PENDAHULUAN
cukup besar. Hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi
bangsa ini.
yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai “Usaha manusia untuk
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan
Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mullia serta menguasai ilmu
adil, makmur, dan beradab berdasarkan pancasila dan Undang – Undang Dasar
1
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
norma Islam (Achmadi, 2010:31). Dari pengalaman dimasa kecil apabila jauh
dari pendidikan agama Islam , maka kepribadian itu juga akan jauh dari nilai-
nilai agama, sehingga ia akan mudah terpengaruh oleh hal hal yang negatif,
dan sudah terencana oleh seorang pendidik untuk menyiapkan peserta didik
2
sekedar menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, namun
agar memiliki kualitas iman, takwa dan akhlak mulia. Oleh sebab itu, dalam
namun aspek afektif dan psikomotor peserta didik juga harus dikembangkan.
dua sisi, yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh
siswa dalam pembelajaran. Daya serap siswa adalah kemampuan atau kekuatan
setiap siswa. Salah satu kendala dalam proses pembelajaran di sekolah adalah
adanya perbedaan daya serap individual diantara anak yang satu dengan anak
yang lainnya walaupun dalam lingkungan dengan umur yang sama dan kelas
yang sama. Dalam dunia pendidikan, guru, peserta didik dan kurikulum
utama yang paling penting, karena dia yang mengelola dan melaksanakan
poses belajar mengajar. Melalui proses belajar mengajar inilah peserta didik
akan mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik. Agar hal tersebut
dapat terwujud maka proses belajar mengajar yang kondusif bagi peserta didik
3
pembelajaran dan deadline terpenuhi. Supaya mempercepat pembelajaran guru
mengajar hanya dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja, tidak
memperdulikan apakah siswa dapat mengerti atau tidak. Hal ini mengakibatkan
terjadi kejenuhan pada siswa. Apalagi memerlukan waktu yang lama 2 sampai
3 jam per mata pelajaran. Yang akibatnya hanya sedikit ingatan tentang
Sejauh ini, ada sebuah fenomena yang tidak bisa diabaikan oleh para
guru, dimana banyak peserta didik yang merasa sekolah ibarat penjara, sekolah
Bahkan lebih parah, banyak peserta didik yang paling suka bila sang guru
disebabkan selama ini peserta didik hanya diposisikan sebagai objek atau robot
yang harus dijejali beragam materi sehingga membuat peserta didik tidak betah
di kelas. Sedangkan, pengajaran yang baik yaitu ketika para peserta didik
bukan sebagai objek tapi sebagai subjek. Jadi siswa akan menjadi aktif tidak
pasif, dengan begitu peserta didik akan merasa betah dan paham terhadap
mengena terhadap gaya belajar setiap peserta didik. Sehingga semua peserta
didik merasa enjoy dan pas atas sajian yang disampaikan oleh guru, tanpa
efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus
menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian yang tepat dalam proses
4
belajar mengajar. Ia juga dapat mempergunakan metode mengajar secara
yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan teknik dan metode
multisensori dan penuh variasi. Hal ini bisa dilakukan dengan cara beragam
dalam semua mata pelajaran. Guru dalam menyampaikan mata pelajaran bukan
Islam tentang shalat. Guru atau ustadz tidak hanya menjelaskan secara verbal
tentang apa itu salat dan kaifiyat (tata cara) salat dari A sampai Z, namun juga
bisa menggunakan media visual berupa VCD pembelajaran salat, selain lebih
efektif dan efisien, hal ini bisa membuat peserta didik menikmati dan tidak
jenuh lantaran merasa ikut aktif dalam proses belajar. Setelah itu, untuk
satu persatu atau bisa secara kolektif. Hal ini dapat menghindari
ketidakpahaman para peserta didik dan peserta didik akan menjadi aktif dan
tidak jenuh dalam mengikuti proses belajar di kelas. Dalam mata pelajaran
Fiqih untuk siswa di MTs Negeri 8 Ciamis selama ini, guru menggunakan
5
berjam-jam. Gaya guru yang statis dapat menimbulkan kejenuhan siswa dalam
dikembangkan metode pengajaran yang dapat memacu sikap aktif siswa dalam
menengah Pertama berciri khas agama Islam yang menjadi sekolah unggulan
didaerah setempat dan dapat dikatakan memiliki kualitas sekolah yang baik,
Ciamis diakui sebagai salah satu sekolah Negeri favorit di Ciamis. Pendapat
ini dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah siswa yang ada di sana dan
terjadi pada tahun lalu untuk materi toharoh peserta didik kelas VII MTs Negeri
8 Ciamis, hasil belajar fiqih rata – rata kelasnya masih rendah, yaitu 66.61 di
bawah KKM 70. Sedangkan ketuntasan klasikalnya adalah 64.82 % dan 35.18
belajar salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam
6
pada hakikatnya siswa lebih menyukai suatu pembelajaran yang
oleh peran guru yang memberikan pelajaran, namun juga siswa dapat aktif
dalam kelas sehingga harapan dari pendidikan era globalisasi saat ini dapat
tercapai yakni siswa menjadi subyek belajar, bukan obyek seperti yang selama
penelitian dengan judul: “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Materi Toharoh Melalui Metode Talking Stick Kelas VII Mts
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
oriented.
C. Perumusan Masalah
7
Rumusan masalah ini dimaksudkan agar penelitian tidak melebar
latar belakang yang telah penulis uraikan diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
2. Bagaimana prestasi belajar PAI kelas VII MTs Negeri 8 Ciamis setelah
D. Pemecahan Masalah
diharapkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih materi
E. Hipotesis Penelitian
Stick dapat meningkatkan hasil bekajar peserta didik dalam memahami mata
F. Tujuan Penelitian
8
1. Mengetahui Peningkatan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi Toharoh
melalui penerapan metode Talking Stick pada siswa kelas VII di Mts Negeri
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik : Proses belajar mengajar dapat menjadi menarik dan
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-
prinsip.
10
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
ulangan.
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat
tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah
hasil belajar kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan
(C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif adalah tes.
11
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
a) Aspek fisiologis
b) Aspek psikologis
lain:
2011:132).
dan rohani peserta didik, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan
12
peserta didik baik kondisi fisiknya secara umum, sedangkan faktor
dipengaruhi oleh lingkungan (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2001: 39).
1) Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan
2) Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sosial,
13
Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-
perubahan yang tampak pada peserta didik merupakan akibat dari proses
program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam
a. Menambah pengetahuan,
dalam hal ini sangat tertarik dengan judul tesis ini dikarenakan peneliti akan
14
Untuk memahami secara mendalam tentang pelajaran fiqih, perlu di
ulas mengenai arti fiqih itu sendiri. Arti fiqih menurut bahasa arab yaitu
xxviii).
Fiqih atau fiqh adalah salah satu bidang ilmu dalam syriat Islam
kifayah. Fardhu ain (wajib bagi setiap individu) yaitu mempelajari hal-hal
bersuci, shalat, puasa, dan lain – lain. Sedangkan fardhu kifayah (wajib bagi
maka gugurlah kewajiban itu bagi yang lainnya. Tetapi jika tidak ada
Jadi pelajaran fiqih adalah salah satu dari mata pelajaran pendidikan
15
yang mengenai persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan
b. Thaharah
1. Pengertian Thaharah
istilah syara’ thaharah adalah bersih dari hadas dan najis. Selain itu
Cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran hadas dan najis
tergantung kepada kuat dan lemahnya najis atau hadas pada tubuh
seseorang. Bila najis atau hadas itu tergolong ringan atau kecil maka
hadas atau najis itu tergolong besar atau berat maka ia harus
16
karena kesucian atau kebersihan lahiriah merupakan wasilah (sarana)
2. Pengertian Najis
perkara yang keluar dari dubur dan qubul kecuali mani. Untuk
melakukan kaifiat mencuci benda yang kena najis, terlebih dahulu akan
mengalir di atas benda yang kena najis itu, dan hilang zat najis dan
kedua macam yang diatas. Najis ini dibagi menjadi dua bagian:
17
a. Najis hukmiahyaitu yang kita yakini adanya, tetapi tidak nyata
zat, bau, rasa, dan warnanya, seperti kencing yang sudah lama
ini cukup dengan mengalirkan air di atas benda yang kena itu.
b. Najis ‘ainiyah, yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, dan
3. Pengertian Hadast
2014:3 ).
1. Hadast Kecil
a. Karena keluar sesuatu dari dua lubang, yaitu qubul dan dubur.
18
c. Persentuhan antara kulit laki-laki dengan perempuan yang
2. Hadast besar
suci, dan upaya ia menjadi suci maka ia harus mandi besar. Apabila
c. Karena haid, yaitu darah yang keluar dari perempuan sehat yang
d. Karena nifas, yaitu darah yang keluar dari seorang ibu sehabis
melahirkan
Alat – alat yang dipergunakan dalam bersuci terdiri dari dua macam yaitu
air dan bukan air, seperti batu. Dilihat dari segi hukumnya, air terbagi
19
Air mutlak atau yahir mutahir yaitu air yang masih asli belum
tercampur dengan sesuatu benda lain dan tidak terkena najis. Air mutlak
ini hukumnya suci dan dapat mensucikan. Air yang termasuk air mutlak
ini terdiri dari tujuh , yaitu air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air
Air makruh (air musyamas) yaitu air yang dipanaskan pada terik
matahari falam logam yang dibuat dari besi, baja, tembaga, alumunium
penyakit.
Air ini hukumnya suci tetapi tidak mensucikan. Ada dua macam air
a. Air suci yang dicampur dengan benda suci lainnya sehingga air itu
tidak berubah salah satu sifatnya (warna, baau atau rasa). Contoh
b. Air buah – buahan atau air yang ada di dalam pohon, misalnya
4. Air Musta’mal
Air musta’mal yaitu air suci sedikit yang kurang dari kulla dan sudah
suci yang cukup dua kulla yang sudah dipergunakan untuk bersuci dan
20
5. Air Mutanajis (air bernajis)
Air mutanajis yaitu air yang tadinya suci kurang dari du akulla tetapi
kena najis dan telah berubah salah satu sifatnya (bau, rasa, atau
warnanya) .
1. Wudhu
2. Mandi
3. Istinja’
3. Strategi Pembelajaran
21
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan
dengan belajar itu akan dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak baik menjadi baik, dari tidak terampil menjadi terampil (Saiful
didik agar ilmu pengetahuan yang dipelajari dapat menetap dalam memori
psikologi pendidikan.
peserta didik, maka diperlukan suatu cara, langkah, atau juga seni dalam
dalam pendidikan ini biasa disebut dengan seni mengajar. Karena dalam
dengan seni dan cara mengajar atau mendidik ini biasa disebut dengan metode
mengajar, tujuan, dan manfaat strateg yang didapatkan. Apa yang diinginkan
dari teknik pembelajaran ini sebenarnya tidak jauh dari upaya pengembangan
22
potensi peserta didik. Dalam konsep kompetensi yang kemudian melahirkan
dan minat (interest). Lima muatan pengajaran dengan konsep kompetensi ini
manusia yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik ( Abdul Majid dan Dian
penting adanya, termasuk metode Talking Stick. Agar lebih terfokus dan
terarah, maka penulis jelaskan tentang metode talking stick yang secara
Agar lebih rinci, maka disini perlu pula diketahui pengertian dua kata kunci,
a. Metode
media untuk mencapai suatu tujuan (Winarno Surakhman, 1984:96). Hal ini
mengajar yang dipakai pendidik dan metode belajar yang diterapkan kepada
pendidikan.
b. Talking Stick
23
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara
– suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat
mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan
cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika
Stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang
jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab
24
menjawab pertanyaan – pertanyaan yang dihadapkan pada mereka dan
cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
memahami materi.
positif dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada kecerdasan otak.
yang dilaksanakan dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk
unsur perintah dan keharus paksaan sepanjang tidak merugikan peserta didik
berikut :
25
4. Memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari
materi pelajaran.
wacana.
bacaan.
individu.
diterapkan bagi peserta didik SD, SMP, dan SMA/ SMK. Selain untuk melatih
26
kemampuan berbicara, pembelajaran ini juga akan menciptakan suasana yang
3. Memacu agar para peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu
kecerdasan otak.
materi.
27
e. Tujuan Metode Talking Stick
Setiap kegiatan belajar, tidak terlepas dari suatu tujuan yang dicapai.
itu baik, maka hasil pendidikannya akan lebih baik pula. Dan sebaliknya,
Pada Peserta Didik Kelas VI Sekolah Dasar Swasta 007 Pasir Panjang Meral
28
menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan mengaktifkan siswa
C. KERANGKA PEMIKIRAN
didik lebih banyak pasif. Kondisi tersebut menunjukkan peserta didik kurang
Talking Stick. Proses ini lebih menyenangkan dan lebih menarik minat peserta
materi dengan kelompok, dan bisa membuat kesimpulan. Pada akhirnya hal
29
maka kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
GURU FIQIH
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
Dalam hal ini McNift (1992:1) seperti dikutip Suyanto (1997:2) memandang
PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri dan
sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar dll. Dalam PTK
kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dari
tindakan kelas ini guru dapat melakukan penelitian terhadap proses atau hasil
31
Penelitian Tindakan Kelas juga dapat menjebatani kesenjangan
antara teori dan praktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan setelah
umpan balik yang sistematis mengenai apa yang selama ini selalu dilakukan
apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik di kelas yang
dimilikinya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi
kelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk
kepentingan proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif. Dari uraian
tegas.
merasa bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah rendah, keadaan
32
umpan balik yang lebih berarti dan dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerjanya.
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dilakukan didalam kelas dari pendidik kepada peserta didik yang bertujuan
di kelas. Penelitian ini seharusnya dilakukan oleh para peserta didik, karena
33
permasalahan-permasalahan yang ada di kelasnya. Penelitian tindakan kelas
di kelas. Hal ini didukung oleh pernyataan Mc.Niff (1992) dalam Suyanto
B. Rancangan Penelitian
Siklus 1 Perencanaan :
3. Mengembangkan RPP
4. Menyusun LKM
pembelajaran
34
Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada RPP
dan LKM
macam tindakan.
4. Evaluasi tindakan 1
35
C. Langkah – Langkah Penelitian
1. Mengidentifikasi masalah
penyebab.
sebagai pemecahan.
D. Subjek Penelitian
untuk mata pelajaran Fiqih. Sebagai subjek penelitian ini adalah kelas VII
dari 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Lokasi sekolah ini berada di
E. Instrument Penelitian
1. Rpp
36
2. Test Praktek
5. Silabus
6. Materi
F. Pengumpulan Data
1. Kolaborasi
dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dan melibatkan proses
kerja masing – masing maupun kerja sama dalam mencapai tujuan bersama
2. Observasi
3. Tindakan
sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktek yang cermat dan
37
Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana
diingat bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana.
lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan tak terduga. Oleh karena itu,
rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan sementara, fleksibel dan
siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada. Salah satu perbedaan antara
4. Wawancara
jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan dengan objek yang
38
berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas
5. Refleksi
6. Dokumentasi
oleh guru memang benar adanya sesuai atau tidak sesuai denganpenjelasan
G. Analisis Data
ke unit – unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana . Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya,2009).
2006)
Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru, 2001),
h. 39
1994), h.94
Hariyanto Suyono, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar (Bandung:
41
H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, (Bandung: PT Alma’arif,
1987), hal.9
Sindur Press.
Peserta didik Kelas XI MAN Lampa Polman”, (Makassar: UIN Alauddin, 2010),
hal. 22
Tujuh, 2014)
42