DOSEN PENGAMPUH :
Prof. Dr. Dina Ampera M.Si
Ulfa Annida Damanik M.Pd
DISUSUN OLEH:
Elmika Deviulina Sipayung (5193343017)
Oktavia Situmeang (5193343007)
Suci Nur Abdillah (5193343004)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah mini
research pada mata kuliah seminar/ Penulisan karya ilmiah ini dengan tepat waktu.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
megenai metodologi penelitian. Dalam hal ini pun penulis masih dalam tahapan belajar, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan
potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak untuk
mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar anak mampu melaksanakan tugas
hidupnya secara mandiri.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
LANDASAN TEORI
Ketika kita membahas masalah dana, bukan berarti kita hanya membahas seputar biaya
pendidikan di lembaga formal maupun informal saja loh ya. Biaya properti dan fasilitas
pendidikan lainnya seperti buku, alat tulis, seragam sekolah dan termasuk juga transportasi ke
dalamnya.
Nggak cuma itu saja, bagi kalangan yang mengalami ekonomi menengah ke bawah, mereka
tentu akan lebih memilih bekerja sekadar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin
tinggi daripada harus meneruskan pendidikannya. Sebenarnya, pemerintah memang sudah
membuat rencana pendidikan gratis dan program Wajib Belajar selama dua belas Tahun untuk
mengatasi hal itu Akan tetapi, masalah pendidikan di Indonesia yang menyangkut soal dana
ternyata tidak bisa teratasi semudah itu.
Hal itu dikarenakan tidak tersebarnya alokasi dana program pendidikan secara merata. Perlu kita
tahu, menurut HSBC Global Report 2017, Indonesia merupakan salah satu negara dengan biaya
pendidikan termahal di dunia loh.
Kurangnya bahan belajar mengajar juga masih menjadi masalah dalam pendidikan di tanah air
kita. Guna menunjang kualitas belajar siswa, seharusnya pelajar dapat dengan mudah
memperoleh buku pelajaran atau lembar latihan soal yang mereka butuhkan.
Terkadang tidak adanya perpustakaan atau bahan belajar gratis juga dapat menghambat proses
pembelajaran murid. Bantuan seharusnya dialokasikan berupa perlengkapan belajar dan bahan
ajar diberikan lebih banyak ke wilayah-wilayah yang minim bahan ajar. Nggak Cuma itu saja,
guru pun memerlukan bahan ajar dengan materi yang berkualitas dan tentunya sesuai dengan
kurikulum terbaru sekarang.
Kegiatan mengajar menjadi kurang maksimal, jika tenaga pendidik masih kurang bahan ajar dan
masih menggunakan Kurikulum yang ketinggalan zaman. Hal itu tentu dapat mempengaruhi
proses penyerapan ilmu oleh murid.
Guru-guru terampil umumnya hanya tersebar di wilayah perkotaan saja, sedangkan di desa
terpencil sangat jarang ditemukan guru-guru yang terampil. Ada banyak faktor hal ini bisa
terjadi. Dari sekian banyak alasan, salah satunya masalah minat dari guru itu sendiri. Guru lebih
banyak yang memilih tempat mengajar yang mudah diakses dari segi transportasi dan akses
untuk menemukan kebutuhannya dengan mudah. Memang masih ada guru yang tergerak hatinya
untuk mengajar ke desa terpencil, namun hanya sebagian kecil saja.
Seperti yang kita tahu masalah pendidikan di Indonesia yang paling mendasar sebenarnya ada
pada masalah biaya pendidikan yang terbilang mahal. Meskipun pemerintah sudah menyiapkan
program gratis, tetap saja ada bagian yang membayar dan program tersebut tidak merata sampai
ke pelosok daerah.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Identitas Sekolah
Status : Swasta
SK Pendirian Sekolah : 48
Akreditasi : B
Pertama, yaitu kita sebagai penggerak pendidikan harus mempunyai niat dalam memenuhi
sebuah sarana prasarana demi pendidikan generasi selanjutnya maka kita kjuga harus mau
berkorban demi kepentingan pendidikan yang akan kita miliki.
Kedua,sebagai mahasiswa kita memberikan saran atau masukan kepada sekolah untuk
mencari atau menerapkan media yang berbasis media cetak agar siswa memiliki buku pegangan
yang dapat di buka kembali di rumah.
Ketiga, guru harus mencari alternatif lain untuk melakukan pembelajaran dengan
memperhitungkan atau mengubah metode belajar dengan diluar ruangan bisa disebut dengan
lebih mengarahkan siswa untuk belajar dialam luar dengan berdiskusi bersama.
Keempat, guru juga harus lebih kreatif dalam mengambil cara lain dalam melakukan
pembelajaran dengan memperbanyak praktek seperti diskusi dalam kelompok dengan
keterbatasan sarana atau megunakan cara belajar dengan bermain demi keberlangsungan
pendidikan,dengan itunjuga siswa akan ebih mengerti dan lebih memahami keadaan sehingga ia
lebih semangat dalam melakukan pembelajaran.
Guru juga akan dituntut untuk lebih kreatif dan sabar dalam melakukan pembelajaran
ditengah tengah kurangnya sebuah sarana dan prasarana pendidikan.Oleh karena itu juga
dibutuhkannya sebuah kerjasama antara guru,pihak sekolah, atau bahkan masyarakat untuk
keberlangsungan pendidikan ini.
Pihak sekolah harus tetap mengisahakan agar terpenuhinya sebuah sarana dan prasarana
pendidikan begitu pula degan masyarakat,harus lebih men support pihak sekolah dengan
memberikan sumbangan dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sambil menunggu
kabar dari pemerintah untuk memberikan bantuan dalam sarana dan prasarana pendidikan
tersebut
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keberadaaan sarana dan prasarana pendidikan memang menjadi factor berlangsung nya
sebuah pendidikan dan juga menjadi sebuah pendukung dalam pendidikan. Banyaknya sekolah
yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang baik tentu bukan menjadi alasan mengapa kita
tidak bisa memuntut ilmu,akan tetai kita sebagai masyarakat yang baik harus lebih mengerti akan
hal apa yang harus kita lakukan dalam pelaksanaaan pendidikan dengan situasi kurangnya ebuah
sarana pendidikan.