Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA


MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:
YUYUN SEPTIANI
NPM.183410067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSUTAS MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK
2022

Iqro Khatulistiwa|1
ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA
MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK

Yuyun Septiani1, Yusida Imran2, Elin B. Somantri3,


Yuyun Septiani (Universitas Muhammadiyah Pontianak), Indonesia
Yusida Imran (Universitas Muhammadiyah Pontianak), Indonesia
Elin B. Somantri (Universitas Muhammadiyah Pontianak), Indonesia
Email: yuyun15sep@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) peran guru pendikan Agama Islam
dalam Meninggaktkan Motivasi Belajar Siswa di kelas X di SMA
Muhammadiyah 2 Pontianak hal ini dapat dilihat ketika proses belajar mengajar
berlangsung; 2) masih kurangnya kesadaran peserta didik akan belajar seperti
kurang konsentrasi serta tidak fokus dan lemahnya semangat dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan agama Islam; 3) faktor penghambat guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X. metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan subjek dalam penelitian ini
adalah data primer yaitu: Guru Pendidikan agama Islam dan sekunder yaitu:
peserta diddik. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi data yang telah dikumpulkan kemudian
diolah dengan cara redukasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
sedangkan untuk teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi
sumber dan membercheck. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa: peran guru pendidikan agama Islam dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa sudah baik, guru juga berperan sebagai
motivator yaitu selalu memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan
menyelesaikan tugasnya dengan baik serta selalu berusaha memberikan dukungan
kepada siswa yang kurang termotivasi dalam proses pembelajaran. Selain itu yang
menjadi faktor penghambat yaitu faktor dari dalam yakni faktor fisik kesehatan
dan alat panca indera siswa, faktor lingkungan yakni keluarga, guru, teman dan
orang tua yang berperan penting serta rendahnya minat motivasi belajar dari
peserta didik itu sendiri.

Kata kunci: Guru, Motivasi Belajar, Pendidikan Agama Islam

1
UM Pontianak
2
UM Pontianak
3
UM Pontianak

Iqro Khatulistiwa|2
ABSTRACT

This study aims to describe 1) the role of Islamic education teachers in increasing
student learning motivation in class X at SMA Muhammadiyah 2 Pontianak. This
can be seen when the teaching and learning process takes place; 2) there is still a
lack of awareness of students about learning such as a lack of concentration and
unfocused and weak enthusiasm in participating in learning Islamic religious
education; 3) the teacher's inhibiting factor in increasing the learning motivation
of class X students. The method used in this study is a qualitative descriptive
method and the subjects in this study are primary data, namely: Islamic religious
education teachers, and secondary, namely: students. While the data collection
techniques used were observation, interviews, and data documentation that had
been collected and then processed by means of data reduction, data presentation,
ion, and drawing conclusions for data validity checking techniques using source
triangulation and member checking. Based on the results of research findings and
discussion it can be concluded that: the role of Islamic religious education
teachers in increasing student learning motivation is already good, the teacher
also acts as a motivator, namely always giving praise to students who are diligent
and complete their assignments well and always try to provide support to students
who are lacking motivated in the learning process. In addition, the inhibiting
factors are internal factors, namely physical health factors and students' sensory
organs, environmental factors, namely family, teachers, friends, and parents who
play an important role, and the low interest in learning motivation from the
students themselves.

Keywords: Teachers, Learning Motivation, Islamic Religious Education

Iqro Khatulistiwa|3
Pendahuluan
Belajar memerlukan adanya motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Selain itu motivasi adalah keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai 4. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi sangat penting
dalam menentukan seberapa banyak peserta didik yang akan belajar dari suatu
kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang diberikan
kepada mereka. Motivasi belajar peserta didik merupakan faktor utama yang
menentukan keberhasilan belajarnya.
Guru merupakan seseorang yang sangat berperan penting dalam
memberikan semangat dan dorongan untuk belajar. Hal ini terkait dengan
pentingnya motivasi belajar yang dimiliki peserta didik. Guru adalah pendidik
profesional, karenanya secara nyata ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.
Orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti menitipkan
sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Dalam melaksanakan
tugasnya guru berperan sebagai motivator dalam merangsang dan memberikan
dorongan untuk menggali potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan kreativitas
siswa sehingga terjadi dinamika dalam proses pembelajaran5.
Berdasarkan sumbernya motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, timbulnya dari
dalam diri peserta didik itu sendiri yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul karena ada ransangan dari luar individu.
Dalam proses belajar mengajar di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak upaya yang
dilakukan guru adalah berusaha merangsang dan membangkitkan motivasi belajar
siswa agar mereka dapat belajar dengan baik, pembelajaran yang baik tidak akan
terwujud jika siswa tidak termotivasi. Adapun permasalahan yang ditemukan
ketika pembelajaran sedang berlangsung siswa kurang termotivasi dalam belajar
seperti menganggap remeh pembelajaran dan ada beberapa diantara siswa asyik
sendiri memainkan alat tulis bahkan bicara dengan teman sebangkunya saat
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini
menarik untuk diteliti sebagai upaya untuk menganalisis peran guru pendidikan
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa tetap semangat dan
termotivasi dalam belajar pendidikan agama Islam.

4
Sardiman (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
5
Zakiah Darajat (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Iqro Khatulistiwa|1
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Guru
Guru merupakan seorang tenaga pendidik yang mendidik, mengajarkan suatu
ilmu, membimbing, melatih dan memberikan penilaian serta evaluasi kepada
peserta didik. Guru adalah orang yang mempunyai tanggung jawab untuk
membimbing peserta didik. Guru juga seorang yang menjadi panutan dalam
setiap tingkah laku, ucapan dan perkataan. Guru adalah seorang yang memiliki
kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan
peranannya membimbing siswa (Zakiah Daradjat dkk, 2008:226).

2. Peran Guru
Guru memiliki beberapa peran diantaranya
a. Guru sebagai Pengajar yang mana berkaitan dengan tugas-tugas
pembelajaran yang dilaksanakannya di kelas. Namun demikian kegiatan
guru tidak hanya berkaitan dengan pembelajaran guru juga melakukan
serangkai kegiatan persiapan tentang materi pembelajaran dan bagaimana
kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan di kelas. Tugas-tugas dalam
persiapan pembelajaran antara lain adalah membuat RPP, membuat catatan
tentang materi pembelajaran, mempersiapkan alat dan media pembelajaran,
menulis kisi-kisi tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, baik untuk
dikerjakan di kelas atau di rumah.
b. Guru sebagai Pendidik artinya bahwa tugas guru ini tidak hanya
menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga harus mampu menanamkan
nilai-nilai atau norma-norma baik norma sosial maupun norma agama
dengan materi pembelajaran. Guru juga perlu menanamkan kepada diri
siswa untuk membangun hubungan yang baik dan harmonis antar siswa.
c. Guru sebagai pembimbing artinya guru juga memiliki tugas untuk
membantu siswa mencari jalan keluar dari masalah yang kadang mereka
hadapi sehingga tidak sampai mengganggu waktu belajar mereka. Guru
memberikan bantuan dalam batas mengajukan berbagai alternative
kemudian siswa sendiri yang memilih dan melaksanakannya, misalnya
siswa sering tidak berkonsentrasi saat mengikuti pembelajaran bantuan yang
mungkin diberikan misalnya menanyakan kepada siswa bersangkutan
mengapa dia tidak bisa berkonsentrasi, sehingga siswa yang bersangkutan
mengemukakan alasan terkait dengan masalah tersebut. Guru juga
mempunyai jiwa kepemimpinan dalam peranan ini, guru dalam hal ini dapat
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai tujuan yang
diinginkannya.
d. Guru sebagai pengelola, sebagai pengelola mengandung dua maksud, yakni
mengelola dalam arti menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan dalam
pembelajaran yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan serta pengelola dalam konteks pengolaan kelas. Pada
konteks yang pertama guru membuat perencanaan pembelajaran dengan
segala komponen terkait, pengorganisasian materi pembelajaran dan siswa
dalam kelas, menggerakan siswa bersemangat mengikuti pembelajaran dan

Iqro Khatulistiwa|2
menyelesaikan tugas-tugas, dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan
belajar siswa (Ahmadi, Rulam 2018: 80)6
3. Motivasi Belajar
Pada saat pembelajaran didalam maupun diluar kelas memberikan
motivasi pada peserta didik sangat penting untuk membangkitkan gairah
aktivitas belajar peserta didik. Beberapa psikologi menyatakan bahwa motivasi
merupakan karakteristik atau sifat kepribadian seseorang yang dengan itu pula
individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk berprestasi, mempunyai perasaan
cemas dalam menghadapi tes, atau sabar dalam melakukan suatu pekerjaan
(Wahyuni, 2009: 21-22).
Menurut Mc. Donald yang dikutip Nyayu Khodijah (2014: 150) 7
mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi
seseorang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan dan reaksi mencapai
tujuan. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 80) menyatakan
didalam motivasi terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap dalam prilaku individu belajar.
Motivasi dalam belajar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi intrinsik
dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah suatu keinginan seseorang untuk
melakukan atau mencapai suatu untuk dirinya sendiri. Keinginan ini dimulai
dari perasaan akan pencapaian, kepuasan, tekanan, tenggang waktu, dan lain-
lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang karena adanya
perangsang dari luar, contoh seperti seorang mahasiswa yang rajin belajar
karena ada ujian. Motivasi ekstrinsik juga dapat diartikan sebagai motivasi
yang pendorongnya tidak ada hubungannya dengan nilai yang terkandung
dalam tujuan pekerjaanya. Bentuk motivasi dalam belajar seperti yang
diungkapkan Wasty Soemanto bahwa guru-guru sangat menyadari pentingnnya
motivasi dalam bimbingan belajar siswa. Berbagai macam teknik, misalnya
kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, prestasi dan
pujian yang digunakan untuk mendorong peserta didik agar mau belajar.
4. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar
Dalam belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan untuk
mendorong peserta didik agar tekun belajar. Unsur ekstrinsik sangat diperlukan
bila terdapat diantara anak didik sangat diperlukan bila terdapat diantara anak
didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran tertentu. Peranan motivasi
ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Menurut
Wasty Soemanto bahwa guru-guru sangat menyadari pentingnnya motivasi
dalam bimbingan belajar siswa. Berbagai macam teknik, misalnya kenaikan
tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, prestasi dan pujian yang
digunakan untuk mendorong peserta didik agar mau belajar. Adakalanya guru-
guru mepergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat. Kesalahan dalam
memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak
didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar mengajar menjadi kurang
harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran pun tidak akan tercapai dalam
6
Ahmadi, Rulam (2018). Prpfesi Keguruan. Konsep dan Strategi Mengembangkan Profesi dan
Karier Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
7
Nyayu Khodizah (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Iqro Khatulistiwa|3
waktu yang relatif singkat sesuai dengan target yang dirumuskan (Djamarah,
2002:124).
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi belajar antara lain: (a)
Memberi angka, Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang tujuan utamanya justru untuk
mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar
adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. (b)
memberi ulangan, Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan
ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana
motivasi bagi siswa. Tetapi harus diingat, pemberian ulangan jangan terlalu
sering (misal setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. (c)
Memberikan pujian, Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini
merupakan motivasi maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat
akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. (d) Memberikan Hukuman,
hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif,
bukan karena dendam. Pendekatan edukatif di sini sebagai hukuman yang
mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang
dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak
mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi
pelanggaran. Akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukannya di hari
mendatang.
5. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Faktor ini bisa terjadi karena penghambat dari dalam dan dari luar diri
siswa. Faktor dari dalam ini seperti keadaan fisik, seperti nutrisi dan gizi serta
kesehatan panca indera. Faktor dari luar diri seperti keadaan lingkungan, orang
tua, keluarga dan masyarakat8.
6. Upaya guru meningkatkan motivasi belajar
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Menurut
Gage dan Berliner sebagaimana dikutip oleh slameto (2010:176) cara
meningkatkan motivasi siswa adalah sebagai berikut, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik,
memberikan nilai, pujian serta hukuman.
7. Indikator Motivasi Belajar
Menurut Uno (2008: 23) ada beberapa indikator motivasi belajar seperti
Hasrat untuk belajar, harapan, cita-cita dan minat. Akan tetapi dalam penelitian
ini peneliti membatasi dan hanya mengambil yang paling dasar saja yaitu minat
berikut penjelasannya. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa, guru juga
perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar proses belajar di
kelas dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan menyenangkan.
Menurut Dwi Prasetya Danarjati (2014: 35), minat adalah “suatu rasa suka dan
keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh. Minat juga merupakan
dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian seseorang pada objek
8
Syamsu Yusuf dalam Skripsi Rima Rahmawati (2016: 17)

Iqro Khatulistiwa|4
tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang. Minat berhubungan
dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang merupakan sumber
motivasi untuk melakukan kegiatan belajar (Jahja, 2011: 63).
Macam-macam minat belajar, Rosyidah dalam Susanto (2013: 60),
berpendapat minat yang timbul pada diri seseorang dapat dibedakan menjadi
dua yakni: yang pertama Minat yang berasal dari pembawaan yakni timbul
dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor
keturunan atau bakat alamiah dan yang kedua Minat karena pengaruh dari luar
diri individu timbul seiring dengan proses perkembangan individu yang
bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga dan
kebiasaan.
Ciri-ciri minat belajar juga didukung oleh Slameto dalam Suryono dan
Haryanto (2015: 177), menyatakan bahwa “ciri-ciri siswa yang berminat dalam
belajar adalah sebagai berikut; ada rasa senang pada suatu yang diminati, lebih
menyukai suatu yang diminati dari pada yang lain dan memperoleh suatu
kebanggan serta kepuasan pada suatu yang diminati”.
8. Faktor yang mempengaruhi minat belajar
Terdapat beberapa faktor yang mepengaruhi minat belajar diantaranya
berupa bantuan yang diberikan guru terhadap peserta didiknya dalam mencapai
tujuan pembelajaran serta sikap yang diperlihatkan guru dalam usaha
meningkatkan belajar siswa. Sikap seorang guru yang tidak disukai oleh
peserta didik tentu akan mengurangi minat dan perhatian siswa terhadap mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Guru juga bisa
meningkatkan minat belajar siswa dengan melakukan hal berikut;
Meningkatkan minat peserta didik seperti guru mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan minat peserta didiknya serta membuat situasi yang baik ketika
proses belajar mengajar berlangsung, Mencegah timbulnya minat peserta didik
terhadap hal-hal yang tidak baik dilingkungan sekolah dan Memelihara minat
yang timbul apabila anak-anak menunjukan minat yang kecil, maka guru harus
mememlihara minat tersebut.
Selanjutnya ada Indikator Minat Belajar yang menurut Slameto (2015:
180) adalah “indikator minat belajar yaitu perasaan senang, ketertarikan,
penerimaan dan keterlibatan siswa”. Perasaan senang, apabila seorang siswa
memiliki perasaan senag terhadap pelajaran tertentu maka tidak aka nada rasa
terpaksa untuk belajar. Ketertarikan, siswa yang tertarik akan obyek yang
membuat siswa tersebut senang lalu tertarik untuk melakukan obyek tersebut.
Contoh seperti aktif dalam diskusi kelompok, aktif bertanya dan aktif
menjawab pertanyaan guru. Serta keterlibatan siswa terhadap ketertarikan
suatu benda seperti antusias mengikuti pelajaran dan tidak menunda-nunda
tugas yang diberikan guru. Dan terahir penerimaan, yang mana penerimaan
perhatian siswa merupakan konsentrasi terhadap pengamatan dan pengertian
dengan mengesampingkan yang lain. Contoh seperti siswa memperhatikan
guru saat guru menjelaskan materi atau mencatat hal-hal yang diperintahkan
guru.

Iqro Khatulistiwa|5
Metode Penelitian
Metode Penelitian, metode yang digunakan peneliti adalah metode
deskriptif kualitatif. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nana Syaoudih
Sukmadinata (2012: 2) bahwa “metode deskriptif adalah suatu bentuk penelitian
yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Adapun metode deskriptif menurut Arikunto (2019: 3) 9 adalah “penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang terselidiki. Yang termasuk data kualitatif dalam
penelitian ini yaitu gambaran umum lokasi, persiapan serta pelaksanaan proses
pembelajaran.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Dibawah ini peneliti akan memaparkan data mengenai hasil penelitian
analisis peran guru Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 2
Pontianak dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X. Penyajian dan
penelitian diuraikan dengan urutan berdasarkan pada subyek penelitian, yaitu data
hasil penelitian dan sumber data yang terdiri dari informan dan responden, serta
data observasi dan dokumentasi. Paparan data hasil penelitian, berdasarkan hasil
wawancara dengan informan dan data dari observasi dan dokumentasi secara
ringkas.

Temuan Penelitian
Temuan penelitian ini merupakan beberapa data yang peneliti temukan di di
lokasi penelitian pada pembelajaran agama Islam siswa kelas X di SMA
Muhammadiyah 2 Pontianak.
1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi guru pendidikan agama Islam
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 2 Pontianak
Pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas X di SMA Muhammadiyah 2 bisa dilihat dari RPP yang menjadi acuan
guru dan buku materi yang sudah dijadikan bahan ajaran.
a. Perencanaan seperti Pembuka sebagai langkah awal dalam kegiatan
pendahuluan pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan mengucap salam,
kemudian berdo’a, dilanjutkan dengan mengabsen siswa, yang mana absen
tersebut dilakukan untuk mengetahui kehadiran siswa dalam belajar. Ketika
materi disampaikan tidak lupa guru selalu memberikan motivasi, serta
nasehat kepada peserta didik.
b. Pelaksanaan yaitu Kegiatan inti pada pembelajaran merupakan bagian utama
dari suatu kegiatan pembelajaran, yang mana bisa dilihat dari hasil
wawancara guru langsung menyampaikan materi, misalkan mempraktekkan
9
Arikunto S (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Iqro Khatulistiwa|6
langsung pembacaan surah kepada siswa sehingga siswa bisa menyimak dan
mempraktekkan apa yang telah mereka lihat dan mereka dengar dari guru
tersebut, selain peserta didik bisa membaca dengan baik dan benar siswa
diharapkan memahami dari segi arti bacaan tersebut, setelah penjelasan
materi selesai maka tidak lupa untuk menyimpulkan dari kegiatan belajar.
Untuk di akhir kegiatan guru hendaknya memberikan tugas kepada peserta
didik bisa memberikan beupa soal-soal yang harus dikerjakan oleh peserta
didik.
c. Evaluasi dan penutup. Tentu saja didalam pembelajaran memiliki bagian
pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup. Bagian penutup merupakan
kegiatan terakhir yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajara yang mana
guru memberikan motivasi Kembali, memberikan kesimpulan dari materi
yang sudah diajarkan dan juga memberikan nasihat agar peserta didik
semakin giat dalam belajar lalu memberikan evaluasi di ahir pembelajaran.
Evaluasi ini dilakukan agar target penyampaian materi kepada siswa
tersampaikan, siswa mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru,
evaluasi yang diberikan kepada siswa bisa berupa lisan maupun tulisan,
dalam bentuk lisan bisa dipraktekkan siswa seperti menjawab pertanyaan
guru atau mempraktekan hapalan yang diberikan guru. Sedangkan dalam
bentuk tulisan contohnya siswa disuruh untuk mengerjakan soal-soal yang
sudah disiapkan serta penutup mengakhiri semua kegiatan belajar mengajar
dengan bersama-sama melafadzkan hamdallah alhamdulillah hirobbil
‘alamiin dan do’a kafaraatul majelis.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Guru berperan penting dalam proses mengajar mengajar dimana peran guru
juga bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik tentunya berbagai
persiapan dilakukan sebelum melakukan proses belajar mengajar seperti
menyiapkan bahan ajaran RPP dan lain sebagainya. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran di bawah ini merupakan temuan penelitian yang didapat
langsung dari lokasi penelitian sekaligus yang digunakan Sekolah. Berdasarkan
temuan penelitian di atas bahwa RPP yang digunakan oleh sekolah yaitu sudah
menggunakan RPP satu lembar.
3. Solusi Kesulitan Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan tentu saja tidak terlepas dari berbagai macam
masalah. Solusi merupakan cara untuk mengatasi suatu masalah atau kesulitan
dalam proses pembelajaran. Solusi yang dapat dilakukan guru pendidikan
agama Islam agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa adalah yakni
dengan memberikan metode mengajar yang beragam atau ketika siswa jenuh
guru berupaya membagikan cerita-cerita yang berkaitan dengan motivasi
karena guru pendidikan agama Islam juga mengajar mata pelajaran Tarikh
yang di dalamnya terdapat banyak sekali cerita-cerita pada zaman Rasulullah
serta teladan atau motivasi yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran agar
siswa termotivasi tentunya dan juga guru memberikan hukuman, hukuman ini
bersifat membangun tentu saja seperti menyuruh siswa maju kedepan

Iqro Khatulistiwa|7
menjelaskan kembali materi yang diampaikan guru dan juga menyuruh siswa
untuk membaca materi selanjutnya karena pada materi yang akan datang guru
akan menanya siswa tentang materi yang sudah di PR kan.

Pembahasan
Pada bagian awal bab telah dijelaskan bahwa metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang berfokus menggambarkan dan memahami
penomena atau konsep dalam dunia sosial dan perspektif individu yang memiliki
pengalaman dalam dunia sosial tersebut, (Lexy dan Dharma, dalam Imam Hakam
2020:55).
1. Mengetahui minat motivasi belajar siswa kelas X pada pelajaran Pendidikan
Agama Islam
Untuk mengetahui minat belajar siswa di dalam kelas tentunya seorang
guru harus mampu mengoptimalkan perannya ketika berada di kelas. Salah
satu peranan guru adalah sebagai motivator, yang berarti bahwa guru
hendaknya dapat memberikan dorongan kepada peserta didik agar semangat
dan aktif dalam belajar. Hal-hal yang dilakukan guru adalah melakukan
persiapan dalam belajar seperti guru menyiapkan buku materi dan bahan ajar.
Pada saat guru mengajar pelajaran pendidikan agama Islam guru menggunakan
buku-buku materi, buku paket serta RPP.
RPP yang digunakan guru adalah RPP 1 lembar, kegiatan pembelajaran
diawali dengan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pendahuluan diawali
dengan guru mengucap salam, berdoa bersama, absensi kemudian guru
bertanya kepada siswa tentang materi sebelumnya dengan tujuan merefresh
kembali ingatan siswa akan materi yang sudah dipelajari sebelumnya kemudian
dilanjutkan guru menyampaikan materi yang sudah disiapkan oleh guru.
Memasuki kegiatan inti guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, siswa
menyimak penjelasan guru dan guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya dan memasuki kegiatan penutup guru menyimpulkan hasil
pembelajaran serta memberikan evaluasi kepada siswa dengan tujuan untuk
mengukur kemampuan dan pemahaman siswa.

2. Mengetahui upaya guru pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan


motivasi belajar siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Pontianak
Dari hasil penelitian ditemukan upaya yang dilakukan guru untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2
Pontianak diantaranya adalah guru memberikan metode mengajar yang
berpariasi, seperti ketika menjelaskan materi pelajaran guru dapat
menggunakan metode ceramah namun dilihat lagi kondisi dan keadaan didalam
kelas jika para siswa sudah kelihatan bosan dan mengantuk guru bisa
memberikan metode Tanya jawab. Dan ketika ada pelajaran yang berkaitan
dengan praktek guru menggunakan metode kelompok jadi tidak hanya terfokus
pada satu metode saja.
Guru juga bisa memberikan Nilai, nilai merupakan simbol dari aktivitas
siswa, nilai yang diberikan kepada siswa bervariasi sesuai dengan kemampuan

Iqro Khatulistiwa|8
siswa dalam menjawab soal-soal ulangan dan tugas yang diberikan guru.
Pemberian nilai/angka merupakan alat motivasi yang dapat memberikan
ransangan kepada siswa untuk mempertahankan atau meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Guru juga bisa memberikan tugas/ulangan Pemberian tugas bisa
dilakukan untuk mengukur sejauh mana siswa itu paham dengan materi yang
sudah dipelajarinya dan pemberian ulangan pada waktu tertentu merupakan
salah satu cara bentuk motivasi yang baik terhadap siswa sehingga ketika guru
menyampaikan akan memberikan ulangan siswa akan sibuk membuka materi
pelajaran yang telah dipelajarinya.
Guru juga bisa memberikan pujian, berdasarkan hasil wawancara yang
peneliti lakukan dengan guru-guru PAI SMA Muhammadiyah 2 Pontianak
memberikan motivasi belajar kepada siswa salah satunya dengan memberikan
pujian jika siswa bisa menjawab pertanyaan guru atau bisa menyimpulkan
materi yang diajarkan guru maka guru akan memberikan pujian kepada peserta
didik dengan begitu siswa yang motivasi nya sudah terbentuk akan lebih
semangat dalam memperhatikan pelajaran yang diberikan guru hingga siswa
yang belum termotivasi bisa ikut aktif bertanya dan memberikan pendapat.
Guru memberikan Hukuman, hukuman ini diberikan sebagai alat
motivasi belajar siswa, hukuman diberikan ketika siswa tidak mengerjakan
tugas yang diberikan guru baik tugas di rumah (PR), maupun tugas tertulis di
kelas.
3. Faktor penghambat guru dalam meningkatkan motivasi serta minat
belajar siswa kelas X pada pelajaran pendidikan agama Islam
Dalam proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas tentu saja
tidak terlepas dari berbagai macam hambatan sebagaimana hambatan yang
dihadapi guru pendidikan agama Islam siswa kelas X hambatan yang dihadapi
guru bisa terjadi karena berbagai faktor diantaranya faktor dari diri peserta
didik itu sendiri seperti faktor fisik, kesehatan, mengantuk atau tidaknya
peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, serta
faktor dari luar diri peserta didik seperti keadaan lingkungan, keluarga, guru
dan orang tua. Faktor yang lain dihadapi guru adalah rendahnya motivasi
belajar siswa pada pelajaran pendidikan agama Islam dan menganggap remeh
mata pelajran pendidikan agama Islam.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian, paparan data, dan pembahasan dalam skripsi ini
merujak pada fokus masalah dalam penelitian, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Minat belajar serta motivasi siswa sudah baik
2. Maka dari itu beberapa cara serta upaya yang dapat diterapakan dan ditempuh
oleh guru saat melakukan pembelajaran di dalam kelas untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa. Yakni sebagai berikut: Melakukan persiapan rencana
belajar dan bahan ajar, Media pembelajaran, penggunaan metode ajar yang
bervariasi, seperti RPP. Pemberian motivasi, memperhatikan keadaan kelas
dan siswa selama pembelajaran berlangsung, memberikan, pujian yang

Iqro Khatulistiwa|9
menyenangkan, hukuman agar adanya efek jera, tugas berupa tanya jawab,
dan evaluasi pembelajaran.
3. Faktor yang dihadapi guru PAI dalam meningkatkan motivasi siswa yakni,
ditemukan masih kurangnya kesadaran beberapa siswa dalam pembelajaran.
Berbagai faktor pemicu seperti lingkungan sekolah (teman), keadaan kelas
yang panas serta pentingnya peran orang tua dalam proses pembelajaran juga
berpengaruh terhadap minat serta motivasi belajar siswa.

Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini maka
disarankan sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Sebaiknya dalam penerapan pembelajaran perlu dikembangkan lagi, dan
penerapkan dengan model serta media yang kreatif dan inovatif, sehingga
siswa-siswi tidak mudah merasa bosan.
b. Sebaiknya guru terlebih dahulu memberikan arahan dan langkah-langkah
pembelajaran yang jelas sebelum pembelajaran dimulai, agar supaya siswa
merasa nyaman.
2. Bagi Siswa
a. Siswa seharusnya lebih bisa menghargai dan memanfatkan waktu untuk
belajar semaksimal mungkin.
b. Siswa seharusnya lebih aktif dalam pelajaran, karena dalam proses belajar
mengajar siswa harus paham dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) dan harus bijak dalam penggunaanya.

Iqro Khatulistiwa|10
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiyono (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Dwi Prasetya Dnarjati dkk (2014). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Nana Syaodih Sukmadinata (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Slameto (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Soemanto, Wasty (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Susanto (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suyono dan Hariyanto (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Remaja Rosdakaraya.
Zakiah Daradjat (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Iqro Khatulistiwa|11

Anda mungkin juga menyukai