Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH

Irma Septiani
Bambang Budi Wiyono

E-mail: septi_irma89@yahoo.co.id
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: This research was conducted with the aim to find out about the management functions of
extracurricular activities at SMAN 1 Malang and the supporting factors and obstacles in the
implementation of the extracurricular activities. This study is a descriptive study using qualitative
research approach with a case study research design in terms of research focused on one phenomenon
selected and to be understood in depth, regardless of the other phenomena. This research was
carried out directly by using field notes and a camera for documentation. Data was collected through
in-depth interviews and participant observation. To maintain the validity of the data, this study uses
participatory extension techniques, persistence / constancy observation and triangulation. The results
of this study are: the existence of extra-curricular activities program conducted by the school for one
school year, the existence of organizational structures on any type of extracurricular activities, including
the mobilization process or execution of extra-curricular activities held in school after school hours
intra ends at 2:00 p.m. to 5:00 p.m.

Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tentang fungsi manajemen
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Malang dan faktor pendukung serta penghambat
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus dalam
arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam,
dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya. Penelitian ini dilakukan secara langsung dengan
menggunakan catatan lapangan dan kamera untuk dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Untuk menjaga keabsahan data, penelitian
ini menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan/keajegan pengamatan dan
trianggulasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: adanya program kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
oleh pihak sekolah untuk satu tahun ajaran, adanya struktur organisasi pada setiap jenis kegiatan
ekstrakurikuler, meliputi proses penggerakan atau pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
di sekolah setelah jam pelajaran intrakurikuler berakhir yaitu pada pukul 14.00-17.00 WIB.

Kata Kunci: manajemen, kegiatan ekstrakurikuler, kualitas

Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional pendidikan, sekolah juga perlu menyelenggarakan
setiap sekolah perlu melakukan manajemen program ekstrakurikuler yang berfungsi untuk
sekolah agar tujuan kegiatan belajar mengajar membina dan mengembangkan secara optimal
dapat berlangsung secara teratur, efektif dan bakat dan minat yang dimiliki siswa. Dengan
efisien. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, demikian siswa diharapkan dapat mencapai
yang menampung peserta didik dan dibina agar prestasi belajar yang maksimal sehingga
mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan
keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan ekstrakurikuler dalam pendidikan dimaksudkan
pembinaan secara terkoordinasi dan terarah. sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan peserta
Selama menempuh pendidikan di sekolah selain didik, membantu mereka yang kur ang,
menerima jenis pendidikan yang bersifat memperkaya lingkungan belajar dan menstimulasi
intrakurikuler, yaitu program pendidikan dan mereka agar lebih kreatif.
pengajaran yang terdiri dari matapelajaran-mata Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak
pelajaran yang susuai dengan muatan kurikulum wadah atau program yang dijalankan demi
424
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 425

menunjang proses pendidikan yang kemudian atas karakter seorang siswa. Selain itu, kegiatan
prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, ekstrakurikuler ini merupakan salah satu unsur
keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih penting dalam membangun kepribadian siswa.
maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di Pengembangan kepribadian siswa merupakan inti
sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Melalui dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.
kegiatan ekstrakurikuler inilah pembinaan dan Karena itu, profil kepribadian yang matang
pengembangan bakat dan minat siswa sebagai merupakan tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler.
bagian dari generasi muda diupayakan dan Pengembangan kepribadian yang matang dalam
direalisasikan di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler konteks pengembangan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan lahan untuk beraktualisasi diri yang tentunya dalam tahap-tahap kemampuan siswa.
kadang tidak ditemui dalam kegiatan belajar Mereka dituntut untuk memiliki kematangan dan
mengajar sehari-hari, baik dalam kepemimpinan, keutuhan dalam lingkup dunia hunian mereka
olahraga, kesenian, dan religi. Pengembangan sebagai anak yang tengah belajar. Mereka mampu
ekstrakurikuler dapat bermanfaat bagi sekolah mengembangkan bakat dan minat, menghargai
yaitu sebagai sarana untuk promosi sekolah kepada orang lain, bersikap kritis, terhadap suatu
masyarakat khususnya masyarakat sekitar kesenjangan, berani mencoba hal-hal positif yang
sekolah. Dengan prestasi yang diperoleh sekolah menantang, peduli terhadap lingkungan, sampai
maka akan meningkatkan derajat sekolah dimata pada melakuan kegiatan-kegiatan intelektual dan
masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang diadakan ritual keagamaan.
dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1
dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan Malang, dapat ditilik dari beberapa aspek yaitu dari
ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat tujuan ekstr akurikuler menekankan pada
mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. penyaluran dan pemupukan bakat atau potensi
Pendidikan bertujuan untuk menyediakan perorangan melalui kegiatan yang intensif, dari
lingkungan yang memungkinkan siswa untuk keterlibatan siswa, bahwa kegiatan ekstrakurikuler
mengembangkan potensi, bakat dan wajib ditempuh masing-masing siswa berdasarkan
kemampuannya secara optimal, sehingga mereka kebutuhan mereka sendiri dan dari sudut kegiatan
mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi yang dilakukan, program ekstrakurikuler dapat
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya mencakup berbagai macam kegiatan yang menarik
maupun kebutuhan masyarakat. Kegiatan para siswa. Dengan semakin berkembangnya
ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, perlu adanya
kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh tindakan manajemen dan tindakan pembinaan yang
pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai baik sehingga kegiatan tersebut benar-benar
mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa. Selain memiliki berbagai
bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari- macam jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dari
hari, melalui kegiatan ekstrakurikuler akan segi proses menejmennya bagus, SMA Negeri 1
memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa Malang ini juga mempunyai kulaitas yang sangat
untuk mengembangkan minat-minat baru, bagus dari segi manajemen sekolahnya. Hal itu
menanamkan tanggung jawab sebagai warga terbukti dari diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008.
negara, melalui pengalaman-pengalaman dan Selain keunggulan tersebut, SMA Negeri 1 Malang
pandangan-pandangan kerja sama dan terbiasa juga mempunyai keunggulan yang berbeda dari
dengan kegiatan mandiri. sekolah lain dilihat dari segi kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan ekstrakurikulernya.
pendidikan di luar matapelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta METODE
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga dengan menggunakan pendekatan penelitian
kependidikan yang berkemampuan dan berwenang kualitatif dengan menggunakan desain penelitian
di sekolah/madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler studi kasus. Penelitian kualitatif berusaha
bukan sekedar tempat menyalurkan hobi siswa mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan
belaka. Jika disalurkan secara efektif terutama sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual)
yang berbasis kegiatan fisik, dapat membentuk melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
426 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen permasalahan yang harus diteliti, dan ingin
kunci. Menurut Wiyono (2007), penelitian yang mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
bersifat deskriptif yaitu penelitian yang diusahakan mendalam. Tujuan dari wawancara tersebut adalah
mengumpulkan data deskriptif yang banyak untuk memperoleh informasi yang lebih dalam,
dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. mengkonstruksi dan memproyeksikan mengenai
Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
dilakukan studi pendahuluan informal, hal ini motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
dilakukan agar peneliti mengetahui tentang Sumber data dalam penelitian ini adalah
keadaan sekolah secara keseluruhan dan secara Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah bagian
objektif. Studi pendahuluan ini dilakukan peneliti kesiswaan, Pembina kegiatan ekstrakurikuler, dan
agar mempermudah dalam menyusun rencana para siswa SMA Negeri 1 Malang. Dalam
penelitian. Untuk mendapatkan data yang penelitian ini data yang diperoleh kemudian
diperlukan dalam penelitian ini, peneliti terjun dianalisis dengan menggunakan analisis domain,
langsung ke lapangan untuk mengamati secara analisis tema, dan interpretasi data. Analisi domain
langsung berbagai macam kegiatan yang dilakukan pada umumnya dilakukan untuk memperoleh
oleh informan dilokasi penelitian dan gambaran yang umum dan menyeluruh tentang
mewawancarai secara langsung dengan cara yang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian.
informal. Analisis tema merupakan seperangkat prosedur
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah untuk memahami secara holistik pemandangan
berusaha untuk berinteraksi dengan subjek yang sedang diteliti sebab setiap kebudayaan
penelitiannya secara alamiah, tidak menonjol dan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih
dengan cara yang tidak memaksa. Penelitian ini luas. Interpretasi data merupakan upaya untuk
dilakukan pada SMA Negeri 1 Malang yang berada memperoleh arti dan makna yang mendalam dan
di Jalan Tugu Utara No. 1 Malang. Penelitian ini luas terhadap hasil yang sedang dilakukan.
dilaksanakan selama 4 bulan. Menurut Lofland dan Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan
Lofland (dalam Moelong, 2007:157) sumber data cara meninjau hasil penelitian yang dilakukan di
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan SMA Negeri 1 Malang secara kritis dengan teori
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh
dokumen dan lain-lain. Sumber penelitian ini dari SMA Negeri 1 Malang. Analisis data menurut
menggunakan kata-kata dan tindakan, selain itu Patton (dalam Moleong 2007:249), adalah proses
juga menggunakan sumber tertulis seperti buku mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
referensi dan buku pedoman serta foto. dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Pengumpulan data dalam penelitian ini Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan
dengan menggunakan observasi partisipasi dan bahwa maksud dari analisis data adalah
wawancara mendalam. Yang digunakan dalam mengorganisasikan data.
observasi ini adalah observasi partisipasi nihil yaitu Pengecekan keabsahan hasil penelitian yang
observasi penuh tanpa partisipasi. Wiyono digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
(2007:78) menyatakan, bahwa “obser vasi perpanjangan keikutsertaan, keajegan/ketekunan
merupakan dasar untuk memperoleh fakta, pengamatan, dan triangulasi.Tahap-tahap dalam
sebelum menggunakan teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan 1) tahap pra-lapangan,
lainnya”. Beberapa tahap yang dilalui dalam 2) tahap pekerjaan lapangan, 3) tahap penulisan
melakukan penelitian kualitatif ini adalah tahap laporan.
observasi partisipasi nihil, observasi partisipasi
sedang, observasi partisipasi aktif dan observasi HASIL
partisipasi penuh. Dengan observasi partisipan ini,
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, Proses Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di
tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna SMA Negeri 1 Malang
dari setiap perilaku yang tampak. Dalam hal ini, Langkah-langkah yang dilakukan dalam
peneliti bertindak sebagai penonton mengamati proses perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di
sasaran tanpa menimbulkan perhatian sasaran. SMA Negeri 1 Malang yaitu dengan melakukan
Wawancara mendalam digunakan sebagai teknik inventarisir jumlah kegiatan ekstrakurikuler,
pengumpulan data pada saat peneliti ingin menyebarkan angket kepada semua siswa untuk
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 427

mengetahui bakat dan minat para siswa, dan tugas dalam berbagai unsur organisasi secara
penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler proporsional, dengan kata lain pengorganisasian
dalam jangka waktu satu tahun. Selain tentang yang efektif adalah membagi habis dan
proses penyusunan program kerja kegiatan mensturkturkan tugas-tugas kedalam sub-sub atau
ekstrakurikuler, maka ada pula penyusunan tentang komponen-komponen organisasi. Pr oses
jadwal latihan untuk para siswa setiap hari dan pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak
ada pula penyusunan tata tertib dalam mengikuti sekolah yaitu dengan mengkoordinir semua
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Jadwal komponen yang terlibat dalam kepengurusan
kegiatan ekstrakurikuler harus dimanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler, membagi tugas kepada
dengan baik oleh siswa agar latihan dan tujuan komponen yang terlibat dalam menangani atau
organisasi dari kegiatan ekstrakurikuler dapat mengelola kegiatan ekstrakurikuler dan melakukan
berjalan dengan lancar. Penyusunan tata tertib pendelegasian terhadap tugas dalam pelaksanaan
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler. Pada pr oses
merupakan suatu prinsip yang perlu diperhatikan pengorganisasian di SMA Negeri 1 Malang struktur
dalam penyusunan rencana kegiatan organisasi yang berfungsi memudahkan setiap
ekstrakurikuler untuk siswa. pembagian tugas dan melatih tanggung jawab
Prinsip dalam proses perencanaan kegiatan setiap anggota kegiatan ekstrakurikuler dan
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang mempermudah koordinasi dan komunikasi para
berhubungan dengan tata tertib. Proses pembuatan anggota kegiatan ekstrakurikuler. Pr oses
rancangan kegiatan ekstrakur ikuler yaitu pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak
melakukan inventarisir jenis kegiatan sekolah sudah berjalan optimal. Semua itu dapat
ekstrakurikuler, menyusun jadwal pelaksanaan berjalan dengan lancar atas bantuan dari berbagai
kegiatan, menyusun pedoman pelaksanaan pihak sesuai dengan bidang yang digeluti oleh
kegiatan, mengadakan rapat untuk menentukan masing-masing komponen. Pihak sekolah dengan
Pembina kegiatan, mensosialisasikan rancangan tegas melakukan pengkoordinasian terhadap
program tersebut kepada guru dan komite sekolah. kegiatan ekstrakurikuler di sekolah agar
Pihak yang telibat dalam proses pembuatan mendapatkan hasil dengan baik sesuai dengan
rancangan program kegiatan ekstrakurikuler yaitu tujuan yang telah ditetapkan. Pr oses
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian pengkoordinasian tersebut dilaksanakan
Kesiswaan, tim tata tertib dari bagian kurikulum, berdasarkan kebijakan atau surat keputusan dari
dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler. Pihak yang kepala sekolah.
telibat dalam proses pembuatan rancangan Komponen atau pihak yang terlibat dalam
program kegiatan ekstrakurikuler yaitu Kepala proses pengorganisasian di SMA Negeri 1 Malang
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan, yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
tim tata tertib dari bagian kurikulum, dan Pembina bagian Kesiswaan, Pembina kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler. Hasil dari proses ekstrakurikuler dan para pengurus kegiatan
perencanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler di ekstrakurikuler (siswa) agar pr oses
SMA Negeri 1 Malang yaitu berupa program pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar.
kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya Dengan adanya proses pengorganisasian terhadap
perencanaan yang matang dapat memudahkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat
dalam setiap kegiatan yang telah ditentukan memudahkan dalam proses koordinasi dan
bersama guna mencapai tujuan secara efektif dan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam
efisien. implementasi kegiatan dalam sebuah organisasi.

Proses Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler Proses Penggerakan Kegiatan Ekstrakurikuler di


di SMA Negeri 1 Malang SMA Negeri 1 Malang

Pengorganisasian (Organizing) merupakan Penggerakan adalah sebagai keseluruhan


suatu cara pengaturan pekerjaan dan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong
pengalokasian pekerjaan diantara para anggota anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja
organisasi sehingga tujuan pengorganisasian dapat dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan
dicapai secara efektif dan efisien. Salah satu organisasi dan efisien, efektif dan dinamis.
prinsip pengorganisasian adalah terbaginya semua Penggerakan atau pelaksanaan kegiatan harus
428 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

diatur sedemikian rupa agar apa yang ingin mesin, organisasi) kearah tercapainya suatu tujuan
dilaksanakan dapat terpacai sesuai dengan tujuan atau sasaran manajemen. Pengendalian dan
yang telah disepakati bersama. Pr oses pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah
penggerakan atau pelaksanaan kegiatan pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah
diatur dan disusun secara tertulis agar kegiatan digariskan atau ditetapkan. Pengawasan
yang dijalankan dapat terarah dan berjalan dengan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang
lancar sesuai dengan pedoman, penggerakan atau tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi.
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dimulai dari Proses pengawasan pada kegiatan ekstrakurikuler
awal tahun pelajaran. Penggerakan atau di SMA Negeri 1 Malang yaitu dilakukan oleh pihak
pelaksanaan selanjutnya yaitu dilaksanakan setiap sekolah dan kegiatan pengawasan tersebut
hari setelah jam pelajaran intrakurikuler berakhir berlangsung pada saat latihan kegiatan
dan proses penggerakan tersebut diadakan di ekstrakurikuler berlangsung serta pada saat ada
sekolah serta untuk waktu, hari dan tempat kegiatan kompetisi kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan
pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing dari proses pengawasan kegiatan ekstrakurikuler
anggota kegiatan ekstrakurikuler atas kesepakatan di SMA Negeri 1 Malang yaitu agar kegiatan
dengan Pembina kegiatan ekstrakurikuler. ekstrakurikuler yang dilakukan oleh siswa dapat
Pihak yang terlibat dalam pr oses terlaksana dan terkendali dengan baik, serta jika
penggerakan atau pelaksanaan kegiatan ada kekurangan atau penyimpangan, maka akan
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu segera dibenahi dan dicari jalan keluarnya. Tidak
Pembina kegiatan dan anggota kegiatan ada tahapan khusus dalam melakukan pengawasan
ekstrakurikuler (siswa). Komponen yang harus terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri
diperhatikan dalam proses penggerakan atau 1 Malang. Semua kegiatan pengawasan berjalan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA secara fleksibel yaitu pada setiap diadakannya
Negeri 1 Malang yaitu sarana dan prasarana serta kegiatan latihan atau pada saat lomba kegiatan
surat permohonan izin yang digunakan untuk ekstrakurikuler.
menunjang dan mendukung kelancaran proses Orang-orang yang terlibat dalam proses
penggerakan kegiatan ekstrakurikuler. Di SMA pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler di
Negeri 1 Malang proses penggerakan diatur dan SMA Negeri 1 Malang yaitu Pembina kegiatan
dikelola oleh pihak sekolah, bekerja sama dengan ekstrakurikuler dan wakil kepala sekolah bagian
pihak luar yang membantu dalam pelaksanaan kesiswaan yang senantiasa membina agar proses
pelatihan kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa. pengawasan berjalan lancar. Manfaat dari proses
Pihak sekolah menerapkan prosedur tertentu untuk pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler di
mengetahui atau mengukur keberhasilan kegiatan SMA Negeri 1 Malang yaitu mengontrol kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan oleh siswa. yang dilakukan siswa, melakukan pembinaan
Hasil dari proses penggerakan atau pengembangan kualitas terhadap proses dan hasil
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA dari kegiatan yang dilakukan siswa dan agar
Negeri 1 Malang yaitu siswa harus mendapat nilai kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat
dari kegiatan tersebut B, tingkat kehadiran 80% berjalan dan berkembang lebih baik untuk ke
dan dengan melihat juara-juara yang diraih oleh depannya.
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. Dengan Pengawasan terhadap kegiatan
adanya proses penggerakan atau pelaksanaan ekstrakurikuler sangat penting. Dengan adanya
terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah
semua kegiatan yang telah disusun atau diatur dapat dapat mengetahui apakah pelaksanaan terhadap
berjalan sesuai yang diinginkan atas kesepakatan kegiatan ekstrakurikuler telah berjalan sesuai
bersama secara efektif dan efisien. dengan aturan yang berlaku dan tidak ada
penyimpangan. Sehingga apabila ter jadi
Proses Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler di penyimpangan terhadap kegiatan ekstrakurikuler
SMA Negeri 1 Malang dapat segera diperbaiki guna meningkatkan dan
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dimasa
Pengawasan adalah proses mengarahkan yang akan datang.
seperangkat variabel /unsur (manusia, peralatan,
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 429

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Kegiatan dilaksanakan dengan baik. Proses perencanaan
Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, serta cara kegiatan di SMA Negeri 1 Malang ini berada di
Mengatasi Hambatan yang Terjadi bawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan
Faktor pendukung dan penghambat dalam didelegasikan kepada Wakil Kepala Sekolah Bagian
setiap kegiatan tentu ada. Tanpa faktor pendukung Kesiswaan dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler.
kegiatan yang dijalankan akan terhambat dan tidak Perencanaan terhadap kegiatan
dapat berjalan dengan lancar. Begitu pula dengan ekstrakurikuler ini dilaksanakan oleh pihak sekolah.
adanya faktor penghambat. Tanpa adanya faktor Perencanaan terhadap kegiatan ekstrakurikuler
penghambat dalam setiap kegiatan maka kegiatan untuk siswa tersebut dikelola dengan baik, tujuan
yang dilaksanakan tidak akan berkembang jika yang diharapkan dapat tercapai dengan baik pula.
penghambat tersebut tidak diatasi dengan cara Kegiatan yang dilakukan dalam pr oses
yang tepat. Faktor pendukung dalam kegiatan perencanaan tersebut yaitu mulai dari
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu menginventarisir jumlah kegiatan ekstrakurikuler
sarana dan prasarana, dana kegiatan, siswa yang melalui angket yang disebarkan kepada seluruh
berkompeten, dan guru. Faktor penghambat dalam siswa, yang kemudian disosialisasikan kepada
kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang Pembina kegiatan ekstrakurikuler yang telah
yaitu kurangnya dana, sarana yang sudah tidak ditunjuk oleh pihak sekolah, pembuatan proposal
layak pakai dan cuaca yang terkadang menggangu kegiatan, promosi kegiatan ekstrakurikuler yang
proses kegiatan ekstrakurikuler. Cara mengatasi dilakukan oleh anggota kegiatan ekstrakurikuler
hambatan tersebut pihak sekolah melakukan yang senior kemudian pemilihan anggota kegiatan
berbagai hal yaitu membantu siswa dalam mencari ekstrakurikuler setiap kelas. Rencana kegiatan
dana atau donatur agar kegiatan ekstrakurikuler ekstrakurikuler tersebut dimulai pada awal tahun
dapat terlaksana, memberikan izin dalam ajaran baru selama satu periode. Selain itu pihak
penggunaan ruangan apabila kegiatan sekolah juga membuat program kerja kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar ruang ekstrakurikuler untuk jangka waktu satu periode
mendapat gangguan dan pihak sekolah senantiasa yang akan dijalankan. Program kerja tersebut
melakukan perbaikan terhadap sarana yang sudah dikelola dengan baik oleh pihak sekolah, agar
tidak layak pakai atau rusak. kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terarah dan
berjalan sesuai dengan tujuan. Jenis kegiatan
ekstrakurikuler atau yang disebut pengembangan
PEMBAHASAN
diri di SMA Negeri 1 Malang ini memiliki bidang
Proses Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di kegiatan yang wajib diikuti oleh semua siswa.
SMA Negeri 1 Malang Kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah salah satu
syarat dalam kenaikan kelas siswa. Siswa yang
Perencanaan merupakan tahapan yang paling mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut harus
penting dari suatu kegiatan terutama dalam mendapat nilai minimal B untuk naik kelas. Oleh
menghadapi lingkungan yang dapat berubah. sebab itu, diharapkan seluruh siswa dapat antusias
Sebelum memulai suatu kegiatan ada hal yang dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
harus direncanakan terlebih dahulu. Begitu pula di ekstrakurikuler di sekolah.
SMA Negeri 1 Malang yang menangani dalam
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang disajikan untuk
para siswa. yang telah ditetapkan. Sebagai suatu Proses Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler
di SMA Negeri 1 Malang
alat ukur di dalam membandingkan antara hasil
yang dicapai dengan harapan. Perencanaan dapat Fungsi pengorganisasian sangatlah penting
dikatakan sebagai proses persiapan dari berbagai karena fungsi tersebut dapat memberi kerangka
kegiatan yang akan dilakukan. Menurut Sudjana kerja untuk melaksanakan rencana-rencana yang
(2004:58), perencanaan berkaitan dengan telah ditetapkan. Pengorganisasian merupakan
rangkaian tindakan atau kegiatan yang akan pengelompokan aktivitas tersebut yang penting
dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa yang untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah
akan datang. Dalam proses seluruh kegiatan ditetapkan. Proses pengorganisasian terhadap
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, kegiatan ekstrakur ikuler siswa yang
perencanaan merupakan salah satu langkah awal dikoordinasikan oleh pihak sekolah dilihat dari
yang harus dilakukan agar semua kegiatan dapat semua komponen yang terlibat dalam kegiatan
430 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

ekstrakurikuler tersebut. Pengkoordinasian pelaksanaannya agar menjadi lebih optimal


terhadap kegiatan ekstrakurikuler, yang dilakukan sehingga tujuan yang hendak dicapai dari
oleh pihak sekolah hanya sebatas membagi tugas pelaksanaan kegiatan dapat terwujud. Mengingat
kepada orang-orang yang terlibat dalam menangani aneka ragamnya unit kegiatan ekstrakurikuler, cara
atau mengelola kegiatan ekstrakurikuler untuk penyajiannya hendaknya memanfaatkan berbagai
siswa. Proses pengaturan atau pengorganisasian sarana penunjang seperti lapangan, halaman
sangat diperlukan dalam suatu kelompok organisasi sekolah, kelas, masyarakat, serta sumber-sumber
kesiswaan, hal ini dibuktikan dengan pembagian setempat. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di
tugas dan tanggung jawab setiap anggota kegiatan SMA Negeri 1 Malang dilaksanakan di Aula Tugu,
ekstrakurikuler guna memperlancar dalam Ruangan Laboraturium IPA, Ruang Kelas,
implementasi kegiatan ekstrakurikuler secara lebih Lapangan Voli, Lapangan Basket. Sarana tersebut
efektif dan efisien. dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
Menurut Barnard (dalam Fattah, 2004) pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan, Karena
organisasi mengandung tiga elemen yaitu, 1) kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak dilakukan di
kemampuan untuk bekerja sama, 2) tujuan yang luar kelas, penetapan jadwal harus fleksibel.
ingin dicapai, 3) komunikasi. Pengorganisasian Husein (2009:3) menyatakan pelaksanaan
sebagai proses membagi kerja dalam tugas-tugas merupakan implementasi dari perencanaan yang
yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu telah ditetapkan dengan melakukan tahapan
kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik maupun
dan mengalokasikan sumber daya, serta non fisik sehingga produk akhir sesuai sasaran dan
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas tujuan yang ditetapkan. Dalam pelaksanaan
pencapaian tujuan organisasi. Pr oses kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang
pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak SMA ini sangat mendukung dalam peningkatan kualitas
Negeri 1 Malang sudah berjalan optimal. Semua sekolah dimata masyarakat. Hal ini juga terlihat
itu dapat berjalan dengan lancar atas bantuan dari dari partisipasi dan antusias para siswa dalam
berbagai pihak sesuai dengan bidang yang digeluti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan
oleh masing-masing komponen, dimulai dari Kepala oleh pihak sekolah. Dengan adanya pelaksanaan
Sekolah, Wakil Kepala sekolah bagian kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler dapat melatih para anggota
Pembina atau pelatih kegiatan ekstrakurikuler dan atau siswa dalam hal kepemimpinan karena
siswa yang mengikuti kegiatn ekstrakurikuler mereka dituntut untuk bertanggung jawab atas
tersebut. Pihak sekolah dengan tegas melakukan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
pengkoordinasian terhadap kegiatan Siswa dalam melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah agar mendapatkan hasil ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini sangat
dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah mendukung upaya meningkatkan kualitas sekolah
ditetapkan. Proses pengkoordinasian tersebut dimata masyarakat. Hal ini juga terlihat dari
dilaksanakan berdasarkan kebijakan atau surat partisipasi dan antusias para siswa dalam mengikuti
keputusan dari kepala sekolah. Pr oses kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak
pengorganisasian terhadap kegiatan sekolah. Dalam penggerakan atau pelaksanaan
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini tidak kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri
terlepas dari campur tangan semua pihak yang 1 Malang tersebut ada jadwal yang telah disusun
berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang oleh pihak sekolah. Pelaksanaanya dilakukan
diadakan oleh pihak sekolah. Semua komponen setelah para siswa pulang sekolah, agar tidak
dalam pengorganisasian kegiatan yang menggangu jam pelajaran intrakurikuler. Untuk
bekerjasama sangat membantu terhadap waktu dan hari pelaksanaannya diatur oleh para
peningkatan kegiatan ekstrakurikuler ke depan. siswa atau para anggota kegiatan eksrakurikuler
yang kemudian disepakati oleh Pembina dari
Proses Penggerakan Kegiatan Ekstrakurikuler di kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri. Waktu
SMA Negeri 1 Malang pelaksanaan itu diatur sedemikian rupa oleh pihak
SMA Negeri 1 Malang, jadwalnya itu dari jam
Penggerakan atau pelaksanaan kegiatan 14.00 sampai jam 17.00 WIB. Setelah para siswa
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang sudah mengikuti jam pelajaran intrakurikuler, mereka
berjalan dengan optimal, hanya saja masih langsung melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
memerlukan perbaikan sedikit pada proses
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 431

agar tidak mengganggu jam pelajaran maka akan segera dibenahi dan dicari
intrakurikuler. penyelesaiannya.
Pengawasan yang dilakukan oleh Pembina
Proses Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler di kegiatan ekstrakurikuler semaksimal mungkin harus
SMA Negeri 1 Malang berjalan dengan optimal. Oleh sebab itu dibutuhkan
bantuan dan kerjasama antara pihak yang
Proses pengawasan yang ada di SMA Negeri memberikan pengawasan dan yang diberi
1 Malang yaitu dilakukan oleh pihak sekolah pengawasan. Agar kegiatan pengawasan untuk
tepatnya diawasi oleh Pembina kegiatan kedepannya dapat berjalan secara optimal sesuai
ekstrakurikuler. Pihak yang berkewajiban dengan tujuan dan kesepakatan bersama. Untuk
mengawasai jalannya kegaiatan ekstrakurikuler di mengoptimalisasikan proses pengawasan terhadap
sekolah yaitu Pembina kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler tersebut, pihak sekolah
dibawah pengarahan dari wakil kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada Pembina
bagian kesiswaaan. Pengawasan tersebut masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. Cara yang
dilakukan pada saat kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan oleh Pembina agar kegiatan
berlangsung yaitu setelah jam pelajaran berakhir. ekstrakurikuler ini dapat berjalan dengan lancar
Pada saat masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yaitu dengan memperhatikan semua kebutuhan-
berlangsung, maka Pembina pun mengawasai kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing
jalannya kegiatan latihan kegiatan eksrtakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler.
agar pihak sekolah dapat mengetahui sampai
sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler dapat
Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Kegiatan
berjalan dengan baik dan jika ada penyimpangan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, serta Cara
yang terjadi dalam kegiatan tersebut, akan segera Mengatasi Hambatan yang Terjadi
diperbaiki untuk menghasilkan kegiatan yang lebih
baik dan kegiatan menjadi optimal. Faktor pendukung dan faktor penghambat.
Menurut Murdick (dalam Fattah, 2004) Dengan adanya faktor pendukung, semua kegiatan
pengawasan merupakan proses dasar yang secara ekstrakurikuler akan berjalan lancar sesuai dengan
esensial tetap diperlukan bagaimana pun rumit dan harapan yang diinginkan. Dengan adanya faktor
luasnya suatu organisasi. Pengawasan harus penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, dapat
dipergunakan dalam sistem pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas dan kelancaran apabila
relevansi, efektivitas, efisiensi dan produktivitas. ditangani dan dikelola secara baik dan benar. Faktor
Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
dan kebutuhan organisasi. Pengawasan hendaknya ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini yaitu
mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak sarana dan prasarana yang sangat menunjang
hanya mengungkap penyimpangan dari standar, keberhasilan dalam pencapaian pelaksanaan
tetapi penyediaan alternatif perbaikan dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dana yang
menentukan tindakan perbaikan. digunakan untuk membiayai semua kebutuhan atau
Kegiatan pengawasan itu sangat bermanfaat. keperluan dari pelaksanaan kegiatan
Dengan adanya pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler, dan para siswa yang sangat
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini dapat antusias dalam mengikuti atau melaksanakan
mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh siswa, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Selain adanya
melakukan pembinaan pengembangan kualitas faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan ekstrakurikuler ini ada pula faktor penghambat yang
dapat melakukan penilaian terhadap proses dan dapat menghambat jalannya kegiatan yang
hasil dari kegiatan yang dilakukan siswa,agar dilakukan oleh siswa. Faktor yang menghambat
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat jalannya kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri
berjalan dan berkembang lebih baik untuk 1 Malang biasanya kekurangan dana untuk
kedepannya. Selain itu pengawasan yang dilakukan mengadakan atau melaksanakan kegiatan suatu
pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu ada juga faktor
Malang, bertujuan agar kegiatan yang dilakukan cuaca. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler yang
oleh siswa dapat terlaksana dan terkendali dengan membutuhkan tempat yang luas seperti basket,
baik dan jika ada kekurangan atau permasalahan paskibra, voli, dan climbing.
432 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

Faktor penghambat yang menggangu Proses pengawasan yang ada di SMA Negeri
jalannya suatu kegiatan dapat diatasi atau ditangani 1 Malang yaitu dilakukan oleh pihak sekolah
secara baik dan benar. Dengan penanganan yang tepatnya diawasi oleh Pembina kegiatan
baik dan benar, dapat menjadikan kegiatan ekstrakurikuler. Pihak yang berkewajiban
ekstrakurikuler lebih berkembang dan meningkat mengawasai jalannya kegaiatan ekstrakurikuler di
menjadi lebih baik. sekolah yaitu Pembina kegiatan ekstrakurikuler
dibawah pengarahan dari wakil kepala sekolah
KESIMPULAN DAN SARAN bagian kesiswaaan. Pengawasan dilakukan pada
saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung yaitu
Kesimpulan setelah jam pelajaran berakhir. Pada saat masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, maka
Kegiatan yang dilakukan dalam proses
Pembina pun mengawasai jalannya kegiatan
perencanaan tersebut yaitu mulai dari
latihan kegiatan eksrtakurikuler, agar pihak sekolah
pembentukan panitia yang terlibat dalam
dapat mengetahui sampai sejauh mana kegiatan
kepengurusan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah,
ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan jika
menginventarisir jumlah kegiatan ekstrakurikuler
ada penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan
melalui angket yang disebarkan kepada seluruh
tersebut, akan segera diperbaiki untuk
siswa, yang kemudian disosialisasikan kepada
menghasilkan kegiatan yang lebih baik dan
Pembina kegiatan ekstrakurikuler yang telah
kegiatan menjadi optimal.
ditunjuk oleh pihak sekolah, pembuatan proposal
kegiatan, promosi kegiatan ekstrakurikuler yang
dilakukan oleh anggota kegiatan ekstrakurikuler Saran
yang senior kemudian pemilihan anggota kegiatan
Berdasarkan simpulan di atas maka saran
ekstrakurikuler setiap kelas. Rencana kegiatan
yang diajukan dirumuskan sebagai berikut. Kepada
ekstrakurikuler tersebut dimulai pada awal tahun
kepala sekolah SMA Negeri 1 Malang disarankan
ajar an baru selama satu per iode. Pr oses
agar sistem pengelolaan terhadap program
pengorganisasian terhadap kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah hendaknya
ekstrakurikuler siswa yang dikoordinasikan oleh
selalu diunggulkan dan ditingkatkan agar selalu
pihak sekolah dilihat dari semua komponen yang
bertahan dan berkualitas sehingga menjadi lebih
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
baik dan sempurna dalam program kegiatan
Pengkoordinasian terhadap kegiatan
ekstrakurikuler selanjutnya. Kepada wakil kepala
ekstrakurikuler, yang dilakukan oleh pihak sekolah
sekolah bagian kesiswaan SMA N 1 Malang
hanya sebatas membagi tugas kepada orang-orang
disarankan hendaknya meningkatkan dan
yang terlibat dalam menangani atau mengelola
memaksimalkan kegiatan pengarahan kepada
kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa.
Pembina agar kegiatan ekstrakurikuler yang
Pelaksanaan kegiatan kegiatan
dilakukan oleh siswa lebih terarah dan terkelola
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ada
dengan baik.
jadwal yang telah disusun oleh pihak sekolah.
Kepada orangtua siswa disarankan agar
Pelaksanaanya dilakukan setelah para siswa pulang
senantiasa memberikan dukungan dan motivasi
sekolah, agar tidak menggangu jam pelajaran
yang tinggi terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang
intr akurikuler. Untuk waktu dan hari
diselenggarakan oleh sekolah agar siswa lebih
pelaksanaannya diatur oleh para siswa atau para
berprestasi tidak hanya di bidang akademik, tetapi
anggota kegiatan eksrakurikuler yang kemudian
di bidang non akademik juga. Kepada siswa
disepakati oleh Pembina dari kegiatan
disarankan agar lebih memaksimalkan dan
ekstrakurikuler itu sendiri. Waktu pelaksanaan itu
memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler di SMA
diatur sedemikian rupa oleh pihak SMA Negeri 1
Negeri 1 Malang dengan baik agar kualitas sekolah
Malang, jadwalnya itu dari jam 14.00 sampai jam
dan prestasi non akademik siswa lebih meningkat.
17.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Kepada peneliti lain disarankan agar dapat
ini banyak dilaksanakan di sekolah. Pihak sekolah
memberikan wawasan dan informasi mengenai
menyediakan tempat yang memungkinkan mereka
penelitian yang sejenis sehingga lebih
untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler dengan
memaksimalkan hasil yang diperoleh peneliti
sebaik mungkin.
selanjutnya.
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 433

DAFTAR RUJUKAN

Akhmad. (2010). Makalah Manajemen Tentang Sagala, S. 2008. Administrasi Pendidikan


Dasar dan Teknik Pengawasan, (Online). Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
(http://www.bloggingbucks.info/2010/01/ Salis, E. 2008. Total Quality Management in
makalah-manajemen-tentang-dasar-dan- Education, Manajemen Mutu
teknik-pengawasan-controling.html), Pendidikan. Yogyakarta: IRCisoD.
diakses 13 November 2010). Samsuri. 2009. Pembelajaran Kegiatan
Hendri, A. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Ekstrakurikuler. (online) (http//
Membangun Karakter Siswa, (Online). samsuri.gmail.com), diakses tanggal 19 april
(http://202.152.33.84/index.php?option= 2010).
com_content&task= view&id=16421& Saroni, M. 2006. Manajemen Sekolah, Kiat
Itemid=46. Saturday, 1 November 2009). Menjadi Pendidik yang Kompeten. Ar-
Arifin, I. 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Ruzz. Jogyakarta.
AP FIP UM. Sudjono, S. 2004. Manajemen Program
Burhanuddin, dkk. 2002. Manajemen Pendidikan (untuk Pendidikan
Pendidikan: Wacana, Proses, dan Nonformal dan Pengembangan Sumber
Aplikasinya di Sekolah. Malang: Daya Manusia). Bandung: Falah
Universitas Negeri Malang. Production.
Bush, T. & Mariane, C. 2006. Manajemen Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian
Strategis Kepemimpinan Pendidikan. Pendidikan (Penelitian Kuantitatif,
Terjemahan Farrurozi. Yogyakarta: Kualitatif, dan R & D). Bandung. PT
IRCiSoD. Remaja Rosdakarya Offset.
Fattah, N. 2004. Landasan Manajemen Sukmadinata, N. Syaodih. 2008. Metode
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Penelitian Pendidikan. Bandung. PT
Rosdakarya Offset. Remaja Rosdakarya Offset.
Goetsch, D. L dan David, B. S. 2000. Quality Suyudi. 2006. Panduan Model Pengembangan
Management: Introduction to Total Diri: untuk Satuan Pendidikan Dasar
Quality Management for Production, dan Menengah. Jakarta: Departemen
Processing, and Service, New Jersey: Pendidikan Nasional.
Prentice Hall Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Herujito. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Jakarta: Graspindo. Nasional. 2003. Bandung: Citra Umbara.
Husein, A. 2009. Manajemen Proyek. Waseso, M. G. dan Saukah, Ali. 2010. Pedoman
Yogyakarta: Andi Offset. Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Kelima.
Lutan, R. 1986. Pengelolaan Interaksi Belajar Malang: Universitas Negeri Malang.
Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler, Widjajanto.2007. Ekskul Picu Siswa Berprestasi,
dan Ekstrakurikuler. Jakarta: IKIP (Online). (http://www.co.id serba-serbi/
Jakarta. k r e a s i / ek s k u l - p i c u s i s w a b e r p r es -
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian tasi.html19k), diakses 27 Oktober 2010).
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian
Rosdakarya. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Mustiningsih. 2005. Buku Ajar Manajemen Action Reserch). Malang: Rasindo Malang.
Layanan Khusus. Malang: Universitas
Negeri Malang.
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

Tiara Rosalina

E-mail: tiararosalina99@yahoo.co.id
Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 5 Malang 65145

Abstract: The purpose of this study was to determine: (1) The implementation of full day school
management in SMP Bustanul Makmur; (2) The level of student motivation in participating in full day
school in SMP Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi; (3) The effect of full day school learning
management to junior high school students’ motivation in Makmur Genteng, Banyuwangi. The
technique used is stratified proportional random sampling. Data were collected by questionnaires,
and then analyzed by simple linear regression correlation techniques. The full day school learning
management in SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi is excellent, junior high school students’
motivation in Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi is high, based on the results of correlation
analysis using simple linear regression technique obtained significant relationship between full day
school management learning and junior high school students’ motivation Bustanul Makmur Genteng
Banyuwangi.

Abstrak: Tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui: (1) Penerapan manajemen pembelajaran
full day school di SMP Bustanul Makmur; (2) Tingkat motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran full day school di SMP Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi; (3) Pengaruh
manajemen pembelajaran full day school terhadap motivasi belajar siswa di SMP Makmur Genteng,
Banyuwangi. Teknik yang digunakan adalah stratified proportional random sampling. Data
dikumpulkan dengan angket, selanjutnya dianalisis dengan teknik korelasi regresi linier sederhana.
Manajemen pembelajaran full day school di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bustanul Makmur
Genteng Banyuwangi tergolong sangat baik, motivasi belajar siswa di SMP Bustanul Makmur Genteng
Banyuwangi tergolong tinggi, berdasarkan hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik regresi
linier sederhana diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan antara manajemen pembelajaran full
day school dan motivasi belajar siswa SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi.

Kata kunci: manajemen pembelajaran, full day school, motivasi belajar siswa

Manusia membutuhkan pendidikan dalam adalah sebuah program dimana siswa datang ke
kehidupannya, pendidikan merupakan usaha sadar sekolah sejak pagi hingga sore untuk belajar dan
dan terencana agar manusia dapat mengembangkan bersosialisasi. Jadi, siswa selama sehari penuh
potensi dirinya melalui prosespembelajaran. berada dalam sekolah dan melakukan segala
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 aktivitas pembelajar an di sekolah. Dalam
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional penerapan pembelajaran sistem full day school
menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan para guru memberikan keleluasaan kepada siswa
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar untuk mengembangkan kreatifitas belajar sesuai
menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada dengan mata pelajaran yang diajarkan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat mengacu pada standar nasional. Pr oses
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga pembelajaran terdapat satu kesatuan yang tidak
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. dapat terpisahkan antar siswa yang belajar dengan
Terdapat bermacam-macam cara yang dapat guru yang mengajar. Guru memiliki peranan yang
digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, strategis dan penting dalam menentukan kualitas
misalnya dengan menerapkan sistem pembelajaran pembelajaran yang akan dilaksanakannya
yang lebih dikenal dengan nama full day school. (Sanjaya, 2008:198). Proses belajar siswa memiliki
Miller (2005:1) menyatakan, full day school motivasi belajar yang berbeda-beda, maka guru

434
Rosalina, Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full Day School Terhadap Motivasi Belajar 435

harus dapat mengarahkan siswa untuk selalu ke tingkat sekolah selanjutnya. Sugiyono (2006:117)
belajar agar mencapai keberhasilan. Menurut mengatakan, bahwa populasi adalah wilayah
Sardiman (2011:84) fungsi motivasi ada 3, yaitu: generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
penggerak atau motor yang melepas energi. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah Populasi
setiap kegiatan yang dikerjakan; 2) Menentukan kelas VII 121 siswa dan kelas VIII 120 siswa.
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak Penelitian ini menggunakan teknik stratified
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat sampling yang populasinya terdiri atas kelompok
memberikan arah dan kegiatan yang harus yang memiliki susunan bertingkat, dalam hal ini
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; 3) susunan bertingkat. Teknik yang digunakan dalam
Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang harus pengumpulan data adalah teknik kuesioner atau
dikerjakan serasi guna mencapai tujuan, dengan angket. Menurut Arikunto (2006:160), instrumen
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak ada penelitian adalah alat/fasilitas yang digunakan oleh
manfaat bagi tujuan tersebut. peneliti dalam mengumpulkan data agar
Menur ut Elicker dan Marthur (dalam pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
Priyono, 2009:1) anak yang sekolah full day dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
memiliki kesiapan belajar yang lebih tinggi daripada sehingga mudah diolah. Model penyusunan angket
anak-anak yang sekolah setengah hari, sehingga pada penelitian ini didasarkan pada skala Likert.
secara tidak langsung hal ini akan berpengaruh Sugiyono (2008:93) menyatakan, bahwa jika
pada prestasi anak. Pembelajaran sekolah yang dengan skala Likert, maka variabel yang akan
relatif lama terkadang siswa merasa bosan dan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian
tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran, oleh indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
karena itu guru membuat suatu manajemen menyusun instrumen yang berupa pertanyaan atau
pembelajar an full day school yang pernyataan.
menyenangkan. Kabupaten Banyuwangi Pengukuran data untuk variabel manajemen
mempunyai beberapa sekolah yang menerapkan pembelajaran full day school terhadap motivasi
full day school, salah satunya adalah SMP belajar siswa berdasarkan skala Likert dilakukan
Bustanul Makmur yang berada di Kecamatan dengan memberi skor tiap butir pertanyaan.
Genteng. Penelitian yang diamati oleh peneliti Validitas adalah sebagai ukuran seberapa cermat
adalah SMP Bustanul Makmur karena mempunyai instrumen melakukan fungsinya (Wiyono, 2007:53).
prestasi akademik dan non akademik yang baik Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat
serta motivasi-motivasi belajar, sekolah ini selalu mengungkapkan variabel yang diteliti secara tepat.
berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dalam Untuk mengukur validitas digunakan rumus
mutu pendidikan dengan melakukan inovasi dalam korelasi Product Moment Pearson. Selain
bidang pengajarannya. memenuhi persyaratan validitas, suatu instrumen
yang baik juga harus memenuhi persyaratan
METODE reliabilitas. Menurut Arikunto (2006:178) realibilitas
adalah suatu instrumen yang cukup dapat
Penelitian ini menggunakan penelitian dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
korelasional. Wiyono (2004:24) menyatakan, data, karena instrumen tersebut sudah baik. Uji
penelitian korelasional adalah penelitian yang reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus Alpha
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua Cronbach. Hasil uji coba reliabilitas diperoleh
atau lebih variabel yang dapat diukur secara tingkat reliabilitas 0. 884 untuk variabel x yaitu
kuantitatif. Terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas Manajemen Pembelajaran Full day school dan
(X) adalah manajemen pembelajaran full day 0.875 untuk variabel y Motivasi Belajar. Penelitian
school dan variabel terikat (Y) adalah motivasi ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif
belajar siswa. Populasi yang digunakan dalam dan Regresi Linier Sederhana.
penelitian ini secara khusus adalah siswa Kelas
VII dan VIII tahun ajaran 2011/2012 karena waktu HASIL
peneliti mengadakan penelitian di sekolah siswa
kelas IX sudah menghadapi UAN (UjiaN Akhir Hasil penelitian ini akan mendeskripsikan 2
Nasional) dan mempersiapkan diri untuk masuk variabel. Variabel X, yaitu: manajemen
436 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 434-438

pembelajaran full day school dan variabel Y, yaitu: terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika
motivasi belajar. Deskripsi data penelitian ini signifikan lebih dari 0,005 (>0,005), maka data
diperoleh dari angket yang berisi tentang kualifikasi tidak terdistribusi secara normal.
motivasi belajar. Angket yang digunakan untuk Data yang diperoleh peneliti dianalisis dengan
menjaring data manajemen pembelajaran full day menggunakan analisis regresi linier sederhana
school terdiri dari 25 pertanyaan. Motivasi belajar dengan bantuan komputer program SPSS 16.00
siswa di SMP Bustanul Makmur sebanyak 21% for Windows. Berdasarkan perhitungan analisis
dengan jumlah responden 32 menyatakan sangat data dilakukan dengan menggunakan korelasi
tinggi, sebanyak 68% dengan jumlah responden regresi linier sederhana. Dengan demikian
102 menyatakan tinggi, sebanyak 6,7% dengan pengujian hipotesis tersebut dapat diketahui bahwa
jumlah responden 10 menyatakan rendah, dan hipotesis nihil (H0) ditolak karena rhitung lebih
sebanyak 4,0% dengan responden 6 menyatakan besar daripada rtabel yaitu 0,587>0,344. Hal ini
sangat rendah. berarti ada pengaruh yang signifikan antara
Berdasarkan hasil penghitungan standart manajemen pembelajar an full day school
deviasi atau simpangan baku yang menggunakan terhadap motivasi belajar siswa di SMP Bustanul
SPSS 16.00 for Windows dapat diketahui hasil Makmur Genteng Banyuwangi.
untuk variabel motivasi belajar (Y) adalah 6,98, Normal probability plot dapat dilihat bahwa
hasil ini adalah hasil keseluruhan dari variabel x data tidak berselisih jauh dari regresinya dan juga
dan y. Artinya, semakin kecil simpangan baku atau tampak koefisien residu tidak membentuk suatu
standart deviasi maka semakin kecil tingkat sistem tertentu. Dengan melihat gambar tersebut
kesalahan atau semakin baik model penelitian. dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
Analisis deskriptif data motivasi belajar siswa penelitian tersebut memiliki hubungan linier.
diperoleh rata-rata sebesar 75,80. Analisis regresi ini digunakan untuk
Deskripsi data penelitian ini diperoleh dari mengetahui signifikan antara manajemen
angket yang berisi tentang kualifikasi manajemen pembelajaran full day school dan motivasi belajar.
pembelajaran full day school. Angket yang Menurut Sugiyono (2010:2261), regresi sederhana
digunakan untuk menjaring data manajemen didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
pembelajaran full day school terdiri dari 28 kausal satu variabel independen dengan satu
pertanyaan. Manajemen pembelajaran full day variabel dependen. Formula yang digunakan untuk
school di SMP Bustanul Makmur sebanyak 58,7% menguji persamaan regresi antara variabel
dengan responden 88 menyatakan sangat baik, manajemen pembelajaran full day school (X) dan
sebanyak 38,7% dengan responden 58 menyatakan motivasi belajar (Y).
baik, sebanyak 0,7% dengan responden 1 Berdasarkan hasil persamaan regresi yang
menyatakan cukup baik, dan sebanyak 2,0% diperoleh bahwa manajemen pembelajaran full day
dengan responden 3 menyatakan kurang baik. school memiliki hubungan yang signifikan dengan
Berdasarkan hasil penghitungan standart dan motivasi belajar siswa, hal tersebut ditunjukkan
deviasi atau simpangan baku yang menggunakan dari nilai manajemen pembelajaran full day school
SPSS 16.00 for Windows dapat diketahui hasil ß dengan signifikan 0,000 > 0,05 (p>0,005), dilihat
untuk variabel manajemen pembelajaran full day dari nilai koefisian regresi (ß), nilai ini menunjukkan
school (X) adalah 6,98, hasil ini adalah hasil adanya hubungan dari variabel antara manajemen
keseluruhan dari variabel x dan y. Artinya, semakin pembelajaran full day school dan motivasi belajar.
kecil simpangan baku atau standart deviasi maka Pengujian koefisien determinasi (R 2 )
semakin kecil tingkat kesalahan atau semakin baik digunakan untuk mengukur proporsi atau
model penelitian. Analisis deskriptif, data persentase kemampuan model dalam
manajemen pembelajaran full day school maka menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin
diperoleh rata-rata sebesar 112. besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan
Pengujian hipotesis yang dilakukan oleh bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar
peneliti untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap variabel terikat (Y).
antara manajemen pembelajaran full day school Berdasarkan tabel dapat terlihat bahwa
terhadap motivasi belajar siswa di SMP Bustanul output SPSS memiliki nilai Adjusted R Square
Makmur Genteng Banyuwangi. Uji normalitas ini sebesar 0,340. Artinya sebesar 34% motivasi
untuk pengambilan keputusan yaitu jika taraf belajar dijelaskan oleh variabel bebas berupa
signifikan kurang dari 0,005 (<0,005), maka data manajemen pembelajaran full day school dan
Rosalina, Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full Day School Terhadap Motivasi Belajar 437

sisanya sebesar 66% (100%-34%) dipengaruhi Djamarah (2002:117) motivasi ekstrinsik adalah
oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
penelitian ini. perangsang dari luar. Dengan adanya motivasi
belajar yang tinggi maka akan menambah
PEMBAHASAN semangat dan dorongan siswa untuk mempelajari
sesuatu hal sehingga tujuan belajar yang diinginkan
Manajemen Pembelajaran Full day school akan tercapai secara maksimal.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
manajemen pembelajaran full day school di SMP Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full day school
Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi terhadap Motivasi Belajar Siswa
dikategorikan sangat baik. Berarti guru telah
Hasil analisis deskriptif tentang pengaruh
melaksanakan manajemen pembelajaran, mulai
manajemen pembelajar an full day school
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
menggunakan teknik korelasi regresi linier
dan evaluasi, karena keberhasilan suatu
sederhana antara variabel manajemen
pembelajaran sangat tergantung pada bagaimana
pembelajaran full day school (X) dan variabel
upaya guru dalam mengatur suatu pembelajaran.
motivasi pembelajaran (Y) diperoleh rhitung lebih
Sebanyak 58,7% dengan responden 88
besar dari rtabel.Sehingga dalam penelitian ini r
menyatakan sangat baik, sebanyak 38,7% dengan
hitung sebesar 0,587. Kemudian harga rhitung
responden 58 menyatakan baik, sebanyak 0,7%
dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan
dengan responden 1 menyatakan kurang baik, dan
0,05 dengan N=150 yaitu sebesar 0,344.
sebanyak 2,0% dengan responden 3 menyatakan
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen full
sangat kurang baik.
day yang diimplementasikan oleh guru dengan baik
Sanjaya (2008:198) menyatakan, bahwa
dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini
dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran
sejalan dengan pendapat Safinatunnajah (2010:1),
bahwa, guru memiliki peranan yang strategis dan
bahwa persoalan motivasi bukan hanya berkaitan
penting dalam memanajemen pembelajaran yang
dengan psikologis siswa, tetapi juga berkaitan
akan dilaksanakan. Pada pembelajaran full day
dengan manajemen pembelajaran.
school siswa merupakan bagian dari proses belajar,
Pada dasarnya tiap siswa memiliki motivasi
tidak hanya sekedar objek yang hanya diberi teori,
yang berbeda-beda, oleh sebab itu pada
tetapi siswa juga diajak terlibat langsung dengan
pelaksanaan pembelajaran menumbuhkan motivasi
kegiatan belajarnya. Full day school merupakan
belajar siswa merupakan salah satu tugas dan
pengembangan dari kurikulum yang sudah ada,
tanggungjawab guru (Sanjaya, 2008:251). Sehingga
dengan adanya penambahan jam belajar, maka
dengan adanya manajemen pembelajaran full day
diperlukan suatu modifikasi pada kurikulum
yang tepat maka pembelajaran guru akan lebih
nasional.
menarik dan menyenangkan sehingga siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan
Motivasi Belajar Siswa proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar.
Berdasakan hasil analisis deskriptif tentang
motivasi belajar siswa menunjukan sebanyak 21%
dengan jumlah responden 32 menyatakan sangat KESIMPULAN DAN SARAN
tinggi, sebanyak 68% dengan jumlah responden Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini
102 menyatakan tinggi, sebanyak 6,7% dengan yang terkait dengan rumusan masalah dan tujuan
jumlah responden 10 menyatakan rendah, dan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
sebanyak 4,0% dengan responden 6 menyatakan (1) Manajemen pembelajaran full day school pada
sangat rendah. Motivasi belajar merupakan faktor SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi
psikis yang bersifat nonintelektual (Sardiman, 2007: diklasifikasikan pada kategori rata-rata “ sangat
75). Di dalam motivasi belajar terdapat 2 macam baik”. Hal ini berarti manajemen pembelajaran
motivasi belajar, menurut Hamalik (2005:12), yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul tanpa pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada
pengaruh dari luar. evaluasi berjalan dengan baik; (2) Motivasi belajar
Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan siswa pada SMP Bustanul Makmur genteng
kebalikan dari motivasi intrinsik. Menurut
438 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 434-438

Banyuwangi tergolong pada kategori rata-rata yang dilakukan lebih bervariasi, memaksimalkan
“tinggi”. Hal ini ditinjau dari motivasi belajar siswa penggunaan metode, strategi, media pembelajaran,
baik intrinsik dan ekstrinsik; (3) Ada pengaruh yang pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas
signifikan antara manajemen pembelajaran full tetapi di luar kelas serta lebih memberikan motivasi
day school dan motivasi belajar siswa. Hal ini pada siswa; (2) Akademisi Jurusan Administrasi
berarti semakin baik manajemen pembelajaran full Pendidikan: Hasil penelitian ini diharapkan dapat
day school maka akan semakin tinggi pula motivasi digunakan untuk mengembangkan Ilmu
belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kualitas Manajemen Pendidikan; (3) Bagi siswa-siswi full
manajemen pembelajar an full day school, day school: Sebaiknya siswa mempertahankan
semakin tinggi motivasi belajar siswa. motivasi belajarnya sehingga tujuan belajar yang
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diinginkan akan tercapai secara maksimal; (4)
yang telah dikemukakan maka peneliti Peneliti lain Hasil: Penelitian ini dapat dijadikan
memberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) acuan apabila peneliti lain berminat meneliti lebih
Kepala SMP Bustanul Makmur Genteng lanjut mengenai manajemen pembelajaran full day
Banyuwangi: Sebaiknya pada kegiatan school dan motivasi belajar siswa, dengan variabel,
pembelajaran lebih kreatif dalam membuat suatu populasi, dan instrumen yang berbeda.
manajemen pembelajaran sehingga pembelajaran

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Sardiman, A. M. 2007. Interaksi & Motivasi
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Cipta. Grafindo Persada.
Djamarah, S. B. 2002. Rahasia Belajar Sukses. Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi
Jakarta: PT Rineka Cipta. Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan:
Jakarta: Bumi Aksara. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &
Miller, A. 2005. Full Day or Half Day D. Bandung: CV. Alfabeta.
Elementary, (Online), (htpp:// Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
www.askeric.org, diakses 23 Oktober Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
2011). Wiyono, B. B. 2004. Penelitian Kuantitatif.
Priyono, E. 2009. Balances Full Day School. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
(Online), (htpp://www.klub-guru.com/30/08/ Universitas Negeri Malang.
09/, diakses 15 Oktober). Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian
Safinatunnajanah. 2010. Fungsi-Fungsi (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Manajemen Pembelajaran. (Online), Action Research). Malang: Fakultas Ilmu
(htpp://www.wordpress.com/01/04/10/, Pendidikan Universitas Negeri Malang.
diakses 22 Oktober 2011). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Pendidikan Nasional. 2003. Bandung:
Citra Umbara.

Anda mungkin juga menyukai