Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA XI MIPA 5 SMAN 3 PALANGKARAYA

PROPOSAL SKIRIPSI

OLEH :

APRI AYU

NIM : 19.22.021224
PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA XI MIPA 5 SMAN 3
PALANGKARAYA

PROPOSAL SKIRIPSI

Ditulis sebagai salah satu persyaratan

Dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Apri Ayu

NIM.19.22.021224

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga proposal skiripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skiripsi ini berisi tentang “PENGARUH PEMBELAJARAN
LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA XI
MIPA 5 SMAN 3 PALANGKARAYA”.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih


sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan selama penelitian studi. Oleh sebab itu peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Dr. Sonedi, M.Pd


2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hendri, M.Pd
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan M.Jailani, M.Pd
4. Kepala Sekolah, guru dan peserta didik di SMA Negeri 3 Palangkaraya
yang telah membantu kelancaran selama penelitian.
5. Teman – teman mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan berbagai pihak yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan
sehinngga peneliti selesai studi.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga skiripsi ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya, Aamin

Palangkaraya, oktobrer 2022

Apri Ayu
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin modern ini perlu adnya


sumber daya manusia yang semakin berkualitas untuk memperkuat daya
saing dalam era globalisasi saat ini. Untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusi diperlukannya suatu wahana salah satunya adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan aktivitas bimbingan suatu proses pengembangan
kualitas diri dalam meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan,
keterampilan seryta perilaku seorang sebagai aktivitas yang disengaja
usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan pengajarran dan pelatihan.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan


peserta didik dengan harapan dapat memahami, mengerti, menilai dan
mampu membuat manusia berpikir kritis. Pendidikan dapat diperoleh
dengan dua cara yaitu formal dan nonformal. Pendidikan nonformal
merupakan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan pendidikan formal yaitu pendidikan
yang diselenggarakan seperti sekolah dan memiliki tingkatan yaitu sekolah
dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas
(SMA).

Sekolah menengah atas (SMA) merupakan pendidikan yang lebih


memfokuskan peserta didik dalam menguasai ilmu pengetahuan yang
bersifat teoritis sebagai bekal dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Usia siswa yang berada di sekolah menengah atas
berkisar 15-19 tahun, dimana masih tergolong remaja.

Pola pikir manusia semakin berkembang seiring dengan


perkembangan zaman yang semakin modern. Maka dari itu pendidikan
harus dikondisikan dengan kurikulum karena setidaknya kurikulum bisa
meramalkan hasil yang diharapkan yang nantinya akan dicapai dalam
pendidikan. Kurikulum sudah mengalami perubahan-perubahan untuk
menyelaraskan perubahan zaman yang semakin modern dan perlu adanya
perbaikan dalam mengevaluasi pelaksanaan kurikulum pelaksanaan
kurikulum agar terciptanya trobosan dalam mendesain pendidikan dengan
tepat sesuai di zaman modern.
Perubahan serta pengembangan kurikulum ini mengacu pada
tujuan pendidikan nasional dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003
pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa :

“ pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta perdaban bangsa yang bermanfaat bdalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.

Kurikulum perlu dilakukan pengembangan karena adanya berbagai


tantangan yang dihadapi, kondisi pendidikan yang berkaitan dengan
tantangan pendidikan baik tantangan internal maupun tantangan eksternal
diantaranya adalah mengacu pada 8 (delapan) standar nasional pendidikan,
mengupayakan sumber daya manusia yang berkompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar berkurangnya beban negara, serta
penyempurnakan pola pikir peserta didik dalam kemajuan teknologi dan
informasi, arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
Pada tahun 2013 lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(kemendikbud) telah mengembangkan kurikulum baru yang dinamakan
dengan kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan
mampu menjawab terhadap beberapa permasalahan yang melekat dan
tantangan yang dihadapi.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan


standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency- based curriculum)6 Pada dasarnya, kurikulum
2013 diorientasikan untuk mengembangkan kehidupan individu peserta
didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. Sehingga dalam
penerapan kurikulum 2013 terjadi perubahan dan penataan standar proses
pembelajaran dan juga memerlukan perubahan paradigma pembelajaran.

Penerapan kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Menegah Atas


(SMA) merupakan pendidikan yang mengutamakan pengembangan dan
kemampuan peserta didik. Sehingga pada jenjang SMA terdapat beberapa
kelompok mata pelajaran, diantaranya mata pelajaran wajib, mata
pelajaran peminatan, mata pelajaran lintas minat dan mata pelajaran
pendalaman minat. Kurikulum 2013 ini memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memilih kelompok mata pelajaran peminatan dan
lintas minat sesuai minat dan kebutuhan peserta didik. Menurut peraturan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, dalam pemilihan kelompok mata
pelajaran peminatan di kelompokan dalam 3 kelompok, diantaranya MIA
(Matematika Ilmu Alam), IIS (Ilmu-ilmu Sosial) dan IBB (Ilmu Bahasa
dan Budaya). Perubahan nama MIA dan IIS sudah mulai di realisasikan
sesuai dengan permendikbud yang merupakan nama baru untuk IPA dan
IPS. Dalam penerapan mata pelajaran lintas minat peserta didik diberi
kesempatan untuk mempelajari mata pelajaran di luar kelompok
peminatan yang dipilih oleh peserta didik.7 Untuk pemilihan mata
pelajaran lintas minat, pemerintah telah memberikan kebijakan penuh
terhadap satuan pendidikan. Selain itu sekolah lebih mengetahui minat dan
kebutuhan peserta didik yang akan berguna dimasa akan datang, pemilihan
mata pelajaran lintas minat juga disesuaikan dengan kondisi sekolah
tersebut.

“Tidak semua satuan pendidikan mengikuti seluruh aturanaturan


Kemendikbud dalam melakukan pemilihan lintas kehidupan individu
peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan
berbagai dimensi inteligensi yang sesuai minat. Satuan pendidikan
menyelaraskan antara peraturan kemendikbud dalam pemilihan lintas
minat dengan kondisi satuan pendidikan pada saat itu. Kurangnya jam
mengajar guru, keterbatasan guru pada semua bidang studi dan sarana
pasarana pada satuan penidikan tersebut. Seperti yang dikutip dalam berita
online Republika.co.id. “Di luar permasalahan sarana dan prasarana ini,
tambahanya, juga masih muncul kendala teknis dalam pelaksanaan di
lapangan. Khususnya terkait dengan pengaturan pada mata pelajaran
pilihan lintas minat dan atau pendalaman minat yang berlaku pada kelas
X.; Jika peminatnya banyak dan semua ambil pelajaran tersebut kelasnya
penuh. Sebaliknya kalau hanya ada satu siswa yang mengambil mata
pelajaran lintas minat ini menjadi tidak efisein, karena satu guru mengajar
satu siswa.”

Pemilihan mata pelajaran lintas minat dengan prestasi belajar


sangat berhubungan erat apabila peserta didik memilih berdasarkan
keinginannya sendiri maka itu akan dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dan dapat termotivasi untuk meraih prestasi yang baik.
Namun, pada kenyataannya peserta didik tidak dapat memilih mata
pelajaran lintas minat sesuai dengan minat masing-masing peserta didik
karena mata pelajaran lintas minat ditentukan oleh pihak sekolah sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Hasil belajar merupakan proses
penilaian akhir untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik
dalam menerima pelajaran dikelas.

Hasil belajar peserta didik dapat dijadikan bahan evaluasi bagi


guru untuk dapat memperbaiki kekurangan yang dimiliki dalam mengajar
kepada peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam memperoleh hasil
belajar yang baik perlu juga ditunjang dengan sarana prasarana yang
memadai serta minat yang dimiliki oleh peserta didik.

SMAN 3 Palangkaray adalah salah satu sekolah di daerah


Palangkaraya dan sudah menerapkan kurikulum 2013. SMAN 3
Palangkaraya memiliki 3 kelompok peminatan, diantanaranya kelompok
peminatan IPA, kelompok peminatan IPS, dan kelompok peminatan
bahasa. SMAN 3 Palangkaraya juga menerapkan kelompok mata pelajaran
lintas minat. Adapun pembagian mata pelajaran lintas minat di SMA
Nusantara di kelas XI untuk kelompok peminatan IPA memiliki mata
pelajaran lintas minat ekonomi, sementara untuk kelompok peminatan IPS
memiliki mata pelajaran lintas minat kimia.

Akan tetapi, menjadi permasalahan disini ialah pemberian mata


pelajaran lintas minat ini tidak berdasarkan apa yang menjadi pilihan siswa
sendiri, melainkan mata pelajaran minat telah ditentukan oleh pihak
sekolah, menurut Pak Solikin selaku Wakepsek Bid Kurikulum, hal ini
dilakukan karena beberapa faktor, seperti, kurangnya tenaga pengajar,
kurangnya jam pengajaran guru dan sarana prasarana yang belum
sempurna.

Pada observasi awal yang dilakukan, peneliti mengamati dan


melakukan interaksi langsung kepada beberapa peserta didik dan
menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa saat berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar Ekonomi di kelas ada yang merasa senang karena sesuai
dengan minta dan keinginan peserta didik tersebut dan merasa sedih
karena lintas minat ekonomi bukan pelajaran yang diminati. Selain itu,
dalam kegiatan belajar mengajar Ekonomi tidak semua peserta didik dapat
berpartisipasi penuh karena masih terdapat beberapa peserta didik yang
belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Keterbatasan
guru menjadikan guru harus memegang dua mata pelajaran sekaligus
sehingga membuat guru menjadi banyak beban mengajarnya.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian terhadap pengaruh pembelajaran lintas minat Ekonomi terhadap
prestasi belajar Ekonomi kepada siswa XI MIPA SMAN 3 Palangkaraya.
Peneliti akan memfokuskan penelitian kepada siswa XI MIPA yang
mendapatkan mata pelajaran lintas minat Ekonomi. Selain itu, yang lebih
menarik ialah peserta didik kelas XI MIPA 5 bisa mengikuti pelajaran
Ekonomi dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan pelajaran
yang bersifat sosial. Dengan berdasarkan latar belakang tersebut, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : PENGARUH
PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA XI MIPA 5 SMAN 3 PALANGKARAYA”

2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan dapat diidentifikasi
beberapa

permasalah yang dapat diteliti antara lain:

1. Pemilihan mata pelajaran lintas minat tidak sesuai dengan minat


peserta didik
2. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi
yang dibuktikan belum semua peserta didik mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM)

3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada dan bberhubung waktu,
dana, serta biaya yang terbatas maka permasalahan yang akan diteliti
dibatasi hanya mengenai tentang.
1. Pengaruh pembelajaran lintas minat pada mata pelajaran ekonomi
dikelas XI MIPA 5 SMAN 3 Palangkaraya.
2. Hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran lintas minat ekonomi.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam

Penelitian ini adalah :


1. Apakah ada pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi terhadap
hasil belaja siswa dikelas XI MIPA 5 SMAN 3 Palangkaraya?

5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari peneilitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi
dikelas XI MIPA 5 SMAN 3 Palangkaraya

6. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
para peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi dan informasi
tambahan mengenai pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi
terhadap hasil belajar siswa dikelas XI MIPA 5 SMAN 3 Palangkarya

2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas MIPA progran
linttas minat pada mata pelajaran ekonomi.
b. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dan bahan evaluasi, agar dapat lebih meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas MIPA program lintas minat pada mata pelajaran
ekonomi.
c. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan,
dan bahan evaluasi serta motivasi untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar pada program lintas minat ekonomi.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Analisi Teoritis
a. Program Lintas Minat
1. Kurikulum 2013
Kurikulum (Curriculum) dalam bahasa Yunani berasal dari
kata Curir yang berarti pelari dan Curere yang artinya tempat
berpacu. Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh
pelari. Istilah kurikulum dan pengembangannya sudah ada
sejak dulu hingga saat ini, dengan tafsiran-tafsiran kurikulum
dan pengembangannya dari para tokoh pendidikan di Dunia.
Istilah kurikulum dalam arti sederhana merupakan kumpulan
sejumlah mata pelajaran, sebagai kegiatan sosial, isi materi dan
pengalaman belajar. Pengertian kurikulum nantinya akan
berpengaruh pada pengembangan kurikulum dimasa
mendatang. Bisa diasumsikan bahwa pelari adalah siswa dan
jarak yang ditembuh adalah sebuah pendidikan serta kurikulum
sebagai strategi untuk mencapai finish. Dengan begitu
kurikulum berarti jarak dan jangka waktu pendidikan yang
harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh prestasi yang
dibuktikan dengan ijazah.
Sedangkan Pengertian kurikulum dalam UU NO. 20 tahun
2003 tentang SPN menjelaskan bahwa, kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum sudah diatur dalam perundang-
undangan dan terus berkembang sesuai dengan keadaan serta
perkembangan zaman. Kurikulum menurut undangundang
berarti pedoman atau aturan-aturan dalam proses belajar
mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan program
lanjutan dari pengembangan Kurikulum sebelumnya yang
sudah mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan secara terpadu, kurikulum tersebut yaitu
Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006.
Perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 tak pernah
lepas pada pemikiranpemikiran pemerintah yang tercantum
pada Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 Tentang
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20102014 serta
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 dan Peraturan
Pemerintah No 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Asas
Peraturan No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan. Perubahan peraturan ini dilakukan untuk
menyelaraskan dengan dinamika perkembangan masyarakat,
lokal, nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun
2013 mengatur kembali standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, dan standar penilaian, serta kurikulum.
Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 menyatakan
kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
peserta didik setelah membelajaran suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program atau menyelesaikan satuan
pendidikan tertentu. Istilah yang digunakan adalah muatan
pembelajaran bukan mata pembelajaran. Tiap muatan
pembelajaran harus berkontribusi terhadap tiga kompetensi
(sikap, keterampilan, pengetahuan). Ruang lingkup materi
dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan
dalam ketentuan peraturan perundang- undangan, konsep
keilmuan dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan. Tingkat Kompetensi dirumuskan berdasarkan
kriteria, tingkat perkembangan Peserta Didik, kualifikasi
Kompetensi Indonesia dan penguasaan Kompetensi yang
berjenjang. Standar isi dikembangkan oleh BNSP dan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peraturan Pemerintah
nomor 32 tahun 2013 mengatur kurikulum secara lebih terinci.
Kurikulum yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 32
tahun 2013 inilah yang kemudian dikenal dengan Kurikulum
2013.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan
pola pikir, pola pembelajaran dan menekankan pada keaktifan
siswa agar potensi dirinya dapat berkembang dengan baik. Hal
ini sesuai dengan tujuan kurikulum 2013, yaitu mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.16 Selain itu, tujuan kurikuum 2013 adalah membentuk
manusia yang mampu menyumbangkan ide, sehingga dapat
bersaing di era global. Dengan demikian kurikulum 2013
mengamanatkan bahwa pembelajaran merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri berkembang secara
optimal.
2. Konsep Pembelajaran Lintas Minat
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
dan prosedur yang paling mempengaruhi guna mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran membantu siswa memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku
siswa bertambah, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Gagne mengemukakan bahwa instruction as a set of
external events design to support the several processes of learning,
which areinternal.Pendapat itu diartikan bahwa pembelajaran
merupakan seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang
dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya
internal. Pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru dengan
peserta didik dikelas formal, tetapi juga meliputi kegiatan belajar
mengajar yang tak dihadiri guru secara fisik. Di dalam kata
pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar peserta didik
melalui usaha-usaha yang terencana dalam mempelajari sumber-
sumber belajar agar terjadi proses belajar. Pembelajaran harus
menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu
perencanaan yang sistematis. Dalam pembelajaran yang bersifat
eksternal prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi
prinsip-prinsip pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah semakin berkembang sesuai
dengan perubahan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran yang
diterapkan mengakibatkan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran
bukan lagi sekedar kegiatan mengajar dan mengesampingkan
kegiatan belajar. Akan tetapi, kegiatan pembelajaran lebih
kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola pembelajaran yang
beragam. Pola pembelajaran ini bisa berupa alat bantu dalam
belajar peserta didik, pembelajaran menggunakan media, atau
belajar dengan mencari sumber-sumber belajar selain yang
diberikan oleh guru. Pembelajaran pada saat ini, peserta didik tidak
hanya menunggu materi yang di sampaikan oleh guru yang bersifat
mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru tersebut.
Akan tetapi, peserta didik juga dituntut untuk ikut aktif dalam
mencari sumber-sumber materi. Pembelajaran yang tadinya hanya
transfer ilmu pengetahuan akhirnya menuntut terjadinya pertukaran
pengetahuan antara guru dengan guru. lainnya, guru dengan peserta
didik, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Menurut Oemar Hamalik, teori pembelajaran yang perlu
diperhatikan oleh guru setidaknya ada 5 point, yaitu:
1. Mengajar adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada
Peserta Didik di Sekolah.

Teori ini sesuai dengan pandangan tokoh teori pendidikan


yang mementingkan mata ajaran harus dipelajari peserta didik.
Tujuan utama dari pembelajaran adalah penguasaan pengetahuan
untukpersiapan di masa depan.

a. Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan

b. Pembelajaran merupakan suatu poses penyampaian


pengetahuan
c. Tujuan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
d. Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
e. Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif
f. Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas

2. Mengajar adalah Mewariskan Kebudayaan Kepada Generasi


Muda Melalui Lembaga Pendidikan Sekolah

a. Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya

b. Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan


c. Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
d. Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan

3. Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisai Lingkungan untuk


Menciptakan Kondisi Belajar Bagi Peserta Didik
a. Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah
tingkah laku peserta didik.
b. Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan
c. Peserta didik sebagai organisme makhluk hidup
d. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik
untuk menjadi warga negara yang baik

4. Pembelajaran adalah Upaya Mempersiapkan Peserta Didik untuk


Menjadi Warga Masyarakat yang Baik

a. Tujuan pembelajaran

b. Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja


c. Peserta didik sebagai calon warga negara yang memiliki
potensi untuk bekerja.
d. Guru sebagai pimpinan atau pembimbing bengkel kerja

5. Pembelajaran adalah Suatu Proses Membantu Siswa


Menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari
a. Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup
dalam masyarakatnya
b. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hunungan sekolah
dan masyarakat
c. Peserta didik belajar secara aktif
d. Guru juga bertugassebagai komunikatif

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran tidak lagi berpusat


pada guru, melainkan pembelajaran lebih banyak pada aktivitas
peserta didik dan pembelajaran tidak lagi menjadi satu arah tetapi
dua arah, lebih bersifat interaktif. Kurikulum 2013 menuntut pada
kegiatan peserta didik yang lebih cenderung untuk mencari tahu
tentang prinsip dan konsep ilmu pengetahuan tersebut bukan
menunggu diberikan oleh guru. Pembelajaran yang diterapkan
kurikulum 2013 ini mengharapkan Peserta didik untuk aktif dan
proses pembelajaran dan juga guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran dapat merancang pembelajaran agar siswa mampu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang kontekstual dan
nyata. Penerapan kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Menegah
Atas (SMA) merupakan pendidikan yang mengutamakan
pengembangan dan kemampuan peserta didik.
kurikulum 2013 terdapat kelompok mata pelajaran, yaitu
mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, mata pelajaran
lintas minat dan mata pelajaran pendalaman minat. Sesuai dengan
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64, pasal 2
ayat 1 tahun 2014 yang menyatakan bahwa “Peminatan pada
SMA/MA memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai
dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam
sekelompok mata pelajaran keilmuan.
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas ini dirancang
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memilih kelompok mata pelajaran peminatan, pendalaman minat
dan lintas minat sesuai minat dan kebutuhan peserta didik. Sekolah
melakukan pemilihan kelompok Peminatan dengan melibatkan
guru Bimbingan Konseling (BK) dan tim pengembangan sekolah
agar peserta didik dapat menentukan pilihannya sesuai dengan
potensi dan minatnya. Pemilihan kelompok Peminatan juga bisa
berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional, dan hasil
test penempatan serta tes bakat minat ketika mendaftar di
SMA/MA.
Penempatan kelompok peminatan dapat berubah di
semester kedua berdasarkan rekomendasi guru BK dan hasil
pembelajaran di semester pertama. Semua mata pelajaran yang
terdapat pada satu kelompok peminatan wajib diikuti oleh peserta
didik. Untuk mengikuti seluruh mata pelajara di kelompok
peminatan, setiap peserta didik diberi kesempatan untuk mengikuti
dan mempelajari mata pelajaran Lintas Minat dan Pendalaman
Minat. Hal ini memberi peluang kepada peserta didik untuk
mempelajari mata pelajaran yang diminati, namun tidak terdapat
pada kelompok mata pelajaran peminatan yang peserta didik dapat.
Pemilihan kelompok peminatan merupakan bagian penting dalam
upaya mencapai kompetensi oleh peserta didik. Hal ini
dikarenakan ketepatan dalam memilih kelompok peminatan
merupakan bagian dari rencana awal peserta didik untuk
menentukan fakultas atau jurusan pada jenjang pendidikan
selanjutnya.
Lintas minat merupakan program kurikuler dikurikulum
2013 yang bertujuan untuk mengedepankan pengembangan peserta
didik sesuai bakat, minat dan kemampuan yang di miliki peserta
didik dengan otientasi penguasaan kelompok mata pelajaran
keilmuan di luar pilihan minat. Sistem lintas minat sebenarnya
sama dengan sistem penjurusan atau peminatan, yang membedakan
hanyalah kelompok mata pelajaran saja, jika peminatan yang di
ambil adalah kelompok mata pelajaran peminatan IPA maka lintas
minat yang harus diambil berasal dari kelompok mata pelajaran
peminatan IPS atau Bahasa dan Budaya, dan sebaliknya.
Penjurusan atau peminatan di jenjang SMA maupun di jenjang
perguruan tinggi merupakan suatu proses cikal bakal keberhasilan
peserta didik dimasa depan, maka dari itu, bimbingan dan arahan
perlu dilakukan untuk pengarahan pengambilan dan penentuan
kelompok mata pelajaran peminatan.
3. Ketentuan Mata Pelajaran Lintas Minat
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 64 Tahun 2014 tentang peminatan pada
pendidikan menengah pasal 1 menyebutkan lintas minat adalah
program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik
peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata
pelajaran keilmuan diluar pilihan minat. Artinya lintas minat
merupakan program yang disediakan untuk memfasilitasi
pengembangan minat, bakat atau kemampuan akademik pada mata
pelajaran tertentu diluar dari program atau jurusan yang dipilih
siswa pada jenjang SMA. Pemilihan mata pelajaran Lintas Minat
dan pendalaman minta bersifat opsional, artinya peserta didik kelas
X dapat mengambil 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang
tersedia sebagai mata pelajaran lintas minat. Di kelas XI, peserta
didik dapat mengambil satu dari dua atau dua dari tiga mata
pelajaran lintas minat yang diambil di kelas X, atau peserta didik
dapat memilih satu mata pelajaran lintas minat dan satu mata
pelajaran pendalaman minat atau dua mata pelajaran pendalaman
minat.
Seperti yang dicontohkan oleh Direktorat Pembinaan
SMA,26 untuk pemilihan lintas minat, peserta didik kelas X
memilih mata pelajaran di luar mata pelajaran-mata pelajaran wajib
A dan B serta diluar kelompok peminatan yang telah dipilihnya.
Peserta didik tersebut harus memiliki dua mata pelajaran dari
kelompok peminatan yang lain. Mislanya, peserta didik X di atas
dapat memilih Geografi dan Ekonomi, atau Geografi dan
Antropologi, atau Bahasa dan Sastra Inggris dan Bahsa dan Sastra
Arab. Peserta didik Z bisa memilih Biologi dan kimia atau sejarah
dan Ekonomi atau Biologi dan Sejarah. Khusus untuk kelompok
peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, satuan pendidikan boleh
membuka mata pelajaran Bahasa dan Sastra Asing lainnya.
Mislanya, Bahasa dan Sastra Jepang dengan Bahasa dan Sastra
Korea. Selain itu peserta didik memilih Peminatan Ilmu Bahasa
dan Budaya dapat memilih Lintas Minat di Peminatan Ilmu Bahsa
dan Budaya juga. Sebagai contoh, peserta didik di peminatan Ilmu
Bahasa dan Budaya selain dapat memilih Lintas minat di
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Ilmu Sosial, juga dapat
memilih Bahasa Asing yang disediakan sekolah selain Bahasa
Asing yang telah dipilihnya sebagai peminatan.
Dengan demikian peserta didik yang telah memilih
kelompok peminatan, dapat memilih mata pelajaran dalam
kelompok peminatan yang lain sebagai mata pelajaran Lintas
Minat. Namun, peserta didik yang memilih kelompok peminatan
Bahasa dan Budaya dapat memilih mata pelajaran lintas minat
diluar kelompok peminatan yang lain atau didalam kelompok
peminatan itu sendiri. Hai ini juga tercantum dalam lampiran
Permendikud Republik Indonesia nomor 64 tahun 2014 pasal 5 di
ayat 1 bahwa “Mata pelajaran lintas minat di SMA/MA diambil
dari luar kelompok peminatan akademiknya, kecuali untuk
kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya dapat diambil dari luar
dan/atau dari dalam kelompok peminatan akademiknya pada satuan
pendidikan yang sama”.Untuk menunjang keberlangsungan
pembelajaran Lintas Minat ini, pihak sekolah menyarankan untuk
tetap mempertahankan mata pelajaran Lintas Minat yang dipilih
pada kelas XI dan XII.

b. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar


Firdaus (2012) menjelaskan bahwa hasil belajar terdiri
atas dua kata, yaitu hasil dan belajar. Kata hasil merupakan
produk atau perolehan sebagai akibat suatu proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah
sistem. Kata belajar adalah sebuah proses yang ditandai
dengan adanya interaksi antara komponen-komponen
pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pesrta didik dalam mengikuti
program belajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Hasil belajar merupakan hal yang penting untuk
diperjuangkan dan dipertahankan. Hasil belajar ekonomi
merupakan kompetensi yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar ekonomi baik dalam aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau nilai berdasarkan hasil evaluasi.
Mernurut bloom dakam sudjana (2006) ada tiga ranah
(domain) hasil belajar :
1. Ranah afektif
Yaitu merupakan aspek yang berkaitan dengan
perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau
penolakan terhadap suatu objek.
2. Ranah psikomotor
Merupakan kepemampuan yang berkaitan
dengan kemampuan melakukan pekerjaan yang
melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan
dengan gerakan fisik.
3. Ranah kognitif
Merupakan aspek yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh
pengetahuan, kemampuan yang berkaitan dengan
perolehan,pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

Hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan


tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan
diukur bentuk pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik, sebelumnya yang tidak tahu
menjadi tahu. Dapat disimpulkan hasil belajar adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang dilakukan demi tercapainya
sebuah tujuan dari pembelajaran melalui proses persamaan
presepsi serta tugas akhir.

c. Pengertian Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial ang


mempelajari berbagai perilaku ekoonomi terkait pengambilan
keputusan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Ilmu ekonomi
diperlukan sebagai kerangka berfikir untuk menentukan pilihan
terhadap berbagai sumber daya yang terbatas. Definisi ilmu
ekonomi menurut para ahli adalah sebagai berikut .
1. Paul A. Samuelson
Paul A. Samuelson, ekonom amaerika serikat,
menyatakan ilmu ekonomi adalah studi mengenai
individu dan maszarakat dalam menentukan pilihan
dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan
menggunakan sumber daza zang terbatas untuk
menghasilkan barang dan jasa dan
mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi.
Sebagai contoh Ani memiliki sebuah usaha penyewaan
mobil. Ani telah mengaanalisis biaya yang akan
didapatkan saat usaha nya berjalan. Ani juga
mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia
dalam menjalankan usahanya. Ani memikirkan
kesejahtraan sumber daza manusianya dengan
memberikan gaji yang layak dan bonus.
2. J. M. Keyness
Menurut J.M. Keyness, psksr ekonomi asal
Inggris, ilmu ekonomi merupakan suatu teknik berpikir
yang berguna untuk mempertimbangkan sejumlah
biaya serta bagian dari keuntungannya.
Ilmu ekonomi yang dipelajari manusi memiliki
beberapa manfaat untuk kehidupan. Manfaat
mempelajari ilmu ekonomi adalah .
a. Ilmu ekonomi sangat berperan penting untuk mengatur
kebutuhan manusia
b. Ilmu ekonomi sanagat berperan penting bagi suatu
daerah, baik daerah kecil maupun daerah besar
seperti negara karena ilmu ini dapat meningkatkan
taraf hidup.
c. Ilmu ekonomi sangat berperan penting dalam mengatur
prinsip kebutuhan pokok sosial masyarakat.
d. Ilmu ekonomi dapat melatih seorang agar berjiwa sosial
dan bersifat telitii (cermat) serta ekonomis.
e. Ilmu ekonomi dapat melatih seorang mempu mengatur
atau mengelola nilai nominal dangan baik dan bijak.
Arti dalam pengertian ekonomi, menurut bahasa datang
dari bahasa yunani yakni oikos bermakna keluarga atau rumah
tangga, sedangakn nommos bermakna aturan atau peraturan.
Sedang menurut istilah zakni manajemen rumah tangga atau
aturan rumah tangga. Pegertian ekonomi yaitu satu diantara
bagian pengetahuan sosial zang mengulas serta mempelajari
mengenai aktivitas manusi terkait segera dengan distribusi,
mengkonsumsi serta produksi pada barang layanan.

d. Pengertian Peserta Didik

Pengertian peserta didik menurut ketentuan


Undang-Undang RI no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah anggota maszarakat zang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik adalah orang zang mempunzai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depan. Dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa
peserta didikm adalah orang/individu yang mendapat pelayanan
pendidikan sesuai bakat, minat, dan kemampuan agar tunbuh
dan berkembang dengan baik serta mempunzai kepuasan dalam
menerima pelajaran zang diberikan oleh pendidiknya.
Dalam kontek pembelajaran dilakukan, secara
historis filsafat pendidikan dibagi menjadi dua, guru sebagai
pusat pembelajaran (Teacher centered philosophies) dan siswa
sebagai pusat pembelajaran (student centered philoshophies).
Teacher centered philosophies dikatakan cenederung lebih
otoriter dan konserfattif, dan menekankan pengembangan nilai-
nilai dan pengetahuan yang telah hadir sejak dulu sampai
sekarang. Aliran pokok dari filsafat yang berpusat kepada guru,
yaitu esensialisme dan perenialisme. Student centered
philoshopies lebih berfokus kepada pembelajaran kontemporer
dan relevan, serta mneziapkan siswa untuk perubahan di masa
depan. Sekolah dipandang sebagai suatu lembaga zang bekerja
dengan kaum muda untuk membangun dan memperbaiki
maszarakat atau membantu para siswa menzadari tanggung
jawab individual mereka di masyarakat. Aliran poko dari faham
ini adalah progrevisme, rekontruksionisme sosial, dan
esksistensialisme. Dalam pshsm ini siswa dan guru bekerja sama
untuk menentukan apa saja zang harus dipelajari dan bagaiman
cara mempelajarinya.

e. Indikator Hasil Belajar Ekonomi

Ada beberapa indikator dari hasil belajar ekonomi


pada peserta didik yang disimpulkan oleh peneliti. Hal ini dapat
dikenali melalui pencapaian yang diperoleh peserta didik
diantaranya :
1. Sikap positif terhadap ekonomi
2. Mengembangkan kreatifitas dan seni mengerjakan
ekonomi
3. Mengembangkan kemampuan berpikir logis
4. Mengembangkan proses/prosedur ekonomi
5. Memahami konsep-konsep atau pengertian ekonomi
6. Berusaha secara kontinu dan terus menerus dalam
mengembangkan ekonomi
7. Mencoba menularkan atau memberikan pengetahuan
keterampilan ekonomi kepada orang lain.
8. Memperoleh hasil atau nilai yang tinggi untuk ujian
tes ekonomi.

B. Penelitian Yang Relavan


Adapun hasil dari penelitain terdahulu yang
mendukung penelitian ini adalah, hasil penelitian zang
dilakukan Tia Suhaila NIM: 11150150000022 yang
penelitainnya berjudul PENGARUH PEMBELAJARAN
LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA (Studi Kasus XI MIA SMA Nusantara)
menzimpulan bahwa ada pengaruh dari pembelajaran lintas
minat terhadap hasil belajar siswa XI MIA SMA Nusantara.
C. Kerangka berfikir

Peserta Didik

Pembelajaran lintas minat Hasil belajar

Kognitif Afektif Psikomotorik


1. Penetapan mata pelajaran
ekonomi
2. Sebagai bekal untuk kehidupan
sehari-hari
3. Pembangunan tingkah laku
4. Penguasaan pengethauan
5. Keaktifan peserta didik
D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan


sementara dari rumusan masalah yang telah dikemukakan.
Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut :

Ha : Ada pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi terhadap


hasil belajar siswa XI MIPA 5 SMAN 3 Palangkaraya

Ho: tidak ada pengaruh pembelajaran lintas minat ekonomi


terhadap hasil belajar siswa XI MIPA 5 SMAN 3 Palangkaraya
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Palangaka Raya


, Provinsi Kalimantan Tengah, Tahun Ajaran 2022/2023.Proses
penelitian ini akan direncanakan serta dilaksanakan kurang lebih 5
bulan dimulai pada bulan november 2022 sampai maret 2023.
Adapun rencana kegiatan dalam penilitian ini dapat dilihat dalam
tabel berikut :

No Kegiatan Tahun 2022 Tahun 2023


Okt Nov De Jan Fe Mar
s b
1 Penyusunan proposal
2 Seminar Proposal
3 Revisi Proposal
4 Bimbingan
5 Penelitian lapangan
6 Menganalisis Data
7 Penyusunan Skripsi
8 Ujian Skripsi
9 Revisi Skripsi

B. Metode Penelitian
Sesuai dengan masalah zang diteliti maka jenis penelitian
zang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yaitu hasil penelitin berupa angka angka dan perhitungan statistik.
Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan kuantitatif
korelasi sebab-akibat untuk mengetahui tingkat hubungan antara
dua variabel , dengan analisis regresi untuk melakukan prediksi.
Metode dan pendekatan ini dipilih, karena sesuai dengan rumusan
penelitian yang ingin dicapai zaitu untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh pembelajaran lintas minat (variabel bebas) yang
diberikan simbol X dengan hasil belajar ekonomi (variabel terikat)
zang diberi simbol Y.
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan data yang memungkinkan
memberi informasi berguna bagi masalah penelitian. Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian. Ada juga pendapat lain yang
menyatakan bahwa populasi adalah sebuah unit yang menjadi
objek sebuah penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang
dijadikan contoh populasi adalah seluruh peserta didik kelas XI
MIPA 5 SMA Negeri 3 Palangkaraya yang berjumlah keseluruhan
36 orang dimana terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 24 siswa
perempuan.

2. Sampel
Teknik yang peneliti gunakan adalah proposal random
sampling. Pengambilan sampel untuk penelitian menurut
Suharsimi Arikanto (2010:112) “apabila subjek kurang dari 100
orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih
dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel ditetapkan
sebanyak 36 orang, karema subjek kurang dari 100 maka diambil
semua dan ditetapkan menjadi populasi maka sampel diambil
dengan random sampling.
Tabel Penelitian

Kelas Jumlah Sampel


Laki-laki Perempuan
XI MIPA 5 12 36
Jumlah Sampel 36

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
Yang menjadi fokus penelitian ini adalah Pengaruh
Pembelajaran Lintas Minat Terhadap Hasil balajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Palangkaraya. Dalam
Penelitian ini terdapat 2 variabel yang akan dibahas yaitu.
X variabel bebas (independenent variabel) = Pembelajaran Lintas
Minat Ekonomi

Y variabel terikat (dependent variabel ) = Hasil Belajar siswa

2. Definisi Operasional

a. Pembelajaran Lintas Minat

Pembelajaran lintas minat ekonomi adalah serangkaian


peristiwa belajar mengajar yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan akademik peserta didik untuk mencapai tujuan belajar.
Dengan adanya pembelajaran lintas minat, diharapkan peserta
didik siap dan mampu untuk menentukan pendidikan di jenjang
berikutnya sesuai minat dan bakat yang dimilikinya

b. Hasil belajar siswa

Hasil belajar merupakan hasil pencapaian yang dinyatakan


melalui skor atau nilai yang diambil dari nilai ulangan harian
siswayang dikumpulkan dalam bentuk rapot semester.
Menurut Benyamin S. Bloom, ada tiga, yaitu ranah
(domain) atau daerah sasaran pendidikan dibedakan menjadi tiga,
yaitu ranah kognitif yang meliputi : pengetahuan, pemahaman,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan
afektif adalah ranah rasa, yang berhubungan dengan emosi dan
sikap, kemudian psikomotorik meliputi ranah karsa yang
menghubungkan dengan panca indra. Dalam rangka untuk
mendapatkan data sebagai bahan informasi guna mempermudah
dalam melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan pengajaran,
dilakukan test formatif ataupun sumatif.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

a. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
dari lapangan yaitu :
a. Wawancara, peneliti mengadakan wawancara langsung dengan
guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 3 Palangka Raya
b. Observasi, penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus
mencatat objek-objek dilapangan guna memperoleh data atau
keterangan-keterangan yang akurat,objektif dan dapat dipercaya
c. Dokumentasi, pencatatan data-data yang akurat dengan masalah
yang sedang diteliti kemudian data tersebut fifokumentasikan.
d. Angket, atau kuesioner yang akan disebarkan oleh peneliti
guna untuk mengumpulkan data kepada seluruh sampel untuk
diisi kemudian hasilnya akan dianalisis.

b. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang diguanakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen
penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket untuk mengetahui
pengaruh lintas minat ekonomi terhadap hasil belajar siswa SMAN 3
Palangkaraya. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut

No Variabel Indikator Item soal


Penetapan mata 2, 7, 10,12, 25
pelajaran ekonomi
sebagai mata
pelajaran lintas
minat di MIPA
Mata pelajaran 1, 5, 9, 11, 15
ekonomi sebagai
bekal untuk
mengetahui
peristiwa dan
1. Pembelajaran lintas masalah ekonomi
minat dalam kehidupan
sehari-hari
Mata pelajaran 3, 4, 8, 13, 14
ekonomi sebagai
bekal mendalami
ilmu ekonomi pada
jenjang selanjutnya
Efektifitas guru 6, 16, 19, 21, 23
mengajar mata
pelajaran ekonomi
Kaktifan siswa 17, 18, 20, 22, 24
dalam belajar mata
pelajaran ekonomi
Untuk memperkuat jawaban responden, maka peneliti akan
memperkuat dengan melakukan wawancara.

C. Uji Insturemen

a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006) validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu
mengukur apa yang akan diukur. Penelitian validitas dilakukan
dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang
dinilia dengan kriterianya. Menurut Sugiyono (2008) terdapat dua
cara dalam pengujian vaaliditas yaitu :

a. Validitas isi (content validity)


Untuk menguji validitas isi, diguanakan pendapat dari ahli
(judgement Expert), yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan
diukur berlandaskan pada suatu teori tertentu. Instrumen yang
telah di judgement dan mendapatkan penilaian cukup baik oleh
para ahli dibiangnya maka dapat digunakan dalam melakukan
penelitian.

b. Validitas item
Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka
instrumen tersebut di validasi item dengan cara diuji cobakan.
Dalam menguji validitas item, maka dapat dilakukan dengan
membandingkn antara isi instrumen dengan materi yang telah
diajarkan.

Teknik korelasi point biserial mempunyai pola rumus

Mp−Mt p
Ypbi¿ St

q

Keterangan :

Mp : rata-rata skor anak yang memperoleh 1

Mt : rata-rata skor total

St : simpangan baku skor total


P : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban
anak

q : 1-p

b. Uji Reabilitas

Reabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat


mempunyai reabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur
mantap. Dalam pengertian, alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan
(dependability) dan dapat diramalkan (predicbility). Suatu alat yang
mantap tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan
karena pengukurannya alat ukur berkali-kali akan memberikan hasil
serupa. Untuk melihat reabilitas suatu alat atau instrumen, pertama-
tama kita harus melihat alat yang standar. Ukurn yang diperoleh
dengan alat standar dinamakan ukuran sebenarnya atau skor
sebenarnya (Sangadji,2010).

c. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari


seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisi
data dalam penelitian ini dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif
ialah analisis yang lebih banyak mengambarkan data sebagaimana
adanya. Alat statistik yang dapat digunakan antara lain : table tunggal,
tabel silang, distribusi frekuensi dan lain-lain. Analisi deskriftif
dilakukan guna memperoleh nilai mean, modus, median, standar
deviasi, nilai minimum serta maksimumdari data. (Sangadji: 2010)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai