BELAJAR”
Disusun Oleh :
KELOMPOK 14
Salsadillah (0301181068)
Sem.VII/PAI-3
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiat Allah SWT yang senantiasa memberikan beribu-ribu
nikmat dan salah satunya yaitu nikmat sehat, sehingga kami dapat mengerjakan tugas
ini dengan tepat waktu. Dan tak lupa shalawat berangkaikan salam senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang mana hanya syafa’at Beliaulah
yang kita harapkan diakhir kelak.
Akhir kata, Kami ucapkan mohon maaf jika dalam penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Dan Kami sebagai penulis mengharapkan kritik
serta saran yang dapat membangun kemampuan Kami dalam menulis makalah yang
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 8
B. Saran ..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Aan Widiyono. “Implementasi Merdeka Belajar Melalui Kampus Mengajar Perintis di Sekolah
Dasar”. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. Vol.16. No.2. Tahun 2021, h.104.
2
berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, dan berkompetensi; tidak hanya mengandalkan
sistem perangkingan kelas.2
2
Muhammad Yamin dan Syahrir. “Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode
Pembelajaran)”. Jurnal Ilmiah Mandala Education. Vol. 6. No. 1. Tahun 2020.
3
Rosyadi, Merdeka Belajar:Aplikasi dan Manajemen Pendidikan & Pembelajaran di Sekolah, Jakarta:
Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, 2020). h.99.
3
penilaian lainnya yang mampu membrikan penilaian secara komprehensif. 4
b. Perubahan bentuk Ujian nasional (UN). Salah satu kritik pakar terhadap
penerapan ujian nasional (UN) adalah:
2) Beban UN yang terlalu berat bagi peserta didik, pendidik, dan lembaga
pendidikan.
4
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4
banyak kalangan. 5
5
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI, Panduan Merdeka Belajar - Kampus
Merdeka.
6
Made Martini, Dkk, Membangun Pembelajaran Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka di Pendidikan
Tinggi, (Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia, 2021), h.53-54.
5
Dalam ini, guru mendukung tercapainya tujuan eksternal (endorse external goal)
dan secara rasional menghubungkan tujuan tersebut dengan konteks; mengajak dan
memberi peluang kepada peserta didik untuk menetapkan tujuan belajar secara
spesifik (provide opportunities memungkinkan siswa memperoleh beberapa
alternatif to set specific personal goals); memungkinkan siswa memperoleh
beberapa alternatif pilihan dalam menentukan tujuan belajar (provide choices).
Kedua, Learn it. Guru berperan untuk memfasilitasi terjadinya belajar
secara bertahap (scaffolding) sesuai dengan goals yang telah ditentukan setiap
peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan arahan awal,
memberikan dukungan untuk memilih dan menentukan bagaimana peserta didik
belajar (alat, bahan ajar, dan sumber belajar yang relevan), mendukung secara
penuh berbagai kebutuhan peserta didik, memonitor progress peserta didik,
meluruskan konsep, dll.
Ketiga, Share it. Guru hadir untuk meningkatkan keterikatan (engagement)
peserta didik terhadap apa yang sedang dipelajari dengan cara mempublikasikan,
mendemonstrasikan dan menyajikan hasil belajar otentik peserta kepada khalayak
(sesama teman atau bahkan orang lain). Cara yang dilakukan adalah mendorong
terjadinya dialog dan umpan balik dari khalayak tersebut dan mendorong terjadinya
review teman sebaya.
Jika hal-hal ini benar-benar diwujudkan dalam proses pendidikan,
memberikan "kemerdekaan belajar" dapat menghasilkan generasi emas Indonesia
yang memiliki kedaulatan dan tanggung jawab diri dalam menentukan tujuan (goal
setting), mengambil keputusan (decisions), dan mengambil tindakan (actions)
menuju maka kebijakan pendidikan yang bangsa Indonesia yang mandiri. Generasi
emas yang dimaksud adalah generasi yang bukan hanya sekedar menguasai
"pengetahuan tentang", tetapi, generasi yang memiliki "kemampuan untuk".
Generasi Indonesia tahun 2045 yang memiliki kompetensi, bukan kemampuan
menghafal. Generasi yang memiliki kemampuan nalar dan literasi yang tinggi.
Kemerdekaan belajar yang diberikan kepada peserta didik mengembangkan
kedaulatan dan tanggung jawab diri pribadi peserta perlu menyediakan guru-guru
yang kompeten, andal, dan kemerdekaan akan dapat membangun atau didik. Sudah
saatnya, bangsa Indonesia profesional yang dapat memberikan belajar. Mulailah
dari melakukan perubahan kecil yang dilakukan oleh guru sebagai penggerak
perubahan (agen of change). Guru sebagai penggerak perubahan harus menjadi
6
contoh bagi peserta didik (modeling). Hanya dengan demikian, kebijakan merdeka
belajar yang menjadi paradigma baru pendidikan saat ini mampu menghasilkan
sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter dan berkualitas andal dan
profesional. 7
B. Analisis Terhadap Kebijakan Tersebut
Merdeka belajar ini tidak terkait dengan adanya ulangan, ujian dan juga tes
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan ataupun Negara. Tetapi merdeka belajar
ini terkait dengan daya dorong seseorang untuk belajar agar kelak bisa menjadi
masyarakat yang produktif dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat lain dengan
baik.
Bisa dikatakan bahsanya merdeka belajar ini sebagai usaha yang dijalankan
oleh seorang gutu dalam membina, mengajar, membimbing dan membersamai setiap
pengamalan belajar murid. Proses penerapan pada merdeka belajar ini sangat
mengedepankan kemandirian belajar serta berorientasi kepada kedewasaan murid
secara psiklogis, sosial, kognitif dan afektif.
7
Ibid.,h.54-56.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam merdeka belajar ini guru penggerak memiliki peran yang sangat
penting karena guru penggerak dalam merdeka belajar ini tidak hanya memiliki
kemampuan dalam mengelola pembelajaran secara efektif tetapi harus dapat
mencipatakan hubungan yang baik dengan peserta didik.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Martini, M., Dkk. (2021). Membangun Pembelajaran Merdeka Belajar dan Kampus
Merdeka di Pendidikan Tinggi. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.
Yasin, M., & Syahir. (2020). Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah
Metode Pembelajaran). Jurnal Ilmiah Mandala Education.