Anda di halaman 1dari 15

PERMASALAHAN DAN INOVASI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9:

TIUR CLARESYA SIANTURI 1223311092

MUHAMMAD AHYAR FADLY SIREGAR 1223311174

AYUNITA LUMAN GAOL 1223311081

DOSEN PENGMPU:

LAURENSIA M PERANGIN ANGIN S.Pd., M.Pd

MATA KULIAH:

ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan atas Berkat dan Karunia dari Tuhan
Yang Maha Esa sebab atas Berkat dan RahmatNya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini denganbaik serta sesuai dengan aturan penulisannya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas rutinkelompok terkait mata kuliah Ilmu Pendidikan.

Dalam proses penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatandalam mencari tambahan materi. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan dan literature yang penulis miliki. Oleh sebab itu penulis
mengaharapkan adanya kritik dan saran dari teman sekalian agar dapat
menyempurnakan materi dari makalah ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
inikarena dengan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
sesuaidengan arahannya. Penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan makalah ini
masih jauh darikata sempurna, namun penulis ingin meminta saran dan kritik yang
dapat membangun penulis untuk kedepannya dalammembuat makalah ini supaya
lebih baik kedepannya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca.

Medan, Oktober 2023

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 4
C. TUJUAN ..................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 6
1. Permasalahan pendidikan di Indonesia .................................................................................... 6
2. Inovasi pendidikan .................................................................................................................... 10
3.Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus ............................................. 12
BAB III .............................................................................................................................................. 14
PENUTUP ......................................................................................................................................... 14
Kesimpulan.................................................................................................................................... 14
Saran .............................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
DiLatar belakang makalah ini adalah untuk membahas permasalahan dalam sistem
pendidikan di Indonesia, khususnya terkait dengan pendidikan inklusif bagi peserta
didik berkebutuhan khusus.Pendidikan inklusif adalah pendekatan yang memastikan
semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan
akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas. Permasalahan utama dalam sistem
pendidikan di Indonesia adalah kurangnya akses dan kesempatan pendidikan yang
setara bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

Banyak dari mereka menghadapi diskriminasi, stigma, dan stereotip negatif yang
menghalangi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan. Faktor-
faktor seperti kurangnya fasilitas dan sumber daya yang memadai, kurikulum yang
tidak inklusif, serta kurangnya pelatihan dan dukungan bagi guru juga menjadi
hambatan dalam menyediakan pendidikan inklusif. Selain itu, pemahaman dan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan inklusif masih kurang.

Masih banyak masyarakat yang salah paham mengenai siswa berkebutuhan khusus dan
meragukan kemampuan mereka dalam belajar dan berkontribusi dalam lingkungan
pendidikan inklusif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, inovasi dalam sistem
pendidikan sangatlah penting. Inovasi dalam pendidikan inklusif mencakup
pengembangan kurikulum inklusif, pelatihan dan dukungan guru untuk
menyelenggarakan pendidikan inklusif, serta peningkatan fasilitas dan sumber daya
yang memadai.Selain itu, pendekatan kolaboratif dan partisipatif yang melibatkan
seluruh pemangku kepentingan, termasuk orang tua, masyarakat, dan LSM, juga
penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif.

Inovasi dalam pendidikan inklusif memberikan manfaat penting, seperti meningkatkan


akses dan peluang pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus, memperkuat
keterampilan dan potensi mereka, serta mendorong inklusi sosial dan partisipasi penuh
dalam masyarakat. Studi kasus inovasi pendidikan inklusif di beberapa sekolah di
Indonesia akan memberikan gambaran konkrit bagaimana inovasi pendidikan inklusif

4
dapat diterapkan dan dampaknya terhadap perbaikan sistem pendidikan di negeri ini.
Secara ringkas, makalah ini akan merangkum permasalahan sistem pendidikan
Indonesia terkait pendidikan inklusif bagi siswa berkebutuhan khusus, pentingnya
inovasi dalam mengatasi permasalahan tersebut, serta manfaat inovasi pendidikan
inklusif untuk memperbaiki sistem pendidikan..

RUMUSAN MASALAH

1.Apa itu Permasalahan Pendidikan di Inonesia?


2. Apa itu Inovasi Pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan
khusus
C. TUJUAN
1. Agar pembaca dapat memahami apa itu Permasalan Pendidikan di Indonesia

2. Agar pembaca dapat memahami Inovasi Pendidikan

3. Agar pembaca dapat mengetahui Pendidikan Inklusif bagi peserta didik


berkebutuhan khusus

5
BAB II

PEMBAHASAN
1. Permasalahan pendidikan di Indonesia
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang merupakan dasar negara
Indonesia, salah satu cita-cita kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah mengubah kehidupan
bangsa yang cerdas. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan merupakan komponen kunci
pembangunan negara kita. Pendidikan ke depan adalah pemimpin proses pembangunan negara, dan
arah masa depan negara ini tergantung pada arah dan wajah pendidikan kita.Dalam UUD 1945 yaitu
Pasal 31 ayat (1) tertulis bahwa “Pendidikan adalah hak asasi manusia”. Dengan demikian, tanggung
jawab penyelenggaraan pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia adalah tanggung jawab negara.
Negara harus menjamin terwujudnya hak, dalam hal ini hak atas pendidikan. Negara harus
menyelenggarakan dan menjamin pendidikan di semua tingkatan, termasuk pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi.

Pada dasarnya proses pendidikan adalah suatu proses dimana seseorang dapat membentuk
kepribadiannya dan menciptakan keutuhannya. Melalui kegiatan belajar diharapkan seseorang
memperoleh keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, dan negara, sehingga
mampu memberikan kontribusi nyata sesuai kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi
individu yang dihasilkan dari pembelajaran diharapkan dapat menjadi modal dasar yang dapat
digunakan untuk membawa perubahan pada masyarakat secara alami ke arah yang lebih baik.
Namun arah pendidikan kita saat ini nampaknya sudah sangat jauh dari cita-cita para pendahulu
kita. Pendidikan sepertinya hanya menjadi komoditas saat ini. Pasar lembaga pendidikan
(sekolah) ibarat pabrik

manusia mesin printer siap kerja tapi kurang inovasi.. Pendidikan kita hanya berorientasi pada
hasil (dinyatakan dalam catatan tertulis) mengabaikan proses menjadikan peserta didik hanya
berorientasi pada hasil dan uang. Demikian pula, karena tingginya biaya pendidikan, orang tua
memperkirakan pengeluaran (investasi) yang mereka gunakan untuk mendidik anak mereka
akan meningkat dua kali lipat, sehingga memaksa anak-anak untuk fokus hanya mencari
pekerjaan bergaji tinggi tanpa memikirkan hakikat sekolah. pendidikan itu sendiri.. Demikian
pula, sekolah dan universitas bersaing dengan institusi mereka sendiri untuk menjadi yang
terdepan dalam mempromosikan diri mereka sebagai "percetakan yang berfungsi"; terbaik
Sesuai dengan kebijakan Kantor Hukum Pendidikan. Biaya pendidikan yang harus dibayar
negara ditransfer ke masing-masing lembaga pendidikan melalui biaya pendidikan yang sangat
tinggi.

Secara umum permasalahan pendidikan dari masa lalu hingga yang belum terselesaikan adalah:

- Masalah Pemerataan

Pemerataan pendidikan adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang mampu memberikan


kesempatan pendidikan seluas-luasnya kepada warga negara, sehingga pendidikan menjadi

6
sarana pengembangan sumber daya manusia guna menunjang pembangunan bangsa. Beberapa
data menunjukkan bahwa permasalahan pemerataan pendidikan di Indonesia tercermin pada
(1) tingginya angka siswa putus sekolah dasar dan menengah, (2) rendahnya jumlah siswa yang
melanjutkan ke perguruan tinggi. Faktor utama yang mempengaruhi ketimpangan pendidikan
di Indonesia adalah kemiskinan; (3) ketimpangan kesempatan pendidikan dan pembelajaran
serta infrastruktur antar sekolah di pusat kota, kabupaten kota, dan perdesaan; (4) distribusi
guru yang tidak merata. Apalagi di daerah terpencil, banyak guru yang terburu-buru ke
perkotaan. Persoalan kesetaraan dalam pendidikan dinilai penting karena pendidikan yang
berkualitas dimulai dari kesetaraan, khususnya pada pendidikan dasar, karena anak-anak usia
sekolah dasar mempunyai kesempatan untuk belajar berupa keterampilan membaca, menulis,
dan berhitung sehingga dapat dilacak perkembangannya. dari berbagai media. dan bahan
pelajaran yang tersedia.

- Masalah Relevansi

Tirtarahardja (2005) menyatakan bahwa makna pendidikan dapat dilihat dari beberapa faktor
berikut: (1) Status lembaga pendidikan terus berubah-ubah. Jenjang pendidikan yang berbeda-
beda menimbulkan perbedaan model pendidikan sehingga tidak terfokus pada tujuan lembaga
pendidikan, apalagi tidak adanya standar pendidikan yang harus dihasilkan oleh lembaga
pendidikan. (2) Sistem yang diterapkan oleh lembaga pendidikan belum menghasilkan tenaga
kerja yang siap pakai di masyarakat, karena output yang dihasilkan belum memenuhi
kebutuhan masyarakat. Misalnya pada bidang pertanian (agriculture), diperlukan tambahan
materi tentang pertanian. Sementara itu, di wilayah pesisir perlu ditambahkan materi mengenai
isu kelautan atau pengembangan perikanan; (3) Belum adanya program yang relevan dalam
kegiatan lembaga pendidikan. Tujuan dari kerja sistem pendidikan saat ini adalah untuk
menjamin bahwa hasil belajar sesuai dengan kebutuhan siswa dalam arti dapat mempengaruhi
keberhasilan siswa baik dalam kehidupan kerja, kehidupan sosial, dan perolehan. lebih tinggi
pendidikan tingkat yang lebih tinggi. Peningkatan kepentingan ini harus disesuaikan dengan
tujuan masing-masing tingkat. jenis dan program pelatihan.

- Kualitas pendidikan/masalah mutu

Pokok bahasan pendidikan yang bermutu tinggi merupakan kebutuhan pokok negara, karena
keberhasilan pembangunan bangsa dan negara ditentukan oleh keberadaan sumber daya
manusia yang berkualitas, yang antara lain dihasilkan oleh isu-isu maju. . kualitas pendidikan.
. Perkembangan pendidikan selalu menimbulkan permasalahan baik kualitatif maupun
kuantitatif. Pendidikan terus berkembang dan selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di masyarakat. Oleh karena itu, dalam pengembangan mutu
pendidikan, mutu pendidikan selalu menjadi permasalahan. Survei yang dilakukan oleh
Political and Economic Risk Consultants (PERC) menemukan bahwa kualitas pendidikan
Indonesia berada pada peringkat ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah
Vietnam. Selain itu, menurut The World Economic Forum Swedia (2000), daya saing
Indonesia di bidang pendidikan tergolong rendah, yakni hanya menempati peringkat ke-37 dari
57 negara di dunia. Berbicara mengenai mutu pendidikan erat kaitannya dengan lembaga
pendidikan yaitu sekolah yang pada hakikatnya merupakan lembaga yang mengembangkan

7
sumber daya manusia. Di sekolah, sistem umumnya memiliki komponen "input", "proses" dan
"output"; Masukan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena diperlukan untuk
melaksanakan proses. Masukan yang dipertimbangkan tidak harus berupa barang, namun bisa
juga berupa alat dan harapan yang menjadi pedoman berlangsungnya proses.Secara umum
masukan tersebut meliputi: visi, misi, tujuan, sasaran, pengelolaan dan alat. Visi adalah
gambaran kemana sekolah akan dituju, atau gambaran masa depan sekolah yang diinginkan.
Kabut adalah tindakan menghidupkan visi. Tujuan adalah deskripsi tugas, yaitu. apa yang akan
dihasilkan sekolah dalam 1-3 tahun ke depan. Tujuan adalah gambaran suatu tujuan, yaitu
sesuatu yang ingin diciptakan dalam waktu satu bulan, satu bulan, atau satu tahun. Agar tujuan
dapat tercapai secara efektif. Oleh karena itu, tujuan harus tepat, terukur, mempunyai kriteria
yang jelas dan mencakup indikator yang rinci.

- Masalah Efisiensi

Efisiensi mengacu pada rasio energi. waktu, suara dan biaya dari hasil yang dicapai. Efisiensi
erat kaitannya dengan bagaimana suatu proses yang lebih murah mencapai target efisiensi.
Masalah efisiensi dalam pendidikan berkaitan dengan sistem pendidikan dalam penggunaan
sumber daya yang tersedia untuk tujuan pendidikan. penggunaannya ekonomis dan tepat
sasaran, efisiensinya tinggi, sedangkan yang terjadi sebaliknya efisiensinya rendah. Pendidikan
dikatakan efektif apabila hasil yang dicapai maksimal dan dengan biaya yang wajar, karena
biaya menjadi tolak ukur dari proses pendidikan, apalagi jika proses pendidikan tersebut dapat
menghasilkan keluaran pendidikan dengan biaya yang efektif. Tantangan pendidikan saat ini
di Indonesia antara lain:

a) Pendidikan dasar dan menengah

Pendidikan nasional kita, khususnya pendidikan dasar dan menengah, mengalami kemunduran
selama sepuluh tahun terakhir. Kurva Pembelajaran 2014 yang dirilis Pearson baru-baru ini
mencantumkan Indonesia sebagai negara dengan sistem pendidikan terburuk, peringkat
terakhir di antara 40 negara (Data Komite Pendidikan Nasional 2014). Selain itu Berdasarkan
penilaian internasional, tes PISA (membaca) dan TIMMS (penalaran), status pelajar Indonesia
selalu rendah (2003, 2006, 2009 dan 2012). sehingga dapat dikatakan kualitas siswa Indonesia
kurang berkembang jika dilihat dari hasil penilaiannya. Pemerintah telah resmi menyetujui
kurikulum 2013 yang disebut “kedokteran”. untuk memecahkan permasalahan pendidikan
yang timbul. Namun diketahui bahwa kesalahan dalam pemilihan obat dapat mengakibatkan
kehancuran bangsa Indonesia, ditambah lagi kurikulum 2013 sangat kacau dalam
penerapannya. Sudah hampir 4 tahun diberlakukannya kurikulum ini, namun pendistribusian
buku pelajaran masih belum berjalan lancar, melimpahnya kelas bagi siswa tentu akan
membebani siswa, bukan membebaskannya. Di sisi lain, kemampuan guru dan sekolah dalam
mengembangkan kurikulum 2013 belum berjalan sesuai harapan, dan masih banyak sekolah
yang belum menerapkan kurikulum 2013. Masalah lain yang tak kalah penting adalah mata
pelajaran ujian negara. (PBB) yang dijadikan patokan. Angka kelulusan justru berujung pada
keruntuhan moral siswa, karena kecurangan dalam ujian negara semakin sistematis dan masif.
Ujian nasional juga hanya sekedar membuang-buang uang pemerintah karena hasilnya tidak
mengukur apapun terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. karena tentu saja curang lebih

8
dari 90% siswanya lulus, namun ini membuktikan lagi bahwa tidak ada yang bisa diukur
dalam ujian negara. Pemerintah kita selalu memperhitungkan penolakan.

b) faktor penting dalam inovasi pendidikan

Keberhasilan suatu inovasi pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a) Guru Guru harus memimpin siswanya dengan baik menuju tujuan yang ingin dicapainya.
Kewibawaan seorang guru dapat dibentuk oleh beberapa hal, antara lain penguasaan materi
yang diajarkan, metode pengajaran yang sesuai dengan situasi dan keadaan siswa, hubungan
antara siswa dengan guru lainnya, dan unsur-unsur lain yang berkaitan dengan pendidikan.
proses, seperti pengawas seperti kepala sekolah, sekolah dan administrasi serta masyarakat
sekitar, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.

b) Siswa Peran siswa dalam inovasi pendidikan tidak kalah pentingnya dengan peran unsur
lainnya, karena siswa dapat menjadi penerima pelajaran, penyalur bahan pembelajaran kepada
sesama siswa, pengajar bahkan guru. Oleh karena itu, dalam melaksanakan inovasi
pendidikan, peserta didik harus diajak atau dilibatkan dalam penerapannya, sehingga mereka
tidak hanya menerima dan menerapkan inovasi tersebut, tetapi juga mengurangi resistensi
yang telah dijelaskan di atas.

c) Kurikulum Kurikulum mempunyai peranan yang sama dengan unsur pendidikan lainnya.
Tanpa adanya kurikulum dan mengikuti program yang ada maka inovasi pendidikan tidak
akan berjalan sesuai dengan tujuan dari inovasi itu sendiri. Oleh karena itu, perubahan
reformasi pendidikan harus sesuai dengan kurikulum atau perubahan kurikulum pasca
reformasi pendidikan, dan tidak mungkin perubahan keduanya berjalan searah.

d) Tempat. Tanpa adanya fasilitas maka implementasi inovasi pendidikan tentu tidak akan
berjalan dengan baik. Ruang, khususnya pendidikan dan sekolah, sangat penting untuk
melakukan perubahan dan reformasi pendidikan. Oleh karena itu, jika inovasi pendidikan
tersebut diterapkan. Kamar memerlukan perhatian. Misalnya ketersediaan gedung sekolah,
meja, dan lain-lain.

Selain itu, ada beberapa alasan umum mengapa inovasi sering ditolak atau tidak dapat diterima
oleh para pelaksana inovasi di industri atau sekolah, yaitu:

1) Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam perencanaan, penciptaan bahkan pelaksanaan
inovasi tersebut sehingga ide atau inovasi baru tersebut bukan milik guru atau sekolah tersebut,
melainkan milik orang lain dan tidak boleh menjadi milik orang lain. dilaksanakan, karena
tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi sekolah.

2) Guru ingin mempertahankan sistem atau metode yang ada. karena mereka sudah
menerapkan sistem atau metode ini selama bertahun-tahun dan tidak ingin mengubahnya.
Selain itu, mereka mempertimbangkan suatu sistem yang memberikan rasa aman atau
kepuasan dan baik menurut pemikiran mereka.

9
3) Inovasi-inovasi baru yang dilakukan pihak lain, khususnya pusat (khususnya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan), belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan
guru dan siswa.

4) Inovasi yang diperkenalkan dan dilaksanakan oleh pusat merupakan arah proyek, dimana
segala sesuatunya ditentukan oleh pencipta inovasi pusat. Pembaruan ini mungkin berhenti
ketika proyek berakhir atau pendanaan tidak lagi tersedia. Dengan demikian, sekolah atau guru
terpaksa melakukan perubahan hanya sesuai keinginan pencipta pusat dan tidak mempunyai
kewenangan untuk mengubahnya. 5) Kekuasaan dan kewenangan pusat begitu besar sehingga
dapat menekan sekolah atau guru untuk melaksanakan keinginan pusat, yang mungkin tidak
sesuai dengan keinginan mereka dan situasi sekolah.

Untuk menghindari permasalahan-permasalahan tersebut di atas dan siap untuk mengubah


sikap dan perilaku terhadap perubahan pendidikan yang sedang dikembangkan dan
dikembangkan, untuk menciptakan keberhasilan perubahan dan reformasi tersebut, guru,
penyelenggara, orang tua. mahasiswa dan masyarakat luas harus dilibatkan

2. Inovasi pendidikan
Inovasi adalah suatu gagasan, benda, peristiwa, cara yang dialami atau dirasakan baru oleh
seseorang atau sekelompok orang. . dalam inovasi adalah penerapannya. Percuma jika banyak
ide inovatif namun tidak ada satupun yang menjadi kenyataan. Inovasi yang dilaksanakan
dengan pilihan strategi yang tepat dapat berjalan dengan lancar. Strategi merupakan bagian
terpenting dalam implementasi inovasi. Banyak orang gagal dalam suatu hal karena tidak
mempunyai strategi yang baik. Agar sesuatu yang diinginkan dapat terwujud, penting bagi
setiap orang untuk mendapatkan strategi yang tepat, termasuk inovasi pendidikan. Namun
kenyataannya implementasi inovasi tidak selalu berjalan mulus. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lemahnya dukungan inovasi. a) Jenis inovasi
pendidikan

Berdasarkan permasalahan pendidikan Indonesia dari masa lalu hingga saat ini, baik
pemerintah maupun swasta telah menerapkan berbagai inovasi pendidikan untuk mengatasi
permasalahan pendidikan tersebut. Jenis inovasi pendidikan tersebut antara lain:

a) Model bottom-up, yaitu. inovasi pendidikan yang diciptakan oleh beberapa pihak
penyelenggara/guru, yang dilakukan pada kinerja bawahannya, seperti yang dilakukan pada
inovasi pendidikan yang dilakukan Kementerian Pendidikan hingga saat ini. Banyak contoh
inovasi yang dilakukan departemen pendidikan nasional dalam beberapa dekade terakhir,
seperti Pendekatan Pembelajaran Siswa Aktif (CBSA). Guru PNS, guru sekolah, guru PNS di
sekolah kecil. Sistem pembelajaran modular. Sistem pembelajaran jarak jauh dan inovasi lain
yang diciptakan Kementerian Pendidikan bekerja sama dengan lembaga luar negeri seperti
British Council

b) model bottom-up, yaitu. suatu model inovasi yang lahir dan diciptakan dari bawah, yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan, suatu

10
model inovasi yang diciptakan atas dasar gagasan, pemikiran, kreasi dan prakarsa Estonia.
sekolah, guru. atau kepada masyarakat

c) Rasional Empiris (empiris rasional) Asumsi dasar dari strategi ini adalah seseorang dapat
menggunakan pemikiran logis atau nalarnya untuk bertindak secara rasional. untuk
memberikan manfaat bagi penggunanya. Selain itu, strategi ini didasarkan pada pandangan
optimis, dimana guru membuat strategi atau metode pengajaran di sekolah yang menurut
mereka relevan dengan situasi dan keadaan dengan alasan yang baik, bukan berdasarkan
pengalaman guru. Dalam berbagai bidang, para inovator melakukan perubahan dan inovasi
pada bidang yang digelutinya, berdasarkan pemikiran, gagasan, dan pengalaman di bidang
yang digelutinya selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Inovasi ini mempunyai efek
yang lebih baik dibandingkan model inovasi pertama. Hal ini disebabkan adanya kesesuaian
dengan kondisi nyata tempat inovasi tersebut diterapkan.

d) Normative-Re-Educational (pelatihan ulang normatif). Strategi inovasi jenis ini merupakan


strategi inovasi yang didasarkan pada gagasan para ahli pendidikan seperti Sigmund Freud,
John Dewey, Kurt Lewis dan banyak lainnya yang menekankan pada pemahaman pelanggan
terhadap isu-isu reformasi seperti perubahan sikap, keterampilan dan nilai. Jika dalam
pendidikan strateginya difokuskan pada pemahaman pelaksana dan penerima inovasi, maka
implementasi inovasi dapat dilakukan beberapa kali. Misalnya saja ketika melaksanakan
perbaikan sistem belajar mengajar di sekolah. belajar mengajar di sekolah, guru sebagai
pelaksana inovasi

Penerapan berulang-ulang perubahan tersebut sesuai prinsip pendidikan. Kecenderungan


penerapan model seperti ini nampaknya lebih menekankan pada proses pelatihan dibandingkan
hasil perubahan itu sendiri. Pelatihan yang dilaksanakan mendapatkan mayoritas sesuai
dengan pelatihannya. tujuan menurut pemikiran dan rasionalitas diterapkan secara berulang-
ulang, sehingga seluruh tujuan menurut pemikiran dan keinginan pencipta dan pelaksana
terpenuhi.

e) Setiap sekolah mengembangkan Kurikulum Tingkat Tunggal (KTSP) berdasarkan Standar


Kompetensi (SKL) dan Standar Isi (SI) bagi lulusan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pengembangan kurikulum tingkat jurusan pada setiap sekolah dengan standar isi dan Standar
Kompetensi Lulusan bertujuan untuk memastikan bahwa kurikulum dapat disesuaikan dengan
sifat dan tingkat keterampilan masing-masing sekolah.

f) Quantum Learning Quantum Learning merupakan kiat-kiat, pedoman, strategi dan


keseluruhan proses pembelajaran yang dapat mempertajam pemahaman dan ingatan serta
menjadikan proses belajar menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang disajikan
merupakan teknik efikasi diri yang populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter
mengembangkan teknik dengan tujuan akhir membantu siswa menjadi responsif dan
bersemangat menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang melekat dalam sifat
jurnalisme).

11
g) Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual
merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang diajarkan
dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara
pengetahuannya dengan dirinya. penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan anggota masyarakat. Dengan konsep ini hasil belajar menjadi lebih bermakna
bagi siswa, proses pembelajaran secara alami berlangsung dalam bentuk karya siswa dan
kegiatan pengalaman, bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa.

h) Pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar


mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku umum dalam bekerja atau membantu
orang lain dalam suatu struktur kooperatif yang terorganisir dalam kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang
berlandaskan ideologi konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran dimana beberapa siswa menjadi anggota kelompok kecil dengan tingkat
kemampuan yang berbeda-beda. Dalam mengerjakan tugas kelompok, setiap siswa anggota
kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif dikatakan pembelajaran tidak lengkap apabila salah satu teman dalam
kelompok belum melakukannya.

i)PAKEM adalah kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Aktivitas artinya guru harus menciptakan suasana dalam proses pembelajaran sehingga siswa
aktif bertanya, bertanya dan mengemukakan gagasan. Belajar sebenarnya merupakan proses
aktif dimana pembelajar membangun pengetahuannya sendiri, bukan proses pasif yang
sekedar menerima ceramah guru tentang pengetahuan. Ruang yang aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, misalnya tidak efektif. tidak
menghasilkan apa yang perlu dipelajari siswa setelah proses pembelajaran, karena
pembelajaran mempunyai beberapa tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika belajar hanya
bersifat aktif dan menyenangkan, tetapi tidak efektif, maka belajar tidak ada bedanya dengan
bermain pada umumnya

3.Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus


Inklusif artinya "fiosofi yang menyatakan bahwa ruang kelas dan warga tak lengkap tanpa
anak-anak dengan semua kebutuhan serta tanpa keramahan buat mereka Pendidikan yg inklusif
diatur dalam kebijakan pemerintah, baik maupun daerah, sesuat menggunakan amanat
Undang-Undang Republik Indonesia angka 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan
Nasional.
Pendidikan inklusif merupakan sistem layanan pendidikan yg mensyaratkan anak
berkebutuhan khusus belajar di sekolahsekolah terdekat, di pada kelas awam bersama sahabat-
teman seusianya. Inklusi artinya suatu proses merespon keragaman kebutuhan seluruh siswa
melalui peningkatan partisipasi pembelajaran, budaya, serta warga , dan mengurangi
dispensasi dalam dan asal pendidikan. Hal ini melibatkan perubahan serta modifiasi dalam isi,
pendekatan, struktur, dan seni manajemen, dengan visi bersama yang mencakup semua anak
berasal rentang usia yg sempurna serta pentingnya jawab tanggung dan pengaturan buat
mendidik semua anak Penyelenggaraan pendidikan inklusif berarti menciptakan sebuah
lingkungan agar peserta didik berkebutuhan spesifik bisa belajar, bermain serta berinteraksi

12
dengan seluruh anak. Setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki program belajar
secara individu yg memungkinkan dia berbagi seluruh potensi yg dimiliki sinkron
menggunakan kemampuan setiap anak tidak sinkron dan perbedaan tadi menjadi kekuatan
buat membuatkan potensinya Kunci utama yang prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusi
ialah bahwa seluruh anak tanpa terkecuali bisa belajar. Belajar merupakan kolaborasi antara
pengajar. orang tua, serta warga . sebab itu, buat melaksanakan pendidikan inklusif dibutuhkan
perubahan pola pikir (mindset), penataan secara teknis, kebijakan, budaya, pengelolaan kelas,
dan dilakukannya prinsip adaptasi. Prinsip adaptasi pada pendidikan inklusif menghasilkan
sekolah wajib memperhatikan tiga (3) dimensi yang meliputi kurikuler, instruksional, serta
lingkungan belajar (ekologis) Adaptasi kurikuler terkait menggunakan penyesuaian isi, materi
atau kompetensi yg dipelajari peserta didik Adaptasi instruksional mengacu di cara, metode,
dan strategi yang bisa digunakan siswa buat menguasai materi atau kompetensi yang
ditargetkan.

Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif wajib bisa:

1) flksibel serta inovatif.

2) memastikan perkembangan kebijakan sekolah inklusif.

3) membentuk penyesuaian kurikulum, membuat perencanaan buat semua kelas, memutuskan


tujuan pedagogi yg terbuka dan jelas. menggunakan alternative metode pengajaran,
menggunakan teknologi yg sempurna, serta membentuk persiapan terlebih dahulu,

4) adaptasi kurikulum menggunakan memastikan kemudahan lingkungan fisik dan


membuatkan lingkungan sekolah yg mendukung serta

5) membuatkan kerja sama dengan bekerja bersama pada tim

13
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari dokumen isu pendidikan dan inovasi tersebut adalah sistem pendidikan
Indonesia masih menghadapi banyak permasalahan terkait pendidikan inklusif bagi siswa
berkebutuhan khusus. Kurangnya kesetaraan akses dan kesempatan pendidikan, diskriminasi,
stigma dan kurangnya fasilitas dan sumber daya yang memadai merupakan hambatan terhadap
penyediaan pendidikan inklusif. Namun, inovasi dalam sistem pendidikan, seperti
pengembangan kurikulum inklusif, pelatihan dan dukungan guru, serta peningkatan fasilitas
dan sumber daya, dapat membantu mengatasi masalah ini.

Pendekatan kolaboratif dan partisipatif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan juga
penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Inovasi dalam pendidikan
inklusif memberikan manfaat penting, seperti meningkatkan akses terhadap pendidikan dan
kesempatan bagi siswa berkebutuhan khusus, meningkatkan keterampilan dan potensi mereka,
serta mendorong inklusi sosial dan partisipasi penuh dalam masyarakat. Untuk
mengimplementasikan inovasi pendidikan inklusif, perlu adanya dukungan dan kerjasama dari
semua stakeholder, termasuk orang tua, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah. Selain itu,
perlu juga adanya pemahaman dan kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya pendidikan
inklusif di masyarakat.

Dengan menghadapi permasalahan pendidikan inklusif secara serius dan menerapkan inovasi
pendidikan yang tepat, diharapkan sistem pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif
dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua peserta didik, termasuk mereka yang
memiliki kebutuhan khusus.

Saran
Diharapkan nantinya melalui makalah ini sebagai calon pendidik mahasiswa mahasiswi dapat
menerapkan ilmu dari makalah ini kepada peserta didik kita nantinya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul dkk. 2014. Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group.

Sani Ridwan A. 2015. Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Tirtarahardja, Umar dan Lasulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: P3MTK Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

15

Anda mungkin juga menyukai