BAB 1
PENDAHULUAN
pendidikan dari lahir sampai akhir hayatnya. Pendidikan adalah sarana penunjang
yang sangat penting untuk menjadikan manusia sebagai mahluk yang berkualitas.
Oleh karena itu, supaya bangsa Indonesia memiliki sumber daya yang berkualitas,
Indonesia.
Seperti yang tertera dalam Al-Qu’an yang mana dalam Islam pendidikan
Allah, sebagaimana yang terdapat dalam surat Al- Mujadalah pada ayat 11 yang
berbunyi :
2
menjadikan ayat tersebut sebagai acan dalam proses belajar. Ilmu yang di
maksudkan dalam ayat tersebut bukan hanya ilmu pelajaran atau ilmu dunia,
tetapi ilmu akhirat yang dapat menolong kita kelak di akhirat nanti. Manusia akan
mendapatkan pendidikan sejak dalam kandungan dan akan berakhir hingga akhir
hayatnya, dan tanpa kita sadari bawha manusia akan mendapatkan pendidikan
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan formal di dapatkan melalui lembaga
yang resmi seperti sekolah, didalam sekolah siswa akan mendapatkan ilmu yang
beragam dari pelajaran, sikap, kedisiplinan, dan juga keberanian. Pada pendidikan
yang di tempuh melalui cara non formal di dapat diluar lingkungan formal atau
yang diberikan oleh orang tua, pendidikan awal ini dapat berpengaruh paling
1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal, Pasal 1
ayat(1).
3
besar dalam pembentukan sikap dan karakter seoarang anak. Setelah lingkungan
rumah seorang anak akan masuk ke lingkungan sekolah yang dapat menunjang
masuk ke lingkungan sosial saat anak sudah masuk ke lingkungan sekolah. Anak
seutuhnya, yang mana yang dimaksud manusia utuh yaitu beriman dan bertaqwa,
tingkah laku atau sikap dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses
proses pembelajaran yang telah didapatkan oleh peseta didik. Akan tetapi tidak
memegang peran sangat penting untuk dapat menentukan hasil belajar peserta
2
Eri Purwanti, “Implementasi Penggunaan SSP Tematik Integratif Untuk Menanamkan
Tanggung Jawab, Kerja Keras, dan Kejujuran”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol.
3 No.2 (Desember 2016), h.2
4
didik. Sehingga seorang pendidik harus pas dan tepat saat menggunakan metode
ataupun strategi dalam proses belajar mengajar supaya materi pembelajaran yag
disampaikan terasa menyenangkan, atif dan mudah diterima oleh peserta didik.
lepas dari peran sebuah model pembelajaran. Berdasarkan dari karakteristik siswa
kelas rendah, maka model pembelajaran yang tepat adalah tematik. Tematik yaitu
sebuah model pembelajaran yang terinspirasi dari teori psikologi Gestalt, di mana
siswa kelas rendah sekolah dasar masih memandang segala sesuatu sebagai
sebuah kesatuan yang utuh dan saling terkait atau sering disebut dengan holistik.4
3
Nureva, putrid rachmawati. “Pengaruh Gender Terhadap Gaya Belajar Siswa di SDN 35
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran” Jurnal Terampil Pendidikan dan Pembelajaran Dasar .
Vol 5 No. 2 ( Desember 2018) h.207
4
Eri Purwanti, Op.Cit . h.3
5
untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Dengan hal
ataupun tema yang terdapat pada kehidupan. Dengan demikian peserta didik akan
proses pembelajaran supaya pembelajaran leih aktif dan kreatif sehingga siswa
akan mendaat pengalamannya secara langsung dan lebih bermakna. Kedua, pada
atau yang sering kita dengar learning by doing. Sehingga , seorang pendidik perlu
5
Nurul Hidayah, “ Pembelajaran Tematik Terintegrasi di Sekolah Dasar”. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No 1 (Juni 2015), h.
6
Dimas Qondias, Erna Laurensia Anu, Irama Niftalia “Pengembangan Media
Pembelajaran Tematik Berbasis Mind Mapping SD Kabupaten Ngada Flores. ” Jurnal Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 5 No.2 (oktober 2016), h. 176-177
6
pembelajaran, namun tidak semua proses belajar mengajar dapat tercapai seperti
harapan para pendidik. Untuk mencapai tujuan dari sebuah pembelajaran banyak
hal yang harus disiapkan terlebih dahulu. Saat semua yang di butuhkan sudah
disiapkan bukan berarti dapat langsung tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran.
Lampung sudah terlaksana dengan baik, namun masih banyak permasalahan yang
terjadi. Siswa merasa bosan pada proses pembelajaran yang masih cenderung
monoton. Monoton yang di maksut yaitu proses belajar mengajar yang belum
menggunakan metode yang bervariasi, serta pemilihan metode yang tidak tepat
menjadi pusat pembelajaran atau teacher center, peserta didik banyak yang kurang
berlangsung sehingga membuat siswa merasa bosan. Hal tersebut membuat para
peserta didik dalam memahami materi yang di sampaikan oleh guru masih kurang
kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D. Dari masing-masing kelas tersebut peneliti
mengambil data ulangan harian sebagai penentu kelas mana yang akan peneliti
gunakan saat melakukan penelitian. Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM yang
di tentukan untuk kelas V adalah 70. Berikut ini adalah daftar nilai ulangan
Tabel 1.1
Hasil Ulangan Harian Kelas A, B, C dan D MIN 6 Bandar Lampung
Nilai (x)
Jumlah
No Kelas X 70 X 70 Siswa
1. VA 12 22 34
2. VB 18 15 33
3. VC 9 24 33
4. VD 5 25 30
Jumlah 44 86 130
Berdasarkan data yang telah diperoleh bahwa siswa yang belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM mencapai 66% yang berasal dari jumlah
siswa belum tuntas yaitu 86 siswa, sedangkan peserta didik yang telah mencapai
kriteria ketuntasa minimal (KKM) yaitu 34% atau 44 siswa yang telah tuntas.
Peseta didik dinyatakan tuntas apabila sudah mencapai dari nilai kriteria minimal
yaitu 70.
8
Dari data yang telah di dapatkan oleh peneliti saat melaksanakan Pra
Penelitian yang memiliki nilai paling rendah di antara kelas tersebut yaitu kelas V
With A Questions pada proses belajar mengajar yang selama ini telah
berlangsung.7
dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa, dan juga guru dapat menguasai
teman ataupun berkelompok agar lebih paham dan mengerti. Harapan yang
siswa.
Nur Asiah , wawancara guru kelas, MIN 6 Bandar Lampung, Bandar Lampung
7
September 2019.
9
tematik peneliti berharap dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan siswa pada
saat proses belajar. Tujuan pembelajaran yang sering sekali belum tercapai
Question agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan mendapatkan
hasil maksimal.
Berdasarkan uraian yang telah peneliti jelaskan, maka peneliti tertarik untuk
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
2. Pemilihan metode yang kurang tepat dan kurang bervariasi, sehingga siswa
bersikap pasif.
C. Batasan Masalah
tenaga maka pembatasan masalah dalam skripsi ini terbatas pada Peningkatan
10
Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Menggunakan Metode Lerning Start With
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Start With a Questions (LSQ) terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik
F. Manfaat Penelitian
1. Peserta Didik
2. Pendidik
3. Sekolah SD/MI
4. Peneliti
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Kajian Teori
A. Hasil Belajar
tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai
oleh siswa dalam bentuk angka atau skor setelah siswa melakukan tes yang telah
pembelajaran, pendidik dapat melihat dari hasil elajar siswa. Sehingga hasil
pembelajaran.8
Semua proses belajar dilakukan oleh siswa akan mendapatkan hasil belajar. Hasil
belajar adalah interpretasi suatu proses belajar yang mana telah berlangsung untuk
yang telah diajarkan. Sudjana berpendapat bahwa semua hasil belajar merupakan
pengalaman belajrnya.9
8
M. Yusuf T dan Mutmainnah Amin. Pengaruh Mind Map Dan Gaya Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa, Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, Tadris 2016, h. 87
9
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Beajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014, h. 61
13
afektif dan juga psikomotorik yang akan dicapai oleh siswa sesudah mengikuti
proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pola – pola perbuatan, nilai,
sikap dan kemampuan yang dimiliki siswa. Hasil belajar dimiliki apabila siswa
yang menunjukkan tentang apa mungkin dilakukan sebagai hasil dari sebuah
pembelajaran. Dengan begitu hasil belajar merupakan sesuatu yang sudah di capai
dalam bentk penguasaan, kecakapan dan pengetahuan yang ada pada aspek
kehidupan yang mana akan terlihat perubahan tingkah laku dari individu.11
kecakapan atau keterampilan, hasil belajar dari penguasaan materi serta hasil
Hasil belajar merupakan suatu bentuk sikap atau kemampuan yang dimiliki
mempunyai arti yaitu perubahan yang telah terjadi pada diri siswa dari aspek
10
Kunandar, Penilaian Autentik, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, h. 62
11
Muhammad Affandi, Isnaini Nurjanah. “ Pengaruh Metode Pembelajaran Learning
Start With A Question (LSQ) Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV MIN 2 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2017/2018”, Terampil Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, Vol. 5 No. 1,
2018,h. 47
12
Masdiana, I Made Budiarsa, Hendrik Arung, “Penerapan Pembelajaran Tematik untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 1 SDN 018 Kabupaten Mamuju Utara”, Jurnal
Kreatif Tadulaka Online. Vol.3 No.2 h.6
13
Yuli Yanti, Riska Dwi Handayani, “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Paire Share Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Di Kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah
Sukarame Bandar Lampung”, Jurnal Terampil Pendidikan Dan Keterampilan Dasar Vol. 4, No. 2,
2017, h. 113
14
Setiap siswa memiliki hasil belajar yang berbeda-beda, karena setiap peserta
didik daya serap atau daya tangkap anak dalam menerima dan mencerna
pelajaran berbeda-beda. Ada yang cepat dalam menyerap atau menerima pelajaran
dan ada juga yang lambat, selain itu ada siswa yang hanya dengan mendengar
penjelasan dari guru sudah paham dan mampu mengingat materi yang telah di
sampaikan, ada juga yang harus mencatat apa yang perlu untuk di ingat, ataupun
dapat di dukung dan di tunjang dari proses belajar mengajar yang di dapatkan
peserta didik, selain itu kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang
berbeda-beda menjadi penunjang hasil prestasi peserta didik. Semakin cepat dan
baik daya serap serta kemampuan menangkap materi pembelajaran, maka semakin
Siswa sebagai pusat dari pembelajaran maka siswa harus berperan aktif dalam
pembelajaran. Keaktifan yang dimiliki siswa dapat di nilai dari peranannya saat
Di samping dari itu, keaktifan siswa merupakan bentuk sebuah pembelajaran yang
mandiri, yaitu siswa berusaha mempelajari segala sesuatu atas kehendak dan
14
Ibid.82
15
kemampuannya atau usahanya sendiri, sehingga dalam hal ini guru hanya
Hasil belajar merupakan sesuatu hal yang dapat kita lihat dari dua sisi,
yaitu dari pendidik dan dari peserta didik. Saat kita melihat dari sisi pendidik
pembelajaran dan masih ada lainnya. Sedangkan saat kita melihat dari sisi peserta
didik, maka hasil belajar merupakan proses pembelajaran yang telah dilalui oleh
peserta didik. Hasil belajar akan terlihat dari tingkah laku pada siswa tersebut, dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dalam teori
a. Ranah Kognitif
dan penilaian yang sering di sebut kata kerja oprasional dari C1yang paling
15
Anas Nia Dewi Nur Komaria, “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Start With A
Questions Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Mata Pelajaran Akutansi
Keuangan”. Jurnal Tata Arta UNS, Vol.1 No. 2, hlm. 223-236 (Oktober 2015)
16
Syaiful Rochman, Zainal Hartoyo, “Analisis High Order Thinking Skills Taksonomi
Menganalisis Permasalahan Fisika”. Jurnal Science and Physics Education (SPEJ), Vol.1 No. 2,
h.79 (Juni 2018)
17
R Arifin Nugroho, “HOTS Higher Order Thinking Skills”, Jakarta: PT Gramedia, 2018
h.19
16
b.Ranah Afektif
Berdasarkan deengan nilai dan sikap yang dimiliki oleh peserta didik. Ranah
c. Ranah Psikomotorik
Dari hasil ketiga ranah tersebut menunjukkan hasil belajar ranah kognitif lebih
dominan dari pada hasil belajar afektif dan psikomotorik. Akan tetapi hasil belajar
afektif dan psikomotorik juga harus menjadi bagian hasil penilaian proses
pembelajaran didekolah.18
Gagne menyatakan bahwa hasil belajar dibagi menjadi lima kategori yaitu:19
18
Zainal Aqib, Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif)
Bandung: Yrama Widya, 2015, h. 66-67
19
Agus Suprijono. Ibid. hCooperative Learning Teori & Aplikasi Pikem
Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2017. h.5
17
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu factor berasal dari dalam diri siswa
(eksternal) dan factor dari luar (eksternal). Factor daridalam diri siswa dibagi lagi
menjadi dua bagian yaitu psikologis dan fisiologis, sedangkan dari luar siswa
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dari dalam (Internal) terdapat
tiga yaitu kelelahan jasmani ataupun rohani, factor jasmani yaitu kesehatan atau
cacat tubuh, dan juga factor psikologis yaitu perhatian, minat, bakat, intelegensi,
belajar siswa, saat kelelahan dialami oleh siswa maka saat proses belajar
20
Prihma Sinta Utami, Abdul Gafur, “Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Belajar
Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ips Di SMP Negeri Di Kota
Yogyakarta”. Jurnal Pendidikan Ips, Vol. 2 No 1 (Maret 2015), h.98
21
Dessy Mulyani, “Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar”. Jurnal
Ilmiah Konseling, Vol. 2 No 1 (Januari 2013), h.28
18
pestasi yang didapat oleh siswa tidak maksimal jika setiap belajar siswa
mengalami kelelahan.
prestasi belajar siswa. Saat siswa sakit maka dapat mengganggu saat
disampaikan oleh guru. Sedangkan saat cacat fisik maka siswa terbatas
mempengaruhi siswa dapat belajar dengan lebih ketas dan tekun serta
didik di sekolah.22
Jadi tinggi rendahnya hasil belajar dari peserta didik ditentukan oleh kesiapan
siswa dalam proses pembelajaran. Saat siswa telah memiliki kesiapan belajar yang
sangat baik maka siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, mudah
Apabila siswa memiliki kesiapan belajar yang matang maka siswa lebih
22
Ibid,h.83
19
a. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Sekolah
kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, tata terti
3) Lingkungan Masyarakat
pada lingkungan masyarakat yang baik supaya siswa juga memiliki hasil
yang baik.
b. Faktor Guru
Guru adalah salah satu fakor yang sangat penting dalam pendidikan,
c. Faktor Sosial
semakin sering seorang anak berada di lingkungan yang baik, maka anak
tersebut akan tercipta sebagai anak baik, begitupun sebaliknya saat seorang
anak berada pada lingkungan yang tidak baik maka anak tersebut akan
Metode pembelajaan memiliki peran yang sangat penting juga, karena saat
metode pembelajaran digunakan secara tepat dan sesuai dengan kondisi atau
setiap kondisi.
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Metode pembelajaran merupakan jalan yang dipakai oleh guru yang dapat
Dalam jurnal Riske Nuralita Lingga Dewi yang mengutip dari Sutikno
23
Rusaman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
(Jakarta:Pt Grafindo Persada,2014), h.58.
24
Nurfaidah, Suprapta, Muh. Said L, “Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan
Metode Pembelajaran Student Team Leaning Modification”. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 6 No.
1 (Maret 2018), h.27
21
b. Macam-macam Metode
ini beberapa metode pembelajaran yang paling sering di terapkan dan di gunakan
a. Metode Ceramah
25
Riske Nuralita Lingga Dewi, “Pengaruh Metode Make A Mach Dengan Media Gambar
Terhadap Kemampuan Mengenal Kekhasan Bangsa Indonesia Seperti Kebhinekaan Siswa Kelas
III SDN Purwodadi Kec.Kras Kab.Kediri Tahun Ajaran 2015”. Jurnal Pendidikan Pembelajaran
Dasar, Vol.2 NO.2 (Desember 2015), h.172
22
Metode ini sering disebut juga dengan metode role playing dilakukan
d. Metode Simulasi
menirukan situasi atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan secara nyata
e. Metode Jigsaw
tentang topic yang akan dibahas oleh pendidik. Pendidik bisa menulis di
papan tulis atau menyampaikan topic secara lisan kepada peserta didik.
Pendidik bisa bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pada saat proses belajar mengajar agar
26
Ridwan Abdulah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta : Bumi Angkasa, 2014), h,168
27
Agus Suprijono. Op. Cit. h.89
23
peserta didik dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Keaktifan peserta
didik didalam kelas saat proses belajar mengajar akan membuat pembelajaran
Saat peserta didik belajar dengan sesuatu yang baru maka akan lebih efektif
jika siswa ikut aktif dan terus bertanya. Untuk membuat peserta didik aktif
“Metode Learning Start With a Questions ini merupakan salah satu metode yang
dapat membuat peserta didik aktif dalam bertanya saat proses pembelajaran.
sehingga strategi ini dapat menstimulasi peserta didik untuk bertanya, yang
28
Muhamad Afandi, Isnaini Nurjanah, “Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Start
With A Question (LSQ) Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV MIN 2 Bandar Lampung”. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, Vol. 5 No.1 (Juni 2018), h.46
29
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif
(Yogyakarta, Pustaka Insan Madani,2016), h.44
30
Komang Nia Purnamasari, “Penerapan Strategi Learning Start With A Question (LSQ)
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas
X-7 SMA”. Jurnal Pogram Studi Pendidikan Ekonomi. Vol. 7 No. 2 (2016), h.3
24
Metode sederhana ini dapat merangsang siswa untuk bertanya. Agar siswa
aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan
siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari sehingga apabila
dalam membaca atau membahas mater tersebut terjadi kesalahan konsep akan
peserta didik yang dirancang supaya peserta didik dapat belajar dengan aktif
dengan cara membuat peserta didik mengajukan pertanyan dalam proses belajar
mengajar.
berani bertanya, siswa juga dituntut untuk mau membaca materi pembelajaran
untuk memulai pelajaran dengan bertanya. Setiap peserta didik akan aktif terlibat
mulai menjelaskan. Strategi ini dapat membantu siswa dalam mencapai kunci dari
31
Komang Nia Purnamasari, Op.Cit, h.4
32
Anas Nia Dewi Nur Komaria, Op.Cit, h.6
25
peserta didik.
a. Pilih bahasa bacaan yang sesuai kemudian bagikan kepada siswa. Dalam
hal ini bacaan tidak harus di fotocopi. Cara lain adalah dengan
menentukan sebuah topik atau bisa juga menentukan tertentu yang terdapat
dengan temannya.
c. Meminta peserta didik untuk memberikan tanda pada bacaan yang belum
banyaknya.
dibaca.
26
peserta didik.
tersebut.33
a. Dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam brntuk ide, gagasan dalam
Ada yang paling penting pada metode pembelajaran ini, metode ini dapat
menstimulasi peserta didik untuk bertanya, yang merupakan kunci dalam belajar.
ekonomi melalui penerapan suatu strategi yang berpusat pada partisipasi dan
a. Ada beberapa siswa yang malu untuk bertanya, sehingga guru tidak
3. Tematik
suatu topik tertentu yang kemudian di gabungkan dengan beberapa aspek dari
membentuk satu tema pembelajaran. Tema tersebut kemudian diulas dari berbagai
sudut pandang baik dari pandangan ilmu keagamaan, ilmu sosial, ilmu
didik.36
psikologi Gestalt, di mana siswa kelas rendah sekolah dasar masih memandang
segala sesuatu sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan saling terkait atau sering
pada kurikulum 2013 merupakan terapan dari pembelajaran terpadu yaitu dengan
mengintegrasikan bebrapa aspek pada mata pelajaran ataupun antar mata pelajaran.
bermakna.37
Eko Budi Susatyo, Sri Mantini Rahayu S, Restu Yuliawati. Op.Cit, h. 408
35
dengan tema untuk mengaitakan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema
peserta didik.39
dan lingkungan sekitar siswa sehingga siswa akan belajar melalui pengalaman
langsung dan konkret yang sesuai dengan prinsip perkembangan belajar anak.
38
Nurul Hidayah, “Pembelajaran Tematik Terintegrasi Di Sekolah Dasar”. Jurnal
TERAMPIL Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol 2 No 1 h.35
39
Ibid, h.36
40
Rokhimah Kusuma Pratiwi, Arif Widagdo, “Implementasi Pembelajaran Tematik Pada
Kelas Awal Di Sekolah Dasar” Jurnal Unnes JLJ (Desember 2017) h.279
29
belajar di sekolah yang relevan dengan kehidupan siswa akan menolong siswa
dengan masyarakat.41
Arti dari bermakna itu sendiri yaitu peserta didik akan lebih mudah dalam
yang nyata.42 Pembelajaran yang bermakna bagi siswa akan lebih diingat dan di
siswa dapat lebih baik lagi saat proses pembelajaran berlangsung dan dapat
menjadikan para siswa sebagai generasi bangsa yang cerdas dan mampu bersaing
dengan bekal yang telah di milikinya selama mereka ada di dunia pendidikan.
B. Kerangka Berfikir
Factor yang mempengaruhi hasil belajar sangatlah banyak, baik dari factor
metode pembelajaran yang tepat, efektif, efisien dan mencapai tujuan dari suatu
pembelajaran tersebut.
Pada metode Learning Start With a Questions (LSQ), peserta didik diminta
tanda pada bacaan yang tidak dimengerti. Selanjutnya pendidik akan memberikan
41
Eri Purwanti, Op.Cit, h.3
42
Nur Leli, Moh Agung Rokhimawan, “Pengaruh Strategi PointCounter Point Terhadap
Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Tematik”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Dasar, Vol 5 No.2 (Desember 2018), h.250
30
diminta untuk menulis pertanyaan mengenai materi yang telah dibaca. Kemudian
Nia Purnamasari yang berjudul Strategi Learning Start With a Questions ini dapat
menggugah siswa untuk mencapai kunci belajar, yaitu bertanya. Learning Start
With a Questions adalah strategi pada pembelajaran yang dapat membuat peserta
didik aktif bertanya, kreatif, percaya diri serta mampu mengasah ketajaman
baik dan benar, dengan demikian hasil belajar siswa akan meningkat.43
harapan. Hasil belajar siswa masih relative rendah.strategi dan metode yang
digunakan tidak melibatkan siswa secara aktif didalam kelas, sehingga menjadi
Faktor lain yang menyebabkan hasil belajar yang rendah yaitu siswa kurang
merespon materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa lebih banyak
diam dalam merespon informasi dalam merespon informasi tentang materi saat
Sehingga peserta didik tidak dapat memahami materi pembelajaran yang telah
disampaikan oleh pendidik. Peserta didik cenderung malu saat akan mengajukan
43
Komang Nia Purnamasari, Op.Cit, h.4
31
sekedar memberikan tanggapan pun siswa banyak yang merasa malu untuk
menyampaikannya.
Tidak hanya siswa menerima keseluruhan dari gurunya saja. Strategi yang dapat
Tipe pembelajaran aktif ada banyak sekali, yang digunakan oleh penulis
metode pembelajaran aktif ini, siswa lebih aktif saat proses belajar mengajar
terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran tematik. Alur dari
C. Penelitian Relevan.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sudah pernah dilakukan oleh beberapa
1. Hasil penelitian yang telah dilkukan oleh Seprina Eliza (2014) dengan judul
analisis tes dengan menggunakan uji t diperoleh thitung = 26,86 lebih besar
dari ttabel=2,08 berarti hipotesis diterima pada taraf nyata α=0,05. Dari hasil
analisis non tes diperoleh rata-rata sikap belajar siswa 3,01 dan keterampilan
LSQ pada hasil belajar peserta didik kelas XI IIS SMAN 16 Padang, sikap
belajar siswa sudah baik dan keterampilan belajar siswa sudah terampil.44
2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Anisa dengan judul
“Efektifitas Metode Learning Start With a Questions (LSQ) Pada hasil belajar
dapat mengingkatkan hasil belajar IPS yang ditunjukkan dengan hasil rata-rata
3. Hasil penelitian yang telah dilkukan oleh Dina Kusmita yang berjudul,
ada peningkatan hasil belajar dengan nilai 62,7% serta ketuntasan 57% dan
pada siklus satu ketuntasan kelas 71,4%, sedangkan siklus kedua naik menjadi
85,7%.45
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, terdapat banyak
Learning Start With a Questions ini pada satu mata pembelajan atau bidang study,
ini pada pembelajaran tematik. Peneliti menggunakan metode LSQ ini pada kelas
44
Seprina Heliza, “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start with a
Questions (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”, Skripsi
pada STKIP PGRI, Sumatra Barat, 2014, h.1, tidak diterbitkan
45
Dina Kusmita, “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Melalui Model Pembelajaran Learning Starts With A Question”, ( Skripsi Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), h. 61.
34
metode yang bervariasi agar tercapai tujuan dari pembelajaran dan meningkatkan
D. Hipotesis Tindakan
tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka fikir yang sudah dibuat. Hipotesis
yaitu dugaan yang sifatnya sementara dari jawaban rumusan masalah pada
penelitian.46
Berdasarkan dari hasil uraian latar belakang serta landasan teori, maka
Learning Start With a Questions (LSQ) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
46
Wiratna Sujarweni, Metedologi Penelitian . Yogyakarta : Pustaka Baru, 2014. h.44
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data yang bertujuan dan memiliki kegunaan. Dari hal tersebut terdapat empat kata
kunci yang dapat digunakan yaitu, cara ilmiah, data tujuan, serta kegunaan. Cara
ilmiah yang dimakud berdasarkan cara keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Arti dari rasional itu sendiri yaitu dilakukan dengan cara yang masuk
akal. Empiris artinya yaitu cara yang dilakukan bisa diamati oleh alat indra
ilmiah (rasional, empiris dan sistematis) yang memiliki arti bahwa metode
teknik, dan desain penelitian yang digunakan dan meliputi prosedur yang harus
ditempuh.
yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan oleh pendidik didalam kelas
melalui refleksi diri yaitu yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses
inofatif untuk memecahkan masalah yang dialami pendidik dan peserta didik.
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R& D, Bandung: Alfabeta, Cet
ke-8, 2018, h.2.
36
bentuk strategi pada saat menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh guru
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.
penelitian ini tindakan diberikan oleh pendidik sekaligus memberikan arahan yang
Dalam penelitian ini peneliti hanya sebagai pengamat, serta guru yang
1. Subjek Penelitian
48
Saur Tampub, Penelitian Tindakan Kelas Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan
Jakarta: Erlangga,2014. h.20
49
Ibid. h.1
50
Nelfi Erlinda, “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif
Tipe TGT Pada Pembelajaran Fisika Kelas X”, Jurnal Tadris Keguruan dan Ilmu Tarbiah, (Juni 2017)
h.3
37
2020
C. Rancangan Penelitian
yang berkaitan dengan masalah hasil belajar peserta didik di MIN 6 Bandar
Lampung, dalam penelitian ini memiliki prosedur siklus kegiatan yang terdiri atas
bebrapa siklus, adapun alur penelitian yang dimaksud dapat kita lihat pada gambar
berikut:
Siklus 1
Siklus 2
Perencanaan
Refleksi Observasi Pelaksanaan
Ulang
Gambar alur tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK dengan
dilakukan lebih dari 2 siklus yang mana dapat kita gunakan indicator keberhasilan
51
Ibid. h,28
38
untuk menentukan siklus akan berhenti atau berlanjut. Dari gambar tersebut dapat
1. Siklus 1
a. Perencanaan
berikut :
9) Menyusun tes.
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan/Observasi
d. Refleksi
evaluasi keberhasilan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
sebelumnya.
b. Pelaksanaan Tindakan
siklus sebelumya.
c. Observasi
d. Refleksi
evaluasi keberhasilan.
1. Tes
dimiliki peserta didik dari awal dan akhir pada saat belum dan sudah
tematik. Soal tes dibuat peneliti dan diberikan kepada guru untuk dibagian
ke peserta didik dan kemudian dikerjakan oleh siswa. Soal yang dipakai
pada penelitian ini adalah tes akhir pada pembelajaran dengan menjawab 20
soal esay pada siklus I dan II. Tes akhir dignakan untuk mengetahui hasil
2. Observasi
54
Rukaesih A. Maolani, dan Ucu Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 2015), h 148
43
3. Dokumentasi
berupa dokumen dan catatan dari sekolah berupa data resmi pada penelitian
yaitu daftar nama siswa, daftar nilai ulangan harian siswa, silabus dan
dan data dari hasil nilai siswa dalam peningkatan hasil belajar dari siswa
penelitian.
E. Instrumen Penelitian
a. Observasi
dengan bantuan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti yang
b. Tes
membuat tes esay yang terdiri dari 20 soal, yang mana dari tes soal tersebut
berasal dari indicator pembelajaran dari tema yang dibahas. Dari masing-
44
masing soal tes tersebut menggunakan kata kerja oprasional dari C1 sampai
C3.
campuran 16, 17
Total 20
1. Uji Validitas
apakah instrumen tersebut valid atau tidak. Instrument akan dikatakan valid
ar 䁤 a r
ar
Keterangan :
45
2. Uji Kesukaran
menguji soal dari tingkat kesulitan sampai di dapatkan soal yang termasuk
dalam katoegori mudah, sedang dan juga sukar. Saat ingin menguji tingkat
at
t
t
Keterangan:
t : Skor maksimum
Tabel 3.1
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Besar I Interpretasi
0,30 Sukar
0,30 ≤ I ≤0,70 Sedang
Ͳ ǡͲ Mudah
Anas Sudjono menjelaskan bahwa butir soal akan di masukan dalam
kategori baik jika memiliki derajat interpretasi butir soal cukup (sedang),
sedangkan dalam penelitian ini ingin mengetahui tingkat kesukaran soal yang
Dalam menganalisi daya pembeda akan membahas soal tes dari sisi
kesanggupan tes tersebut supaya dapat melihat hasil belajar siswa yang
rendah atau tinggi. Dengan demikian dapat digunakan rumus daya pembeda:
Diminta
dan
47
Keterangan:
Dapat kita perhatikan perincian tentang daya beda pada butir soal
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Daya Beda
48
0 DP 0,20 Jelek
0 Ͳ DP 0,40 Sedang
Dari table diatas daya pembeda pada butir soal terlihat baik jika
nilai lebih dari ataupun sama dengan 0,40. Dan daya pembeda dari butir
soal dapat dikatakan jelek jika nilainya kurang dari 0,20 dan akan
4. Uji Reliabilitas
t
䁤
䁤 e
Dengan:
: Bilangan konstan
1) Jika sama atau lebih besar dari 0,7 maka tes dikatakan reliabilitasnya
tinggi (reliable).
2) Jika lebih kecil dari 0.7 maka tes tersebut dikatakan belum memiliki
G. Analisis Data
55
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).
56
Anas Sudijono, Op.Cit, h.209
57
Ibid,h. 39
50
P = x 100 %
Krterangan :
F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N : Jumlah dari banyaknya individu
P : Angka untuk presentasi
H. Indikator Keberhasilan
peningkatan hasil belajar peserta didik minimal 80% dari jumlah peserta
didik yang mencapai KKM. Dengan 80 % dari jumlah peserta didik maka
60 – 75 % C 2 Cukup
55 – 59 % D 1 Kurang
< 54 % E 0 Kurang sekali
proses pembelajaran yang lebih baik lagi. Dalam penelitian ini akan dikatakan
berhasil jika perhitungan presentase hasil belajar ≥ 66% dari peserta didik kelas V