Di susun oleh:
FARMANINGSIH, S. Pd
PPG_DALJAB_UNJ 2019
TUJUAN PEMBELAJARAN
FAKTA
Apa hubungannya dengan Kimia? Peristiwa kecepatan laju kendaraan itu sama
dengan yang terjadi pada reaksi kimia. Dalam suatu peristiwa kimia, terkadang reaksi
dapat berjalan cepat, namun terkadang berjalan lambat. Apa yang membedakannya?
Sudah barang tentu kondisi ketika reaksi itu berlangsung merupakan faktor utama
dalam reaksi kimia.
Pernahkah kalian melihat ledakan BOM? Atau mungkin hasil ledakan kembang api ?
atau tanpa kalian sadari, kalian melihat pagar rumah kalian yang tiba-tiba berkarat ?
Selain proses-proses tersebut, masih banyak proses kimia yang dapat kita amati yang
terjadi di sekitar. Proses tersebut ada yang berlangsung cepat dan ada yang
berlangsung lambat. Ilmu kimia berperan dalam menyesuaikan kondisi yang
diinginkan dari proses-proses tersebut.
Untuk menjawab semua permasalahan itu kita harus memahami terlebih dahulu
faktor-faktor yang seperti apa saja yang menyebabkan kondisi suatu reaksi
memungkinkannya berjalan cepat atau lambat. Baiklah, sebelum kita membahas lebih
lanjut faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi, baiklah marilah kita pahami
penjelasan berikut.
A. LAJU REAKSI
Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil
reaksi (produk) yang dinyatakan dengan persamaan berikut:
Persamaan reaksi : A B
∆[𝐴] ∆[𝐵]
v = − atau v =+
∆𝑡 ∆𝑡
Keterangan:
A = reaktan (pereaksi)
B = produk (hasil reaksi)
v = laju reaksi
Δ[A] = perubahan konsentrasi molar pereaksi
Δ[B] = perubahan konsentrasi molar produk
Δt = perubahan waktu
∆[𝐴]
− ∆𝑡 = laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi dalam satu satuan waktu
∆[𝐵]
+ = laju penambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu
∆𝑡
Contoh :
1 1
VN2 = VH2 = VNH3
3 2
1 Molaritas (M) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
=
𝑛
=
𝑚𝑜𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑉 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Molaritas (M) =
𝑚
X
1000 2
𝑀𝑟 𝑉
Contoh:
PEMBAHASAN:
Cara 1:
n MgCl
Jadi, M MgCl
Cara 2:
M MgCl
2. Suhu
Kalian pernah menyeduh kopi? Dengan apa kalian menyeduhnya?
Ya pastinya pakai
AIR lah !
4. Katalis
Terkadang dengan memperbesar konsentrasi, suhu, maupun luas
permukaan bidang sentuh saja kurang efisien, sehingga perlu ada cara lain
Ya, dengan menambahkan katalis pada suatu reaksi kimia, maka laju reaksi
akan berjalan lebih cepat
Produk Katalis
Katalis
Jika kalian berperan sebagai “si biru” dalam kedua gambar tersebut, coba
bandingkan, gambar manakah yang sepertinya paling mudah ketika kalian
D. TEORI TUMBUKAN
Berdasarkan teori tumbukan, laju reaksi terjadi karena adanya tumbukan efektif.
Energi aktivasi/ energi pengaktifan adalah energi minimum yang dibutuhkan
untuk menghasilkan tumbukan yang efektif sehingga reaksi dapat berlangsung.
Tumbukan efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu posisinya tepat dan
energinya cukup. Bagaimanakah posisi tumbukan yang efektif? Dalam
wadahnya, molekul-molekul pereaksi selalu bergerak ke segala arah dan sangat
mungkin bertumbukan satu sama lain. Baik dengan molekul yang sama maupun
dengan molekul berbeda. Tumbukan tersebut dapat memutuskan ikatan dalam
molekul pereaksi dan kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan
molekul hasil reaksi. Contoh tumbukan antarmolekul yang sama terjadi pada
pereaksi hidrogen iodida berikut.
HI(g) + HI(g) → H2(g) + I2(g)
Secara umum, dituliskan: AB + AB → A2 + B2
Tumbukan yang efektif terjadi bila keadaan molekul sedemikian rupa sehingga
antara A dan B saling bertabrakan (Gambar 2(a)). Jika yang bertabrakan adalah
atom yang sama, yaitu antara A dan A (Gambar 2(b)) atau atom A dan B namun
Selanjutnya apa yang dimaksud energi tumbukan harus cukup? Jika kalian
melemparkan batu pada kaca dan kacanya tidak pecah, berarti energi kinetik
batu tidak cukup untuk memecahkan kaca. Demikian juga tumbukan
antarmolekul pereaksi, meskipun sudah terjadi tumbukan dengan posisi tepat,
namun apabila energinya kurang, maka reaksi tidak akan terjadi. Dalam hal ini
diperlukan energi minimum tertentu yang harus dipunyai molekul-molekul
pereaksi untuk dapat menghasilkan reaksi.Energi tersebut dinamakan energi
aktivasi atau energi pengaktifan (Ea).
Perhatikan Gambar 3. tentang tumbukan dengan energi yang cukup dan tidak
cukup.
Bila gerakan molekul AB dan C lambat, maka tidak akan terjadi ikatan antara
B dan C saat bertumbukan. Akibatnya, keduanya terpental tanpa ada
perubahan (Gambar 3(a)). Dengan mempercepat gerakan molekul, maka akan
membuat tumpang tindih B dan C serta membuat ikatan, dan akhirnya terjadi
ikatan kimia (Gambar 3(b)).
Dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal (pereaksi),
keadaan transisi, dan keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi disebut
juga komplek teraktivasi. Pada keadaan ini ikatan baru sudah terbentuk namun
ikatan lama belum putus. Keadaan tersebut hanya berlangsung sesaat dan
tidak stabil. Keadaan transisi ini selalu mempunyai energi lebih tinggi daripada
keadaan awal dan akhir, sedangkan energi keadaan awal dapat lebih tinggi
atau lebih rendah daripada energi keadaan akhir.
Bila keadaan awal lebih tinggi energinya, reaksi mcnghasilkan kalor atau
dinamakan reaksi eksoterm, dan bila yang terjadi adalah sebaliknya,
dinamakan reaksi endoterm. Perhatikan Gambar 4. yang menggambarkan
tentang energi aktivasi pada reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Dengan mengetahui teori tumbukan ini, kalian akan lebih mudah memahami
penjelasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi. Percepatan
gerakan molekul akan memperbesar kemungkinan tumbukan efektif karena
percepatan gerakan memberikan energi lebih besar. Percepatan gerakan
molekul berarti percepatan laju reaksi. Dengan dipercepatnya laju reaksi
menggunakan salah satu faktor-faktor berikut, diharapkan energi yang
dibutuhkan untuk tumbukan dapat tercukupi sehingga bisa menghasilkan
tumbukan yang efektif.
(a) (b)
Gambar 5 : Tumbukan antar partikel pada (a) permukaan kecil,
(b) permukaan besar
(a) (b)
Gambar 6: Tumbukan antar partikel pada (a) konsentrasi rendah
(b) konsentrasi tinggi
(a) (b)
Gambar 7: Tmbukan antar partikel pada (a) suhu tinggi, (b) suhu rendah
V1 = (∆V) X.V0
𝑇𝑎 − 𝑇𝑜
𝑋=
∆𝑇
Keterangan :
V1 = laju reaksi pada akhir reaksi (M/s)
Vo = laju reaksi pada awal reaksi (M/s)
Ta = suhu akhir reaksi (oC)
To = suhu mula-mula (oC)
∆V = kenaikan laju reaksi
∆T = kenaikan suhu (oC)
Adapun untuk mencari waktu akhir reaksi apabila waktu awal reaksi
diketahui, dapat menggunakan rumus berikut:
1 X
ta = ( ) .t0
∆V
𝑇𝑎 − 𝑇𝑜
𝑋=
∆𝑇
Keterangan :
ta = waktu pada akhir reaksi (s)
to = waktu pada awal reaksi (s)
Ta = suhu akhir reaksi (oC)
To = suhu mula-mula (oC)
∆V = kenaikan laju reaksi
∆T = kenaikan suhu (oC)
Pada reaksi eksoterm yang melepas kalor, tetap dibutuhkan energi untuk
memicu terjadinya reaksi, demikian pula pada reaksi endoterm, dibutuhkan
energi untuk mencapai kondisi transisi.
Beberapa reaksi yang sukar berlangsung disebabkan oleh tingginya energi
aktivasi. Oleh karena itu, agar reaksi lebih mudah berlangsung,
ditambahkan katalis. Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah
jalannya reaksi, yaitu jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi
aktivasi yang lebih rendah daripada jalur reaksi yang biasanya ditempuh.
Jadi dapat dikatakan bahwa katalis berperan dalam menurunkan energi
aktivasi
Jenis-Jenis Katalis
Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
katalis homogen dan katalis heterogen.
Ni(s)
C2H4(g) + H2(g) C2H6(g)
Jawaban : D
Pembahasan :
Pada suhu 26oC
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi yang di kenal umum ada
lima yakni luas permukaan sentuh, suhu, konsentrasi, tekanan, dan juga
katalis.Pengaruh suhu terhadap laju reaksi adalah ...
A. Semakin tinggi, laju reaksi semakin lambat
B. Semakin rendah, laju reaksi semakin cepat
C. Semakin tinggi, laju reaksi semakin cepat
D. Semakin rendah, tidak ada laju reaksi
E. Tidak mempengaruhi laju reaksi
3. Faktor yang dapat menentukan kelajuan reaksi saat tumbukkan adalah ....
A. Arah tumbukkan, frekuensi tum-bukkan, dan energy partikel pereaksi.
B. Frekuensi tumbukkan, energy po-tensial, dan arah tumbukkan.
C. Frekuensi tumbukkan, arah tum-bukkan, dan energy potensial.
D. Energi potensial, arah tumbukka-n dan kompleks teraktivasi.
E. Katalis, komplek teraktivasi, dan energy potensial.
Jawaban: A
Pembahasan:
Semakin besar frekuensi tumbukkan maka semakin cepat juga partikel-
partikel bereaksi. Dengan energy partikel yang semakin banyak mencap-ai
energy rata-rata maka laju tumbu-kkan semakin besar dan bereaksi.
Dengan arah tumbukkan yang tepat pastinya akan menghasilkan suatu
reaksi.
Jawaban: D
Pembahasan:
Jika suhu sistem bertambah, orientasi tepat, jumlah molekul yang
bertumbukan dengan energy cukup bertambah. Laju reaksi bertambah
dengan bertambahnya suhu sistem.
Jawaban : C
Pembahasan :
Energi potensial adalah energi yang mempengaruhi benda karena posisi
benda tersebut yang mana kecenderungan tersebut menuju tak terhingga
dengan arah dari gaya yang ditimbulkan dari energi potensial tersebut.
Satuan SI untuk mengukur usaha dan energi adalah Joule (simbol J).
Energi aktivasimerupakan sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Svante
Arrhenius, yang didefinisikan sebagai energi yang harus dilampaui agar
reaksi kimia dapat terjadi. Energi aktivasi bisa juga diartikan
sebagai energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat
terjadi.
Jawaban : B
Pembahasan :
Memperbesar konsentrasi
Jumlah partikel pereaksi yang semakin banyak akan membuat jarak antar
partikel pereaksi semakin dekat (karena partikelnya akan sangat rapat).
Akibatnya jumlah tumbukan yang terjadi antar partikel juga akan meningkat
(karena molekul pereaksi yang rapat tadi) sehingga hal ini akan
meningkatkan laju reaksi.
Menaikkan suhu
Kenaikan suhu akan memperbesar energy kinetic partikel, akibatnya
gerakan partikel perekasi akan semakin cepat. Gearakan yang semakin
ceoat ini akan mengakibatkan jumlah tumbukan antara partikel perekasi
akan semakin banyak dan juga energy tumbukannya akan cukup efektif
untuk membuat kedu molekul pereaksi tersebut bereaksi. Akibatnya laju
reaksi akan semakin cepat.
G. LATIHAN SOAL
Untuk menguji pemahaman kalian tentang materi “Laju Reaksi dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Laju Reaksi”, silakan kerjakan soal di bawah ini !
1. Apa yang dimaksud dengan laju reaksi dan apa satuan dari laju reaksi ?
2. Apabila kalian diminta untuk mengukur laju reaksi terhadap reaksi :
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
Bagaimanakah rancangan percobaan yang akan kalian buat terkait dengan :
a. zat yang akan diukur konsentrasinya
b. cara mengukur gas yang dihasilkan
c. alat yang digunakan
d. cara kerjanya
3. Ke dalam ruangan yang volumenya 10 liter direaksikan 0,1 mol gas N 2 dan
0,1 mol gas H2 dengan persamaan reaksi berikut
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Setelah reaksi berlangsung selama 5 detik, ternyata masih tersisa 0,08 mol
gas N2. Tentukan laju reaksi berdasarkan :
a. gas nitrogen yang bereaksi (vN2)
b. gas hidrogen yang bereaksi (vH2)
c. gas NH3 yang terbentuk (vNH3)
Tentukan :
a. laju reaksi rata-rata dari gas A pada setiap selang waktu
b. laju reaksi rat-rata tiap selang waktu berdasarkan gas AB3 yang dihasilkan
5. Laju reaksi pada reaksi : 4NO2(g) + O2(g) 2N2O5(g) diukur berdasarkan
berkurangnya konsentrasi gas oksigen setiap detik. Jka pada suhu tertentu
laju reaksinya adalah 0,024 mol?L detik, hitunglah laju reaksi jika diukur
berdasarkan :
a. Berkurangnya gas NO2 tiap deti
b. Bertambahnya gas N2O5 tiap detik
H. KESIMPULAN
1. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah pereaksi untuk
tiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk tiap satuan
waktu
2. Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam mol dm-3 det-1 atau mol/liter
detik
3. Laju reaksi dipengaruhi oleh luas permukaan bidang sentuh pereaksi,
konsentrasi, suhu, dan katalis
4. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup
untuk menghasilkan reaksi
5. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh pereaksi, semakin besar
peluang terjadinya tumbukan efektif
6. Semakin besar konsentrasi pereaksi, semakin besar jumlah partikel pereaksi
sehingga semakin besar peluang terjadinya tumbukan efektif
7. Semakin tinggi suhu, semakin tinggi energi kinetik partikel yang bergerak dan
semakin besar peluang terjadinya tumbukan efektif
I. DAFTAR PUSTAKA
Nana Sutresna – Dindin Sholehudin – Tati Herlina, 2016. Buku Siswa Aktif dan
Kreatif Belajar Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan MIPA (Edisi Revisi
2016). Bandung: Grafindo. hal: 77 – 90
Tim Masmedia Buana Pustaka, 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI (Kurikulum
2013). Sidoarjo: Masmedia. hal: 95 – 107
Tine Maria Kuswati – Ernavita – Ratih – Sukardjo, 2016. Buku Siswa Kimia
SMA/MA Kelompok Peminatan MIPA (Kelas XI). Jakarta: Bumi Aksara. hal: 77 -
94
Unggul Sudarmo – Nanik Mitayani, 2016. Buku Siswa Kimia Untuk SMA/MA
Kelas XI Peminatan MIPA (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit Erlangga. hal: 73 - 90