PENDAHULUAN
Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik agar
menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi 4.0, dengan
tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila Pancasila
serta mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka MI NU Khoiriyah
Getas Pejaten Jati Kab. Kudus Kudus menyusun Kurikulum Operasional sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan budaya lokal daerah setempat.
Peserta didik MI NU Khoiriyah Getas Pejaten Jati Kab. Kudus diharapkan
mempunyai life skill yang berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam
masyarakat dan dunia Pendidikan. Sehingga harapan dari MI NU Khoiriyah Getas
Pejaten Jati Kab. Kudus untuk mendidik generasi yang mampu berdaptasi dengan
perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu upaya untuk mencapai harapan
tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi pada peserta didik. Sehingga peserta
didik mampu menghasilnya salah satu karya yang mencerminkan profil pelajar
Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin yang mampu bernalar kritis dan
berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya
profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan
berakhak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan
berkebhinekaan global.
Secara yuridis, Kurikulum Operasional MI NU Khoiriyah Getas Pejaten Jati
Kab. Kudus disusun dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan
yang berlaku baik itu dari pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis,
kurikulum Operasional MI NU Khoiriyah Getas Pejaten Jati Kab. Kudus mengacu
pada kemampuan guru sebagai tenaga professional dalam pembelajaran dan
penilaian.
Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan dalam bentuk pelatihan bersifat praktik
secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan komitmen untuk menjadi
professional dalam layanan pada peserta didik.
Hal lain, dari perspektif pedagogis, yang dijadikan pertimbangan adalah
Undang- Undang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.Dari landasan pedagogis dalam konteks merdeka belajar,
proses belajar di MI NU Khoiriyah Getas Pejaten Jati Kab. Kudus berorientasi pada
peserta didik dan bentuknya beragam, pembelajaran sebagai aktivitas tim yang
bersifat kolaboratif.
Pembelajaran di MI NU Khoiriyah Getas Pejaten Jati Kab. Kudus yang
terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil
‘Alamiin secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang
yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan berakhakul karimah,
berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif,
inovatif yang mampu mengkreasikan ide atau gagasan berdasarkan kekhasan daerah
yang tetap berakar pada budaya bangsa.
MI NU Khoiriyah Getas Pejaten Jati Kab. Kudus berdiri sejak tahun ............,
merupakan salah satu dari tiga madrasah ....................... di Kab. Kudus, menempati
tanah seluas 4.301 m², yang teletak di Jalan ..... Getas Pejaten Jati Kudus Kab.
Kudus. Keterbatasan lahan untuk pembangunan sarana prasarana, menyebabkan
madrasah belum bisa meyediakan lapangan.. olah raga, masjid dan ruang terbuka
hijau yang memadai, sehingga perlu dukungan Orang tua/Wali, Komite Madrasah
dan Kementerian Agama sehingga kekurangan sarana prasarana segera terwujud.
Madrasah meyakini bahwa lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan
kondusif dapat mendukung berkembangnya pengetahuan, mengasah keterampilan,
serta membentuk sikap belajar yang baik dari siswa. Lingkungan Madrasah
dirancang sesuai dengan tujuan pendidikan yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai
sumber belajar. Pendampingan aktif dari guru-guru dilakukan saat siswa berinteraksi
untuk memastikan proses sosialisasi siswa berjalan sesuai yang diharapkan.
MI NU Khoiriyah Getas Pejaten Jati Kab. Kudus meyakini bahwa literasi
merupakan kebutuhan dasar dalam belajar dan berkomunikasi. Keterampilan ini akan
berkembang maksimal apabila siswa berada dalam lingkungan belajar yang literat
(literate environment). Untuk mewujudkan hal ini, madrasah memperkaya
lingkungannya dengan berbagai perangkat literasi yang dapat ditemukan siswa di
dalam maupun di luar kelas. Lingkungan madrasah memiliki, sarana olah raga dan
tanaman mulai dari tanaman buah, hias, dan apotek hidup yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar siswa.
1.1.2 Karakteristik Madrasah Hasil Analisis Internal
Tabel 1.1
Program Unggulan Lokal
Xxxx
Waktu
No. Kelas Materi Kegiatan
Kegiatan
Mengenal jenis-jenis bibit
1.
1 I unggul
2. Mengenal jenis-jenis pupuk
Mengenal cara pengolahan
1.
2 II tanah.
2. Mengenal jenis obat/pestisida
Tabel 1.2
Program Unggulan Global
Waktu
No. Kelas Materi Kegiatan
Kegiatan
1. Pengenalan bagian-bagian
komputer
1 I 2. Menyalakan dan mematikan
computer
3. Memainkan salah satu game
5 V 2. Membuat exel
3. Mengoperasikan CD interaktif
3. Mengenal internet
Waktu
No. Kelas Materi Kegiatan
Kegiatan
1.
1 I 2.
3.
2 II 1.
2.
1.
3 III
2.
1.
4 IV 2.
3.
1.
5 V 2.
3.
1.
6 VI 2.
3.
Status Sertifikasi
Pend.
No Nama NIP / NUPTK Prodi./ Jur.
Terakhir
GTT
1 PNS
10
Siswa
Melanjutkan
Tahun Lulus
No.
Pelajaran
L P JML MTs SMP Tdk Melanjutkan
1 2020/2021 0
2 2021/2022 0
3 2022/2023 0
Tabel 1.7
Data Prestasi Madrasah
0
Tanggal Jenis Tingk
No. Nama Siswa Juara Ke
Kegiatan Lomba at
1
Tahun Kelas Ju
Pelajaran ml
ah
I II III IV V VI
2021/2022 0
2022/2023 0
2023/2024 0
Tabel 1.9
Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa Berdasarkan Pendidikan
Formal Terakhir.
Tahun Pelajaran 2023/2024
No. Uraian Ju
ml
ah
1 SD/MI Sederajat
2 SMP/MTs Sederajar
3 SMA/SMK/MA Sederajat
4 S.1
5 S.2
6 S.3
Jumlah
No. Uraian Ju
ml
ah
1 PNS
2 Pegawai Swasta
3 Pedagang/Wiraswasta
4 Petani
5 Nelayan/Sopir
6 Buruh/ Lainnya
Jumlah
a.Landasan Filosofis
Madrasah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang
dianut oleh suatu bangsa sebagai kristalisasi nilai-nilai agama yang dianut. Bangsa
Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup
berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum madrasah.
Madrasah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi
sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan
dalam penentuan Struktur Kurikulum Madrasah ini
b.Landasan Yuridis
Adapun Landasan Yuridis yang kami pakai dalam penyusunan Kurikulum Oprasional
Madrasah tahun pelajaran 2023/2024 adalah sebagai berikut :
c. Landasan Sosiologis
Madrasah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab terhadap proses
belajar siswa, memiliki tujuan yang mulia dalam mengembangkan pendidikan anak – anak
Indonesia di lingkungannya. Sebagai bangsa Indonesia, pendidikan yang mereka dapatkan
berlandaskan pada agama dan nilai-nilai luhur yang dianut oleh bangsa serta tidak
melupakan akar budaya dalam perjalanan belajar mereka. Siswa Indonesia diharapkan
menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, menghargai kebhinekaan,
mengedepankan berpikir positif dan kritis, serta mampu berkolaborasi. Hal tersebut
bertujuan untuk melahirkan generasi pelurus yang tangguh.
d. Landasan Pedagogis
Siswa di madrasah tsanawiyah membutuhkan pengenalan pendidikan karakter. Proses
penanaman pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Belajar dari nilai-nilai baik yang mereka lihat di sekitar mereka
menjadi sangat penting. Madrasah dan rumah harus memberikan contoh baik sehingga siswa
dapat belajar langsung dan meneladaninya. Proses belajar ini menjadifondasi yang sangat
penting dan menjadi bekal menuju jenjang pendidikan selanjutnya.
Pengalaman belajar yang beragam dan kontekstual akan membantu siswa memahami
konsep yang diberikan. Belajar bagi siswa harus menyenangkan, bermakna, sekaligus
menantang. Kesempatan untuk bereksplorasi membantu siswa menumbuhkan rasa ingin
tahu.
Keberhasilan proses belajar setiap siswa akan tercapai dengan dukungan dari semua pihak.
Manajemen madrasah yang responsif, guru yang memahami kebutuhan siswa, serta
dukungan positif dari orang tua akan membantu setiap anak memaksimalkan potensinya.
1.3. Tujuan Pengembangan KOM-KTSP
Secara umum tujuan diterapkan KOM-KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada satuan pendidikan dan mendorong untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan secara
khusus tujuannya adalah: (a) meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif madrasah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia; (b)
meningkatkan kepedulian warga madrasah dalam mengembangkan kurikulum melalui pengambilan
keputusan bersama untuk mewujudkan keunggulan madrasah; dan (c) meningkatkan kompetisi yang
sehat antar satuan pendidikan.
Pengembangan KOM-KTSP diserahkan kepada satuan pendidikan dengan pertimbangan sebagai
berikut: (a) madrasah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan lembaganya; (b)
madrasah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan
dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
peserta didik; (c) pengambilan keputusan yang dilakukan oleh madrasah lebih cocok untuk memenuhi
kebutuhan madrasah karena pihak madrasahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi madrasahnya; (d)
keterlibatan semua warga madrasah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan
transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat
setempat; (e) madrasah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masingmasing kepada
pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat pada umumnya, oleh karena itu madrasah akan
berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KOM-KTSP; (f) madrasah
dapat melakukan persaingan sehat dengan satuan pendidikan lain untuk meningkatkan mutu pendidikan
melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah
setempat; (g) madrasah dapat secara cepat merespon perkembangan zaman, aspirasi masyarakat dan
lingkungannya yang berubah dengan cepat dan sulit diduga pada saat sekarang dan yang akan datang.
1.4 Prinsip-prinsip Pengembangan KOM-KTSP
1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,
kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum disusun untuk memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.
2. Penguatan pendidikan karakter
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan upaya membangun dan membekali peserta didik
sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan,
mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama
dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia dan merevitalisasi serta memperkuat potensi dan
kompetensi pada lingkungan pendidikan.
3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik
yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor ) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karasteritik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-
hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan
demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendrong partisipasi masyrakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus di tampung secara berimbang dan saling
mengisi.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang
berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama
bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8.Moderasi Beragama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan
kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung perilaku kehidupan beragama yang moderat.
9.Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang
menjadi landasan penting bagi upaya pemeliharaan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong perkembangan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
12.Kesetaraan Gender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan
kesetaraan gender.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan
Kurikulum diarahkan pada pembentukan karakter termasuk mengembangkan kejujuran dan nilai
integritas sedini mungkin agar anak menjadikannya sebagai kebiasaan dan pandangan hidup termasuk di
dalamnya pendidikan anti korupsi.
15.Pendidikan Anti Narkoba
Dalam upaya mencegah permasalahan sosial global saat ini kurikulum harus menjamin
terwujudnya karakter peserta didik yang tangguh dan tidak mudah terbawa pada perilaku
menyimpang termasuk penggunaan narkoba