat Arab,
mereka tetap mencintai istrinya, seperti layaknya mereka menyukai ladang untuk
Secara psikologis, kalau bahasa yang digunakan itu vulgar atau sesuai
menjadi karakter hidup mereka dan karena itu untuk meredam sifat-sifat tersebut
Alquran sengaja menyampaikan dengan gaya bahasa kināyah, misalnya, kata yang
libās”. Menurut al-Shābūnī (t.t.: 478); “dalam tradisi bahasa Arab apabila kata
bersetubuh. Oleh sebab itu, Alquran sering mengungkap dengan kata “al-
Kedua, bahasa sebagai teks. Bahasa dalam bentuk teks ini selalu membawa
fungsi-fungsi sosial dari suatu proses sosial yang terdapat dalam masyarakat.
mendukung keberadaan teks tersebut, atau dengan kata lain, teks selalu berada
dalam konteksnya.
(Leech:1974).
176 ayat. Dinamakan an-Nisā` karena di dalam surat ini banyak dibicarakan hal-
hal yang berhubungan dengan wanita dan kehidupan. Surah lain yang banyak
juga membicarakan wanita adalah surah at-Talāq. Dalam hal ini dapat disebut
surat an-Nisā` dengan sebutan “an-Nisā` al-Kubra” sedangkan surat at-Talāq bisa
Surah ini mengulas beragam perihal mutlak yang terkait dengan wanita, rumah
hukum yang ada di dalam surat ini berbicara perihal wanita, karena memang surat
ini mengandung banyak keistimewaan yang luar biasa, maka peneliti tertarik
untuk mengulas dan mengkajinya secara lebih dalam dari sisi gaya bahasa
dialektis, di mana sifat-sifat dasar dan struktur bahasa tertentu merupakan refleksi
pesan moral dan kebenaran kepada masyarakat Arab dengan menggunakan gaya
bahasa tersebut.
dibandingkan surat-surat yang lain. Secara tidak langsung, bahasa Alquran banyak
Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
ialah:
surat an-Nisā‟.
pengembangan keilmuan, baik pada tataran teoritik maupun praktis. Pada tataran
analisis gaya bahasa eufemisme dalam surat an-Nisā‟, khususnya dari sudut
pandang sosio-pragmatik.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
2.1.1 Sosio-Pragmatik
merupakan kajian yang membatasi diri pada kondisi-kondisi sosial tertentu, dan
terikat pada data sosial tertentu, dan terikat pada data percakapan lokal. Hal inilah
kenyataan bahwa prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun beroperasi secara
dalam situasi-situasi sosial yang berbeda, dalam kelas-kelas sosial yang berbeda.
Contohnya penggunaan bahasa anak sekolah, atau interpretasi sopan santun yang
1993:15-16).
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Pragmatik Umum
Pragmalinguistik Sosio-Pragmatik
tersebut meliputi penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan
Konsep penutur dan lawan tutur ini juga mencakup penulis dan pembaca
yang berkaitan dengan penutur dan penutur ini adalah usia, latarbelakang sosial
2. Konteks tuturan
Konteks tuturan adalah konteks dalam semua aspek fisik atau setting sosial
yang relevan dari tuturan bersangkutan. Di dalam pragmatik konteks itu pada
3. Tujuan tuturan
maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang
sebaliknya, berbagai macam maksud dapat di utarakan dengan tuturan yang sama.
Pragmatik berhubungan dengan tindak verbal (verbal act) yang terjadi dalam
dikemukakan dalam kriteria keempat merupakan bentuk dari tindak tutur. Oleh
karena itu, tuturan yang dihasilkan merupakan bentuk dari tindak verbal.
Mengucapkan sesuatu adalah melakukan sesuatu, dan bahasa atau tuturan dapat
bahasa yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi, tindak
bahwa tindak tutur merupakan kegiatan bermakna dilakukan oleh manusia sebagai
tindak tutur dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi,
1. Tindak lokusi
dan kalimat sesuai dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah
Rahardi (2008:35) tindak tutur lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa
Tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah untuk
menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur. Jadi, dari
perspektif pragmatik tindak lokusi sebenarnya tidak atau kurang begitu penting
dalam tindak lokusi ini tidak dipermasalahkan fungsi tuturannya karena makna
yang terdapat dalam kalimat yang sesuai dengan apa yang diujarkan pendengar
atau lawan tutur karena tuturan itu tidak memerlukan tafsiran, dan sesuai dengan
situasi kondisi.
penutur.
2. Tindak Ilokusi
Menurut Rahardi (2008:35) tindak tutur ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu
pernyataan, tawaran, janji dan lain-lain dalam pengujaran. Jadi, yang dimaksud
ilokusi adalah tindak bahasa yang dibatasi oleh konvensi sosial, misalnya
demikian, dapat dikatakan bahwa tindak ilokusi tidak hanya berfungsi untuk
1) Asertif (Assertives)
2) Direktif (Directives)
merekomendasi (recomending).
3) Ekspresi (Expressive)
4) Komisif (Commisives)
5) Deklarasi (Declaration)
3. Tindak Perlokusi
dengan mengatakan sesuatu, seperti membuat jadi yakin, senang dan termotivasi.
menerima topik, menolak dan netral. Maksud yang terdapat dalam perlokusi
karena itu, makna yang terkandung dalam suatu ujaran sangat ditentukan oleh
kemampuan penafsiran dari mitra tutur. Penafsiran terhadap suatu ujaran atau
act) adalah hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ujaran (terhadap pendengar).
Perlokusi menurut Nababan (1987: 18) adalah hasil atau efek yang
ditimbulkan oleh ungkapan itu pada pendengar sesuai dengan situasi dan kondisi
pengucapan itu. Perlokusi menurut Wijana (1996:19) adalah efek bagi yang
berkaitan dengan situasi pengujaran. Jadi, yang dimaksud perlokusi adalah efek
1) Perlokusi Verbal
meminta maaf.
Jika lawan tutur menanggapi penutur dengan ucapan verbal yang disertai
bentuk ujaran atau lebih yang dilakukan oleh dua pihak yaitu “penutur” dan
“lawan tutur”, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat dan situasi
tertentu disebut dengan peristiwa tutur (Chaer, 2010:47). Jadi, interaksi yang
berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu
tutur. Menurut Hymes (dalam Chaer, 2010:48) ada delapan komponen yang harus
dipenuhi dalam peristiwa tindak tutur yang bila huruf-huruf pertamanya dirangkai
berikut :
yang berbeda.
2. P = Participants
penerima (pesan).
4. A = Act Sequences
Act sequences mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini
Key, mengacu pada nada, cara dan semangat di mana suatu pesan
sombong, dengan mengejek dan sebagainya. Hal ini dapat juga ditunjukkan
6. I = Instrumentalities
mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam,
atau register.
8. G = Genre
2.1.6 Eufemisme
Eufemisme berasal dari kata Yunani, eu yang berarti bagus dan phemeoo
yang berarti berbicara. Eufemisme adalah semacam acuan berupa ungkapan yang
tidak menyinggung perasaan orang atau ungkapan-ungkapan yang mungkin
dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugesti sesuatu yang tidak
menyenangkan. Contoh : Wanita itu adalah teman hidupnya selama ini (istri)
(Keraf, 1996:132).
memperhalus atau mempersopan. Kata tertentu diganti dengan kata lain yang
dianggap lebih mengacu kepada makna kata yang lebih halus atau sopan (Badudu,
1991:96). Eufemisme adalah pemakaian kata atau bentuk lain untuk menghindari
Yunani, yaitu euphemizein, yang berarti berbicara dengan kata-kata yang jelas dan
wajar. Eufemisme ini merupakan turunan dari kata eu “baik” dan phanai
baik. Jadi, eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti
ungkapan yang dianggap lebih kasar, yang dianggap merugikan atau tidak
menyenangkan.
yang lebih halus, atau lebih sopan daripada yang akan digantikan. Misalnya, kata
penjara atau bui diganti dengan ungkapan yang maknanya dianggap lebih halus,
jabatan, dan sebagainya. Eufimisme dapat juga disebut sebagai pemakaian kata-
kata atau bentuk lain untuk menghindari bentuk larangan atau tabu, misal frase
kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna lebih halus atau
lebih sopan daripada yang akan digantikannya. Dalam bahasa arab ungkapan
halus atau sopan yang digunakan untuk berak adalah ٓبَٞ دٗسح اىٚ اى. Dalam bahasa
Secara sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah, tetapi
secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah. Maksudnya dalam masa relatif
singkat, makna sebuah kata akan tetap sama, tidak mengalami perubahan, tetapi
dalam waktu relatif lama ada kemungkinan makna sebuah kata akan berubah.
Adanya kemungkinan ini bukan berlaku untuk semua kosakata yang terdapat
dalam sebuah bahasa, melainkan hanya terjadi pada sejumlah kata saja, yang
menggantikan simbol kata dengan yang baru, sehingga maknanya dapat bergeser.
Pada umumnya, terjadi pada kata-kata yang dianggap memiliki makna yang
dipensiunkan.
termasuk ke dalam gaya bahasa perbandingan. Gaya bahasa eufemisme ini disebut
“gila” disebut “kurang akal”. Dengan kata lain, eufemisme adalah bentuk
berkenan tersebut adalah tabu, ketakutan, dan tidak disenangi atau karena ada
alasan-alasan lain yang memiliki arti negatif untuk dipilih/dipakai dalam tujuan
komunikasi penutur pada situasi tertentu. Sebagai gaya bahasa, eufemisme adalah
Menurut Suparno (2000) eufemisme ada dalam setiap bahasa dan lazim
lebih halus,untuk menampilkan tuturan yang santun. sebagai salah satu strategi
Namun selama ini, ditemukan hal lain yang keluar dari tujuan semula
berlebihan sehingga apa yang ingin disampaikan tidak dapat tertangkap secara
tepat oleh pembaca atau pendengar. Memang tujuan eufemisme tersebut adalah
untuk bersopan santun ada penipuan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
eufemisme adalah sopan santun yang menipu. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena
balik eufemisme ini. Sehingga banyak pula di antara penggunaanya merasa aman
perkataan yang baik yang dapat menyenangkan oranglain dan memberi kesan
masyarakat sebuah kata bisa dianggap tidak sopan atau tabu, namun dimasyarakat
lain, kata itu bisa tidak memiliki makna tabu. Namun, kebanyakan kata yang
berbau seks atau bagian anggota tubuh yang biasanya ditutupi dianggap tabu oleh
Kinayah memiliki arti yang sama dengan eufemisme yaitu perkataan yang baik
yang dapat menyenangkan orang lain dan memberi kesan santun, tidak terdengar
kasar.
atas, maka Alquran, khususnya surat al-Nisā`, pada saat membicarakan tentang
hubungan suami isteri atau kalimat yang bersifat tabu mempergunakan pilihan-
pilihan bahasa yang halus, atau bahasa yang sesuai dengan tingkat intelektual
masyarakat yang berperadaban, misalnya, ayat 23, pada frase “dakhaltum” (kalian
adalah berhubungan suami isteri (al-Alūsī, 1994: 5). Sementara frase “dakhaltum”
sendiri, secara leksikal maknanya masuk, seperti pada surat al-Nur ayat 61:
...ِ ُهجَ َ َ خًت َ ِّلجَخًت ِ ٌْ َ ًْ ُ ِ ُ ْن رَ ِ َّيخًت ِّلهيْ ِػ َفَإ ِ َذا د ََخ ْلزُ ْن ثُ ُ ْىرًتب فَ َ لِّل ُو ْىا َػل...
makna leksikal. Dari makna leksikal ini, kemudian ia berubah menjadi makna lain
(gramatikal) bergantung pada obyeknya. Kalau obyeknya rumah, atau yang lain,
maka maknanya masuk, tetapi, jika obyeknya kata nisā` (perempuan), maka para
mufassir sepakat kata tersebut dipahami dengan pengertian mencampuri isteri atau
bersetubuh (jimak).
Contoh lain dalam Alquran kata jimak/bersetubuh juga diganti dengan kata
186:
Dalam ayat di atas kata “jimak” berkonotasi tidak sopan dan terkesan
vulgar, sedangkan rafats yang berarti bercanda terkesan lebih halus dan tidak
berkonotasi vulgar lagi. Oleh sebab itu fenomena euphemisme berjalan dengan
baik. Namun, kemudian, oleh bangsa Arab kata rafats tersebut dikembangkan
menguat dan pada akhirnya diterima di kalangan luas, dan kata rafats pun
dianggap sebagai kata asal untuk makna hubungan badan, sedangkan kata asal
kata-kata porno.
Pada surat lain, kata “jimak” yang berkonotasi vulgar juga diperhalus
... ِ ـ ُ ْوهُيَّي َواَ ًْزُ ْن ػَب ِـ ُ ْىىَ فِ ْ ا ْل َو َ ب ِا ِ فَب ْلئَيَ ثَب...
ِ َو َ ر َُتاـ... َشـ ُ ْوهُي
Kata jimak, berkonotasi tidak sopan dan vulgar, sedangkan basyiru yang
berarti kontaklah terkesan lebih halus dan tidak berkonotasi vulgar lagi. Oleh
sebab itu fenomena euphemisme berjalan dengan baik. Namun, kemudian, oleh
badan. Lambat laun penggunaan tersebut menguat dan pada akhirnya diterima di
kalangan luas, dan kata basyiru pun dianggap pula sebagai kata asal untuk makna
Selain itu kata jimak ( )اوبعjuga di perhalus dengan kata والغـ بى،فضبء
7:189)
5:6).
Demikian juga frase “istamta`tum” (kalian nikmati) pada ayat 24, yang
(Muhadhar, 111: 96) hanya maksud kata tersebut bergantung relasinya dengan
kata lain. Kalau ia terkait dengan dunia, atau benda-benda materi lainnya, maka
yang dimaksud adalah menikmati, tetapi, bila berkaitan dengan wanita, seperti
pada surat al-Nisā` ayat 24, maka pengertiannya adalah berhubungan suami isteri.
Inilah sebagai salah satu bentuk dari gaya bahasa eufemisme dalam Alquran.
Berkaitan dengan surat al-Nisā ayat 24, secara umum ayat tersebut
membicarakan tentang halalnya nikah mut`ah. Pada awal dakwah Islam, nikah
kali. Riwayat Ibn `Abbās dan sekelompok sahabat memperbolehkan nikah mut`ah
mengharamkan hingga hari kiamat (Katsir, 1991: 449). Berdasarkan Hadist ini
penyimpangan dapat dijelaskan sebagai berikut. Bila acuan yang digunakan itu
masih mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos.
Tetapi, bila sudah ada perubahan makna, entah berupa makna konotatif atau sudah
menyimpang jauh dari makna denotatifnya, maka acuan itu dianggap sudah
sebagai trope atau figure of speech. Istilah trope sebenarnya berarti “pembalikan”
dengan abad XVIII. Karena ekses yang terjadi sebelumnya, trope dianggap
sebagai penggunaan bahasa yang indah dan menyesatkan. Sebab itu, pada abad
XVIII istilah itu mulai diganti dengan figure of speech ( خٞ)ط٘سح ثالغ.
dengan pengertian yang sama, yaitu suatu penyimpangan bahasa secara evaluatif
atau secara emotif dari bahasa biasa, entah dalam: 1) ejaan, 2) pembentukan kata
memperoleh kejelasan, penekanan, hiasan, humor, atau sesuatu efek yang lain.
Trope atau figure speech dibagi menjadi dua, yaitu gaya bahasa retoris dan
konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. Sedangkan yang kedua merupakan
penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam bidang makna (Keraf, 2000:
129). Sementara gaya bahasa eufemisme merupakan bagian dari gaya bahasa
kiasan.
menggunakan kosakata yang memiliki sifat itu. Usaha menghaluskan ini dikenal
dengan nama eufimia atau eufemisme. Umpamanya, kata korupsi diganti dengan
hubungan kerja, dan kata babu diganti dengan pembantu rumah tangga dan kini
Teori Speaking Dell Hymes (1972) ada 8 komponen tutur yang harus
(SPEAKING)
pembicaraan. sunyi.
sebayanya.
membuktikan kesalahan
berkenaan
dengan kata
yang
digunakan,
bagaimana
pengunaannya.
Isi ujaran
berkenaan
dengan
hubungan
dikatakan
dengan topik
pembicaraan.
ujaran yang
digunakan.
pada penafsiran
lawan bicara.
bentuk sebagainya.
penyampaian.
yang telah dilakukan oleh peneliti yang digunakan sebagai acuan, untuk
secara keseluruhan. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
dalam kedua bahasa itu. Penelitian ini menggunakan konsep teori kesantunan
yang dikembangkan oleh Leech. Simpulan lain dalam penelitian tersebut, yaitu,
ujaran tidak sejajar dengan kesantunan berbahasa, dan kesantunan berbahasa itu
Nurdin (2004) dalam tesisnya yang berjudul Aplikasi Prinsip Kerja Sama
prinsip kerjasama, yaitu 87,2%, sedangkan yang tidak mematuhi sebesar 21,8%.
sedangkan yang tidak mematuhi prinsip kesantunan sebesar 39,5%. Penelitian ini
untuk kesantunan berbahasa dapat berbentuk kata, gabungan kata (frasa), kalimat,
latar budaya yang dianut penutur dengan berorientasi pada 44 sistem kepercayaan,
berdasarkan penanda dan kaidah bahasa yang santun, yaitu (1) penutur berbicara
wajar dengan akal sehat, (2) penutur mengedepankan pokok masalah yang
diungkapkan, (3) penutur selalu berprasangka baik kepada mitra tutur, (4) penutur
menggunakan sindiran jika harus menyampaikan kritik kepada mitra tutur, (6)
penutur mampu membedakan antara situasi bercanda dengan situasi serius, (7)
penutur bertutur mengenai topik yang dimengerti oleh mitra tutur, (8) penutur
mengemukakan sesuatu yang rumit dengan bentuk yang lebih sederhana, (9)
terpercaya jika harus membantah pendapat mitra tutur, dan (10) penutur
senantiasa berhati-hati ketika hendak bertutur agar apa yang dikatakan benar-
siswa dan guru dalam peristiwa tutur di lingkungan SMA Negeri 1 Surakarta,
antara lain (1) prinsip kearifan, (2) prinsip kemurahan hati dan kedermawanan, (3)
prinsip pemberian pujian atau penghargaan (reward), (4) prinsip kerendahan hati
dan kesederhanaan, (5) prinsip persetujuan atau kesepakatan, (6) prinsip simpatik,
dan (7) prinsip penghindaran penggunaan kata tabu dengan menggunakan gaya
bahasa eufemistik serta penggunaan kata pilihan honorifik. Ketiga, urutan atau
Negeri 1 Surakarta dari bentuk yang paling santun sampai bentuk yang paling
tidak santun, yaitu bentuk tuturan direktif; (1) rumusan saran, (2) rumusan
pertanyaan, (3) isyarat kuat, (4) isyarat halus, (5) pernyataan berpagar, (6) bentuk
tuturan direktif dengan pernyataan keharusan, (7) bentuk tuturan direktif dengan
pernyataan keinginan, (8) bentuk tuturan direktif dengan pernyataan eksplisit, (9)
peristiwa tutur di SMA Negeri 1 Surakarta, antara lain faktor kebahasaan dan non-
kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi; (1) pemakaian diksi yang tepat, (2)
pemakaian gaya bahasa yang santun, (3) pemakaian struktur kalimat yang baik
dan benar. Adapun faktor non-kebahasaan, meliputi; (1) topik pembicaraan, (2)
konteks situasi komunikasi, (3) intonasi dan aspek nada bicara, dan (4) pranata
Arni (2012) dalam tesisnya yang berjudul Kesantunan Tindak Tutur Direktif
direktif, prinsip dan strategi kesantunan bentuk tuturan direktif, dan faktor-faktor
kesantunan tindak tutur direktif MMD yaitu terdapat sepuluh jenis bentuk
direktif dalam MMD yaitu terdapat empat jenis bentuk ketidaksantunan tindak
tutur direktif. Kedua, strategi kesantunan tindak tutur direktif yang digunakan oleh
Baru, Kabupaten Kubu Raya Pontianak Kalimantan Barat yaitu terdiri atas
strategi positif dan strategi negatif. Strategi positif terdiri atas delapan bentuk,
sedangkan strategi negatif terdiri atas tujuh bentuk. Ketiga, faktor-faktor yang
Kubu Raya Pontianak Kalimantan Barat yaitu faktor bentuk kesantunan tindak
tutur direktif dan faktor penentu ketidaksantunan tindak tutur direktif. Penelitian
ini memberikan kontribusi terutama pada bentuk tindak tutur dan faktor yang
surat an-Nisā‟. Didalam penelitian ini akan dibahas memakai teori etnografi
komunikasi yang dipelopori oleh Dell Hymes (1972) tentang tindak tutur
dalam Alqur‟an. Untuk menganalisis ayat-ayat mana sajakah yang masuk kedalam
(dalam retorika bahasa arab) dan kitab-kitab tafsir Alquran yang akan menjawab
LINGUISTIK
INTERNAL EKSTERNAL
SOSIO-PRAGMATIK
SOSIOLOGI PRAGMATIK
EUFEMISME
BAHASA (TINDAK TUTUR
KESOPAN)
KONTEKS MAKNA
TUTURAN
tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam penelitian ini yang mana bahasa
sangat berkaitan dengan tindak tutur, konteks berkaitan dengan makna tuturan dan
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ialah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan dalam
penelitian yang digunakan ini bersifat kualitatif, yaitu dengan melakukan studi
kepustakaan (library reseach). Yang mana hampir semua sumber data baik yang
primer maupun sekunder berasal dari bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan
judul penelitian yang akan dibahas. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap
secara mendalam dan sistematis masalah-masalah yang berkaitan hal ihwal ayat-
sosial, dan perspektifnya dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan
karakteristik: (1) bersifat induktif, (2) melihat setting dan respon secara
keseluruhan atau holistik, (3) memahami responden dari titik tolak responden
sendiri, (4) validitas penelitian ditekankan pada kemampuan peneliti, (5) setting
penelitiannya alami, (6) mengutamakan proses dari pada hasil, (7) menggunakan
lapangan, dan (11) mengadakan analisis data sejak awal (Arikunto, 2006: 15-18).
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
naturalistic serta dapat memperoleh data yang lebih lengkap dan rinci.
deskriptif analitis, (2) bersifat induktif, (3) menggunakan teori yang sudah ada
sebagai pedoman dan pendukung, karena meski berangkat dari data namun tetap
saja teori digunakan sebagai fokus pembatas dari objek penelitian, (4) berfokus
pada makna yang terdapat dalam suatu fenomena yang diteliti, yang dapat digali
penelitian yang berjalan, bukan semata mengacu pada hasil yang ingin dicapai
(Kriyantono:2016).
bahasa dan sastra. Seperti yang diungkap Semi (t.t: 23), bahwa penelitian sastra
Menurut Sutopo (2006) sumber data adalah tempat data diperoleh dengan
dokumen. Sumber data penelitian dikenal dua jenis, yaitu data primer (utama) dan
data sekunder (pendukung). Karena penelitian ini melakukan studi pustaka, maka
Menurut Arikunto (2002), data merupakan segala fakta, angka, grafik, tabel,
gambar, lambang, kata dan huruf yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun
suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai
untuk suatu keperluan. Data penelitian ini adalah surat an-Nisā‟ ayat 1-176.
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya yang berkaitan,
baik dengan sumber data primer maupun sekunder (Arikunto, 1998: 236). Di
(wawancara). Maksudnya adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
profesionalitas dalam bidang yang dimaksud. Dengan demikian, data yang akan
baca catat (Sudikan:2007). Teknik baca catat digunakan untuk menambatkan data
tertulis yang digunakan sebagai bahan analisis ke dalam korpus data penelitian.
Teknik baca catat dilakukan dengan langkah berikut : (1) membaca dengan cermat
surat an-Nisā‟ dengan cermat dari awal hingga akhir dan (2) mencatat data tertulis
yang telah dipilih ke dalam korpus data, (3) membaca ulang untuk menguatkan
data tertulis yang akan dikumpulkan, (4) menentukan data tertulis yang akan
dipakai untuk analisis dalam penelitian ini, (5) mencatat keterkaitan data yang
satu dengan data lainnya untuk membangun interpretasi dan analisis data, (6)
memindahkan data tertulis ke dalam catatan data. Selain itu, analisis data sebagai
proses mencari dan mengatur secara sistematis data-data yang diperoleh melalui
dari Alquran surat an-Nisā‟ dari ayat 1-176, data diklarifikasi untuk mendapatkan
Tabel 1.2 : sebahagian data dari ayat-ayat eufemisme pada surat an-Nisâ‟
Surat Terjemahan
َ ِحوُّ ىَ ُن ٌْ أَ ُْ ر َِشصُ٘اٝ َِ آ ٍَُْ٘ا ََلَُّٖٝب اىا ِزََٝب أٝ Hai orang-orang yang
beriman, tidak halal bagi kamu
ؼيُٕ٘ اُِ ىِز َْزَٕجُ٘ا
ُ اىِّْ َغب َء مَشْ ًٕب ۖ َٗ ََل رَ ْؼ mempusakai wanita dengan
jalan paksa dan janganlah
ِ ََِ فَِٞؤْرٝ ُْ َزُ َُٕ٘ اُِ اِ اَل أْٞ َْغ ٍَب آر
ةب ِح َش ٍةخ ِ ثِجَؼ kamu menyusahkan mereka
ِ َِّْ ٍةخ ۚ َٗػَب ِششُٕٗ اُِ ثِ ْبى ََ ْؼشٍَُٞج
ُْ ِ ُٗف ۚ فَب karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang
ئًبْٞ أَ ُْ رَ ْن َشُٕ٘ا َشٰٚ َم ِش ْٕزُ َُٕ٘ اُِ فَ َؼ َغ telah kamu berikan kepadanya,
Keji terkecuali bila mereka
َ ْ َؼ َو اَٝٗ
. ًشاِٞ ًشا َمضْٞ ِٔ َخِٞهللاُ ف 19
melakukan pekerjaan keji yang
nyata dan bergaullah dengan
mereka secara patut. kemudian
bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah)
karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, Padahal
Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.
Dan
ؼ َو ا
ُهللا اىِّْ َغب ِء ثِ ََب فَ اَٚاى ِّش َجب ُه قَ٘اا ٍَُُ٘ َػي Kaum laki-laki itu adalah
pisahkanla
pemimpin bagi kaum wanita, 34
h mereka ِْ ٍِ ْغ َٗثِ ََب أَ ّْ َقُ٘ا
ثَؼ ٍةٰٚ َؼُٖ ٌْ َػي
َ ثَ ْؼoleh karena Allah telah
di tempat
ٌْ َُِ آ ٍَُْ٘ا ََل رَ ْق َشثُ٘ا اىظ َاالحَ َٗأَ ّْزَُّٖٝب اىا ِزََٝب أٝ Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu
رَ ْؼيَ َُ٘ا ٍَب رَقُ٘ىَُُ٘ َٗ ََل ُجُْجًبٰٚ َحزاٰٙ ُع َنب َس shalat, sedang kamu dalam
Keadaan mabuk, sehingga
ٌْ ُ رَ ْغزَ ِغيُ٘ا ۚ َٗاِ ُْ ُم ْْزٰٚ ٍةو َحزاِٞ َعجٛاِ اَل ػَبثِ ِش
kamu mengerti apa yang kamu
ٌْ َع َ ٍةش أَْٗ َجب َء أَ َح ٌرذ ٍِ ْْ ُنٰٚ َ أَْٗ َػيٰٚ ػ
َ ٍَْش ucapkan, (jangan pula hampiri
Kalian mesjid) sedang kamu dalam
Menyentu ٍَِِ ْاىغَبئِ ِؾ أَْٗ ََل ٍَ ْغزُ ٌُ اىِّْ َغب َء فَيَ ٌْ رَ ِ ذُٗا Keadaan junub, terkecuali
sekedar berlalu saja, hingga 43
h
ِّجًب فَب ٍْ َغحُ٘اَٞذًا ؽٞط ِؼ
َ َ اَ َُ٘اٍََٞب ًء فَز kamu mandi. dan jika kamu
ُن ٌْ ۗ اِ اُ اٝ ِذْٝ َثِ ُ٘جُ٘ ِٕ ُن ٌْ َٗأ sakit atau sedang dalam
هللاَ َمبَُ َػ ُ ًّ٘ا
musafir atau datang dari
.َغ ُ٘ ًسا tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak
mendapat air, Maka
bertayamumlah kamu dengan
َْٗذ ٍِ ِْ ثَ ْؼيَِٖب ُّ ُش٘ ًصا أْ َ َٗاِ ُِ ا ٍْ َشأَحٌر َخبفDan jika seorang wanita
khawatir akan nusyuz atau
ُظْ يِ َحبٝ ُْ َ ِٖ ََب أْٞ َػب فَ َال ُجَْب َح َػي ً اِ ْػ َشاsikap tidak acuh dari
suaminya, Maka tidak
د
ِ ؼ َشِ ْ ٌرش ۗ َٗأُحْٞ َُْٖ ََب ط ُْي ًحب ۚ َٗاىظُّ ْي ُح َخْٞ َث
mengapa bagi keduanya
ْاألَ ّْ ُظُ اى ُّش اح ۚ َٗاِ ُْ رُحْ ِغُْ٘ا َٗرَزاقُ٘ا فَب ِ اُ ا
َهللا Mengadakan perdamaian yang
sebenar-benarnya, dan
ُ
. ًشاَِٞمبَُ ثِ ََب رَ ْؼ ََيَُ٘ َخج perdamaian itu lebih baik (bagi
Nusyūz mereka) walaupun manusia itu 128
menurut tabiatnya kikir. dan
jika kamu bergaul dengan
isterimu secara baik dan
memelihara dirimu (dari
nusyuz dan sikap tak acuh),
Maka Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ada ditemukan kata, frase
dan kalimat yang merupakan contoh dari data ayat-ayat eufemisme dalam surat
lain untuk memperdalam pemahaman tentang fokus penelitian baik dari hasil
kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
Hubberman. Yang mana teknik analisis datanya dilakukan secara terus menerus
pengumpulan data, dengan alur tahapan: (1) pengumpulan data (data collection),
(2) reduksi data (data reduction), (3) penyajian data (data display), dan (4)
kesimpulan atau verifikasi (conclution drawing & verifying). Teknik analisis data
model Miles dan Hubberman dan Sadana (2014) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Pengumpula
n Data
Penyajian
Data
Reduksi
Data
Penarikan
Kesimpulan
Gambar 1.3 Model Interaktif Miles dan Hubberman dan Sadana (2014)
semua analisis data yang sudah dilakukan pada tahap pertama. Kegiatan utama
pada tahap ini adalah memperbaiki dan mempertajam analisis dan menarik
kesimpulan sementara. Semua kegiatan dalam analisis data ini selalu berpedoman
Keempat tahapan dalam proses analisis data tersebut tidak berjalan linier,
akan tetapi berjalan secara simultan. Dengan demikian, penulisan (draft atau
sejalan dengan proses pengumpulan dan analisis data. Sehingga sangat mungkin
terjadi bongkar pasang sejalan dengan ketika ditemukan data dan fakta baru. Akan
tetapi begitu sebaliknya jika ditemukan data yang dipandang tidak memiliki
relevansi dengan tujuan penelitian ini akan dikesampingkan. Untuk mencari ayat
Jami‟ al-Bayan „an ta‟wil ayil Qur‟an karya Ibn Jarir at-Tabari, Tafsir Ibnu Kasir,
dan Tafsir al-Misbah karya M.Quraisy Syihab. Penelitian ini menggunakan Teori
Tabel 1.3 Teknik pengumpulan data, analisis data dan menjawab rumusan
masalah.
02 Kesimpulan/Verifikasi
Data
- Uji Kebenaran
(mencari makna
secara menyeluruh,
melakukan
verifikasi ulang,
penarikan
kesimpulan, dan
kesimpulan akhir).
4.1. Bentuk lingual dalam surat an-Nisā` yang membicarakan wanita dan
kaitan dengan kehidupannya yang menggunakan gaya bahasa
eufemisme (kināyah).
Bentuk lingual (satuan lingual) satuan yang mengandung arti, baik arti
leksikal maupun arti gramatikal (Ramlan, 2001:27). Satuan lingual itu merupakan
satuan dalam struktur bahasa antara lain berwujud kata, frase dan kalimat
menjelaskan tentang wanita dan kehidupannya ditemukan beberapa kata, frase dan
kalimat yang menggunakan gaya bahasa eufemisme, yaitu sebuah gaya bahasa
perasaan. Adapun kata atau ungkapan yang terdapat dalam surat an-Nisā` yang
membicarakan wanita atau yang berkaitan dengan hubungan suami istri dengan
sebanyak 23, bentuk frase sebanyak 20 dan bentuk kalimat sebanyak 28.
yang menceritakan banyak hal tentang wanita maka secara psikologis pilihan kata
berbeda dengan pria. Selain itu ajaran syariat Islam dalam Alquran surat an-Nisā
larangan, nasehat dan ajaran tentang keimanan, ajaran tentang ibadah. Gaya
bahasa eufemisme (kināyah) ini sebagai nilai-nilai kesopanan dan estetika bahasa
Alquran dapat juga disebut sebagai santun bahasa yang diajarkan Allah kepada
umat manusia. Berikut adalah tabel 1.4 yang menunjukkan bentuk lingual gaya
Tabel 1.4 Bentuk-bentuk lingual yang berkaitan dengan kehidupan menggunakan gaya bahasa eufemisme dalam surat an-Nisa‟ ayat 1-176
.جًبَِٞسق
05 Ayat 5 اى ُّغ ََٖب َء/ as- - - Anak yatim Orang-orang yang Perlakuan
sufahāu yang belum belum sempurna terhadap
َج َؼ َو اَِٜٗ ََل رُ ْئرُ٘ا اى ُّغ ََٖب َء أَ ٍْ َ٘اىَ ُن ٌُ اىاز
ُهللا baligh atau akalnya. anak yatim
orang dewasa
َٖب َٗا ْمغُُٕ٘ ٌْ َٗقُ٘ىُ٘اَِٞب ًٍب َٗاسْ ُصقُُٕ٘ ٌْ فِٞىَ ُن ٌْ ق yang tidak dapat
.ىَُٖ ٌْ قَْ٘ ًَل ٍَ ْؼشُٗفًب mengatur harta
bendanya.
07 Ayat 8 ْ / al-اىقُشْ ثَ ٰٚ - - Tidak ada Kerabat Kewarisan
qurbā pertalian darah
ؼ َش ْاىقِ ْغ ََخَ أُٗىُ٘ ْاىقُشْ ثَ ْٰ َٗ ٚاىَٞزَب ٍَ ٰٚ
َٗاِ َرا َح َ
َٗ ْاى ََ َغب ِم ُِٞفَبسْ ُصقُُٕ٘ ٌْ ٍِ ُْْٔ َٗقُ٘ىُ٘ا ىَُٖ ٌْ قَْ٘ ًَل
ٍَ ْؼشُٗفًب.
08 Ayat 10 - - َٝؤْ ُميَُُ٘ فِ ٜثُطُِّ٘ ِٖ ٌْ Masuk kedalam Mereka itu Perlakuan
َّ / yaˋkulūnaبسًا neraka menelan api terhadap
اُِا اىا ِزَٝ َِٝؤْ ُميَُُ٘ أَ ٍْ َ٘ا َه ْاىَٞزَب ٍَ ٰ ٚظُ ْي ًَب اِّا ََب fī buṭūnihim seluruh perutnya anak yatim
nārān
َٝؤْ ُميَُُ٘ فِ ٜثُطُِّ٘ ِٖ ٌْ َّبسًا ۖ َٗ َعَٞظْ يَْ٘ َُ
َع ِؼٞشًا.
صُيُضَب ٍَب رَ َش َ
ك ۖ َٗاِ ُْ مَبّ ْ
َذ َٗا ِح َذحً فَيََٖب
َد ٍْ ٝةِ ۗ آثَب ُإ ُم ٌْ َٗأَ ْثَْب ُإ ُم ٌْ ََل رَ ْذسَُُٗ أَ ٌْ ُُّٖٝأَ ْق َشةُ
هللاِ ۗ اُِا ا
هللاَ َمبَُ َػيًَِ ٞب ؼخً ٍَِِ ا
ىَ ُن ٌْ َّ ْؼًب ۚ فَ ِشَ ٝ
ىَُِٖا َٗىَ ٌرذ فَبِ ُْ َمبَُ ىَُِٖا َٗىَ ٌرذ فَيَ ُن ٌُ اىشُّ ثُ ُغ ٍِ اَب
أُ ْخ ٌر
ذ فَيِ ُن ِّو َٗا ِح ٍةذ ٍِ ُْْٖ ََب اى ُّغذُطُ ۚ فَبِ ُْ مَبُّ٘ا
هللاِ ۗ َٗ ا
.ٌ ٌرِٞ ٌرٌ َحيِٞهللاُ َػي اخً ٍَِِ اٞط
ِ َٗ
12 Ayat 14 - ْض ا
َهللا ِ َؼٝ / ya‟ṣi - Melanggar Mendurhakai Allah Perzinahan
allāha perintah Allah
ْض ا
َُٓزَ َؼ اذ ُحذُٗ َدَٝٗ َُٔهللاَ َٗ َسعُ٘ى ِ َؼٝ ِْ ٍَ َٗ
ِِٖا أَسْ ثَ َؼخً ٍِ ْْ ُن ٌْ ۖ فَبِ ُْ َش ِٖذُٗاْٞ َفَب ْعزَ ْش ِٖذُٗا َػي َ ْاى َب ِح َشخ/ al- - - Zina atau Perbuatan Keji Perzinahan
faḥisyatun mesum
ِ ُُ٘ٞ ْاىجِٜفَؤَ ٍْ ِغ ُنُِٕ٘ا ف
َزَ َ٘فابُِٕاٝ ٰٚ د َحزا
َ ْ َؼ َو اٝ َْٗد أ
ً ِهللاُ ىَُِٖا َعج
.الٞ ُ ََْ٘ ْاى
15 Ayat 18 - - ًَبِٞأَ ْػزَ ْذَّب ىَُٖ ٌْ َػ َزاثًب أَى Api neraka Kami sediakan Perzinahan
/ a‟tadnā lahum siksa yang pedih
ِ ِّئَبَٞ ْؼ ََيَُُ٘ اى اغٝ َِٝذ اىزاْ٘ ثَخُ ىِيا ِز
ٰٚ د َحزا ِ َغْٞ ََٗى „aŻāban alīman
َ َِ َُ٘رَُُ٘ َُٕٗ ٌْ ُم اب ٌرس ۚ أُٗ ٰىَئٝ ََِٝٗ ََل اىا ِز
ل أَ ْػزَ ْذَّب
ۚ ئًبْٞ اِحْ ذَإُِا قِ ْْطَبسًا فَ َال رَؤْ ُخ ُزٗا ٍِ ُْْٔ َش menghasilkan
هللاِ َػيَ ُْ ٞن ٌْ ۚ َٗأُ ِح او ىَ ُن ٌْ ٍَب أَ ََْ ٝبُّ ُن ٌْ ۖ ِمز َ
َبة ا
َغ َْ ٞش ٍُ َغبفِ ِح ۚ َِٞفَ ََب ا ْعزَ َْزَ ْؼزُ ٌْ ثِ ِٔ ٍِ ُِْْٖا
د ْاى َُ ْئ ٍَِْب ِ
د فَ َِ ِْ ٍَب ٍَيَن ْ
َذ ْاى َُحْ َ
ظَْب ِ
د ٍَِِ فَ َؼيَ ِِْٖ ٞا ِّظْ فُ ٍَب َػيَْ ٚاى َُحْ َ
ظَْب ِ
َ ِة ۚ ٰ َرى
ُْ َ ْاى َؼَْذَ ٍِ ْْ ُن ٌْ ۚ َٗأَٜ ل ىِ ََ ِْ َخ ِش ِ ْاى َؼ َزا
22 Ayat 27 - - ًَبٞ ًْال َػ ِظٍَٞ يُ٘اَِٞ َأَ ُْ ر Meninggalkan Berpaling sejauh- Perzinahan
/ an tamīlu kebenaran jauhnya dari
َ َُزٝ ُْ َ ُذ أٝ ُِشٝ ُهللا
َِٝ ُذ اىا ِزٝ ُِشَٝٗ ٌْ ُنْٞ َ٘ة َػي َٗ ا mailan „azīmān kebenaran
23 Ayat 29 - - ٌْ َْ ُنْٞ َ ََل رَؤْ ُميُ٘ا أَ ٍْ َ٘اىَ ُن ٌْ ثJangan Janganlah kamu Warisan
ثِ ْبىجَب ِؽ ِو/ lā mengambil hak saling memakan
ٌْ َْ ُنْٞ ََِ آ ٍَُْ٘ا ََل رَؤْ ُميُ٘ا أَ ٍْ َ٘اىَ ُن ٌْ ثَُّٖٝب اىا ِزََٝب أٝ taˋkulū orang lain harta sesamamu
amwālakum dengan jalan yang
ثِ ْبىجَب ِؽ ِو اِ اَل أَ ُْ رَ ُنَُ٘ رِ َ ب َسحً ػ َِْ رَ َش ٍة
اع bainakum bathil
ٍِ ْْ ُن ٌْ ۚ َٗ ََل رَ ْقزُيُ٘ا أَ ّْ ُ َغ ُن ٌْ ۚ اُِا ا
ٌْ هللاَ َمبَُ ثِ ُن bilbāthili
. ًَبَٞس ِح
26 Ayat 34 - - َٗا ْٕ ُ شُُِٕٗا فِٜ Meninggalkan Pisahkanlah Hubungan
ْ / waاى ََ َ
ؼب ِج ِغ kewajiban mereka ditempat suami istri
ؼ َو ا
هللاُ اى ِّش َجب ُه قَ٘اا ٍَُُ٘ َػيَ ٚاىِّْ َغب ِء ثِ ََب فَ ا ihjurūhunna fi hubungan suami tidur
almadhāji‟i istri
ْغ َٗثِ ََب أَ ّْ َقُ٘ا ٍِ ِْ
ؼُٖ ٌْ َػيَ ٰ ٚثَؼ ٍة
ثَ ْؼ َ
اىالرِ ٜرَخَبفَُُ٘
هللاُ ۚ َٗ ا ىِ ْي َغ ِْ ٞ
ت ثِ ََب َح ِعَ ا
ٞال ۗ اُِا ا
هللاَ َمبَُ َػيًِّٞب َمجِٞشًا. رَ ْج ُغ٘ا َػيَ ِِْٖ ٞا َعجِ ً
28 Ayat 37 َِٝ ىِ ْينَبفِ ِش/ li - - Kikir, atau pelit Orang-orang kafir Hubungan
al-kafīrīna (kafir terhadap terhadap
َ َؤْ ٍُشَُُٗ اىْاَٝٗ ََُُ٘ ْج َخيٝ َِٝاىا ِز
بط ثِ ْبىج ُْخ ِو nikmat Allah) Allah dan
Manusia
هللاُ ٍِ ِْ فَؼْ يِ ِٔ ۗ َٗأَ ْػزَ ْذَّب
َ ْنزُ ََُُ٘ ٍَب آرَبُٕ ٌُ اَٝٗ
32 Ayat 44 - - ََ ْشزَشَُُٗ اىؼ َاالىَخٝ / Memilih sesat Mereka membeli Hubungan
yastarūna ad- kesesatan terhadap
ة ِ َّ َِ أُٗرُ٘اٝ اىا ِزَٚأَىَ ٌْ رَ َش اِى
ِ جًب ٍَِِ ْاى ِنزَبٞظ dhalāta Allah dan
Manusia
ِ َ ُذَُٗ أَ ُْ رٝ ُِشَٝٗ ََ ْشزَشَُُٗ اىؼ َاالىَخٝ
ؼيُّ٘ا
. َوِٞاى اغج
33 Ayat 46 - - َِْ ُ َح ِّشفَُُ٘ ْاى َنيِ ٌَ ػٝ Merubah arti Mereka merubah Indikator
ِٔ ػ ِؼ ِ ٍَ َ٘ا/ kata-kata, perkataan dari munafik
َِْ ُ َح ِّشفَُُ٘ ْاى َنيِ ٌَ ػٝ َِ َٕبدُٗاٍَِِٝ اىا ِز yuḥarrifūna al- tempat atau tempat-tempatnya
kalima „an menambah dan
َ َقُ٘ىَُُ٘ َع َِ ْؼَْب َٗ َػَٝٗ ِٔ ػ ِؼ
َْب َٗا ْع ََ ْغْٞ ظ ِ ٍَ َ٘ا mawādhi‟ihi mengurangi
ًِّٜب ثِؤَ ْى ِغَْزِ ِٖ ٌْ َٗؽَ ْؼًْب فَٞ َش ٍُ ْغ ََغٍة َٗ َسا ِػَْب ىْٞ َغ
ٌُ َُْٖشًا ىَُٖ ٌْ َٗأَ ْق َ٘ ًَ َٗ ٰىَ ِن ِْ ىَ َؼْٞ َٗا ّْظُشْ َّب ىَ َنبَُ َخ
ا
ً ِ ُْئ ٍَُُِْ٘ اِ اَل قَيٝ هللاُ ثِ ُن ْ ِش ِٕ ٌْ فَ َال
.الٞ
ً ٍَ ْؼ
.َُ٘ل
39 Ayat 61 - - ٍَب أَ ّْ َض َه ا
َٚهللاُ َٗاِى Al-Qur‟an Hukum yang telah Hubungan
اى اشعُ٘ه/ mā Allah turunkan dan terhadap
ٍَب أَ ّْ َض َه اٰٚ َ َو ىَُٖ ٌْ رَ َؼبىَْ٘ ا اِىَِٞٗاِ َرا ق
َٚهللاُ َٗاِى anzala allāhu wa kepada hukum Allah dan
ilā ar-rasūli Rasul Manusia
ُ َٝ َِِْٞذَ ْاى ََُْبفِقَٝاى اشعُ٘ ِه َسأ
َ ْْ ظ ُّذَُٗ َػ
ل
.طذُٗدًا
ُ
ىَ َ٘ َجذُٗا ا
. ًَبٞهللاَ رَ٘ااثًب َس ِح
45 Ayat 74 - - ََبحَٞ ْششَُُٗ ْاى َحٝ َِٝاىا ِز Orang-orang Orang-orang yang Hubungan
ِخ َش ِحَٟب ثِ ْبّْٞ اى ُّذ/ mukmin yang menukar kehidupan terhadap
ََبحَٞ ْششَُُٗ ْاى َحٝ َِٝهللاِ اىا ِز
ِو اِٞ َعجُِٜقَبرِوْ فٞفَ ْي alladzīna mengutamakan dunia dengan Allah dan
yashrūna al- kehidupan kehidupan akhirat Manusia
ِو اِٞ َعجُِٜقَبرِوْ فٝ ِْ ٍَ َٗ ۚ ِخ َش ِحَٟب ثِ ْبّْٞ اى ُّذ
ِهللا ḥayāta ad-dunyā akhirat
. ًَبٞ ِٔ أَجْ شًا َػ ِظَِٞ ْغيِتْ فَغَْ٘ فَ ُّ ْئرٝ َُْٗ ْقزَوْ أَٞف bi al-ākhirati
46 Ayat 77 - - ٌْ َ ُنٝ ِذْٝ َ ُم ُّ٘ا أ/ kuffū Hentikan Tahanlah tanganmu Hubungan
aidiyakum permusuhan dan dari berperang terhadap
ٌْ َ ُنٝ ِذْٝ َ َو ىَُٖ ٌْ ُم ُّ٘ا أَِِٞ قٝ اىا ِزَٚأَىَ ٌْ رَ َش اِى peperangan Allah dan
Manusia
َ ِ َُ٘ا اىظ َاالحَ َٗآرُ٘ا اى اضمَبحَ فَيَ اَب ُمزَِٞٗأَق
ت
أَ َج ٍةوٰٚ ََْب ْاىقِزَب َه ىَْ٘ ََل أَ اخشْ رََْب اِىْٞ ََمزَجْذَ َػي
ً ِ ِٖ ٌْ َعجْٞ ََػي
.الٞ
ٌْ َُْْٖٞ ََْ ُن ٌْ َٗثْٞ ََسقَجَ ٍةخ ٍُ ْئ ٍَِْ ٍةخ ۖ َٗاِ ُْ َمبَُ ٍِ ِْ قَْ٘ ٍةً ث
ُش َسقَجَ ٍةخٝ أَ ْٕيِ ِٔ َٗرَحْ ِشٰٚ ََخٌر ٍُ َغيا ََخٌر اِىٝق فَ ِذ
ضَب ٌرٍِٞ
هللاِ ۗ َٗ َمبَُ ا
ًَبِٞهللاُ َػي ِِ رَْ٘ ثَخً ٍَِِ اْٞ ٍُزَزَبثِ َؼ
. ًَبَٞح ِن
.ًْبٍُِٞج
55 Ayat 103 - - ََٚذ َػي ْ ّاُا اىظ َاالحَ مَب Shalat fardhu Sesungguhnya Hubungan
َِ ِمزَبثًب ٍَْ٘ قُ٘رًبٍِِْٞ ْاى َُ ْئ yang dilakukan sholat itu adalah terhadap
زُ ٌُ اىظ َاالحَ فَ ْبر ُمشُٗا اْٞ ؼ
َب ًٍبِٞهللاَ ق َ َفَبِ َرا ق / inna as-ṣalāta tepat waktu. kewajiban yang Allah dan
kānat „alā al- ditentukan Manusia
ٌْ ُاؽ ََؤَّْ ْْز
ْ ُجُْ٘ثِ ُن ٌْ ۚ فَبِ َراٰٚ ََٗقُؼُ٘دًا َٗ َػي
muˋminīna waktunya atas
ْ ّ َُ٘ا اىظ َاالحَ ۚ اُِا اىظ َاالحَ مَبِٞفَؤَق
ََٚذ َػي kitāban orang-orang yang
mauqūtan beriman.
.َِ ِمزَبثًب ٍَْ٘ قُ٘رًبٍِِْٞ ْاى َُ ْئ
. ًَبَٞح ِن
57 Ayat 107 - ًَبِٞ َخ٘ااًّب أَص/ - Penuh dengan Bergelimang dosa Hubungan
khawwānan dosa terhadap
َ ْخزَبَُُّ٘ أَ ّْ ُ َغُٖ ٌْ ۚ اُِاٝ ََِٝٗ ََل رُ َ ب ِدهْ َػ ِِ اىا ِز aṡīmān Allah dan
Manusia
. ًَبُِٞ ِحتُّ ٍَ ِْ َمبَُ َخ٘ااًّب أَصٝ هللاَ ََل
ا
د ا
َهللاِ فَغَْ٘ ف َ َِ ْ َؼوْ ٰ َرىٝ ِْ ٍَ َٗ
َ ْل ا ْثزِغَب َء ٍَش
ِ ػب
ََُ٘ ْذ ُػٝ ُْ َِ ْذ ُػَُ٘ ٍِ ِْ دُِّٗ ِٔ اِ اَل اَِّبصًب َٗاٝ ُْ ِا Arab Jahiliyah. Manusia
61 Ayat 123 - ٌْ ِّ ُنِّٞ ثِؤَ ٍَب/ - Khayalan Dengan angan- Hubungan
biamāniyyiku anganmu yang terhadap
ِ أَ ْٕ ِو ْاى ِنزَبِّٜ ِِّّ ُن ٌْ َٗ ََل أَ ٍَبِّْٞظ ثِؤَ ٍَب
ِْ ٍَ ۗ ة َ َٞى m kosong Allah dan
Manusia
َ ِ ْذ ىَُٔ ٍِ ِْ دُٗ ُِ اٝ ُ ْ َض ثِ ِٔ َٗ ََلٝ َ ْؼ ََوْ عُ٘ ًءاٝ
ِهللا
ِ َّ ًّب َٗ ََلَِٞٗى
.شًاٞظ
63 Ayat 130 - - ِٔ ِ ُم ًّال ٍِ ِْ َع َؼز/ Tiap-tiap jam Kecukupan kepada Biaya hidup
kullan min masing-masing dari
َُهللاُ ُم ًّال ٍِ ِْ َع َؼزِ ِٔ ۚ َٗ َمب
ُ ْغ ِِ اٝ َزَ َ اشقَبٝ ُْ َِٗا sa‟atihi limpahan
karunianya
ا
. ًَبٞهللاُ َٗا ِعؼًب َح ِن
ٰٚ َبَّللُ أَْٗ ى
شًا فَ اًِّٞب أَْٗ فَقَِْٞ ُن ِْ َغٝ ُْ َِِ اَِٞٗ ْاألَ ْق َشث
.شًاَِٞخج
65 Ayat 139 - - ََِٝزا ِخ ُزَُٗ ْاىنَبفِ ِشٝ Menjadikan Mengambil orang- Hubungan
َب َءِٞ أَْٗ ى/ orang-orang orang kafir menjadi terhadap
ُِ َُٗب َء ٍِ ِْ دَِِٞ أَْٗ ىَٝزا ِخ ُزَُٗ ْاىنَبفِ ِشٝ َِٝاىا ِز yattakhiŻūna al- kafir menjadi teman-teman Allah dan
kāfirīna „auliyāa pemimpin penolong Manusia
ََ ْجزَ ُغَُ٘ ِػ ْْ َذُٕ ٌُ ْاى ِؼ اضحَ فَبُِا ْاى ِؼ اضحََِٝ ۚ أٍِِْٞ ْاى َُ ْئ
66 Ayat 142 - - ٌْ ُٖ َُٕٗ َ٘ خَب ِد ُػ/ wa Allah Dan Allah akan Ancaman
huwa menyediakan membalas tipuan
ُخَب ِد ُػَُ٘ اٝ َِِٞاُِا ْاى ََُْبفِق
ٌْ ُٖهللاَ َُٕٗ َ٘ خَب ِد ُػ khādi‟uhum neraka untuk mereka (orang-
mereka (orang- orang munafik)
ٰٚ َ اىظ َاال ِح قَب ٍُ٘ا ُم َغبىََٚٗاِ َرا قَب ٍُ٘ا اِى orang munafik)
.الٞ َ ْز ُمشَُُٗ اٝ بط َٗ ََل
ً ِهللاَ اِ اَل قَي َ ُ َشاءَُُٗ اىْاٝ
َ ػيُّ٘ا
.ذًاٞػ َال ًَل ثَ ِؼ َ
70 Ayat 171 - - ٌْ ِْ ُنٝ ِدِٜ ََل رَ ْغيُ٘ا ف/ lā Janganlah kamu Janganlah kamu Ancaman
taghlū fī mengatakan melampaui batas
ِ َب أَ ْٕ َو ْاى ِنزَبٝ
ِْ ُن ٌْ َٗ ََل رَقُ٘ىُ٘اٝ ِدِٜة ََل رَ ْغيُ٘ا ف dīnikum nabi Isa a.s itu dalam agamamu
Allah,
ُِْ اثٚ َغٞ ُح ِػٞق ۚ اِّا ََب ْاى ََ ِغ
هللاِ اِ اَل ْاى َح ا
اََٚػي
sebagaimana
yang dikatakan
ٌَ َٝ ْ ٍَشٰٚ َهللاِ َٗ َميِ ََزُُٔ أَ ْىقَبَٕب اِى
َ ٌَ َسعُ٘ ُه اٝ ٍَْش
oleh orang-
َٗسُٗ ٌرح ٍِ ُْْٔ ۖ فَآ ٍُِْ٘ا ثِ ا
بَّللِ َٗ ُس ُعيِ ِٔ ۖ َٗ ََل رَقُ٘ىُ٘ا orang Nasrani
َٗ ِم ً
ٞال.
Peristiwa terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran
atau lebih yang dilakukan oleh dua pihak yaitu “penutur” dan “lawan tutur”, dengan satu
pokok tuturan, di dalam waktu, tempat dan situasi tertentu disebut dengan peristiwa tutur
(Chaer, 2010:47). Menurut Hymes (1972) ada delapan komponen yang harus dipenuhi dalam
peristiwa tindak tutur yang bila huruf-huruf pertamanya dirangkai menjadi akronim speaking.
Berikut ini analisis gaya bahasa eufemisme yang berkaitan dengan perspektif kajian sosio-
/ yā`ayyuhā an-nāsu t-taqū rabbakumu al-lażī khalaqakum min nafsi w-wāḥidati w-wa
khalaqa minhā zaujahā wabaṡṡa minhumā rijālan kaṡīra w-wanisā`an, wāttaqū allāha al-lażī
tasā`alūna bihi wa l-arḥāma, inna l-lāha kāna „alaikum raqīban/ „wahai manusia!
Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan
(Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri) nya; dan dari keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah
yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu‟. (QS.4:1)
*menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau meminta kepada
oranglain mereka mengucapkan nama Allah seperti as‟aluka billah artinya saya bertanya atau
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
175
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
10. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Ayat ini bertujuan untuk masyarakat Arab guna memelihara hubungan kekeluargaan
pasangan.
Ayat ini merupakan bentuk kewajiban serta anjuran kepada masyarakat Arab untuk
Intonasi yang disampaikan dalam ayat ini bersifat informatif yang mendeskripsikan
kewajiban bagi masyarakat Arab kala itu untuk bertaqwa kepada Allah yang
14. I = Instrumentalities
Merupakan informasi berupa bentuk pesan yang mengandung kewajiban langsung dari
16. G = Genre
Feminisme.
2. Kata ا ْل َزَب َه ٰى/ al-yatāma /‟anak-anak yatim‟, tercantum pada surat an-Nisā ayat 2 :
. ًشاِٞ أَ ٍْ َ٘اىِ ُن ٌْ ۚ اِّأُ َمبَُ حُ٘ثًب َمجٰٚ َت ۖ َٗ ََل رَؤْ ُميُ٘ا أَ ٍْ َ٘اىَُٖ ٌْ اِى
ِ ِّٞش ثِبىطاٞ
َ ِ أَ ٍْ َ٘اىَُٖ ٌْ ۖ َٗ ََل رَزَجَ اذىُ٘ا ْاى َخجٰٚ ٍَ َزَبَٞٗآرُ٘ا ْاى
2. P = Participants
Penutunya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi kepada masyarakat Arab untuk tidak menukar harta anak yatim
dengan yang buruk dan memakan harta mereka karena itu merupakan dosa yang besar.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk larangan terhadap orang yang suka memakan harta anak
yatim.
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dan tegas melarang untuk memakan harta
anak yatim.
6. I = Instrumentalities
Merupakan bentuk pesan yang mengandung larangan untuk memakan harta anak yatim.
8. G = Genre
Feminisme
senangi : dua, tiga, atau empat‟, tercantum pada surat an-Nisā‟ ayat 3:
/ wa`inkhiftum `alla tuqsiṭū fī alyatāmā fā n-kiḥū māṭāba lakum m-mina an-nisā`i maṡnā
waṡulāṡa warubā„a, fa`in khiftum alla ta„dilū fawāḥidatan awmā malakat aimānukum, żālika
adnā alla ta„ūlū/ „Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain)
yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu
berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu
miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim‟. (QS. 4:3)
*berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam memenuhi kebutuhan istri seperti, pakaian,
*islam membolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat ini poligami
sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad SAW. Ayat
*hamba sahaya dan perbudakan dalam pengertian ini sampai sekarang sudah tidak ada.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi kepada masyarakat Arab untuk tidak berpoligami jika tidak bisa
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk anjuran terhadap masyarakat arab untuk hanya memiliki
6. I = Instrumentalities
Merupakan bentuk pesan yang mengandung larangan untuk berpoligami jika tidak bisa
berbuat adil.
8. G = Genre
Feminisme
4. Kata ال ُّد َ َهب َء/ as-sufahāu /‟pemberian dengan penuh kerelaan‟, tercantum pada
ayat 4 :
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penutur nya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi kepada masyarakat Arab jika memberikan mas kawin kepada
perempuan hendaklah penuh kesukarelaan dari kedua belah pihak dan jika mereka
memberikan sebahagian dari mahar itu maka hendaklah diterima dengan senang hati.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk anjuran terhadap masyarakat arab untuk memberikan mas
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dalam pemberian mas kawin secara
sukarela.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
5. Kata ال ُّد َ َهب َء/ as-sufahāu /‟orang-orang yang belum sempurna akalnya‟, tercantum
pada ayat 5:
/ walātu`tū as-sufahā`a `amwālakumu al-latī ja„ala allāhu lakum qiyāman wārzuqūhum fīhā
wāksūhum waqūlūlahum qaulan ma„rūfan/ „Dan janganlah kamu serahkan kepada orang
yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik‟. (QS.4:5)
*orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum baligh (dewasa) atau
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi kepada masyarakat Arab agar tidak memberikan harta kepada
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk anjuran terhadap masyarakat arab untuk memberikan
pakaian, belanja dan ucapan yang baik kepada orang yang belum sempurna akalnya
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dalam perlakuan kepada orang yang
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ayat 6:
ِْ ٍَ َٗ ۚ َ ْنجَشُٗاٝ ُْ َ ِٖ ٌْ أَ ٍْ َ٘اىَُٖ ٌْ ۖ َٗ ََل رَؤْ ُميَُٕ٘ب اِ ْع َشافًب َٗثِذَا ًسا أْٞ َ اِ َرا ثَيَ ُغ٘ا اىِّْ َنب َح فَب ِ ُْ آَّ ْغزُ ٌْ ٍِ ُْْٖ ٌْ ُس ْشذًا فَب ْدفَؼُ٘ا اِىٰٚ َحزاٰٚ ٍَ َزَبَٞٗا ْثزَيُ٘ا ْاى
.جًبٞبَّللِ َح ِغ ِ َؤْ ُموْ ثِ ْبى ََ ْؼشٞ ًشا فَ ْيِٞف ۖ َٗ ٍَ ِْ َمبَُ فَق
ثِ اٰٚ َ ِٖ ٌْ ۚ َٗ َمْٞ َ ِٖ ٌْ أَ ٍْ َ٘اىَُٖ ٌْ فَؤ َ ْش ِٖذُٗا َػيْٞ َُٗف ۚ فَب ِ َرا َدفَ ْؼزُ ٌْ اِى ْ ِ َ ْغزَ ْؼًّٞب فَ ْيَِْٞمبَُ َغ
/ wābtalū al-yatāmā ḥattā `iżā balagū an-nikāḥa, fa`in `ānastum minhum rusydān fādfa„ū
`ilaihim `amwālahum, walā ta`kulūhā `isrāfān wabidārān `an yakbarū, waman kāna
ganiyyan falyasta„fif, waman kāna faqīran falya`kul bīlma„rūfi, fā`iżā dafa„tum `ilaihim
`amwālahum fa`asyhidū „ailaihim, wakafā bīillāhi ḥasībān/ „Dan ujilah anak-anak yatim itu
saampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian, jika menurut pendapatmu, mereka
telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan
janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah
kamu) tergesa-gesa (menyerahkannya) sebelum mereka sewasa. Siapa (di antara pemelihara
itu) yang mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu),
dan siapa yang miskin, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut.
Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu
adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas‟. (QS.4:6)
*mengadakan penyelidikan terhadap mereka tentang keagamaan, usaha-usaha mereka,
kelakuan dan lain-lain sampai diketahui bahwa anak itu dapat dipercayai.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi kepada masyarakat Arab agar menguji anak yatim terlebih
dahulu sampai mereka cerdas untuk memberikan hak harta mereka dan menyediakan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk anjuran terhadap masyarakat arab untuk memberikan harta
anak yatim jika kiranya sudah anggap cerdas dan bertanggung jawab.
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dalam pemberian harta anak yatim.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
.ُِ فَبسْ ُصقُُٕ٘ ٌْ ٍِ ُْْٔ َٗقُ٘ىُ٘ا ىَُٖ ٌْ قَْ٘ ًَل ٍَ ْؼشُٗفًبٞ َٗ ْاى ََ َغب ِمٰٚ ٍَ َزَبٞ َٗ ْاىٰٚ َؼ َش ْاىقِ ْغ ََخَ أُٗىُ٘ ْاىقُشْ ث
َ َٗاِ َرا َح
kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu
(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik‟ (QS. 4:8)
*kerabat yang tidak mempunyai hak waris dan harta warisan
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penutur oleh Allah swt, pengirim oleh Malaikat Jibril, pendengar oleh Nabi dan Rasul
Memberikan informasi kepada masyarakat Arab agar memberi sekedarnya dari harta
anak yatim tersebut jika disaat pembagiannya dihadiri oleh kerabat dan orang-orang
miskin.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk anjuran terhadap masyarakat arab untuk memberikan harta
anak yatim jika disaat pembagiannya dihadiri oleh kerabat dan orang-orang miskin.
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dalam pemberian harta anak yatim.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
8. Kalimat َأْ ُ لُىىَ فِ ثُطُىًِ ِه ْن ًَب ًتاا/ yaˋkulūna fī buṭūnihim nāran /‟Mereka itu menelan
. ًشاَٞظْ يَْ٘ َُ َع ِؼٞ ثُطُِّ٘ ِٖ ٌْ َّب ًسا ۖ َٗ َعَِٜؤْ ُميَُُ٘ فٝ ظُ ْي ًَب اِّا ََبٰٚ ٍَ َزَبَٞؤْ ُميَُُ٘ أَ ٍْ َ٘ا َه ْاىٝ َِٝاِ اُ اىا ِز
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi kepada masyarakat Arab bahwa memakan harta anak yatim
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk himbauan terhadap masyarakat Arab bahwa balasan dari
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dalam balasan memakan harta anak
yatim.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
9. Frase ُ و ُ ُن َّي
ِ ُى/ yūṣīkumu allāhu /‟Allah mensyari‟atkan bagimu‟, tercantum
ُ َُ ُن ِْ ىَُٔ َٗىَ ٌرذ َٗ َٗ ِسصَُٔ أَثَ َ٘آُ فَ ِِلُ ٍِّ ِٔ اىضُّيٝ ٌْ َك اِ ُْ َمبَُ ىَُٔ َٗىَ ٌرذ ۚ فَب ِ ُْ ى
ش ۚ فَب ِ ُْ َمبَُ ىَُٔ اِ ْخ َ٘حٌر َ ِٔ ىِ ُن ِّو َٗا ِح ٍةذ ٍِ ُْْٖ ََب اى ُّغذُطُ ٍِ اَب رَ َشْٝ َ٘ ََٗ ِألَث
هللاِ ۗ اِ اُ ا
َُهللاَ َمب َ ُُّٖٝ ٌْ أَ ْق َشةُ ىَ ُن ٌْ َّ ْؼًب ۚ فَ ِشَٝ ٍةِ ۗ آثَب ُإ ُم ٌْ َٗأَ ْثَْب ُإ ُم ٌْ ََل رَ ْذسَُُٗ أْٝ ثَِٖب أَْٗ َدٜط
ؼخً ٍَِِ ا ِ َٗ فَ ِِلُ ٍِّ ِٔ اى ُّغذُطُ ٍِ ِْ ثَ ْؼ ِذ
ِ ُ٘ٝ ا ٍةخٞط
/ yūṣīkulu allāhu fī `aulādikum liżżakari miṡlu ḥaẓẓi al-`unṡayaini, fa`inkunna nisā`an fauqa
ṡnataini falahunna ṡuluṡā mātaraka, wa`in kānat wāḥidatan falahā an-niṣfu, wali`abawaihi
likulli wāhidin minhumā as-sudusu mimmā taraka `inkāna lahū waladun, fa`inlam yakun
lahū waladun wawariṡahū `abawāhu fali`ummihi aṡ-ṡuluṡu, fainkāna lahū `ikhwatun
fali`ummihi as-sudusu mimba„di waṣiyyatin yūṣī bihā `audainin, `ābā`ukum wa`abnā`ukum,
lā tadrūna `ayyuhum `aqrabulakum naf„an, farīḍatan mina allāhi, `inna allāha kāna „alīman
ḥakīman/ „Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk)
anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak
perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka
bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu
seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua
ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang
meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia
diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang
meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah
dibayar) hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa
di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana‟. (QS.4:11)
*bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki lebih berat
dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi nafkah (lihat surat an-
Nisā‟ (4):34 ).
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk pembagian harta
warisan.
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dalam petunjuk pembagian harta warisan
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ۚ ِْ ٍةَِٝ ثَِٖب أَْٗ َدٞط ِ َٗ َ ُن ِْ ىَٖ اُِ َٗىَ ٌرذ فَب ِ ُْ َمبَُ ىَٖ اُِ َٗىَ ٌرذ فَيَ ُن ٌُ اىشُّ ثُ ُغ ٍِ اَب رَ َش ْمَِ ۚ ٍِ ِْ ثَ ْؼ ِذٝ ٌْ َك أَ ْص َٗا ُج ُن ٌْ اِ ُْ ى
ِ ُ٘ٝ ا ٍةخٞط َ َٗىَ ُن ٌْ ِّظْ فُ ٍَب رَ َش
َ ِذ فَيِ ُن ِّو َٗا ِح ٍةذ ٍِ ُْْٖ ََب اى ُّغذُطُ ۚ فَب ِ ُْ َمبُّ٘ا أَ ْمضَ َش ٍِ ِْ ٰ َرى
ِ ُ اىضُّيِٜل فَُٖ ٌْ ُش َش َمب ُء ف
ِْ ٍِ ۚ ش س َم َالىَخً أَ ِٗ ا ٍْ َشأَحٌر َٗىَُٔ أَ ٌرخ أَْٗ أُ ْخ ٌر
ُ ُ٘ َسٝ َمبَُ َس ُج ٌرو
هللاِ ۗ َٗ ا
.ٌ ٌرِٞ ٌرٌ َحيِٞهللاُ َػي اخً ٍَِِ اٞط َ ٍُ َشْٞ ٍةِ َغْٝ ثَِٖب أَْٗ َدٰٚ ط
ِ َٗ ۚ ؼب ٍّس ِ َٗ ثَ ْؼ ِذ
َ ُ٘ٝ ا ٍةخٞط
/ walakum niṣfu mātaraka `azwājukum `inlam yaku l-lahunna waladun, fa`in kāna lahunna
waladun falakumu ar-rubu„u mimmā tarakna mimba‟di waṣiyyati y-yūṣīna bihā `audainin,
walahunna ar-rubu‟u mimmā taraktum inlam yaku l-lakum waladun, fa`inkāna lakum
waladun falahunna aṡ-ṡumunu mimmā taraktum mimba‟di waṣiyyatin tūṣūna bihā `audainin,
wa `inkāna rajulu y-yūraṡu kalālatan `awimrā`atu w-walahū `aḥun `au `ukhtun falikulli
wāḥidi m-minhumā as-sudusu, fa`inkānū `akṡara min żālika fahum syurakā`u fī aṡ-ṡuluṡi
mimba‟di waṣiyyati y-yūṣā bihā `audainin, gaira muḍārrin, waṣiyyata m-mina allāhi, wa
allāhu „alīmun ḥalīmun/ „Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu)
itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya
setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) hutangnya. Para istri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika
kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) hutang-
hutangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-
laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang,
maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang
dibuatnya atau (dan setelah dibayar) hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli
waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun‟.(QS.4:12)
*menyusahkan kepada ahli waris ialah tindakan-tindakan seperti : (a) mewasiatkan lebih dari
sepertiga harta peninggalan, (b) berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan.
Sekalipun kurang dari sepertiga jika ada niat mengurangi hak waris, juga tidak
diperbolehkan.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa Allah telah mensyari‟atkan dan menentukan hak warisan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk pembagian harta
warisan.
Intonasi yang disampaikan bersifat informatif dalam petunjuk pembagian harta warisan
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
َ َِٖب ۚ َٗ ٰ َرىَِِٞ فٝ ٍِ ِْ رَحْ زَِٖب ْاألَ َّْٖب ُس َخبىِ ِذٛد رَ ْ ِش
.ٌُ ٞل ْاى َْ٘ ُص ْاى َؼ ِظ ُ ْذ ِخ ْئُ َجْاب ٍةٝ َُٔهللاَ َٗ َسعُ٘ى
ُ ِط ِغ اٝ ِْ ٍَ َٗ ۚ ِهللا َ رِ ْي
ل ُحذُٗ ُد ا
/ tilka ḥudūdu allāhi, wama y-yuṭi‟I allāha warasūlahū yudkhilhu jannatin tajrī min taḥtihā
al-`anhāru khālidīna fīhā, wa żālika al-fauzu al-„aẓīmu/ „Itulah batas-batas (hokum) Allah.
Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dia akan memasukkannya ke dalam surga-
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah
kemenangan yang agung‟. (QS.4:13)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa Allah telah menetapkan barangsiapa yang taat kepadanya
maka surga adalah balasannya yang mana mengalir dibawahnya sungai-sungai dan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung arahan dan petunjuk bagi
kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
12. Frase َ ِ َّي َ ْؼ/ ya‟ṣi allāha /‟Mendurhakai Allah‟, tercantum pada ayat 14:
َٖب َٗىَُٔ َػ َزاةٌر ٍُ ِٖ ٌرُِٞ ْذ ِخ ْئُ َّب ًسا َخبىِذًا فٝ َُٓزَ َؼ اذ ُحذُٗ َدَٝٗ َُٔهللاَ َٗ َسعُ٘ى
.ِٞ ْض اِ َؼٝ ِْ ٍَ َٗ
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
kepadanya maka neraka adalah balasannya dan akan mendapatkan azab yang paling
hina.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung arahan dan petunjuk bagi
kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
13. Frase َزَ َىفَّيبهُيَّي/ yatawaffāhunna /‟Mereka menemui ajalnya‟ dan kata َـخ
َ ا ْل َب ِح/ al-
َْٗد أ ِ ُُ٘ٞ ْاىجِٜ ِٖ اِ أَسْ ثَ َؼخً ٍِ ْْ ُن ٌْ ۖ فَب ِ ُْ َش ِٖذُٗا فَؤ َ ٍْ ِغ ُنٕ٘ اُِ فْٞ ََِ ْاى َب ِح َشخَ ٍِ ِْ ِّ َغبئِ ُن ٌْ فَب ْعزَ ْش ِٖذُٗا َػيَِٞؤْرٝ ِٜاىالر
ُ ََْ٘ َزَ َ٘فابٕ اُِ ْاىٝ ٰٚ د َحزا َٗ ا
َ ْ َؼ َو اٝ
ً ِهللاُ ىَٖ اُِ َعج
.الٞ
*menurut sebagian besar mufassir ialah perbuatan zina, sedang menurut pendapat yang lain
ialah segala perbuatan mesum seperti zina, homoseks, dan yang sejenisnya. Menurut
*menurut sebagian besar mufassir jalan yang lain itu ialah jalan yang lain itu ialah dengan
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
kepadanya maka neraka adalah balasannya dan akan mendapatkan azab yang paling
hina.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung arahan dan petunjuk bagi
kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
14. Kata ثِ َ َهبلَ ٍضخ/ bijahālatin /‟dengan kejahilan‟, tercantum pada ayat 17 :
/ `innamā at-taubatu „alā allāhi lillażīna ya‟malūna as-sū`a bijahālatin ṡumma yatūbūna min
qarībib fa`ūlā`ika yatūbu allāhu „alaihim, wakāna allāhu „alīman ḥakīman/ „Sesungguhnya
bertaubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena
tidak mengerti, kemudian segera bertaubat. Taubat mereka itulah yang diterima Allah. Allah
Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS.4:17)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
15. Kalimat َ ْػزَ ْ ًَب لَ ُه ْن َػ َ اثًتب َلِ ًتوب/ a‟tadnā lahum „aŻāban alīman „kami sediakan siksa
ََ َُ٘رَُُ٘ َُٕٗ ٌْ ُم اب ٌرس ۚ أُٗ ٰىَئِلٝ ََُِٝ َٗ ََل اىا ِزْٟذ ْا ُ ََْ٘ ؼ َش أَ َح َذُٕ ٌُ ْاى
ُ رُجِِّّٜد قَب َه ا ِ ِّئَبَٞ ْؼ ََيَُُ٘ اى اغٝ َِٝذ اىزاْ٘ ثَخُ ىِيا ِز
َ اِ َرا َحٰٚ د َحزا ِ َغْٞ ََٗى
/ wa laisati at-taubatu lillażīna ya‟malūna as-sayyi`āti, ḥattā `iżā ḥadara `aḥadahumu al-
mautu qāla `innī tubtu al`āna wa lā allażīna yamūtūna wahum kuffārun, `ūlā`ika
`a‟tadnālahum „ażāban `alīman/ „Dan taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang
melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka,
(barulah) dia mengatakan, “saya benar-benar bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula
diterima taubat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi
orang-orang itu telah kami sediakan azab yang pedih‟. (QS.4:18)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penutur oleh Allah swt, pengirim oleh Malaikat Jibril, pendengar oleh Nabi dan Rasul
Memberikan informasi bahwa tidak diterimanya taubat seseorang oleh Allah hingga
apabila datang ajal kepadanya dan dia mengatakan bahwa dirinya benar-benar
bertaubat.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ِ َ َِِ ثَِٞؤْرٝ ُْ َزُ َُٕ٘ اُِ اِ اَل أْٞ َْغ ٍَب آر
ۚ َِّْ ٍةخَٞبح َش ٍةخ ٍُج ِ ؼيُٕ٘ اُِ ىِز َْزَٕجُ٘ا ثِجَؼ
ُ َ ِحوُّ ىَ ُن ٌْ أَ ُْ ر َِشصُ٘ا اىِّْ َغب َء مَشْ ًٕب ۖ َٗ ََل رَ ْؼٝ َِ آ ٍَُْ٘ا ََلَُّٖٝب اىا ِزََٝب أٝ
َ ْ َؼ َو اَٝٗ ئًبْٞ أَ ُْ رَ ْن َشُٕ٘ا َشٰٚ ُٗف ۚ فَب ِ ُْ َم ِش ْٕزُ َُٕ٘ اُِ فَ َؼ َغ
. ًشاِٞ ًشا َمضْٞ ِٔ َخِٞهللاُ ف ِ َٗػَب ِششُٕٗ اُِ ثِ ْبى ََ ْؼش
*ayat ini tidak berarti bahwa mewariskan perempuan tidak dengan jalan paksa dibolehkan,
menurut sebagian adat Arab jahiliyah apabila seseorang meninggal, maka anaknya yang
tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. Janda tersebut boleh dinikahi
sendiri atau dinikahkan dengan oranglain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penutur oleh Allah swt, pengirim oleh Malaikat Jibril, pendengar oleh Nabi dan Rasul
Memberikan informasi bahwa tidak boleh mewarisi istri dengan jalan paksa dan gauilah
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung larangan bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
. ًْبِٞئًب ۚ أَرَؤْ ُخ ُزَُّٗٔ ثُ ْٖزَبًّب َٗاِ ْص ًَب ٍُجْٞ زُ ٌْ اِحْ ذَإ اُِ قِ ْْطَب ًسا فَ َال رَؤْ ُخ ُزٗا ٍِ ُْْٔ َشْٞ َط َٗآر َٗاِ ُْ أَ َس ْدرُ ٌُ ا ْعزِ ْجذَا َه َصْٗ ٍة
ط ٍَ َنبَُ َصْٗ ٍة
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penutur oleh Allah swt, pengirim oleh Malaikat Jibril, pendengar oleh Nabi dan Rasul
Memberikan informasi bahwa tidak boleh mengambil harta istri yang sudah diberikan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung larangan bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
18. Kalimat ٍض ض ُ ْن ِلَ ٰى ثَ ْؼ َ َ ْف/ afḍā ba‟ḍukum ilā ba‟ḍin /‟sebagian kamu telah
ُ ض ٰى ثَ ْؼ
/ wa kaifa ta`khużūnahū wa qad `afḍā ba‟ḍukum `ilā ba‟ḍi w-wa `akhażna minkum m-
mīṡāqan galīẓan/ „Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah
bergaul satu sama lain (suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian
yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu‟.(QS.4:21)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa tidak mungkin mengambil kembali harta yang sudah
diberikan kepada istri yang sudah digauli karena sudah ada ikatan pernikahan.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung larangan bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
19. Frase ُ َّيه َهبدُ ًِ َ بئِ ُ ْن/ ummahātu nisāikum /‟ibu-ibu isterimu‟, و ًَلثِ ُ ْن
ْ َ ْ َ ْثٌَبئِ ُ ُن الَّي ِ يَ ِهي/
abnāikum allaŻīna min aṣlābikum /„isteri-isteri anak kandungmu‟, dan د ََخ ْلزُ ْن ثِ ِهيَّي/
ِِ اِ اَل ٍَب قَ ْذ َعيَفَ ۗ اِ اُ اْٞ ََِ ْاألُ ْخزْٞ ََِ ٍِ ِْ أَطْ َالثِ ُن ٌْ َٗأَ ُْ رَ ْ ََؼُ٘ا ثٝ ُن ٌْ َٗ َح َالئِ ُو أَ ْثَْبئِ ُن ٌُ اىا ِزْٞ ََػي
. ًَبٞهللاَ َمبَُ َغ ُ٘ ًسا َس ِح
*maksud ibu di awal ayat ini ialah ibu , nenek dan seterusnya ke atas dan yang dimaksud
dengan anak-anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke
bawah, demikian juga yang lain-lainnya. Sedang yang dimaksud dengan “anak-anak istrimu
yang dalam pemeliharaanmu”, menurut sebagian besar ulama termasuk juga anak tiri yang
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung larangan bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ِ ْ ُن ٌْ ۚ َٗأُ ِح او ىَ ُن ٌْ ٍَب َٗ َسا َء ٰ َرىِ ُن ٌْ أَ ُْ رَ ْجزَ ُغ٘ا ثِؤ َ ٍْ َ٘اىِ ُن ٌْ ٍُحْٞ َهللاِ َػي
َْشَِٞ َغِْٞظ َ ََبُّ ُن ٌْ ۖ ِمزْٝ َذ أ
َبة ا ْ َبد ٍَِِ اىِّْ َغب ِء اِ اَل ٍَب ٍَيَ َن
ُ ْظَ َْٗ ْاى َُح
*menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah ditetapkan.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi tentang haram menikahi perempuan yang masih menjadi istri
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung larangan bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
21. ِ ُ ْح/ uhsinna /‟mereka menjaga diri‟, tercantum pada ayat 25:
Kata صيَّي
ۚ ٌْ ََبِّ ُنِٝهللاُ أَ ْػيَ ٌُ ثِب ِ َبرِ ُن ٌُ ْاى َُ ْئ ٍَِْبَٞ ََبُّ ُن ٌْ ٍِ ِْ فَزْٝ َذ أ
د ۚ َٗ ا ِ د ْاى َُ ْئ ٍَِْب
ْ د فَ َِ ِْ ٍَب ٍَيَ َن َ َْ ْْ ِن َح ْاى َُحٝ ُْ ََ ْغزَ ِط ْغ ٍِ ْْ ُن ٌْ ؽَْ٘ ًَل أٝ ٌْ ََٗ ٍَ ِْ ى
ِ ظَْب
د أَ ْخذ ٍة
َاُ ۚ فَبِ َرا ِ د َٗ ََل ٍُزا ِخ َزا
َش ٍُ َغبفِ َحب ٍةْٞ د َغ ِ ْغ ۚ فَب ّْ ِنحُٕ٘ اُِ ثِب ِ ْر ُِ أَ ْٕيِ ِٖ اِ َٗآرُٕ٘ اُِ أُجُ٘ َسٕ اُِ ثِ ْبى ََ ْؼش
َ ُْٗف ٍُح
ظَْب ٍة ؼ ُن ٌْ ٍِ ِْ ثَؼ ٍة
ُ ثَ ْؼ
َ ِة ۚ ٰ َرى
ۗ ٌْ ٌرش ىَ ُنْٞ َ ْاى َؼَْذَ ٍِ ْْ ُن ٌْ ۚ َٗأَ ُْ رَظْ جِشُٗا خَٜ ل ىِ ََ ِْ َخ ِش ِ د ٍَِِ ْاى َؼ َزا ِ ْأُح
َ ْ ْاى َُحَٚ ِٖ اِ ِّظْ فُ ٍَب َػيْٞ ََِ ثِ َب ِح َش ٍةخ فَ َؼيْٞ َظ اِ فَب ِ ُْ أَر
ِ ظَْب
َٗ ا
.ٌ ٌرٞهللاُ َغ ُ٘ ٌرس َس ِح
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi tentang menikahi seorang wanita harus izin tuannya jika dia
hamba sahaya dan harus memberikan maskawin karena mereka bukan penzina dan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
22. Kalimat َىْ رَ ِو لُىا َه ْ ًتًل َػ ِظ ًتوب/ an tamīlu mailan „azīman /‟berpaling sejauh-jauhnya
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
23. Kalimat َ رَأْ ُ لُىا َ ْه َىالَ ُ ْن ثَ ٌَْ ُ ْن ثِب ْلجَب ِ ِل/ lā taˋkulū amwālakum bainakum bilbāthili
/‟janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil‟,
. ًَبَٞس ِح
/ yā`ayyuhā allażīna `āmanū lā ta`kulū `amwālakum bainakum bi al-bāṭili `illā `an takūna
tijāratan „an tarāḍi m-minkum, wa lā taqtulū `anfusakum, `inna allāha kāna bikum raḥīman/
„Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah
Maha Penyayang kepadamu‟.(QS.4:29)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa jangan saling memakan harta sesama dengan jalan yang
bathil.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk bagi kaumNya.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
24. Frase ُه َْخ ًتًل َ ِ ًتوب/ mudkhalan karīman /‟tempat yang mulia‟, tercantum pada ayat
31 :
. ًَبِّٝئَبرِ ُن ٌْ َُّٗ ْذ ِخ ْي ُن ٌْ ٍُ ْذخ ًَال َم ِشٞاِ ُْ رَ ْ زَِْجُ٘ا َمجَبئِ َش ٍَب رُ َْْْٖ٘ َُ َػ ُْْٔ ُّ َن ِّشْ َػ ْْ ُن ٌْ َع
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa jika menjauhi dosa-dosa besar maka Allah akan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
25. Kalimat َػ َ َدْ َ ْ َوبًُ ُ ْن/ „aqadat aimānukum /‟orang-orang yang telah kamu
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa telah ditetapkan bagian untuk ahli waris yang telah
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ِ ْٞ بد ىِ ْي َغ
ت ثِ ََب َبد َحبفِظَ ٌر ُ ْغ َٗثِ ََب أَ ّْ َقُ٘ا ٍِ ِْ أَ ٍْ َ٘اىِ ِٖ ٌْ ۚ فَبىظابىِ َح
بد قَبِّز ٌر ثَؼ ٍةٰٚ َؼُٖ ٌْ َػي ؼ َو ا
َ هللاُ ثَ ْؼ اىِّْ َغب ِء ثِ ََب فَ اَٚاىشِّ َجب ُه قَ٘اا ٍَُُ٘ َػي
ً ِ ِٖ اِ َعجْٞ َؼب ِج ِغ َٗاػْ ِشثُٕ٘ اُِ ۖ فَب ِ ُْ أَؽَ ْؼَْ ُن ٌْ فَ َال رَ ْج ُغ٘ا َػي
ُال ۗ اِ اٞ َ ََ ْاىِٜ رَ َخبفَُُ٘ ُّ ُش٘ َصٕ اُِ فَ ِؼظُٕ٘ اُِ َٗا ْٕ ُ شُٕٗ اُِ فِٜاىالر َح ِعَ ا
هللاُ ۚ َٗ ا
ا
. ًشاًِّٞب َمجِٞهللاَ َمبَُ َػي
/ ar-rijālu qawwāmūna „alā an-nisā`i bimā faḍḍala allāhu ba‟ḍuhum „alā ba‟ḍi w-wa bimā
`anfaqū min `amwālihim, fā aṣ-ṣāliḥātu qānitātun ḥāfiẓātu lil-ghaibi bimā ḥafiẓa allāhu, wa
allātī takhāfūna nusyūzahunna fa‟izūhunna wahjurūhunna fī al-maḍāji‟I waḍribūhunna, fa`in
`aṭa‟nakum falā tabgū „alaihinna sabīlan, `inna allāha kāna „aliyyan kabīran/ „Laki-laki
(suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shaleh, adalah mereka
yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah
menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah
kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan
(kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar‟.
(QS.4:34)
*Allah telah mewajibkan kepada suami untuk menggauli istrinya dengan baik
*Nusyuz yaitu meninggalkan kewajiban selaku istri, seperti meninggalkan rumah tanpa izin
suaminya.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa laki-laki itu pemimpin bagi perempuan dan bagi
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk dan arahan.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
27. ِ ٌُ ُ ا ْل َ ب ِا ا ْل/ al-jāri al-junubi (tetangga yang jauh) dan frase ا ْث ِي ال َّي جِ ِل/ ibnu as-
Frase ت
ِ ُْ ُ بس ْاى
ت ِ َ َٗ ْاىٰٚ َ ْاىقُشْ ثٛبس ِر
ِ َ ِِ َٗ ْاىٞ َٗ ْاى ََ َغب ِمٰٚ ٍَ َزَبٞ َٗ ْاىٰٚ َ ْاىقُشْ ثٛ ِِ اِحْ َغبًّب َٗثِ ِزْٝ ئًب ۖ َٗثِ ْبى َ٘اىِ َذْٞ هللاَ َٗ ََل رُ ْش ِش ُم٘ا ثِ ِٔ َش
َٗا ْػجُذُٗا ا
/ wa‟budū allāha wa lā tusyrikū bihī syai`a w-wabilwālidaini `iḥsānā w-wa biżī al-qurbā wa
al-yatāmā wa al-masākīni wa al-jāri żī al-qurbā wa al-jāri al-junubi wa aṣ-ṣāḥibi bi al-jambi
wabni as-sabīli, wa mā malakat `aimānukum, `inna allāha lā yuḥibbu man kāna mukhtālan
fakhurūran/ „Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri‟. (QS.4:36)
*dekat dan jauh disini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada
*ibnu sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan maksiat yang kehabisan bekal.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk dan arahan.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
28. Kata َ لِ ْل َ بفِ ِ ي/ li al-kafīrīna /‟orang-orang kafir‟, tercantum pada ayat 37 :
.ًْبِٖٞ ٍُ َِ َػ َزاثًبٝهللاُ ٍِ ِْ فَؼْ يِ ِٔ ۗ َٗأَ ْػزَ ْذَّب ىِ ْي َنبفِ ِش َ َؤْ ٍُشَُُٗ اىْاَٝٗ ََُُ٘ ْج َخيٝ َِٝاىا ِز
َ ْنزُ ََُُ٘ ٍَب آرَبُٕ ٌُ اَٝٗ بط ثِ ْبىج ُْخ ِو
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa Allah akan menyediakan untuk orang-orang kafir azab
yang pedih.
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk dan arahan.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
. ًْبًْٝب فَ َغب َء قَ ِشٝطَبُُ ىَُٔ قَ ِشْٞ َ ُن ِِ اى اشٝ ِْ ٍَ َٗ ۗ ِخ ِشَْٟ٘ ًِ ْاٞبَّللِ َٗ ََل ثِ ْبى ِ ُ ْْ ِقَُُ٘ أَ ٍْ َ٘اىَُٖ ٌْ ِسئَب َء اىْاٝ ََِٝٗاىا ِز
ُْئ ٍَُُِْ٘ ثِ اٝ بط َٗ ََل
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa jangan riya atas apa yang telah diinfaqkan atas dasar
4. A = Act Sequences
Ayat ini merupakan bentuk pesan yang mengandung petunjuk dan arahan.
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
30. Kata ُ ِّلل ُ َّيه ٍضخ/ kullu ummatin /‟tiap-tiap ummat‟, tercantum pada ayat 41:
َ ِ ٍةذ َٗ ِج ْئَْب ثِٖٞ فَ اِ َرا ِج ْئَْب ٍِ ِْ ُم ِّو أُ اٍ ٍةخ ثِ َشْٞ فَ َن
.ذًاِٖٞ َٰٕئ ََُل ِء َشٰٚ َل َػي
/ fakaifa `iżā ji`nā min kulli `ummatin bisyahīdi w-wa ji`nā bika „alā hā`ulā`I syahīdān/ „Dan
bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika kami mendatangkan seorang saksi (Rasul)
dari setiap umat dan kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka‟.
(QS.4:41)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi Allah akan mendatangkan saksi dari setiap ummat dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ayat 42:
/ yauma`iżi y-yawaddu allāżīna kafarū wa‟aṣaū ar-rasūla lau tusawwā bihima al-`arḍu, wa
lāyaktumūna allāha ḥadīṡān/ „Pada hari itu, orang yang kafir dan orang yang mendurhakai
Rasul (Muhammad), berharap sekiranya mereka diratakan dengan tanah (dikubur atau
hancur luluh menjadi tanah), padahal mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian
apapun dari Allah‟. (QS.4:42)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa Allah akan meratakan mereka (orang-orang kafir dan
yang durhaka) dengan tanah padahal mereka tidak dapat menyembunyikan apapun dari
Allah.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
/ `alam tara `ilā allāżīna `ūtū naṣība m-mina al-kitābi yasytarūna aḍ-ḍalālata wa yurīdūna
`an taḍillū as-sabīla/ „Tidakkah kamu memperhatikan orang yang telah diberi bagian kitab
(Taurat)? Mereka membeli kesesatan dan mereka menghendaki agar kamu tersesat
(menyimpang) dari jalan (yang benar)‟. (QS.4:44)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penutur oleh Allah swt, pengirim oleh Malaikat Jibril, pendengar oleh Nabi dan Rasul
Memberikan informasi bahwa Allah akan meratakan mereka (orang-orang kafir dan
yang durhaka) dengan tanah padahal mereka tidak dapat menyembunyikan apapun dari
Allah.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
33. Kalimat ِ ُ َ ِّل فُىىَ ا ْل َ لِ َن ػَيْ َه َىا/ yuharrifūna al-kalima „an mawādhi‟ihi /‟mereka
ِ ا ِؼ
ًِّٜب ثِؤ َ ْى ِغَْزِ ِٖ ٌْ َٗؽَ ْؼًْب فَٞ َش ٍُ ْغ ََ ٍةغ َٗ َسا ِػَْب ىْٞ َْب َٗا ْع ََ ْغ َغْٞ ظ ِ ُ َح ِّشفَُُ٘ ْاى َنيِ ٌَ ػ َِْ ٍَ َ٘اٝ َِ َٕبدُٗاٍَِِٝ اىا ِز
َ َقُ٘ىَُُ٘ َع َِ ْؼَْب َٗ َػَٝٗ ِٔ ػ ِؼ
ًشا ىَُٖ ٌْ َٗأَ ْق َ٘ ًَ َٗ ٰىَ ِن ِْ ىَ َؼَُْٖ ٌُ اْٞ ِِ ۚ َٗىَْ٘ أَّاُٖ ٌْ قَبىُ٘ا َع َِ ْؼَْب َٗأَؽَ ْؼَْب َٗا ْع ََ ْغ َٗا ّْظُشْ َّب ىَ َنبَُ َخِّٝاىذ
ً ِ ُْئ ٍَُُِْ٘ اِ اَل قَيٝ هللاُ ثِ ُن ْ ِش ِٕ ٌْ فَ َال
.الٞ
/ mina allāżīna hādū yuḥarrifūna al-kalima „an mawāḍi‟ihī wa yaqūlūna sami‟nā wa „aṣainā
wasma‟ gaira musma‟i w-warā‟inā layyan bi`alsinatihim wa ṭa‟nan fī ad-dīni, wa lau
`annahum qālū sami‟nā wa `aṭa‟nā wasma‟ wānẓurnā lakāna khaira l-lahum wa `aqwama,
wa lāki l-la‟anahumu allāhu bikufrihim falā yu`minūna `illā qalīlan/ „(Yaitu) di antara orang
Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “kami
mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya”. Dan (mereka mengatakan pula),
“Dengarlah”, sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun” dan
(mereka mengatakan), “Ra‟ina” dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama.
Sekiranya mereka mengatakan, “kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan
perhatikanlah kami” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah
melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali‟.
(QS.4:46)
*Tentang kata rāinā sama artinya dengan unzurnā artinya perhatian kami. Selanjutnya lihat
*ada yang mengatakan kadar keimanannya yang tipis, dan ada yang mengatakan jumlah
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
47 :
ذ ۚ َٗ َمبَُ أَ ٍْ ُش ا
ً هللاِ ٍَ ْؼ
.َُ٘ل َ أَطْ َح
ِ بة اى اغ ْج
/ yā`ayyuhā allażīna `āmanū `ūtū al-kitāba `āminū bimā nazzalnā muṣaddiqa al-limā
ma‟akum m-min qabli `an n-naṭmisa wujūhan fanaruddahā „alā `adbārihā `aunal‟anahum
kamā la‟annā `aṣḥāba assabti, wakāna `amru allāhi maf‟ūlan/ „Wahai orang-orang yang
telah diberi kitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah kami turunkan (Al-Qur‟an) yang
membenarkan kitab yang ada pada kamu, sebelum kami mengubah wajah-wajah (mu), lalu
kami putar ke belakang atau kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang
(yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (sabtu). Dan ketetapan Allah pasti berlaku‟.
(QS.4:47)
*menurut kebanyakan mufassir, maksudnya ialah mengubah wajah mereka lalu diputar ke
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa Allah mewajibkan untuk beriman kepada kitab Alquran
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
35. Kalimat ُ َ ُّد ىىَ َ ًْ ُ َ ُه ْن/ yuzakkūna anfusahum /‟orang yang menganggap dirinya
/ `alam tara `ilā allāżīna yuzakkūna `anfusahum, bali allāhu yuzakkī ma y-yasyā`u wa lā
yuẓlamūna fatīlan/ „Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya
suci (orang Yahudi dan Nasrani)? Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki
mereka tidak dizalimi sedikitpun‟.(QS.4:49)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
suci padahal Allah hanya mensucikan orang yang dia kehendaki dan tidak menzalimi
sedikitpun.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ayat 51:
َِ آ ٍَُْ٘اٝ ٍَِِ اىا ِزَٰٙ َِ َم َشُٗا َٰٕئ ََُل ِء أَ ْٕذَٝقُ٘ىَُُ٘ ىِيا ِزَٝٗ د
ِ ٘ذ َٗاىطاب ُغ
ِ ُْئ ٍَُُِْ٘ ثِ ْبى ِ ْجٝ ة ِ َّ َِ أُٗرُ٘اٝ اىا ِزَٚأَىَ ٌْ رَ َش اِى
ِ جًب ٍَِِ ْاى ِنزَبٞظ
ً َِعج
.الٞ
/ `alam tara `ilā allāżīna `ūtū naṣība m-mina al-kitābi yu`minūna bīljibti wa aṭ-ṭāgūti wa
yaqūlūna lillażīna kafarū hā`ulā`i `ahdā mina allażīna `āmanū sabīlan/ „Tidakkah engkau
memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dan kitab (Taurat)? Mereka percaya kepada
Jibt dan Tagut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka
itu lebih benar jalannya dari pada orang-orang yang beriman‟. (QS.4:51)
*Jibt sama dengan Thaghut, ialah setan dan apa saja yang disembah selain Allah swt.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
kitab Taurat sangat mempercayai Jibt dan Thaghut dan mengatakan bahwa jalan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
/ `am lahum naṣību m-mina al-mulki fa`iżā l-lā yu`minūna an-nāsa naqīran/ „Ataukah mereka
mempunyai bagian dari kerajaan (kekuasaan), meskipun mereka tidak akan memberikan
sedikit pun (kebajikan) kepada manusia‟. (QS.4:53)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
manusia.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
38. Frase ِ ُولِ ْااَ ْه/ ūlī al-amri /‟Ulil amri‟, tercantum pada ayat 59 :
ٌْ ُُ٘ه اِ ُْ ُم ْْز ْ شِٜ ْاألَ ٍْ ِش ٍِ ْْ ُن ٌْ ۖ فَب ِ ُْ رََْب َص ْػزُ ٌْ فِٜؼُ٘ا اى اشعُ٘ َه َٗأُٗىٞهللاَ َٗأَ ِؽ
اَٚ ٍةء فَ ُش ُّدُٗٓ اِىَٜ
ِ هللاِ َٗاى اشع ؼُ٘ا اَِٞ آ ٍَُْ٘ا أَ ِؽَُّٖٝب اىا ِزََٝب أٝ
/ yā`ayyuhā allażīna `āmanū `aṭī‟ū allāha wa `aṭī‟ū ar-rasūla wa`ūlī al-`amri minkum, fa`in
tanāza‟tum fī syai`in faruddūhu `ilā allāhi wa ar-rasūli `in kuntum tu`minūna bīllāhi wa al-
yaumi al-`ākhiri, żālika khairu w-wa `aḥsanu ta`wīlan/ „Wahai orang-orang yang beriman!
Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di
antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang suatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Qur‟an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya‟. (QS.4:59)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
manusia.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
39. ُ َهب َ ًْ َ َو َّي ُ َو ِلَ ال َّي/ mā anzala allāhu wa ilā ar-rasūli /‟hukum yang telah
Kalimat سىو
/ wa `iżā qīla lahum ta‟ālaū `ilā mā `anzala allāhu wa `ilā ar-rasūli ra`aita al-munāfiqīna
yaṣuddūna „anka ṣudūdan/ „Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada
apa yang diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul”, (niscaya) engkau (Muhammad)
melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu‟. (QS.4:61)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa mereka harus patuh kepada Allah dan Rasulnya.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
40. Kalimat َلَ ُوىا َ ًْ ُ َ ُه ْن/ zhalamū anfusahum /‟menganiaya dirinya‟, tercantum pada
ayat 64 :
. ًَبٞرَ٘ااثًب َس ِح
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa Allah mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ْشً اٞ َُ٘ػَظَُُ٘ ثِ ِٔ ىَ َنبَُ خٝ ٌرو ٍِ ُْْٖ ٌْ ۖ َٗىَْ٘ أَّاُٖ ٌْ فَ َؼيُ٘ا ٍَبِٞبس ُم ٌْ ٍَب فَ َؼيُُ٘ٓ اِ اَل قَي ْ ِٗ َ ِٖ ٌْ أَ ُِ ا ْقزُيُ٘ا أَ ّْ ُ َغ ُن ٌْ أْٞ ََٗىَْ٘ أَّاب َمزَ ْجَْب َػي
ِ َٝاخ ُشجُ٘ا ٍِ ِْ ِد
/ wa lau `annā katabnā „alaihim `aniqtulū `anfusakum `awikhrujū min diyārikum mā fa‟alūhu
`illā qalīlu m-minhum, wa lau `annahum fa‟alū māyū‟aẓūna bihī lakāna khaira l-lahum wa
`asyadda taṡbītān/ „Dan sekalipun telah kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu
atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu”, ternyata mereka tidak akan melakukannya,
kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan
perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman
mereka)‟. (QS.4:66)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi jika mereka melaksanakan perintah yang diberikan, maka itu yg
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
68:
/ wa lahadaināhum ṣirāṭā m-mustaqīman/ „Pasti kami tunjukkan kepada mereka jalan yang
lurus‟. (QS.4:68)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa Allah akan menunjukkan kepada jalan yang lurus.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
.قًبَِِٞ ۚ َٗ َحغَُِ أُٗ ٰىَئِلَ َسفَِٞ َٗاى ُّشَٖذَا ِء َٗاىظابىِ ِحِٞقِّٝظذ َ ِهللاَ َٗاى اشعُ٘ َه فَؤُٗ ٰىَئ
َِ أَ ّْ َؼ ٌَ اٝل ٍَ َغ اىا ِز
ِّ َِ َٗاىِِّٞٞ ِٖ ٌْ ٍَِِ اىْاجْٞ َهللاُ َػي ُ ِط ِغ اٝ ِْ ٍَ َٗ
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa barangsiapa yang menaati Allah dan Rasulnya mereka
akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah (nabi, para pecinta
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
/ wa la`im `aṣābakum faḍlu m-mina allāhi layaqūlanna ka`a l-lam takun bainakum wa
bainahū mawaddatu y-yālaitanī kuntu ma‟ahum fa`afūza fauzan „aẓīman/ „Dan sungguh, jika
mendapat karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seakan-akan belum
pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia, “Wahai, sekiranya aku
bersama mereka, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung (pula)‟. (QS.4:73)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa orang yang ikut dalam medan pertempuran akan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
/ wa ma y-yuqātil fī sabīli allāhi fayuqtal `au yaglib fasaufa nu`tīhi `ajrān „aẓīmān/ „Karena
itu, orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk (kehidupan) akhirat, hendaklah
berperang di jalan Allah. Dan siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau
memperoleh kemenangan maka akan kami berikan pahala yang besar kepadanya‟. (QS.4:74)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penutur oleh Allah swt, pengirim oleh Malaikat Jibril, pendengar oleh Nabi dan Rasul
Memberikan informasi bahwa siapa saja yang menjual dunianya untuk akhiratnya maka
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
46. Kalimat ُ ُّدىا َ ْ ِ َ ُ ْن/ kuffū aidiyakum /‟tahanlah tanganmu dari berperang‟,
ٰٚ َ ٌرش ىِ ََ ِِ اراقْٞ ِخ َشحُ َخٟ ٌرو َٗ ْاَِٞب قَيّْٞ ع اى ُّذ ٍةٝ أَ َج ٍةو قَ ِشٰٚ ََْب ْاىقِزَب َه ىَْ٘ ََل أَ اخشْ رََْب اِىْٞ ََخً ۚ َٗقَبىُ٘ا َسثاَْب ىِ ٌَ َمزَجْذَ َػيٞهللاِ أَْٗ أَ َش اذ َخ ْش
ُ ت ۗ قُوْ ٍَزَب ا
ْ َُٗ ََل ر
ً ِظيَ ََُُ٘ فَز
.الٞ
/ `alam tara `ilā allāżīna qīla lahum kuffū `aidiyakum wa `aqīmū aṣ-ṣalāta wa `atū az-zakāta,
falammā kutiba „alaihimu al-qitālu `iżā farīqu m-minhum yakhsyauna an-nāsa kakhasyyati
allāhi `au `asyadda khasyyatan, wa qālū rabbanā lima katabta „alainā al-qitāla, lau lā `akh-
khartanā `ilā `ajalin qarībin, qul matā‟u ad-dunyā qalīlun, wa al-`ākhiratu khairu l-
limanittaqā, wa lā tuẓlamūna fatīlan/ „Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang
dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah shalat dan
tunaikanlah zakat!” ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka
(golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan
lebih takut (dari itu). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa engkau wajibkan berperang
kepada kami? Mengapa tidak engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa
waktu lagi?” katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan di akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan
dizalimi sedikitpun”. (QS.4:77).
*orang yang menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum ada perintah
berperang.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa menegakkan shalat dan menunaikan zakat adalah sebuah
kewajiban dan sesungguhnya kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan di akhirat lebih
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
/ ma y-yuṭi‟i ar-rasūla faqad `aṭā‟a allāha, wa man tawallā famā `arsalnāka „alaihim
ḥafīẓan/ „Barang siapa yang menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah
menaati Allah. Dan siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) kami tidak
mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka‟. (QS.4:80)
*Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa barangsiapa yang menaati Rasul maka mereka telah
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
48. Kalimat َ َ ْ ًَ َ رُ َ لَّي ُ ِ َّي/ lā tukallifu illa nafsaka /‟tidaklah kamu dibebani
/ faqātil fī sabīli allāhi, lā tukallafu `illā nafsaka waḥarriḍi al-mu`minīna, „asā allāhu `an y-
yakuffa ba`sa allażīna kafarū, wa allāhu `asyaddu ba`sā wa `asyaddu tankīlān/ „Maka
berperanglah engkau (Muhammad) di jalan Allah, engkau tidaklah dibebani melainkan atas
dirimu sendiri. Kobarkanlan (semangat) orang-orang yang beriman (untuk berperang).
Mudah-mudahan Allah menolak (mematahkan) serangan orang-orang kafir itu. Allah sangat
besar kekuatan (-Nya) dan sangat keras siksa (-Nya)‟.(QS.4:84).
*perintah berperang itu harus dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW,karena yang dibebani
adalah dirinya sendiri. Ayat ini berhubungan dengan keenggenan sebagian besar orang
Madinah untuk ikut berperang bersama Nabi ke Badar. Maka turunlah ayat ini yang
memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW, pergi berperang walau sendirian saja.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
َ ُن ِْ ىَُٔ ِم ْ ٌرو ٍِ َْْٖب ۗ َٗ َمبَُ اٝ ًِّئَخَٞ ْش َ ْغ َش َب َػخً َعٝ ِْ ٍَ َٗ ۖ تٌر ٍِ َْْٖبٞظ
ْ ُم ِّو شٰٚ َهللاُ َػي
. زًبِٞ ٍةء ٍُقَٜ ِ َّ ََُٔ ُن ِْ ىٝ ًَ ْش َ ْغ َش َب َػخً َح َغَْخٝ ِْ ٍَ
/ ma y-yasyfa‟ syafā‟atan ḥasanata yaku al-lahū naṣību minhā, wama yasyfa‟ syafā‟atan
sayyi`ata yaku al-lahū kiflu minhā, wakāna allāhu „alā kulli syai`i muqītan/ „Barang siapa
yang memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh
bagian (pahala) nya. Dan barang siapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang
buruk, niscaya dia akan memikul bagian dari (dosa) nya. Allah Mahakuasa atas segala
sesuatu‟. (QS.4:85)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh pahala, dan siapa saja yang
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
50. Kata فِئَزَ ْ ِي/ fiataini /‟dua golongan‟, tercantum pada ayat 88 :
/ famā lakum fī al-munāfiqīna fi`ataini wa allāhu `arkasahum bimā kasabū, `aturīdūna tahdū
man `aḍalla allāhu, wa ma y-yuḍlili allāhu falan tajidalahū sabīlan/ „Maka mengapa kamu
(terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah
telah mengembalikan mereka (kepada kekafiran), disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah
kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah?
Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk
memberi petunjuk) baginya‟.(QS.4:88)
*Golongan orang mukmin yang membela orang munafik dan golongan orang mukmin yang
memusuhi mereka.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa siapa saja yang sesat dijalan Allah maka tidak akan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ُقَبرِيُ٘ا قَْ٘ ٍَُٖ ٌْ ۚ َٗىَْ٘ شَب َء اٝ َُْٗقَبرِيُ٘ ُم ٌْ أٝ ُْ َطذُٗ ُسُٕ ٌْ أ
ُهللا ِ ق أَْٗ َجب ُءٗ ُم ٌْ َح
ْ ظ َش
ُ د ِ َٝ َِٝاِ اَل اىا ِز
ضَب ٌرٍِٞ ٌْ َُْْٖٞ ََْ ُن ٌْ َٗثْٞ َ قَْ٘ ٍةً ثٰٚ َظيَُُ٘ اِى
ُن ٌُ اى اغيَ ٌَ فَ ََب َج َؼ َو اْٞ َُقَبرِيُ٘ ُم ٌْ َٗأَ ْىقَْ٘ ا اِىٝ ٌْ َ ُن ٌْ فَيَقَبرَيُ٘ ُم ٌْ ۚ فَب ِ ُِ ا ْػزَ َضىُ٘ ُم ٌْ فَيْٞ َىَ َغياطَُٖ ٌْ َػي
ً ِ ِٖ ٌْ َعجْٞ َهللاُ ىَ ُن ٌْ َػي
.الٞ
/ `illā allażīna yaṣilūna `ilā qaumin bainakum wa bainahum m-mīṡāqun `aujā`ūkum ḥaṣirat
ṣudūruhum `ay-yuqātilūkum `au yuqātilū qaumahum, wa lau syā`a allāhu lasallaṭahum
„alaikum falaqātalūkum, fa`ini‟tazalūkum falam yuqātilūkum wa `alqaū `ilaikumu as-salama,
famā ja‟ala allāhu lakum „alaihim sabīlan/ „Kecuali orang-orang yang meminta
perlindungan kepada suatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian
(damai) atau orang yang datang kepadamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk
memerangi kaumnya. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya diberikan-Nya kekuasaan
kepada mereka (dalam) menghadapi kamu, maka pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika
mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangimu serta menawarkan perdamaian
kepadamu (menyerah) maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan
membunuh) mereka‟.(QS.4:90)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa adanya perdamaian antara dua kaum dalam berperang.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
َ اٝ ُْ َ أَ ْٕيِ ِٔ اِ اَل أٰٚ ََخٌر ٍُ َغيا ََخٌر اِىٝ ُش َسقَجَ ٍةخ ٍُ ْئ ٍَِْ ٍةخ َٗ ِدَٝ ْقزُ َو ٍُ ْئ ًٍِْب اِ اَل َخطَؤ ً ۚ َٗ ٍَ ِْ قَزَ َو ٍُ ْئ ًٍِْب َخطَؤ ً فَزَحْ ِشٝ ُْ ََٗ ٍَب َمبَُ ىِ َُ ْئ ٍِ ٍةِ أ
ُْ ِظ اذقُ٘ا ۚ فَب
. ًَبٞ ًَب َح ِنِٞهللاُ َػي ِِ رَْ٘ ثَخً ٍَِِ اْٞ ِِ ٍُزَزَبثِ َؼْٝ َب ًُ َش ْٖ َشٞظ
هللاِ ۗ َٗ َمبَُ ا ِ ََ ِ ْذ فٝ ٌْ ََسقَجَ ٍةخ ٍُ ْئ ٍَِْ ٍةخ ۖ فَ ََ ِْ ى
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi tentang balasan bagi seorang yang beriman membunuh seorang
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-
. ًَبَِٞ أَجْ ًشا َػ ِظٝ ْاىقَب ِػ ِذََِٚ َػيٝهللاُ ْاى َُ َ ب ِٕ ِذ َِ َد َس َجخً ۚ َٗ ُم ًّال َٗ َػ َذ اٝ ْاىقَب ِػ ِذَٚثِؤ َ ٍْ َ٘اىِ ِٖ ٌْ َٗأَ ّْ ُ ِغ ِٖ ٌْ َػي
ۚ َٗفَ اَٰٚ ْهللاُ ْاى ُح ْغ
ؼ َو ا
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa
halangan).
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
54. ُاٌَ ٌل/ junāḥun /‟tidaklah berdosa‟, tercantum pada ayat 101 :
Kata با
ٌْ َِ َمبُّ٘ا ىَ ُنَِٝ َم َشُٗا ۚ اِ اُ ْاى َنبفِ ِشَٝ ْزَِْ ُن ٌُ اىا ِزٝ ُْ َظشُٗا ٍَِِ اىظ َاال ِح اِ ُْ ِخ ْزُ ٌْ أ
ُ ُن ٌْ ُجَْب ٌرح أَ ُْ رَ ْقْٞ َْظ َػي ِ ْ ْاألَسِٜػ َش ْثزُ ٌْ ف
َ َٞع فَي َ َٗاِ َرا
/ wa `iżā ḍarabtum fī al-`rḍi falaisa „alaikum junāḥun `an taqṣurū mina aṣ-ṣalāti, `in khiftum
`ay-yaftinakumu allażīna kafarū, `inna al-kāfirīna kānū lakum „aduwwā m-mubīnan/ „Dan
apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu mengqashar shalat, jika kamu
takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata
bagimu‟.(QS.4:101)
*menurut pendapat jumhur arti Qasar di sini ialah shalat yang empat rakaat dijadikan dua
rakaat.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
/ fa`iżā qaḍaitumu aṣ-ṣalāta fāżkurū allāha qiyāmā w-waqu‟ūdā w-wa „alā junūbikum,
fa`iżāṭma`nantum fa`aqīmū aṣ-ṣalāta, `inna aṣ-ṣalāta kānat „alā al-mu`minīna kitābā m-
mauqūtan/ „Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah
ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah
merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, shalat itu
adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman‟.(QS.4:103)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
56. Kata رَ ِهٌُىا/ tahinū /‟berhati lemah‟, tercantum pada ayat 104 :
َؤْىَ ََُُ٘ َم ََب رَؤْىَ ََُُ٘ ۖ َٗرَشْ جَُُ٘ ٍَِِ اٝ ٌْ ُٖ ا ْثزِغَب ِء ْاىقَْ٘ ًِ ۖ اِ ُْ رَ ُنُّ٘٘ا رَؤْىَ ََُُ٘ فَبِّاَِٜٗ ََل رَ ُِْٖ٘ا ف
َشْ جَُُ٘ ۗ َٗ َمبَُ اٝ هللاِ ٍَب ََل
. ًَبٞ ًَب َح ِنِٞهللاُ َػي
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa janganlah berhati lemah kepada musuh, dan saat kita
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
57. Frase َخ َّيىاًًتب َصِ ًتوب/ khawwānan aṡīman /‟bergelimang dosa‟, tercantum pada ayat
107:
/ wa lā tujādil „ani allażīna yakhtānūna `anfusahum, `inna allāha lā yuḥibbu man kāna
khawwānan `aṡīman/ „Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat
dan bergelimang dosa‟.(QS.4:107)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
yastaghfūna min allāhi /‟mereka bersembunyi dari manusia tetapi mereka tidak
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 kompoter tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa mereka dapat bersembunyi dari manusia namun tidak
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
د ا
َهللاِ فَ َغْ٘ ف َ َِ ْ َؼوْ ٰ َرىٝ ِْ ٍَ َٗ ۚ بط
َ ْل ا ْثزِغَب َء ٍَش
ِ ػب ُٗف أَْٗ اِطْ َال ٍة
ِ َِ اىْاْٞ َح ث ظ َذقَ ٍةخ أَْٗ ٍَ ْؼش ٍة
َ ِش ٍِ ِْ َّ ْ َ٘إُ ٌْ اِ اَل ٍَ ِْ أَ ٍَ َش ثٞ
َمضِ ٍةِٜ َش فْٞ ََل َخ
/ lā khaira fī kaṡīri min najwāhum `illā man `amara biṣadaqatin `au ma‟rūfin `au `iṣlāḥin
baina an-nāsi, wa man yaf‟al żālikabtigā`a marḍāti allāhi fasaufa nu`tīhi `ajran „aẓīman/
„Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia
dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan
Allah, maka kelak kami akan memberinya pahala yang besar‟.(QS.4:114)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa siapa saja yang berbuat kebaikan karena mencari
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
.ذًاٝطَبًّب ٍَ ِشْٞ َ ْذ ُػَُ٘ اِ اَل َشٝ ُْ َِ ْذ ُػَُ٘ ٍِ ِْ دُِّٗ ِٔ اِ اَل اَِّبصًب َٗاٝ ُْ ِا
/ `iy-yad‟ūna min dūnihī `illā `ināṡan, wa `iy-yad‟ūna `illā syaiṭānā m-marīdan/ „Yang
mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inasan (berhala), dan mereka tidak lain
hanyalah menyembah setan yang durhaka‟.(QS.4:117)
*makna asal dari kata ināṡan ialah perempuan-perempuan. Patung-patung berhala yang
disembah Arab Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan nama-nama perempuan sebagai al-
Lāta, al-Uzza, dan Manah. Dapat juga berarti disini orang-orang mati, benda-benda yang
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa benda yang disembah selain Allah hanyalah setan yang
durhaka.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
61. Frase ثِأ َ َهبًِ ِّل ُ ْن/ biamāniyyikum /‟dengan angan-anganmu yang kosong‟, tercantum
*”mu” dalam angan-anganmu disini ada yang mengartikan dengan kaum muslimin dan ada
pula mengartikan kaum musyrikin. Maksudnya pahala di akhirat bukanlah menuruti angan-
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa siapa saja yang melakukan kejahatan, niscaya akan
dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan perlindungan dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
62. Frase ُ ْزِ ُ ْن/ yuftīkum /‟fatwa kepadamu‟, tercantum pada ayat 127 :
ِ ْاى ِنزَبِٜ ُن ٌْ فْٞ َ َػيٰٚ َُ ْزيٝ ِٖ اِ َٗ ٍَبِٞ ُن ٌْ فُِٞ ْزٝ ُهللا
اىِّْ َغب ِء اٍَٚ َزَبٝ ِٜة ف
َ ِ ََل رُ ْئرَُّٖ٘ اُِ ٍَب ُمزِٜاىالر
ُِت ىَٖ ا اىِّْ َغب ِء ۖ قُ ِو اِٜل ف
َ ََُّ٘ ْغزَ ْزَٝٗ
ٍةْش فَب ِ اُ اٞ ثِ ْبىقِ ْغ ِؾ ۚ َٗ ٍَب رَ ْ َؼيُ٘ا ٍِ ِْ َخٰٚ ٍَ َزَبَِٞ ٍَِِ ْاى ِ٘ ْىذَا ُِ َٗأَ ُْ رَقُ٘ ٍُ٘ا ىِ ْيِٞ َٗرَشْ َغجَُُ٘ أَ ُْ رَ ْْ ِنحُٕ٘ اُِ َٗ ْاى َُ ْغزَؼْ َؼ
. ًَبِٞهللاَ َمبَُ ثِ ِٔ َػي
*keterangan tentang ayat diatas menjelaskan tentang mas kawin sama dengan surat an-Nisā‟
(4) : 2 dan 3.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
63. َ ْ ُ ًّتًل ِهي/ kullan min sa‟atihi /‟kecukupan kepada masing-masing dari
Kalimat ِ ِس َؼز
/ wa `iy-yatafarraqā yugni allāhu kullā \min sa‟atihī, wa kāna allāhu wāsi‟an ḥakīmān/ „Dan
jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari
karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya), Mahabijaksana‟.(QS.4:130)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa apabila mereka bercerai maka Allah akan mencukupkan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
ٰٚ َبَّللُ أَْٗ ى
شً ا فَ اًِّٞب أَْٗ فَقَِْٞ ُن ِْ َغٝ ُْ َِِ اِٞ ِِ َٗ ْاألَ ْق َشثْٝ أَ ّْ ُ ِغ ُن ٌْ أَ ِٗ ْاى َ٘اىِ َذٰٚ ََِ ثِ ْبىقِ ْغ ِؾ ُشَٖذَا َء ِ اَّللِ َٗىَْ٘ َػيٍِٞ َِ آ ٍَُْ٘ا ُمُّ٘٘ا قَ٘ااَُّٖٝب اىا ِزََٝب أٝ
ِ أَ ُْ رَ ْؼ ِذىُ٘ا ۚ َٗاِ ُْ ر َْي ُ٘ٗا أَْٗ رُؼٰٙ َ٘ َٖثِ ِٖ ََب ۖ فَ َال رَزاجِؼُ٘ا ْاى
ْشػُ٘ا فَب ِ اُ ا
. ًشاِٞهللاَ َمبَُ ثِ ََب رَ ْؼ ََيَُُ٘ َخج
/ yā`ayyuhā allażīna `āmanū kūnū qawwāmīna bilqisṭi syuhadā`a lillāhi wa lau „alā
`anfusikum `awi al-wālidaini wa al-`aqrabīna, `iy-yakun ganiyyan `au faqīran fā allāhu `aulā
bihimā, falā tattabi‟ū al-hawā `an ta‟dilū, wa `in talwū `au tu‟riḍū fa`inna allāha kāna bimā
ta‟malūna khabīrān/ „Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan
kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu
kerjakan‟.(QS.4:135)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi untuk tidak mengikuti hawa nafsu hanya karena ingin
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
65. Kalimat َزَّي ِ ُ وىَ ا ْل َ بفِ ِ يَ َ ْولِ َب َء/ yattakhiŻūna al-kāfirīna auliyāa /‟mengambil orang-
.ؼًبَِٞ َ ْجزَ ُغَُ٘ ِػ ْْ َذُٕ ٌُ ْاى ِؼ اضحَ فَب ِ اُ ْاى ِؼ اضحَ ِ اَّللِ َجََِٝ ۚ أٍِِْٞ َب َء ٍِ ِْ دُٗ ُِ ْاى َُ ْئَِِٞ أَْٗ ىَٝزا ِخ ُزَُٗ ْاى َنبفِ ِشٝ َِٝاىا ِز
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
kekuatan dari orang-orang kafir padahal kekuatan itu hanya milik Allah.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
66. Kalimat َو ُه َى َخب ِد ُػ ُه ْن/ wa huwa khādiuhum /‟dan Allah akan membalas tipuan
/ `inna al-munāfiqīna yukhādi‟ūna allāha wa huwa khādi‟uhum, wa `iżā qāmū `ilā aṣ-ṣalāti
qāmū kusālā, yurā‟ūna an-nāsa wa lā yażkurūna allāha `illā qalīlān/ „Sesungguhnya orang
munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka
berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di
hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali‟.(QS.4:142)
*pada ayat ini Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka
dilayani seperti melayani para mukmin. Dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat
*Mereka shalat hanya sekali-kali saja, yaitu apabila mereka berada di hadapan orang.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi tentang orang munafik, apabila mereka berdiri untuk shalat
mereka lakukan dengan malas. Mereka melakukan itu bermaksud ingin dipuji di
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
/ `inna al-munāfiqīna fī ad-darki al`aspali mina an-nāri, wa lan tajida lahum naṣīran/
„Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka‟.(QS.4:145)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
yang paling bawah dari neraka dan tidak akan mendapatkan seorang penolongpun.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
*pada ayat di atas hari Sabat adalah hari sabtu, hari khusus untuk beribadah bagi orang
Yahudi.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi untuk tidak melakukan ibadah pada hari sabtu dikarenakan
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
َ ػيُّ٘ا
.ذًاٞػ َال ًَل ثَ ِؼ ِو اِٞط ُّذٗا ػ َِْ َعج
َ هللاِ قَ ْذ َ َٗ َِ َم َشُٗاٝاِ اُ اىا ِز
/ `inna allażīna kafarū wa ṣaddū „an sabīli allāhi qad ḍallū ḍalālān ba‟īdān/ „Sesungguhnya
orang-orang kafir dan menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah, benar-benar telah
sesat sejauh-jauhnya‟.(QS.4:167)
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi bahwa orang kafir yang menghalang-halangi orang lain dari
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
70. Kalimat َ رَ ْغلُىا فِ ِد ٌِ ُ ْن/ lā taghlū fī dīnikum /‟janganlah kamu melampaui batas
َِٜ ُنَُ٘ ىَُٔ َٗىَ ٌرذ ۘ ىَُٔ ٍَب فٝ ُْ َهللاُ اِ ٰىٌَٔر َٗا ِح ٌرذ ۖ ُع ْج َحبَُّٔ أ
ًشا ىَ ُن ٌْ ۚ اِّا ََب اْٞ بَّللِ َٗ ُس ُعيِ ِٔ ۖ َٗ ََل رَقُ٘ىُ٘ا صَ َالصَخٌر ۚ ا ّْزَُٖ٘ا َخ
َٗسُٗ ٌرح ٍِ ُْْٔ ۖ فَآ ٍُِْ٘ا ثِ ا
ً بَّللِ َٗ ِم
.الٞ ِ ْ ْاألَسِٜد َٗ ٍَب ف
ثِ اٰٚ َ ع ۗ َٗ َم ِ اى اغ ََب َٗا
/ yā `ahla al-kitābi lā taglū fī dīnikum wa lā taqūlū „alā allāhi `llā al-ḥaqqa, `innamā al-
masīḥu „īsā bnu maryama rasūlu allāhi wa kalimatuhū, `alwāhā `ilā maryama warūḥu m-
minhu, fa`āminū bī allāhi wa rusulihī, wa lā taqūlū ṡalāṡatun, `intahū khairā l-lakum,
`innamā allāhu `ilāhu w-wāḥidun, subḥānahū `ay-yakūna lahū waladun, lahū mā fī as-
samāwāti wa mā fī al-`arḍi, wa kafā bī allāhi wakīlan/ „Wahai ahli kitab! Janganlah kamu
melampaui batas dalam agamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali
yang benar. Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh
dari-Nya? Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan, “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu.
Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci dan dari (anggapan) mempunyai
anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah
sebagai pelindung‟.(QS.4:171)
*pada ayat diatas ada perintah Allah berbunyi : janganlah kamu mengatakan nabi Isa a.s itu
*kata “kun” adalah „kamu‟ pada kalimat di atas menurut ahli tafsir adalah menjelaskan
*dan kata “ruhu” adalah „meniupkan ruh‟ tiupan dari Allah karena tiupan itu berasal dari
perintah Allah.
Ayat di atas dikaji dengan teori speaking Dell Hymes menggunakan 8 komponen tutur :
2. P = Participants
Penuturnya Allah swt, pengirimnya Malaikat Jibril, pendengarnya Nabi dan Rasul dan
Memberikan informasi untuk tidak melampaui batas dalam agama, dan jangan
mengatakan bahwa tuhan itu 3 karena sesungguhnya tuhan hanya 1 yaitu Allah.
4. A = Act Sequences
6. I = Instrumentalities
8. G = Genre
Feminisme
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan hasil bentuk lingual dalam surat an-Nisa‟ yang membicarakan
eufemisme (kināyah).
Berbicara Alquran dari sudut gaya bahasanya, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari
konsep i`jāz Alquran itu sendiri. Dengan memperhatikan keindahan dan keunikan bahasa
Alquran, baik dari sisi kata maupun maknanya maka gaya bahasa Alquran, atau uslūb
Alquran adalah cara pengungkapan bahasa yang secara khas memperlihatkan style Alquran
ketika berhadapan dengan situasi tertentu. Artinya, bagaimana Alquran memilih kata atau
bahasa untuk kemudian diungkapkan sesuai dengan konteks sosio-historisnya. Namun yang
perlu ditekankan di sini, uslūb Alquran yang dimaksud bukan perbincangan mengenai
pelbagai aspek dan perkembangan dalam dunia stilistika, yang secara umum berkenaan
dengan seni pengungkapan. Tetapi, yang dimaksud dengan uslūb Alquran adalah kenyataan
sejarah yang menunjukkan bahwa para pemikir muslim klasik berusaha dengan keras untuk
Menurut al-Zarqānī (2004: 222) dalam karyanya, "Manāhil al-`Irfān", gaya bahasa
Alquran memiliki karakteristik sebagai berikut: 1). Keserasiannya dalam tata bunyi, baik
menyangkut tanda baca (harakah, sukun dan madd) maupun nasal (ghunnah) sehingga
menimbulkan bunyi yang enak untuk didengar dan diresapi. 2). Bahasa Alquran dapat
dipahami oleh orang awam maupun orang yang ahli sesuai dengan kadar kemampuan
akalnya. 3). Bahasa Alquran dapat diterima oleh akal dan perasaan secara bersama-sama. 4).
Formulasi dan narasi Alquran sangat akurat, dalam arti unsur-unsur kata, kalimat, dan ayat-
ayatnya terjalin dengan kuat. 5). Variasi dan seni penyusunan kalimat sangat kaya, dalam arti,
suatu makna tertentu dapat diungkap melalui pilihan-pilihan kata dan struktur yang berbeda.
6). Gaya bahasa Alquran ada yang bersifat global dan ada yang terinci. 7). Penggunaan kata-
Surat an-Nisa` yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini, terdiri atas 176 ayat dan
tergolong kedalam surat madaniyyah. Surat ini merupakan surat terpanjang setelah surat al-
Baqarah. Dinamakan an-Nisā` karena di dalam surat ini banyak dibicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan wanita. Selain tema tentang wanita, pokok isi kandungan surat al-Nisa`
lainnya adalah: a) keimanan/ akidah/ tauhid, b) hukum, seperti kewajiban para wali, hukum
poligami, mas kawin, memakan harta anak yatim dan orang-orang yang tak dapat mengurus
hartanya, pokok-pokok hukum waris, wanita yang haram dinikahi, hukum menikahi budak
wanita, larangan memakan harta secara bathil, kesucian lahir bathin dalam sholat, hukum
suaka, sholat khauf, larangan melontarkan ucapan yang buruk, larangan membunuh seorang
muslim, dan c) kisah Nabi Musa as dan pengikutnya, dan kisah lainnya, seperti; asal muasal
manusia, keharusan menjauhi adat jahiliah dalam hal memperlakukan wanita, etika bergaul
suami istri, hak seseorang sesuai dengan kewajibannya, perlakuan ahli kitab terhadap kitab-
Disamping itu, yang membedakan surat an-Nisa‟ dengan surat lainnya, karena surat ini
paling banyak berbicara hal-hal yang berhubungan dengan wanita serta surat yang paling
sering mengangkat tema mengenai wanita di dalamnya disamping surat at-Talāq. Oleh sebab
itu, tidak heran jika ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam menjelaskan hal-hal terkait
Adapun bentuk lingual dalam surat an-Nisā` yang membicarakan wanita dan kaitan
dengan kehidupannya dapat ditemukan sebanyak 23 bentuk kata eufemisme, 20 bentuk frase
4.3.2 Pembahasan hasil penelitian tentang gaya bahasa eufemisme pada surat an-Nisā`
Jika dilihat dari kaca mata sosiopragmatik, gaya bahasa Alquran sebenarnya memiliki
hakikat yang khusus, berbeda dengan bahasa-bahasa yang lain. Hal ini karena sifat hakikat
Alquran itu sendiri tidak hanya sebatas teks belaka tapi juga konteks, yaitu bagaimana bahasa
Alquran dipakai untuk berkomunikasi antara Tuhan dengan makluk-Nya melalui hubungan
antara kalimat dengan konteks dan situasi pemakaiannya. Dengan demikian, untuk
memahami pemakaian bahasa, kita dituntut untuk memahami konteks yang mewadahi
Sedangkan bahasa dalam pengertian umum hanya merupakan alat komunikasi antara
manusia satu dengan yang lainnya. Berbeda dengan bahasa Alquran, ia bukan hanya mengacu
pada dunia melainkan mengatasi ruang dan waktu, bersifat metafisik, mengacu pada dimensi
Mengingat hakikat bahasa Alquran yang mengacu pada dimensi tersebut di atas, maka
untuk memahami ayat-ayat Alquran tidak mungkin hanya berdasarkan pada kaidah-kaidah
linguistik semata. Sebab itu dalam upaya mengatasi stagnasi bahasa terutama kaitannya
dengan dimensi Ilahiyah, dimensi metafisik, dan dimensi kodrati yang bersifat intim, maka
sangat realistis bilamana kemudian Alquran menggunakan gaya ungkapan halus atau yang
disebut dengan gaya eufemisme dalam konteks sosio-kultural masyarakat Arab pada saat itu.
Karena bahasa yang diungkapkan dengan gaya eufemistik dapat memberikan jembatan rasio
yang terbatas masyarakat Arab pada saat itu agar mereka mampu menangkap pesan-pesan
moral yang ingin disampaikan, bahkan juga mengatasi ruang dan waktu. Hal ini berdasarkan
pada suatu kenyataan tentang hakikat bahasa bahwa bahasa sebagai simbol pasti memiliki
suatu acuan. Karena itu, tidak mengherankan apabila di dalam bahasa Alquran banyak
Selain faktor di atas, gaya bahasa eufemisme yang disajikan Alquran sangat terkait
dengan faktor psikologis dan sosiologis yang ada pada saat itu, dan peradaban masyarakat
Arab secara umum yang merupakan hasil proses dialektis dan jawaban Muhammad atas
konteks yang dihadapi. Dalam konteks tertentu Alquran perlu menyampaikan dengan bahasa
metaforis, dan pada konteks yang lain harus diungkapkan dengan bahasa yang tegas dan
lugas. Sehingga Alquran itu didesain dan dikonstruk sesuai dengan konteksnya. Dengan
begitu, pemahaman baru terhadap Alquran bukan berarti mereduksi, tetapi membuktikan
Pada kajian bahasa disebutkan, terpisahnya teks dari pengarangnya dan dari situasi
sosial yang melahirkannya, maka berimplikasi sebuah teks bisa tidak komunikatif lagi dengan
realitas sosial yang melingkupi pihak pembaca. Sebab, sebuah karya tulis pada umumnya
merupakan respon terhadap situasi yang dihadapi oleh penulis dalam ruang dan waktu
tertentu. Karena itu, dalam tradisi tafsir, permasalahan di atas dapat dikembalikan dan
dibatasi pada analisa asbab al-nuzul atau konteks sosio-historis (Komaruddin, 1996: 140).
Dengan demikian, ketika kita melihat konteks pragmatik (sosial-budaya) masyarakat Arab
yang masih jahili pada saat itu, maka Alquran khususnya surat an-Nisā`, pada saat
pilihan bahasa yang halus, atau bahasa yang sesuai dengan tingkat intelektual masyarakat
yang berperadaban.
penelitian yang relevan mengenai kajian sosio-pragmatik. Adapun penelitian yang relevan
dengan penelitian ini. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Asim Gunarwan (1994) yang
kesantunan direktif bahasa Indonesia dan hierarki kesantunan direktif bahasa Jawa ternyata
memiliki kesamaan. Hal ini mengisyaratkan bahwa para subjek penelitian tersebut
direktif di dalam kedua bahasa itu. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh I Wayan
Simpen dengan judul “Kesantunan Berbahasa pada Penutur Bahasa Kambera di Sumba
Simpen menjelaskan bahwa kesantunan berbahasa pada penutur bahasa Kambera yang
merefleksikan latar budaya yang dianut penutur dengan berorientasi pada sistem
kepercayaan, sistem mata pencaharian, hubungan kekerabatan, stratifikasi sosial, dan sistem
pernikahan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nurul Masfufah (2010) yang berjudul
Ketiga penelitian tersebut memiliki kerelevanan dengan penelitian ini, yaitu terletak
pada objek kajian sosiopragmatik. Namun, dalam penelitian ini subjek dan pokok masalah
kajian agak berbeda dengan ketiga penelitian yang relevan tersebut. Penelitian ini
menggunakan teks Alquran surat an-Nisa‟ sebagai sumber kajian. Adapun pokok masalah
yang menjadi objek kajiannya, yaitu bentuk gaya bahasa eufemisme dengan bertumpu pada
pendekatan sosiopragmatik.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan temuan yang telah dilakukan terhadap gaya
1. Bentuk lingual dalam surat an-Nisā` yang membicarakan wanita dan kaitan dengan
kategori bentuk kata sebanyak 23, bentuk frase sebanyak 20 dan bentuk kalimat
sebanyak 28.
2. Delapan komponen tindak tutur dalam kajian sosio-pragmatik untuk menganalisis gaya
terdapat 3 bentuk tindak tutur yaitu 29 tindak tutur pernyataan (deklaratif), 7 tindak
5.2 Saran
Penelitian gaya bahasa eufemisme dalam surat an-Nisā dapat dikaji dalam beberapa
aspek linguistik seperti semantik, stilistika, sintaksis. Pada tahapan ini peneliti hanya
menggunakan surat an-Nisā‟ dalam Alquran sebagai data penelitian. Kajian ini dapat
diperluas lagi, untuk melihat apakah temuan yang sama berlaku pada surat lainnya dan dapat
175
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
al-Alūsī, Abū al-Faḍal Shihāb al-Dīn al-Sayyīd al-Maḥmūd. 1994. Rūḥ al-Ma`ānī fī Tafsīr al-
Qur`ān al-Aẓīm. Kairo: Dār al-Fikr. Juz 4.
Abbas, Fadlal Hasan. 1987.al-Balaghah Fununuha wa Afnanuha. Amman: Dar al-Furqan.
al-Faishal, Abd al-Aziz bin Muhammad. 1405 H.al-Adab al-Arabi Wa Tarikhuhu. Riyadh: al-
Mamlakah al-Arabiyah al-Su'udiyah.
al-Fārūqī, Ismā`il. dan Lois Lamya al-Fārūqī. 2000. Atlas Budaya Islam; Menjelajah
Khazanah Peradaban Gemilang Terj. Ilyas Hasan. Bandung: Mizan.
Ainin, Moh. dan Imam Asrori. 2008. Semantik Bahasa Arab. Hilal: Malang.
al-Khudhairi, Zainab. 1995. Filsafat Sejarah Ibn Khaldun. Bandung: Pustaka.
al-Khuli. 1959. Min Huda al-Qur‟an al-Qadhat ar-Rasul. Cairo: Dār al-Ma‟arif.
al-Khuli ali Ahmad. 1986. A Dictionary of Theoritical Linguistics. Libanon : Libararie du
Liban.
al-Rāzī, Muḥammad Fakhr al-Dīn. 1994. al-Tafsīr al-Kabīr. Kairo: Dār al-Fikr. Juz 5.
al-Shābunī, Muhammad `Alī. 1980. Shafwah al-Tafāsīr. Beirut: Dār al-Fikr. Jilid II.
al-Sharqawi, 1281H. “Tohfatun Nazirin”. Mesir.
al-Ṭabarī, Ibn Jarīr. 1995. Jami` al-Bayān `an Ta`wīl Ayi al-Qur`ān. Kairo: Dār al-Fikr. Juz
8.
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Amal, Taufik Adnan. 2001. Rekonstruksi Sejarah al-Qur'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Amin, Bakry Syaikh. 1982. Al-Balaghah fi Tsaubihal-Jadid: „Ilmul Bayan. Beirut: Daruts-
Tsaqafaf Al-Islamiyyah.
Amriti, Zakaria. Tafsir Āyatu al-aḥkam, Beirut: Daru al-kutub al-alamiyah, Jilid I.
Arikunto, Suharismi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Asari, Hasan, 1994. Menyingkap Zaman Keemasan Islam. Bandung: Mizan.
Asy-Syirbasyi, Ahmad. 2001. Sejarah Tafsir Al-Qur‟an. Jakarta: Pustaka Firdaus.
al-Zarqani. 2004. Manāhil al-Irfan. Cairo.
Aż-Żahabi, Muhammad Husain. 1979. at-Tafsir wa al-Mufassirun. Cairo:t.p.
Bungin, H. M. Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.
176
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
177
Mariani, Enok dan Nunung Farida. 1997. Antropologi. Jakarta: PT. Grafindo Media Pertama.
M. Echols, John dan Hassan Shadily. 1983. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia. cet
XII.
Miles, Matthew B. dan Michael. A Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis: A
Sourcebook of New Methods. California: Sage Publication.
Murata, Sachiko. 1999. Kitab Rujukan tentang Relasi Gender dalam Kosmologi dan
Teologi Islam, Diterjemahkan dari The Tao of Islam: A. Source book on Gender
Relationship in Islamic Thought. (Terj.) Rahmani Astuti dan M.S. Nasrullah.
Bandung: Mizan.
Mustaqim, Abdul. 2008. Pergeseran Epistemologi Tafsir, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muzakki, Ahmad. 2009. Stilistika al-Qur‟an. UIN Malang Press.
Neufeld, Victoria. 1984. Webster‟s New World Dictionary. New York: Webster‟s New World
Cleveland.
Osman, A. Latif. 2000. Ringkasan Sejarah Islam. Jakarta: Widjaya.
Santoso, Riyadi. 2003. Semiotika Sosial Pandangan terhadap Bahasa. Surabaya: Pustaka
Eureka dan Jp Press Surabaya.
Semi, M. Atar. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. t.t.
Setiawan, M. Nur Kholis. 2005. al-Qur'an Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta: eLSAQ Press.
Shadely, Hasan. 1980. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta.
Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda.
Soekamto, Soerjono. 1969. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sudaryanto. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Su`ud, Abu. 2003. Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam Peradaban Umat
Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suparno. Disampaikan pada hari Senin tanggal 20 November 2000. budaya komunikasi yang
terungkap dalam wacana bahasa Indonesia. Makalah pengukuhan guru besar fakultas
sastra Universitas Negeri Malang (UNM).
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.
Tierney, Helen. Women‟s studies Encyclopedia Vol.I. New York: Green Word Press.
Umam, Chatibul. 2004. Pengantar Kajian al-Qur‟an. Jakarta: Pustaka al-Husna.
Umar, Ahmad Mukhtar. 1988. Ilmu Ad-Dalalah. Kairo: Alimatu Al-Kutub.
Wardhough, Ronald. 1972. Introduction to Linguistics. New York: Graw-Hill.
Watt, W. Montgomery. 1961. Muhammad: Prophet and Statesman. London: t.p.
Yatim, Badri dan H. D. Sirojuddin AR. 1995. Sejarah Kebuadayaan Islam I. Jakarta: Ditjen
Binbaga Islam Depag RI.
Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zaidan, Jurji. 1997. Adabul al-lughah al-„arabiyah. Libanon: Libararie du Liban.
Zuhaily, Al Munir. Darul Fikr : Beirut.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.
2. Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu
menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu Makan harta mereka bersama
hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang
besar.
3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil[265],
Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
4. Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan[267]. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
5. Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268],
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-
kata yang baik.
6. Dan ujilah[269] anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. kemudian jika
menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah
kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas
kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa.
barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari
memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta
itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka
hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah
Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).
7. Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
8. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat[270], anak yatim dan orang miskin,
Maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang baik.
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar.
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).
11. Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan[272]; dan
jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo
harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga;
jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
12. Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka
buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang
kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para
isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat
yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-
laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu
saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika
saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga
itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan
tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu
sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Penyantun.
13. (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir
didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang
besar.
14. Dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-
ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di
dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
15. Dan (terhadap) Para wanita yang mengerjakan perbuatan keji [275], hendaklah ada empat
orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). kemudian apabila mereka telah memberi
persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka
menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya[276].
16. Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, Maka berilah
hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, Maka
biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
17. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejahatan lantaran kejahilan[277], yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka
mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
18. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia
mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula diterima taubat)
orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu telah Kami
sediakan siksa yang pedih.
19. Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa[278] dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata[279]. dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
20. Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain [280], sedang kamu telah
memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu
mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya
kembali dengan jalan tuduhan yang Dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata ?
21. Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, Padahal sebagian kamu telah bergaul
(bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan mereka (isteri-isterimu) telah
mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat.
22. Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali
pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
24. Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak
yang kamu miliki[282] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas
kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[283] (yaitu) mencari isteri-isteri
dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu
nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna),
sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah
saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu[284]. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
25. Dan Barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya
untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman,
dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu
adalah dari sebahagian yang lain[285], karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan
mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita
yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain
sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka
melakukan perbuatan yang keji (zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman
wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-
orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu,
dan kesabaran itu lebih baik bagimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
26. Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada
jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para Nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima
taubatmu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
27. Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa
nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat
lemah.
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
30. Dan Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, Maka Kami kelak
akan memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
31. Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan
Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
32. Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari
pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
33. Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat,
Kami jadikan pewaris-pewarisnya[288]. dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah
bersumpah setia dengan mereka, Maka berilah kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya
Allah menyaksikan segala sesuatu.
34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita
yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
35. Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang
hakam[293] dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua
orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295]
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
37. (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir[296] siksa yang menghinakan.
38. Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya[297] kepada
manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian.
Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, Maka syaitan itu adalah teman
yang seburuk-buruknya.
39. Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari
kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada mereka ?
dan adalah Allah Maha mengetahui Keadaan mereka.
40. Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-
Nya pahala yang besar[298].
41. Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang
saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi
atas mereka itu (sebagai umatmu[299]).
42. Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya
mereka disamaratakan dengan tanah[300], dan mereka tidak dapat Menyembunyikan (dari
Allah) sesuatu kejadianpun.
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid)
sedang kamu dalam Keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau
kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
44. Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al kitab
(Taurat)? mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud
supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).
45. Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. dan cukuplah
Allah menjadi pelindung (bagimu). dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).
47. Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah
Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu sebelum Kami
mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang[306] atau Kami kutuki mereka
sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari
Sabtu[307]. dan ketetapan Allah pasti berlaku.
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
49. Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?[308].
sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya
sedikitpun.
50. Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan Dusta terhadap Allah? dan cukuplah
perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
51. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab?
mereka percaya kepada jibt dan thaghut[309], dan mengatakan kepada orang-orang kafir
(musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
52. Mereka Itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu
sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
53. Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? Kendatipun ada, mereka
tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia[310].
54. Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia[311] yang Allah
telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan Hikmah kepada
keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
55. Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman
kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman
kepadanya. dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.
56. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
57. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan
Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal
mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci, dan Kami
masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
60. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ?
mereka hendak berhakim kepada thaghut[312], Padahal mereka telah diperintah mengingkari
Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-
jauhnya.
61. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang munafik
menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
62. Maka Bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu
musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu
sambil bersumpah: "Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian
yang baik dan perdamaian yang sempurna".
63. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah
kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
64. Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya[313] datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah
mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.
66. Dan Sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau
keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali
sebagian kecil dari mereka. dan Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang
diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
menguatkan (iman mereka),
67. Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,
68. Dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
69. Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para
shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah
teman yang sebaik-baiknya.
70. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
71. Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!
72. Dan Sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan
pertempuran)[315]. Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan telah
menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.
73. Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah Dia
mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia:
"Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang
besar (pula)".
74. Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan
akhirat[316] berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur
atau memperoleh kemenangan Maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.
75. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang
lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan
Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami
pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!".
76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir
berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena
Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
77. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[317]: "Tahanlah
tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik)
takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu
takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada
kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai
kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan
akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya
sedikitpun[318].
78. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di
dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[319], mereka
mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka
mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya
(datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir
tidak memahami pembicaraan[320] sedikitpun?
79. Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada
segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.
80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan
Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka[321].
81. Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban Kami hanyalah) taat".
tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di
malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis
siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan
tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung.
82. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
83. Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil
Amri[322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya
(akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri)[323]. kalau tidaklah karena
karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian
kecil saja (di antaramu).
84. Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan
kewajiban kamu sendiri[324]. Kobarkanlah semangat Para mukmin (untuk berperang).
Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah Amat besar
kekuatan dan Amat keras siksaan(Nya).
85. Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik[325], niscaya ia akan memperoleh
bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi syafa'at yang buruk[326], niscaya
ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
86. Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu
(dengan yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
87. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang
yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?
88. Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan[328] dalam (menghadapi) orang-
orang munafik, Padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan
usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang
telah disesatkan Allah[329]? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak
mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.
89. Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu
kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka
penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka
berpaling[330], tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah
kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi
penolong,
90. Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu
dan kaum itu telah ada Perjanjian (damai)[331] atau orang-orang yang datang kepada kamu
sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya[332].
kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu
pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi
kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu[333] Maka Allah tidak memberi jalan
bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.
91. Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka
aman dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada
fitnah (syirik), merekapun terjun kedalamnya. karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu
dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka
(dari memerangimu), Maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-
orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh)
mereka.
92. Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka
(keluarga terbunuh) bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada
Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar
diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya
yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si
pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan
adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
93. Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta
menyediakan azab yang besar baginya.
94. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, Maka
telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam"
kepadamu[338]: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud
mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. begitu
jugalah Keadaan kamu dahulu[339], lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu,
Maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
95. Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan
jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-
orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan
pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang
duduk[341] dengan pahala yang besar,
96. (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
97. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri
sendiri[342], (kepada mereka) Malaikat bertanya : "Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?".
mereka menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para
Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi
itu?". orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali,
98. Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak
mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),
99. Mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun.
100. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan
maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum
sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
101. Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-
qashar[343] sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
102. Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri
(shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat)[344], Maka hendaklah mereka pindah
dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua
yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu[345]], dan hendaklah
mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah
terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan
tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan
karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah
telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu[346].
103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
104. Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu
menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula),
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak
mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,
supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu,
dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang-orang yang khianat[347],
106. Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
107. Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang
dosa,
108. Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal
Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang
Allah tidak redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka
kerjakan.
109. Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela)
mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk
(membela) mereka pada hari kiamat? atau siapakah yang menjadi pelindung mereka
(terhadap siksa Allah)?
110. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
112. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya
kepada orang yang tidak bersalah, Maka Sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan
dan dosa yang nyata.
113. Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan
dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka tidak menyesatkan
melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu.
dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah
mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar
atasmu.
114. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena
mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
115. Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu[348] dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia,
dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-
jauhnya.
117. Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala[349], dan (dengan
menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka,
118. Yang dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil
dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya)[350],
119. Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu
mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan
Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]". Barangsiapa yang menjadikan syaitan
menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
120. Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan
belaka.
121. Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya.
122. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan
ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. dan siapakah yang lebih benar
perkataannya dari pada Allah ?
123. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan tidak
(pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya
akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak
(pula) penolong baginya selain dari Allah.
124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia
orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikitpun.
125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim
yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
126. Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan)
Allah Maha meliputi segala sesuatu.
127. Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang Para wanita. Katakanlah: "Allah memberi
fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran[354]
(juga memfatwakan) tentang Para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka
apa[355] yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka[356] dan
tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu
mengurus anak-anak yatim secara adil. dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahuinya.
128. Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz[357] atau sikap tidak acuh dari
suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian yang sebenar-
benarnya[358], dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut
tabiatnya kikir[359]. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara
dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
129. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun
kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada
yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu
Mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
130. Jika keduanya bercerai, Maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-
masingnya dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Bijaksana.
131. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada
kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir Maka (ketahuilah), Sesungguhnya
apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah[360] dan Allah Maha
Kaya dan Maha Terpuji.
132. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. cukuplah Allah
sebagai Pemelihara.
133. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan Dia
datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat
demikian.
134. Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi
Allah ada pahala dunia dan akhirat. dan Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.
135. Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.
137. Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula),
kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya[362], Maka sekali-kali Allah tidak
akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan
yang lurus.
138. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih,
139. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang
kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
140. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa
apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan
yang lain. karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa
dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan
orang-orang kafir di dalam Jahannam,
141. (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu
(hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata:
"Bukankah Kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat
keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah Kami turut
memenangkanmu[363], dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan
memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi
jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka[364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka
bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali[366]. [0]
143. Mereka dalam Keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk
kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-
orang kafir)[367], Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi
petunjuk) baginya.
144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi
wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu Mengadakan alasan
yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?
145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi
mereka.
146. Kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh
pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka
mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan
kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
147. Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah adalah
Maha Mensyukuri[370] lagi Maha mengetahui.
148. Allah tidak menyukai Ucapan buruk[371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali
oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
149. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau memaafkan sesuatu
kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa.
150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian
(yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang
demikian (iman atau kafir),
151. Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.
152. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Para Rasul-Nya dan tidak membeda-
bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka
pahalanya. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
153. Ahli kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari
langit. Maka Sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu.
mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada Kami dengan nyata". Maka mereka disambar
petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi[374], sesudah datang kepada
mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. dan telah
Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.
154. Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima)
Perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. dan Kami perintahkan kepada mereka:
"Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud[375]", dan Kami perintahkan (pula) kepada
mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu[376]", dan Kami telah
mengambil dari mereka Perjanjian yang kokoh.
155. Maka (kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan)[377], disebabkan mereka
melanggar Perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah
dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati Kami
tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya,
karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.
156. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam
dengan kedustaan besar (zina),
157. Dan karena Ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah[378]", Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-
benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula)
yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
158. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. dan adalah
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
159. Tidak ada seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya[380]. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
160. Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas (memakan
makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) Dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
161. Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
162. Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin,
mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah
diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian. orang-orang Itulah yang akan Kami berikan
kepada mereka pahala yang besar.
163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
164. Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung[381].
165. (mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul
itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
166. (mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al
Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan
malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). cukuplah Allah yang mengakuinya.
167. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan
Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.
168. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak
akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka,
169. Kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.
170. Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan
(membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik
bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena
Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah[382]. dan adalah
Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
171. Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan
janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa
putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[384] yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[385]. Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang
Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
172. Al masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan)
malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)[386]. Barangsiapa yang enggan dari
menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua
kepada-Nya.
173. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah akan
menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya.
Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa
mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka,
pelindung dan penolong selain dari pada Allah.
174. Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang
benderang (Al Quran).
175. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-
Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga)
dan limpahan karunia-Nya. dan menunjuki mereka kepada jalan yang Lurus (untuk sampai)
kepada-Nya.
176. Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak
mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki
mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika
saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-
saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua
orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak
sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
[263] Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk)
Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang
menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam
a.s. diciptakan.
[264] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya
kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya
bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
[265] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat,
giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
[266] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini
poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh Para Nabi sebelum Nabi Muhammad
s.a.w. ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
[267] Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua
pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.
[268] Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang
dewasa yang tidak dapat mengatur harta bendanya.
[270] Kerabat di sini Maksudnya : Kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari harta
benda pusaka.
[271] Pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
[272] Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki lebih
berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi nafkah. (Lihat
surat An Nisaa ayat 34).
[273] Lebih dari dua Maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan Nabi.
[274] Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: a. Mewasiatkan
lebih dari sepertiga harta pusaka. b. Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan.
Sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris, juga tidak
diperbolehkan.
[275] Perbuatan keji: menurut jumhur mufassirin yang dimaksud perbuatan keji ialah
perbuatan zina, sedang menurut Pendapat yang lain ialah segala perbuatan mesum seperti :
zina, homo sek dan yang sejenisnya. menurut Pendapat Muslim dan Mujahid yang dimaksud
dengan perbuatan keji ialah musahaqah (homosek antara wanita dengan wanita).
[276] Menurut jumhur mufassirin jalan yang lain itu itu ialah dengan turunnya ayat 2 surat
An Nuur.
[277] Maksudnya Ialah: 1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa
perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. 2. orang yang durhaka
kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. 3. orang yang melakukan kejahatan karena
kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.
[278] Ayat ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa
dibolehkan. menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, Maka
anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. janda tersebut
boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh
pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi.
[280] Maksudnya Ialah: menceraikan isteri yang tidak disenangi dan kawin dengan isteri
yang baru. Sekalipun ia menceraikan isteri yang lama itu bukan tujuan untuk kawin, Namun
meminta kembali pemberian-pemberian itu tidak dibolehkan.
[281] Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. dan yang dimaksud dengan
anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian
juga yang lain-lainnya. sedang yang dimaksud dengan anak-anak isterimu yang dalam
pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama Termasuk juga anak tiri yang tidak dalam
pemeliharaannya.
[282] Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-
samanya.
[283] Ialah: selain dari macam-macam wanita yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat 23
dan 24.
[284] Ialah: menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah
ditetapkan.
[285] Maksudnya: orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama
keturunan Adam dan hawa dan sama-sama beriman.
[286] Yaitu dalam syari'at di antaranya boleh menikahi budak bila telah cukup syarat-
syaratnya.
[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab
membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
[288] Lihat orang-orang yang Termasuk ahli waris dalam surat An Nisaa' ayat 11 dan 12.
[289] Maksudnya: tidak Berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
[290] Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya
dengan baik.
[291] Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti
meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan,
dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan
bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
[296] Maksudnya kafir terhadap nikmat Allah, ialah karena kikir, menyuruh orang lain
berbuat kikir. Menyembunyikan karunia Allah berarti tidak mensyukuri nikmat Allah.
[297] Riya ialah melakukan sesuatu karena ingin dilihat dan dipuji orang.
[298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan
kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat
gandakan oleh Allah.
[299] Seorang Nabi menjadi saksi atas perbuatan tiap-tiap umatnya, Apakah perbuatan itu
sesuai dengan perintah dan larangan Allah atau tidak.
[301] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk
bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
[302] Maksudnya: mengubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
[303] Maksudnya mereka mengatakan : Kami mendengar, sedang hati mereka mengatakan:
Kami tidak mau menuruti.
[304] Maksudnya mereka mengatakan: dengarlah, tetapi hati mereka mengatakan: Mudah-
mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli).
[305] Raa 'ina berarti: sudilah kiranya kamu memperhatikan kami. di kala Para sahabat
menghadapkan kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata ini dengan
digumam seakan-akan menyebut Raa'ina Padahal yang mereka katakan ialah Ru'uunah yang
berarti kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya Tuhan
menyuruh supaya sahabat-sahabat menukar Perkataan Raa'ina dengan Unzhurna yang juga
sama artinya dengan Raa'ina.
[306] Menurut kebanyakan mufassirin, Maksudnya ialah mengubah muka mereka lalu
diputar kebelakang sebagai penghinaan.
[307] Lihat surat Al Baqarah ayat 65 dan surat Al A'raaf ayat 163.
[308] Yang dimaksud di sini ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menganggap diri
mereka bersih. Lihat surat Al Baqarah ayat 80 dan ayat 111 dan surat Al Maa-idah ayat 18.
[309] Jibt dan Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
[310] Maksudnya: orang-orang yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada manusia atau
masyarakatnya, tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.
[312] Yang selalu memusuhi Nabi dan kaum muslimin dan ada yang mengatakan Abu
Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga: 1. orang yang
menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.
[314] Ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan
Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al
Faatihah ayat 7.
[316] Orang-orang mukmin yang mengutamakan kehidupan akhirat atas kehidupan dunia ini.
[317] Orang-orang yang Menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum
ada perintah berperang.
[321] Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak
menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.
[323] Menurut mufassirin yang lain Maksudnya Ialah: kalau suatu berita tentang keamanan
dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan ulil Amri, tentulah Rasul dan ulil amri yang
ahli dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari berita itu.
[324] Perintah berperang itu harus dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w karena yang
dibebani adalah diri beliau sendiri. ayat ini berhubungan dengan keengganan sebagian besar
orang Madinah untuk ikut berperang bersama Nabi ke Badar Shughra. Maka turunlah ayat ini
yang memerintahkan supaya Nabi Muhammad s.a.w. pergi berperang walaupun sendirian
saja.
[325] Syafa'at yang baik Ialah: Setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang
Muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan.
[328] Maksudnya: golongan orang-orang mukmin yang membela orang-orang munafik dan
golongan orang-orang mukmin yang memusuhi mereka.
[329] Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak
mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak
mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka
mereka itu menjadi sesat.
[330] Diriwayatkan bahwa beberapa orang Arab datang kepada Rasulullah s.a.w. di Madinah.
lalu mereka masuk Islam, kemudian mereka ditimpa demam Madinah, karena itu mereka
kembali kafir lalu mereka keluar dari Madinah. kemudian mereka berjumpa dengan sahabat
Nabi, lalu sahabat menanyakan sebab-sebab mereka meninggalkan Madinah. mereka
menerangkan bahwa mereka ditimpa demam Madinah. sahabat-sahabat berkata: mengapa
kamu tidak mengambil teladan yang baik dari Rasulullah? sahabat-sahabat terbagi kepada
dua golongan dalam hal ini. yang sebahagian berpendapat bahwa mereka telah menjadi
munafik, sedang yang sebahagian lagi berpendapat bahwa mereka masih Islam. lalu turunlah
ayat ini yang mencela kaum muslimin karena menjadi dua golongan itu, dan memerintahkan
supaya orang-orang Arab itu ditawan dan dibunuh, jika mereka tidak berhijrah ke Madinah,
karena mereka disamakan dengan kaum musyrikin yang lain.
[332] Tidak memihak dan telah Mengadakan hubungan dengan kaum muslimin.
[335] Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu
jiwa atau anggota badan.
[337] Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman
atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua
bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba
sahaya.
[338] Dimaksud juga dengan orang yang mengucapkan kalimat: laa ilaaha illallah.
[339] Maksudnya: orang itu belum nyata keislamannya oleh orang ramai kamupun demikian
pula dahulu.
[341] Maksudnya: yang tidak berperang tanpa alasan. sebagian ahli tafsir mengartikan
qaa'idiin di sini sama dengan arti qaa'idiin Maksudnya: yang tidak berperang karena uzur..
[342] Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang
muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi sedangkan mereka sanggup. mereka
ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar;
akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
[343] Menurut Pendapat jumhur arti qashar di sini Ialah: sembahyang yang empat rakaat
dijadikan dua rakaat. Mengqashar di sini ada kalanya dengan mengurangi jumlah rakaat dari
4 menjadi 2, Yaitu di waktu bepergian dalam Keadaan aman dan ada kalanya dengan
meringankan rukun-rukun dari yang 2 rakaat itu, Yaitu di waktu dalam perjalanan dalam
Keadaan khauf. dan ada kalanya lagi meringankan rukun-rukun yang 4 rakaat dalam Keadaan
khauf di waktu hadhar.
[344] Menurut jumhur mufassirin bila telah selesai serakaat, Maka diselesaikan satu rakaat
lagi sendiri, dan Nabi duduk menunggu golongan yang kedua.
[345] Yaitu rakaat yang pertama, sedang rakaat yang kedua mereka selesaikan sendiri pula
dan mereka mengakhiri sembahyang mereka bersama-sama Nabi.
[346] Cara sembahyang khauf seperti tersebut pada ayat 102 ini dilakukan dalam Keadaan
yang masih mungkin mengerjakannya, bila Keadaan tidak memungkinkan untuk
mengerjakannya, Maka sembahyang itu dikerjakan sedapat-dapatnya, walaupun dengan
mengucapkan tasbih saja.
[347] Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang
dilakukan Thu'mah dan ia Menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi.
Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu
orang Yahudi. hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada Nabi s.a.w. dan mereka
meminta agar Nabi membela Thu'mah dan menghukum orang-orang Yahudi, Kendatipun
mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu'mah, Nabi sendiri Hampir-hampir
membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.
[349] Asal makna Inaatsan ialah wanita-wanita. patung-patung berhala yang disembah Arab
Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan Nama-nama perempuan sebagai Laata, Al Uzza
dan Manah. dapat juga berarti di sini orang-orang mati, benda-benda yang tidak berjenis dan
benda-benda yang lemah.
[350] Pada tiap-tiap manusia ada persediaan untuk baik dan ada persediaan untuk jahat,
syaitan akan mempergunakan persediaan untuk jahat untuk mencelakakan manusia.
[352] Meubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri
binatang. ada yang mengartikannya dengan meubah agama Allah.
[353] Mu di sini ada yang mengartikan dengan kaum muslimin dan ada pula yang
mengartikan kaum musyrikin. Maksudnya ialah pahala di akhirat bukanlah menuruti angan-
angan dan cita-cita mereka, tetapi sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.
[356] Menurut adat Arab Jahiliyah seorang Wali berkuasa atas wanita yatim yang dalam
asuhannya dan berkuasa akan hartanya. jika wanita yatim itu cantik dikawini dan diambil
hartanya. jika wanita itu buruk rupanya, dihalanginya kawin dengan laki-laki yang lain
supaya Dia tetap dapat menguasai hartanya. kebiasaan di atas dilarang melakukannya oleh
ayat ini.
[357] Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti
meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. nusyuz dari pihak suami ialah bersikap keras
terhadap isterinya; tidak mau menggaulinya dan tidak mau memberikan haknya.
[358] Seperti isteri bersedia beberapa haknya dikurangi Asal suaminya mau baik kembali.
[359] Maksudnya: tabi'at manusia itu tidak mau melepaskan sebahagian haknya kepada orang
lain dengan seikhlas hatinya, Kendatipun demikian jika isteri melepaskan sebahagian hak-
haknya, Maka boleh suami menerimanya.
[360] Maksudnya: kekafiran kamu itu tidak akan mendatangkan kemudharatan sedikitpun
kepada Allah, karena Allah tidak berkehendak kepadamu.
[363] Yaitu dengan jalan membukakan rahasia-rahasia orang mukmin dan menyampaikan hal
ihwal mereka kepada orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang mukmin
mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.
[364] Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka
dilayani sebagai melayani Para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat
mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
[365] Riya Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari
pujian atau popularitas di masyarakat.
[366] Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka berada
di hadapan orang.