TINJAUAN PUSTAKA
A. Guru
1. Pengertian Guru
Guru merupakan seorang tenaga pendidik yang mendidik,
mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih dan memberikan
penilaian serta evaluasi kepada peserta didik. Guru adalah orang yang
mempunyai tanggung jawab untuk membimbing peserta didik. Guru juga
seorang yang menjadi panutan dalam setiap tingkah laku, ucapan dan
perkataan. Zakiah Daradjat dkk (2008:226) mengemukakan bahwa “guru
adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat
memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing siswa”.
Di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2009 disebutkan
dalam bab I pasal 1 ayat 1 bahwa guru adalah pendidik professional yang
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Nawawi (2015:280) guru adalah “orang dewasa yang
memberikan ilmu pengetahuan yang karena peranannya berkewajiban
memberikan pendidikan kepada peserta didik”. Guru juga seorang
pendidik yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik agar
peserta didiknya dapat memahami dan menerapkan ilmu yang diberikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian guru
secara umum adalah seorang pendidik yang bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina peserta didik. Seorang guru juga
berkewajiban mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya kepada orang lain.
8
9
2. Peran Guru
Peran dapat diartikan laku, bertidak. Seorang guru memegang
peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peran diartikan sebagai perangkat tingkah
laku yang diharapkan di miliki oleh orang yang berkedudukan (Alwi
Hasan, 2013: 584). Menurut Soerjono Soekarno (2002: 243) mengatakan
bahwa “peran merupakan aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai maka ia menjalankan suatu
peran”.
Menurut Habel (2015: 15) peran merupakan aspek dinamis dari
kedudukan atau status. Apabila seseorang menjalankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan
suatu peran. Seperti halnya guru dan peserta didik, guru memeiliki peranan
yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan
belajar mengajar, karena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran
seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan
pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
Guru memeiliki beberapa peran dikutip dari Ahmadi (2018:80) peran
guru adalah sebagai berikut:
a. Guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran
yang dilaksanakannya di kelas. Namun demikian kegiatan guru tidak
hanya berkaitan dengan pembelajaran guru juga melakukan serangkai
kegiatan persiapan tentang materi pembelajaran dan bagaimana kegiatan
pembelajaran akan dilaksanakan di kelas. Tugas-tugas dalam persiapan
pembelajaran antara lain adalah membuat RPP, membuat catatan tentang
materi pembelajaran, mempersiapkan alat dan media pembelajaran,
menulis kisi-kisi tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, baik untuk
dikerjakan di kelas atau di rumah.
10
RPP yang dibuat oleh guru bukan hanya sebagai pedoman bagi
guru dan diberikan kepada kepala sekolah, para siswa juga harus
mengetahui isi RPP tersebut. Dengan demikian mereka memiliki
gambaran tentang materi yang akan dipelajari dan tugas-tugas yang harus
diselesaikan sehingga para siswa membuat persiapan belajar sejak awal.
Catatan kecil antara lain berupa sajian materi pelajaran menjadi
sistematis, mengurangi pengulangan yang tidak perlu dan mengingat
materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik berkeyakinan
bahwa guru tersebut siap dan mampu mengajar. Alat peraga atau media
pembelajaran sangat penting pada saat guru berada di kelas dan agar
penyampaian materi pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Guru juga harus mempersiapkan beberapa soal atau tugas yang
harus diselesaikan oleh siswa.
Tugas guru yang harus dilaksankan pada saat pembelajaran antara
lain adalah membuka pembelajaran dengan salam, kemudian diikuti do’a
bersama, memberikan motivasi kepada para siswa sehingga siswa siap
menerima pelajaran, menjelaskan tujuan pembelajaran, membuka sesi
Tanya jawab atau diskusi, melakukan evaluasi memberikan tugas dan
menutup pembelajaran dengan do’a (Ahmadi, 2018:62).
b. Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik artinya bahwa tugas guru ini tidak hanya
menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga harus mampu
menanamkan nilai-nilai atau norma-norma baik norma sosial maupun
norma agama dengan materi pembelajaran. Guru juga perlu menanamkan
kepada diri siswa untuk membangun hubungan yang baik dan harmonis
antar siswa.
c. Guru sebagai Pembimbing/Pengarah
Guru sebagai pembimbing artinya guru juga memiliki tugas untuk
membantu siswa mencari jalan keluar dari masalah yang kadang mereka
hadapi sehingga tidak sampai mengganggu waktu belajar mereka. Guru
memberikan bantuan dalam batas mengajukan berbagai alternative
11
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Pada saat pembelajaran didalam maupun diluar kelas memberikan
motivasi pada peserta didik sangat penting untuk membangkitkan gairah
aktivitas belajar peserta didik. Beberapa psikologi menyatakan bahwa
“motivasi merupakan karakteristik atau sifat kepribadian seseorang yang
dengan itu pula individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk
berprestasi, mempunyai perasaan cemas dalam menghadapi tes, atau
sabar dalam melakukan suatu pekerjaan” (Wahyuni, 2009: 21-22).
Menurut Mc. Donald yang dikutip Nyayu Khodijah (2014: 150)
mengatakan bahwa “motivasi adalah suatu perubahan energi dalam
pribadi seseorang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan dan reaksi
mencapai tujuan”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 80)
menyatakan “didalam motivasi terkandung adanya keinginan
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap
dalam prilaku individu belajar”.
Sedangkan belajar adalah “suatu aktifitas untuk memproleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian” (Suyono dan Hariyanto, 2009: 9).
Belajar memerlukan motivasi untuk membangkitkan gairah belajar
peserta didik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik. Peserta didik yang giat belajar karena ingin mendapatkan nilai yang
tinggi adalah peserta didik yang rajin belajar. Keinginan untuk
mendapatkan nilai yang tinggi merupakan kebutuhan peserta didik. Oleh
15
dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka,
maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada
siswanya.
d. Memberikan pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini
merupakan motivasi maka pemberiannya harus tepat. Dengan
pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan
harga diri.
e. Memberikan hukuman
Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan
pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif di
sini sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki
sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga
dengan hukuman yang diberikan itu anak didik tidak mengulangi
kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi
pelanggaran. Akan lebih baik bila anak didik berhenti
melakukannya di hari mendatang.
Fisik
Motivasi Minat
Belajar
Lingkungan
Faktor Ekstrinsik
Keluarga
Sumber: https://penerbitdeepublish.com
26
secara konsisten dengan rasa senang”. Dengan kata lain minat adalah rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada pelajaran, tanpa menyeluruh.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
minat belajar adalah dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan
sesuatu yang dapat membuatnya tertarik dan senang. Minat juga berarti
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar
diri. Minat juga berpengaruh pada aktivitas pembelajaran, peserta didik
yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh. Proses belajar juga akan berjalan dengan
lancar jika disertai dengan minat.
3. Ciri-Ciri Minat
Hurlock (2013: 115), menjabarkan ciri-ciri mina tantara lain:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
b. Minat timbul tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar
merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang.
c. Minat mempunyai kecenderungan yang apabila seseorang senang
terhadap sesuatu maka akan timbul keinginan untuk memilikinya.
Ciri-ciri minat juga didukung oleh Slameto dalam Suryono dan
Haryanto (2015: 177), menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang berminat
dalam belajar adalah sebagai berikut:
28