Anda di halaman 1dari 6

PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI


SMP IT INSAN UTAMA 2 PEKANBARU

PROPOSAL

Oleh :

Riska Arsitalisa
NIM. 22190124736

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Munzir Hitami, MA


Dr. Edi Yusrianto, M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1443 H. / 2022 M.

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran agama islam merupakan salah satu dari mata pelajaran

pokok dalam sistem pendidikan di Indonesia. Mengingat pentingnya

pembelajaran agama islam maka setiap siswa diharapkan memiliki motivasi

untuk belajar pendidikan agama islam. Akan tetapi, sejauh ini pelajaran

agama islam masih dipresepsikan sebagai pembelajaran yang

membosankan, tidak disukai,

Setiap siswa mempunyai pandangan yang berbeda tentang pelajaran

agama islam. Ada yang memandang sebagai mata pelajaran yang

menyenangkan dan ada juga yang memandang sebagai mata pelajaran yang

sulit dan membosankan. Bagi yang menganggap menyenangkan maka akan

tumbuh motivasi dalam diri siswa tersebut untuk belajar dan optimis dalam

mempelajarinya. Sebaliknya, bagi yang menganggap sebagai pelajaran yang

sulit, maka siswa tersebut akan bersikap pesimis dan kurang termotivasi

untuk mempelajarinya

fenomena menunjukkan bahwa diperlukannya untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik. Peserta didik cenderung lebih tertarik dengan

pelajaran umum dibandingkan dengan pelajaran pendidikan agama islam,

banyak peserta didik yang kurang antusias pada pelajaran pendidikan agama

islam, karena sebagian siswa menganggap pelajaran pendidikan agama

islam tidak termasuk dalam mata pelajaran yang diUANkan. Jika diberi

1
2

tugas mereka mengerjakan namun biasanya masih banyak yang mencontek

pekerjaan temannya. Jika diberi tugas dengan tingkatan yang lebih sulit,

mereka mengeluh. Peserta didik cenderung pasif menerima apa yang

diberikan oleh guru

Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu atau peserta

didik yang mendorong atau menggerakkan individu atau peserta didik

melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan (Nana Syaodih Sukmadinata,

2007: 381). Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan kekuatan yang

mendorong individu melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Jadi, ada tidaknya motivasi menentukan tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran. Motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu

sendiri atau berasal dari luar diri pribadi siswa. Perasaan suka terhadap

pelajaran pendidikan agama islam merupakan contoh motivasi yang berasal

dari dalam diri siswa. Menurut Muhibbin Syah (2002: 137) yang termasuk

motivasi yang berasal dari dalam diri siswa adalah perasaan menyenangi

materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi

yang berasal dari luar diri pribadi siswa dapat ditimbulkan dari faktor guru,

lingkungan, dan orang tua. Kedua jenis motivasi ini terjalin menjadi satu

membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa timbulnya motivasi dapat

menyebabkan seseorang melakukan tindakan karena adanya motivasi dari

dalam dirinya. Motivasi dipengaruhi oleh upaya untuk memenuhi

kebutuhannya. Di samping itu, karena adanya dorongan dan tuntutan serta

pengaruh dari lingkungan luar untuk melakukan suatu tindakan


3

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu saja tidak terpisahkan dengan

kualitas tenaga pendidik sebagai penggerak. Guru diharapkan dapat

melaksanakan proses pembelajaran di sekolah sebaik mungkin. peran guru

tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer of

knowledge saja, karena tanpa adanya peran sebagai motivator maka sia-

sialah peran guru sebagai sosok yang melakukan transfer ilmu. Peranan guru

sebagai motivator penting dalam rangka meningkatkan kegairahan dan

pengembangan belajar siswa. Guru harus merangsang dan memberikan

dorongan serta penguatan (reinforcement) untuk mendinamisasikan potensi

siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas),

sehingga akan terjadi dinamika didalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Peran Guru Dalam

Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama

Islam di SMP IT Insan Utama 2 Pekanbaru”

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada menganalisis peran guru dalam

membangkitkan motivasi belajar siswa yang dilakukan di SMP IT Insan

Utama 2 Pekanbaru

C. Rumusan Masalah

Adapun rumasan masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana peran guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa

di SMP IT Insan Utama 2 Pkanbaru?


4

b. Usaha Apa saja yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa?

c. Bagaimana Hambatan dan Pendukung Motivasi Belajar Siswa di

SMP IT Insan Utama 2 Pekanbaru?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa di SMP IT Insan Utama 2 Pekanbaru

b. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan guru dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa

c. Untuk mengetahui hambatan dan pendukung motivasi belajar siswa

SMP IT Insan Utama 2 Pekanbaru

2. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan mampu untuk dapat memberikan

kontribusi positif, baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

a. Kegunaan secara teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan dan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan studi lanjutan yang relevan

bagi dunia pendidikan.

b. Kegunaan secara praktis

1) Bagi Guru, sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai

masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru


5

sehingga mendukung pencapaian tujuan program

pendidikan..

2) Bagi siswa agar mendapat pembelajaran dari guru yang lebih

baik sehingga dapat mewujudkan generasi yang lebih baik.

c. Kegunaan pihak penulis

Memperkaya khazanah keilmuan, pengalaman, dan wawasan di

bidang pendidikan Islam.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode deskripstip

kualitatif. Pendekatan ini digunakan sebagai upaya mencari dan menemukan

fakta atau informasi sesuai dengan ruang lingkup dan berkenaan dengan

orang-orang yang terlibat didalamnya, kemudian dipaparkan dengan kata-

kata atau tulisan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik pengumpulan

data yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi

dilakuka untuk mengamati aktivitas pembelajaran yang dilangsungkan pada

kelas mata pelajaran PAI, dan sikap ditunjukkan oleh siswa di lokasi

penelitian. Wawancara dilakukan untuk menggali berbagai informasi dari

para informan utama dan pendamping yang dipilih berdasarkan keperluan

penelitian. Dokumentasi merupakan kegiatan menghimpun data-data yang

didokumentasikan dalam bentuk file kerja, serta pengambilan foto

dokumentasi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai