Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUNTAS

(MASTERY LEARNING) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA


DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SMP NEGERI 2 INDRALAYA SELATAN KABUPATEN OGAN ILIR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

KARUNIA

NIM.2017.01.240

Program Studi Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QUR’AN


AL-ITTIFAQIAH (STITQI)
INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN
KOPERTAIS WILAYAH VII SUMATERA BAGIAN SELATAN
2021

1
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TUNTAS
(MASTERY LEARNING) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SMP NEGERI 2 INDRALAYA SELATAN KABUPATEN OGAN ILIR

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata..pelajara..yang

diwajibkan diberi kepada siswa/siswi disetiap jenjang pendidikan,hal tersebut

menunjukkan alangkah penting dan kuatnya Pendidikan Agama Islam di

sekolah. Pendidikan Agama Islam..disekolah adalah salah satu..upaya seorang

guru dalam mendidik siswanya untuk meyakini, dan memahami serta

mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dalam kegiatan

bimbingan, pelatihan atau pengajaran..yang telah ditentukan untuk mencapai

tujuan telah ditetapkan.1

Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia (SDM) yang kita miliki dan juga merupakan faktor yang sangat

penting dalam pembangunan negara dan bangsa..Indonesia, dengan

cara..menyeimbangkan..antara pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) serta iman dab taqwa (IMTAQ).2

Kita sebagai makhluk Allah SWT yang paling sempurna di muka bumi ini,

dapat menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan pola pikir

dengan akal dalam memahami ayat-ayat Allah SWT. Dalam hal memahami

ayat-ayat Allah SWT, kita perlu membaca ayat-ayat tersebut baik yang ada di

1
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 132
2
A. Syafii Maarif, Islam Kekuatan doktrin dan Keagamaan Umat (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1997), hlm. 80

2
dalam Al-Qur’an..maupun ayat-ayat yang ada di jagat raya ini, karena

membaca merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW yang merupakan bagian yang penting dalam suatu

pendidikan.

Allah SWT berfirman dalam Kalam-Nya QS Al-Alaq ayat 1 yang artinya

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”.3

Secara jelas Allah SWT memberikan perintah kepada manusia untuk

senantiasa menuntut ilmu pengetahuan agar tehindar dari kebodohan dengan

cara membaca.

Proses..belajar..mengajar..pada hakikatnya merupakan suatu proses

komunikasi antara penyampai dan penerima, yaitu proses penyampaian pesan

dari sumber pesan dalam hal ini mereka sebagai pendidik melalui media

tertentu kepada penerima pesan yaitu mereka sebagai peserta didik. Media

pendidikan.sebagai sumber belajar yang dapat..menyalurkan pesan yang ingin

disampaikan, sehingga dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan

minat dalam belajar. Pebedaan..gaya belajar, minat, bakat, intelegensi,

keterbatasan daya indera, hambatan atau cacat tubuh, jarak geografis, jarak

waktu dan lain-lain dapat diatasi..dengan pemanfaatan media..pendidikan,

sehingga tetap terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik.4

Adapun tujuan dari mengajar itu sendiri adalah supaya materi yang

disampaikan oleh pendidik dapat dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik,

bukan hanya dikuasai oleh beberapa orang saja yang diberikan angka tertinggi,
3
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Cipta Bagus Segara, 2018), hlm.
597
4
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2018), hlm. 11

3
tetapi pemahaman harus penuh, bukan tiga perempat, setengah

atau..seperempatnya saja.5

Pada umumnya proses pendidikan di sekolah-sekolah Indonesia belum

menerapkan metode pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi

pembelajaran secara tuntas. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyak siswa

yang tidak menguasai materi pembelajaran walaupun sudah tamat dari sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, maka seharusnya proses pembelajaran harus yang

berkualitas dan efektif supaya semua peserta didik dapat menguasai materi

pembelajaran. Keadaan seperti itu dapat dicapai dengan menggunakan konsep

pembelajaran tuntas.

Dengan sistem belajar tuntas (Mastery Learning) diharapkan dapat

mengatasi kelemahan atau kekurangan yang sudah melekat pada pengajaran

klasik antara lain hanyalah peserta didik yang cerdas yang dapat mencapai

semua tujuan pembelajaran tersebut, sedangkan peserta didik..yang tidak

begitu cerdas hanyalah mencapai sebagian dari semua tujuan pembelajaran

tersebut, bahkan bisa jadi sama sekali tidak tercapai tujuan pembelajaran. Bagi

peserta didik yang terakhir ini, belajar disekolah dapat menjadikannya frustasi,

motivasi belajar menghilang darinya dan rasa percaya diri lenyap.

Individualisasi pengajaran terutama dilaksanakan melalui individualisasi

kecepatan belajar, yang berarti setiap peserta didik diberi waktu secukupnya

5
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2017), hlm. 35

4
sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik dalam hal jumlah waktu

belajar dan pertolongan atau pendampingan individual.6

Hasil observasi di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan bahwa terdapat

beberapa masalah yang penulis temui pada peserta didik yang mempengaruhi

motivasi belajar peserta didik. Salah satu kasus adalah dalam kegiatan

pembelajaran yang berlangsung, tidak seluruh..peserta didik..sunguh-sungguh

dan serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sedangkan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam telah menggunakan

kurikulum 2013, yang mana di dalam kurikulum 2013

ini..berkarakteristik..belajar tuntas dan dipercaya dapat lebih memotivasi

peserta didik untuk berpartisispasi aktif dalam kegiatan belajar. Sedangkan

menurut peserta didik di dalam proses pembelajaran yang terjadi di lapangan,

bahan ajar yang digunakan hanya berupa buku..paket dan materi-materi yang

kadang di tampilkan..menggunakan LCD yang diperoleh dari internet, hal

tersebut membuat peserta didik lebih banyak mendengarkan dan mencatat

materi saja, sehingga membuat..pelajaran menjadi sangat monoton.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas “Pengaruh

penerapan pembelajaran tuntas (mastery learning) terhadap motivasi belajar

peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2

Indralaya selatan kabupaten Ogan Ilir” dan itu layak untuk di teliti.

6
W. S. Winkel, Psikologi pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2019), hlm. 462

5
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang muncul dapat di

identifikasi sebagai berikut:

1. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran menyebabkan siswa/siswi

akan..bergantung kepda guru.

2. Siswa/siswi kurang semangat saat belajar Pendidikan Agama Islam.

3. Sebagian siswa/siswi belum menguasai materi pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian dan dan menjangkau persoalan secara

rinci dan objektif maka perlunya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini

masalahnya terbatas pada pengaruh penerapan pembelajaran tuntas (mastery

learning) terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan Kabupaten Ogan

Ilir.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan pembelajaran tuntas (mastery learning) pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan

kabupaten Ogan Ilir ?

2. Bagaimana Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan kabupaten Ogan Ilir ?

6
3. Bagaimana pengaruh penerapan pembelajaran tuntas (mastery learning)

terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan kabupaten Ogan Ilir ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat di uraikan beberapa tujuan

penelitan yakni sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran tuntas (mastery learning) pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan

kabupaten Ogan Ilir.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan kabupaten

Ogan Ilir.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran tuntas (mastery

learning) terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan kabupaten

Ogan Ilir.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta dapat

dijadikan sebagai solusi alternatif yang berkaitan dengan masalah-masalah

7
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan

kabupaten Ogan Ilir.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa sebagai masukan supaya..dapat mengembangkan cara berpikir

siswa dan bisa memotivasi..dirinya agar semangatbelajar.

b. Bagi guru hasil penelitian ini dapat..dijadikan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

c. Bagi peneliti dapat menambah..wawasan keilmuan sebagai hasil dari

pengamatan langsung dan penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan

studi Program S1 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Qur’an Al-Ittifaqiah

Indralaya Ogan Ilir Sumatra Selatan.

G. Variabel Penelitian

Dari penelitian tersebut dapat digambarkan variabel penelitian sebagai

berikut :

Variabel X Variabel Y

Penerapan pembelajaran Motivasi belajar peserta didik


tuntas (Mastery Learning) di SMP Negeri 2 Indralaya
Selatan
Keterangan:

X : Penerapan pembelajaran tuntas (Mastery Learning)

Y : Motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan

8
H. Definisi Oprasional

Pembelajaran tuntas (mastery learning) ialah pencapaian taraf penguasaan

minimal yang ditetapkan untuk tiap-tiap bagian dari bahan pelajaran,

maksudnya adalah apapun yang dipelajari peserta didik mampu dikuasai

sepenuhnya secara keseluruhan. Masalah yang sering muncul yang perlu

mendapat perhatian dari semua pendidik atau guru yaitu bagaimana cara agar

sebagian besar peserta didik dapat belajar dengan efektif sehingga dapat

menguasai pelajaran.

Motivasi belajar ialah dorongan dari dalam diri maupun dari luar individu

supaya peserta didik lebih semangat dan berkeinginan untuk melakukan

kegiatan belajar mengajar.7 Motivasi belajar juga bisa diartikan sebagai

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang tersebut mau dan ingin melakukan sesuatu, dan apabila ia tidak suka

maka ia akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka tersebut.

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan.8 Karena sifatnya yang masih sementara, maka perlu

dibuktikan kebenarannya memalui data empirik yang dikumpulkan. Dan ada

juga yang mengatakan bahwa hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi

atau kesimpulan.

7
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Modern English,
2017), hlm. 203
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: ALFABETA,
2019), hlm. 63

9
Dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud

dengan hipotesis adalah suatu anggapan ataupun dugaan yang besifat

sementara dan masih perlu dibuktikan kebenarannya dari anggapan atau

dugaan tersebut melalui penelitian, agar dapat memberikan arah yang jelas bagi

penelitian ini.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan pembelajaran

tuntas (mastery learning) terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata

pelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan

Kabupaten Ogan Ilir.

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara penerapan pembelajaran tuntas

(mastery learning) terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran

pendidikan agama islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan Kabupaten Ogan

Ilir.

J. Kerangka Teori

Secara bahasa kata “mastery” bearti “penguasaan”, “keunggulan”.9 Dan

“learning” dapat diartikan “belajar”, “pengetahuan”.10 Sehingga jika digabung

dua kata tersebut “mastery learning” bearti “penguasaan pengetahuan” atau

“penguasaan penuh”. Namun dunia pendidikan “mastery learning” dapat

diartikan dengan pembelajaran tuntas atau belajar tuntas. Sistem belajar tuntas

merupakan suatu pola pengajaran yang terstruktur dan bertujuan untuk

mengadaptasikan pengajaran kepada kelompok peserta didik (pengajaran

klasikal), sehingga diberikan perhatian secukupnya terhadap perbedaan-


9
John M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Ingrris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2017), hlm.
374
10
John M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia...., hlm. 235

10
perbedaan yang terdapat diantara peserta didik khususnya yang berkaitan

dengan laju kemajuan atau kecepatan dalam belajar (rate of progress).11

Belajar tuntas (mastery learning) ialah pencapaian taraf penguasaan

minimal yang ditentukan pada tiap-tiap unit bahan pelajaran baik secara

individu maupun secara kelompok, dengan kata lain apapun yang dipelajari

peserta didik dapat dikuasai sepenuhnya secara keseluruhan. Dari pengertian

diatas, masalah yang sering muncul dan perlu mendapat perhatian yang serius

bagi pendidik ialah bagaimana usaha agar sebagian besar siswa dapat belajar

secara efektif sehingga dapat menguasai pelajaran yang di anggap esensial bagi

perkembangan peserta didik tersebut.12 Pembelajaran tuntas (mastery learning)

merupakan pendekatan pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik

menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar

mata pelajaran tertentu yang telah ditetapkan.

Karakteristik pembelajaran tuntas (mastery learning), sebagai berikut :

1. pada dasarnya strategi mastery learning adalah jika para siswa/siswi

diberikan waktu yang cukup, dan mereka diperlakukan secara tepat, maka

mereka mampu belajar dan dapat belajar sesuai dengan tuntutan kompetisi

yang diharapkan.13

2. Belajar atas tujuan..pembelajaran yang hendak dicapai ditentukan terlebih

dahulu.

3. Memperhatikan perbedan individu (Individal difference)

11
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran...., hlm. 412
12
Usman, dkk., Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 96
13
Umi Kusyairy, Psikologi Belajar, (makasar: Alauddin University Press, 2014), hlm. 213

11
4. Menggunakan prinsip siswa belajar aktif (active learning)

5. Menggunakan satuan pelajaran terkecil (RPP)

7. Menggunakan sistem evaluasi yang bersifat kontinyu dan berdasarkan atas

kriteria.

Beberapa ciri-ciri pembelajaran tuntas (Mastery Learning) adalah :

1. Peserta didik bisa belajar dengan baik dengan kondisi pengajaran yang tepat

dan sesuai dengan harapan pendidik.

2. Tingkatan hasil belajar, tergantung pada waktu yang digunakan secara nyata

oleh peserta didik untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan waktu

yang dibutuhkan untuk mempelajarinya.

3. Model Caroll, tingkat belajar meliputi (ketentuan, kesempatan belajar, bakat,

kualitas pengajaran, kemampuan memahami pengajaran).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran tuntas (Mastery

Learning)

1. Bakat.

2. Kualitas pengajaran.

3. Kesanggupan untuk memahami pengajaran.

4. Ketekunan.

5. Kesempurnaan waktu untuk belajar.

Motivasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keinginan

ataupun dorongan yang timbul pada diri seseorang, baik secara sadar maupun

tidak sadar untuk melakukan suatu perbuatan.

12
Motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan

belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam

mencapai satu tujuan.

Arden N. Frandsen yang dikutip oleh..Sudirman, A.M, mengemukakan

jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive

psychological drives) dan motif yang..dipelajari (affiliative needs), misalnya :

dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu penegtahuan dan sebagainya.14

Adapun bentuk motivasi belajar disekolah dibedakan dalam dua macam

yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Adalah hal dan keadaan yang..berasal dari dalam diri siswa/siswi itu

sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.15 Dalam buku

lain motivasi intrinsik adalah..motivasi yang timbul dari dalam diri

seseorang atau motivasi yang erat..hubungannya dengan tujuan belajar.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik yaitu :

a. Adanya kebutuhan.

b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri.

c. Adanya cita-cita atau aspirasi.

2. Motivasi Ekstrinsik

14
Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2017) , hlm. 73
15
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 136

13
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar

individu siswa yang mendorongnya untuk..melakukan kegiatan belajar.16

Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatau dorongan yang tidak

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa/siswi rajin

belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,

pujian dan hadiah, peraturan tata..tertib sekolah, suri tauladan orang tua,

guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang

dapat mendorong siswa untuk..belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi secara garis besar ada dua, yang pertama

motivasi dari dalam diri seseorang dan kedua motivasi dari luar seseorang.

J. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan uraian yang sistematis tentang hasil

penelitian..yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian yang..akan dilakukan.

Dalam rangka membahas penelitian ini, peneliti menggunakan..beberapa

skripsi yang terdahulu sebagai..acuan dalam melaksanakan penelitian ini yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan peneliti bahas, diantaranya adalah

sebagai berikut:

Pertama, Skripsi dari Muhammad Ihsan alumni UIN Alauddin..Makasar

2018, Prodi Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Penerapan Pembelajaran

Tuntas (Mastery Learning) dan Pengaruhnya..Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMPN 1 Mattirobulu” dari penelitian tersebut hasil belajar PAI peserta didik

16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru...., hlm. 82

14
hasilnya berpengaruh..positif dengan kategori sedang yang harus diperbaiki

atau lebih ditingkatkan lagi. Dari penelitian tersebut terdapat persamaan yaitu

dari segi pengaruhnya. Namun terdapat juga perbedaannya terletak pada hasil

belajar siswa SMP Negeri 1 Matirrobulu..sedangkan penelitian yang diambil

oleh peneliti adalah motivasi belajar siswa SMP Negeri 2 Indralaya Selatan.

Kedua, Skripsi dari Ni Luh Diantari yang melakukan.penelitian berjudul

“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)

berbantuan Media..Powerpoint terhadap Hasil belajar..IPS Siswa Kelas V SD

Negeri 2 Tibubeneng..Kuta Utara-Bandung” kesimpilan dalam penelitiana ini

adalah model pembelajaran tuntas (mastery learning) berbantuan powerpoint

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPS Siswa kelas V SD 2

Tibubeneng Tahun pelajaran 2013/2014. Dari penelitian..tersebut terdapat

persamaan dari segi pengaruh penerapan pembelajaran tuntas. Adapun

perbedaannya terletak pada hasil belajar siswa dengan motivasi belajar siswa.

Ketiga, Skripsi dari Hesti Fitri yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Tuntas (Mastery learning) Terhadap hasil..Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ekonomi” Menyimpulkan bahwa berdasarkan rumusan

masalah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap..hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi. Dari penelitian tersebut terdapat persamaan dari segi

pengaruh penerapan pembelajaran tuntas. Namun terdapat perbedaan dalam

penelitian Hesti Fitri mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran

ekonomi sedangkan penelitian yang peneliti ambil adalah motivasi terhadap

belajar siswa.

15
K. Metodelogi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitan

a. Jenis Penelitan

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research) yaitu :

suatu penelitian yang dilakukan..secara sistematis dengan mengangkat

data yang ada dilapangan.17

Jadi pada penelitian kali ini, peneliti..akan meninjau lokasi secara

langsung metode kegiatan belajar mengajar yang ada di lokasi penelitian,

lebih tepatnya berada di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah..penelitian kuantitatif, karena

menekankan penelitiannya..pada data-data numerik atau bilangan yang

kemudian diolah menjadi data statistika.

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Penelitian kali ini...menggunakan jenis data kuantitatif dan

kualitatif.

1). Jenis data kuantitatif adalah..data yang berbentuk bilangan, data

kuantitatif..merupakan data yang menjelaskan dalam bentuk

angka, sedangkan;

17
Suharismi, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, (Bandung : Tarsoto, 2019), hlm.58

16
2). Jenis data kualitatif adalah data yang..berbentuk deskriftif. Data

kualitatif merupakan data yang menjelaskan atapun menguraikan

data dalam bentuk kata-kata.

b. Sumber Data

Sumber data yang..digunakan dalam penelitian kali ini meliputi :

pendiri SMP Negeri 2 Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, kepala

sekolah serta guru mata pelajaran pendidikan agama islam, sumber data

ini meliputi data primer dan sekunder, sumber primer merupakan data

yang diolah dan dikumpulkan dan diolah sendiri secara langsung dari

objeknya, sedangkan..data sekunder adalah data yang diperoleh dari

buku-buku literatur yang kita jadikan sebagai kajian teoritis dalam

penelitian.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah..generalisasi yang terdiri atas objek/objek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian kali ini..adalah seluruh guru Pendidikan

Agama Aslam SMP Negeri 2 Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir

yang berjumlah 3 dan seluruh peserta didik SMP Negeri 2 Indralaya

Selatan Kabupaten Ogan Ilir yang berjumlah 453 peserta didik, yang

terdiri dari 150 kelas VII, 151 Kelas VIII, 152 Kelas IX.

b. Sampel

17
Sampel adalah bagian.dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki

oleh populasi.18 Pada penelitian kali ini, peneliti..menggunakan teknik

sampling purposive, yaitu teknik pengambilan data dengan pertimbangan

tertentu.19 Maka selanjutnya diperoleh.hasil sebagai berikut, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

TABEL I

Rincian Sampel

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Laki – Laki Perempuan
1. VII.A 15 17 32
Jumlah 32

Sumber : Dokumentasi SMP Negeri 2 Indralaya Selatan-Kabupaten

Ogan Ilir

Alasan Peneliti mengambil sampel dari kelas VII.A Sebagai subjek

penelitian adalah menggikuti arahan dari-guru mata pelajaran pendidikan

agama islam, yang menurutnya..peserta didik kelas VII.A memiliki

tingkat kehadiran yang cukup tinggi jika dibanding dengan kelas lain.

Dengan alas an tersebut, guru mapel tersebut beranggapan bahwa jika

peneliti memilih kelas VII.A maka peserta didik dapat mengikuti

pembelajaran secara menyeluruh dari awal pertemuan hingga akhir.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel yang akan diteliti

berjumlah 32 peserta didik, yang mana terdiri dari 15 laki-laki dan 17

perempuan.

18
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta,2017), hlm. 62
19
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian...., hlm. 67

18
4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Metode observasi dalam penelitian biasa digunakan untuk

mengamati langsung sekaligus mencatat fenomena-fenomena yang ada

ataupun terjadi di lokasi penelitian, dan juga metode observasi ini

digunakan sebagai alat pengumpulan data dengan cara pengamatan dan

pencatatan. Metode ini digunakan untuk mengamati dan mencatat

kegiatan belajar mengajar mata pelajaran pendidikan agama islam serta

bagaimana penerapan pembelajaran tuntas.

b. Angket atau-Kuesioner

Angket merupakan teknik..pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara-memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab20.

Adapun yang menerima angket dalam penelitian kali ini adalah

seluruh peserta didik kelas VII.A SMP Negeri 2 Indralaya Selatan

Kabupaten Ogan Ilir. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data

tentang pembelajaran tuntas dan motivasi belajar peserta didik.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah-mencari data yang berkaitan dengan

hal-hal instrument atau variabel-variabel yang bisa berupa catatan-

catatan, transkip, notulen rapat, legger agenda..dan lain sebagainya.

Dalam penelitian kali ini, peneliti mengumpulkan berkas-berkas yang

20
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 2016), hlm. 166

19
berkaitan dengan profil SMP Negeri 2 Indralaya Selatan beserta

gambaran umumnya, struktur sekolah, data guru dan staf, serta data siswa

sebagai dokumentasi.

5. Teknik Analisis-Data

Analisa data merupakan-usaha menyeleksi, menyusun dan menafsirkan

data yang telah diterima dengan tujuan-agar data tersebut dapat dipahami dan

dimengerti maksud serta tujuannya. Adapun tujuan analisa data dalam

penelitian kali ini adalah untuk mengetahui..adakah pengaruh penerapan

pembelajaran tuntas (mastery learning) terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 2 Indralaya Selatan.

Dan untuk analisa data yang digunakan dalam penyusunan proposal ini

adalah teknik korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut :

𝑟𝑥𝑦 : Koefesien Korelasi antara X dan Y

𝑥𝑦 : Nilai Hasi Variabel (Perkalian X dan Y)

𝑥 : Nilai Variabel X

𝑦 : Nilai Variabel Y

N : Jumlah Sampel yang diteliti

Dalam analisi lanjut, analisa kesimpulan dari penelitian dilakukan dengan

menggunakan taraf kepercayaan 5% dan taraf kepercayaan 1% sehingga dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

20
Apabila nila r dari koefesien diperoleh sama-besar atau lebih besar dari r

tabel, maka signifikan dan begitupun sebaliknya, apabila nilai r dari koefesien

lebih kecil dari nilai r tabel maka hasil yang diperoleh tidak signifikan.

L. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran-yang lebih mudah dan jelas serta dapat

dipahami dan dimengerti pada penelitian kali ini, secara garis besar akan

penulis uraikan pembahasan dari masing-masing bab sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan,yang berisikan tentang Latar Belakang, Identifikasi

Masalah, Batasan Masalah, Rumusan..Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

atau Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Hipotesis, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : Landasan teori, yang berisikan..tentang definisi pembelajaran

tuntas (Mastery Learning), definisi motivasi belajar, definisi pelajaran

pendidikan agama islam, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan

evaluasi pembelajaran.

BAB III: Metodelogi Penelitian menjelaskan tentang jenis dan pendekatan

penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : Analisis data, merupakan tahap analisis data tentang pengaruh

penerapan pembelajaran tuntas (Mastery Learning) terhadap motivasi belajar

peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 2

Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.

21
BAB V : Penutup, yang berisikan tentang kesimpulan dan saran.

Setelah pembahasan dari kelima bab tersebut, maka pada bagian akhir dari

penelitian ini disertakan beberapa lampiran yang dianggap perlu.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2017. Statitiska Untuk Penelitian, Bandung: ALFABETA.

Abdul Majid dan Dian Andayani, 2015. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal, 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.

Maarif, A Syafii, 1997 . Islam Kekuatan Doktrin dan Keagamaan Umat,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementrian Agama RI, 2018. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Cipta Bagus
Segara.

Sadiman Arief, dkk, 2018. Madia Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nasution, 2017. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,


Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W.S, 2019. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi.

Hasan Shadily, dan Jhon M.Echols, 2017. Kamus Inggirs Indonesia, Jakarta:
Gramedia.

Usman, Moh. User, 2003. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kusyairy, Umi. 2014. Psikologi Belajar, Makasar: Alauddin University Press.

Yenny Salim dan Peter Salim, 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Modern English.

A.M, Sadirman, 2017. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:


Remaja Rosdakarya.

23
Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D, Bandung:
ALFABETA.

Suharismi, 2019 . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan , Bandung: Tarsoto.

24

Anda mungkin juga menyukai