Anda di halaman 1dari 15

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Rumah Jurnal IAIN Metro (Institut Agama Islam Negeri)

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER


DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)

Khodijah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro
Jl. Ki Hadjar Dewantara 15 A Kota Metro
E-mail: aminefendi_45@ymail.com

Abstract
The implementation of character education curriculum in Integrated Islamic Elementary School
(SDIT) applied in the planning and implementation of character education are integrated in the
learning and school culture that is applied by all citizens of the school. Character education begins
with educators as one of the success factors of value investment figure character is an educator who
can be a role model. In addition, as the executor of character education curriculum, educators also play
an important role in the preparation of learning programs characterized by integrating the values of
characters in each learning activity. Teachers are also required to plan learning professional character,
because the planning is exactly the first step of the preparation of educators foster the values of character
the young generation of the nation.
Key word: Implementation, Character Education, School

Abstrak
Kata kunci: Kinerja guru, sekolah dasar, dan manajemen kepala sekolah

A. Pendahuluan nasional yaitu mengembangkan kemampuan


Pendidikan karakter merupakan proses dan watak serta peradaban bangsa yang bermar-
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga tabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
(kognitif ), ke-sadaran atau kehendak, dan tin- peserta didik agar menjadi manusia yang beri-
dakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, man dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri send- Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kre-
iri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan atif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
sehingga menjadi manusia insan kamil. Imple- demokratis serta bertanggungjawab.1
mentasi pendidikan karakter di sekolah, semua Adapun fungsi pendidikan Nasional yang
stakeholders (tenaga pendidik dan kependi- dijelaskan dalam Undang-undang di atas, telah
dikan, orang tua, komite sekolah, masyarakat, diuraikan nilai-nilai kebaikan dalam diri manu-
dan sebagainya) harus dilibatkan, termasuk juga sia, baik itu pengetahuan (kognitif ), keterampi-
komponen-komponen pendidikan itu sendiri lan (psikomotorik), spritual (religius) maupun
seperti: kurikulum, sarana pra-sarana, manaje- sosial. Maka dari itu, harus dilakukan suatu
men sekolah, pembelajaran dan evaluasi di de- proses pen-didikan agar nilai-nilai (karakter)
sain secara terintegrasi dan saling mendukung. tersebut dapat tertanam dalam diri peserta di-
Hal tersebut ditegaskan juga dalam UU dik.
No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 3, bahwa fungsi pendidikan 1
Lihat pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.

57
58| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016

Dalam Islam karakter akhlak yang luhur nisi tersebut, pendidikan karakter merujuk
dari seorang individu merupakan esensi dari tu- pada tiga komponen yang harus diolah,
juan diadakannya pendidikan dalam Islam. Mu- yaitu: (1) Pikiran, yang ditunjukkan dengan
hammad Qutub dalam Jamaluddin berpendapat kata understand, (2) Rasa, yang ditunjukkan
bahwa tujuan pendidikan dalam Islam untuk dengan kata care about, dan (3) Raga, yang
membentuk manusia yang sejati, sebagaimana ditunjukkan dengan kata act upon core ethi-
yang digambarkan dalam Al-Qur’an. Manusia cal values.3
sejati, menurutnya, yaitu manusia yang benar- Sementara itu, menurut Lickona
benar menghambakan diri kepada Tuhan, karakter4 terdiri dari tiga unjuk-perilaku
melaksanakan segala perintah dan menjauhi yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu:
larangan-Nya.2 moral reasoning, moral feeling dan moral be-
Berkaitan dengan hal di atas, rumusan Is- haviour. Seseorang yang berkarakter baik
lam dalam pembentukan karakter ter-cermin harus me-ngetahui apa yang baik, meng-
dalam pribadi Rasulullah SAW seperti yang inginkan apa yang baik, dan melakukan apa
dijelaskan dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21; “Sung- yang baik sebagai hasil dari olah pikir, hati,
guh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri te- raga, serta rasa dan karsa. Ketiga substansi
ladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang dan proses psikologis ter-sebut bermuara
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari pada kehidupan moral dan kematangan
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. moral individu.5
Oleh sebab itu, maka karakter harus me- Pendidikan karakter adalah suatu
madukan aspek kognitif, afektif, dan psiko- istilah yang luas yang digunakan untuk
motorik. Rasulullah saw sudah mem-berikan mengembangkan kurikulum dan ciri-
teladan atau contoh perilaku dengan memban- ciri organisasi sekolah yang men-dorong
gun pendidikan berbasis moral dan etika. Me-
nyiapkan manusia yang paripurna, salah satunya 3
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan,
dapat dimulai dari insititusi pendidikan yaitu Pilar, dan Implementasi, ( Jakarta: Prenadamedia Group,
sekolah sebagai tempat subur pembinaan seka- 2014), h. 8-9
4
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to
ligus pem-berdayaan karakter generasi muda. mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana men-
Dengan moral dan etika yang baik akan men- gaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku. Lihat Muhammad Yaumi, Pilar-Pilar Pen-
ciptakan masyarakat yang rahmatan lil ‘alamin. didikan Karakter, (Makasar: Alaudin Press, 2011), h. 4.
Karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan,
dan sikap seseorang yang ditujukan kepada orang lain me-
B. Pembahasan
lalui tindakan. Sulit dipungkiri bahwa karakter seseorang
1. Konsep Pendidikan Karakter terpisah dari moralitasnya, baik atau buruk karakter ter-
a. Definisi Pendidikan Karakter gambar dalam moralitas yang dimiliki. Begitu pula den-
gan kebenaran yang merupakan perwujudan dari karakter.
Konsep pendidikan karakter menurut Sesuatu kebenaran tidak akan terbangun dengan sendir-
beberapa ahli, diantaranya (frye dkk, 2002) inya tanpa melibatkan kehadiran karakter yang menopang
segala upaya untuk menegakkan suatu kebenaran. Morali-
character education is the deliberate effort to tas dan kebenaran yang telah terbentuk merupakan per-
help people understand, care about, and act wujudan dari perbuatan baik yang mendatangkan segala
kemaslahatan bagi lingkungan. Kebaikan inilah yang men-
upon core ethical values, Pendidikan karak-
dorong suatu kekuatan dalam diri seseorang untuk men-
ter adalah upaya sengaja untuk membantu egakkan suatu keadilan yang berperadaban. Kebenaran,
orang mengerti, peduli tentang, dan ber- kebaikan, dan kekuatan sikap yang ditunjukkan terhadap
lingkungan adalah bagian integral yang menyatu dengan
buat atas dasar nilai-nilai etik. Dalam defi- karakter. Lebih jelas lihat, Muhammad Yaumi, Pendidikan
Karakter.,
5
Muhammad Alwi, Anak Cerdas Bahagia dengan
2
Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak Pendidikan Positif, ( Jakarta: Naoura Books (PT. Mizan
dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 112. Publika), 2014), h. 34.
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 59

pengembangan nilai-nilai fundamental 3) Pendidikan karakter adalah usaha yang


anak-anak di sekolah. Dikatakan isti- disengaja untuk mengem-bangkan
lah yang luas karena mencakup berb- karakter yang baik ber-dasarkan nilai-
agai sub-komponen yang menjadi bagian nilai inti yang baik untuk individu dan
dari program pendidikan karakter seperti masyarakat (Thomas Linkona).
pem-belajaran dan kurikulum tentang ket- 4) Pendidikan karakter merupakan
erampilan-keterampilan sosial, pe-ngem- pendekatan apa saja yang disengaja oleh
bangan moral, pendidikan nilai, pembinaan personal sekolah, yang sering berhubun-
kepedulian, berbagai prog-ram pengem- gan dengan orang tua dan anggota ma-
bangan sekolah yang mencerminkan ber- syarakat, mem-bantu peserta didik dan
aktivitas yang me-ngarah pada pendidikan remaja menjadi pedul, penuh prinsip,
karakter.6 dan bertanggung jawab (National Com-
Berkowith and Bier sebagaimana di- mission on Character Education).7
kutip M. Yaumi mengumpulkan beberapa Berdasarkan definisi di atas, terdapat
definisi tentang pendidikan karakter yang beberapa nilai universal yang menjadi tu-
dijabarkan sebagai berikut: juan untuk dikembangkan pada diri peser-
1) Pendidikan karakter adalah gerakan ta didik dalam pe-laksanaan pendidikan
nasional dalam menciptakan se-kolah karakter. Nilai-nilai inti universal yang
untuk mengembangkan peserta didik dimaksud adalah beretika, bertanggung
dalam memiliki etika, tanggung jawab, jawab, peduli, jujur, adil, apresiatif, baik,
dan kepedulian dengan menerapkan murah hati, berani, bebas, setara dan penuh
dan meng-ajarkan karakter-karakter prinsip. Karakter-karakter seperti ini se-
yang baik melalui penekanan pada harusnya menjadi bagian yang terintegrasi
nilai-nilai universal. Pendidikan kara- dalam perwujudan diri peserta didik dalam
kter adalah usaha yang disengaja, pro- berpikir, berkehendak, dan bertindak. Den-
aktif yang dilakukan oleh sekolah dan gan demikian, pendidikan karakter dapat
pemerintah (daerah dan pusat) untuk dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi
menanamkan nilai-nilai inti, etis seperti pekerti, moral, dan watak yang bertujuan
kepedulian, kejujuran, keadilan, tang- mengembangkan kemam-puan peserta
gung jawab, dan penghargaan terhadap didik untuk memberikan keputusan baik-
diri dan orang lain (Character Education buruk atau benar-salah, serta mewujudkan
Partnership). kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pendidikan karakter adalah meng-ajar Lebih lanjut dijelaskan oleh Hermi-
peserta didik tentang nilai-nilai dasar no, bahwa pendidikan karakter tidak dapat
kemanusiaan termasuk keju-juran, ke- dilaksanakan atau dikehendaki hasilnya
baikan, kemurahan hati, keberanian, ke- secara instant tetapi memerlukan proses
bebasan, keseteraan, dan penghargaan waktu, pendampingan dan pemaknaan
kepada orang lain. Tujuannya adalah dari interaksi antara pendidik dan anak-
untuk men-didik anak-anak menjadi anak atau peserta didiknya, karena den-
bertang-gung jawab secara moral dan gan adanya pemberian pema-haman dan
warga negara yang disiplin (Association contoh nyata yang baik, maka para peserta
for Supervision and Curiculum Develop- didik akan lebih mudah mengingat dan
ment). mendapatkan pengertian serta makna ter-

Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter..., h. 9.


6 7
Ibid., h. 9-10.
60| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016

hadap pendidikan karakter yang sedang karakter merupakan roh dari tujuan pendi-
mereka lalui, sebaliknya dengan sedikit dikan untuk men-capai peradaban manusia
pemahaman yang diterima oleh peserta di- yang baik, bukan hanya saja secara perilaku
dik, maka makna dari pendidikan karakter nalar tetapi juga perilaku moral, sehingga
yang diajarkan akan tidak menghasilkan manusia akan tumbuh dan ber-kembang
pemkanaan yang dalam atau sesuai yang pada norma dan aturan saling menghor-
dikehendaki, yaitu pembentukan moral mati dan menghargai satu sama lainnya.
yang baik.8 Untuk itu pendidikan karakter bagi
Sejalan dengan hal di atas, Wiyani peserta didik saat ini sangatlah penting sei-
mengemukakan enam pilar karakter ber- ring dengan perkembangan dan kemajuan
dasarkan The Six Pillars of Character yang manusia baik dari segi pola pikir, perilaku
dikeluarkan oleh Character Count Coalition maupun perkem-bangan ilmu pengetahuan
(A Project of The Joseph Institute of Ethics) se- dan tek-nologi yang sedemikian pesatnya.
bagai berikut:
a) Trustworthiness, bentuk karakter b. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karak-
membuat seseorang menjadi ber-iteg- ter
ritas, jujur, dan loyal. Secara teoritis terdapat beberapa
b) Fairness, bentuk karakter yang mem- prinsip yang dapat digeneralisasikan un-
buat seseorang memiliki pemikiran tuk mengukur tingkat keberhasilan suatu
terbuka serta tidak suka memanfaat- pelaksanaan pendidikan karakter. Lickona,
kan orang lain. Scahp, dan Lewis dalam CEP’s Eleven
c) Caring, bentuk karakter yang mem- Principles of Effective Character Education
buat seseorang memiliki sikap peduli menguraikan se-belas prinsip dasar dalam
dan perhatian terhadap orang lain menunjang keberhasilan pelaksanaan pen-
maupun kondisi sosial lingkungan didikan karakter. Berikut kesebelas prinsip
sekitar. tersebut:
d) Resepect, bentuk karakter yang mem- 1. Komunitas sekolah mengem-bangkan
buat seseorang selalu meng-hargai nilai-nilai etia dan kemampuan insit
dan menghormati orang lain. sebagai landasan karakter yang baik.
e) Citizenship, bentuk karakter yang 2. Sekolah mendefinisikan karakter se-
membuat seseorang sadar hukum dan cara komprehensif untuk me-masuk-
peraturan serta peduli ter-hadap ling- kan pemikiran, perasaan, dan perbua-
kungan alam. tan.
f) Responsibility, bentuk karakter yang 3. Sekolah menggunakan pen-dekatan
membuat seseorang ber-tanggung komprehensif, sengaja, dan proaktif
jawab, disiplin dan selalu melakukan untuk pengem-bangan karakter.
sesuatu dengan sebaik mungkin.9 4. Sekolah menciptakan masyarakat
Berdasarkan semua pengertian diatas, peduli karater.
maka dapat dimaknai bahwa pendidikan 5. Sekolah memberikan kesempatan ke-
pada peserta didik untuk me-lalukan
tindakan moral.
8
Agustiono Hermino, Manajemen Kurikulum Berba-
sis Karakater: Konsep, Pendekatan, dan Aplikasi, (Bandung: 6. Sekolah menawarkan kurikulum aka-
Alfabeta, 2014), h.162. demik yang berarti dan me-nantang
9
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Pendidikan Kara-
kter: Konsep dan Implementasinya di Sekolah, (Yogyakarta:
yang mengharagai semua peserta di-
Paedagogja, 2012), h.67. dik mengembangkan karakter, dan
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 61

membantu mereka untuk mencapai sebagai mitra dalam upaya pembangunan


keberhasilan. karakter. Selanjutnya efektivitas suatu pro-
7. Sekolah mengembangkan mo-tivasi gram pendidikan karakter tergantung dari
diri peserta didik. sistem evaluasi yang secara terus menerus
8. Staf sekolah adalah masyarakat belajar di lakukan. Evaluasi dapat menggunakan
etika yang membagi tang-gung jawab pendekatan kualitatif dan kuantitatif den-
untuk melaksanakan pendidikan kara- gan berbagai bentuk, seperti skor tes aka-
kter dan me-masukkan nilai-nilai inti demik, fokus pada kelompok, atau dengan
yang mengarahkan peserta didik. survei tergantung dari variabel atau kom-
9. Sekolah mengembangkan kepe- ponen yang diukur.
mimpinan bersama dan du-kungan
yang besar terhadap per-mualaan atau 2. Kurikulum Pendidikan Karakter
perbaikan pendi-dikan karakter. Pencanangan kurikulum berbasis karak-
10. Sekolah melibatkan anggota keluarga ter di Indonesia telah mulai di galakkan pada
dan masyarakat sebagai mitra dalam tahun 2011, dimana sebelumnya dalam Mukt-
upaya pembangunan karakter. amar V Ikatan Cendikiawan Muslim Indone-
11. Sekolah secara teratur menilai dan sia di Bogor pada Minggu 5 Desember 2010,
mengukur budaya dan iklim, fungsi- sebagaimana dikutip dalam Media Indonesia
fungsi staf sebagai pen-didik karakter dalam Hermino, Menteri Pendidikan Nasional
serta sejauh mana peserta didik mam- M. Nuh mengatakan:
pu memanifes-tasikan karakter yang “Kemajuan dan kemandirian sebuah
baik dalam pergaulan sehari-hari.10 bangsa antara lain dibangun melalui kara-
Dengan memperhatikan kese-belas kter yang kuat. Dalam hal ini Kementerian
prinsip di atas, tampaklah bahwa proses Pendidikan Nasional akan mengembang-
penanaman pendidikan ka-rakter di seko- kan kurikulum akhlak mulia mulai 2011
lah melibatkan semua unsur yang ada di- untuk menanamkan karakter yang baik ke-
dalamnya terdiri atas kepala sekolah, staf pada siswa melalui pendidikan. Kurikulum
administrasi, staf pengajar, dan berbagai berbasis akhlak mulia dikembangkan un-
komponen lain yang memiliki hubungan tuk menanamkan karakter bagi anak-anak
langsung dengan sekolah. Sekolah ibarat- Indonesia. Akhlak dan moralitas harus
nya suatu miskrokosmos terhadap bangunan masuk dalam semua mata pelajaran yang
kepedulian, dimana prioritas utamanya diajarkan pada peserta didik”.11
adalah hadirnya kepedulian pendidik ter-
hadap peserta didik, kepala sekolah terha-
11
Agustiono Hermino, Manajemen Kurikulum..., h.
172. Menindaklanjuti pencanangan kurikulum berbasis
dap stafnya, peserta didik yang satu dengan akhlak mulia tersebut, maka Menteri Pendidikan Nasional
yang lainnya, termasuk dalam membangun Republik Indonesia dalam sambutannya pada peringantan
Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 di Jakarta, seperti
langkah-langkah pencegahan terhadap dikutip dalam wordpress.com dalam Hermino, menge-
timbulnya tindakan kasar dan anarki yang mukakan ...Disisi lain, kita juga memhami dan menyadari
tentang tantangan global dan internal yang dihadapi,
membawa dampak negatif bagi perkem-
yang mengharuskan kita semua untuk lebih memperkuat
bangan budaya yang mencer-minkan nilai- jati diri, identitas dan karakter sebagai bangsa Indonesia.
nilai hakiki pendidikan karakter. Bangsa yang dikaruni oleh Tuhan Yang Maha Kuasa po-
tensi sumber daya alam dan manusia (bonus demografi)
Selain itu juga sekolah melibatkan yang luar biasa besarnya. Demikian juga kesempatan yang
anggota keluarga dan anggota masya-rakat sangat terbuka untuk menjadi bangsa dan negara yang
besar, maju, demokratis dan sejahtera. Oleh karena itu,
dengan optimisme yang kuat, kerja keras dan cerdas serta
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter..., h. 15.
10
kebersamaan, InsyaAllah cita-cita mulia itu akan bisa kita
62| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016

Sejalan dengan perkembangan kondisi “the sense of intiative”, dimana pada fase ini
tersebut, dimana pendidikan anak tidak hanya merupakan fase sadar akan berprakarsa, yai-
untuk kemampuan akademis saja, tetapi juga tu anak ingin bebas dalam mengembangkan
penting penanaman karakter yang baik untuk ke-mampuan yang tersimpan dalam dirin-
perkembangan kehidupan anak di masa men- ya, anak ingin meniru, mencoba, berfantasi,
datang, maka melihat kenyataan tersebut orang kreatif, dan berinisiatif. Adapun ciri-ciri
tua memiliki hak prerogatif untuk memilih lem- pertumbuhan kejiwaan anak pada taman
baga pen- didikan bagi anak-anaknya.12 kanak-kanak, secara umum adalah:
Anak-anak dalam usia yang masih muda 1) Kemampuan melayani kebutuhan fisik
perlu mendapatkan pendidikan karakter yang secara sederhana sudah ber-ubah.
dapat memberikan pe-nguatan dan pemaha- 2) Mulai mengenal kehidupan sosial dan
man akan makna hidup dalam arti kecil atau pola sosial yang berlaku yang mani-
disesuaikan dengan perkembangan usia serta festasinya tampak: kese-nangan untuk
ling-kungannya. Masa sekolah adalah waktu se- berkawan, kesang-gupan mematuhi
padan dengan situasi dan proses pem-belajaran peraturan, me-nyadari hak dan tang-
di sekolah, namun demikian peranan orang tua gung jawab, kesanggupan bergaul dan
tetap menjadi aktor dominan yang mendukung bekerja-sama dengan orang lain.
pendidikan karakter dalam keluarga. 3) Menyadari dirinya berbeda dengan
Hal ini juga seperti dikemukakan oleh anak lain yang mempunyai ke-inginan
More dalam Spoedek (1982) yang dikutip Her- dan perasaan tertentu.
mino bahwa “Every parent and teacher looks for 4) Masih tergantung kepada orang lain
signs that children are becoming human. As adult, dan memerlukan perlindungan dan ka-
we are exepected to display such behaviors as part of sih sayang orang lain.
our daily instractions with others, particularly with 5) Belum dapat membedakan antara yang
the young, the old, and the disabled who cannot ad- nyata dan khayal.
equately care for themselves”.13 6) Mempunyai kesanggupan imitasi dan
Lebih lanjut, Erikson dalam Salam mem- identifikasi kesibukan orang dewasa
batasi periodisasi perkembangan anak serta ciri- (dalam bentuk sederhana) di sekitarnya
ciri pertumbuhan kejiwaan anak-anak tersebut melalui kegiatan ber-main.
adalah sebagai berikut: 7) Kemampuan memcahkan per-soalan
a. Usia 3,5 – 5,5 tahun disebut juga dengan dengan berpikir berdasar-kan hal-hal
yang konkret.
wujudkan. Di sinilah mengapa pendidikan berbasis kara- 8) Mampu mengaitkan pengetahuan ter-
kter dengan segala dimensi dan variasinya menjadi pent- dahulu dengan yang sekarang.
ing dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun bukan
hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi 9) Mampu menyesuaikan reakasi emosi
secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai terhadap kejadian yang dialami, sehing-
bangsa. Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya ke-
santunan, tetapi secara bersamaan kita bangun karakter
ga anak dapat dilatih untuk menguasai
yang mampu menumbuhkan kepenasaran intelektual se- dan mengarahkan ekspresi perasaannya
bagai modal untuk membangun kreativitas dan daya ino-
dalam bentuk yang lebih.
vasi...Lihat Ibid, h. 172-173. Selanjutnya Presiden Susilo
Bambang Yudhpyono (SBY) dalam sambutannya pada 10) Dorongan untuk mengeksploitasi ling-
Puncak Peringantan Hari Pendidikan Nasional dan Hari kungan fisik dan sosial mulai tumbuh
Kebangkitan Nasional Tahun 2011, tanggal 20 Mei 2011
di Jakarta menekankan pentingnya karakter bangsa yang dan ditandai dengan se-ringnya bertan-
unggul dalam mencapai tujuan negara maju pada abad ke- ya tentang segala sesuatu kepada orang
21. Lebih jelas lihat Ibid, h. 173.
12 Ibid, h. 174.
di sekitarnya, untuk memperoleh infor-
13 Ibid., masi atau pengalaman.
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 63

b. Usia 6,0 – 12 tahun disebut juga dengan “the cognitive-intellectual achiecement on the one and
sense of accomplishment”, dimana pada fase ini affective-social growth on the other”15.
merupakan fase sadar akan penyelesaian tu- Berdasarkan uraian tentang tingkat
gas, yaitu anak rajin dalam menyelesaikan perkembangan anak, maka nilai-nilai karakter
tugas-tugas. Dalam fase ini pendidik harus yang dipilih harus sesuai dengan pertumbu-
menjaga supaya anak jangan ke-kurangan han dan perkembangan anak pada rentang usia
tugas sebagai tantangannya, dan tugas itu tersebut. Adapun standar tingkat pencapaian
jangan terlampau mem-bebani sehingga perkembangan anak harus meliputi berbagai
mengakibatkan anak putus asa. Adapun aspek yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
ciri-ciri per-tumbuhan kejiawaan anak pada hari, yaitu: nilai-nilai agama dan moral, fisik,
sekolah dasar, secara umum adalah: kognitif, bahasa dan sosial-emosional.
1) Pertumbuhan fisik dan motorik maju
pesat. Hal ini sangat penting peranan- 3. Dasar Kurikulum Sekolah Islam Terpadu
nya bagi pengembangan dasar yang di- (SIT)
perlukan sebagai makhluk individu dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) me-
sebagai makhluk sosial. megang peranan penting dalam penanaman ni-
2) Kehidupan sosialnya diperkaya selain lai karakter, karena penerapan pendidikan kara-
kemampuan dalam hal bekerjasama kter di SIT telah dimulai sejak berdirinya SIT
juga dalam bersaing dan kehidupan ke- tersebut. Aktivitas pembelajaran merupakan inti
lompok sebaya. dari proses pendidikan secara keseluruhan, yang
3) Semakin menyadari diri selain mempu- pada umumnya bertujuan agar terjadi peruba-
nyai keinginan, perasaan tertentu juga han baik itu pengetahuan, keterampilan dan
semakin bertumbuh-nya minat terten- sikap/perilaku (karakter) pada peserta didik se-
tu. bagai hasil dari proses pembelajaran dan budaya
4) Kemampuan berpikirnya masih dalam sekolah.
tingkatan persepsional. Membangun suatu institusi pen-didikan
5) Mempunyai kesanggupan untuk me- berarti mengambil peran dan tanggungjawab
mahami hubungan sebab akibat. yang besar terhadap pembentukan kepribadian
6) Mempunyai kesanggupan untuk me- anak, karena di lembaga pendidikan itulah anak
mahami hubungan sebab akibat. men-dapatkan sebagaian besar faktor-faktor
7) Ketergantungan kepada orang dewasa penentu pembentuk kepribadiannya, baik itu
semakin berkurang dan kurang memer- pengetahuan, keterampilan dan peri-lakunya.
lukan perlindungan orang dewasa.14 Sekolah terpadu adalah sekolah yang dise-
Berdasarkan kondisi tersebut, maka kuri- lenggarakan berada dalam satu komplek dan
kulum pendidikan karakter disusun berdasar- dikelola secara terpadu baik dari aspek kuriku-
kan perkembangan kejiwaan anak-anak terse- lum, pembelajaran, guru, sarana dan prasarana,
but. Hal ini juga ditegaskan oleh Evans dalam manajemen, dan evaluasi, sehingga menjadi
Spodek sebagaimana dikutip Hermino yaitu sekolah yang efektif dan berkualitas.16
“Curriculum content emphases vary even among Sementara itu yang dimaksud program
moderate position. One long-standing content dis-
tinction in early education concern learning’s for 15
Agustiono Hermino, Manajemen Kurikulum..., h.
176.
Khoiru Ahmadi, Dkk., Strategi Pembelajaran Seko-
16

14
Burhaduddin Salam, Pengantar Paedagogi: Dasar- lah Terpadu; Pengaruhnya terhadap Konsep, Mekanisme dan
Dasar Ilmu Mendidik, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. Proses Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. ( Jakarta:
102-103. Prestasi Pustaka, 2011) h. 2
64| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016

terpadu adalah program yang memadukan an- merupakan suatu Gerakan Dakwah Berbasis
tara program pendidikan umum dan pendidi- Pendidikan.
kan agama, antara pengembangan potensi in- Adapun tujuan pendidikan sekolah dasar di
telektual/fikriyah, emosional/ ruhiyah dan fisik/ SIT adalah menyelenggarakan pendidikan dasar
jasadiyah, dan antara sekolah, orang tua dan ma- Islam yang mampu membentuk karakter anak
syarakat sebagai pihak yang memiliki tugas dan sehingga memiliki pengetahuan, sikap, dan pe-
tanggung jawab terhadap dunia pendidikan. rilaku sesuai dengan azas-azas pendidikan anak
Sekolah Islam Terpadu memiliki karakter- dalam Islam dan kompetensi standar yang telah
istik utama yang memberikan penegasan akan ditetapkan.18
keberadaannya, kara-kteristik tersebut yaitu: Sebagai lembaga pendidikan, Sekolah
a) Menjadikan Islam sebagai landasan filoso- Dasar merupakan satuan pendidikan yang pal-
fis ing penting keberadaannya, karena pendidikan
b) Menintegrasikan nilai Islam ke dalam ban- di sekolah dasar merupakan dasar dari semua
gunan kurikulum pendidikan. Dari uraian di atas, dapat disim-
c) Menerapkan dan mengembangkan metode pulkan bahwa Sekolah Islam Terpadu adalah
pembelajaran untuk mencapai optimalisasi sekolah Islam yang diselenggarakan dengan
proses pembelajaran. memadukan secara integratif nilai dan ajaran
d) Mengedepankan qudwah hasanah dalam Islam dalam bangunan kurikulum.
bentuk karakter peserta didik. Kurikulum SIT yang telah disahkan me-
e) Menumbuhkan biah solihah dalam iklim lalui Munas JSIT 1 tahun 2006 lalu adalah
dan lingkungan sekolah: menum-buhkan kurikulum yang diperkaya dengan pendekatan
kemaslahatan dan me-niadakan kemaksi- dan isi yang sesuai dengan pijakan filosofis, visi,
atan dan kemunkaran. dan tujuan pen-didikan Islam. Maka disusunlah
f ) Melibatkan peran serta orangtua dan ma- kurikulum pada Sekolah Dasar Islam Terpadu
syarakat dalam mendukung ter-capainya yang merujuk kepada pencapaian tujuan dengan
tujuan pendidikan. 10 karakter, sebagai berikut:
g) Mengutamakan nilai ukhuwwah dalam 1) Aqidah yang bersih (Salimul Aqidah)
semua interaksi antar warga. meyakini Allah sebagai pencipta, Pemilik,
h) Membangun budaya rawat, resik, rapih, ru- Pemelihara, dan Penguasa alam semesta
nut, ringkas, sehat, dan asri. dan menjauhlan diri dari segala fikiran, si-
i) Menjamin seluruh kegiatan sekolah untuk kap, perilaku bid’ah, khurafat dan syirik.
selalu berorientasi pada mutu. 2) Ibadah yang benar (Shahihul Ibadah) ter-
j) Menumbuhkan budaya profesio-nalisme biasa dan gemar melaksanakan ibadah yang
yang tinggi di kalangan tenaga pendidik meliputi: sholat, shoum, tilawah al-Quran,
dan tenaga kependidikan.17 dziki dan doa sesuai dengan petunjuk al-
Kesepuluh ciri atau karakteristik di atas, Quran dan Sunnah.
menjadi acuan bagi Sekolah Islam Terpadu un- 3) Pribadi yang matang (Matinul Khuluq) me-
tuk mengembangkan diri menjadi sekolah yang nampilkan perilaku yang santun, tertib dan
berkualitas dan diinginkan gerakan pemberday- disiplin, peduli terhadap sesama dan ling-
aan Sekolah Islam Terpadu oleh pengurus Ja- kungan serta sabar, ulet, dan pem-berani
ringan Sekolah Islam Terpadu ( JSIT), yang dalam mengahadapi permasalahan hidup
sehari-hari.
4) Mandiri (Qadirun alal Kasbi) mandiri
17
Tim JSIT Indonesia, Sekolah Islam Terpadu Konsep
dan Aplikasinya, (Bandung : Jaringan Sekolah Islam Ter-
padu ( JSIT) Indonesia, 2006) h. 58-61 18
Ibid., h. 64
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 65

dalam memenuhi segala keperluan pada hal-hal berikut ini:


hidupnya dan memiliki bekal yang cukup a) Al-Qur’an. Firman Allah SWT merupak-
dalam penge-tahuan dan kecakapan dan an pilar penting dalam Islam. Buah “Po-
keterampilan dalam rangka memenuhi ke- hon” Islam yang berakar akidah yang benar
butuhannya. terhujam di hati dan teraplikasi dalam
5) Cerdas dan berpengetahuan (Mutsaqqaful kehidupan nyata dan berdaunkan syariah
Fikri) memiliki kemampuan yang kritis, yang mem-budaya dalam ritual ibadah dan
logis, sistematis dan kreatif yang menjadi- sosial bersifat muamalah.
kan dirinya berpengetahuan luas dan men- b) Sunnah atau Hadits, seperti sabda Rasu-
guasai bahan ajar dengan sebaik-baiknya lullah saw “Sesungguhnya aku diutus untuk
dan cermat serta cerdik dalam menguasai menyempurnakan akhlak manusia” (HR.
segala problem yang dihadapi. Ahmad) dan hadits “Mukmin yang paling
6) Sehat dan kuat (Qawiyyul Jismi) memiliki sempurna imannya adalah yang paling baik
badan dan jiwa yang sehat dan bugar, stam- akhlaknya” (HR. Tarmizi).
ina dan daya tahan tubuh yang kuat serta c) Keteladanan Nabi Muhammad saw.20
keterampilan bela diri yang cukup untuk Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa
menjaga diri dari segala kejahatan pihak dasar kurikulum Sekolah Islam Terpadu men-
lain. tik-beratkan pada nilai-nilai karakter yang ses-
7) Bersungguh-sungguh dan disiplin (Muja- uai dengan tujuan pendidikan Islam. Dengan
hidun Linafsihi) memiliki kesungguhan dasar atau landasan yang kuat, maka pelaksa-
dan motivasi yang tinggi dalam memper- naan kurikulum akan lebih terarah, terprogram,
baiki diri dan lingkungannya yang ditun- dan terlaksana dengan baik.
jukkan dengan etos dan kedisiplinan yang
baik. 4. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan
8) Tertib dan cermat (Munazhzhomun Fi Karakter
Syu’unihi) tertib dalam segala pekerjaan, Berdasarkan konsep dasar Sekolah Islam
tugas dan kewajiban, berani dalam men- Terpadu di atas, maka implementasi pendidikan
gambil resiko. Namun tetap cermat dan karakter dalam pembelajaran maupun budaya
penuh perhitungan dalam melangkah. sekolah, dapat diuraikan sebagai berikut:
9) Efisien (Harisun ‘ala waqtihi) selalu me- a. Perencanaan Kurikulum Pendidikan
man-faatkan waktu dan pekerjaan yang Karakter Dalam Pembelajaran
ber-manfaat, mampu mengatur kegiatan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembe-
sesuai dengan skala prioritas. lajaran (RPP) tetap mengacu pada standar per-
10) Bermanfaat (Nafi’un Lighoirihi) peduli ke- angkat kurikulum secara Nasional yang dikelu-
pada sesama dan memiliki kepekaan dan arkan oleh Diknas, namun dikembangkan lagi
keterampilan untuk membantu orang lain atau disesuaikan dengan ketentuan standar SIT
yang memerlukan pertolongan.19 oleh masing-masing guru secara mandiri mau-
Tujuan umum tersebut dapat dicapai me- pun kelompok. Berikut salah satu contoh RPP
lalui setiap tahapan jenjang pendidikan yang berkarakter SDIT pada mata pelajaran PAI:
disesuaikan dengan tahapan per-kembangan
masing-masing jenjang ( JSIT, 2006). Seb-
agaimana dijelaskan Sukro Muhab, bahwa pilar-
pilar pembentukan karakter Islam bersumber
20
Anas Salahudin, Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan
Karakter; Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa,
19
Ibid., h. 64 (Bandung: Pustaka Setia, 2013) h.45-46
66| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016

Rasul dengan kitab-kitab Allah SWT yang


diterima mereka, dengan tekun (diligence),
tanggungjawab (responsibility),
- Siswa mengemukakan pendapat tentang usaha
para Rasul dalam menyampaikan ajaran dan kitab-
kitab Allah SWT
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
- Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya-jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan,
dan menyimpulkan.
3. Kegiatan penutup
- Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa
seputar pemahaman siswa tentang materi yang
telah dipelajari.
- Guru membacakan kesimpulan singkat dari
materi yang telah dipelajari.

Alat/Sumber Belajar :
1. Tulisan nama-nama kitab Allah SWT di atas
potongan karton dan pada bagian lain nama-nama
Rasul yang menerima kitab-kitab tersebut pada
karton lainnya untuk dicocokkan.
2. Buku PAI
3. Buku lain yang relevan
4. Al-Qur’an
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar

Terciptanya pembelajaran yang bermakna,


diawali dengan penyusunan perencanaan pem-
belajaran yang matang. Maka dari itu, guru
yang profesional harus mampu menyusun per-
encanaan pem-belajaran atau khususnya RPP
berkarakter yang tujuannya mencapai visi dan
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : tujuan lembaga pendidikan tersebut. Beberapa
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi hal yang perlu dipahami tentang RPP ber-
- Memberikan uraian singkat dari materi karakter, yaitu: a) RPP berkarakter dipandang
sebelumnya
- Mengkorelasikan materi sebelumnya sebagai suatu proses yang secara kuat diarah-
dengan bahan ajar yang akan
disampaikan, melalui tanya-jawab, dengan kan pada tindakan mendatang, misalnya untuk
peduli (caring), dan jujur (fairnes)
- Memberikan pengantar tentang bahan pembentukan karakter, dan mungkin akan meli-
ajar yang akan disampaikan, batkan orang lain seperti pengawas, dan komite
2. Kegiatan inti
Eksplorasi sekolah, b) RPP berkarakter diarahkan pada
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
- Siswa mendengarkan penjelasan uraian tindakan di masa pendatang (future action), yang
guru berkaitan dengan bahan ajar yang
disajikan. dihadapkan kepada berbagai masalah, tantan-
- Memberi kesempatan berinteraksi antar gan, dan hambatan yang tidak jelas, dan tidak
peserta didik, pendidik, dan sumber
belajar, dengan rasa hormat dan pasti, dan c) RPP berkarakter sebagai bentuk
perhatian (respect), peduli (caring),
Elaborasi kegiatan perencanaan erat hubungannya dengan
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
- Siswa menyebutkan nama-nama Rasul
bagaimana sesuatu dapat dikerjakan.21
yang menerima kitab-kitab Allah SWT Adapun penyusunan RPP berkarakter di
secara klasikal, kelompok dan individu,
dengan berani (courage). Sekolah Dasar Islam Terpadu berpedoman pada
- Siswa menghafal nama-nama Rasul yang
menerima kitab-kitab Allah SWT
- Siswa mencocokkan nama-nama
21
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2011), h. 84
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 67

karakteristik utama Sekolah Islam Terpadu, sep- telah diuraikan pada proses penyusunan
erti yang telah diuraikan di atas. Dalam penyu- RPP berkarakter. Dalam proses pembe-
sunan RPP berkarakter, pendidik mengidentifi- lajaran tersebut, proses penanaman nilai-
kasi langkah-langkah pembelajaran yang sesuai nilai karakter itu terjadi, yang tidak hanya
dengan nilai-nilai karakter apa yang diharapkan menekankan pada ketercapaian aspek
tercipta pada diri peserta didik. kognitif atau pengetahuan (materi pelaja-
ran) dan psikomotorik atau keterampilan,
b. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan tapi aspek sikap atau afektif yang menjadi
Karakter di SDIT perilaku (behavior) sehari-hari peserta di-
1. Pelaksanaaan Kurikulum Pendidi- dik.
kan Karakter dalam Pembelajaran Berikut contoh penanaman nilai-nilai
Metode penting dalam pen-didikan karakter dalam pembelajaran di Sekolah
nilai-nilai, diantaranya peran guru sebagai Dasar Islam Terpadu, dimulai dengan ke-
teladan dan pembimbing, membangun giatan awal yaitu membuka atau memulai
masyarakat yang ber-moral, dan perte- pelajaran dengan mengucapkan salam, bas-
muan kelas yang menciptakan nilai-nilai mallah, dan dilanjutkan dengan doa belajar
saling meng-hargai dan tanggung jawab oleh para siswa, menanyakan kabar, kemu-
dalam ke-hidupan di sekolah. Namun, dian dilanjutkan dengan warming up atau
kuri-kulum akademik adalah urusan paling ice breaking yang biasanya berupa yel-yel,
penting dalam sekolah. Kita akan melewat- tepuk tangan, lagu, atau simbol.
kan peluang yang besar jika tidak meng- Langkah awal yang dilakukan pen-
gunakan kurikulum sebagai sarana untuk didik di atas, merupakan bentuk motivasi
mengembangkan nilai-nilai moral dan ke- awal dalam mengkondisikan kelas agar
sadaran beretika.22 peserta didik siap, ber-semangat atau men-
Pada intinya, pendidikan karakter di- arik untuk memulai pembelajaran. Sehing-
dasarkan pada pembiasaan dan teladan atau ga proses pembelajaran dapat berlang-sung
contoh dari seluruh warga sekolah, terlebih dengan tenang dan menyenang-kan (en-
teladan dari seorang pendidik. Peran pen- joyble learning). Iklim belajar yang meny-
didik dalam mengimplementasikan kuri- enangkan akan membang-kitkan semangat
kulum pendidikan karakter sangatlah pent- dan menumbuhkan aktivitas dan kreativi-
ing, karena pendidik menjadi peran utama tas peserta didik, sehingga proses penana-
dalam mengefektifkan kondisi belajar serta man nilai ka-rakter dapat berjalan optimal.
menjadi contoh atau teladan bagi peserta Seorang pendidik dapat mengintegrasikan
didik agar terciptanya nilai-nilai karak- nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan awal,
ter dan menjadi perilaku yang diterapkan yang merupakan bagian dari proses pem-
dalam kehidupan sehari-hari. belajaran.
Proses pembelajaran pada mata pe- Misalnya: pada langkah pem-belajaran
lajaran tertentu, diinternalisasikan nilai- yaitu mengkorelasikan ma-teri sebelumnya
nilai karakter di dalamnya, seperti yang dengan bahan ajar yang akan disampaikan
melalui tanya-jawab, dengan peduli (car-
ing) dan jujur (fairnes) atau pada kegiatan
22
Thomas Lickona, Mendidik untuk Membentuk
Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pen- inti (eksplorasi), pendidik memberi ke-
didikan tentang Sikap Hormat dan Bertanggung jawab, sempatan berinteraksi antar peserta didik,
diterjemahkan oleh Juma Abdu Wamaungo, dari judul asli
Education for Character : How Our Schools Can Teach Respect
pendidik, dan sumber belajar, dengan rasa
and Responsibility, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 244 hormat dan perhatian (respect) dan peduli
68| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016

(caring), sebagai basis karakter yang akan pada jiwa, berkesan serta ber-manfaat.
ditanamkan, maka diharapkan peserta di- (QS. Thaha: 44)
dik dapat mengetahui, memahami, dan e) Qaulan Balighan, perkataan yang
mengaplikasikan karakter tersebut dengan membekas di dalam sebelumnya ter-
membiasakan diri dalam kehidupannya tutup hingga menimbulkan kesadaran
sehari-hari. yang mendalam. (QS. An-Nisa: 63)
Pelaksanaan pendidikan karakter f) Qaulan Sadidan, ucapan yang benar
dalam pembelajaran juga dapat diapli-ka- dan segala sesuatu yang hak. (QS. Al-
sikan dalam penggunaan bahasa pembe- Ahzab: 70).23
lajaran, Misalnya dengan meng-gunakan Dari uraian tentang penggunaan ba-
bahasa lisan secara jelas dan lancar, meng- hasa, dapat disimpulkan bahwa penggu-
gunakan bahasa tulis yang baik dan benar, naan bahasa yang baik sangat mendukung
penyampaian materi pesan pembelaja- terhadap pembelajaran yang mengesankan
ran juga dengan gaya yang sesuai, dengan atau berbekas dalam diri peserta didik.
maksud tidak berlebihan, namun pesan Sesuai dengan aturan yang diterapkan di
yang disampaikan tetap sampai pada siswa SDIT, bahwa setiap guru harus meng-
dengan menarik dan menyenangkan, serta hindari penggunaan kata-kata kasar, nada
menggunakan istilah, nama orang atau suara yang monoton (terlalu atau selalu
tempat, contoh atau ilustrasi dalam pem- pelan atau tinggi), dan merendahkan harga
belajaran dengan nuansa Islami. diri anak sehingga anak menjadi under-
Hal di atas juga terhadap uraian di estimate terhadap dirinya. Hal tersebut
atas, Menurut Ramayulis bahwa dalam dapat dilihat dari interaksi antara guru dan
berkomunikasi, Allah SWT menyuruh siswa yang harmonis, selain peng-gunaan
manusia untuk mem-berikan bimbingan kata-kata yang mencer-minkan kekeluar-
kepada peserta didik dengan mempergu- gaan, guru juga dapat me-ngontrol sikap
nakan bahasa yang tepat. Bahasa (ucapan) dan ucapan dimana harus bersikap tegas
yang dipakai dalam proses pembelajaran atau lembut kepada siswa dengan cara yang
dapat diambil dari al-Quran, antara lain: baik.
a) Qaulan ma’rufan, ucapan yang indah, Secara langsung maupun tidak lang-
baik lagi pantas dalam tujuan kebai- sung, proses tersebut merupakan pena-
kan, tidak mengandung ke-mung- naman nilai karakter yang di harapkan
karan, kekejian dan tidak bertentan- adadalam diri peserta didik, hal baik yang
gan dengan ketentuan Allah swt. (QS. dibiasakan secara terus-menerus akan
An-Nisa: 8) menjadi karakter dalam individu peserta
b) Qaulan Kariman, ucapan yang mulia, didik.
lembut, bermanfaat dan baik dengan
menjaga adab sopan santun, ketenan- 2. Pelaksanaaan Kurikulum Pendidi-
gan dan ke-muliaan. (QS. Al-Isra’: 23) kan Karakter dalam Budaya Sekolah
c) Qaulan Maisuran, tutur kata yang Budaya sekolah merupakan sesuatu
ringan, mudah dipahami, bermuatan yang dibangun dari hasil pertemuan antara
penghargaan sebagai penawar hati nilai-nilai (values) yang dianut oleh kepala
peserta didik. (QS. Al-Isra’ : 28) sekolah sebagai pemimpin dengan nilai-
d) Qaulan Laiyinan, perkataan dengan
kalimat yang simpatik, halus, mudah 23
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam
dicerna dan ramah, agar berbekas Mulia, 2008) h. 181-183
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 69

nilai yang dianut oleh para guru dan staf Membaca Al-
Sesuai
sekolah. Pertemuan pikiran-pikiran ma- 3
Qur’an atau
Setiap hari jadwal yang
Juz ‘Amma
nusia tersebut kemudian meng-hasilkan terstruktur
(tilawah)
apa yang disebut “pikiran organisasi”. Dari
pikiran organisasi itulah kemudian mun- 4 Sholat dhuha Setiap hari -
cul dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini
bersama, dan kemudian nilai-nilai tersebut - Sholat dzuhur
akan menjadi bahan utama pembentuk bu- berjamaah,
dzikir dan
daya sekolah.24
berdoa ba’da
Budaya atau iklim sekolah juga men- Istirahat
sholat,
kedua 60
jadi salah satu faktor penting dalam proses - Berdoa Setiap hari
menit (1jam)
5 sebelum 11.45 –
penanaman karakter pada peserta didik. dan persiapan
dan sesudah 13.00
sholat dzuhur
Berikut kegiatan pembiasaan yang men- makan
15 menit.
(Makan
jadi budaya sekolah yang baik diterapkan siang),
di Sekolah Dasar Islam Terpadu: Tausiyah 5
menit.

Tabel 1 6 Sholat Jum’at


Setiap Untuk kelas
Jum’at IV, V, dan VI
Kegiatan Pembiasaan di Sekolah Islam
Terpadu.25 Seikhlas yang
Jum ’at sejahtera Setiap diinginkan
Pembiasaan Ket. 7
dan infaq Jum’at siswa untuk
berinfaq
- Muroja’ah
(hafalan Menabung
bahasa Arab 8 (tabungan -
dan bahasa siswa)
- Kelas
Inggris) dan
I – III :
Al-ma’tsurat
Muroja’ah
- Report time
(hafalan Berikut budaya sekolah yang
(merekap
pelaksanaan
Setiap hari bahasa menjadi kegiatan pembiasaan dalam
1 07.00 – Arab dan
sholat wajib,
07.30 bahasa
rangka menanamkan nilai-nilai ka-rakter
sholat sunnah
Inggris) pada peserta didik, diantaranya: tidak
(tahajud dan
- Kelas IV- diperkenankan masuk ruangan tanpa izin
rawatib),
VI : Al-
shaum dan harus memberi salam, mengucapkan
ma’tsurat.
sunnah,
membantu salam ketika bertemu dan berpisah serta
orangtua, dan mencium tangan guru, meletakkan sepatu
sebagainya
dan sandal pada tempatnya, meletakkan
Setiap hari tempat makan pada tempatnya, menyiram
Membaca Al-
2 (pagi dan
ma’tsurat sampai bersih kamar mandi setelah
petang)
digunakan, berbicara dengan baik dan
sopan, tidak berkelahi atau ber-musuhan
dan sebagainya.
Penciptaan situasi keagamaan yang
24
Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo,
Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan dijadikan budaya dalam sekolah melalui
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, ( Jakarta : Ken- pembiasaan ter-sebut, secara tidak langs-
cana, 2011), h. 46
ung telah mengarahkan pada penanaman
25
Khodijah, Dokumentasi dan Observasi Kurikulum
SDIT: Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam nilai-nilai agama yang mendukung terca-
(PAI) di SDIT Palembang, (Tesis Pasca Sarjana IAIN painya tujuan pendidikan. Menurut Mu-
Raden Fatah Palembang, 2014) h.162 t.d
70| Elementary Vol. 2 Edisi 2 Juli 2016

haimin untuk membentuk peserta didik lam Terpadu (SDIT) dilakukan ketika
menjadi manusia yang beriman dan ber- pembelajaran selesai maupun saat berlang-
takwa kepada Tuhan serta berakhlak mulia sungnya pembelajaran, melalui tes lisan
ternyata tidak bisa hanya meng-andalkan maupun pengamatan. Misalnya ketika dia-
mata pelajaran PAI yang hanya 2 jam pe- dakan diskusi kelas, dapat dilihat kerjasama
lajaran atau 2 sks, tetapi perlu pembinaan antar teman, partisipasi dalam pembelaja-
secara terus menerus dan berkelanjutan di- ran atau keaktifan, dan sebagainya. Se-
luar jam pelajaran PAI, di dalam kelas atau dangkan penilaian yang dilakukan di luar
di luar kelas, maupun di luar sekolah. Bah- kelas, misalnya melalui pengamatan sikap
kan diperlukan kerjasama yang harmonis atau perilaku anak terhadap teman dan
dan interaktif di antara para warga sekolah guru, dan pengamatan sikap yang terkait
dan para tenaga kependidikan yang ada di- dengan materi pembelajaran.27
dalamnya.26 Untuk mengukur aspek afektif, pe-
Berdasarkan uraian di atas, bahwa milihan teknik non-tes lebih tepat, yaitu
bentuk pembinaan dan pembiasaan dalam melalui pengamatan terhadap perkemban-
proses penanaman nilai-nilai karakter me- gan siswa yang meliputi sikap atau perilaku
merlukan budaya sekolah dengan berbagai siswa, di dalam proses pembelajaran mau-
bentuk yang kom-pleks dan berkelanjutan, pun diluar jam pembelajaran. Hal tersebut
di dalam sekolah maupun di luar sekolah. dapat dilihat dari hasil pengamatan melalui
Penciptaan situasi keagamaan dapat diben- lembar dokumentasi yang digunakan oleh
tuk dalam konteks aktualisasi sikap dan pendidik dalam menilai atau mengevaluasi
perilaku keagamaan seperti membiasakan perkembangan per individu peserta didik.
ucapan salam, sapaan ramah dan sopan, Bentuk penilaian tersebut disesuaikan den-
ucapan yang bernuansa religius, penampi- gan sifat mata pelajaran, tingkat kelas dan
lan yang Islami dan sebagainya. kondisi atau waktu yang ada.
Keberhasilan proses penanaman pen-
3. Evaluasi Kurikulum Pendidikan didikan karakter melalui budaya atau iklim
Karakter di Sekolah sekolah, tidak lepas dari keterlibatan se-
Mengukur keberhasilan pene-rapan luruh stakeholders. Maka dari itu, perlu
pendidikan karakter, dapat dilakukan me- komitmen yang kuat dalam menerapkan
lalui evaluasi dengan melibatkan seluruh aktivitas yang telah ditentukan menjadi
stakeholders sekolah. Evaluasi atau penilaian budaya sekolah. Sehingga, nilai-nilai kara-
oleh pendidik dilakukan secara berke- kter yang diharapkan ada pada peserta di-
sinambungan untuk memantau pro-ses, dik dapat dioptimalkan.
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam ben-
tuk atau instrumen evaluasi yang sesuai C. Kesimpulan
dengan aspek (kognitif, psikomotorik, dan Berdasarkan uraian di atas dapat disim-
afektif ) yang akan diukur dalam penerapan pulkan, bahwasanya: pertama, im-plementasi
pendidikan karakter. pendidikan karakter apabila diterapkan dengan
Evaluasi atau penilaian kurikulum metode pembiasaan, keteladanan, dan komit-
pendidikan karakter di Sekolah Dasar Is- men dari semua stakeholders sekolah, maka ket-
ercapaian penanaman nilai-nilai karakter pada
26
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, 27
Khodijah, Dokumentasi dan Observasi Kurikulum
( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 59 SDIT..., h. 157
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) | 71

peserta didik akan optimal. Khoiru Ahmadi, Dkk., Strategi Pembelajaran


Kedua, pendidikan karakter berupaya Sekolah Terpadu; Pengaruhnya terhadap
menanamkan nilai-nilai moral dan etika, yang Konsep, Mekanisme dan Proses Pembela-
akan mengembangkan potensi diri menjadi ma- jaran Sekolah Swasta dan Negeri. Jakarta:
nusia yang bermakna. Nilai-nilai tersebutlah Prestasi Pustaka, 2011
yang akan membentuk kepribadian seseorang Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidi-
dan hasilnya terlihat dalam tindakan nyata se- kan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
hari-hari. Hal tersebut dapat menjadi solusi bagi Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo
ke-hidupannya di masa depan, baik itu pada Persada, 2012
pencegahan, penyaringan, ataupun per-baikan Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabo-
nilai-nilai moral terhadap perilaku generasi wo, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya
muda bangsa yang sebagian tidak terkontrol. dalam Penyusunan Rencana Pengemban-
Ketiga, implementasi kurikulum pen- gan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana,
dididkan karakter di SDIT berlandaskan visi 2011
dan tujuan pendidikan Islam, hal tersebut dapat Muhammad Alwi, Anak Cerdas Bahagia dengan
dilihat dari budaya sekolah, proses penyusunan Pendidikan Positif, Jakarta: Naoura Books,
program pembelajaran dalam menanamkan ni- PT. Mizan Publika, 2014
lai-nilai karakter dan pelaksanaan pembelajaran Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Lan-
dalam mena-namkan pendidikan karakter, serta dasan, Pilar, dan Implementasi, Jakarta:
bentuk evaluasi yang dapat mengukur keberhas- Prenadamedia Group, 2014
ilan penanaman nilai-nilai karakter tersebut.[] _____, Pilar-Pilar Pendidikan Karakter,
Makasar: Alaudin Press, 2011
Daftar Pustaka Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Ja-
Agustiono Hermino, Manajemen Kurikulum karta: Bumi Aksara, 2011
Berbasis Karakater: Konsep, Pendekatan, Novan Ardy Wiyani, Manajemen Pendidikan
dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2014 Karakter: Konsep dan Implementasinya di
Anas Salahudin, Irwanto Alkrienciehie, Pendidi- Sekolah, Yogyakarta: Paedagogja, 2012
kan Karakter; Pendidikan Berbasis Agama Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Ka-
dan Budaya Bangsa, Bandung: Pustaka lam Mulia, 2008
Setia, 2013 Thomas Lickona, diterj. Juma Abdu Wamaun-
Burhaduddin Salam, Pengantar Paedagogi: go, Education for Character: How Our
Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, Jakarta: Schools Can Teach Respect and Responsibil-
Rineka Cipta, 2002 ity, Jakarta: Bumi Aksara, 2012
Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak Tim JSIT Indonesia, Sekolah Islam Terpadu
dalam Islam, Bandung: Pustaka Setia, Konsep dan Aplikasinya, Bandung: Jarin-
2013 gan Sekolah Islam Terpadu ( JSIT) Indo-
Khodijah, Dokumentasi dan Observasi Kurikulum nesia, 2006
SDIT: Implementasi Kurikulum Pendidi- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 ten-
kan Agama Islam (PAI) di SDIT Palem- tang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.
bang, Tesis Pasca Sarjana IAIN Raden
Fatah Palembang, 2014

Anda mungkin juga menyukai