Khodijah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro
Jl. Ki Hadjar Dewantara 15 A Kota Metro
E-mail: aminefendi_45@ymail.com
Abstract
The implementation of character education curriculum in Integrated Islamic Elementary School
(SDIT) applied in the planning and implementation of character education are integrated in the
learning and school culture that is applied by all citizens of the school. Character education begins
with educators as one of the success factors of value investment figure character is an educator who
can be a role model. In addition, as the executor of character education curriculum, educators also play
an important role in the preparation of learning programs characterized by integrating the values of
characters in each learning activity. Teachers are also required to plan learning professional character,
because the planning is exactly the first step of the preparation of educators foster the values of character
the young generation of the nation.
Key word: Implementation, Character Education, School
Abstrak
Kata kunci: Kinerja guru, sekolah dasar, dan manajemen kepala sekolah
57
58| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016
Dalam Islam karakter akhlak yang luhur nisi tersebut, pendidikan karakter merujuk
dari seorang individu merupakan esensi dari tu- pada tiga komponen yang harus diolah,
juan diadakannya pendidikan dalam Islam. Mu- yaitu: (1) Pikiran, yang ditunjukkan dengan
hammad Qutub dalam Jamaluddin berpendapat kata understand, (2) Rasa, yang ditunjukkan
bahwa tujuan pendidikan dalam Islam untuk dengan kata care about, dan (3) Raga, yang
membentuk manusia yang sejati, sebagaimana ditunjukkan dengan kata act upon core ethi-
yang digambarkan dalam Al-Qur’an. Manusia cal values.3
sejati, menurutnya, yaitu manusia yang benar- Sementara itu, menurut Lickona
benar menghambakan diri kepada Tuhan, karakter4 terdiri dari tiga unjuk-perilaku
melaksanakan segala perintah dan menjauhi yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu:
larangan-Nya.2 moral reasoning, moral feeling dan moral be-
Berkaitan dengan hal di atas, rumusan Is- haviour. Seseorang yang berkarakter baik
lam dalam pembentukan karakter ter-cermin harus me-ngetahui apa yang baik, meng-
dalam pribadi Rasulullah SAW seperti yang inginkan apa yang baik, dan melakukan apa
dijelaskan dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21; “Sung- yang baik sebagai hasil dari olah pikir, hati,
guh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri te- raga, serta rasa dan karsa. Ketiga substansi
ladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang dan proses psikologis ter-sebut bermuara
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari pada kehidupan moral dan kematangan
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. moral individu.5
Oleh sebab itu, maka karakter harus me- Pendidikan karakter adalah suatu
madukan aspek kognitif, afektif, dan psiko- istilah yang luas yang digunakan untuk
motorik. Rasulullah saw sudah mem-berikan mengembangkan kurikulum dan ciri-
teladan atau contoh perilaku dengan memban- ciri organisasi sekolah yang men-dorong
gun pendidikan berbasis moral dan etika. Me-
nyiapkan manusia yang paripurna, salah satunya 3
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan,
dapat dimulai dari insititusi pendidikan yaitu Pilar, dan Implementasi, ( Jakarta: Prenadamedia Group,
sekolah sebagai tempat subur pembinaan seka- 2014), h. 8-9
4
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to
ligus pem-berdayaan karakter generasi muda. mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana men-
Dengan moral dan etika yang baik akan men- gaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku. Lihat Muhammad Yaumi, Pilar-Pilar Pen-
ciptakan masyarakat yang rahmatan lil ‘alamin. didikan Karakter, (Makasar: Alaudin Press, 2011), h. 4.
Karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan,
dan sikap seseorang yang ditujukan kepada orang lain me-
B. Pembahasan
lalui tindakan. Sulit dipungkiri bahwa karakter seseorang
1. Konsep Pendidikan Karakter terpisah dari moralitasnya, baik atau buruk karakter ter-
a. Definisi Pendidikan Karakter gambar dalam moralitas yang dimiliki. Begitu pula den-
gan kebenaran yang merupakan perwujudan dari karakter.
Konsep pendidikan karakter menurut Sesuatu kebenaran tidak akan terbangun dengan sendir-
beberapa ahli, diantaranya (frye dkk, 2002) inya tanpa melibatkan kehadiran karakter yang menopang
segala upaya untuk menegakkan suatu kebenaran. Morali-
character education is the deliberate effort to tas dan kebenaran yang telah terbentuk merupakan per-
help people understand, care about, and act wujudan dari perbuatan baik yang mendatangkan segala
kemaslahatan bagi lingkungan. Kebaikan inilah yang men-
upon core ethical values, Pendidikan karak-
dorong suatu kekuatan dalam diri seseorang untuk men-
ter adalah upaya sengaja untuk membantu egakkan suatu keadilan yang berperadaban. Kebenaran,
orang mengerti, peduli tentang, dan ber- kebaikan, dan kekuatan sikap yang ditunjukkan terhadap
lingkungan adalah bagian integral yang menyatu dengan
buat atas dasar nilai-nilai etik. Dalam defi- karakter. Lebih jelas lihat, Muhammad Yaumi, Pendidikan
Karakter.,
5
Muhammad Alwi, Anak Cerdas Bahagia dengan
2
Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak Pendidikan Positif, ( Jakarta: Naoura Books (PT. Mizan
dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 112. Publika), 2014), h. 34.
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 59
hadap pendidikan karakter yang sedang karakter merupakan roh dari tujuan pendi-
mereka lalui, sebaliknya dengan sedikit dikan untuk men-capai peradaban manusia
pemahaman yang diterima oleh peserta di- yang baik, bukan hanya saja secara perilaku
dik, maka makna dari pendidikan karakter nalar tetapi juga perilaku moral, sehingga
yang diajarkan akan tidak menghasilkan manusia akan tumbuh dan ber-kembang
pemkanaan yang dalam atau sesuai yang pada norma dan aturan saling menghor-
dikehendaki, yaitu pembentukan moral mati dan menghargai satu sama lainnya.
yang baik.8 Untuk itu pendidikan karakter bagi
Sejalan dengan hal di atas, Wiyani peserta didik saat ini sangatlah penting sei-
mengemukakan enam pilar karakter ber- ring dengan perkembangan dan kemajuan
dasarkan The Six Pillars of Character yang manusia baik dari segi pola pikir, perilaku
dikeluarkan oleh Character Count Coalition maupun perkem-bangan ilmu pengetahuan
(A Project of The Joseph Institute of Ethics) se- dan tek-nologi yang sedemikian pesatnya.
bagai berikut:
a) Trustworthiness, bentuk karakter b. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karak-
membuat seseorang menjadi ber-iteg- ter
ritas, jujur, dan loyal. Secara teoritis terdapat beberapa
b) Fairness, bentuk karakter yang mem- prinsip yang dapat digeneralisasikan un-
buat seseorang memiliki pemikiran tuk mengukur tingkat keberhasilan suatu
terbuka serta tidak suka memanfaat- pelaksanaan pendidikan karakter. Lickona,
kan orang lain. Scahp, dan Lewis dalam CEP’s Eleven
c) Caring, bentuk karakter yang mem- Principles of Effective Character Education
buat seseorang memiliki sikap peduli menguraikan se-belas prinsip dasar dalam
dan perhatian terhadap orang lain menunjang keberhasilan pelaksanaan pen-
maupun kondisi sosial lingkungan didikan karakter. Berikut kesebelas prinsip
sekitar. tersebut:
d) Resepect, bentuk karakter yang mem- 1. Komunitas sekolah mengem-bangkan
buat seseorang selalu meng-hargai nilai-nilai etia dan kemampuan insit
dan menghormati orang lain. sebagai landasan karakter yang baik.
e) Citizenship, bentuk karakter yang 2. Sekolah mendefinisikan karakter se-
membuat seseorang sadar hukum dan cara komprehensif untuk me-masuk-
peraturan serta peduli ter-hadap ling- kan pemikiran, perasaan, dan perbua-
kungan alam. tan.
f) Responsibility, bentuk karakter yang 3. Sekolah menggunakan pen-dekatan
membuat seseorang ber-tanggung komprehensif, sengaja, dan proaktif
jawab, disiplin dan selalu melakukan untuk pengem-bangan karakter.
sesuatu dengan sebaik mungkin.9 4. Sekolah menciptakan masyarakat
Berdasarkan semua pengertian diatas, peduli karater.
maka dapat dimaknai bahwa pendidikan 5. Sekolah memberikan kesempatan ke-
pada peserta didik untuk me-lalukan
tindakan moral.
8
Agustiono Hermino, Manajemen Kurikulum Berba-
sis Karakater: Konsep, Pendekatan, dan Aplikasi, (Bandung: 6. Sekolah menawarkan kurikulum aka-
Alfabeta, 2014), h.162. demik yang berarti dan me-nantang
9
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Pendidikan Kara-
kter: Konsep dan Implementasinya di Sekolah, (Yogyakarta:
yang mengharagai semua peserta di-
Paedagogja, 2012), h.67. dik mengembangkan karakter, dan
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 61
Sejalan dengan perkembangan kondisi “the sense of intiative”, dimana pada fase ini
tersebut, dimana pendidikan anak tidak hanya merupakan fase sadar akan berprakarsa, yai-
untuk kemampuan akademis saja, tetapi juga tu anak ingin bebas dalam mengembangkan
penting penanaman karakter yang baik untuk ke-mampuan yang tersimpan dalam dirin-
perkembangan kehidupan anak di masa men- ya, anak ingin meniru, mencoba, berfantasi,
datang, maka melihat kenyataan tersebut orang kreatif, dan berinisiatif. Adapun ciri-ciri
tua memiliki hak prerogatif untuk memilih lem- pertumbuhan kejiwaan anak pada taman
baga pen- didikan bagi anak-anaknya.12 kanak-kanak, secara umum adalah:
Anak-anak dalam usia yang masih muda 1) Kemampuan melayani kebutuhan fisik
perlu mendapatkan pendidikan karakter yang secara sederhana sudah ber-ubah.
dapat memberikan pe-nguatan dan pemaha- 2) Mulai mengenal kehidupan sosial dan
man akan makna hidup dalam arti kecil atau pola sosial yang berlaku yang mani-
disesuaikan dengan perkembangan usia serta festasinya tampak: kese-nangan untuk
ling-kungannya. Masa sekolah adalah waktu se- berkawan, kesang-gupan mematuhi
padan dengan situasi dan proses pem-belajaran peraturan, me-nyadari hak dan tang-
di sekolah, namun demikian peranan orang tua gung jawab, kesanggupan bergaul dan
tetap menjadi aktor dominan yang mendukung bekerja-sama dengan orang lain.
pendidikan karakter dalam keluarga. 3) Menyadari dirinya berbeda dengan
Hal ini juga seperti dikemukakan oleh anak lain yang mempunyai ke-inginan
More dalam Spoedek (1982) yang dikutip Her- dan perasaan tertentu.
mino bahwa “Every parent and teacher looks for 4) Masih tergantung kepada orang lain
signs that children are becoming human. As adult, dan memerlukan perlindungan dan ka-
we are exepected to display such behaviors as part of sih sayang orang lain.
our daily instractions with others, particularly with 5) Belum dapat membedakan antara yang
the young, the old, and the disabled who cannot ad- nyata dan khayal.
equately care for themselves”.13 6) Mempunyai kesanggupan imitasi dan
Lebih lanjut, Erikson dalam Salam mem- identifikasi kesibukan orang dewasa
batasi periodisasi perkembangan anak serta ciri- (dalam bentuk sederhana) di sekitarnya
ciri pertumbuhan kejiwaan anak-anak tersebut melalui kegiatan ber-main.
adalah sebagai berikut: 7) Kemampuan memcahkan per-soalan
a. Usia 3,5 – 5,5 tahun disebut juga dengan dengan berpikir berdasar-kan hal-hal
yang konkret.
wujudkan. Di sinilah mengapa pendidikan berbasis kara- 8) Mampu mengaitkan pengetahuan ter-
kter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi pent- dahulu dengan yang sekarang.
ing dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan
hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi 9) Mampu menyesuaikan reakasi emosi
secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai terhadap kejadian yang dialami, sehing-
bangsa. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya ke-
santunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter
ga anak dapat dilatih untuk menguasai
yang mampu menumbuhkan kepenasaran intelektual se- dan mengarahkan ekspresi perasaannya
bagai modal untuk membangun kreativitas dan daya ino-
dalam bentuk yang lebih.
vasi...Lihat Ibid, h. 172-173. Selanjutnya Presiden Susilo
Bambang Yudhpyono (SBY) dalam sambutannya pada 10) Dorongan untuk mengeksploitasi ling-
Puncak Peringantan Hari Pendidikan Nasional dan Hari kungan fisik dan sosial mulai tumbuh
Kebangkitan Nasional Tahun 2011, tanggal 20 Mei 2011
di Jakarta menekankan pentingnya karakter bangsa yang dan ditandai dengan se-ringnya bertan-
unggul dalam mencapai tujuan negara maju pada abad ke- ya tentang segala sesuatu kepada orang
21. Lebih jelas lihat Ibid, h. 173.
12 Ibid, h. 174.
di sekitarnya, untuk memperoleh infor-
13 Ibid., masi atau pengalaman.
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 63
b. Usia 6,0 – 12 tahun disebut juga dengan “the cognitive-intellectual achiecement on the one and
sense of accomplishment”, dimana pada fase ini affective-social growth on the other”15.
merupakan fase sadar akan penyelesaian tu- Berdasarkan uraian tentang tingkat
gas, yaitu anak rajin dalam menyelesaikan perkembangan anak, maka nilai-nilai karakter
tugas-tugas. Dalam fase ini pendidik harus yang dipilih harus sesuai dengan pertumbu-
menjaga supaya anak jangan ke-kurangan han dan perkembangan anak pada rentang usia
tugas sebagai tantangannya, dan tugas itu tersebut. Adapun standar tingkat pencapaian
jangan terlampau mem-bebani sehingga perkembangan anak harus meliputi berbagai
mengakibatkan anak putus asa. Adapun aspek yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
ciri-ciri per-tumbuhan kejiawaan anak pada hari, yaitu: nilai-nilai agama dan moral, fisik,
sekolah dasar, secara umum adalah: kognitif, bahasa dan sosial-emosional.
1) Pertumbuhan fisik dan motorik maju
pesat. Hal ini sangat penting peranan- 3. Dasar Kurikulum Sekolah Islam Terpadu
nya bagi pengembangan dasar yang di- (SIT)
perlukan sebagai makhluk individu dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) me-
sebagai makhluk sosial. megang peranan penting dalam penanaman ni-
2) Kehidupan sosialnya diperkaya selain lai karakter, karena penerapan pendidikan kara-
kemampuan dalam hal bekerjasama kter di SIT telah dimulai sejak berdirinya SIT
juga dalam bersaing dan kehidupan ke- tersebut. Aktivitas pembelajaran merupakan inti
lompok sebaya. dari proses pendidikan secara keseluruhan, yang
3) Semakin menyadari diri selain mempu- pada umumnya bertujuan agar terjadi peruba-
nyai keinginan, perasaan tertentu juga han baik itu pengetahuan, keterampilan dan
semakin bertumbuh-nya minat terten- sikap/perilaku (karakter) pada peserta didik se-
tu. bagai hasil dari proses pembelajaran dan budaya
4) Kemampuan berpikirnya masih dalam sekolah.
tingkatan persepsional. Membangun suatu institusi pen-didikan
5) Mempunyai kesanggupan untuk me- berarti mengambil peran dan tanggungjawab
mahami hubungan sebab akibat. yang besar terhadap pembentukan kepribadian
6) Mempunyai kesanggupan untuk me- anak, karena di lembaga pendidikan itulah anak
mahami hubungan sebab akibat. men-dapatkan sebagaian besar faktor-faktor
7) Ketergantungan kepada orang dewasa penentu pembentuk kepribadiannya, baik itu
semakin berkurang dan kurang memer- pengetahuan, keterampilan dan peri-lakunya.
lukan perlindungan orang dewasa.14 Sekolah terpadu adalah sekolah yang dise-
Berdasarkan kondisi tersebut, maka kuri- lenggarakan berada dalam satu komplek dan
kulum pendidikan karakter disusun berdasar- dikelola secara terpadu baik dari aspek kuriku-
kan perkembangan kejiwaan anak-anak terse- lum, pembelajaran, guru, sarana dan prasarana,
but. Hal ini juga ditegaskan oleh Evans dalam manajemen, dan evaluasi, sehingga menjadi
Spodek sebagaimana dikutip Hermino yaitu sekolah yang efektif dan berkualitas.16
“Curriculum content emphases vary even among Sementara itu yang dimaksud program
moderate position. One long-standing content dis-
tinction in early education concern learning’s for 15
Agustiono Hermino, Manajemen Kurikulum..., h.
176.
Khoiru Ahmadi, Dkk., Strategi Pembelajaran Seko-
16
14
Burhaduddin Salam, Pengantar Paedagogi: Dasar- lah Terpadu; Pengaruhnya terhadap Konsep, Mekanisme dan
Dasar Ilmu Mendidik, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. Proses Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. ( Jakarta:
102-103. Prestasi Pustaka, 2011) h. 2
64| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016
terpadu adalah program yang memadukan an- merupakan suatu Gerakan Dakwah Berbasis
tara program pendidikan umum dan pendidi- Pendidikan.
kan agama, antara pengembangan potensi in- Adapun tujuan pendidikan sekolah dasar di
telektual/fikriyah, emosional/ ruhiyah dan fisik/ SIT adalah menyelenggarakan pendidikan dasar
jasadiyah, dan antara sekolah, orang tua dan ma- Islam yang mampu membentuk karakter anak
syarakat sebagai pihak yang memiliki tugas dan sehingga memiliki pengetahuan, sikap, dan pe-
tanggung jawab terhadap dunia pendidikan. rilaku sesuai dengan azas-azas pendidikan anak
Sekolah Islam Terpadu memiliki karakter- dalam Islam dan kompetensi standar yang telah
istik utama yang memberikan penegasan akan ditetapkan.18
keberadaannya, kara-kteristik tersebut yaitu: Sebagai lembaga pendidikan, Sekolah
a) Menjadikan Islam sebagai landasan filoso- Dasar merupakan satuan pendidikan yang pal-
fis ing penting keberadaannya, karena pendidikan
b) Menintegrasikan nilai Islam ke dalam ban- di sekolah dasar merupakan dasar dari semua
gunan kurikulum pendidikan. Dari uraian di atas, dapat disim-
c) Menerapkan dan mengembangkan metode pulkan bahwa Sekolah Islam Terpadu adalah
pembelajaran untuk mencapai optimalisasi sekolah Islam yang diselenggarakan dengan
proses pembelajaran. memadukan secara integratif nilai dan ajaran
d) Mengedepankan qudwah hasanah dalam Islam dalam bangunan kurikulum.
bentuk karakter peserta didik. Kurikulum SIT yang telah disahkan me-
e) Menumbuhkan biah solihah dalam iklim lalui Munas JSIT 1 tahun 2006 lalu adalah
dan lingkungan sekolah: menum-buhkan kurikulum yang diperkaya dengan pendekatan
kemaslahatan dan me-niadakan kemaksi- dan isi yang sesuai dengan pijakan filosofis, visi,
atan dan kemunkaran. dan tujuan pen-didikan Islam. Maka disusunlah
f ) Melibatkan peran serta orangtua dan ma- kurikulum pada Sekolah Dasar Islam Terpadu
syarakat dalam mendukung ter-capainya yang merujuk kepada pencapaian tujuan dengan
tujuan pendidikan. 10 karakter, sebagai berikut:
g) Mengutamakan nilai ukhuwwah dalam 1) Aqidah yang bersih (Salimul Aqidah)
semua interaksi antar warga. meyakini Allah sebagai pencipta, Pemilik,
h) Membangun budaya rawat, resik, rapih, ru- Pemelihara, dan Penguasa alam semesta
nut, ringkas, sehat, dan asri. dan menjauhlan diri dari segala fikiran, si-
i) Menjamin seluruh kegiatan sekolah untuk kap, perilaku bid’ah, khurafat dan syirik.
selalu berorientasi pada mutu. 2) Ibadah yang benar (Shahihul Ibadah) ter-
j) Menumbuhkan budaya profesio-nalisme biasa dan gemar melaksanakan ibadah yang
yang tinggi di kalangan tenaga pendidik meliputi: sholat, shoum, tilawah al-Quran,
dan tenaga kependidikan.17 dziki dan doa sesuai dengan petunjuk al-
Kesepuluh ciri atau karakteristik di atas, Quran dan Sunnah.
menjadi acuan bagi Sekolah Islam Terpadu un- 3) Pribadi yang matang (Matinul Khuluq) me-
tuk mengembangkan diri menjadi sekolah yang nampilkan perilaku yang santun, tertib dan
berkualitas dan diinginkan gerakan pemberday- disiplin, peduli terhadap sesama dan ling-
aan Sekolah Islam Terpadu oleh pengurus Ja- kungan serta sabar, ulet, dan pem-berani
ringan Sekolah Islam Terpadu ( JSIT), yang dalam mengahadapi permasalahan hidup
sehari-hari.
4) Mandiri (Qadirun alal Kasbi) mandiri
17
Tim JSIT Indonesia, Sekolah Islam Terpadu Konsep
dan Aplikasinya, (Bandung : Jaringan Sekolah Islam Ter-
padu ( JSIT) Indonesia, 2006) h. 58-61 18
Ibid., h. 64
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 65
Alat/Sumber Belajar :
1. Tulisan nama-nama kitab Allah SWT di atas
potongan karton dan pada bagian lain nama-nama
Rasul yang menerima kitab-kitab tersebut pada
karton lainnya untuk dicocokkan.
2. Buku PAI
3. Buku lain yang relevan
4. Al-Qur’an
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar
karakteristik utama Sekolah Islam Terpadu, sep- telah diuraikan pada proses penyusunan
erti yang telah diuraikan di atas. Dalam penyu- RPP berkarakter. Dalam proses pembe-
sunan RPP berkarakter, pendidik mengidentifi- lajaran tersebut, proses penanaman nilai-
kasi langkah-langkah pembelajaran yang sesuai nilai karakter itu terjadi, yang tidak hanya
dengan nilai-nilai karakter apa yang diharapkan menekankan pada ketercapaian aspek
tercipta pada diri peserta didik. kognitif atau pengetahuan (materi pelaja-
ran) dan psikomotorik atau keterampilan,
b. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan tapi aspek sikap atau afektif yang menjadi
Karakter di SDIT perilaku (behavior) sehari-hari peserta di-
1. Pelaksanaaan Kurikulum Pendidi- dik.
kan Karakter dalam Pembelajaran Berikut contoh penanaman nilai-nilai
Metode penting dalam pen-didikan karakter dalam pembelajaran di Sekolah
nilai-nilai, diantaranya peran guru sebagai Dasar Islam Terpadu, dimulai dengan ke-
teladan dan pembimbing, membangun giatan awal yaitu membuka atau memulai
masyarakat yang ber-moral, dan perte- pelajaran dengan mengucapkan salam, bas-
muan kelas yang menciptakan nilai-nilai mallah, dan dilanjutkan dengan doa belajar
saling meng-hargai dan tanggung jawab oleh para siswa, menanyakan kabar, kemu-
dalam ke-hidupan di sekolah. Namun, dian dilanjutkan dengan warming up atau
kuri-kulum akademik adalah urusan paling ice breaking yang biasanya berupa yel-yel,
penting dalam sekolah. Kita akan melewat- tepuk tangan, lagu, atau simbol.
kan peluang yang besar jika tidak meng- Langkah awal yang dilakukan pen-
gunakan kurikulum sebagai sarana untuk didik di atas, merupakan bentuk motivasi
mengembangkan nilai-nilai moral dan ke- awal dalam mengkondisikan kelas agar
sadaran beretika.22 peserta didik siap, ber-semangat atau men-
Pada intinya, pendidikan karakter di- arik untuk memulai pembelajaran. Sehing-
dasarkan pada pembiasaan dan teladan atau ga proses pembelajaran dapat berlang-sung
contoh dari seluruh warga sekolah, terlebih dengan tenang dan menyenang-kan (en-
teladan dari seorang pendidik. Peran pen- joyble learning). Iklim belajar yang meny-
didik dalam mengimplementasikan kuri- enangkan akan membang-kitkan semangat
kulum pendidikan karakter sangatlah pent- dan menumbuhkan aktivitas dan kreativi-
ing, karena pendidik menjadi peran utama tas peserta didik, sehingga proses penana-
dalam mengefektifkan kondisi belajar serta man nilai ka-rakter dapat berjalan optimal.
menjadi contoh atau teladan bagi peserta Seorang pendidik dapat mengintegrasikan
didik agar terciptanya nilai-nilai karak- nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan awal,
ter dan menjadi perilaku yang diterapkan yang merupakan bagian dari proses pem-
dalam kehidupan sehari-hari. belajaran.
Proses pembelajaran pada mata pe- Misalnya: pada langkah pem-belajaran
lajaran tertentu, diinternalisasikan nilai- yaitu mengkorelasikan ma-teri sebelumnya
nilai karakter di dalamnya, seperti yang dengan bahan ajar yang akan disampaikan
melalui tanya-jawab, dengan peduli (car-
ing) dan jujur (fairnes) atau pada kegiatan
22
Thomas Lickona, Mendidik untuk Membentuk
Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pen- inti (eksplorasi), pendidik memberi ke-
didikan tentang Sikap Hormat dan Bertanggung jawab, sempatan berinteraksi antar peserta didik,
diterjemahkan oleh Juma Abdu Wamaungo, dari judul asli
Education for Character : How Our Schools Can Teach Respect
pendidik, dan sumber belajar, dengan rasa
and Responsibility, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 244 hormat dan perhatian (respect) dan peduli
68| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016
(caring), sebagai basis karakter yang akan pada jiwa, berkesan serta ber-manfaat.
ditanamkan, maka diharapkan peserta di- (QS. Thaha: 44)
dik dapat mengetahui, memahami, dan e) Qaulan Balighan, perkataan yang
mengaplikasikan karakter tersebut dengan membekas di dalam sebelumnya ter-
membiasakan diri dalam kehidupannya tutup hingga menimbulkan kesadaran
sehari-hari. yang mendalam. (QS. An-Nisa: 63)
Pelaksanaan pendidikan karakter f) Qaulan Sadidan, ucapan yang benar
dalam pembelajaran juga dapat diapli-ka- dan segala sesuatu yang hak. (QS. Al-
sikan dalam penggunaan bahasa pembe- Ahzab: 70).23
lajaran, Misalnya dengan meng-gunakan Dari uraian tentang penggunaan ba-
bahasa lisan secara jelas dan lancar, meng- hasa, dapat disimpulkan bahwa penggu-
gunakan bahasa tulis yang baik dan benar, naan bahasa yang baik sangat mendukung
penyampaian materi pesan pembelaja- terhadap pembelajaran yang mengesankan
ran juga dengan gaya yang sesuai, dengan atau berbekas dalam diri peserta didik.
maksud tidak berlebihan, namun pesan Sesuai dengan aturan yang diterapkan di
yang disampaikan tetap sampai pada siswa SDIT, bahwa setiap guru harus meng-
dengan menarik dan menyenangkan, serta hindari penggunaan kata-kata kasar, nada
menggunakan istilah, nama orang atau suara yang monoton (terlalu atau selalu
tempat, contoh atau ilustrasi dalam pem- pelan atau tinggi), dan merendahkan harga
belajaran dengan nuansa Islami. diri anak sehingga anak menjadi under-
Hal di atas juga terhadap uraian di estimate terhadap dirinya. Hal tersebut
atas, Menurut Ramayulis bahwa dalam dapat dilihat dari interaksi antara guru dan
berkomunikasi, Allah SWT menyuruh siswa yang harmonis, selain peng-gunaan
manusia untuk mem-berikan bimbingan kata-kata yang mencer-minkan kekeluar-
kepada peserta didik dengan mempergu- gaan, guru juga dapat me-ngontrol sikap
nakan bahasa yang tepat. Bahasa (ucapan) dan ucapan dimana harus bersikap tegas
yang dipakai dalam proses pembelajaran atau lembut kepada siswa dengan cara yang
dapat diambil dari al-Quran, antara lain: baik.
a) Qaulan ma’rufan, ucapan yang indah, Secara langsung maupun tidak lang-
baik lagi pantas dalam tujuan kebai- sung, proses tersebut merupakan pena-
kan, tidak mengandung ke-mung- naman nilai karakter yang di harapkan
karan, kekejian dan tidak bertentan- adadalam diri peserta didik, hal baik yang
gan dengan ketentuan Allah swt. (QS. dibiasakan secara terus-menerus akan
An-Nisa: 8) menjadi karakter dalam individu peserta
b) Qaulan Kariman, ucapan yang mulia, didik.
lembut, bermanfaat dan baik dengan
menjaga adab sopan santun, ketenan- 2. Pelaksanaaan Kurikulum Pendidi-
gan dan ke-muliaan. (QS. Al-Isra’: 23) kan Karakter dalam Budaya Sekolah
c) Qaulan Maisuran, tutur kata yang Budaya sekolah merupakan sesuatu
ringan, mudah dipahami, bermuatan yang dibangun dari hasil pertemuan antara
penghargaan sebagai penawar hati nilai-nilai (values) yang dianut oleh kepala
peserta didik. (QS. Al-Isra’ : 28) sekolah sebagai pemimpin dengan nilai-
d) Qaulan Laiyinan, perkataan dengan
kalimat yang simpatik, halus, mudah 23
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam
dicerna dan ramah, agar berbekas Mulia, 2008) h. 181-183
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 69
nilai yang dianut oleh para guru dan staf Membaca Al-
Sesuai
sekolah. Pertemuan pikiran-pikiran ma- 3
Qur’an atau
Setiap hari jadwal yang
Juz ‘Amma
nusia tersebut kemudian meng-hasilkan terstruktur
(tilawah)
apa yang disebut “pikiran organisasi”. Dari
pikiran organisasi itulah kemudian mun- 4 Sholat dhuha Setiap hari -
cul dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini
bersama, dan kemudian nilai-nilai tersebut - Sholat dzuhur
akan menjadi bahan utama pembentuk bu- berjamaah,
dzikir dan
daya sekolah.24
berdoa ba’da
Budaya atau iklim sekolah juga men- Istirahat
sholat,
kedua 60
jadi salah satu faktor penting dalam proses - Berdoa Setiap hari
menit (1jam)
5 sebelum 11.45 –
penanaman karakter pada peserta didik. dan persiapan
dan sesudah 13.00
sholat dzuhur
Berikut kegiatan pembiasaan yang men- makan
15 menit.
(Makan
jadi budaya sekolah yang baik diterapkan siang),
di Sekolah Dasar Islam Terpadu: Tausiyah 5
menit.
haimin untuk membentuk peserta didik lam Terpadu (SDIT) dilakukan ketika
menjadi manusia yang beriman dan ber- pembelajaran selesai maupun saat berlang-
takwa kepada Tuhan serta berakhlak mulia sungnya pembelajaran, melalui tes lisan
ternyata tidak bisa hanya meng-andalkan maupun pengamatan. Misalnya ketika dia-
mata pelajaran PAI yang hanya 2 jam pe- dakan diskusi kelas, dapat dilihat kerjasama
lajaran atau 2 sks, tetapi perlu pembinaan antar teman, partisipasi dalam pembelaja-
secara terus menerus dan berkelanjutan di- ran atau keaktifan, dan sebagainya. Se-
luar jam pelajaran PAI, di dalam kelas atau dangkan penilaian yang dilakukan di luar
di luar kelas, maupun di luar sekolah. Bah- kelas, misalnya melalui pengamatan sikap
kan diperlukan kerjasama yang harmonis atau perilaku anak terhadap teman dan
dan interaktif di antara para warga sekolah guru, dan pengamatan sikap yang terkait
dan para tenaga kependidikan yang ada di- dengan materi pembelajaran.27
dalamnya.26 Untuk mengukur aspek afektif, pe-
Berdasarkan uraian di atas, bahwa milihan teknik non-tes lebih tepat, yaitu
bentuk pembinaan dan pembiasaan dalam melalui pengamatan terhadap perkemban-
proses penanaman nilai-nilai karakter me- gan siswa yang meliputi sikap atau perilaku
merlukan budaya sekolah dengan berbagai siswa, di dalam proses pembelajaran mau-
bentuk yang kom-pleks dan berkelanjutan, pun diluar jam pembelajaran. Hal tersebut
di dalam sekolah maupun di luar sekolah. dapat dilihat dari hasil pengamatan melalui
Penciptaan situasi keagamaan dapat diben- lembar dokumentasi yang digunakan oleh
tuk dalam konteks aktualisasi sikap dan pendidik dalam menilai atau mengevaluasi
perilaku keagamaan seperti membiasakan perkembangan per individu peserta didik.
ucapan salam, sapaan ramah dan sopan, Bentuk penilaian tersebut disesuaikan den-
ucapan yang bernuansa religius, penampi- gan sifat mata pelajaran, tingkat kelas dan
lan yang Islami dan sebagainya. kondisi atau waktu yang ada.
Keberhasilan proses penanaman pen-
3. Evaluasi Kurikulum Pendidikan didikan karakter melalui budaya atau iklim
Karakter di Sekolah sekolah, tidak lepas dari keterlibatan se-
Mengukur keberhasilan pene-rapan luruh stakeholders. Maka dari itu, perlu
pendidikan karakter, dapat dilakukan me- komitmen yang kuat dalam menerapkan
lalui evaluasi dengan melibatkan seluruh aktivitas yang telah ditentukan menjadi
stakeholders sekolah. Evaluasi atau penilaian budaya sekolah. Sehingga, nilai-nilai kara-
oleh pendidik dilakukan secara berke- kter yang diharapkan ada pada peserta di-
sinambungan untuk memantau pro-ses, dik dapat dioptimalkan.
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam ben-
tuk atau instrumen evaluasi yang sesuai C. Kesimpulan
dengan aspek (kognitif, psikomotorik, dan Berdasarkan uraian di atas dapat disim-
afektif ) yang akan diukur dalam penerapan pulkan, bahwasanya: pertama, im-plementasi
pendidikan karakter. pendidikan karakter apabila diterapkan dengan
Evaluasi atau penilaian kurikulum metode pembiasaan, keteladanan, dan komit-
pendidikan karakter di Sekolah Dasar Is- men dari semua stakeholders sekolah, maka ket-
ercapaian penanaman nilai-nilai karakter pada
26
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, 27
Khodijah, Dokumentasi dan Observasi Kurikulum
( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 59 SDIT..., h. 157
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 71