Anda di halaman 1dari 40

STUDI KOMPARATIF KURIKULUM PAI: PERBANDINGAN KURIKULUM

UIN SUNAN KALIJAGA DAN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
dan Materi PAI

Dosen Pengampu :
Dr. Rohinah, S.Pd.I., M.A

Disusun oleh:
Ahmad Asron Mundofi 22204012054
Hanny Rizqiyana Nur’aliya 22204012030
Hizba Muhammad Abror 22204012067

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya makalah tentang “Studi Komparatif Kurikulum Pai:
Perbandingan Kurikulum UIN Sunan Kalijaga Dan UIN Maulana Malik Ibrahim” dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Kurikulum dan Materi PAI.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, saya mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, tak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah membimbing, teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas kelompok dan diskusi, juga kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat, khususnya penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun perbaikan
makalah ini sangat penulis harapkan dari pembaca, guna memperbaiki dan meningkatkan
pembuatan makalah atau tugas yang lainnya pada waktu mendatang.

Yogyakarta, 23 November 2023


Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UIN) di Indonesia memainkan peran


sentral dalam menjembatani antara keilmuan agama Islam dan kebutuhan zaman. Sebagai
lembaga pendidikan tinggi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang tidak
hanya relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan umum tetapi juga mampu mencetak
lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.
Menghadapi perubahan cepat dalam masyarakat dan teknologi, pengembangan
kurikulum menjadi elemen kunci dalam menjamin keberlanjutan pendidikan tinggi yang
bermutu. Meskipun UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maulana Malik Ibrahim memiliki landasan
keagamaan yang sama, perbedaan kontekstual dan karakteristik regional dapat mempengaruhi
pendekatan dan fokus dalam pengembangan kurikulum.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis komparatif terhadap
pengembangan kurikulum di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang. Pemahaman mendalam tentang perbedaan dan persamaan dalam struktur
kurikulum, pendekatan pengajaran, dan respons terhadap dinamika masyarakat akan
memberikan kontribusi penting dalam mengoptimalkan pengembangan kurikulum di kedua
institusi ini.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi
pengambil kebijakan, administrator akademik, dan dosen untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di UIN, serta dapat memberikan masukan berharga untuk pengembangan
kurikulum pada lembaga pendidikan Islam lainnya di Indonesia. Dengan memahami
perbedaan kontekstual dan mencari best practices dari kedua UIN tersebut, kita dapat
mengarahkan pengembangan kurikulum ke arah yang lebih adaptif dan responsif terhadap
kebutuhan zaman.
Berdasarkan hal tersebut, maka, penelitian ini menjadi langkah penting dalam
mendukung upaya penguatan Pendidikan Agama Islam di tingkat perguruan tinggi, serta
menjadi rujukan bagi pengembangan kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia secara lebih
luas.

3
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami KKNI dan SN-DIKTI

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah suatu landasan sistematis yang
memetakan dan mengevaluasi tingkat kualifikasi pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
Dengan tujuan utama untuk meningkatkan standar dan relevansi program-program
pendidikan, KKNI membantu dalam memfasilitasi pengakuan kualifikasi baik secara nasional
maupun internasional.

KKNI mengklasifikasikan tingkat pendidikan menjadi delapan jenjang, mulai dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi tingkat doktor. Setiap jenjang ini diarahkan pada capaian
pembelajaran yang spesifik, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diharapkan dimiliki oleh individu yang menempuh program tersebut.

Satuan Kredit Semester (SKS) digunakan sebagai ukuran beban studi, memperhitungkan
waktu belajar, metode pembelajaran, dan evaluasi. Prinsip-prinsip inklusivitas, transparansi,
akuntabilitas, dan keterlibatan stakeholders menjadi dasar KKNI, memastikan partisipasi
aktif berbagai pihak dalam pengembangan dan implementasi sistem ini. Proses implementasi
KKNI melibatkan penyelarasan kurikulum dan penilaian di setiap tingkat kualifikasi, dengan
lembaga-lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi, diharapkan untuk menyesuaikan
program-program mereka sesuai dengan standar KKNI.

5
Selain itu, sistem jaminan mutu dan keterlibatan dunia kerja dalam perancangan kurikulum
menjadi bagian integral dari KKNI, memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan
dengan kebutuhan pasar kerja.

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI) adalah kerangka kerja yang mengatur dan
menilai kualitas lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
SN DIKTI memiliki tujuan utama untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di tanah air.
Dalam implementasinya, standar ini melibatkan sejumlah aspek kunci, termasuk dimensi
akademik seperti kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian.

Sumber daya manusia, yang mencakup kualifikasi dan kinerja dosen, serta sarana dan
prasarana, juga menjadi fokus evaluasi. Aspek manajemen lembaga, tata kelola, dan
kebijakan juga menjadi bagian penting dari SN DIKTI. Proses evaluasi dilakukan oleh tim
evaluator yang melakukan kunjungan ke lembaga pendidikan tinggi untuk menilai sejauh
mana lembaga tersebut memenuhi standar yang ditetapkan dalam SN DIKTI.

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berperan sebagai lembaga


independen yang melakukan akreditasi berdasarkan SN DIKTI dan memberikan rekomendasi
perbaikan kepada lembaga yang belum memenuhi standar. Pembaruan dan pengembangan
SN DIKTI dapat terjadi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pendidikan tinggi di
Indonesia. Oleh karena itu, lembaga pendidikan tinggi diharapkan untuk terus memantau dan
memperbarui diri sesuai dengan perkembangan terbaru, dengan tujuan akhir meningkatkan
kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Secara sederhana, setiap perguruan tinggi di Indonesia termasuk PTKI harus mengacu dan
berlandaskan pada KKNI dan SN-DIKTI yang kemudian diartikulasikan dalam Visi, Misi,
Tujuan, dan Profil lulusan dalam suatu perguruan tinggi. Wujud implementasi dari hal
tersebut salah satu yang utama ialah pada rancangan kurikulum.

B. Profil Lulusan Program Studi PAI


Profil Lulusan merupakan identifikasi kompetensi dan kualifikasi lulusan yang
diharapkan dari program studi PAI di UIN Sunan Kalijaga dan UIN Malang.
1. Profil Prodi PAI UIN Sunan Kalijaga
a. Visi:

6
Unggul dan terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan keilmuan dan pendidikan
agama islam-keindonesiaan bagi peradaban.1
b. Misi:
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran PAI berbasis riset.
2) Menyelenggarakan penelitian bidang PAI berskala nasional dan internasional.
3) Menyelenggarakan publikasi bidang PAI dalam jurnal nasional dan
internasional.
4) Menyelenggarakan pengabdian bidang PAI dalam masyarakat mulikultur.
5) Memperluas jaringan kerjasama bertaraf nasional dan internasional untuk
memperkaya pengalaman dosen dan mahasiswa PAI.
6) Meningkatkan soft dan hard skills lulusan PAI.2
c. Tujuan:
1) Kepribadian: integratif, komitmen, mandiri, berpikir kritis, kreatif, dan solutif.
2) Professional: menguasai ilmu bidang PAI secara luas, mendalam, dan
komprehensif.
3) Pedagogik: menggunakan metode pengajaran sesuai konteks, menggunakan
media pembelajaran secara efektif dan efisien, mengelola kelas secara
humanis.
4) Sosial-interpersonal: asertif, empati, komunikatif-adaftif. 3
2. Profil Prodi PAI UIN Malang
a. Visi:
Terwujudnya Program Studi Pendidikan Agama Islam integratif dalam
memadukan sains dan Islam yang bereputasi internasional.
b. Misi:
1) Mencetak sarjana Pendidikan Agama Islam yang berkarakter ulul albab.
2) Menghasilkan sains Pendidikan Agama Islam yang relevan dan budaya saing
tinggi.
c. Tujuan:
1) Memberikan akses Pendidikan Agama Islam yang lebih luas kepada masyarakat.
2) Menyediakan sarjana Pendidikan Agama Islam untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

1
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1885-Visi, dikutip pada 23 November 2023 pada pukul 12.03
2
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1886-Misi, dikutip pada 23 November 2023 pada pukul 12.03
3
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1887-Tujuan, dikutip pada 23 November 2023 pada pukul 12.05

7
C. Relevansi dengan Kebutuhan Masyarakat Masa Kini
Secara fungsional, pendidikan Islam seharusnya mampu mendorong laju perubahan
menuju kemajuan peradaban. Membentuk individu yang totalitas dengan ilmu
pengetahuan serta kemuliaan akhlak menjadi peran utama dalam pendidikan Islam bagi
masyarakat.
Ilmu sebagai objek utama dalam transformasi nilai baik ilmu agama dan ilmu umum
yang sejatinya dalam Islam tidak ada pembedaan antara dua kubu keilmuan tersebut.
Konsekunesi dari pemahaman tersebut adalah dalam pendidikan Islam ilmu semestinya
dipahami secara integrative yang memiliki interkoneksitas antara satu dan yang lainnya.
Tidak ada pembedaan antara ilmu agama dan ilmu dunia seperti sains-teknologi atau
social-humaniora. Karena sejatinya dengan pemahaman dan pengamalan keduanya
memiliki manfaat sekaligus maslahat baik untuk ummat muslim dan masyarakat secara
universal. Utamanya adalah pembentukan mental dan kapabilitas intelektual yang
berkontribusi dalam menyongsong kesejahteraan baik di dunia maupun akhirat.
Azyumardi Azra menyoroti kurikulum dalam dimensi orientasinya yang tidak sekadar
pada penguatan dan pengembangan nilai agama bagi peserta didik. Kurikulum
pendidikan Islam harus juga memberikan penkanan pada penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan demikian pendidikan memiliki dimensi fungsional dalam
mempersiapkan serta membina sumber daya manusia yang utuh yang kemudian didorong
dengan karakter dan mentalitas iman, islam, dan ihsan dalam mengamalkan agama.
(Noor, 2018)
Di sisi yang lain Bangunan entitas keilmuan yang dirumuskan oleh Amin Abdullah
untuk perguruan tinggi melalui pendekatan yang memiliki interkoneksitas dan
integralistik akan melahirkan entitas keilmuan sebagaimana yang tercantum dalam
gambar berikut. (Abdullah A. , 2012, hal. 399)

8
Merujuk pada gambar di atas, kita dapat melihat bagaimana menempatkan
posisi dari hadlarah an-nash, hadlarah al-ilm, dan hadlarah al-falsafah. Hadlarah an-nash;
Qur’an dan Sunnah ditempatkan sebagai core (inti). Selanjutnya melalui pendekatan dan
metodologi yang tepat kemudian ia diuraikan secara elaborative melalui ilmu-ilmu
keagamaan dan pada gilirannya didialogkan secara integrative-interkonektif dengan
beragam keilmuan umum baik dalam disiplin social ataupun ke-alaman. (Abdullah,
2012)
Pandangan ini dilatarbelakangi oleh realita entitas keilmuan yang selama ini terisolir
antara satu dengan yang lainnya;

Selama ini, perkembangan keilmuan dan produk darinya seakan mengisolir


masing-masing entitas keilmuan antar satu dan yang lainnya. Tidak terdapat gagasan
yang mempu menjembatani setiap entitas, selain itu produk dan penelitian yang
dihasilkan setiap keilmuan tidak dapat memberi tawaran serta sumbangsih bagi entitas
lainnya.
Dialog dan interkoneksitas keilmuan baik pada tataran ontologi, epistemologi,
dan aksiologi merupakan hasil dari paradigma integrasi-interkoneksi dan pada gilirannya
mampu mewujudkan desain keilmuan dengan nuansa MIT (multidisiplin, interdisiplin,
dan transdisiplin). Dengan susunan demikian, sarjana dan produk gagasan pengetahuan
dari sarjana perguruan tinggi agama dapat memberikan tawaran sebagai pemecahan
problem kekinian yang kian lama kian kompleks.

D. Penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


Tahapan penetapan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) wajib merujuk kepada
jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang berkaitan dengan unsur keterampilan khusus
(kemampuan kerja) dan penguasaan pengetahuan dan merujuk pada SNPT yang
berkaitan dengan rumusan sikap dan keterampilan umum. Rumusan dalam KKNI dan
SNPT merupakan standar minimal. Program studi dapat menambahkan rumusan

9
kemampuan untuk memberi ciri lulusan perguruan tingginya. Deskripsi CP yang
ditetapkan oleh gabungan program studi dapat diusulkan kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama dan ditetapkan sebagai rujukan Program Studi
sejenis. Deskripsi tersebut sebagai kriteria minimal capaian pembelajaran lulusan pada
lingkungan PTKI.4
Berikut ini adalah rujukan dalam merumuskan Capaian Pembelajaran
Lulusan Program Studi:
Rujukan Capaian Pembelajaran Lulusan
No Unsur Rujukan Keterangan
1 Sikap Sesuai dengan SNPT Lihat Lampiran SNPT
pada Permenristekdikti
Nomor 44 Tahun 2015
2 Keterampilan Sesuai dengan SNPT Lihat Lampiran SNPT
Umum pada Permenristekdikti
Nomor 44 Tahun 2015
3 Keterampilan Sesuai dengan level KKNI Merujuk pada Lampiran
Khusus dalam merumuskan Perpres Nomor 8 Tahun
2012
keterampilan khusus

4 Pengetahuan Sesuai dengan level KKNI Merujuk pada Lampiran


Perpres Nomor 8 Tahun
2012
Keterangan: Penetapan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran
Lulusan merujuk pada Peraturan Direktur Jenderal Nomor 2500
Tahun 2018 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Capaian
Pembelajaran Program Studi Jendang Sarjana Pada Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam dan Fakultas Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi.
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Deskripsi CP unsur Sikap dan Keterampilan Umum diambil dari dari
SNPT bagian lampiran sesuai dengan jenjang program studi. Deskripsi
yang tertera pada lampiran tersebut merupakan standar minimal dan
dapat dikembangkan maupun ditambah dengan deskripsi capaian penciri
PTKI dan Program Studi (termasuk unsur hak dan tanggung jawab).
2. Unsur keterampilan khusus dan pengetahuan dapat merujuk pada
deskripsi KKNI unsur kemampuan dan pengetahuan sesuai dengan
jenjangnya dan dapat ditambah penciri PTKI serta Program Studi.

4
Tim Penyusunan, ‘Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu Pada KKNI Dan SN-PT’. hal,
10

10
Contohnya Jenjang S1 sesuai dengan jenjang 6 KKNI, untuk jenjang
S2 sesuai dengan jenjang 8 KKNI dan S3 sesuai dengan jenjang 9 KKNI.
3. Untuk Program Studi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dalam
merumuskan CPL, selain merujuk pada ketentuan di atas, juga dapat mengacu
pada Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan
Guru.5
CPL yang dirumuskan harus jelas, dapat diamati, diukur dan dicapai dalam proses
pembelajaran, serta dapat didemonstrasikan dan dinilai pencapaiannya. Rumusan CP
dengan seluruh unsurnya merupakan standar minimal. PTKI dapat mengembangkannya
sesuai dengan visi, misi, dan penciri khusus perguruan tinggi. Capaian pembelajaran
bidang sikap, pengetahuan, dan keterampilan tersebut tidak saja dicapai melalui
pembelajaran melalui mata kuliah, tetapi juga melalui kegiatan kemahasiswaan lainnya.
CPL tersebut dapat ditampilkan di dalam SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah).
Setiap program studi harus melengkapi profil lulusan dan capaian pembelajarannya sesuai
dengan core values, visi, misi, dan tujuan PTKI. Mata kuliah dapat diturunkan pula dari
beberapa CP sesuai dengan singgungan bahan kajian yang disusun.6

E. Penetapan Bahan Kajian


Langkah selanjutnya setelah penetapan CP adalah penentuan bahan kajian. Beberapa
hal yang diperhatikan dalam perumusan bahan kajian di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Rumusan bahan kajian dapat dianalisis pada awalnya berdasarkan unsur pengetahuan
dari CPL yang telah dirumuskan. Unsur pengetahuan ini seyogyanya menggambarkan
batas dan lingkup bidang keilmuan (keahlian) yang merupakan rangkaian bahan
kajian minimal yang harus dikuasai oleh setiap lulusan Program Studi.
2. Bahan kajian ini dapat berupa satu atau lebih cabang ilmu beserta ranting ilmunya,
atau sekelompok pengetahuan yang telah terintegrasi dalam suatu pengetahuan baru
yang sudah disepakati oleh forum Program Studi sejenis sebagai ciri bidang ilmu
Program Studi tersebut.
3. Bahan kajian merupakan unsur-unsur keilmuan program studi. Bahan kajian dapat
ditentukan berdasarkan struktur isi disiplin ilmu (body of knowledge), teknologi, dan
seni program studi

5
Ibid, hal.11
6
Ibid, hal. 17

11
4. Program studi dengan melibatkan dosen dapat mengurai bahan kajian tersebut
menjadi lebih rinci pada tingkat penguasaan, keluasan dan kedalamannya. Bahan
kajian ini kemudian menjadi standar isi pembelajaran yang memiliki tingkat
kedalaman dan keluasan yang mengacu pada CPL sesuai dengan kurikulum yang
dikembangkan sebagaimana tercantum dalam SNPT pasal 9, ayat (2) Standar
Nasional Pendidikan Tinggi Tahun 2015.
5. Keluasan adalah banyaknya Sub Pokok Bahasan yang tercakup dalam bahan kajian.
Misalnya dalam bahan kajian tentang “karakteristik peserta didik” terdapat 10 sub
pokok bahasan, maka keluasan bahan kajian tersebut dapat ditetapkan sebesar 10.
6. Kedalaman bahan kajian adalah tingkat kedalaman bahan kajian dilihat dari tingkat
capaian pembelajaran pada sub pokok bahasan. Hal ini dapat didasarkan pada gradasi
pengetahuan menurut taksonomi Bloom, yaitu: mengetahui = 1, memahami = 2,
menerapkan =3, dan menganalisis = 4, mengevaluasi = 5, mengkreasi = 6. Misalnya
untuk kemampuan memahami materi “karakteristik peserta didik” kedalamannya
adalah 2.7

F. Penentuan Mata Kuliah


Setelah bahan kajian ditentukan bobot keluasan dan kedalamannya pada setiap CP
yang ditentukan, langkah selanjutnya adalah penyusunan mata kuliah. Terdapat beberapa
hal yang dapat diperhatikan dalam menentukan mata kuliah antara lain:
1. Pola penentuan mata kuliah dapat dilakukan dengan mengelompokkan bahan kajian
yang setara, kemudian memberikan nama pada kelompok bahan kajian tersebut;
2. Nama mata kuliah disesuaikan kelazimannya dalam program studi sejenis. Hal
tersebut didasarkan atas kesamaan rumusan CPL pada program studi.8
Setiap program studi pada PTKI, untuk mewadahi profil dan penciri kompetensi,
dapat memasukkan mata kuliah penciri CPL tersebut. Adapun mata kuliah wajib yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang
harus dimasukkan oleh setiap program studi pada PTKI yaitu: 1) Agama, 2) Pancasila; 3)
Kewarganegaraan; dan 4) Bahasa Indonesia. Kajian agama pada PTKI dikembangkan
menjadi beberapa mata kuliah sesuai dengan CPL yang ditentukan.9

7
Ibid, hal. 18
8
Ibid, hal. 25
9
Ibid, hal. 28

12
Analisis:
UIN SUNAN KALIJAGA
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Aspek Sikap dan Tata Nilai

No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan


1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,
2
moral, dan etika.
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
3
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila.
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme
4
serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa.
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
5
pendapat atau temuan orisinal orang lain.
Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
6
lingkungan.
7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
9
mandiri.
10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
11 Memahami konsep integrasi-interkoneksi agama dan ilmu pendidikan.

13
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Aspek Pengetahuan

No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan


Menguasai konsep teoretis ilmu Al-Qur’an Hadis, ilmu Aqidah Akhlak, ilmu Fiqh, dan
1 ilmu Sejarah Kebudayaan Islam sebagai ilmu-ilmu agama Islam di Sekolah/Madrasah
secara mendalam.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang cara pengajaran interaktif dalam bidang
2
Al-Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam di Sekolah.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang cara melakukan penilaian bidang Al-
3 Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam di
Sekolah/Madrasah secara tepat.
4 Menguasai teori-teori pembelajaran secara komprehensif.
5 Memiliki pemahaman yang memadai tentang ilmu kurikulum PAI.
Memiliki pengetahuan memadai tentang ilmu filsafat sebagai basis mengembangkan
6
daya nalar dan kritis.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang ilmu komunikasi dan sosiologi
7
pendidikan.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang ilmu metodologi penelitian sebagai dasar
8
penyelesaian masalah secara sistematis.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang penggunaan bahasa Indonesia dan asing
9
sebagai masis dalam berkomunikasi.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang ilmu psikologi dan konseling sebagai
10
tool dalam menyelesaikan masalah pembelajaran PAI.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang ilmu media dan teknologi pembelajaran
11
yang memudahkan pembelajaran PAI.
12 Memiliki pengetahuan tentang membangun karakter melalui pembelajaran PAI.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang menjadi warga negara yang berakhlakul
13 karimah, toleran, menghargai perbedaan, bertanggungjawab, demokratis dan peduli
pada HAM.
Memiliki pemahaman yang memadai tentang edupreneurship bidang PAI yang mampu
14
menggali potensi mahasiswa.

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Aspek Keterampilan Umum

No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan


1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang

14
No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan
keahliannya.
2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan
3
solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya
dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi.
Menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau
4
laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.
Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di
5
bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data
Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega,
6
sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.
Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan
7 supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya.
Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah
8
tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri.
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali
9
data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Aspek Keterampilan Khusus

No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan


Mengajar ilmu-ilmu agama Islam (al-Qur’an hadis, aqidah akhlak, fiqh, dan sejarah
1 kebudayaan Islam) di Sekolah/Madrasah secara mendalam dengan menggunakan
strategi pembelajaran interaktif dan media pembelajaran inovatif.
Melakukan penilaian pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam (al-Qur’an hadis, aqidah
2 akhlak, fiqh, dan sejarah kebudayaan Islam) di Sekolah/Madrasah dengan
menggunakan instrumen yang tepat.
3 Menganalisis kurikulum PAI sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan IPTEKS.
Melakukan penelitian tugas akhir (skripsi) dan menyusun laporannya secara logis dan
4
sistematis.
5 Berkomunikasi aktif dengan menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
6 Mengatasi dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di

15
No Uraian Capaian Pembelajaran Lulusan
kelas dengan menggunakan pendekatan humanis dan transpersonal.
Berperilaku santun, inklusif, toleran, dan moderat terhadap berbagai perbedaan dan
7
keragaman
Terampil mempraktekkan edupreneur yang mendukung pengembangan potensi
8
mahasiswa.

16
MATRIK MATA KULIAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
SEMESTER PAKET 1

No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK


1 NAS410003 Bahasa Indonesia 2 WAJIB

2 NAS410002 Kewarganegaraan 2 WAJIB

3 NAS410001 Pancasila 2 WAJIB

4 USK411006 Peradaban Islam 2 WAJIB

5 USK411003 Ulum al Hadits 2 WAJIB

6 USK411002 Ulum al Qur'an 2 WAJIB

7 PAI414001 Ilmu Pendidikan 4 WAJIB

8 USK411001 Pengantar Studi Islam 4 WAJIB

SEMESTER PAKET 2

No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK


1 PAI414002 Filsafat Ilmu 2 WAJIB

2 USK411005 Islam dan Ilmu Sosial Humaniora 2 WAJIB

3 USK411004 Islam dan Sains 2 WAJIB

4 PAI414004 Psikologi Dasar 2 WAJIB

5 PAI414003 Pendidikan Inklusi 3 WAJIB

6 PAI414006 Fiqh 1 4 WAJIB

7 PAI414005 Sejarah Kebudayaan Islam 7 WAJIB

SEMESTER PAKET 3

No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK


1 PAI414009 Bahasa Arab 2 WAJIB

2 PAI414024 Kewirausahaan Pendidikan 2 WAJIB

3 PAI414007 Filsafat Pendidikan Islam 3 WAJIB

4 PAI414013 Komunikasi Pendidikan 3 WAJIB

17
5 PAI414008 Fiqh 2 4 WAJIB

6 PAI414011 Psikologi Pendidikan 4 WAJIB

7 PAI414012 Living Al-Qurán Hadis 6 WAJIB

SEMESTER PAKET 4

No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK


1 PAI415015 Administrasi Pendidikan 2 WAJIB

2 PAI415025 Antropologi-Sosiologi Pendidikan 2 WAJIB

3 PAI414010 Psikologi Perkembangan Peserta Didik 2 WAJIB

4 PAI414016 Aqidah Akhlak 1 4 WAJIB

5 PAI415018 Bahasa Inggris 4 WAJIB

6 PAI414017 Pendidikan Multikultural dan 4 WAJIB


Moderasi Beragama
7 PAI414014 Pengembangan Kurikulum 4 WAJIB

8 PAI425023 Isu-isu aktual dalam pendidikan* 2 PILIHAN

SEMESTER PAKET 5

No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK


1 PAI414021 Bimbingan Konseling Peserta Didik 2 WAJIB

2 PAI414020 Aqidah Akhlak 2 4 WAJIB

3 PAI414031 Evaluasi Pembelajaran PAI 4 WAJIB

4 PAI414029 Metodologi Penelitian Kualitatif 4 WAJIB

5 PAI414022 Metodologi Penelitian Kuantitatif 4 WAJIB

6 PAI414019 Strategi Pembelajaran PAI 6 WAJIB

SEMESTER PAKET 6
No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK
1 PAI414030 Micro Teaching 2 WAJIB
2 PAI414032 Literasi Media dan Teknologi 4 WAJIB
pembelajaran PAI
3 PAI415033 Praktek Bisnis Pendidikan 6 WAJIB
4 PAI425027 Pedidikan Soft Skill* 2 PILIHAN
5 PAI425035 Pengembangan Profesi* 2 PILIHAN
6 PAI425034 Qiratul Kutub* 2 PILIHAN

18
7 PAI425028 Literasi Informasi Digital* 3 PILIHAN
8 PAI425036 Literasi Big Data* 4 PILIHAN
9 PAI425026 Proyek Independen* 4 PILIHAN

SEMESTER PAKET 7

No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK


1 USK412001 Kuliah Kerja Nyata 4 WAJIB
2 USK412002 PLP 4 WAJIB

SEMESTER PAKET 8

No Kode MK Nama Mata Kuliah SKS Jenis MK


1 USK413006 Skripsi 6 WAJIB

UIN Sunan Kalijaga memiliki kurikulum yang dikembangkan yang mengacu


pada KKNI dan SNPT berparadigma Integrasi- Interkoneksi keilmuan sesuai dengan
paradigma yang dianutnya. Rumusan kurikulum dibuat untuk dapat mengintegrasikan
dan menginterkoneksikan antara ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu umum. Program
Studi maupun Fakultas dapat memunculkan nilai-nilai integrasi dan interkoneksi tersebut
dimulai dari rumusan capaian pembelajaran hingga evaluasi pembelajarannya.
Mata kuliah yang ada di dalam kurikulum Program Studi PAI merupakan turunan
dari capaian pembelajaran yang dipetakan berdasarkan bidang kajian keilmuan yang
dianut oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berdasarkan konsep integrasi interkoneksi
keilmuan. Sumber utama keilmuan dari program studi PAI adalah Al-Qur’an dan Hadist.
Al- Qur’an dan hadis ini menjadi sumber dari aspek PAI di sekolah atau madrasah yaitu
Al-Qur’an hadits, aqidah akhlak, fikih, dan sejarah kebudayaan Islam. Guna mencapai
Learning Outcome (Capaian Pembelajaran) diperlukan bidang kajian yang terbagi
kedalam tiga unsur yaitu pertama aspek keilmuan murni yang terdiri dari bidang kajian
Filsafat, Psikologi, Sosiologi, dan Antropologi. Kedua aspek keilmuan pendidikan yang
terdiri dari kajian ilmu pendidikan, administrasi pendidikan, pengembangan kurikulum
isu-isu aktual Pendidikan, evaluasi pendidikan, dan kewirausahaan. Ketiga aspek ilmu
alat yang terdiri dari, kajian penelitian, komunikasi pendidikan, bahasa, dan
kewarganegaraan.
Berdasarkan sebaran mata kuliah di atas dapat dilihat bahwa struktur kurikulum
yang ada pada semester 1 menekankan pada masalah kompetensi dasar. Ini dapat dilihat
dari mata kuliah seperti bahasa Indonesia, Ilmu Pendidikan, Ulum al Hadits lain

19
sebagainya. Pada semester 2 fokus pada pengembangan keilmuan dan kepribadian. Hal
ini dilihat dari mata kuliah seperti filsafat ilmu, psikologi dasar, Pendidikan inklusi dan
lain sebagainya. Pada semester 3 dan 4 mata kuliah diarahkan untuk pendalaman
materi fikih, akidah akhlak dan lain sebagainya. Pada semester 5 fokus pada
pengembangan kemampuan penelitian. Hal ini dapat terlihat dari mata kuliah seperti
mata kuliah metodologi penelitian, evaluasi pembelajaran dan lain sebagainya. Pada
semester 6 Fokus pada pengembangan kompetensi profesi yakni khususnya mata kuliah
micro teaching, praktek bisnis Pendidikan, literasi media dan teknologi pembelajaran
PAI dan sebagainya. Sedangkan pada semester 7 dan 8 fokus pada penguatan
kompetensi. Ini dapat dilihat dari mata kuliah seperti PPL, PPL KKN integratif, dan

skripsi. Berdasakan sebaran mata kuliah di atas juga dibagi berdasarkan jenis mata
kuliah. mata kuliah nasional, mata kuliah universitas, mata kuliah Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan keguruan, mata kuliah konsorsium Program Studi PAI(utama), mata kuliah Program
Studi PAI UIN Sunan Kalijaga (pendukung), mata kuliah Program Studi PAI UIN Sunan
Kalijaga (lainnya).
Berdasarkan pemetaan tersebut dapat terlihat bahan kajian yang diperlukan untuk
mencapai capaian pembelajaran yang ada. Selanjutnya dilakukan pembobotan SKS
dengan cara mengisikan atau mengurai dalam tabel yang terdiri dari kode, nama mata
kuliah, keluasan, kedalaman, beban, SKS sementara, dan SKS final. Program Studi PAI
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki mata kuliah pilihan yang ditawarkan 20 SKS,
wajib diambil 10 SKS.Dengan demikian total SKS yang wajib ditempuh adalah 157-10=
147 SKS yang terdiri dari 137 SKS wajib dan 10 SKS pilihan

20
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
1.Capaian Pembelajaran Sikap
Tabel 4 Capaian Pembelajaran Sikap
Kompetensi Kode Deskripsi
(1) (2) (3)
SIKAP S-01 Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mampu menunjukkan sikap religious,
humanis dan tidak diskriminatif.
Berperan dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang
S-02 berjiwa Pancasila, nasionalis, taat hukum, empati, semangat kemandirian dan
kewirausahaan.
S-03 Menginternalisasikan nilai, norma, etika akademik dan menunjukkan tanggung jawab
atas pekerjaan di bidang keahliannya.
1. Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum
Tabel 5 Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum
Kompetensi Kode Deskripsi
(1) (2) (3)
KETERAMPIL Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis,
AN UMUM KU-1 sistematis, inovatif, mandiri, bermutu dan terukur
dengan pendekatan interdisipliner
Mampu mengambil keputusan secara tepat
KU-2 dan menyusun deskripsi saintifik dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir, yang sahih, bebas plagiasi dan
terpublikasi nasional/internasional
Mampu mengembangkan jaringan kerja dengan
KU-3 pembimbing, kolega dan sejawat baik di dalam maupun di
luar lembaganya, melakukan supervisi, evaluasi,serta
memiliki kemampuan
Bahasa asing

2. Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus


Tabel 6 Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus
Kompetensi Kode Deskripsi
(1) (2) (3)
KETERAMPIL Mampu mengembangkan kurikulum Pendidikan Agama Islam di
AN KHUSUS KK-1 madrasah/sekolah yang meliputi perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran berbasis
teknologi dan kontekstual
Mampu menerapkan teori-teori pendidikan dan pembelajaran dalam
KK-2 penyusunan perangkat, pelaksanakan dan evaluasi pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah berbasis teknologi
informasi dan komunikasi
Mampu mewujudkan kebermanfaatan pembelajaran PAI melalui
KK-3 riset, mengembangkan keprofesian berkelanjutan,
mengaktualisasikan kemampuan sosial dan agama untuk
mewujudkan pendidik profesional.

21
Mampu menerapkan langkah-langkah pengembangan keprofesian
dan keilmuan secara berkelanjutan, mandiri dan kolektif melalui
KK-4 pengembangan diri dalam mewujudkan kinerja diri sebagai
pendidik sejati/asisten
peneliti/mubaligh/edupreneur/jurnalistik/penggerak pendidikan
Islam.

3. Capaian Pembelajaran Penguasaan Pengetahuan


Tabel 7 Capaian Pembelajaran Penguasaan Pengetahuan
Kompetensi Kode Deskripsi
(1) (2) (3)
Pengetahuan P-1 Mampu menganalisis filsafat pancasila, kewarganegaraan, wawasan
kebangsaan dan globalisasi
Mampu menguasai substansi materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan Pendidikan Agama Islam yang mencakup bidang keilmuan
P-2 al-qur’an-hadits, akidah-akhlak, fikih, dan sejarah kebudayaan Islam.
Mampu menganalisis konsep dasar pendidikan umum dan Islam
P-3 terintegrasi, teori belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran dalam implimentasi Pendidikan Agama Islam di
madrasah/sekolah
Mampu megembangkan struktur keilmuan, desain kurikulum dan riset
di bidang Pendidikan Agama Islam yang inovatif berlandaskan Islam
P-4 rahmatan lil alamin.
Mampu merumuskan teori-teori tentang
penelitian/dakwah/edupreneurship/jurnalistik/manajerial pendidikan
P-5 Islam dalam kerangka pengembangan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam yang kreatif dan inovatif yang berbasis nilai-nilai ulul
albab dan teknologi informasi.
MATRIK MATA KULIAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG TAHUN 2020

NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan


1 20000011A01 Pancasila 2 I MKU
2 20000011A03 Bahasa Indonesia 2 I MKU
3 20000011A04 Bahasa Arab I 2 I MKKU
4 20000011A05 Bahasa Arab II 2 I MKKU
5 20000011A10 Filsafat Ilmu 2 I MKKU
6 20010111B01 Dasar-Dasar Pendidikan 2 I MKKF
7 20010111B02 Psikologi Perkembangan dan Teori Belajar 3 I MKKF
8 20010111B08 Pembelajaran Berbasis Teknologi 2 I MKKF
Jumlah SKS 17

NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan


1 20000011A02 Kewarganegaraan 2 II MKU
2 20000011A06 Bahasa Arab III 2 II MKKU

22
3 20000011A07 Bahasa Arab IV 2 II MKKU
4 20000011A11 Sejarah Peradaban Islam 2 II MKKU
5 20000011A12 Teosofi 2 II MKKU
6 20010111B05 Statistika Pendidikan 2 II MKKF
7 20010111C08 Pemikiran Pendidikan Islam 3 II MKKIPS
8 20010111C16 Sejarah Pendidikan Islam 3 II MKKIPS
9 20010111B04 Pengelolaan Pendidikan 2 II MKKF
Jumlah SKS 20

NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan


1 20000011A08 Bahasa Inggris I 3 III MKKU
2 20000011A13 Studi Al-Qur`an dan Al-Hadits 2 III MKKU
3 20000011A14 Studi Fiqh 2 III MKKU
4 20010111C13 Sosiologi Agama 2 III MKKIPS
5 20010111B06 Metodologi Penelitian Pendidikan 3 III MKKF
6 20010111B03 Kurikulum dan Pembelajaran 2 III MKKF
7 20010111C01 Ilmu Pendidikan Islam 3 III MKKIPS
8 20010111C07 Qiroatul Kutub 3 III MKKIPS
Jumlah SKS 20
NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan
1 20000011A09 Bahasa Inggris II 3 IV MKKU
2 20010111C03 Pengembangan Materi Qur'an Hadits 4 IV MKKIPS
3 20010111C04 Pengembangan Materi Fiqh 4 IV MKKIPS
4 20010111C05 Pengembangan materi Akidah Akhlak 4 IV MKKIPS
5 20010111C06 Pengembangan Materi Sejarah Kebudayaan 4 IV MKKIPS
Islam
6 20010111C09 Kepemimpinan Pendidikan Islam 3 IV MKKIPS
Jumlah SKS 22
NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan
1 20000011A15 Kuliah Kerja Mahasiswa 2 V MKKU
2 20010111B07 Praktik Keterampilan Mengajar 3 V MKKF
3 20010111C02 Metode Khusus Pembelajaran PAI 4 V MKKIPS
4 20010111C11 Hikmatut Tasyri' 3 V MKKIPS
5 20010111C10 Bimbingan Konseling 3 V MKKIPS
6 20010111C12 Ushul Fiqh 3 V MKKIPS
7 20010111C14 Manajemen Dakwah 3 V MKKIPS
8 20010111C15 Masail Fiqh 3 V MKKIPS
Jumlah SKS 24

23
NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan
1 20010111C17 Mata Kuliah Pengenalan Lapangan Satuan 2 VI MKKIPS
Pendidikan (MKPLSP)
2 20010111C18 Mata Kuliah Praktik Kerja 4 VI MKKIPS
Lapangan/Magang Kependidikan (MKPKL)
3 20010111E01 Pembelajaran Qur'an Hadits 2 VI MKKIPS
4 20010111E02 Pembelajaran Fiqh 2 VI MKKIPS
5 20010111E03 Pembelajaran Akidah Akhlak 2 VI MKKIPS
6 20010111E04 Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam 2 VI MKKIPS
7 20010111E05 Perencanaan Pembelajaran PAI 2 VI MKKIPS
8 20010111E06 Etika Profesi Guru PAI 2 VI MKKIPS
9 20010111E08 Pengembangan Sumber Dan Media 2 VI MKKIPS
Pembelajaran PAI
10 20010111E07 Evaluasi Pembelajaran PAI 2 IV MKKIPS
Jumlah SKS 22

Mata Kuliah Pilihan Penunjang PS


NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan
1. Peneliti Dalam Pendidikan Islam

1 20010112D01 Teori-teori Sosial dalam Pendidikan 3 VII MKPPPS


2 20010112D02 Kapita Selekta Pendidikan Islam 3 VII MKPPPS
3 20010112D03 Model-model Penelitian Pendidikan 4 VII MKPPPS
(eksperimen; PTK; R&D)
4 20010112D04 Tehnik Penyusunan Proposal dan laporan 4 VII MKPPPS
Penelitian
5 20010112D05 Penyusunan Artikel Penelitian dalam Jurnal 3 VII MKPPPS
Bereputasi
2. Jurnalis Pendidikan
1 20010112D06 Pendidikan Jurnalistik 4 VII MKPPPS
2 20010112D07 Tehnik Penulisan Pemberitaan 4 VII MKPPPS
3 20010112D08 Model-Model Pemberitaan 3 VII MKPPPS
4 20010112D09 Teori-teori Sosial dalam Pendidikan 3 VII MKPPPS
5 20010112D10 Kapita Selekta Pendidikan Jurnalistik 3 VII MKPPPS
3. Enterpreneur dan Desainer Pembelajaran
1 20010112D11 Pendidikan Enterpreneurship 4 VII MKPPPS
2 20010112D12 Desain Komunikasi Visual PAI 4 VII MKPPPS
3 20010112D13 Ekonomi Islam 3 VII MKPPPS
4 20010112D14 Marketing 3 VII MKPPPS
5 20010112D15 Model-model Enterpreneur 3 VII MKPPPS
4. Konselor dan Muballigh
1 20010112D16 Psikologi Agama 4 VII MKPPPS
2 20010112D17 Metode Dakwah 4 VII MKPPPS
3 20010112D18 Sosiologi dan Konseling Dakwah Islam 3 VII MKPPPS
4 20010112D19 Pendidikan Multikultural 3 VII MKPPPS
5 20010112D20 Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an 3 VII MKPPPS
5. Pengelola dan Penggerak Pendidikan Islam

24
1 20010112D21 Pengelolaan Sekolah dan Madrasah 4 VII MKPPPS
2 20010112D22 Pengelolaan TPQ dan Madrasah Diniyah 4 VII MKPPPS
3 20010112D23 Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan 3 VII MKPPPS
4 20010112D24 Tehnik Penyusunan Renstra 3 VII MKPPPS
Pengembangan Lembaga Pendidikan
5 20010112D25 Pengelolaan Pendidikan Luar Sekolah 3 VII MKPPPS
Jumlah SKS 18

NO KODE MATA KULIAH SKS SMT Keterangan


1 20010111C19 Seminar Proposal Penelitian 1 VII MKKIPS
2 20010111C20 Komprehensif 1 VIII MKKIPS
3 20010111C21 Skripsi 6 VIII MKKIPS
Jumlah SKS 7
Total Keseluruhan SKS 150

Berdasarkan sebaran mata kuliah prodi PAI UIN Maulana Malik Ibrahim di
atas dapat dilihat bahwa struktur kurikulum yang ada pada semester 1dan 2
menekankan pada kompetensi dasar. Hal ini dapat dilihat dari mata kuliah seperti
bahasa Indonesia, dasar-dasar pendidikan, pembelajaran berbasis teknologi, filsafat
ilmu, statistika pendidikan dan lain sebagainya. Pada semester 3 dan 4 mata kuliah
diarahkan untuk pendalaman materi ruang lingkup kependidikan seperti, ilmu pendidikan
islam, studi fiqih, studi al-Qur’an dan Haditsm, serta pegembangan materi fikih, akidah akhlak
dan lain sebagainya. Pada semester 5 dan 6 fokus pada pengembangan kompetensi
profesional, seperti, metode pembelajaran PAI, praktik keterampilan mengajar, evaluasi
pembelajaran dan lain sebagainya. Sedangkan pada semester 7 penguatan kompetensi
yang merujuk sebagai penunjang yang terbagi pada konsentrasi profil lulusan PAI dan

semester 8 fokus pada tugas akhir skripsi. Berdasakan sebaran mata kuliah di atas juga
dibagi berdasarkan jenis mata kuliah. mata kuliah nasional, mata kuliah universitas,
mata kuliah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, mata kuliah konsorsium Program
Studi PAI (utama), mata kuliah Program Studi PAI UIN.
Perbedaan kurikulum PAI antar institusi dapat terletak pada penelitian dan
pengembangan ilmu keislaman yang dikembangkan oleh masing-masing perguruan
tinggi, serta integrasi sains dan Islam. Membandingkan muatan kurikulum PAI di kedua
UIN tersebut, berdasarkan pengetahuan umum, muatan kurikulum PAI di UIN Sunan
Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Kalijaga mungkin memiliki kesamaan dalam hal
penguatan pemahaman agama Islam, nilai-nilai moral, sejarah Islam, dan pemahaman
terhadap al-Qur'an dan hadits. Namun tentunya juga memiliki berbagai perbedaan

25
Pada semester 1 dan 2 UIN Sunan Kalijaga memiliki mata kuliah yang
menekankan pada masalah kompetensi dasar, seperti bahasa indonesia, peradaban
Islam, Ulumul Hadits, Ulumul Qur’an, ilmu pendidikan, pengantar studi islam, filsafat
ilmu dan lain sebagainya. Pada semester ini, program kurikulum PAI UIN Sunan
Kalijaga juga memasukkan mata kuliah yang sesuai dengan paradigma Integrasi-
Interkoneksi keilmuan, yaitu islam dan sosial humaniora, Islam dan sains, pendidikan
inklusi. Sedangkan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada semester 2 selain
kompetensi dasar juga diberikan mata kuliah pembelajaran berbasis teknologi,
pengelolaan pendidikan, statistika dan kebahasaan yang mengacu pada pendalaman
dengan bobot mencapai 8 sks. Selain itu, tidak adanya mata kuliah statistika di UIN
Sunan kalijaga. Namun pada kurikulum 2016 UIN Sunan Kalijaga terdapat mata kuliah
statistika. Statistika dipandang penting karena dapat membantu mahasiswa PAI dalam
memahami data, membuat ringkasan hasil, membantu dalam pengukuran serta
pemeriksaan konsep dan meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
Berbeda dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang memberikan mata
kuliah pembelajaran teknologi sebagai mata kuliah wajib, UIN Sunan Kalijaga
memiliki program training Information and Communication Technology (ICT) yang
dipelajari selama 1 semester.
Pada semester 3-4 terdapat mata kuliah keilmuan dan kepribadian di UIN Sunan
Kalijaga seperti filsafat pendidikan islam, komunikasi pendidikan, psikologi
perkembangan peserta didik, dan lain-lain, selain itu juga sudah masuk pada
pendalaman teori. Berbeda dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang
memberikan mata kuliah bahasa inggris 6 sks, pengembangan materi, kepemimpinan
pendidikan Islam, dan lain-lain Jika kita melihat pada semester ini, dapat dikatakan
bahwa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang masih memberikan mata kuliah
kebahasaan dan pengembangan teori untuk pembelajaran.
Pada semester 3 kurikulum pai UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, terdapat
mata kuliah metodologi penelitian sebanyak 3 sks. Namun menurut peneliti, bobot SKS
yang diberikan masih kurang, karena bobot sks menunjukkan kedalaman dan keluasan
suatu mata kuliah. Bobot sks yang besar dalam mata kuliah metodologi penelitian PAI
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang metode penelitian dan keterampilan analisis data,
yang dapat membantu mereka dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas.

26
Pada semester 5-6 pengembangan teoritik baik di UIN Sunan Kalijaga dan UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki beberapa persamaan, namun terdapat
perbedaan dalam penamaan mata kuliahnya yaitu pada mata kuliah bimbingan
konseling, profesi guru, media pembelajaran, dan micro teaching.
Pada semester 1hingga semester 5 terdapat mata kuliah teoretik. Pada mata
kuliah fiqih, aqidah akhlak pada kurikulum di UIN Sunan Kalijaga terdapat 8 sks dalam
dua semester, berbeda dengan kurikulum di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tidak ada mata kuliah aqidah akhlak, juga selain itu mengenai mata kuliah fiqih terbagi
ruang lingkupnya menjadi studi fiqih, ushul fiqih, dan masail fiqih. Mata kuliah teori
Fiqih lebih fokus pada aspek hukum dan praktik dalam Islam.
Selain itu yang membedakan, kurikulum PAI di UIN Sunan Kalijaga tidak ada
mata kuliah pengembangan materi dan pembelajaran fiqih di madrasah dan lain-lain.
Sebelumnya pada kurikulum tahun 2016, terdapat mata kuliah pembelajaran, namun
pada kurikulum 2020 ini sudah ditiadakan. Mata kuliah pembelajaran di madrasah
menurut peneliti penting, karena dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan lebih,
bagaimana cara untuk mengembangkan keterampilan memahami materi dan melakukan
pembelajaran baik fiqih, aqidah akhlak dan Al-Qur’an hadits pada peserta didik.
Pada kurikulum PAI UIN Sunan Kalijaga, terdapat mata kuliah edupreneur..
Lulusan Prodi PAI diproyeksikan tidak hanya dapat menjadi guru PAI di sekolah, dapat
menjadi entrepreneur, menjadi ilmuan dalam pengembangan teori dan konsep
pendidikan Islam, serta menjadi pengelola dan praktisi di lembaga-lembaga pendidikan
Islam non formal maupun informal. Namun, bobot sks dalam mata kuliah edupreneur
sebanyak 6 sks di semester 6 ini, menurut peneliti kurang tepat, karena lebih baik pada
semester 6 ini diberikan mata kuliah yang menunjang untuk penelitian atau mata kuliah
pendukung pengembangan kompetensi mahasiswa. Selain itu juga sudah terdapat mata
kuliah kewirausahaan di semester 3.
Pada semester 7 inilah perbandingan yang cukup kontras pada mata kuliah di
UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maulana Malik Ibrahim yaitu, pada kurikulum UIN
Sunan Kalijaga fokus pada penguatan kompetensi. Ini dapat dilihat dari mata kuliah
seperti PPL, PPL KKN integratif. Sedangkan muatan kurikulum yang ada di dalam UIN
Maulana Malik Ibrahim yang merujuk pada penunjang profil lulusan PAI, terdapat
konsentrasi bidang peneliti dalam pendidikan Islam, jurnalis pendidikan, enterpreneur
dan desainer pembelajaran, konselor dan mubaligh, dan pengelola penggerak
pendidikan Islam. Sebagaimana visi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

27
memiliki semangat untuk menjadikan peserta didiknya menjadi "ulama intelek yang
profesional" atau "intelek profesional yang ulama";
Berdasarkan hasil analisis pada kurikulum PAI UIN Sunan Kalijaga, mata
kuliah yang ada tidak banyak memunculkan mata kuliah kependidikan atau keguruan
yang dikaitkan langsung dengan mata pelajaran-mata pelajaran rumpun Pendidikan
Agama Islam yang nantinya akan diajarkan di sekolah ataupun madrasah. Peneliti
memandang perlu adanya beberapa matakuliah tambahan yang mengkaji materi
pembelajaran untuk mempersiapkan kemampuannya baik dari segi kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogik. Selain itu, kiranya Prodi PAI perlu juga
memasukan mata kuliah statistika sebagai mata kuliah pendukung metodologi
penelitian dalam pengolahan data penelitian.
Pada kurikulum PAI UIN Maulana Malik Ibrahim, beban sks dalam muatan
mata kuliah metodologi yang sedikit, kiranya perlu mendapat tambahan bobot sks,
karena pentingnya mata kuliah metodologi penelitian yang memungkinkan mahasiswa
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang metode penelitian dan
keterampilan analisis data, yang dapat membantu mereka dalam menghasilkan
penelitian yang berkualitas.

G. Metode Pengajaran Dan Evaluasi Kurikulum Pai Di Uin Sunan Kalijaga


1. Metode Pembelajaran Pai Di UIN Sunan Kalijaga
Di dalam kurikulum 2020 mengacu KKNI dan SNPT dan kebijakan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang Berparadigma Integrasi-Interkoneksi ilmu
dan nilai-nilai keislaman dalam rangka Outcome Based Education. Pembelajaran
dalam perkuliahan PAI dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran yang
inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran baik mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara optimal, maupun relevansinya dengan
kehidupan nyata.10
Metode yang diterapkan di Program Studi pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah menggunakan

10
Haris, A. (2019). Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI Pada Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Al-Furqan, 7(2), 63-81.

28
prinsip Student Centered Learning (SCL). Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta perubahan dalam berbagai aspek kehidupan menuntut adanya
perubahan paradigma dalam proses pembelajaran, dari paradigma lama dimana
pembelajaran berpusat pada dosen, menuju paradigma baru yaitu pembelajaran
berpusat pada mahasiswa. Pembelajaran konvensional dikenal dengan istilah Teacher
Center Learning (TCL), sedangkan paradigma baru pembelajaran disebut Students’
Center Learning (SCL). Di tengah arus globalisasi yang semakin menguat dan di
tengah kebutuhan pembangunan sumber daya manusia dan karakter bangsa maka
dibutuhkan pencapaian kompetensi yang banyak dan variatif. Untuk itu maka tepat
sekali Jika paradigma yang digunakan adalah Student Centered Learning (SCL).11
Proses pembelajaran aktif–SCL dapat dilihat dalam skema berikut.

Dalam pembelajaran aktif-SCL para mahasiswa memiliki dan memanfaatkan


peluang atau keleluasaan untuk mengembangkan segenap kapasitas dan
kemampuannya (prior knowledge and experience). Menurut Rogers, SCL merupakan
hasil dari transisi perpindahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan
dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini
terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi atmosfir pembelajaran yang
menyebabkan mahasiswa menjadi pasif, bosan dan resisten.12
Seperti contoh di dalam pembelajaran mata kuliah sejarah kebudayaan Islam
digunakan metode pembelajaran berbasis produk. Mahasiswa dituntut untuk dapat
membuat buku. Setiap mahasiswa dituntut untuk dapat membuat 9 strategi SKI
rekonstruktif berbasis multiple intelegent. Mahasiswa dituntut untuk benar-benar
membuat karya Bukan hanya wacana. Dari 4 kelas menghasilkan 4 buku. Buku karya
mahasiswa ini kemudian diberikan ke Sekolah yang dianggap membutuhkan.
Sehingga stakeholder benar-benar dapat langsung merasakan hasil dari proses
pembelajaran.13
Salah satu mahasiswa menjelaskan “Secara umum dosen hanya memberikan
pengarahan, tidak langsung berikan inti dari pembelajaran tersebut. Selebihnya dari
mahasiswa itulah yang aktif untuk mencari. Jika terjadi perbedaan, maka di situlah
11
PENYUSUN, T. SOSIALISASI PEMBELAJARAN UIN SUNAN KALIJAGA.
12
Asmadi, A., Widhiarso, W., & Fajar, Y. (2015). Eksplorasi gaya dan strategi regulasi belajar mahasiswa
yang mendukung pembelajaran berpusat mahasiswa. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
13
Syafii, A. (2018). IDEOLOGI PENDIDIKAN DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
MENGACU KKNI DAN SNPT BERPARADIGMA INTEGRASI-INTERKONEKSI. Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 15(2), 146-159.

29
dosen menjadi penengah”. Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa dosen
bertindak sebagai fasilitator dan motivator Dalam proses pembelajaran. Dosen tidak
memberikan secara langsung materi-materi yang harus diberikan kepada mahasiswa.
Akan tetapi dosen hanya mengarahkan mahasiswa terhadap hal-hal yang harus
dipelajari. Mahasiswa harus aktif untuk mencari pengetahuan dan keterampilan.
Dalam konteks integrasi-interkoneksi, pembelajaran dapat diselipkan hal-hal yang
berhubungan dengan nilai agama. Misalnya seperti yang dilakukan oleh dosen bapak
Nur Hamidi. Dalam pembelajaran beliau, setiap sebelum memulai pelajaran beliau
meminta kepada mahasiswa secara bergiliran untuk membaca Al-Qur’an. Sedangkan
mahasiswa yang lain menyimak dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an tersebut.

30
2. Evaluasi Kurikulum Pai Di UIN Sunan Kalijaga
Dalam kurikulum 2020 mengacu KKNI dan SNPT dan kebijakan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Berparadigma Integrasi-Interkoneksi, sistem
evaluasi yang dilakukan menggunakan model penilaian rubrik. Rubrik adalah
panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang digunakan dosen dalam
melakukan penilaian dan memberi tingkatan dari hasil pekerjaan mahasiswa. Di
dalam rubrik deskriptif terdapat empat komponen, yaitu deskripsi tugas, skala nilai,
dimensi, dan deskripsi dimensi.
Dalam penilaian hasil belajar, dapat dilakukan dengan berbagai ciri, baik tes
maupun non tes. Dalam bentuknya dapat berupa tes, proyek, produk, performansi,
portofolio, pengamatan, dan wawancara. bahwa konsep ujian yang dikembangkan
tidak hanya terpaku pada sistem ujian UTS maupun UAS. Dosen diberi kemerdekaan
untuk menentukan konsep ujian yang diberikan kepada mahasiswa. Konsep ujian
yang diberlakukan disesuaikan dengan jenis mata kuliah dan capaian pembelajaran

31
yang ada. Selain itu juga mahasiswa memiliki wewenang untuk ambil bagian dalam
menentukan konsep ujian di samping dosen.

H. METODE PENGAJARAN DAN EVALUASI KURIKULUM PAI DI UIN


MAULANA MALIK IBRAHIM
1. Metode Pembelajaran Pai Di UIN Malik Ibrahim
Prodi PAI menggunakan berbagai bentuk dan metode pembelajaran yang
berbasis pada pendekatan Student Centre Learning (SLC). Pembelajaran dengan
menerapkan konsep Student Centered Leaning (SCL) membuat mahasiswa dapat
berperan aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, serta mampu bertanggung jawab
dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya. Pembelajaran dalam
perkuliahan PAI dilaksanakan dengan menggunakan berbagai strategi dan teknik yang
menantang, mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis bereksplorasi, berkreasi dan
bereksperimen dengan memanfaatkan aneka sumber belajar. Hal ini sesuai dengan
Permendikbud No.3 Tahun 2020 pasal 11, ayat 10 yang menyatakan bahwa salah satu
karakteristik proses pembelajaran yang memenuhi kriteria minimal untuk memperoleh
CPL, adalah proses pembelajaran berpusat pada mahasiswa. Pada ayat (1) menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan (CPL) diraih melalui proses pembelajaran yang
mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
pengetahuan.14
a. Karakteristik Pembelajaran yang Berlangsung Pada Prodi PAI
Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung di ruang kelas,
laboratorium microteaching, ma’had, perpustakaan, dan di taman kampus yang
asri. Pembelajaran yang berlangsung di program studi PAI memiliki sifat atau
karakteristik yang interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik,
efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa. Seperti yang digambarkan
dalam ilustrasi berikut; Pertama, Interaktif yaitu suatu capaian pembelajaran
lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa
dan dosen, mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan murobbi,
mahasiswa dengan musyrif, serta didukung dengan budaya lingkungan ma’had
yang memadahi. Kedua, Holistik yaitu proses pembelajaran mendorong
terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi
14
Fahyuni, E. F. (2017). Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam Studi
Pemikiran Islam).

32
atmosfir pembelajaran yang kondusif, baik secara formal pada perkuliahan di
jurusan PAI maupun cara non formal mengikuti program-program di ma’had.
Ketiga, Integratif yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan
secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin
dan multidisiplin ilmu yang dikembangkan univesitas, serta penghayatan nilai-
nilai ulul Albab. Keempat, Saintifik yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih
melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga
tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah
ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, kebangsaan, dan
keumatan yang rahmatan lil alamin. Kelima, Kontekstual yaitu capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya
sebagai calon pendidik (guru) pendidikan Agama Islam di Sekolah/madrasah.
Keenam, Tematik yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi PAI
dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin yang
dipelajari melalui desain kurikulum dan bahan kajian setiap mata kuliah. Ketujuh,
Efektif yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan
mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu 4
(empat) tahun melalui pemasaran (hierarki) mata kuliah setiap semesternya.
Kedelapan, Kolaboratif yaitu capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk
menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik diperoleh
secara langsung pada proses pembelajaran melalui perkuliahan di kelas, maupun
di luar proses perkuliahan, seperti proses magang, PKL, PPM dan program
ma’had. Kesembilan, Berpusat pada mahasiswa yaitu capaian pembelajaran
lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan
kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan
dengan studi observasi, eksperimen, baik secara kelompok maupun individu.

33
b. Model-Model Pembelajaran yang diterapkan dalam Pembelajaran PAI
Model-model pembelajaran inovatif yang berpusat pada mahasiswa dan
diterapkan dalam pembelajaran prodi PAI digambarkan dalam bagan berikut:
1) Case Method
Pembelajaran kasus (case method), yakni metode belajar yang dimulai
dari identifikasi kasus-kasus, alternatif pemecahan kasus, melakukan
investigasi kasus dengan menggunakan sumber belajar, dan menyusun laporan.
Kasus dapat dipilih dari materi perkuliahan yang fenomenanya berkaitan
dengan langsung dengan kebutuhan mahasiswa untuk dicarikan alternatif
pemecahan kasus tersebut.
2) Project Based Learning
Pembelajaran berbasis projek (Project-Based Learning), yakni model
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mahasiswa secara aktif
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata dan
proyek melalui meneliti, menanggapi pertanyaan, masalah, atau tantangan
yang otentik, menarik, dan kompleks secara nyata dan proyek yang bermakna
secara pribadi dalam jangka waktu yang lebih lama. Kelebihan Pembelajaran
Berbasis Proyek antara lain, pertama; Keterkaitan antara pikiran dan perasaan.
mahasiswa secara aktif terlibat dengan proyek PBL yang memberikan
relevansi antara dunia nyata dengan pembelajaran. Mahasiswa dapat
memecahkan masalah yang penting dan bermakna bagi mereka dan komunitas
mereka. Kedua, Belajar lebih dalam. PBL mengarah pada pemahaman yang

34
lebih dalam dan retensi yang lebih besar dari pengetahuan konten. Siswa lebih
mampu menerapkan apa yang mereka ketahui pada situasi baru. Ketiga, Net-
working dan karier. Mahasiswa dapat menjalin interaksi dengan berbagai
komunitas, bisnis dan organisasi, sehingga dapat mengembangkan minat karir.
Keempat, Bertujuan. Sebuah proyek besar dapat menjadi transformatif bagi
mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menentukan tujuan dan
mengambil keputusan secara tepat. Kelima, Keterampilan menjadi sukses.
3) Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok, yaitu suatu cara atau metode pembelajaran dalam
perkuliahan yang melibatkan sekelompok mahasiswa dalam interaksi tatap
muka, dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk
menyumbankan pikiran masing-masing serta berbagi pengalaman atau
informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Dalam
diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator (pimpinan),
menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.
4) Simulasi
Simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu
peniruan terhadap sesuatu. Menurut Uno (2007), terdapat beberapa prinsip
yang harus dijalankan oleh Dosen dalam menggunakan metode simulasi dalam
pembelajaran, yaitu: pertama, penjelasan, untuk melakukan simulasi pemain
harus benar-benar memahami aturan main. 15 Oleh karena itu Dosen hendaknya
memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus
dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya. Kedua, mengawasi
(refereeing), simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan
prosedur main tertentu. Oleh karena itu Dosen harus mengawasi proses
simulasi sehingga berjalan sebagaimana seharusnya. Ketiga, melatih
(coaching), dalam simulasi pemain akan mengalami kesalahan. Oleh karena
itu Dosen harus memberikan saran, petunjuk, atau arahan sehingga
memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Keempat,
diskusi, dalam refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu setelah selesai
simulasi, dosen mendiskusikan beberapa hal, seperti: (a) seberapa jauh
simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata (real word); (b) kesulitan-kesulitan;

15
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 12(1), 25-52.

35
(c) hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi; dan (d) bagaimana
memperbaiki/meningkatkan kemampuan simulasi, dll.
5) Collaborative Learning
Pembelajaran kolaboratif, yakni sebuah upaya intelektual yang
dilakukan bersama antara mahasiswa dan dosen secara bersama-sama, saat
kedua pihak saling memahami, mencari solusi permasalahan atau membuat
sebuah produk16. Pembelajaran kolaborasi menekankan adanya prinsip-prinsip
kerja. Prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kolaborasi
tersebut adalah sebagai berikut: setiap anggota melakukan kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dan saling ketergantungan; individu-individu
bertanggung jawab atas dasar belajar dan perilaku masing-masing;
Keterampilan kooperatif dibelajarkan, dipraktekkan dan balikan (feedback)
diberikan berdasarkan bagaimana sebaiknya latihan keterampilan tersebut
diterapkan; Kelas atau kelompok didorong ke arah terjadinya pelaksanaan
suatu aktivitas kerja kelompok yang kohesif. Berikut ini langkah-langkah
pembelajaran kolaboratif.
6) Cooperative Learning
Pembelajaran kooperatif, yakni suatu model pembelajaran yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dengan kata lain
pembelajaran dilakukan dengan membuat sejumlah kelompok dengan jumlah
mahasiswa 2-5 anak yang bertujuan untuk saling memotivasi antar anggotanya
untuk saling membantu agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.
7) Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah, adalah adalah model pembelajaran
yang mendorong mahasiswa untuk menjadi penggerak belajar mereka sendiri.
Pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-
hari yang kompleks sebagai materi pelajaran di kelas, mendorong mahasiswa
untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan mempelajari
konsep. Problem based learning dapat dalam berbagai bentuk. Misalnya, proyek
pembelajaran berbasis masalah dapat melibatkan siswa untuk mengajukan ide
dan membuat rencana proyek mereka sendiri untuk memecahkan kebutuhan
masyarakat. Siswa dapat bekerja secara mandiri atau dalam kelompok untuk

16
Wicaksono, S. (2016). Computer supported collaborative learning. Malang: Seribu Bintang.

36
membuat konsep, merancang, dan meluncurkan produk inovatif mereka di
depan teman sekelas dan tokoh masyarakat.

2. Evaluasi Kurikulum Pai Di UIN Malik Ibrahim


Peninjauan dan pemutakhiran kurikulum Prodi Pendidikan Agama Islam
didasarkan pada hasil evaluasi sebagai berikut: Pertama, evaluasi kurikulum
Prodi PAI juga mengacu pada analisis eksternal kampus. Secara eksternal,
memerhatikan masukan-masukan dari: a) hasil umpan balik (Feedback) dari
pengguna lulusan (stakeholders) dengan respon sangat baik, seperti tersaji pada
grafik 1. b) hasil penelusuran lulusan prodi PAI yang terserap pada dunia kerja
(sebanyak 81,99% menjadi pendidik/guru dan wirausaha/lainnya 18,01%) seperti
tampak pada grafik 2. Keterserapan lulusan prodi PAI sangat baik, dengan
kesesuaian keilmuan yang diperoleh selama di kampus. c) program kemitraan
Tridharma antara prodi dengan dunia kerja yang mendukung proses
pembelajaran, seperti tempat magang, praktik kerja, penelitian dan pengabdian. d)
asosiasi prodi PAI Indonesia sebagai sarana komunikasi antar prodi yang
memberikan rekomendasi kebijakan yang dihasilkan melalui divisi bidang
pendidikan dan kurikulum.

37
Kedua, evaluasi internal dari dosen, staff akademik, dan mahasiswa. Setiap
akhir semester dilakukan evaluasi akademik prodi dengan para dosen, serta secara
berkala 2-3 kali per semester dengan perwalikan mahasiswa per kelas seluruh
angkatan, serta memerhatikan masukan dari tenaga kependidikan. Hal-hal pokok yang
urgen yaitu mengenai bahan kajian, proses perkuliahan, evaluasi pembelajaran,
praktikum keterampilan dasar mengajar (KDM), hingga bentuk-bentuk integrasi riset
dengan perkuliahan dan pengabdian dengan perkuliahan. Hasil evaluasi dijadikan
sebagai bahan referensi untuk membenahi dan memperbaiki kurikulum secara
sistematis agar dapat lebih maksimal dalam meningkatkan mutu akademik. Dari
beberapa pertimbangan evaluasi di atas, maka perbaikan kurikulum selalu bertalian
satu sama lain secara terpadu, seperti pada gambar dibawah ini.

38
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis perbandingan kurikulum antara PAI di UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maulana
Malik Ibrahim memiliki urgensi karena dapat memberikan pemahaman mendalam tentang
persamaan, perbedaan, dan keunggulan masing-masing. Perbedaan dalam mata kuliah antara
UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maulana Malik Ibrahim mencerminkan keragaman pendekatan
teori, strategi pengembangan, dan fokus yang diterapkan oleh kedua institusi. Hal ini dapat
membantu pengambil kebijakan dan pihak terkait dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Islam, menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman, serta memastikan bahwa
kurikulum yang disusun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masing-masing institusi.
Analisis semacam itu juga dapat memperkuat kolaborasi antarlembaga pendidikan Islam.

Perbedaan kurikulum antara kedua universitas ini juga dapat muncul dalam pendekatan
pendidikan yang digunakan. Masing-masing universitas mungkin memiliki metodologi yang
berbeda dalam mengajarkan dan mempelajari ilmu agama Islam, yang dapat memberikan
pengalaman pendidikan yang unik bagi mahasiswa.

39
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, A., Widhiarso, W., & Fajar, Y. (2015). Eksplorasi gaya dan strategi regulasi belajar
mahasiswa yang mendukung pembelajaran berpusat mahasiswa. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Fahyuni, E. F. (2017). Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Prinsip dan Aplikasi dalam
Studi Pemikiran Islam).
Haris, A. (2019). Penerapan Kurikulum Berbasis KKNI Pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Al-Furqan, 7(2), 63-81.
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1885-Visi
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1886-Misi
https://pai.uin-suka.ac.id/id/page/prodi/1887-Tujuan
Syafii, A. (2018). Ideologi Pendidikan Dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Mengacu Kkni
dan Snpt Berparadigma Integrasi-Interkoneksi. Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 15(2),
Tim penyusun, Sosialisasi Pembelajaran UIN Sunan Kalijaga.
Tim Penyusunan, ‘Panduan Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu Pada KKNI Dan
SN-PT’.
Wicaksono, S. (2016). Computer supported collaborative learning. Malang: Seribu Bintang
Yusri, Y. (2017). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman, 12(1)

40

Anda mungkin juga menyukai