khkhk
dosen pengampu:
Di susun Oleh:
DIKI RAHMAN
STUDI PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KEDIRI
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Proses globalisasi telah menjadikan dunia mengalami perubahan-
perubahan yang begitu cepat. Bahkan perubahan-perubahan tersebut tidak
dapat diprediksi sebelumnya (Unpredictable). Globalisasi juga telah
menciptakan karakteristik masyarakat abad 21 sebagai masyarakat mega-
kompetisi, sehingga tidak ada tempat di dalam masyarakat tanpa kompetisi.
Kompetisi telah dan akan merupakan prinsip hidup yang baru, karena dunia
terbuka dan bersaing untuk melaksanakan sesuatu yang lebih baik dan terus
menerus lebih baik.1
Untuk melakukan hal tersebut, lembaga pendidikan merencanakan
perencanaan strategik guna mewujudkan pendidkan yang tidak sekedar
berkualitas, tetapi juga sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat.
Pendidikan merupakan salah satu untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia, dan intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia,
mendewasakan, merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas menjadi lebih
baik. Didukung oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
tersebut telah mendorong berbagai upaya dan perihatin seluruh lapisan
masyarakat, khususnya pengelolaan lembaga pendidikan itu sendiri untuk
lebih meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Dalam rangka melakuakan
usaha pengembangan dan untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan
kondisi, sebuah organisasi non profit seperti perusahaan, maupun organisasi
non profit seperti lembaga pendidikan harus selalu mantap kedepan dan harus
memiliki strategi-strategi jangaka panjang. Untuk itulah lembaga pendidikan
harus menemukan rencana permainan yang paling sesuai dengan kondisi,
peluang, tujuan dan sumber daya yang dimilikinya.2
1
AB Musyafa’ Fathoni,”Perencanaan Strategik Marketing Pendidikan” AL TA’DIB
JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 2 (Januari, 2013), hal. 2
2
AB Musyafa’ Fathoni, Perencanaan Strategik Marketing Pendidikan......,hlm.3
3
Dengan melakuakan sistem strategi pengembangan ini lah pada waktu
teraktual dunia pendidikan mengalami perkembangan yang luar biasa
pesatnya, termasuk di Indonesia. Perkembangan luar biasa itu terjadi dalam
berbagai lingkupan pendidikan seperti pertumbuhan dalam jumlah sekolah
dasar sampai perguruan tinggi. Perubahan, perluasan dan pendalaman
kurikulum, pembenahan administrasi, pengembangan organisasi dan
perbaikan manajemen selalu menjadi perihatin.3
3
Sahlan ZA,”Evaluasi Pengelolaan Pembelajaran Program Keterampilan Munuju
Pendidikan Link And Match” Menara Tebuireng Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan 2(Maret, 2009),
hlm. 153
4
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013 (Jakarta:
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2012), hlm. 2
4
masa lalu, perbedaan latar belakang murid, nilai-nilai filosofis masyarakat,
keagaman atau golongan tertentu, dan tuntutan etnis kultural tertentu.5
5
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: ROSDA Dan UPI
2008) Cet Ke-Dua,hlm. 46
6
Masdar Hilmi, Pendidikan Islam Dan Tradisi Ilmiah (Malang: Madani, 2016), hlm.78-
79
5
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimanakah Kurikulum Pendidikan di Pesantren Mahasiswa?
2. Bagaimanakah Proses Strategi Pengembangan Kurikulum Pendidikan di Pesantren
Mahasiswa?
3. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kurikulum Pendidikan di
Pesantren Mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Meberikan masukan keilmuan dalam pengembangan dunia Pendidikan Pesantren.
2. Menambah wacana baru seputar sejarah dan pengembangan kurikulum Pesantren dan
kurikulum lembaga pendidikan Islam.
3. Memperkaya terori tentang pegembangan kurikulum pendidiakan Islam.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritik
1. Pengertian Strategi
Dengan Istilah strategi sebenarnya berasal dari istilah kemiliteran yaitu usaha
untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan dengan tujuan mencapai
kemenangan/kesuksesan. Istilah ini kemudian berkembang dalam berbagai bidang
termasuk dalam dunia ekonomi, seperti strategi industri, strategi perencanaan, strategi
pemasaran, dan dalam dunia pendidikan.7
Strategi secara umum, dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
oleh seseoreng atau organisasi untuk sampai tujuan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus (yang diinginkan).8
Jika strategi ini dimasukan dalam dunia pendidikan secara makro dalam skala
global, strategi merupakan bijakan, yang mendasar dalam pengembangan pendidikan
sehingga tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien. Jika
dilihat secara makro dalam strata operasional khususnya dalam proses belajar
mengajar maka pengertiannya adalah “langkah-langkah” tindakan yang mendasar dan
berperan besar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan.9
a. Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh kedepan, yaitu waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang diperlukan
untuk mengamati dampaknya.
b. Dampak, walaupun hasilnya akhirnya dengan mengikuti strategi tertentu tidak
langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan sangat berarti
7
Djamaluddin Darwis, “Strategi Belajar Mengajar”,PBM-PAI disekolah Eksistensi dan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Islam,(Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang: Pustaka Pelajar Yogyakarta,
1998),hal.195
8
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Pustaka Setia, 2011), hal. 18
9
Djamaluddin Darwis, “Strategi Belajar Mengajar”,PBM-PAI disekolah Eksistensi dan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Islam,........hlm..196
7
c. Pemusatan upaya, sebuah strategi yang efektif biasanya mengharuskan pemusatan
kegiatan, upaya atau pehatian terhadap rentang saran yang sempit
d. Pola keputusan, kebanyakan strategi mensyratkan bahwa sederetan keputusan
tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus
saling menunjang artinya mengikuti suatu pola yang kosisten.
e. Peresapan, sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai
dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi lain. Selain itu,
adanya kosisten sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengharuskan
semua tingkatan organisasi bertindak secara naluri dengan cara-cara akan
memperkuat strategi.
Dari sini dapat dikatakan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan yang
memberikan layanan jasa pendidkan yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan
material.11 Berangkat dari kondisi seperti ini pula, maka wajar kiranya jika bidang
pendidikan dan hal-hal yang berkaitan denganya harus menjadi salah satu bidang
yang mendapatkan perhatian lebih dari kita semua. Hal ini perlu ditekankan,
mengingat kenyataan yang ada, masih menunjukan bahwa bidang ini belum digarap
secara maksimal.12
10
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar,.........hlm. 18
11
AB Musyafa’ Fathoni,”Perencanaan Strategik Marketing Pendidikan” AL TA’DIB JURNAL ILMU
PENDIDIKAN, 2 (Januari, 2013), hlm..4
12
Hatta Saputra, Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global, (Bandung: Cv. Smile’s
Indonesia Institute/Smile’s Publishing, 2016), hlm. 40
13
Hatta Saputra, Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global, ......,hlm.76-77
8
2. Pengembangan Kurikulum Pendidikan pesantren
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta selalu
dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembagan dan
tantangan zaman. Meskipun demikain, perubahan dan pengembangannya harus
dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubhan dan
pengembagan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang lebih jelas,
mau dibawah kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut.15
14
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 2001), hlm.127
15
E.Mulyasa, Pengembagan dan Implementasi Kurikulum 2013,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2016), hlm.59
9
sekolah. Pengertian yang ditawarkan ini setidaknya dapat menggarisbawahi adanya
empat komponen pokok dalam kurikulum, yaitu: tujuan, isi, (bahan), organisasi,
dan strategi.
Dari kajian sejarah kurikulum, kita mengetahui beberapa hal yang menjadi
sumber atau landasan inti penyusunan kurikulum. Pengembangan kurikulum
petama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa. Karena sekolah
mempersiapkan anak bagi kehidupan orang dewasa, kurikulum terutama isi
kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Para pengembang kurikulum
mendasarkan kurikulum atas hasil analisis pekerjaan dan kehidupan orang dewasa.
Dalam pengembangan selanjutnya, sumber ini menjadi luas meliputi semua unsur
kebudayaan. Manusia adalah mahluk yang berbudaya, hidup dalam lingkungan
budaya, dan turut menciptakan budaya. Untuk dapat hidup dalam lingkungan
budaya, ia harus mempelajari budaya, maka budaya menjadi sumber utama isi
kurikulum. Budaya ini mencakup semua disiplin ilmu yang tela ditemukan dan
dikembangkan para pakar, nilai-nilai adat-istiadat, perilaku, benda-benda, dan
lainya. Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak, dalam pendidkan atau
pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidkan atau pengajaran bukan
memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensi-potensi yang
telah ada pada anak. Anak menjadi sumber kegiatan pengajaran, ia menjadi sumber
kurikulum. Ada tiga pendekatan terhahadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu
16
Mohhammad Asrori, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di Pesantren, (Malang: UIN-Malik,
2013), hlm.25-26
10
kebutuhan siswa, perkembangan siswa, serta minat siswa. Jadi, ada pengembangan
kurikulum bertolak dari kebutuhan-kebutuhan siswa, tingkat-tingkat perkembangan
siswa, serta hal-hal yang diminati.17
17
Nana Syaodih Sumadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm..33
18
Abd A’la, Pembaruan Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006), hlm.15
19
Khoiriyah, Menggagas Sosiologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 164
20
Mohhammad Asrori, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di Pesantren, (Malang: UIN-Malik,
2013), hlm.70
11
pelaku, (9) kurikulum dan sumber belajar, (10) proses belajar mengajar dan evaluasi,
(11) pengelolaan dan dana, (12) sarana dan alat-alat pendidikan.21
a. Prinsip-prinsip Umum
21
Khoiriyah, Menggagas Sosiologi Pendidikan Islam.....,hlm.165
22
Nana Syaodih Sumadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.....,hlm. 150
12
Pertama prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevan di dalam kurikulum itu sendiri.
Relevansi ke luar maksutnya tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntunan, kebutuhan, dan perkembangan
masyakarkat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk hidup dan bekerja dalam
masyarakat. Apa yang tertuang dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa
untuk tugas tersebut. Kurikulum bukan hanya memnyiapkan anak untuk
kehidupannya sekarang tetapi juga yang akan datang. Kurikulum juga harus
memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau kosistensi antara komponen-
komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampain, dan penilaian.
Relevansi internal ini menunjukan suatu keterpaduan kurikulum.
13
Prinsip kelima adalah efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus
murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran
dari perencanaan pendidikan . perencanaan dibidang pendidikan juga merupakan
bagian uang dijabarkan dari kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
14
Pendekatan adalah cara yang di lakukan peneliti untuk menguasai dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang paling tinggi validitasnya dan ketepatanya
sebagai acuan dalam penelitian.23 Kegiatan penelitian ini biasanya muncul dan dilakukan
karena ada suatu masalah yang memerlukan jawaban atau ingin membuktikan sesuatu
yang telah lama di alaminya selama hidup, atau untuk mengetahui berbagai latar
belakang terjadinya sesuatu.24
Sedangkan pengertian metode penenlitian adalah usaha-usaha yang dilakukan
untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam proses penelitian.25 Ketetapan
metode dalam sebuah penelitian menentukan proses penelitian dalam mencari data dan
hasil penelitian yang dipertanggung jawabkan. Karena pentingnya meode penelitian
maka dalam hal ini akan membahas sebagai berikut:
1. Pendekatan Penelitian
2. Jenis Penelitian
15
berlangsung pada saat penelitian sesuai apa adanya.27 Dalam penelitian ini
menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data, data tersebut disajikan, kemudian
dianalisis dan di interprestasikan kemudian untuk disimpulkan.28
DAFTAR PUSTAKA
27
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 157.
28
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 44.
16
Darmuin, “Prospek Pendidikan Islam Di Indonesia: Satuan Telaah Terhadap Pesantren dan
Madrasah”,PBM-PAI disekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Islam,Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang: Pustaka Pelajar Yogyakarta, 1998
Hilmi Masdar, Pendidikan Islam Dan Tradisi Ilmiah Malang: Madani, 2016
Hamalik Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum , Bandung: ROSDA Dan UPI 2008
17