Anda di halaman 1dari 21

1

MANAJEMEN EKTRAKURIKULER UNTUK MEWUJUKAN MUTU


MADRASAH DI MTS NEGERI 4 WONOGIRI

PROPOSAL TESIS

FATHUL AZIZ
NIM : 214031026

Proposal Tesis Ditulis untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan


Gelar Magister dalam program Manajemen Pendidikan Islam

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID
SURAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan menjadi salah satu sarana

untuk mengembangkan bakat untuk menanamkan nilai-nilai sosial pada

peserta didik agar tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih

berkualitas. Semakin berkualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia semakin

maju pula tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan dukungan dari

pejabat-pejabat tinggi yang berintelektual dan berkepribadian yang baik (Puji

Kusumandari, Nur Rohmah, 2018).

Madrasah sebagai salah satu unsur pendidikan nasional mempunyai

peranan yang cukup penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan

nasional terutama dalam mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia

yang cerdas beriman dan berakhlaq mulia. Peranan yang penting itu seirama

dengan derap langkah pembangunan. Hal ini menjadi lebih penting lagi

mengingat tugas madrasah adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang

1
2

tangguh guna memasuki era otonomi daerah dan otonomi pendidikan

(Fashihatul Lisaniyah, 2018). Madrasah merupakan wadah atau tempat

belajar ilmu pengetahuan dan keislaman yang berkembang pada masanya.

Adapun Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung peserta

didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan

keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara

terkoordinasi dan terarah (Irfan Al Hakim, 2020).

Salah satu wadah pelatihan siswa di sekolah adalah kegiatan

ekstrakurikuler. Melalui kegiatan ekstrakurikuler inilah pelatihan,

pengembangan bakat dan minat siswa sebagai bagian dari generasi muda

diupayakan dan direalisasikan di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler

merupakan lahan untuk beraktualisasi diri yang kadang tidak ditemui dalam

kegiatan belajar mengajar sehari-hari, baik dalam kepemimpinan, olahraga,

kesenian, dan religi. Pengembangan ekstrakurikuler dapat bermanfaat bagi

sekolah yaitu sebagai sarana untuk promosi sekolah kepada masyarakat

khususnya masyarakat sekitar sekolah. Dengan prestasi yang diperoleh

sekolah maka akan meningkatkan derajat sekolah dimata masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas

tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan


(Nuryanto, 2017)
kemampuannya .

Menurut Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan

Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah “Kegiatan


3

Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik

di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah

bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama,

dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian

tujuan pendidikan” . Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam

pelajaran sebagai upaya untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional (Ruliyanto Ratno Saputro, 2017).

Manajemen ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan

dan diusahakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah yang

dilakukan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan

potensi SDM peserta didik, baik aplikasi ilmu pengetahuan yang

didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta

didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya

melalui kegiatan wajib maupun pilihan (Kompri, 2015: 225-226).

Pengelolaan kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yang salah satunya

adalah kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan

intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan

wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana

untuk berkembang secara optimal. Berprinsip pada hal tersebut, maka suatu

madrasah akan terus mengembangkan potensi, minat, dan bakat yang dimiliki

oleh peserta didik. Madrasah bisa memberikan kesempatan bagi peserta didik
4

untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi,

minat, dan bakat mereka (Sobry Sutikno , 2009: 62).

Berpijak pada hasil observasi pendahuluan yang diperoleh dari

jawaban salah seorang siswa di MTs Negeri 4 Wonogiri bahwa kegiatan

eksrakurikuler adalah rangkaian aktivitas yang menyenangkan serta memberi

peluang kepada peserta didik guna mengembangkan minat dan bakat mereka

di luar jam pelajaran. Para siswa yang mempunyai bakatnya bisa

mengekspresikannya dalam program ini. Berdasarkan informasi dari kepala

MTs Negeri 4 Wonogiri menjadikan kegiatan ekstrakurikuler sebagai ciri

khas Madrasah. Siswa di sekolah ini banyak meraih prestasi dalam bidang

kegiatan ekstrakurikuler, baik tingkat Kecamatan maupun tingkat Kabupaten.

Namun, berdasarkan hasil observasi ternyata dari sekian banyaknya kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di MTs Negeri 4 Wonogiri ditemui persoalan yang

muncul menyangkut kegiatan tersebut, tidak semua kegiatan tersebut berjalan

sesuai dengan yang diharapkan sekolah. Diantaranya, kurangnya waktu untuk

melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dikarenakan padatnya program

intrakurikuler yang wajib siswa ikuti dan juga harus berbagi waktu bersama

kegiatan kokurikuler, hal tersebut tentu berpengaruh terhadap keseluruhan

aktivitas kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Selain itu ada beberapa

ektrakurikuler yang peminatnya banyak tetapi berhenti ditengah jalan atau

vakum sementara. Hal ini dikarenakan adanya kendala dalam teknis dan

pembiayaan. Kendala teknis biasanya terkait dengan kehadiran pelatih yang

mengampu jenis kegiatan ektrakurikuler tertentu.


5

Kenyataan tersebut membuktikan bahwa semakin bervariasi kegiatan

ekstrakurikuler yang ditawarkan sebuah sekolah yang tujuannya tentunya

baik, yaitu membuat variasi minat siswa untuk dapat tertarik mengikuti salah

satu kegiatan ekstrakurikuler ternyata ditemui persoalan yang muncul, yaitu

menyangkut padatnya program intrakurikuler yang wajib siswa ikuti dan juga

harus berbagi waktu bersama kegiatan kokurikuler, dan ini terjadi di

kebanyakan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 yang menyebabkan

kurangnya waktu untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Persoalan ini tentu perlu pemecahan oleh pihak sekolah dengan

upaya-upaya pengaturan yang perlu dilakukan guna mengatasi masalah-

masalah yang ada tersebut untuk menjaga kegiatan ekstrakurikuler yang

menjadi ciri khas sekolah tetap berjalan sesuai dengan yang diharapkan

sekolah. Keberhasilan upaya-upaya pengaturan yang dilakukan sekolah tidak

terlepas dari manajemen ekstrakurikuler yang merupakan penataan berkaitan

dengan siswa mulai masuk sampai dengan keluarnya siswa dari kegiatan

ekstrakurikuler yang diikutinya. Indikasi dari masalah kesiswaan yang dapat

teratasi dengan baik dapat dilihat dari adanya kemajuan pembinaan siswa

yang pelaksanaannya dapat ditopang dengan faktor pendukung, yaitu dengan

upaya-upaya pengaturan yang dilakukanmadrasah. Berdasarkan uraian di atas

maka penelitian ini mengambil judul “Manajemen Ektrakurikuler untuk

Mewujukan Mutu Madrasah di MTs Negeri 4 Wonogiri”.

B. Identifikasi Masalah
6

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka

masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya waktu untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler

dikarenakan padatnya program intrakurikuler yang wajib siswa ikuti dan

juga harus berbagi waktu bersama kegiatan kokurikuler, hal tersebut

tentu berpengaruh terhadap keseluruhan aktivitas kegiatan

ekstrakurikuler yang ada.

2. Ada beberapa ektrakurikuler yang peminatnya banyak tetapi berhenti

ditengah jalan atau vakum sementara. Hal ini dikarenakan adanya

kendala dalam teknis dan pembiayaan. Kendala teknis biasanya terkait

dengan kehadiran pelatih yang mengampu jenis kegiatan ektrakurikuler

tertentu.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi hal-hal sebagai berikut:

1. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh

peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan

kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,

bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,

kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal

untuk mendukung pencapaian tujuan Pendidikan.


7

2. Manajemen ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan

diusahakan secara terorganisasi mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan

di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi

SDM peserta didik, baik aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya

maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam

mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui

kegiatan wajib maupun pilihan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka

masalah pokok yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu

madrasah di MTs Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu

madrasah di MTs Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri ?

3. Bagaimanakah evaluasi ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu

madrasah di MTs Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


8

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan ekstrakurikuler untuk meningkatkan

mutu madrasah di MTS Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri ?

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan ekstrakurikuler untuk meningkatkan

mutu madrasah di MTS Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri ?

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi ekstrakurikuler untuk meningkatkan

mutu madrasah di MTS Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri ?

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan untuk kegiatan

penelitian berikutnya.

b. Untuk menambah khazanah keilmuan bidang pendidikan khususnya

dalam pelaksanaan ektrakurikuler.

2. Manfaat praktis

a. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan sekaligus pengalaman

dalam menyusun karya ilmiah.

b. Untuk menjadi bahan masukan bagi madrasah-madrasah dalam

pelaksanaan ektrakurikuler.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu

penelitian yang mengedepankan penelitian data dengan berlandaskan pada

pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden dari data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka-angka. Dengan

kata lain metode kualitatif sebagai metode penelitian yang menghasilkan kata-

kata teoritis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong,

2005: 11). Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu

keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya (Sutama, 2012: 38). Sedangkan

metode deskriptif kualitatif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek

penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau

sebagaimana adanya (Nawawi, 2005: 73).

Berdasarkan definisi di atas yang dimaksud penelitian kualitatif adalah

penelitian untuk membahas gambaran yang lebih jelas mengenai situasi-situasi

sosial atau kejadian sosial dengan menganalisa dan menyajikan fakta secara

sistematik sehingga dapat dengan mudah dipahami dan disampaikan tanpa

melakukan perhitungan statistik.

9
10

B. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan

untuk masalah yang akan diteliti. Penelitian ini akan dilaksanakan di MTS

Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai bulan September 2022 sampai

bulan Desember tahun 2022.

C. Subjek dan Informan Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kepala Madrasah, Waka kesiswaan, guru

pembimbing ektrakurikuler, komite dan siswa MTS Negeri 4 Wonogiri

Kabupaten Wonogiri .

2. Informan Penelitian

Menurut Sukmadinata (2010: 284) informan adalah orang-orang yang

menjadi sumber data. Informan dalam penelitian ini adalah kepala

Madrasah, Waka kesiswaan, guru pembimbing ektrakurikuler, komite dan

siswa MTS Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri yang akan dimintai

informasi tentang Manajemen ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu

madrasah di MTs Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri.


11

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dalam suatu

penelitian yang merupakan hasil perbuatan aktif dan penuh perhatian

untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan dan

dilakukan dengan sengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena

sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencacat

(Mardalis, 2006: 63). Dalam penelitian ini metode observasi digunakan

untuk mendapatkan data-data melalui pengamatan manajemen

ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu madrasah di MTs Negeri 4

Wonogiri Kabupaten Wonogiri.

2. Wawancara Mendalam

Menurut Lexy Moleong (2007: 186) Interview atau wawancara

adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh dua orang pihak yakni

pewawancara (interviewer atau yang mengajukan pertanyaan) dan yang

diwawancarai (interviewe atau yang memberi jawaban atas pertanyaan

itu). Sedangkan menurut Nasution (2003: 113) wawancara atau interview

adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang

bertujuan untuk memperoleh informasi yang dilakukan antara dua orang

atau lebih.

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi

tentang manajemen ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu madrasah di

MTs Negeri 4 Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Adapun bentuk wawancara


12

dalam penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin. Dalam hal

ini pewawancara menyiapkan beberapa butir pertanyaan pokok saja. Hal

ini dimaksudkan untuk menghindari adanya pertanyaan yang menyimpang

dari permasalahan (daftar pertanyaan terlampir).

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya yang

diperlukan dalam melengkapi data penelitian yang diperlukan (Arikunto,

2006: 231). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

sejarah berdirinya, letak geografisnya, struktur organisasinya, keadaan

tenaga kependidikan, keadaan anak didik, keadaan sarana prasarana

sekolah dan dokumentasi yang berkaitan dengan manajemen

ekstrakurikuler untuk meningkatkan mutu madrasah di MTs Negeri 4

Wonogiri Kabupaten Wonogiri

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode pengumpulan

data yaitu metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Maleong (2005:

330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dapat


13

dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115)

yaitu wawancara, observasi dan dokumen.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data serta keterangan penelitian terkumpul, kemudian dianalisa

dan menyusun laporan penelitian. Metode yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif yaitu mengolah data yang melaporkan apa yang telah diperoleh

selama penelitian serta memberikan interprestasi terhadap data ke dalam suatu

kebulatan yang utuh dengan mempergunakan kata-kata sehingga dapat

menggunakan objek penelitian pada saat penelitian dilakukan. Analisis data

dilaksanakan mulai dari penetapan masalah, pengumpulan data dan setelah

data terkumpul. Tahap analisis data dalam penelitian kualitatif menurut

Suprayogo dan Tobroni (2003: 192-195) yakni:

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian


Data

Penarikan
Kesimpulan / Verifikasi

Gambar 2

Model Analisis Interaktif

1. Analisis selama pengumpulan data


14

Dengan menganalisa data sambil mengumpulkan data, peneliti dapat

mengetahui kekurangan data yang harus dikumpulkan dan dapat diketahui

metode mana yang harus dipakai pada tahap berikutnya(Suprayogo dan

Tobroni, 2003: 192). Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan

data dalam periode tertentu. Analisis data ini dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya sudah

jenuh.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara tertentu sehingga simpulan akhir dapat

ditarik (Milles dan Michael Hubberman, 1992:16). Reduksi data

merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstraksian, transformasi data kasar yang muncul dari catatan

lapangan (Suprayogo dan Tobroni, 2003: 193) menyebutkan. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara

sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat ditarik.

3. Penyajian data

Alur penting berikutnya dalam analisis data adalah penyajian data.

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tesusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan


15

pengambilan tindakan (Suprayogo dan Tobroni, 2003: 194). Menyajikan

data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat

naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yangterjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

4. Menarik kesimpulan

Kegiatan analisis berikutnya yang penting adalah menarik kesimpulan.

Teknik penarikan simpulan adalah langkah yang esensial dalam proses

penelitian. Penarikan simpulan ini didasarkan atas pengorganisasian

informasi yang diperoleh dalam analisis data. Penarikan simpulan dalam

penelitian ini menggunakan teknik induktif, yaitu teknik penarikan

simpulan dari data-data yang bersifat khusus menuju simpulan yang

bersifat umum (Milles dan Michael Hubberman, 1992:18). Penarikan

kesimpulan atau verifikasi itu sesingkat pemikiran kembali yang melintas

dalam pemikiran penganalisis selama ia menulis suatu tinjauan ulang pada

catatan-catatan lapangan yang mula-mula belum jelas jemudian menjadi

lebih rinci dan jelas. Keempat langkah analisis data mulai pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan merupakan

suatu kesatuan yang jalin menjalin pada saat, sebelum dan sesudah

pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan

umum yang disebut analisis (Suprayogo dan Tobroni, 2003: 194).


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2022). Manajemen Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan


Kemandirian Siswa. Jurnal Mubtadiin, Vol. 8 No. 02 Juli-Desember
2022 .
Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan.
Indikator). Riau: Zanafa Publishing.
Ahmad Hinayatulohi. (2019). Manajemen Ekstrakurikuler Dalam Upaya
Pengembangan Diri Santri Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah
Yogyakarta. At-Tarbiyat Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2019.
Akbar Romadlon, D., & Bagus Hendy Kurniawan, A. (2022). Implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal di Sekolah Dasar.
https://pssh.umsida.ac.id.
Amtu, Onisimus. (2011). Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah:
konsep, strategi dan implementasi. Bandung: Alfabeta.
Anang Firmansyah. (2018). Pengantar Manajemen. Edisi ke-1. Yogyakarta:
Deepublish.
Ayu Sundari. (2021). Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan
Prestasi Non Akademik Siswa. Munaddhomah: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam e-ISSN: 2775-2933 Volume 2, Issue. 1, 2021, pp. 1-8 .
Ardi Novan Wiyani. 2013. Manajemen Kelas. Yogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Athoillah, Anton. 2017. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung. Pustaka Setia.
Aziza, Meria. (2018). Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Diri Peserta Didik
Di Lembaga Pendidikan. Jurnal Penelitian dan Pengabdian, Vol.6, No.2,
(Juli-Desember 2018.
Baharuddin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam: Antara Teori
dan Praktik.
Cyril Poster. 2000. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggulan. Jakarta: Lembaga
Indonesia Adidaya.
Daradjat, Zakiah. (2005). Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah.
Jakarta: Ruhama.
Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya.
Dwi, O., Susanto, E., & Mahmudah, F. N. (n.d.). INTERNAL QUALITY
ASSURANCE SYSTEM IN ONLINE LEARNING AT ELEMENTARY
SCHOOL. http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/JPM
Fayol, Henry. (2015). Manajemen Public Reliation. Jakarta : PT. Elex Media.

16
17

Ferils, M., & Syafaruddin, ). (2020). IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN


MUTU INTERNAL DI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
MUHAMMADIYAH MAMUJU (Vol. 9).
George R Terry. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Hajar, R. (2017). Number 1 Indonesian Journal of Education Management and
Administration Review (Vol. 1).
Hardianto. (n.d.). PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM. HIKMAH: Jurnal Pendidikan
Islam Vol. 5, No. 2, Juli HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5, No.
2, Juli IKMAH: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5, No. 2, Juli ----
Desember 2016 Desember 2016 Desember 2016 Desember 2016 .
Hayudiyani, M., Supriyanto, A., & Timan, A. (2020). MANAJEMEN
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI
PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL. In JAMP: Jurnal Adminitrasi
dan Manajemen Pendidikan (Vol. 3).
http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/
Hamali, A. Y. 2018. Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT Buku.
Seru.
Hartani. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Ibrizah Mauludiyah. (2014). Manajemen Ekstrakurikuler Dalam
Mengembangkan Sekolah Berwawasan Lingkungan Di SMA 3
Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep. Tesis. UIN Malang.
Imam Suprayogo dan Tobroni. (2003). Metode Penelitian Sosial-Agama.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ismail Solihin. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Irfan Al Hakim. (2020). MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI
MADRASAH. Jurnal AL-HIKMAH Vol 2, No 2 (2020).
Irviani, R., & Fauzi. (2018). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: CV ANDI
OFSET.
Lailina, A., & Zahrok, N. (2020). Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Article History. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 8(2), 196–204.
https://doi.org/10.21831/jamp.v8i1.32867.
Kurniadin, Didin dan Imam Machali. 2014. Manajemen Pendidikan; Konsep &.
Prinsip pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Lexy Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Lisaniyah, Fashihatul. (2019). Manajemen Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja
(StudiKasus Man 2 Lamongan). 13.2 (2019), 22–35.
18

Mardalis. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


Aksara.
Miles, Mathew B. Michael Huberman. (1984). Qualitative Data Analysis: A
Sourcebook of New Methods. London: Sage Publication, Inc.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta:
Ar Ruzz.
Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan Islam.Bandung: Pt Remaja. Rosdakarya.
Muzamil Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Nanang Fatah. 2013. Sistem Penjamin Mutu Pendidikan. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
Nasehuddin, D., Sahrodi, J., & Rosyidin, D. N. (2022). Volume 4 Nomor 1 (2022)
Pages 56-73 Edulead : Journal of Education Management SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL IMPLEMENTASI SISTEM
PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MTSN 5 KUNINGAN.
http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/edulead/article/view/
xxxWebJournal:http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/
edulead
Nasrudin, Roni. 2010. Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Terhadap Motif Berprestasi Siswa SMK N 2 Garut.
Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : Tidak diterbitkan.
Nasution.S. (1993). Metode Research, Bandung: Jenmars.
Nuryanto, S. (2017). Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Al Irsyad 01
Purwokerto. Jurnal Kependidikan, 5(1), 151–168.
https://doi.org/10.24090/jk.v5i1.1260
Puji Ananda Putra. (tt). Implementasi Manajemen Ekstrakulikuler Pramuka
dalam Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK IT Nurul Huda
Cianjur. Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayah Bogor.
Puji Kusumandari dan Nur Rohmah. (2018). Manajemen Ekstrakurikuler Hizbul
Wathan untuk Membentuk Karakter Kepemimpinan Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 3,
Nomor 1, Mei 2018.
Puji, H. (n.d.). Institute for Islamic Studies (IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk
East Java Indonesia PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI
ERA MILENIAL MEMBENTUK MANUSIA BERMARTABAT
MUHIBBUDIN Dosen Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegoro
Nganjuk Jawatimur Indonesia SUTAMAJI Dosen Institut Agama Islam
(IAI) Pangeran Diponegoro Nganjuk Jawatimur Indonesia.
19

Rahminawati Pendidikan Agama Islam, N., Tarbiyah dan Keguruan, F., Islam
Bandung Jl Tamansari No, U., Tamansari, K., & Bandung Wetan, K.
(2021). SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM
PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH DASAR. In JAMP: Jurnal
Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan (Vol. 4).
http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/.
Rahmad Syah Putra, dkk. 2017.Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan pada SMA
Negeri 3 Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala, Volume 5, No. 3, Agustus 2017, hlm. 162
Rifai, A., Penjaminan, L., Pendidikan, M., & Yogyakarta, D. I. (n.d.).
PENINGKATAN CAPAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
MELALUI MODEL PENJAMINAN MUTU INTERNAL SMK.
Ruliyanto Ratno Saputro, Sukidin, Hety Mustika Ani(2017). Manajemen
Ekstrakurikuler Non-Akademik Siswa di SMA Muhammadiyah 3 Jember.
JURNAL EDUKASI 2017, IV(3): 49-53.
Saefullah. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Samudra, A. A., & Sumada, I. M. (2021). SISTEM PENJAMINAN MUTU
INTERNAL. Perspektif, 1(1), 11–21.
https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i1.54
Sarinah., Mardalena. (2017). Pengantar Manajemen.Yogyakarta: CV Budi.
Utama. Schein, Edgar H. 2008. Organizational Culture and Leadership,
Third. Edition. Jossey –Bass Publishers, San Francisco.
Siswopranoto, M. F., Pai, G., Negeri, S., & Jombang, P. (n.d.). STANDAR MUTU
PENDIDIKAN. http://www.oecd.org/
Solihin, I., Fajrussalam, H., Syah, M., Erihadiana, M., Islam, U., Sunan, N., &
Djati, G. (2020). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI
OPTIMALISASI MANAJEMEN PERSONALIA. In Peningkatan Mutu
Pendidikan… | (Vol. 1, Issue 2).
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Soetjipto Raflis Kosasi. 2000. Profesi Guru. Jakarta: renika Cipta.
Sridana, N., Wilian, S., Setiadi, D., Author, C., & Studi Magister Administrasi
Pendidikan, P. (2018). Sistem Penjaminan Mutu Internal Di Satuan
Pendidikan Menengah (SMA).
Sudarwan Danim. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke
LembagaAkademik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sudarwan, dan Yunan Danim. 2010. Administrasi Sekolah & Manajemen. Kelas.
Bandung: Pustaka Setia.
Suharsimi Arikunto. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
20

Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya .
Suryosubroto. (2011). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta.
Sutama. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Katasura: Fairuz Media.
Syamsuddin, Lukman. (2016). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep
Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan, Edisi baru, Cetakan ke-13. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Winda sari, “ 2012. Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan
Pepustakaan. Jurnal
Imu Informasi Kepustakaan dan Kearsipan”, Volume 1 Nomor 1, edisi
September 2012, hal. 41

Anda mungkin juga menyukai