Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
dan Materi PAI
Dosen Pengampu :
Dr. Rohinah, S.Pd.I., M.A
Disusun oleh:
Ahmad Asron Mundofi 22204012054
Hanny Rizqiyana Nur’aliya 22204012030
Hizba Muhammad Abror 22204012067
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya makalah tentang “Studi Komparatif Kurikulum Pai:
Perbandingan Kurikulum UIN Sunan Kalijaga Dan UIN Maulana Malik Ibrahim” dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Kurikulum dan Materi PAI.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, saya mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, tak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah membimbing, teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas kelompok dan diskusi, juga kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat, khususnya penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun perbaikan
makalah ini sangat penulis harapkan dari pembaca, guna memperbaiki dan meningkatkan
pembuatan makalah atau tugas yang lainnya pada waktu mendatang.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah suatu landasan sistematis yang
memetakan dan mengevaluasi tingkat kualifikasi pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
Dengan tujuan utama untuk meningkatkan standar dan relevansi program-program
pendidikan, KKNI membantu dalam memfasilitasi pengakuan kualifikasi baik secara nasional
maupun internasional.
KKNI mengklasifikasikan tingkat pendidikan menjadi delapan jenjang, mulai dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi tingkat doktor. Setiap jenjang ini diarahkan pada capaian
pembelajaran yang spesifik, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diharapkan dimiliki oleh individu yang menempuh program tersebut.
Satuan Kredit Semester (SKS) digunakan sebagai ukuran beban studi, memperhitungkan
waktu belajar, metode pembelajaran, dan evaluasi. Prinsip-prinsip inklusivitas, transparansi,
akuntabilitas, dan keterlibatan stakeholders menjadi dasar KKNI, memastikan partisipasi
aktif berbagai pihak dalam pengembangan dan implementasi sistem ini. Proses implementasi
KKNI melibatkan penyelarasan kurikulum dan penilaian di setiap tingkat kualifikasi, dengan
lembaga-lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi, diharapkan untuk menyesuaikan
program-program mereka sesuai dengan standar KKNI.
5
Selain itu, sistem jaminan mutu dan keterlibatan dunia kerja dalam perancangan kurikulum
menjadi bagian integral dari KKNI, memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan
dengan kebutuhan pasar kerja.
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI) adalah kerangka kerja yang mengatur dan
menilai kualitas lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
SN DIKTI memiliki tujuan utama untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di tanah air.
Dalam implementasinya, standar ini melibatkan sejumlah aspek kunci, termasuk dimensi
akademik seperti kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian.
Sumber daya manusia, yang mencakup kualifikasi dan kinerja dosen, serta sarana dan
prasarana, juga menjadi fokus evaluasi. Aspek manajemen lembaga, tata kelola, dan
kebijakan juga menjadi bagian penting dari SN DIKTI. Proses evaluasi dilakukan oleh tim
evaluator yang melakukan kunjungan ke lembaga pendidikan tinggi untuk menilai sejauh
mana lembaga tersebut memenuhi standar yang ditetapkan dalam SN DIKTI.
Secara sederhana, setiap perguruan tinggi di Indonesia termasuk PTKI harus mengacu dan
berlandaskan pada KKNI dan SN-DIKTI yang kemudian diartikulasikan dalam Visi, Misi,
Tujuan, dan Profil lulusan dalam suatu perguruan tinggi. Wujud implementasi dari hal
tersebut salah satu yang utama ialah pada rancangan kurikulum.
6
Unggul dan terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan keilmuan dan pendidikan
agama islam-keindonesiaan bagi peradaban.1
b. Misi:
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran PAI berbasis riset.
2) Menyelenggarakan penelitian bidang PAI berskala nasional dan internasional.
3) Menyelenggarakan publikasi bidang PAI dalam jurnal nasional dan
internasional.
4) Menyelenggarakan pengabdian bidang PAI dalam masyarakat mulikultur.
5) Memperluas jaringan kerjasama bertaraf nasional dan internasional untuk
memperkaya pengalaman dosen dan mahasiswa PAI.
6) Meningkatkan soft dan hard skills lulusan PAI.2
c. Tujuan:
1) Kepribadian: integratif, komitmen, mandiri, berpikir kritis, kreatif, dan solutif.
2) Professional: menguasai ilmu bidang PAI secara luas, mendalam, dan
komprehensif.
3) Pedagogik: menggunakan metode pengajaran sesuai konteks, menggunakan
media pembelajaran secara efektif dan efisien, mengelola kelas secara
humanis.
4) Sosial-interpersonal: asertif, empati, komunikatif-adaftif. 3
2. Profil Prodi PAI UIN Malang
a. Visi:
Terwujudnya Program Studi Pendidikan Agama Islam integratif dalam
memadukan sains dan Islam yang bereputasi internasional.
b. Misi:
1) Mencetak sarjana Pendidikan Agama Islam yang berkarakter ulul albab.
2) Menghasilkan sains Pendidikan Agama Islam yang relevan dan budaya saing
tinggi.
c. Tujuan:
1) Memberikan akses Pendidikan Agama Islam yang lebih luas kepada masyarakat.
2) Menyediakan sarjana Pendidikan Agama Islam untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
1
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1885-Visi, dikutip pada 23 November 2023 pada pukul 12.03
2
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1886-Misi, dikutip pada 23 November 2023 pada pukul 12.03
3
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1887-Tujuan, dikutip pada 23 November 2023 pada pukul 12.05
7
C. Relevansi dengan Kebutuhan Masyarakat Masa Kini
Secara fungsional, pendidikan Islam seharusnya mampu mendorong laju perubahan
menuju kemajuan peradaban. Membentuk individu yang totalitas dengan ilmu
pengetahuan serta kemuliaan akhlak menjadi peran utama dalam pendidikan Islam bagi
masyarakat.
Ilmu sebagai objek utama dalam transformasi nilai baik ilmu agama dan ilmu umum
yang sejatinya dalam Islam tidak ada pembedaan antara dua kubu keilmuan tersebut.
Konsekunesi dari pemahaman tersebut adalah dalam pendidikan Islam ilmu semestinya
dipahami secara integrative yang memiliki interkoneksitas antara satu dan yang lainnya.
Tidak ada pembedaan antara ilmu agama dan ilmu dunia seperti sains-teknologi atau
social-humaniora. Karena sejatinya dengan pemahaman dan pengamalan keduanya
memiliki manfaat sekaligus maslahat baik untuk ummat muslim dan masyarakat secara
universal. Utamanya adalah pembentukan mental dan kapabilitas intelektual yang
berkontribusi dalam menyongsong kesejahteraan baik di dunia maupun akhirat.
Azyumardi Azra menyoroti kurikulum dalam dimensi orientasinya yang tidak sekadar
pada penguatan dan pengembangan nilai agama bagi peserta didik. Kurikulum
pendidikan Islam harus juga memberikan penkanan pada penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan demikian pendidikan memiliki dimensi fungsional dalam
mempersiapkan serta membina sumber daya manusia yang utuh yang kemudian didorong
dengan karakter dan mentalitas iman, islam, dan ihsan dalam mengamalkan agama.
(Noor, 2018)
Di sisi yang lain Bangunan entitas keilmuan yang dirumuskan oleh Amin Abdullah
untuk perguruan tinggi melalui pendekatan yang memiliki interkoneksitas dan
integralistik akan melahirkan entitas keilmuan sebagaimana yang tercantum dalam
gambar berikut. (Abdullah A. , 2012, hal. 399)
8
Merujuk pada gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana menempatkan
posisi dari hadlarah an-nash, hadlarah al-ilm, dan hadlarah al-falsafah. Hadlarah an-nash;
Qur’an dan Sunnah ditempatkan sebagai core (inti). Selanjutnya melalui pendekatan dan
metodologi yang tepat kemudian ia diuraikan secara elaborative melalui ilmu-ilmu
keagamaan dan pada gilirannya didialogkan secara integrative-interkonektif dengan
beragam keilmuan umum baik dalam disiplin social ataupun ke-alaman. (Abdullah,
2012)
Pandangan ini dilatarbelakangi oleh realita entitas keilmuan yang selama ini terisolir
antara satu dengan yang lainnya;
9
kemampuan untuk memberi ciri lulusan perguruan tingginya. Deskripsi CP yang
ditetapkan oleh gabungan program studi dapat diusulkan kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama dan ditetapkan sebagai rujukan Program Studi
sejenis. Deskripsi tersebut sebagai kriteria minimal capaian pembelajaran lulusan pada
lingkungan PTKI.4
Berikut ini adalah rujukan dalam merumuskan Capaian Pembelajaran
Lulusan Program Studi:
Rujukan Capaian Pembelajaran Lulusan
No Unsur Rujukan Keterangan
1 Sikap Sesuai dengan SNPT Lihat Lampiran SNPT
pada Permenristekdikti
Nomor 44 Tahun 2015
2 Keterampilan Sesuai dengan SNPT Lihat Lampiran SNPT
Umum pada Permenristekdikti
Nomor 44 Tahun 2015
3 Keterampilan Sesuai dengan level KKNI Merujuk pada Lampiran
Khusus dalam merumuskan Perpres Nomor 8 Tahun
2012
keterampilan khusus
4
Tim Penyusunan, ‘Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu Pada KKNI Dan SN-PT’. hal,
10
10
Contohnya Jenjang S1 sesuai dengan jenjang 6 KKNI, untuk jenjang
S2 sesuai dengan jenjang 8 KKNI dan S3 sesuai dengan jenjang 9 KKNI.
3. Untuk Program Studi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dalam
merumuskan CPL, selain merujuk pada ketentuan di atas, juga dapat mengacu
pada Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan
Guru.5
CPL yang dirumuskan harus jelas, dapat diamati, diukur dan dicapai dalam proses
pembelajaran, serta dapat didemonstrasikan dan dinilai pencapaiannya. Rumusan CP
dengan seluruh unsurnya merupakan standar minimal. PTKI dapat mengembangkannya
sesuai dengan visi, misi, dan penciri khusus perguruan tinggi. Capaian pembelajaran
bidang sikap, pengetahuan, dan keterampilan tersebut tidak saja dicapai melalui
pembelajaran melalui mata kuliah, tetapi juga melalui kegiatan kemahasiswaan lainnya.
CPL tersebut dapat ditampilkan di dalam SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah).
Setiap program studi harus melengkapi profil lulusan dan capaian pembelajarannya sesuai
dengan core values, visi, misi, dan tujuan PTKI. Mata kuliah dapat diturunkan pula dari
beberapa CP sesuai dengan singgungan bahan kajian yang disusun.6
5
Ibid, hal.11
6
Ibid, hal. 17
11
4. Program studi dengan melibatkan dosen dapat mengurai bahan kajian tersebut
menjadi lebih rinci pada tingkat penguasaan, keluasan dan kedalamannya. Bahan
kajian ini kemudian menjadi standar isi pembelajaran yang memiliki tingkat
kedalaman dan keluasan yang mengacu pada CPL sesuai dengan kurikulum yang
dikembangkan sebagaimana tercantum dalam SNPT pasal 9, ayat (2) Standar
Nasional Pendidikan Tinggi Tahun 2015.
5. Keluasan adalah banyaknya Sub Pokok Bahasan yang tercakup dalam bahan kajian.
Misalnya dalam bahan kajian tentang “karakteristik peserta didik” terdapat 10 sub
pokok bahasan, maka keluasan bahan kajian tersebut dapat ditetapkan sebesar 10.
6. Kedalaman bahan kajian adalah tingkat kedalaman bahan kajian dilihat dari tingkat
capaian pembelajaran pada sub pokok bahasan. Hal ini dapat didasarkan pada gradasi
pengetahuan menurut taksonomi Bloom, yaitu: mengetahui = 1, memahami = 2,
menerapkan =3, dan menganalisis = 4, mengevaluasi = 5, mengkreasi = 6. Misalnya
untuk kemampuan memahami materi “karakteristik peserta didik” kedalamannya
adalah 2.7
7
Ibid, hal. 18
8
Ibid, hal. 25
9
Ibid, hal. 28
12
Analisis:
UIN SUNAN KALIJAGA
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Aspek Sikap dan Tata Nilai
13
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Aspek Pengetahuan
14
No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan
keahliannya.
2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan
3
solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya
dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi.
Menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau
4
laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.
Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di
5
bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data
Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega,
6
sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.
Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan
7 supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya.
Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah
8
tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri.
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali
9
data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
15
No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan
kelas dengan menggunakan pendekatan humanis dan transpersonal.
Berperilaku santun, inklusif, toleran, dan moderat terhadap berbagai perbedaan dan
7
keragaman
Terampil mempraktekkan edupreneur yang mendukung pengembangan potensi
8
mahasiswa.
16
MATRIK MATA KULIAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
SEMESTER PAKET 1
SEMESTER PAKET 2
SEMESTER PAKET 3
17
5 PAI414008 Fiqh 2 4 WAJIB
SEMESTER PAKET 4
SEMESTER PAKET 5
SEMESTER PAKET 6
No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK
1 PAI414030 Micro Teaching 2 WAJIB
2 PAI414032 Literasi Media dan Teknologi 4 WAJIB
pembelajaran PAI
3 PAI415033 Praktek Bisnis Pendidikan 6 WAJIB
4 PAI425027 Pedidikan Soft Skill* 2 PILIHAN
5 PAI425035 Pengembangan Profesi* 2 PILIHAN
6 PAI425034 Qiratul Kutub* 2 PILIHAN
18
7 PAI425028 Literasi Informasi Digital* 3 PILIHAN
8 PAI425036 Literasi Big Data* 4 PILIHAN
9 PAI425026 Proyek Independen* 4 PILIHAN
SEMESTER PAKET 7
SEMESTER PAKET 8
19
sebagainya. Pada semester 2 fokus pada pengembangan keilmuan dan kepribadian. Hal
ini dilihat dari mata kuliah seperti filsafat ilmu, psikologi dasar, Pendidikan inklusi dan
lain sebagainya. Pada semester 3 dan 4 mata kuliah diarahkan untuk pendalaman
materi fikih, akidah akhlak dan lain sebagainya. Pada semester 5 fokus pada
pengembangan kemampuan penelitian. Hal ini dapat terlihat dari mata kuliah seperti
mata kuliah metodologi penelitian, evaluasi pembelajaran dan lain sebagainya. Pada
semester 6 Fokus pada pengembangan kompetensi profesi yakni khususnya mata kuliah
micro teaching, praktek bisnis Pendidikan, literasi media dan teknologi pembelajaran
PAI dan sebagainya. Sedangkan pada semester 7 dan 8 fokus pada penguatan
kompetensi. Ini dapat dilihat dari mata kuliah seperti PPL, PPL KKN integratif, dan
skripsi. Berdasakan sebaran mata kuliah di atas juga dibagi berdasarkan jenis mata
kuliah. mata kuliah nasional, mata kuliah universitas, mata kuliah Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan keguruan, mata kuliah konsorsium Program Studi PAI(utama), mata kuliah Program
Studi PAI UIN Sunan Kalijaga (pendukung), mata kuliah Program Studi PAI UIN Sunan
Kalijaga (lainnya).
Berdasarkan pemetaan tersebut dapat terlihat bahan kajian yang diperlukan untuk
mencapai capaian pembelajaran yang ada. Selanjutnya dilakukan pembobotan SKS
dengan cara mengisikan atau mengurai dalam tabel yang terdiri dari kode, nama mata
kuliah, keluasan, kedalaman, beban, SKS sementara, dan SKS final. Program Studi PAI
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki mata kuliah pilihan yang ditawarkan 20 SKS,
wajib diambil 10 SKS.Dengan demikian total SKS yang wajib ditempuh adalah 157-10=
147 SKS yang terdiri dari 137 SKS wajib dan 10 SKS pilihan
20
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
1.Capaian Pembelajaran Sikap
Tabel 4 Capaian Pembelajaran Sikap
Kompetensi Kode Deskripsi
(1) (2) (3)
SIKAP S-01 Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mampu menunjukkan sikap religious,
humanis dan tidak diskriminatif.
Berperan dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
S-02 berjiwa Pancasila, nasionalis, taat hukum, empati, semangat kemandirian dan
kewirausahaan.
S-03 Menginternalisasikan nilai, norma, etika akademik dan menunjukkan tanggung jawab
atas pekerjaan di bidang keahliannya.
1. Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum
Tabel 5 Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum
Kompetensi Kode Deskripsi
(1) (2) (3)
KETERAMPIL Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis,
AN UMUM KU-1 sistematis, inovatif, mandiri, bermutu dan terukur
dengan pendekatan interdisipliner
Mampu mengambil keputusan secara tepat
KU-2 dan menyusun deskripsi saintifik dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir, yang sahih, bebas plagiasi dan
terpublikasi nasional/internasional
Mampu mengembangkan jaringan kerja dengan
KU-3 pembimbing, kolega dan sejawat baik di dalam maupun di
luar lembaganya, melakukan supervisi, evaluasi,serta
memiliki kemampuan
Bahasa asing
21
Mampu menerapkan langkah-langkah pengembangan keprofesian
dan keilmuan secara berkelanjutan, mandiri dan kolektif melalui
KK-4 pengembangan diri dalam mewujudkan kinerja diri sebagai
pendidik sejati/asisten
peneliti/mubaligh/edupreneur/jurnalistik/penggerak pendidikan
Islam.
22
3 20000011A07 Bahasa Arab IV 2 II MKKU
4 20000011A11 Sejarah Peradaban Islam 2 II MKKU
5 20000011A12 Teosofi 2 II MKKU
6 20010111B05 Statistika Pendidikan 2 II MKKF
7 20010111C08 Pemikiran Pendidikan Islam 3 II MKKIPS
8 20010111C16 Sejarah Pendidikan Islam 3 II MKKIPS
9 20010111B04 Pengelolaan Pendidikan 2 II MKKF
Jumlah SKS 20
23
NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan
1 20010111C17 Mata Kuliah Pengenalan Lapangan Satuan 2 VI MKKIPS
Pendidikan (MKPLSP)
2 20010111C18 Mata Kuliah Praktik Kerja 4 VI MKKIPS
Lapangan/Magang Kependidikan (MKPKL)
3 20010111E01 Pembelajaran Qur'an Hadits 2 VI MKKIPS
4 20010111E02 Pembelajaran Fiqh 2 VI MKKIPS
5 20010111E03 Pembelajaran Akidah Akhlak 2 VI MKKIPS
6 20010111E04 Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 2 VI MKKIPS
7 20010111E05 Perencanaan Pembelajaran PAI 2 VI MKKIPS
8 20010111E06 Etika Profesi Guru PAI 2 VI MKKIPS
9 20010111E08 Pengembangan Sumber Dan Media 2 VI MKKIPS
Pembelajaran PAI
10 20010111E07 Evaluasi Pembelajaran PAI 2 IV MKKIPS
Jumlah SKS 22
24
1 20010112D21 Pengelolaan Sekolah dan Madrasah 4 VII MKPPPS
2 20010112D22 Pengelolaan TPQ dan Madrasah Diniyah 4 VII MKPPPS
3 20010112D23 Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan 3 VII MKPPPS
4 20010112D24 Tehnik Penyusunan Renstra 3 VII MKPPPS
Pengembangan Lembaga Pendidikan
5 20010112D25 Pengelolaan Pendidikan Luar Sekolah 3 VII MKPPPS
Jumlah SKS 18
Berdasarkan sebaran mata kuliah prodi PAI UIN Maulana Malik Ibrahim di
atas dapat dilihat bahwa struktur kurikulum yang ada pada semester 1dan 2
menekankan pada kompetensi dasar. Hal ini dapat dilihat dari mata kuliah seperti
bahasa Indonesia, dasar-dasar pendidikan, pembelajaran berbasis teknologi, filsafat
ilmu, statistika pendidikan dan lain sebagainya. Pada semester 3 dan 4 mata kuliah
diarahkan untuk pendalaman materi ruang lingkup kependidikan seperti, ilmu pendidikan
islam, studi fiqih, studi al-Qur’an dan Haditsm, serta pegembangan materi fikih, akidah akhlak
dan lain sebagainya. Pada semester 5 dan 6 fokus pada pengembangan kompetensi
profesional, seperti, metode pembelajaran PAI, praktik keterampilan mengajar, evaluasi
pembelajaran dan lain sebagainya. Sedangkan pada semester 7 penguatan kompetensi
yang merujuk sebagai penunjang yang terbagi pada konsentrasi profil lulusan PAI dan
semester 8 fokus pada tugas akhir skripsi. Berdasakan sebaran mata kuliah di atas juga
dibagi berdasarkan jenis mata kuliah. mata kuliah nasional, mata kuliah universitas,
mata kuliah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, mata kuliah konsorsium Program
Studi PAI (utama), mata kuliah Program Studi PAI UIN.
Perbedaan kurikulum PAI antar institusi dapat terletak pada penelitian dan
pengembangan ilmu keislaman yang dikembangkan oleh masing-masing perguruan
tinggi, serta integrasi sains dan Islam. Membandingkan muatan kurikulum PAI di kedua
UIN tersebut, berdasarkan pengetahuan umum, muatan kurikulum PAI di UIN Sunan
Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Kalijaga mungkin memiliki kesamaan dalam hal
penguatan pemahaman agama Islam, nilai-nilai moral, sejarah Islam, dan pemahaman
terhadap al-Qur'an dan hadits. Namun tentunya juga memiliki berbagai perbedaan
25
Pada semester 1 dan 2 UIN Sunan Kalijaga memiliki mata kuliah yang
menekankan pada masalah kompetensi dasar, seperti bahasa indonesia, peradaban
Islam, Ulumul Hadits, Ulumul Qur’an, ilmu pendidikan, pengantar studi islam, filsafat
ilmu dan lain sebagainya. Pada semester ini, program kurikulum PAI UIN Sunan
Kalijaga juga memasukkan mata kuliah yang sesuai dengan paradigma Integrasi-
Interkoneksi keilmuan, yaitu islam dan sosial humaniora, Islam dan sains, pendidikan
inklusi. Sedangkan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada semester 2 selain
kompetensi dasar juga diberikan mata kuliah pembelajaran berbasis teknologi,
pengelolaan pendidikan, statistika dan kebahasaan yang mengacu pada pendalaman
dengan bobot mencapai 8 sks. Selain itu, tidak adanya mata kuliah statistika di UIN
Sunan kalijaga. Namun pada kurikulum 2016 UIN Sunan Kalijaga terdapat mata kuliah
statistika. Statistika dipandang penting karena dapat membantu mahasiswa PAI dalam
memahami data, membuat ringkasan hasil, membantu dalam pengukuran serta
pemeriksaan konsep dan meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
Berbeda dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang memberikan mata
kuliah pembelajaran teknologi sebagai mata kuliah wajib, UIN Sunan Kalijaga
memiliki program training Information and Communication Technology (ICT) yang
dipelajari selama 1 semester.
Pada semester 3-4 terdapat mata kuliah keilmuan dan kepribadian di UIN Sunan
Kalijaga seperti filsafat pendidikan islam, komunikasi pendidikan, psikologi
perkembangan peserta didik, dan lain-lain, selain itu juga sudah masuk pada
pendalaman teori. Berbeda dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang
memberikan mata kuliah bahasa inggris 6 sks, pengembangan materi, kepemimpinan
pendidikan Islam, dan lain-lain Jika kita melihat pada semester ini, dapat dikatakan
bahwa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang masih memberikan mata kuliah
kebahasaan dan pengembangan teori untuk pembelajaran.
Pada semester 3 kurikulum pai UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, terdapat
mata kuliah metodologi penelitian sebanyak 3 sks. Namun menurut peneliti, bobot SKS
yang diberikan masih kurang, karena bobot sks menunjukkan kedalaman dan keluasan
suatu mata kuliah. Bobot sks yang besar dalam mata kuliah metodologi penelitian PAI
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang metode penelitian dan keterampilan analisis data,
yang dapat membantu mereka dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas.
26
Pada semester 5-6 pengembangan teoritik baik di UIN Sunan Kalijaga dan UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki beberapa persamaan, namun terdapat
perbedaan dalam penamaan mata kuliahnya yaitu pada mata kuliah bimbingan
konseling, profesi guru, media pembelajaran, dan micro teaching.
Pada semester 1hingga semester 5 terdapat mata kuliah teoretik. Pada mata
kuliah fiqih, aqidah akhlak pada kurikulum di UIN Sunan Kalijaga terdapat 8 sks dalam
dua semester, berbeda dengan kurikulum di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tidak ada mata kuliah aqidah akhlak, juga selain itu mengenai mata kuliah fiqih terbagi
ruang lingkupnya menjadi studi fiqih, ushul fiqih, dan masail fiqih. Mata kuliah teori
Fiqih lebih fokus pada aspek hukum dan praktik dalam Islam.
Selain itu yang membedakan, kurikulum PAI di UIN Sunan Kalijaga tidak ada
mata kuliah pengembangan materi dan pembelajaran fiqih di madrasah dan lain-lain.
Sebelumnya pada kurikulum tahun 2016, terdapat mata kuliah pembelajaran, namun
pada kurikulum 2020 ini sudah ditiadakan. Mata kuliah pembelajaran di madrasah
menurut peneliti penting, karena dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan lebih,
bagaimana cara untuk mengembangkan keterampilan memahami materi dan melakukan
pembelajaran baik fiqih, aqidah akhlak dan Al-Qur’an hadits pada peserta didik.
Pada kurikulum PAI UIN Sunan Kalijaga, terdapat mata kuliah edupreneur..
Lulusan Prodi PAI diproyeksikan tidak hanya dapat menjadi guru PAI di sekolah, dapat
menjadi entrepreneur, menjadi ilmuan dalam pengembangan teori dan konsep
pendidikan Islam, serta menjadi pengelola dan praktisi di lembaga-lembaga pendidikan
Islam non formal maupun informal. Namun, bobot sks dalam mata kuliah edupreneur
sebanyak 6 sks di semester 6 ini, menurut peneliti kurang tepat, karena lebih baik pada
semester 6 ini diberikan mata kuliah yang menunjang untuk penelitian atau mata kuliah
pendukung pengembangan kompetensi mahasiswa. Selain itu juga sudah terdapat mata
kuliah kewirausahaan di semester 3.
Pada semester 7 inilah perbandingan yang cukup kontras pada mata kuliah di
UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maulana Malik Ibrahim yaitu, pada kurikulum UIN
Sunan Kalijaga fokus pada penguatan kompetensi. Ini dapat dilihat dari mata kuliah
seperti PPL, PPL KKN integratif. Sedangkan muatan kurikulum yang ada di dalam UIN
Maulana Malik Ibrahim yang merujuk pada penunjang profil lulusan PAI, terdapat
konsentrasi bidang peneliti dalam pendidikan Islam, jurnalis pendidikan, enterpreneur
dan desainer pembelajaran, konselor dan mubaligh, dan pengelola penggerak
pendidikan Islam. Sebagaimana visi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
27
memiliki semangat untuk menjadikan peserta didiknya menjadi "ulama intelek yang
profesional" atau "intelek profesional yang ulama";
Berdasarkan hasil analisis pada kurikulum PAI UIN Sunan Kalijaga, mata
kuliah yang ada tidak banyak memunculkan mata kuliah kependidikan atau keguruan
yang dikaitkan langsung dengan mata pelajaran-mata pelajaran rumpun Pendidikan
Agama Islam yang nantinya akan diajarkan di sekolah ataupun madrasah. Peneliti
memandang perlu adanya beberapa matakuliah tambahan yang mengkaji materi
pembelajaran untuk mempersiapkan kemampuannya baik dari segi kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik. Selain itu, kiranya Prodi PAI perlu juga
memasukan mata kuliah statistika sebagai mata kuliah pendukung metodologi
penelitian dalam pengolahan data penelitian.
Pada kurikulum PAI UIN Maulana Malik Ibrahim, beban sks dalam muatan
mata kuliah metodologi yang sedikit, kiranya perlu mendapat tambahan bobot sks,
karena pentingnya mata kuliah metodologi penelitian yang memungkinkan mahasiswa
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang metode penelitian dan
keterampilan analisis data, yang dapat membantu mereka dalam menghasilkan
penelitian yang berkualitas.
10
Haris, A. (2019). Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI Pada Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Al-Furqan, 7(2), 63-81.
28
prinsip Student Centered Learning (SCL). Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta perubahan dalam berbagai aspek kehidupan menuntut adanya
perubahan paradigma dalam proses pembelajaran, dari paradigma lama dimana
pembelajaran berpusat pada dosen, menuju paradigma baru yaitu pembelajaran
berpusat pada mahasiswa. Pembelajaran konvensional dikenal dengan istilah Teacher
Center Learning (TCL), sedangkan paradigma baru pembelajaran disebut Students’
Center Learning (SCL). Di tengah arus globalisasi yang semakin menguat dan di
tengah kebutuhan pembangunan sumber daya manusia dan karakter bangsa maka
dibutuhkan pencapaian kompetensi yang banyak dan variatif. Untuk itu maka tepat
sekali Jika paradigma yang digunakan adalah Student Centered Learning (SCL).11
Proses pembelajaran aktif–SCL dapat dilihat dalam skema berikut.
29
dosen menjadi penengah”. Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa dosen
bertindak sebagai fasilitator dan motivator Dalam proses pembelajaran. Dosen tidak
memberikan secara langsung materi-materi yang harus diberikan kepada mahasiswa.
Akan tetapi dosen hanya mengarahkan mahasiswa terhadap hal-hal yang harus
dipelajari. Mahasiswa harus aktif untuk mencari pengetahuan dan keterampilan.
Dalam konteks integrasi-interkoneksi, pembelajaran dapat diselipkan hal-hal yang
berhubungan dengan nilai agama. Misalnya seperti yang dilakukan oleh dosen bapak
Nur Hamidi. Dalam pembelajaran beliau, setiap sebelum memulai pelajaran beliau
meminta kepada mahasiswa secara bergiliran untuk membaca Al-Qur’an. Sedangkan
mahasiswa yang lain menyimak dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an tersebut.
30
2. Evaluasi Kurikulum Pai Di UIN Sunan Kalijaga
Dalam kurikulum 2020 mengacu KKNI dan SNPT dan kebijakan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Berparadigma Integrasi-Interkoneksi, sistem
evaluasi yang dilakukan menggunakan model penilaian rubrik. Rubrik adalah
panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang digunakan dosen dalam
melakukan penilaian dan memberi tingkatan dari hasil pekerjaan mahasiswa. Di
dalam rubrik deskriptif terdapat empat komponen, yaitu deskripsi tugas, skala nilai,
dimensi, dan deskripsi dimensi.
Dalam penilaian hasil belajar, dapat dilakukan dengan berbagai ciri, baik tes
maupun non tes. Dalam bentuknya dapat berupa tes, proyek, produk, performansi,
portofolio, pengamatan, dan wawancara. bahwa konsep ujian yang dikembangkan
tidak hanya terpaku pada sistem ujian UTS maupun UAS. Dosen diberi kemerdekaan
untuk menentukan konsep ujian yang diberikan kepada mahasiswa. Konsep ujian
yang diberlakukan disesuaikan dengan jenis mata kuliah dan capaian pembelajaran
31
yang ada. Selain itu juga mahasiswa memiliki wewenang untuk ambil bagian dalam
menentukan konsep ujian di samping dosen.
32
atmosfir pembelajaran yang kondusif, baik secara formal pada perkuliahan di
jurusan PAI maupun cara non formal mengikuti program-program di ma’had.
Ketiga, Integratif yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan
secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin
dan multidisiplin ilmu yang dikembangkan univesitas, serta penghayatan nilai-
nilai ulul Albab. Keempat, Saintifik yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih
melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga
tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah
ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, kebangsaan, dan
keumatan yang rahmatan lil alamin. Kelima, Kontekstual yaitu capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya
sebagai calon pendidik (guru) pendidikan Agama Islam di Sekolah/madrasah.
Keenam, Tematik yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi PAI
dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin yang
dipelajari melalui desain kurikulum dan bahan kajian setiap mata kuliah. Ketujuh,
Efektif yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan
mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu 4
(empat) tahun melalui pemasaran (hierarki) mata kuliah setiap semesternya.
Kedelapan, Kolaboratif yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk
menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik diperoleh
secara langsung pada proses pembelajaran melalui perkuliahan di kelas, maupun
di luar proses perkuliahan, seperti proses magang, PKL, PPM dan program
ma’had. Kesembilan, Berpusat pada mahasiswa yaitu capaian pembelajaran
lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan
kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan
dengan studi observasi, eksperimen, baik secara kelompok maupun individu.
33
b. Model-Model Pembelajaran yang diterapkan dalam Pembelajaran PAI
Model-model pembelajaran inovatif yang berpusat pada mahasiswa dan
diterapkan dalam pembelajaran prodi PAI digambarkan dalam bagan berikut:
1) Case Method
Pembelajaran kasus (case method), yakni metode belajar yang dimulai
dari identifikasi kasus-kasus, alternatif pemecahan kasus, melakukan
investigasi kasus dengan menggunakan sumber belajar, dan menyusun laporan.
Kasus dapat dipilih dari materi perkuliahan yang fenomenanya berkaitan
dengan langsung dengan kebutuhan mahasiswa untuk dicarikan alternatif
pemecahan kasus tersebut.
2) Project Based Learning
Pembelajaran berbasis projek (Project-Based Learning), yakni model
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mahasiswa secara aktif
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata dan
proyek melalui meneliti, menanggapi pertanyaan, masalah, atau tantangan
yang otentik, menarik, dan kompleks secara nyata dan proyek yang bermakna
secara pribadi dalam jangka waktu yang lebih lama. Kelebihan Pembelajaran
Berbasis Proyek antara lain, pertama; Keterkaitan antara pikiran dan perasaan.
mahasiswa secara aktif terlibat dengan proyek PBL yang memberikan
relevansi antara dunia nyata dengan pembelajaran. Mahasiswa dapat
memecahkan masalah yang penting dan bermakna bagi mereka dan komunitas
mereka. Kedua, Belajar lebih dalam. PBL mengarah pada pemahaman yang
34
lebih dalam dan retensi yang lebih besar dari pengetahuan konten. Siswa lebih
mampu menerapkan apa yang mereka ketahui pada situasi baru. Ketiga, Net-
working dan karier. Mahasiswa dapat menjalin interaksi dengan berbagai
komunitas, bisnis dan organisasi, sehingga dapat mengembangkan minat karir.
Keempat, Bertujuan. Sebuah proyek besar dapat menjadi transformatif bagi
mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menentukan tujuan dan
mengambil keputusan secara tepat. Kelima, Keterampilan menjadi sukses.
3) Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok, yaitu suatu cara atau metode pembelajaran dalam
perkuliahan yang melibatkan sekelompok mahasiswa dalam interaksi tatap
muka, dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk
menyumbankan pikiran masing-masing serta berbagi pengalaman atau
informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Dalam
diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator (pimpinan),
menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.
4) Simulasi
Simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu
peniruan terhadap sesuatu. Menurut Uno (2007), terdapat beberapa prinsip
yang harus dijalankan oleh Dosen dalam menggunakan metode simulasi dalam
pembelajaran, yaitu: pertama, penjelasan, untuk melakukan simulasi pemain
harus benar-benar memahami aturan main. 15 Oleh karena itu Dosen hendaknya
memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus
dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya. Kedua, mengawasi
(refereeing), simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan
prosedur main tertentu. Oleh karena itu Dosen harus mengawasi proses
simulasi sehingga berjalan sebagaimana seharusnya. Ketiga, melatih
(coaching), dalam simulasi pemain akan mengalami kesalahan. Oleh karena
itu Dosen harus memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga
memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Keempat,
diskusi, dalam refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu setelah selesai
simulasi, dosen mendiskusikan beberapa hal, seperti: (a) seberapa jauh
simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata (real word); (b) kesulitan-kesulitan;
15
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 12(1), 25-52.
35
(c) hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi; dan (d) bagaimana
memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dll.
5) Collaborative Learning
Pembelajaran kolaboratif, yakni sebuah upaya intelektual yang
dilakukan bersama antara mahasiswa dan dosen secara bersama-sama, saat
kedua pihak saling memahami, mencari solusi permasalahan atau membuat
sebuah produk16. Pembelajaran kolaborasi menekankan adanya prinsip-prinsip
kerja. Prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kolaborasi
tersebut adalah sebagai berikut: setiap anggota melakukan kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dan saling ketergantungan; individu-individu
bertanggung jawab atas dasar belajar dan perilaku masing-masing;
Keterampilan kooperatif dibelajarkan, dipraktekkan dan balikan (feedback)
diberikan berdasarkan bagaimana sebaiknya latihan keterampilan tersebut
diterapkan; Kelas atau kelompok didorong ke arah terjadinya pelaksanaan
suatu aktivitas kerja kelompok yang kohesif. Berikut ini langkah-langkah
pembelajaran kolaboratif.
6) Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif, yakni suatu model pembelajaran yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dengan kata lain
pembelajaran dilakukan dengan membuat sejumlah kelompok dengan jumlah
mahasiswa 2-5 anak yang bertujuan untuk saling memotivasi antar anggotanya
untuk saling membantu agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.
7) Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah, adalah adalah model pembelajaran
yang mendorong mahasiswa untuk menjadi penggerak belajar mereka sendiri.
Pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-
hari yang kompleks sebagai materi pelajaran di kelas, mendorong mahasiswa
untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan mempelajari
konsep. Problem based learning dapat dalam berbagai bentuk. Misalnya, proyek
pembelajaran berbasis masalah dapat melibatkan siswa untuk mengajukan ide
dan membuat rencana proyek mereka sendiri untuk memecahkan kebutuhan
masyarakat. Siswa dapat bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk
16
Wicaksono, S. (2016). Computer supported collaborative learning. Malang: Seribu Bintang.
36
membuat konsep, merancang, dan meluncurkan produk inovatif mereka di
depan teman sekelas dan tokoh masyarakat.
37
Kedua, evaluasi internal dari dosen, staff akademik, dan mahasiswa. Setiap
akhir semester dilakukan evaluasi akademik prodi dengan para dosen, serta secara
berkala 2-3 kali per semester dengan perwalikan mahasiswa per kelas seluruh
angkatan, serta memerhatikan masukan dari tenaga kependidikan. Hal-hal pokok yang
urgen yaitu mengenai bahan kajian, proses perkuliahan, evaluasi pembelajaran,
praktikum keterampilan dasar mengajar (KDM), hingga bentuk-bentuk integrasi riset
dengan perkuliahan dan pengabdian dengan perkuliahan. Hasil evaluasi dijadikan
sebagai bahan referensi untuk membenahi dan memperbaiki kurikulum secara
sistematis agar dapat lebih maksimal dalam meningkatkan mutu akademik. Dari
beberapa pertimbangan evaluasi di atas, maka perbaikan kurikulum selalu bertalian
satu sama lain secara terpadu, seperti pada gambar dibawah ini.
38
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis perbandingan kurikulum antara PAI di UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maulana
Malik Ibrahim memiliki urgensi karena dapat memberikan pemahaman mendalam tentang
persamaan, perbedaan, dan keunggulan masing-masing. Perbedaan dalam mata kuliah antara
UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maulana Malik Ibrahim mencerminkan keragaman pendekatan
teori, strategi pengembangan, dan fokus yang diterapkan oleh kedua institusi. Hal ini dapat
membantu pengambil kebijakan dan pihak terkait dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Islam, menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman, serta memastikan bahwa
kurikulum yang disusun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masing-masing institusi.
Analisis semacam itu juga dapat memperkuat kolaborasi antarlembaga pendidikan Islam.
Perbedaan kurikulum antara kedua universitas ini juga dapat muncul dalam pendekatan
pendidikan yang digunakan. Masing-masing universitas mungkin memiliki metodologi yang
berbeda dalam mengajarkan dan mempelajari ilmu agama Islam, yang dapat memberikan
pengalaman pendidikan yang unik bagi mahasiswa.
39
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, A., Widhiarso, W., & Fajar, Y. (2015). Eksplorasi gaya dan strategi regulasi belajar
mahasiswa yang mendukung pembelajaran berpusat mahasiswa. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Fahyuni, E. F. (2017). Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam
Studi Pemikiran Islam).
Haris, A. (2019). Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI Pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Al-Furqan, 7(2), 63-81.
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1885-Visi
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1886-Misi
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1887-Tujuan
Syafii, A. (2018). Ideologi Pendidikan Dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Mengacu Kkni
dan Snpt Berparadigma Integrasi-Interkoneksi. Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 15(2),
Tim penyusun, Sosialisasi Pembelajaran UIN Sunan Kalijaga.
Tim Penyusunan, ‘Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu Pada KKNI Dan
SN-PT’.
Wicaksono, S. (2016). Computer supported collaborative learning. Malang: Seribu Bintang
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman, 12(1)
40