Anda di halaman 1dari 12

PERMASALAHAN DAN INOVASI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9:

TIUR CLARESYA SIANTURI 1223311092

MUHAMMAD AHYAR FADLY SIREGAR 1223311174

AYUNITA LUMAN GAOL 1223311081

DOSEN PENGMPU:

LAURENSIA M PERANGIN ANGIN S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH:

ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan atas Berkat dan Karunia dari
Tuhan Yang Maha Esa sebab atas Berkat dan RahmatNya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik serta sesuai dengan aturan penulisannya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas rutin kelompok terkait mata kuliah Ilmu Pendidikan.

Dalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan dalam mencari tambahan materi. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan dan literature yang penulis miliki. Oleh sebab itu penulis
mengaharapkan adanya kritik dan saran dari teman sekalian agar dapat
menyempurnakan materi dari makalah ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
inikarena dengan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
sesuaidengan arahannya. Penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan makalah ini
masih jauh darikata sempurna, namun penulis ingin meminta saran dan kritik yang
dapat membangun penulis untuk kedepannya dalammembuat makalah ini supaya
lebih baik kedepannya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca.

Medan, Oktober 2023

Kelompok 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, kualitasnya semakin buruk setiap harinya. Dalam survei yang dilakukan
oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik,
Indonesia berada di peringkat 10 dari 14 negara. Pada saat yang sama, kualitas guru.
kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.

Terpuruknya pendidikan di Indonesia salah satu penyebabnya adalah lemahnya guru


dalam memetakan potensi yang dimiliki anak, seringkali guru memaksakan
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat, dan kemampuan
siswanya. Kelemahan guru adalah tidak pernah menggali permasalahan dan
kemungkinan yang dimiliki siswa. Pendidikan hendaknya memperhatikan kebutuhan
anak, bukan memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam belajar.
Proses pembelajaran yang baik adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk
berkreasi. Hal ini harus dilakukan karena pada prinsipnya gaya berpikir anak tidak
dapat dikendalikan.

Selain guru kurang kreatif dalam mendidik siswa, kurikulum yang terpusat semakin
mengaburkan potret pendidikan. Kurikulum hanya berdasarkan informasi pemerintah
tanpa mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Parahnya lagi, pendidikan gagal
menghasilkan lulusan yang kreatif. Hal ini salah, kurikulum dibuat di Jakarta dan
tidak memperhatikan kondisi masyarakat bawah. Akibatnya, para lulusan tahu cara
mencari pekerjaan dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal
lapangan pekerjaan yang tersedia sangat sedikit.

Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisis Badan


Pendidikan Dunia (UNESCO), kualitas guru Indonesia menduduki peringkat terakhir
di antara 14 negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik. Posisi tersebut
menempatkan negara agraris ini berada di bawah Vietnam, negara yang baru
merdeka beberapa tahun lalu. Pada saat yang sama, Indonesia menempati peringkat
ke-38 dari 42 negara berkembang di dunia dalam hal literasi. Kualitas kontribusi yang
buruk, kualitas guru kita menduduki peringkat ke-14 di antara 14 negara berkembang.
Hal ini juga merupakan kesalahan negara, karena tidak serius dalam
meningkatkan mutu pendidikan, dan dari sini penulis mencoba membahas lebih
dalam tentang pendidikan Indonesia dan dinamikanya.

Uraian di atas menunjukkan betapa kompleksnya permasalahan pendidikan di


Indonesia. Oleh karena itu, penulis mempersempit beberapa permasalahan dengan
menulis artikel “Masalah Pokok Pendidikan Indonesia, Mutu Pendidikan Indonesia
dan Solusi Pendidikan Indonesia”.

Semoga artikel ini bermanfaat, karena dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis mengenai kondisi pendidikan saat ini agar para pembaca dapat bersama-sama
mencari solusi agar pendidikan dapat berkembang baik secara kualitatif maupun
kuantitatif di masa yang akan datang. .

Pesatnya perkembangan lingkungan lokal, regional dan internasional saat ini


mempengaruhi kemampuan menghadapi penyelenggaraan pendidikan pada semua
jenjang pendidikan yang ada. Dalam konteks perkembangan tersebut, kebutuhan
untuk memenuhi tuntutan peningkatan mutu pendidikan sangatlah mendesak, apalagi
ketika terjadi persaingan yang ketat antar bangsa di dunia saat ini. Tentang masalah
ini. Dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, perhatian harus diberikan paling
sedikit pada tiga fokus utama, yaitu:

(i) Upaya peningkatan mutu pendidikan;


(ii) Pentingnya penyelenggaraan pendidikan dan
(iii) Manajemen pendidikan yang kuat.

Berdasarkan hal tersebut, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan


(Puslitjaknov) di Balitbang Depdikna pada tahun 2009 mengangkat isu peningkatan
mutu pendidikan, pentingnya dan penguatan administrasi pada simposium nasional
hasil penelitian pendidikan. Simposium Riset dan Inovasi Pendidikan Nasional Tahun
2009 merupakan agenda tahunan Puslitbang Departemen Pendidikan untuk
menghimpun informasi hasil penelitian dan pengembangan serta ide-ide inovatif yang
bermanfaat. menyiapkan kebijakan pendidikan nasional. Kata inovasi sering
dikaitkan dengan perubahan, namun tidak selalu perubahan tersebut dapat
digolongkan sebagai pembaruan. Rogers (1983: 11) mengemukakan Inovasi berarti
ide, praktik. atau objek suatu barang yang dianggap baru oleh orang lain atau
kelompok adopsi. Kata "baru" Sangat relatif, bisa jadi karena baru ditemukan, atau
karena itu Aku hanya ingin menebus kesalahanku, padahal aku sudah mengetahuinya
sejak lama.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan Permasalahan dan Inovasi Pendidikan ?
2. Apa saja jenis jenis Permasalahan dan Inovasi Pendidikan?
3. Apa saja contoh contoh Permasalahan dan Inovasi Pendidikan ?
C. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN
A. MASALAHAN PENDIDIKAN

Masalah adalah sesuatu yang perlu dipecahkan didefinisikan dengan Kesenjangan antara
kenyataan dan harapan juga menjadi permasalahan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang
baik

Pada saat yang sama, pendidikan adalah hal yang manusiawi. Pria makhluk yang bisa diajar
dan dilatih, ia tumbuh orang yang matang melalui proses pendidikan yang berpengalaman.
Sejak lahir, manusia mempunyai potensi dasar universal. Pesatnya perkembangan
lingkungan lokal, regional dan internasional saat ini. Hal ini mempengaruhi penyelenggaraan
pelatihan pada seluruh jenjang pelatihan yang ada. Dalam konteks perkembangan tersebut,
kebutuhan untuk memenuhi tuntutan peningkatan mutu pendidikan sangatlah mendesak,
apalagi ketika terjadi persaingan yang ketat antar bangsa di dunia saat ini. Sehubungan
dengan itu, paling tidak ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional, yaitu: (i) peningkatan mutu pendidikan; (ii) pentingnya
penyelenggaraan pendidikan dan (iii) manajemen pendidikan yang kuat.

Berdasarkan hal tersebut, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjaknov)
di Balitbang Depdikna pada tahun 2009 mengangkat isu peningkatan mutu pendidikan,
pentingnya dan penguatan administrasi pada simposium nasional hasil penelitian pendidikan.
Simposium Riset dan Inovasi Pendidikan Nasional Tahun 2009 merupakan agenda tahunan
Puslitbang Departemen Pendidikan untuk menghimpun informasi hasil penelitian dan
pengembangan serta ide-ide inovatif yang bermanfaat. menyiapkan kebijakan pendidikan
nasional.

Kata inovasi sering dikaitkan dengan perubahan, namun tidak semua perubahan dapat
digolongkan sebagai inovasi. Rogers (1983: 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan
inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang
atau kelompok adopter lain. Kata andquot;baruandquot; bersifat sangat relatif, bisa karena
seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama
tahu.

Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan nasional adalah
andquot;mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dan kemasyarakatan dan
kebangsaan.

Permasalahan pendidikan (umum) yang harus dipecahkan adalah sebagai berikut:

a) Ketimpangan layanan pendidikan


b) Kurangnya keselarasan antara kegiatan pembelajaran dan tujuan pembelajaran

e) Pendidikan masih belum efisien dan ekonomis

D. Sistem presentasi belum efektif dan fungsional

e. Kurangnya kelancaran dan kelengkapan sistem informasi politik

f) Kurangnya apresiasi terhadap unsur kebudayaan nasional

G. Kesadaran, jati diri, dan harga diri bangsa belum kuat

b) Masih kurangnya masyarakat yang mau belajar

i Paket pelatihan yang mengikat, mudah dicerna dan tersedia belum didistribusikan

J. Kesempatan kerja (menciptakan dan menggunakan teknologi, komunikasi, perangkat


lunak dan perangkat keras) belum meluas.

Setiap permasalahan pendidikan erat kaitannya dengan bidang kehidupan yang lain,
permasalahan tersebut bersifat kompleks, sesuai dengan kehidupan masyarakat. Sejauh mana
permasalahan pendidikan berkaitan dengan permasalahan sosial masyarakat lainnya? Secara
sederhana permasalahan pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis:

1. Masalah kesetaraan

2. Kualitas itu penting

3. Masalah terkait efektivitas dan relevansi

4. Kinerja itu penting.

Memecahkan masalah pendidikan yang kompleks dengan menggunakan metode pengajaran


tradisional dianggap tidak efektif. Oleh karena itu, inovasi atau pembaharuan pendidikan
sebagai cara pandang baru dalam dunia pendidikan mulai dirintis sebagai alternatif solusi
permasalahan pendidikan yang tidak dapat diselesaikan sepenuhnya dengan cara-cara
tradisional.

pendidikan dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu dalam
mendapatkan akses dan kualitas pendidikan yang baik tanpa ada perbedaan yang didasarkan
pada latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis mereka. Pemerataan pendidikan bertujuan
untuk menghapuskan kesenjangan dalam pendidikan dan menciptakan kesempatan yang adil
bagi semua individu. Masalah ini melibatkan aspek-aspek seperti distribusi perangkat
pendidikan yang merata, kualitas guru yang sama di setiap wilayah, kurikulum yang relevan
dan inklusif, serta sistem evaluasi yang objektif untuk menjamin bahwa setiap individu
memiliki akses ke pendidikan yang setara. Dalam upaya tersebut, diperlukan kerjasama
antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang
merata dan inklusif bagi semua peserta didik. warga negara untuk mengembangkan potensi
mereka dan mencapai kehidupan yang lebih baik.

Warga negara perlu memperoleh pendidikan agar pendidikan dapat berperan penting dalam
kehidupan mereka. Wahana bagi pembangunan sumber daya manusia bertujuan untuk
menunjang simpan. dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi tidak mendapatkan
kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan, akan terjadi ketimpangan dalam
kemajuan dan kesempatan hidup mereka di masa depan. kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan di Sekolah Dasar. bekal dasar yang diperlukan adalah kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung.

mereka dapat mengikuti perkembangan melalui berbagai media dan sumber belajar yang
tersedia, terlepas dari apakah mereka nantinya berperan sebagai produsen atau konsumen.
Dengan demikian, mereka tidak ketinggalan atau menjadi penghambat pembangunan.

A. Memecahkan masalah pemerataan dalam pendidikan

Pemerintah telah dan sedang melaksanakan berbagai permasalahan untuk meningkatkan


pemerataan pendidikan agar kehidupan masyarakat lebih cerdas, langkah-langkahnya
dilakukan melalui cara-cara tradisional dan inovatif.

Metode tradisional termasuk mis.

A. Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan/atau ruang kelas.

b.Penggunaan gedung sekolah dalam dua shift (sistem alternatif).

Berkaitan dengan hal tersebut, khususnya pada pendidikan dasar, perlu didorong keinginan
belajar pada keluarga miskin, agar mau menyekolahkan anaknya.

Metode inovatif termasuk misalnya.

A. Sistem Pamong (Pendidikan Masyarakat, Orang Tua dan Guru) atau INPACT
(Manajemen Orang Tua, Masyarakat dan Guru) Sistem ini diluncurkan di Solo dan menyebar
ke beberapa provinsi.

B. sebuah sekolah dasar kecil di daerah terpencil,

C. Sistem guru tamu.

D. Sekolah dasar terbuka (pendekatan ISOSA-In School Out of School).


e. Lanjutkan dengan Rencana A dan B.

f) Pembelajaran jarak jauh ibarat universitas terbuka.

2. Permasalahan mutu pendidikan

Kualitas sama dengan kualitas dan berat. Pendidikan kalau begitu Mutu adalah penerapan
pendidikan pembangkit energi spesialis sesuai dengan kebutuhan negara dan masyarakat saat
ini. Sebaliknya Terkait berarti secara langsung menjadi, terlibat dan belajar. Meningkatkan
kualitas untuk semua sejalan dengan proses harmonisasi pendidikan jenjang pendidikan
melalui sekolah juga dilaksanakan. Peningkatan kualitas ini yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas input dan lulusan, proses, guru, fasilitas dan infrastruktur serta
anggaran yang digunakan untuk pendidikan.

Pendanaan yang buruk, kekurangan guru dan kurangnya kesempatan pendidikan dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut,
pemerintah sendiri telah berupaya meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan,
peningkatan sumber daya, peningkatan dana pelatihan, pencarian sistem pengajaran yang
tepat dan sistem evaluasi yang terbaik dengan tujuan peningkatan guru secara bertahap.
pendidikan Solusi untuk pemerataan kualitas pendidikan

Upaya penyelesaian permasalahan mutu dalam pendidikan biasanya melibatkan


permasalahan fisik dan pemrograman. staf dan manajemen sebagai berikut:

1. Pilihan makanan mentah yang lebih masuk akal, khususnya SMA dan PT.

2. Peningkatan kapasitas staf pengajar melalui program gelar, pelatihan, seminar pelatihan,
kegiatan kelompok, studi seperti PKG dll.

3. Penyempurnaan kurikulum (materi esensial) dan mencakup muatan lokal, metode yang
menantang dan mendorong pembelajaran, penilaian berbasis PAP

4. Pembangunan infrastruktur yang menciptakan lingkungan belajar yang tenteram,


meningkatkan kesempatan belajar, seperti buku pelajaran, lingkungan belajar dan peralatan
laboratorium;

5. Pengelolaan yang lebih baik terutama mengenai anggaran

6. Fitur kontrol kualitas meliputi:

a) Laporan pelaksanaan pelatihan di seluruh lembaga pendidikan, b) Pengawasan dan


pemantauan pelatihan terhadap pemilik dan pengawas.

C. Sistem Ujian Negara/Nasional seperti UAN, EBTANAS, SIPENMARU. D. Akreditasi


lembaga pendidikan untuk menentukan status suatu lembaga pendidikan

3. Soal efektivitas dan efisiensi


Efisiensi berarti tujuan sektor pendidikan dapat tercapai secara efektif atau efisien. Artinya
pendidikan dapat membuahkan hasil yang baik tanpa menyia-nyiakan sumber daya yang ada,
seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Terlaksananya pembelajaran yang efektif adalah
bila penggunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya sesuai dengan tujuan, tuntas
dan produktivitas pelatihan yang optimal. Saat ini sedang dilaksanakan Pendidikan di
Indonesia masih jauh dari efektif karena seluruh sumber daya telah habis.

Pendidikan yang ada saat ini belum menghasilkan lulusan yang diharapkan. Tingginya angka
pengangguran di Indonesia lebih disebabkan oleh kualitas pendidikannya. Pendidikan yang
diterima tidak menjamin mereka akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat
pendidikannya.

Pelatihan yang efektif adalah penyelenggaraan pelatihan yang hasil yang dicapai sesuai
dengan rencana/program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana pembelajaran yang
disusun oleh dosen dan guru tidak dilaksanakan secara sempurna maka pelaksanaan pelatihan
tidak akan efektif. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengembangkan kualitas. SDM
sedini mungkin, fokus, terpadu dan komprehensif melalui berbagai upaya. Berdasarkan
tujuan tersebut, maka terwujudnya pendidikan Indonesia memerlukan dihasilkannya peserta
didik dengan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas. Penyelenggaraan
pendidikan yang tidak efisien tidak menghasilkan lulusan yang berkualitas. Namun
menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Situasi ini menyebabkan masalah lain seperti
pengangguran. Efektivitas dan efisiensi sistem presentasi dapat ditingkatkan dengan cara
berikut:

a) Memberikan kebebasan sesuai minat, keterampilan dan kebutuhan untuk perkembangan


yang optimal.

b) memberikan pengalaman yang beragam kepada siswa untuk mandiri dan bertanggung
jawab.

c) memadukan pengalaman dan kegiatan pendidikan yang berbeda d) mengupayakan isi,


metode, dan bentuk pembelajaran yang cocok dan tepat

4. Pertanyaan yang relevan

Pentingnya pendidikan adalah kesesuaian pendidikan dan pembangunan sosial. Misalnya,


lembaga pendidikan tidak bisa menghasilkan lulusan yang siap pakai. hasil pendidikan
(lulusan) dan persyaratan pembangunan ekonomi tidak sesuai.

Pertanyaan penting ini pada dasarnya cukup mendasar. Dalam situasi saat ini, sangat
diperlukannya produksi pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya
dalam kaitannya dengan persiapan kerja. Hal ini diperjelas dengan diperkenalkannya konsep
Link and Match tujuannya adalah untuk mengatasi relevansi. Cara meningkatkan
kepentingan (kesesuaian) pendidikan dengan pembangunan, dapat dicapai:

a) Memperkenalkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional untuk kehidupan masa


depan di masyarakat.
b) Mengetahui kemampuan memahami dan memecahkan permasalahan nyata masyarakat.

5. Faktor pendukung permasalahan pendidikan

Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana dikatakan adalah permasalahan pembangunan


mikro, yaitu permasalahan yang muncul dalam sistem pendidikan itu sendiri. Masalah makro
adalah masalah pembangunan internasional, masalah kependudukan, masalah politik,
ekonomi, sosial budaya, masalah pembangunan daerah. Selanjutnya kami akan
memperkenalkan permasalahan makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya masalah pendidikan, yaitu:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Perkembangan seni

3. Pertumbuhan penduduk

4 Meningkatnya minat masyarakat terhadap pendidikan yang lebih baik

5. Menurunnya mutu pendidikan

6 Terdapat kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat berkembang

Anda mungkin juga menyukai