Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab II ini peneliti membahas: 1. deskripsi Tentang Guru PPKn, 2. Deskripsi

Kenakalan Remaja. 3. Penelitian yang relevan. 4. Kerangka Berpikir.

2.1 Deskripsi Tentang Guru PPKn

1. Pengertian Guru

UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen disebutkan bahwa :

Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan

dasar dan pendidikan menengah.

Pada sekolah menengah, guru berperan bukan sebagai guru kelas,

melainkan guru mata pelajaran yang mengajarkan mata pelajaran yang

berbeda-beda. Guru PPKn adalah guru yang mengajar tentang pendidikan

moral, dan begitu pula guru mata pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu,

guru harus memiliki profesionalitas yang tinggi dibidangnya, hal ini sejalan

dengan pemikiran Usman (2009 : 5) bahwa: guru merupakan jabatan atau

profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

Undang-undang No.14 Tahun 2005 sebagaimana terdapat dalam

pasal (1) ayat 1 dijelaskan bahwa: guru adalah profesional dengan tugas

utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan menengah.

1
Guru sebagai profesional mempunyai tugas mendidik berarti

meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangankan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa,

dengan tugas-tugas yang melekat pada seorang guru tersebut, maka sudah

sewajarnya kalau guru memiliki keahlian.

Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peserta didik,

karena selain memberikan ilmu dan mentransfer ilmu, seorang guru juga

harus membimbing peserta didiknya, hal ini sejalan dengan yang

diungkapkan oleh Darajat Rahmat (2009 : 54) mengemukakan bahwa: guru

adalah faktor yang seharusnya membimbing anak, mempersiapkan dan

menolongnya untuk mempersiapkan hidup dimasa yang akan datang.

Guru mempunyai tanggung jawab yang besar, selain memberikan

ilmu pengetahuan dan pendidikan sebagai bekal peserta didik untuk hidup

menghadapi masa depannya dan untuk hidup bersama masyarakat. Di dalam

pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang bisa dilaksanakan yaitu

tugas profesional, tugas kemasyarakatan dan tugas manusiawi. Tugas

profesional adalah tugas yang berhubungan dengan profesinya.

Tugas profesional ini meliputi tugas untuk mendidik, untuk mengajar

dan tugas untuk melatih. Mendidik mempunyai arti untuk meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar mempunyai arti untuk

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi, dan

tugas melatih mempunyai arti untuk mengembangkan keterampilan.

2
E. Mulyasa (2008:53) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik

dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa seorang guru dianggap jika ia

memandang dan berusaha menjadikan siswa sebagai subjek belajar yang aktif

sesuai dengan minat, bakat dan potensinya sehingga tujuan yang diharapkan

dapat tercapai dengan baik.

2. Pengertian Guru PPKn

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikbud) No. 22 Tahun

2006 mengenai standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, guru

pendidikan kewarganegaraan merupakan guru mata pelajaran yang berfokus untuk

membentuk warga negara supaya lebih memahami serta dapat melaksanakan

segala hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara. Demi menjadi seorang

warga negara yang berkarakter, memiliki kecerdasan, keterampilan, sebagai

mana berdasar pada kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

hidup bangsa.

Berbeda dengan pendapat di atas guru Pendidikan Kewarganegaraan

diartikan sebagai penyiapan generasi muda untuk menjadi warga negara yang

memiliki pengetahuan, kecakapan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk

berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya.

(Samsuri 2011:28) berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan

dapat diartikan sebuah cara untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa

demi menjadi seorang warga negara yang memiliki kecakapan, dan

pengetahuan serta nilai-nilai yang guna berpartisipasi aktif di dalam

masyarakat sesuai dengan UUD 1945.

3
3. Tugas dan peran guru PPKn

Guru sebagai sebuah profesi tenaga kependidikan memiliki tugas dan

peran yang menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Tugas guru

mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing, menilai, dan melatih

peserta didik. Sedangkan peran guru dalam Proses Pembelajaran kelas yakni

mendidik , mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi. tugas dan peran guru ini dituangkan dalam Undang-Undang

Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sehingga setiap guru

mandapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban yang

harus dilaksanakan.

(Djamarah 2010:96) bahwa “guru adalah semua orang yang

berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik

secara individual ataupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah”.

Sedangkan menurut (Darmadi 2010:59)” guru adalah kondisi yang

diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam proses

pembelajaran”.

a. Tugas Guru

Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak

anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan

membangun kepribadian anak didik menjadi seseorang yang berguna bagi

agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila

yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun

bangsa dan negara.

4
( Djamarah 2010:96) Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya

sebatas mengajar di sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara

sekolah dan masyarakat. Bahkan bila dirincikan lebih jauh, tugas guru

tidak hanya yang telah disebutkan. Sebagai pengajar, guru mempunyai

tugas menyelenggarakan proses belajar mengajar.

Menurut undang-undang guru dan dosen no 14 tahun 2005, tugas

guru dan dosen, ada tujuh tugas utama guru yaitu:

1) Mendidik

2) Mengajar

3) Membina

4) Mengarahkan

5) Melatih

6) Menilai

7) Mengevaluasi

Disamping tugas pokok guru sebagai pengajar, seorang guru

memiliki tugas sebagai administrator yang mencakup ketata laksanaan

bidang pengajaran dan ketata laksanaan pada umumnya seperti mengelola

sekolah, memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut

untuk melancarkan tugasnya, serta bertindak sesuai etika jabatan.

Selain tugas-tugas di atas, guru juga mempunyai tugas sebagai

pembimbing. Tugas memberikan bimbingan kepada pelajar dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar mengajar

berkaitan erat dengan berbagai masalah diluar kelas yang sifatnya non

akademis.

5
b. Peranan Guru

Guru memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, bukan hanya

sekedar memberikan ilmu tetapi guru juga memiliki peran untuk mendidik

dan mengarahkan siswanya untuk dapat bersikap, berprilaku dan

berdisiplin dengan baik. Kondisi sekolah yang aman dan nyaman dapat

diciptakan apabila guru mampu mengatur dan mengarahkan siswanya

untuk selalu menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Tugas guru bukan hanya sekedar pada batas profesi yang meliputi

mendidik, mengajar, dan melatih saja. Akan tetapi, guru juga bertugas

dalam bidang kemanusiaan, yaitu guru disekolah harus dapat

menempatkan dirinya sebagai orang tua kedua bagi siswa-siswanya, ia

harus mampu menjadi tauladan bagi siswanya dalam hal tingkah laku dan

sikap disiplin terhadap peraturan yang berlaku baik dilingkungan sekolah

maupun masyarakat.

1) Sebagai pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan

dalam proses belajar,

2) Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa

dan masyarakat,

3) Sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik

kepada siswanya agar berprilaku yang baik,

4) Sebagai agen moral, Guru sebagai agen moral berfungsi mendidik

4. Kompetensi Guru PPKn

Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat

kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

6
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan

menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata

pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK

Tabel 2.1 Kompetensi guru

No Kompetensi Pengertian
1. Pedagodik Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengolah
pembelajaran ini mencakup konsep kesiapan mengajar yang
ditujukan oleh penugasan pengetahuan dan keterampilanm
mengajar, mengajar adalah sifatnya komplek dan multidi
2. kepribadian mendional
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang stabil
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan dan berahlak
mulia, ketauladanan adalah yang paling efektif, Guru yang
disenangi otomati mata pelajaran yang ia ajarkan akan
disenangi perserta didik dan perserta didik akan bergsirah
dan termotivasi mendalami mata pembelajaran tersebut.
Sebaliknya guru yang di benci oleh perserta didik akan tidak
senang dengan pembelajaran yang di pegang oleh guru dan
membentuk sikap antisipasi terhadap mata pembelajaran
yang di pelajari tersebut
3. Sosial berkomunikasi beriteraksi secara efektif dengan lingkungan
sekolah dan diluar lingkungan sekolah. Guru profesional
berusaha untuk berkomunikasi dengan orang tua perserta
didik sehingga terjalin komunikasi dua arah antara orang tua
peserta didik serta masyarakat pada umumnya.Seorang guru
juga diharspkan memiliki jiwa entrepenur ship, yang artinya
ia seorang kreatif, inovasi selalu nosa mencari solusi dari
setiap permasalahan sesuatu yang baru, memiliki motivasi
tinggi.
4. Professional Kompetensi Profesional merupakan kemampuan
memberikan penugasan mengenai materi pembelajaran
secara luas dan mendalam serta metode dan teknik mengajar
yang sesuai sehingga di pahami oleh peserta didik, mudah di
tangkap, tidak menimbulkan kesulitan ataupun keraguan
(Sumber : Strategi Belajar Mengajar UUD RI No. 20 Tahun 2005))

5. Pendidikan Pancasila dan Kewearganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan, membekali, membentuk siswa menjadi warga negara yang

7
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Badan Standar Nasional

Pendidikan, 2006).

Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan misi utama untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang

berakhlak mulia, yang demokratis dan bertanggung jawab. Selain itu

Pendidikan Kewarganegaraan juga diharapkan memberikan kontribusi

terhadap pengembangkan potensi peserta didik yaitu bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri

(Supandi, 2007:1)

2.2 Deskripsi Kenakalan Remaja

Masalah kenakalan remaja merupakan masalah yang menjadi

perhatian orang dimana saja, masalah ini semakain diresahkan dan meresakan

masyarakat terutama dilingkungan sekolah, remaja yang dibahas di bisa

diartikan sebagi siswa.

1. Pengertian kenakalan remaja

Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan

yang melanggar norma,aturan atau hukum dalam masyarakat yang

dilakukan pada usia remaja atau transisi masaanak-anak dan dewasa.

Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian kenakalan remaja.

(Kartono 2010:25) mengkatakan ilmuwan sosiologi Kenakalan Remaja

atau dalam bahasa Inggris dikenaldengan istilah juvenile delinquency

8
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu

bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk

perilaku yang menyimpang. “Kenakalan anak adalah tindakan oleh

seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang

diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat

diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman” (Sarwono,

2012:86).

Menurut pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk

melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan

kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain

yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

2. Jenis-Jenis Kenakalan Remaja

Menurut (Kartono 2003:47) siswa nakal itu mempunyai

karakteristik umum yang sangat berbeda dengan siswa tidak nakal.

Perbedaan itu mencakup:

a. Perbedaan struktur intelektual

Pada umumnya inteligensi mereka tidak berbeda dengan

inteligensi siswa yang normal, namun jelas terdapat fungsi-fungsi

kognitif khusus yang berbeda biasanya siswa nakal ini mendapatkan nilai

lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai untuk

keterampilan verbal (tes Wechsler). Mereka kurang toleran terhadap

hal-hal yang ambigius biasanya mereka kurang mampu

memperhitungkan tingkah laku orang lain bahkan tidak menghargai

pribadi lain dan menganggap orang lain sebagai cerminan dari diri

9
sendiri.

10
b. Perbedaan Fisik dan Psikis

Siswa yang nakal ini lebih “idiot secara moral” dan memiliki

perbedaan ciri karakteristik yang jasmaniah sejak lahir jika

dibandingkan dengan siswa normal. Bentuk tubuh mereka lebih

kekar, berotot, kuat, dan pada umumnya bersikap lebih agresif. Hasil

penelitian juga menunjukkan ditemukannya fungsi fisiologis dan

neurologis yang khas pada remaja nakal ini, yaitu:mereka kurang

bereaksi terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan ketidak

matangan jasmaniah atau anomali perkembangan tertentu.

3. Faktor-Faktor Kenakalan Remaja.

Sudarsono (2012:48), kenakalan anak-anak adalah ungkapan

seorang anak dari orang yang kaya dan berpangkat, mencuri atau

melakukan kejahatan-kejahatan tertentu, maka kejahatan atau kenakalan

yang dilakukan oleh anak itu bukanlah karena ia kekurangan uang dari

orang tuanya, akan tetapi adalah ungkapan dari rasa tidak puas, kecewa

atau rasa tertekan, merasa kurang mendapat perhatian, kurang merasa

kasih sayang orang tua dan sebagainya

Berdasarkan faktor di atas dapat dikelompokan menjadi 2 faktor

yang internal dan eksternal.

a. Faktor Internal:

1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri

remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama,

terbentuknya perasaan akan konsistensi dalamkehidupannya.

Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi

karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

11
2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari

dan membedakan tingkahlaku yang dapat diterima dengan yang

tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal.

Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua

tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol

diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

b. Factor Eksternal

1. keluarga, tidak adanya komunikasi antara keluarga atau

perselisihan antara anggota keluarga bisa memicu perilaku

negative pada remaja.

2. teman sebaya yang kurang baik.

3. lingkungan tempat tinggal.

Berdasarkan penjelasan di atas faktor yang paling berperan di dalam

menimbulkan kenakalan remaja adalah faktor keluarga dan temen sebaya

karena remaja yang di dalam keluarga yang kurang mendapat perhatian dan

bimbingan orang tua akan mencarai perhatian kepada lingkungan diluar

rumah dan temen-temen sebaya.

2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan peran Guru PPKn dalam menaggulangi

kenakalan siswa. Penelitian (Melati, 2016) “Peranan Guru PPKn dalam Membina

Etika Siswa Di Sekolah” hasil penelitian yang terkait dengan peran guru PPKn

dalam menaggulangi kenakalan siswa implementasi yang dilakukan oleh guru

PPKn terhadap siswa-siswanya dalam upaya memperbaiki sikap, etika dan

12
kesopan siswa yang dilakukan dengan cara memeberikan penjelasan mengenai

sikap dan prilaku yang diharapkan di SMA Negri 17 Garut.

Penelitian yang diteliti oleh (Ikhsan 2013) yang berjudul “Peranan Guru

PKKn Dalam Upaya Meningkatkan Disiplin Siswa Di Sekolah” berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama dilapangan dapat disimpulkan

bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk

mencerdaskan anak- anak penerus bangsa melalui pembelajaran yang diberikan

sekolah terhadap siswa ata peserta didiknya. Pembelajaran yang diberikan oleh

sekolah terhadap siswa bukan hanya sebatas memberikan materi ajar saja,

melainkan harus mengajarkan juga mengenai keteraturan, dan kedisiplinan

terhadap siswa agar siswa bisa menjadiwarga negara yang bertanggung jawab dan

mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara melalui peran sekolah

sebaga lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa.

2.4 Kerangka Berfikir

Peran guru selain mengajar, mendidik, melatih peserta didik juga ada

peran yang sangat penting yaitu membimbing perilaku peserta didik agar sesuai

norma yang berlaku di masyarakat. Peran Guru PPKn dalam menaggulangi

kenakalan remaja di MTs Muhammadiyah 1 Malang yang akan di teliti peneliti

dengan metode wawancara untuk memperoleh data primer dari responden yaitu

Guru Pendidikan Kewarganegaraan. Informan yaitu Kepala Sekolah dan siswa

Peran Guru PPKn dalam menaggulangi kenakalan remaja di MTs

Muhammadiyah 1 Malang yang akan dikaji peneliti yaitu peran guru sebagai

pembimbing, sebagai agen moral, sebagai model, dan peran guru sebagai

komunikator. Guru PPKn dalam mencegah kenakalan peserta didik melalui


13
pendekatan-pendekatan yang diterapkan untuk mengetahui masalah dan penyebab

peserta didik melakukan kenakalan. Upaya-upaya yang dilakukan Guru PKKn

dalam mencegah kenakalan tentu mengalami hambatan-hambatan baik hambatan

internal maupun eksternal dari individu, maka Guru PPKn mencari solusi yang

tepat untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut.

Peran Guru PPKn dalam menaggulangi kenakalan remaja di MTs

Muhammadiyah 1 Malang dapat diidentifikasi di lingkungan sekolah melalui:

Guru PPKn, Kepala Sekolah dan peserta didik. Identifikasi tersebut dapat

diketahui melalui:

1. Peran Guru PPKn mengajar, membina perilaku, moral dan etika peserta

didik.

2. Peran Kepala Sekolah managerial sekolah dan supervisor.

3. siswa sebagai fokus subjek inti dari pendidikan sebab peserta didik sebagai

produk yang dapat diketahui melalui nilai dan perilaku.

14
Peran Guru PPKn Dalam Menaggulangi Kenakalan Remaja Di MTs Muhammadiyah 1 Malang

Bagaimana peran guru PPKn dalam menaggulangi kenakalan remaja di MTs Muhammadiyah 1 Malang

Peran guru sebagai pembimbing


Peran guru sebagai agen moral Peran guru sebagai komunikator
Peran guru sebagai model

Hambatan yang menjadi kendala guru PPKn


Upaya guru guru PPKn

Cara mengatasi hambatan tersebut


Upaya yang di lakukan

Dapat di identifikasi di lingkungan sekolah


Dapat di identifikasi di lingkungan sekolah

Guru PPKn Kepala sekolah Peserta didik

Problem solving

Bagan 2.1. Kerangka Berfikir.

15

Anda mungkin juga menyukai