Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL OBSERVASI

ANALISIS PEMBELAJARAN (PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI)


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTsN 2 LOMBOK BARAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pembelajaran PAI di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi

Dosen Pengampu: Dr. Nurhilaliati, M.Ag.

OLEH:
KARTINI
220401007

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,,,,wr...wb.

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua
pengikutnya. Amin.
Kami menyusun laporan hasil observasi ini sebagai wujud pelaksanaan tugas mata
kuliah pembelajaran PAI di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi yang telah diberikan
oleh Ibu dosen Dr. Nurhilaliati, M.Ag. Laporan ini disusun agar kita dapat semakin
memahami mengenai model pembelajaran PAI secara langsung di Madrasah .
Ungkapan rasa terimakasih kepada Ibu Dr. Nurhilaliati, M.Ag yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan observasi ini
masih jauh dari kata sempurna namun penulis berharap laporan hasil observasi ini bisa
bermanfaat dan menambah wawasan, mohon maaf apabila ada kekurangan dan kekeliruan
dalam penulisan laporan hasil observasi ini. Sebagaimana dimaklumi, kami sedang berada
dalam taraf belajar. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif pembaca sangat kami harapkan
untuk bisa lebih baik kedepannya terimakasih.
Wassaalam….wr…wb.

Mataram, 11 Oktober 2023

Kartini
ANALISIS PEMBELAJARAN (PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTsN 2 LOMBOK BARAT

KARTINI
Program Studi S-2 Pendidikan Agama Islam UIN Mataram
Email: 220401007.mhs.@uinmataram.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi pembelajaran PAI di MTsN 2 Lombok Barat. Penelitian ini akan difokuskan
pada pembelajaran PAI yaitu pelajaran Aqidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan
Sejarah Kebudayan Islam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yaitu
suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data dari
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan dengan
data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.
Simpulan secara umum observasi ini Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Lombok
Barat mengatur seluruh proses pembelajaran, terkhusus juga bagi pelajaran PAI yang
didalamnya terdapat pembelajaran Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan
Sejarah Kebudayaan Islam. dalam perencanaan tersebut dirumuskan pembahasan
tentang rencana-rencana yang terkait dengan administrasi pembelajaran, budaya
madrasah, program-program belajar selama masa satu tahun ke depan dan hal ini
berlaku bagi seluruh mata pelajaran termasuk mata pelajaran PAI (Akidah Ahlak, Al-
Qur’an Hadis, Fikih dan SKI). MTsN 2 Lombok Barat telah melaksanakan proses
pembelajaran, yang di dalamnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Evaluasi yang diperoleh peserta didik, guru dapat mengetahui peserta didik dimana
yang sudah berhak melanjutkan pelajaran karena sudah berhasil menguasai materi,
maupun mengetahui peserta didik yang belum berhasil menguasai materi. Guru
MTsN 2 Lombok Barat terutama yang mengampu mata pelajaran akidah ahlak, al-
qur’an hadis, Fikih dan SKI semua sudah guru PNS sesuai jurusan masing-masing
dan sudah sering mengikuti diklat atau pelatihan- pelatihan.

Kata Kunci: Analisis, Pembelajaran, PAI.


PENDAHULUAN
Sebagai abdi masyarakat, guru dituntut berperan aktif mendidik masyarakat dari
belenggu keterbelakangan menuju masa depan yang gemilang. Namun yang harus dipahami
oleh seorang guru, sebagaimana dikemukakan bahwa tugas guru sehari-hari adalah
melaksanakan layanan belajar kepada peserta didik sesuai dengan sistem kerja yang berlaku,
sesuai dengan tujuan pendidikan yang dituangkan ke dalam kurikulum, menyajikannya
berdasarkan metode mengajar dan menilai kemajuan untuk mengetahui ketercapaiannya.
Madrasah Tsanawiyah sebagai lembaga pendidikan formal disebutkan dalam PP Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan pada pasal 1 ayat 14
disebutkan bahwa Madrasah Tsanawiyah, yang selanjutnya disingkat MTs, adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan
pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SD,MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SD atau MI.
Di pelaksanaan pembelajaran yang aktif peserta didik tidak hanya disodorkan dengan
materi-materi yang beragam, namun lebih cenderung fokus kepada metodenya. Beberapa
orang mengatakan bahwa metode pembelajaran jauh lebih penting dibanding materi
pembelajaran itu sendiri, dalam suatu realita bahwa kiat penyampaian berorientasi
komunikatif akan lebih disenangi oleh peserta didik, walaupun sebenarnya materi yang
disampaikan sesungguhnya tidak terlalu disenangi, namun ada sebaliknya juga meski materi
cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang tidak menarik, maka materi itu sendiri
kurang dapat dicerna oleh peserta didik.1
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa “pendidikan
dirumuskan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akang datang”. Sedangkan, “
artipendidikan dalam pengertian yang lebih luas adalah meliputi perbuatan atau semua usaha
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalaman, kecakapan serta
keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan diri mereka agar
dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah.2
Setiap peserta didik dalam mencapai sukses belajar mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda. Ada peserta didik yang dapat mencapai nya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak
pula peserta didik yang mengalami kesulitan. Begitu juga yang terjadi di MTsN 2 Lombok
Barat yang terdiri dari berbagai latar belakang peserta didik dengan kemampuan yang
berbeda-beda tentunya membutuhkan pola pembelajaran yang menuntut mereka dapat
memahami apa yang mereka pelajari, tidak seperti sekarang ini yang terjadi guru banyak
berceramah dalam memberikan pembelajaran yang tentunya akan menyamakan semua
peserta didik dalam tahap kemampuan yang sama dan peserta didik lebih banyak pasif dalam
proses pembelajaran yang dilakukan.
1
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 39.
2
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. II, 2.
Tampaknya perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar
dan interaksi peneliti dan peserta didik. Dalam proses belajar mengajar diperlukan keahlian
yang dapat membuat proses belajar mengajar lebih berhasil, untuk mempelajari sesuatu yang
baik, belajar aktif membantu untuk mendengarnya, melihatnya mengajukan pertanyaan
tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikanya dengan yang lain, yang paling penting peserta
didik perlu melakukannya, memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh- contoh,
mencoba keterampilan-keterampilan dan melakukan tugastugas yang tergantung pada
pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang harus mereka capai.
Pendidikan Agama Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreativitas peserta
didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri, dan
bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara, serta agama.
Dalam dinamika semacam itu, berbagai metode perlu diupayakan sebagai alternatif
pemecahan.Posisi ini berhadapan dengan universal ajaran Islam yang selalu bisa mengimbangi
perkembangan zaman, sehingga peneliti memandang pentingnya metode alternatif untuk
menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam.Analisis mengenai sasaran pendidikan Islam secara
ilmiah memerlukan sistem pendekatan, orientasi, model yang sejalan dengan karakteristik
(ciri-ciri) sasaran yang hendak di deskripsikan, dan dijelaskan.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah menghadirkan pembelajaran aktif pada
setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran aktif di sini dapat diartikan bahwa
tidak hanya pengajar yang menjadi sumber belajar satu–satunya. Peserta didik diharapkan
dapat melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Belajar bersama merupakan salah satu cara untuk memberikan semangat anak didik
dalam menerima pelajaran dari pendidik. Anak didik yang tidak bergairah belajar seorang diri
akan menjadi bergairah bila dia dilibatkan dalam kerja kelompok.3

LANDASAN TEORI
A. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Perencanaan pembelajaran PAI
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan pembelajaran dapat diartikan
sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala
potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu
sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya
belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan
sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.4
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menyatakan bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputisilabus
3
Syaiful Bahrie Djamarah, Pendidik dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), 68.
4
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kecana, 2009), 26.
dan rencanapelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang- kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumberbelajar, dan penilaian hasil
belajar.5
2. Pelaksanaan pembelajaran PAI
Pendidikan agama Islam yang telah diatur dalam kurikulum itu dapat
direalisasikan, maka harus dilakukan dengan menggunakan proses yaitu proses
belajar mengajar. Sebab dalam “proses belajar mengajar pada intinya tertumpu
pada suatu persoalan yaitu bagaimana guru memberikan kemungkinan pada
siswa agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif atau dapat mencapai
hasil sesuai dengan tujuan”.6 Pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), meliputi kegiatan
pendahuluan inti dan penutup.
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib melaksanakan:
a. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh
dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang peserta didik;
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
c. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan
silabus.
d. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran; dan
e. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.7
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukupbagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaranyang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.Dalam kegiatan penutup,
guru:(1)Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman
atau simpulan pelajaran.(2)Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
(3)Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
5
Peraturan Pemerintah, Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Bab IV pasal 20.
6
Suyadi, “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Smk Negeri 1 Lais
Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin,” IAIN Raden Falah Lampung (2014): 1–10.
7
lestari Soleha Putri, “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri
Gohong Rawai Ii Kecamatan Rungan Kabupaten Gunung MaS,” IAIN Palangkaraya (2019): 23–24.
(4)Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.(5)Menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.8
3. Evaluasi pembelajaran PAI
Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Evaluasi pembelajaran
PAI menekankan pada evaluasi formatif, dengan asumsi bahwa setiap peserta didik
memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang lebih maju dan meningkat
secara berkelanjutan, serta kemampuannya untuk membangun mayarakat yang lebih
baik dengan memerankan ilmu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat, sehingga diperlukan upaya peningkatan kemampuan, minat, bakat dan
prestasi belajarnya seacara terus menerus melalui pemberian umpan balik.
Disamping itu, karena pembelajaran PAI berwawasan rekonstruksi sosiallebih
menekankan pada belajar kelompok yang dinamis, kooperatif dan kolaboratif, maka
evaluasi atau penilaiannya juga dilakukan secara kooperatif.9

B. Pengawasan pembelajaran PAI


Secara khusus pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah pengawas
yang diberi tugas untuk melakukan pengawasan pada penyelenggaraan Pendidikan
Agama Islam pada sekolah. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Agama
Nomor 2 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2013. Di
dalamnya disebutkan bahwa pengawas PAI adalah guru Pegawai Negeri Sipil yang
diangkat dalam jabatan fungsional pengawas PAI yang bertugas, bertanggung
jawab, dan memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan penyelenggaraan
Pendidikan Agama Islam pada sekolah. Sekolah yang dimaksud adalah TK,
SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan/atau SMK.10
Tugas pengawas PAI sebagaimana diatur dalam PMA Nomor 2 Tahun 2012
pasal 4 adalah sebagai berikut:
1. Menyusun program pengawasan Mata Pelajaran PAI.
2. Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan penilaian.
3. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru PAI.

C. Penjaminan mutu pembelajaran PAI


8
Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, 147.
9
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 138.
10
Kemenag, “Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas
Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah,” Menteri Agama Republik Indonesia (2012):
12.
Sistem penjaminan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memastikan bahwa proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Dalam konteks ini, mutu pembelajaran mencakup aspek-aspek seperti kurikulum
yang relevan, metode pengajaran yang efektif, sumber belajar yang memadai,
penilaian yang akurat, dan pengelolaan pembelajaran yang baik.11
Sistem penjaminan mutu pembelajaran PAI bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dengan memastikan bahwa proses
pembelajaran PAI efektif, akuntabel, dan berorientasi pada hasil, diharapkan akan
muncul generasi yang berakhlak mulia, beriman, dan beramal sholeh. Stakeholder
dalam pendidikan, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, orang tua, dan
masyarakat, memiliki peran dalam mengawasi dan mendukung penjaminan mutu
pembelajaran PAI. Melalui kolaborasi ini, proses penjaminan mutu dapat berjalan
lebih efektif dan transparan.12
Tujuan utama dari Sistem Penjaminan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah meningkatkan mutu pembelajaran PAI. Tujuan ini dapat dicapai
melalui beberapa cara, antara lain:
1. Mengembangkan kurikulum yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Memilih, mengembangkan, dan menggunakan metode, strategi, dan media
pembelajaran yang efektif.
3. Meningkatkan kompetensi guru PAI melalui pelatihan dan pengembangan
profesional.
4. Melakukan evaluasi berkala terhadap proses dan hasil pembelajaran PAI.
5. Mendorong partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PAI.
6. Memastikan penerapan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran PAI.
7. Memantau dan mengendalikan proses pembelajaran secara terus menerus.13

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan sumber data yang diperlukan, diambil melalui dua cara yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer di ambil dari wawancara dengan beberapa informan, yaitu dengan
kepala madrasah, wakakur, guru PAI ( guru Al-Quran Hadits, akidah akhlak, fikih dan SKI)
dan siswa, sedangkan data skunder berupa file dokumen madrasah dan data reduction, data
display dan conclusion drawing/verification.kemudian teknik analisis data yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini mengacu pada sebuah konsep Milles & Huberman yaitu reduksi

11
Nur Lina, “Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Neg,” Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam 8, no.
2 (2021): 4.
12
Muhammad Fadhli, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Dan Ekstenal Pada Lembaga Pendidikan
Tinggi,” Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4, no. 2 (2020): 53–60.
13
Muh Fiqih Shofiyul Am, “Implementasi Penjaminan Mutu Internal Di Madrasah Diniyah PP. Al-
Hidayah Tanggulangin Sidoarjo,” JJURNAL PENDIDIKAN & PENGAJARAN (JUPE2 1, no. 2 (2023): 33–49.
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk pengujian keabsahan data dilakukan
dengan memperpanjang masa observasi, triangulasi dan pengamatan secara mendalam agar
penelitian ini sesuai dengan apa yang dimaksud informan. Temuan data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi pada
objek yang diteliti.
TEMUAN
Visi Madrasah
Islami, Unggul dan Terampil
Misi Madrasah
 Mentransper nilai nilai yang islami pada anak didik agar kelak menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Allah swt dan berakhlak mulia.
 Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan analisis di kalangan peserta didik,
sehingga mereka memiliki kemampuan dasar akademik yang unggul dan mampu
berkompetensi dalam era globalisasi.
 Mengembangkan kemampuan fisik dan psikis peserta didik sehingga menjadi anak
yang sehat jasmani dan rohani.
 Membekali siswa dengan berbagai macam keterampilan dasar (life skill) yang kelak
dapat bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.

Gambaran Umum Obyek Penelitian


MTs. Negeri 2 Lombok Barat pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan swasta
dengan nama MTs Intisyarul Ulum yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Intisyarul
Ulum pimpinan Bapak H. Hariri pada saat itu. Pada tahun 1997, tepatnya tanggal 17 Maret,
pihak yayasan menghibahkan lembaga ini kepada pemerintah (Departemen Agama) dan
diubah menjadi MTs.Negeri Kediri berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) RI No.
107 Tahun 1997, Tgl : 17 Maret 1997 tentang pembukaan dan penegerian madrasah.
Pada tahun 2016 sesuai KMA No 668 Tahun 2016 Tanggal 17 November 2016 Nama
MTsN Kediri diubah menjadi MTsN 2 Lombok Barat.
Semenjak perubahan status dari madrasah swasta menjadi madrasah negeri sampai
sekarang, MTs.N. 2 Lombok Barat telah dipimpin oleh 7 orang Kepala Madrasah sebagai
berikut :

Periode Tahun Nama Kepala Madrasah


1997 s.d. 1999 Drs. H. Badrun
1999 s.d. 2007 Jamaludin Khoiri, S H (Alm)
2007 s.d. 2009 H. Muksin, S.Pd., M.Si (Alm)
2009 s.d. 2016 Selamet Ridwan, S.Ag. M.Pd.
2016 s.d. 2019 Hermansyah, S.Pd.,M.Si
2019 s.d 2021 Sahimi, S.Pd, M.Pd
2022 s.d Sekarang H.Kemas Burhan, S.Pd., M.Pd

Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Lombok Barat. No Statistik


Madrasah:121152010002. NPSN :50222738. Akreditasi Madrasah: A +. Alamat Lengkap
Madrasah : Jalan :TGH. Musthafa Al Khalidy Desa / Kel: Montong Are.
Kecamatan :Kediri. Kab / Kota :Lombok Barat. Provinsi :Nusa Tenggara Barat. NPWP
Madrasah:00.530.267.4-915.000 Nama Kepala Madrasah: H. KEMAS BURHAN, S.Pd.,
M.Pd. Data siswa pada tahun2022/2023 sejumlah 200 an lebih terdiri dari 12 rombel yaitu
kelas VII 4 rombel, kelas XII 4 rombel dan kelas IX 4 rombel. Guru PAI sebanyak 6 orang
dan sudah PNS semua. kami memilih lokasi ini dikarenakan lokasinya yang dikelilingi oleh
banyak madrasah dan pesantren diwilayah kota santri yaitu Kediri. Namun dengan banyaknya
persaingan madrasah yang ada di sekitarnya MTsN 2 Lombok Barat masih aksis smpe saat
ini.

HASIL PENELITIAN
1. Perencanaan pelajaran PAI di MTsN 2 Lombok barat.
Kurikulum pembelajaran PAI merupakan unsur pendidikan yang memiliki posisi
dan fungsi strategis dalam proses pengembangan potensi peserta didik. Diperlukan
sebuah proses pengelolaan atau manajemen kurikulum PAI yang baik untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran PAI secara efektif dan efisien. Dalam proses manajemen,
tentunya diawali dengan kegiatan perencanaan terkait dengan hal-hal yang akan
dilakukan dalam pencapaian tujuan. Begitu juga halnya dalam kurikulum, untuk
mencapai tujuan pendidikan maka diperlukan sebuah perecanaan kurikulum yang baik.
Manajemen kurikulum PAI di Madrasah diawali dengan kegiatan perencanaan
kurikulum.
Hasil wawancara dengan Informan 1 berkaitan dengan proses perencanaan
kurikulum PAI dalam meningkatkan mutu pembelajaran guru yang dilaksanakan di
Madrasah sebagai berikut:
Perencanaan pembelajaran PAI di Madrasah ini mendasarkan pelaksanaannya
pada peletakan visi dan misi Madrasah, yakni Terwujudnya Madrasah yang Islami,
Unggul dan Terampil”. Tentu saja dalam pembelajaran PAI (Akidah ahlak, Al-
qur’an Hadis, Fikih dan SKI) sangat erat kaitannya dengan visi atau tujuan
madrasah kita. Karena pembelajaran PAI terbagi menjadi empat bagian Akidah
ahlak, Al-Qur’an Hadis,Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam dengan makna-
makna yang dikandungnya memiliki peran sentral dalam mendidik anak menjadi
Islami dan Unggul. Kalau bagus pembelajaran PAI nya, maka pasti anak-anak
akan memiliki akhlak baik. Jadi, kurikulum PAI (Akidah ahlak, Al-qur’an Hadis,
Fikih dan SKI) di MTs Negeri 2 Lombok Barat direncanakan, dan dilaksanakan,
lalu evaluasi.Dari ketiga fungsi itu selama ini kita jalankan.14
14
Wawancara dengan Jusnawing, Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum, Tanggal 05 Oktober 2023
Pukul 09.00 WIB.
Temuan dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwasanya informan 1
menjelaskan bahwa MTsN 2 Lombok Barat telah melaksanakan kegiatan pembelajaran
PAI dengan empat pembelajaran yaitu Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, dan Sejarah
Kebudayaan Islam dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
Hal yang serupa juga dikemukakan dalam wawancara dengan Informan 2
mengenai perencanaan pembelajaran akidah akhlak dalam pembelajaran guru yang
dilaksanakan di MTsN 2 Lombok Barat sebagai berikut:
Di MTsN 2 Lombok Barat tentunya ada perencanaan terutama kurikulum
pelajaran pendidikan agama Islam. Misalnya pada pembelajaran Akidah Ahlak,
pada hakikatnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu kompetensi
kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan dan kompetensi dalam cara
belajar mengajar, Keterbatasan waktu untuk menyelesaikan materi pembelajaran
akidah akhlak bisa diatasi dengan guru memperbanyak proses pembelajaran yang
mengarah pada penciptaan aktivitas siswa dalam menggali materi melalui
pembuatan contoh riel di lingkungan masing- masing terhadap materi sehingga
siswa dapat memahami materi secara utuh. Ketrampilan guru Dalam pelaksanaan
pembelajaran akidah akhlak guru dituntut untuk menciptakan suasana pengajaran
yang kondusif, sehingga memungkinkan dalam mendorong peserta didik untuk
secara leluasa mengembangkan kreatifitasnya dengan bantuan guru. Sedangkan
untuk kesiapan guru harus memiliki Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar,
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Kalender Pendidikan, Program
Tahunan, Program Semester, Pembagian Minggu Efektif, Rencana Program
Pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).15

Hal yang serupa juga dikemukakan dalam wawancara dengan Informan 3


mengenai perencanaan pembelajaran al-quran hadits dalam pembelajaran guru yang
dilaksanakan di MTsN 2 Lombok Barat sebagai berikut:

Kalau kurikulum biasanya perencanaan program diselenggarakan di rapat khusus


yang disebut dengan rapat tahunan. Di rapat tahunan ini banyak hal yang bisa kita
perbuat salah satunya adalah mempersiapkan administrasi madrasahyang
terkaitdengan kurikulum. Seperti programpembelajaran, jadwal pembelajaran,
jadwal ekstrakurikuler, penyusunan program jangka pendek dan menengah,
pengembangan budaya dalam lingkungan madrasah.Kalau untukpembelajaran PAI
biasanya diserahkan kepada guru mata pelajaran PAI.16

Jadi,dapat disimpulkan bahwa, MTsN 2 Lombok Barat telah melaksanakan


proses pembelajaran, yang di dalamnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. MTsN 2 Lombok Barat telah melaksanakan kruikulum k13 pada kelas
VIII dan IX, dan kurikulum merdeka pada kelas VII, yang dilaksanakan untuk
mengatur seluruh proses pembelajaran, terkhusus juga bagi kurikulum

15
Wawancara dengan Sapri Guru Akidah Ahlak , Tanggal 06 Oktober 2023 Pukul 09.30 WIB.
16
Wawancara dengan Hj. Sulhiyah Guru Al-Quran Hadits , Tanggal 06 Oktober 2023 Pukul 09.00 WIB.
pembelajaran PAI ( Akidah akhlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan SKI). kurikulum
di MTsN 2 Lombok Barat dilaksanakan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan pengevaluasian. Pelaksanaan manajemen kurikulum di Madrasah tersebut
bertujuan untuk mengatur jalannya proses pembelajaran agar menjadi efektif dan
efisien.

2. Pelaksanaan pelajaran PAI di MTsN 2 Lombok barat.


Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI (Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan
Sejarah Kebudayaan Islam) guru adalah kunci bagi keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan. Hasil wawancara dengan Informan 1 terkait pelaksanaan kurikulum PAI
adalah sebagai berikut:
Pada tingkat madrasah pelaksanaan pembelajaran PAI yang didalamnya terdapat
pelajaran Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam.
yang kita laksanakan terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Guru-
guru wajib melaksanakan proses pembelajaran PAI sesuai dengan RPP yang sudah
di buat, jadi tidak lari dari apa yang telah direncanakan. Artinya, semua
pelaksanaan kurikulum PAI kita dasarkan pada apa yang telah direncanakan
sebelumnyapada rapat tahunan.17

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan kualitas pembelajaran dimulai
dari peningkatan kualitas proses belajar yakni dengan menggunakan metode belajar yang
sesuai kebutuhan. Metode pembelajaran di anggap sebagai cara guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru
akidah akhlak mengenai bagaimana metode pembelajaran, di ungkapkan bahwa:

“ Pada saat pembelajaran PAI saya menggunakan berbagai metode Bu, metode
tersebut disesuaikan dengan materi yang sedang saya sampaikan ketika itu. Oleh karena
itu, sebelum menyampaikan materi pelajaran, saya memilih metode apa yang akan saya
gunakan ketika pembelajaran nanti. Misalnya ya...materi tentang iman kepada Allah,
maka saya menggunakan metode ceramah. Contohnya lagi ketika materi tentang Al-
Qur’an, maka metode yang digunakan adalah demonstrasi, yaitu siswa saya suruh untuk
membaca ayat Al-Qur’an secara satu persatu. Selain itu, ketika saya menyampaikan
materi di kelas, saya melakukan modifikasi metode, yaitu menerapkan beberapa metode
saat mengajar. Pertama menggunakan ilustrasi yang saya kontekskan dengan kehidupan
nyata. Contoh review tentang permasalahan remaja sekarang ini, kemudian saya buat
pertanyaan bagaimana solusi tentang permasalahan itu, lantas mereka menjawabnya.
Itu terkait dengan materi problematika remaja. Tak hanya itu saya gunakan metode
ceramah kemudian saya ajukan pertanyaan kepada siswa. Bahkan juga
menggunakan metode hafalan, siswa pernah saya perintah untuk menghafal surat Al-
Isro’ yang dihafal secara sendiri- sendiri. Dalam setiap program ada realisasi
pelaksanaan program rencana yang telah ditetapkan, kapan dan bagaimana
17
Wawancara dengan Jusnawing, Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum, Tanggal 05 Oktober 2023
Pukul 09.00 WIB.
pelaksanaannya. Dan Saya sebagai guru Aqidah Akhlak telah melakukan
berbagai Pembelajaran dalam membina akhlak anak, di antaranya yang saya
lakukan adalah menanamkan nilai-nilai agama, memberikan contoh perbuatan
yang baik, mengadakan kegiatan keagamaan, membimbing tatacara beribadah,
menegur dan memberi sanksi yang berakhlak buruk dan memotivasi untuk
beribadah kepada Allah.18

Hasil wawancara dengan guru SKI, mengenai jenis-jenis metode yang diterapkan ketika
mengajar dijelaskan bahwa:

“Ketika mengajar mata pelajaran SKI, saya menggunakan berbagai metode. Metode yang
saya gunakan harus sesuai dengan materi saat itu. Metode yang saya gunakan
biasanya metode ceramah bervariasi, diskusi, dan penugasan. Penugasan di sini saya
memberi tugas siswa untuk mencari ayat yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Kemudian kendala yang dihadapi dalam proses KBM yaitu sulitnya mencontohkan
secara real implementasi isi dari materi SKI tersebut karena kajian yang di bahas
terjadi pada masa lalu. Sehingga ini kadang yang menyebabkan para siswa kurang
bersemangat dalam kegiatan KBM di jam pelajaran SKI. Belum lagi ada kurikulum
merdeka yang mengharuskan pembelajaran bersifat berdiferensiasi yaitu
pembelajaran siswa yang beragam. Namun pada implementasinya masih belum bisa
dilaksanakan didalam kelas dikarenakan sosialisasi dan workshop terkait IKM masih
bersifat tehnis saja. Jadi kita sebagai guru terus berupaya memaksimalkan metode
untuk bisa melaksanakan tuntutan kurikulum merdeka ini.19

Selanjutnya guru Fikih juga menambahkan lebih detail bahwa:

“Saat mengajar saya menggunakan bermacam-macam metode, di antaranya metode


diskusi, short card, dan hafalan. Metode diskusi saya gunakan ketika menyampaikan
materi muamalah dan akhlak. Metode hafalan saya gunakan ketika siswa menghafal ayat
Al-Qur’an. saya juga menggunakan metode uswatun hasanah dengan memberikan
teladan yang baik bagi siswa. Selain penerapan beberapa metode saat mengajar,
pembelajaran PAI saya usahakan dibuat semenarik mungkin, misal ketika
menyampaikan materi pelajaran saya sampaikan dengan kondisi dan situasi yang
menyenangkan, ini agar siswa tidak tegang dan bosan ketika menerima pelajaran.20

Jadi pada pelaksanaaan pembelajaran PAI (Akidah akhlak, Al-quran Hadits, Fikih
dan SKI) memiliki tingkat kesulitan yang berbeda beda sesuai dengan mapel dan materi
yang diajarakan oleh masing masing guru mata pelajaran. Sperti guru fikih mudah dalam
mencontohkan materi kemudian praktik ibadah dalam kehidupan sehari hari. Beda
halnya dengan guru SKI yang mengalami kesulitan mencontohkan atau
menggambarkan materi sejarah yang sdh lama terjadi.

18
Wawancara dengan Sapri Guru Akidah Akhlak , Tanggal 06 Oktober 2023 Pukul 09.30 WIB.
19
Wawancara dengan Haroni Guru SKI , Tanggal 06 Oktober 2023 Pukul 10.00 WIB.
20
Wawancara dengan Nurjani Guru Fikih , Tanggal 10 Oktober 2023 Pukul 09.30 WIB.
3. Evaluasi pelajaran PAI di MTsN 2 Lombok barat.
Evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan Sejarah
Kebudayaan Islam dilaksanakan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan tercapai sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan pada proses
pembelajaran Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam
sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Akidah Ahlak menjelaskan bahwa:

Beliau mengatakan bahwa tingkat keberhasilan pada aspek psikomotorik dalam


pembelajaran aqidah akhlak khususnya di MTs MTsN 2 Lombok Barat perlu
dievaluasi dalam bentuk kualitatif seperti (amat baik, baik dan kurang baik) untuk
memberikan evaluasi semacam ini guru aqidah akhlak harus merancang secara
teratur dan rinci meliputi aspek-aspek yang dievaluasi dalam pembelajaran aqidah
akhlak, bagimanaa mengevaluasinya, mengapa dan untuk apa diadakan evaluasi.
Adapun pelaksanaan evaluasi pada aspek psikomotorik siswa dalam pembelajaran
aqidah akhlak di MTsN 2 Lombok Barat dapat diukur melalui:Pengamatan
langsung dan penilaian tingkah laku siswa selama proses pembelajaran, Sesudah
mengikuti praktek ibadah, yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk
mengukur tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikap siswa. Beberapa waktu
sesudah proses pembelajaran aqidah akhlak di sekolah selesai.21

Jadi hasil evaluasi yang diperoleh peserta didik, guru dapat mengetahui peserta
didik dimana yang sudah berhak melanjutkan pelajaran karena sudah berhasil menguasai
materi, maupun mengetahui peserta didik yang belum berhasil menguasai materi.
Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan kepada peserta didik yang belum
berhasil, apalagi jika guru tau apa penyebab- penyebabnya. Guru harus memberikan
perhatian yang memusatkan dan memberikan perlakuan pada siswa yang lebih teliti
sehingga keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan.

4. Pengawasan pembelajaran PAI


Pengawasan pembelajaran PAI penting dilaksanakan di setiap satuan pendidikan,
mengingat peran penting pengawas Pembina madrasah dalam membangun mutu
pendidikan yang berkualitas.
Wawancara dengan pak wakakur
Seharusnya pengawas memberikan bimbingan yang intens kepada para guru
sebagai pelaksana KBM di dalam kelas sehingga guru mudah untuk memahami
kurikulum merdeka yang baru diaplikasikan pada tahun ini di madrasah. Harapannya
pengawas tidak hanya datang mengevaluasi hasil saja namun lebih kepada memberikan
pemahaman dulu kepada guru guru mata pelajaran.22

21
Wawancara dengan Sapri Guru Akidah Akhlak , Tanggal 06 Oktober 2023 Pukul 09.30 WIB.
22
Wawancara dengan Jusnawing, Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum, Tanggal 05 Oktober 2023
Pukul 09.00 WIB.
5. Mutu pendidikan madrasah
Untuk mencapai madrasah yang bermutu sebagaimana di atas banyak
tantangan yang dihadapinya, salah satunya adalah globalisasi. Tantangan
globalisasi sangat besar pengaruhnya dalam berbagai bidang kehidupan tak
terkecuali bidang pendidikan. Permendiknas Nomor 63 tahun 2009 pada pasal 1
ayat 2 menyebutkan bahwa penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan
sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara
satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah, dan
masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui
pendidikan. Sedangkan pada ayat 3 peraturan tersebut dijelaskan bahwa Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP adalah subsistem
dari Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya meningkatkan mutu
pendidikan.
Hasil observasi mengenai system penjaminan mutu madrasah pada MTsN 2
Lombok Barat belum terbentuk secara struktural, masih di pegang oleh kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Mutu pendidikan madrasah
meliputi mutu infut, proses, output dan outcome.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi maka penelitian ini dapat
disimpulkan :
1. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Lombok Barat melaksanakan untuk mengatur seluruh
proses pembelajaran, terkhusus juga bagi pelajaran PAI yang didalamnya terdapat
pembelajaran Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam.
dalam perencanaan tersebut dirumuskan pembahasan tentang rencana-rencana yang
terkait dengan administrasi pembelajaran, budaya madrasah, program-program belajar
selama masa satu tahun ke depan dan hal ini berlaku bagi seluruh mata pelajaran
termasuk mata pelajaran PAI (Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis, F i k i h dan SKI).
MTsN 2 Lombok Barat telah melaksanakan proses pembelajaran, yang di dalamnya
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. MTsN 2 Lombok Barat telah
melaksanakan kruikulum merdeka dan masih menggunakan kurikulum k13 yang
dilaksanakan untuk mengatur seluruh proses pembelajaran, terkhusus juga bagi
kurikulum pembelajaran PAI ( Akidah Ahlak, Al-Qur’an Hadis dan SKI). Jadi hasil
evaluasi yang diperoleh peserta didik, guru dapat mengetahui peserta didik dimana
yang sudah berhak melanjutkan pelajaran karena sudah berrhasil menguasai materi,
maupun mengetahui peserta didik yang belum berhasil menguasai materi. Dengan
petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan kepada peserta didik yang belum berhasil,
apalagi jika guru tau apa penyebab-penyebabnya. Guru harus memberikan perhatian
yang memusatkan dan memberikan perlakuan pada siswa yang lebih teliti sehingga
keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan.
2. Kendala dan solusi dalam pembelajaran PAI di MTsN 2 Lombok Barat dapat
diidentifikasi kendala terutama belum terlaksanannya pencapaian visi misi secara
keseluruhan karena keterbatasan biaya, sarana dan prasarana serta dukungan stake
holder yang belum maksimal. Sedangkan solusi mengatasi kendala dalam
pembelajaran PAI di MTsN 2 Lombok Barat dapat dihadapi dengan berbagai
kegiatan, baik secara internal/mandiri yang dilaksanakan oleh madrasah tersebut
dengan melakukan kegiatan pelatihan secara mandiri seperti In House Training
(IHT), mengaktifkan MGMP, KKM, workshop dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,
2002), 39.
Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, 147.
Kemenag, “Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Sekolah,” Menteri
Agama Republik Indonesia (2012): 12.
lestari Soleha Putri, “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
Negeri Gohong Rawai Ii Kecamatan Rungan Kabupaten Gunung MaS,” IAIN
Palangkaraya (2019): 23–24.
Muhammad Fadhli, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Dan Ekstenal Pada Lembaga
Pendidikan Tinggi,” Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4, no. 2 (2020):
53–60.
Muh Fiqih Shofiyul Am, “Implementasi Penjaminan Mutu Internal Di Madrasah Diniyah PP.
Al-Hidayah Tanggulangin Sidoarjo,” JJURNAL PENDIDIKAN & PENGAJARAN
(JUPE2 1, no. 2 (2023): 33–49.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 138.
Nur Lina, “Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Neg,” Istiqra: Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam 8, no. 2 (2021): 4.
Peraturan Pemerintah, Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Bab IV pasal 20.
Suyadi, “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Smk Negeri 1 Lais
Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin,” IAIN Raden Falah Lampung (2014):
1–10.
Syaiful Bahrie Djamarah, Pendidik dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), 68.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kecana, 2009), 26.
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. II, 2.

Anda mungkin juga menyukai