Oleh :
Abd Mun’im Shodiq
NIM 2019701101319
Oleh :
Abd Mun’im Shodiq
NIM 2019701101319
secara formal ataupun non formal1. Menurut2 pendidikan adalah interaksi antara
Interaksi faktor-faktor tersebut secara jelas dapat tersaksi dalam proses belajar,
yaitu ketika pendidik mengajarkan nilai-nilai, ilmu, dan keterampilan pada peserta
secara menyeluruh dengan mengubah sikap dan perilaku peserta didik dari yang
bersifat negatif ke positif, dari yang destruktif ke konstruktif, dari berakhlak buruk
Proses pembelajaran ini sebagai bagian dari pendidikan yang salah satu
aktivitas inti, karena dalam suatu proses tersebut terjadi interaksi antara pendidik
dan peserta didik. Seorang pendidik harus memiliki cara untuk tujuan
mencapai tujuan pembelajaran, sehingga bisa efektif dan efisien dalam proses
1
et al Nurhayati, N., “Determinasi Menejemen Pendidikan Islam: Sistem Pendidikan, Pengolaan
Pendidikan, Dan Tenaga Pendidikan (Literatur Manajemen Pendidikan Islam,” Jurnal Menejemen
Pendidikan Islam 3, no. 1 (2022): 451–64.
2
M.A Ramdhani, “Lingkungan Pendidikan Dalam Implementasi Pendidikan Karakter,” Journal
Pendidikan 08, no. 01 (2017): 28–37, https://doi.org/10.1177/002218568402600108.
(PAI) yang memiliki ciri khas tersendiri dengan mata pelajaran lainnya 3. Sebagian
baik karena pelajaran ini sangat monoton bagi peserta didik, selain itu juga
memiliki tugas dan kewajiban untuk mendidik baik secara individu maupun
kelompok. Guru menjadi salah satu bidang yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh setiap setiap peserta didik. Guru didalam pendidikan terdapat
Salah satu faktor yang menjadi pemicu terhambatnya tujuan pada mata
pelajaran aswaja di sekolah adalah proses pembelajaran aswaja baik dari segi
disamping itu sistem evaluasi yang digunakan belum totalitas, sehingga perubahan
3
Tatang Hidayat and Syahidin Syahidin, “Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui
Model Contextual Teaching and Learning Dalam Meningkatkan Taraf Berfikir Peserta Didik,”
Jurnal Pendidikan Agama Islam 16, no. 2 (2019): 115–36, https://doi.org/10.14421/jpai.2019.162-
01.
4
et al. Hidayat, “Peran Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia,”
Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam 7, no. 2 (2018): 461–72, https://doi.org/10.29313/tjpi.v7i2.4117.
5
Qori’ah Purwaji and Fitri Puji Rahmawati, “Inovasi Guru Kelas Dalam Mengembangkan Bakat
Dan Minat Peserta Didik Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Prakarya,” Jurnal
Basicedu 6, no. 4 (2022): 6337–44, https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3240.
yang sudah dicapai oleh guru hanya dalam dataran kognitif saja, belum mencapai
6
aspek afektif dan psikomotor secara sempurna. Menurut dengan kondisi guru
terhadap sesuatu yang berada dihadapannya tanpa adanya paksaan dari orang lain.
didik dalam mencapai sesuatu. Minat bagi peserta didik dapat menciptakan rasa
puas dan cenderung untuk mengulang kegiatan yang diminatinya. Hal tersebut
dengan adanya peserta didik kurang minat belajar terhadap mata pelajaran
aswaja, maka perlu adanya inovasi guru pendidikan agama islam (PAI) yang
Inovasi merupakan suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati
sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik
berupa hasil invensi atau diskaveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan
pada pendidikan agama islam terutama mata pelajaran aswaja masih terbatas di
6
Warsito, “Peningkatan Minat Belajar Matematika Kelas Iv Melalui Alat Peraga Layang-Layang,”
Jurnal Sinektik 2, no. 2 (2019): 242–48, https://doi.org/10.33061/js.v2i2.3346.
7
Rizki Nurhana Friantini and Rahmat Winata, “Analisis Minat Belajar Pada Pembelajaran
Matematika,” JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) 4, no. 1 (2019): 6–11,
https://doi.org/10.26737/jpmi.v4i1.870.
8
Eki Firmansyah, “Penerapan Teknologi Sebagai Inovasi Pendidikan,” Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan FKIP 2, no. 1 (2019): 657–66,
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/5736/4117.
kalangan guru aswaja, misalnya minim sekali ide-ide baru untuk meningkatakan
(standar) juga nyaris tidak ada perubahan pendekatan dalam proses pembelajaran.
Metode, teknik, atau pola pengajaran yang ada di berbagai literatur dipahami
secara kurang memadai sehingga dalam proses pembelajaran tidak berjalan efektif
peserta didik merasa bosan dan menoton, bahkan tanpa sentuhan modifikasi sama
sekali sekedar sebagai upaya adaptasi dengan konteks pembelajaran aktual yang
melibatkan input (peserta didik ) yang variatif. Padahal inovasi guru diperlukan
pelajaran aswaja yang sangat bosan dan monoton kalua guru hanya sekedar
ide dan solusi), generativitas (menghasilkan ide atau solusi untuk peluang,
mengambil risiko) 9.
Uraian di atas menunjukan bahwa inovasi guru sangat penting bagi seorang
guru PAI pada mata pelajaran aswaja untuk dikembangkan dalam proses
“Inovasi Guru PAI Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi guru PAI pada mata pelajaran aswaja terhadap siswa di
C. Tujuan Penelitian
guru pai untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran aswaja
1. Untuk mengetahui inovasi guru PAI pada mata pelajaran aswaja terhadap
2. Untuk mengetahui inovasi guru PAI pada mata pelajaran aswaja dalam
9
Widodo Widodo, “Peranan Organisasi Pembelajaran Dalam Mengoptimalkan Inovasi Guru,”
Jurnal Bimbingan Dan Konseling 1, no. 3 (2018): 220–24, https://doi.org/10.26539/1377.
D. Manfaat Penelitian
pembelajaran di sekolah.
E. Penelitian Terdahulu
pendidikan agama Islam, hal ini dapat menggunakan bentuk e-learning, atau
bagi siswa10.
Hasil yang diperoleh yaitu hasil belajar PAI peserta didik cenderung berada
pada kategori baik, terdapat pengaruh yang signifikan kinerja guru PAI
terhadap hasil belajar peserta didik SMA di Kota Parepare, dan kinerja guru
10
Arbain Nurdin, “Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Era Information And
Communication Technology,” Jurnal Pendidikan Islam 11, no. 1 (2016): 49–64.
11
Tanwin and Hamdanah Said, “Inovasi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam Berbasis
Teknologi Informasi,” Kuariositas 11, no. 2 (2020): 189–210.
minat belajar
siswa di MTS
3 Said & Tanwir (2018) Mengkaji Penelitian yang
membahas tentang tentang inovasi dilakukan
inovasi pembelajaran pembelajaran inovasi guru
guru pendidikan guru pendidikan PAI pada
agama islam berbasis agama islam materi aswaja
teknologi informasi dengan untuk
menggunakan meningkatkan
teknologi minat belajar
siswa
F. Batasan Penelitian
2. Penelitian ini hanya bertujuan kepada guru PAI pada mata pelajaran aswaja.
G. Definisi Istilah
12
Widodo, “Peranan Organisasi Pembelajaran Dalam Mengoptimalkan Inovasi Guru.” Jurnal
Bimbingan Dan Konseling 1, no. 3 (2018): 220–24. https://doi.org/10.26539/1377.
2. Minat belajar siswa merupakan salah satu aspek psikis yang dapat
yang lebih besar kepada objek saat siswa dalam proses belajar13.
SAW dan diamalkan oleh beliau bersama para sahabatnya. Dapat dipastikan
bahwa karakter aswaja sama sekali tidak bergeser dari karakter agama
islam14
H. Sistematika Pembahasan
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab I ini, yang mana terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
Pada bab ini berisi teori-teori dengan menyesuaikan kebutuhan peneliti yang
mana meliputi tiga hal yaitu inovasi guru, pendidikan agama islam, mata
13
et al. Yuwanita, Ika, “Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar
Ipa,” Jurnal Formatif 7, no. 2 (2017): 171–79, https://doi.org/10.24853/instruksional.1.2.152-158.
14
Elga Yanuardianto, “Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Menanamkan Kecerdasan
Spiritual (Spiritual Quontient) Siswa Di MTs Ma Arif An Nur Wuluhan Jember,” Jurnal
Pendidikan Dan Kajian Aswaja 8, no. 1 (2022): 47–56.
3. Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini yaitu terdari dari pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran
prosedur penelitian.
Pada bab ini yang terdiri dari paparan atau menjelaskan data hasil
5. Bab V Penutup
Pada bab ini merupakan bab terakhir yang menjelaskan kesimpulan dari
I. Kajian Teori
1. Inovasi Guru
a. Pengertian Inovasi
mana berupa segala sesuatu hal yang baru atau bersifat pembaharuan.
Terkadang kata “inovasi” dikatakan sebagai sebuah penemuan, hal ini karena
sesuatu yang baru merupakan hasil dari penemuan. Inovasi jugadapat diartikan
suatu ide, kejadian, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu
hal-hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu
suatu masalah tertentu atau untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam akhir
pemahaman inovasi menjadi luas hanya tetapi pada dasarnya inovasi adalah
suatau proses yang tidak hanya sebatas pemikiran baru atau menciptakan ide .
yang disebut adopsi. Proses adopsi inovasi adalah berupa perubahan (change),
radikal (radical). Senada dengan hal tersebut sejatinya memang dalam inovasi
kemampuan hal-hal yang baru guna untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
praktisi pendidikan di lapangan yang ada, terlebih juga dalam kehidupan di era
bernegara yang masih kurang kondusif, yang mana cenderung mengarah pada
akar rumput, hal ini telah menimbulkan berbagai gejala serta permasalahan
sosial. Belum lagi pendidikan kita yang masih ketimpangan dan terkesan
relevansi dan efektivitas pendidikan, bahkan pendidikan kita ada yang masih
15
Ima Frima Fatimah, “Strategi Inovasi Kurikulum,” Jurnal Edukasi Dan Teknologi Pembelajaran
2, no. 1 (2021): 16–30, https://doi.org/10.37859/eduteach.v2i1.2412.
bilang sangat kacau, tidak jelas tujuan dan arah 16. Inovasi dalam pendidikan
dapat dibagi menjadi dua model, yaitu : (1) Top-down, merupakan model
inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan atau
atasan yang diterapkan kepada bawahan, yang mana seperti halnya inovasi
Bottom-up, merupakan model inovasi yang bersumber dan berasal dari bawah
mutu dalam pendidikan. Sehingga hal ini guru berperan tinggi dalam
pendidikan17.
b. Pengertian Guru
Padahal kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial adalah suatu hal yang
16
Kusnadi, “Model Inovasi Pendidikan Dengan Strategi Implementasi Konsep ‘Dare to Be
Different,’” Jurnal Wahana Pendidikan 4, no. 1 (2017): 132–44.
17
Titi Kadi and Robiatul Awwaliyah, “Inovasi Pendidikan : Upaya Penyelesaian Problematika
Pendidikan Di Indonesia,” Jurnal Islam Nusantara 1, no. 2 (2017): 144–55,
https://doi.org/10.33852/jurnalin.v1i2.32.
sangat penting pada proses pendidikan. Kedua kompetensi inilah yang akan
3) Guru sebagai konselor, yang mana artinya guru memberi bimbingan ketika
siswa.
6) Guru sebagai inisiator, yang mana artinya guru sebagai pemuka pendapat
7) Guru sebagai penggerak atau dinamisator ketika siswa tidak mau bergerak
Sehingga berdasarkan hal tersebut begitu banyak peranan guru sebagai seorang
18
Fitri Oviyanti, “Urgensi Kecerdasan Interpersonal Bagi Guru,” Jurnal Pendidikan Agama Islam
3, no. 1 (2017): 75–97, https://doi.org/10.19109/tadrib.v3i1.1384.
19
Bahri Djamarah, saeful, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Reneka Cipta,
2015).
ditentukan oleh kualitas guru itu sendiri. Adanya hal ini perlu inovasi-inovasi
c. Inovasi Guru
meksanakan tugas dan peran yang dimiliki oleh guru. inovasi guru menjadi hal
budaya belajar dan budaya menulis. Sehingga dengan melalui amalan dan
penghayatan budaya ilmu tersebut, guru dapat menjadikan teladan kepada para
pelajarnya. Tanpa penguatan ilmu ini pada inovasi dalam pembelajaran dan
teknologi dan pengetahuan hal yang biasa dilakukan oleh guru kerana dalam
20
Agus Wibowo and Ari Saptono, “Kepemimpinan Intrapreneurship, Budaya Sekolah Dan Kinerja
Inovasi Guru,” Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis (JPEB) 5, no. 2 (2017): 176–93,
https://doi.org/10.21009/jpeb.005.2.5.
keupayaan guru untuk menyelesaikan masalah bergantung kepada keupayaan
faktor-faktor ini secara jelas dapat tersaksi pada proses belajar, yang mana
dengan mengubah sikap dan perilaku siswa dari yang bersifat destruktif ke
konstruktif, dari yang negatif kepositif, dari berakhlak buruk ke akhlak mulia,
pendidikan Islam lebih komprehensif dari pada sistem pendidikan yang lain.
Dilihat pada sisi lain, karakter merupakan faktor yang paling mendasar dan
21
Ramdhani, M.A. “Lingkungan Pendidikan Dalam Implementasi Pendidikan Karakter.” Journal
Pendidikan 08, no. 01 (2017): 28–37. https://doi.org/10.1177/002218568402600108.
utama bagi seorang umat manusia. Karena tanpa adanya peran dari karakter
yang baik tidak ada yang bisa diperlakukan sebagai manusia, dan tidak adanya
karakter yang baik di dalam manusia, maka mereka tidak akan menjadi Muslim
yang lebih sempurna, karena hal ini juga tidak akan membentuk sikap dengan
rasa cinta terhadap bangsa yang layak. Sehingga ini merupakan identitas
dari Islam dengan melalui proses pembelajaran, seperti di dalam kelas ataupun
di luar kelas yang diringkas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama
Pendidikan Agama Islam atau yang disingkat berupa PAI. Pada kurikulum
nasional, mata pelajaran PAI adalah mata pelajaran wajib di sekolah umum
mulai dari TK hingga Perguruan inggi. Dalam kurikulum PAI dirancang secara
khusus sesuai dengan situasi, kondisi dan penjenjangan pendidikan siswa dan
mahasiswa22.
keberadaan pada mata pelajaran PAI di sekolah adalah salah satu dari media
pendidikan Islam secara utuh. Kesimpulan dari hal ini terbentuklah misi PAI
kelak mereka akan menjadi ilmuwan yang bertakwa dan beriman kepada Allah
dengan kondisi, situasi, dan analisis pengembangan kurikulum yang telah ada
Aliyah, hal ini berguna supaya siswa memiliki bekal serta mempunyai
kompetensi yang tinggi dan berpedoman pada akidah Ahlisunnah wal jamaah.
jamaah, adalah satu pola pemikiran Islam yang merujuk pada kitab Allah,
yang belum ada sumber dalilnya, dimana didalam konsep teologi mengikuti
Abu Hansan al-Asyari dan Abu Mansur al-Maturidi, pada Fikih mengikuti
empat mazhab, yaitu berupa Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali, dan
suatu pelajaran agama Islam yang murni, yakni berupa ajaran agama Islam
yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW serta
yaitu kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada para umat-
Nya, sebagaimana pada Al Qur’an surah Al-Hasyr ayat 7: Apa yang diberikan
Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka
Madhzhab, baik dalam bidang akidah, ibadah maupun akhlak hal ini menurut
budaya, ekonomi, dan lainnya. Serta dalam sikap-sikap tersebut diterapkan dan
23
M Tarwi and F U Na’imáh, “Implementasi Contextual Teaching And Learning Pada
Pembelajaran Aswaja,” Review of Islamic Education 1, no. 1 (2022): 42–54,
http://rie.p3ii.org/index.php/rie/article/view/8%0Ahttp://rie.p3ii.org/index.php/rie/article/download
/8/5.
24
Heru Syahputra et al., “Jurnal Theosofi Dan Peradaban Islam,” Jurnal Theosofi Dan Peradaban
Islam 2, no. 2 (2020): 214–28,
https://pajar.ejournal.unri.ac.id/index.php/PJR/article/download/5075/4766.
Berikut nilai-nilai aswaja NU dalam pembentukan karakter yang
meliputi;
a. Ta’awun
b. Tawasuth
c. I’tidal
d. Tasamuh
e. Tawazun
sekolah. Selain hal itu, juga dapat dilakukan dengan penerapan metode-metode
mencapai objek suatu tujuan. Siswa yang memiliki minat dalam suatu objek,
Namun apabila pada objek tersebut tidak ada rasa senang dan perhatian, maka
pada siswa tidak memiliki objek dan minat. Sehingga tinggi rendahnya rasa
senang dan rasa perhatian siswa terhadap suatu objek dipengaruhi oleh minat
dan keterampilan setiap induvidu26. Menurut27 minat belajar adalah suatu aspek
belajar yang di alami setiap siswa dapat disebabkan oleh faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal ini berupa kemampuan awal yang mana
merupakan suatu faktor yang dimiliki siswa dalam jasmaniah dan psikologis.
suatu faktor luar diri siswa seperti keluarga, teman, lingkungan sekitar.
Sehingga dari kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
minat siswa merupakan faktor utama dalam keaktifan siswa. Indikator minat
Dalam tersebut minat belajar sangatlah penting untuk kelancaran proses belajar
26
Effiyati Prihatini, “Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar
IPA,” Jurnal Formatif 7, no. 2 (2017): 171–79, https://doi.org/10.24853/instruksional.1.2.152-158.
27
et al Harefa, N., “Analisis Minat Belajar Kimia Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Multimedia,” Jurnal Kajian 11, no. 2 (2020): 81–86,
https://doi.org/10.31764/paedagoria.v11i2.2347.
28
et al Sihombing, S., “Analisis Minat Dan Motivasi Belajar, Pemahaman Konsep Dan Kreativitas
Siswa Terhadap Hasil Belajar Selama Pembelajaran Dalam Jaringan,” Jurnal Pendidikan
Matematika 4, no. 1 (2021): 41–55.
penunjang dalam proses belajar. Sebaik apapun fasilitas yang dimiliki
sekolahan, apabila seorang siswa tanpa adanya minat belajar yang tingga, maka
J. Metode Penelitian
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang akan
dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data,
metode analisis deskriftif yang memberikan gambaran secara cepat dan tepat
tentang inovasi guru PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran aswaja.
29
Sabri and Efrida Mandasarii Dalimunthe, “Penggunaan Metode Permainan Kartu Kata
Bergambar Dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa,” Dirasatul Ibtidaiyah 1, no. 1 (2021): 46–58.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2017).
2. Kehadiran Peneliti
pada dasarnya kehadira peneliti, terlepas sebagai instrument juga akan menjadi
faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini
peneliti. Pada pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti akan
dengan cara mendatangi lokasi yang akan diteliti sesuai dengan waktu yang
3. Lokasi Penelitian
pada guru PAI yang memegang mata pelajaran aswaja. Sedangkan tempat
Bangkalan.
Data dan sumber data dalam penelitian adalah salah satu bagian penting
permasalahan yang terkait dengan fokus penelitian. Berikut data dan sumber
b. Dokumentasi adalah data dan sumber data yang mana berupa catatan, foto-
adalah kualitas pada saat pengumpulan data. Dalam pengumpulan data pada
dan wawancara mendalam serta teknik terakhir yaitu tentang subjek yang
sering digunakan dalam melengkapi data ketika diperlukan, hal ini disebut
dengan dokumentasi.31
a. Observasi
Observasi ini salah satu teknik non partisipan yang digunakan untuk
memperoleh data primer atau data sekunder. Dalam teknik non partisipan yang
31
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Budi Utama, 2018).
mana pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan melainkan pengamat hanya
b. Wawancara
kepada data-data primer dan sekunder yang dibutuhkan guru PAI pada mata
c. Dokumentasi
minat belajar siswa pada mata pelajaran aswaja. Hasil dari dokumentasi
perlakuan manipulasi.
6. Instrumen Penelitian
yaitu berupa peneliti sendiri yang akan sebagai instrument penelitian. Pada
peneliti sebagai instrument langsung, maka peneliti akan menyiapkan teori dan
wawasan yang luas. Sehingga ketika pada saat bertanya, menganalisis lebih
ini adalah suatu metode atau cara untuk mengidentifikasi, mengambil sampel dan
memilih sampel dalam suatu rantai hubungan atau jaringan yang menerus dari satu
sumber ke sumber yang lain untuk saling melengkapi data-data yang telah didapatkan .32
7. Analisis Data
a. Reduksi Data
data. Dalam melakukan reduksi yang mana untuk memisahkan antara data
yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan masalah penelitian. Proses reduksi
data tersebut yang akan digunakan yaitu hanya data yang sesuai dengna
masalah penelitian dan selain data yang tidak sesuai dibuang. Sehingga hal ini
b. Penyajian Data
Tahap selanjutnya berupa penyajian data, yang mana pada tahap ini
penyajian data yang dilakukan ke dalam bentuk teks atau uraian singkat dan
lain sebagainya.
32
Randi Kurnia Hidayat, Muhammad Makhrus, and Muhammad Iman Darmawan, “Pelaksanaan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) FKIP Universitas Mataram Bidang Studi Pendidikan
Fisika Di MAN 1 Lombok Timur,” Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Fisika Indonesia 3, no. 1
(2021): 6–14, https://doi.org/10.29303/jppfi.v3i1.115.
c. Kesimpulan
kesimpulan terhadap hasil dari hasil penyajian data yang mencangkup dari
rumusan masalah dengan mengarah dari hasil analisis data berupa observasi
dan wawancara.
berikut:
a. Perpanjang keikutsertaan
kepercayaan data.33
b. Ketekunan pengamatan
dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentative secara
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
unsur pada situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari
serta kemudian memusatkan diri pada hal-hal yang dicari secara rinci atau
jelas.34
c. Trianggulasi
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
9. Prosedur Penelitian
Berikut prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian inovasi guru PAI
untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran aswaja seabagai
berikut:
a. Langkah pertama
mengurus surat perizinan dari kampus untuk sekolah MTs Irsyadul Anam yang
pedomana wawancara.
b. Langkah kedua
pengambilan data dengan sesuai hasil dari observasi. Pengambilan data ini
34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
c. Langkah ketiga
Langkah ketiga adalah tahap mengolah hasil data yang diperoleh dari
dan sistematis. Sehingga hasil dari penelitian jelas dan mudah dipahami.
d. Langkah keempat
memaparkan dalam bentuk penulisan laporan dalam hasil penelitian pada bab
IV dan V.
K. Daftar Pustaka