Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI MENGATASI PERILAKU FANATISME K-POP

SISWA MTsN 1 PEKANBARU

Ari Putri Suryani


22190123927

A. Latar Belakang
K-Pop telah mempengaruhi perilaku kalangan muda termasuk siswa. K-Pop membuka
gerbang perilaku fanatisme, tak sedikit siswa khususnya di MTsN 1 Pekanbaru yang
menggemari K-Pop. Fenomena yang terjadi pada saat ini di MTsN 1 Pekanbaru merupakan
akibat terlalu menyukai K-Pop, siswa menjadi terpengaruh dalam pola berpikir seperti
berimajinasi terlalu tinggi seakan mereka berpacaran dengan salah satu anggota dari idol K-
Pop bahkan ada yang sampai menganggap bahwa mereka adalah suami atau istri sang idola.
Hal ini menggerakkan MTsN 1 Pekanbaru untuk membrantas perilaku fanatisme K-Pop,
dengan strategi yang optimal.
Perilaku fanatisme berdampak negatif bagi siswa MTsN 1 Pekanbaru karena waktu
mereka lebih banyak digunakan untuk idola mereka dengan fangirling (update berita K-Pop).
Streaming video musik idol K-Pop secara berlebihan agar banyak jumlah view YouTube sang
idola. Musik Hp banyak berisikan lagu Korea. Penggemar idol K-Pop berperilaku berlebihan,
adiktif, dan konsumtif. Siswa rela mengeluarkan uang berlebihan demi membeli merchandise
dan produk K-Pop dari girl grup atau boy grup kesukaannya. Dampak lainnya seperti menutup
diri, mereka juga cenderung meniru sang idola seperti gaya berhias dikalangan siswa yang
termasuk berlebihan sebab tidak sesuai dengan anjuran agama Islam.
Di Indonesia sendiri banyak terlihat fenomena fans yang dilakukan khususnya oleh
remaja. Mereka nekat memburu idol K-Pop hingga ke bandara dan menyamar menjadi
wartawan untuk dapat melihat idol K-Pop. Mereka juga sampai bolos sekolah ketika ada
fansign online bersama idol K-Pop. Indonesia juga tercatat sebagai salah satu pembeli album
K-Pop terbanyak. Perilaku konsumsi fans atas pembuktian kecintaannya ini pada akhirnya
dapat menimbulkan sebuah sindrom fanatisme akibat hasil komoditas budaya pop.1

1
Pintani Linta Tartila, Fanatisme Fans Kpop Dalam Blog Netizenbuzz. Jurnal FISIP Universitas
Airlangga. (Versi Elektronik). 2014, hlm. 4.
Merebaknya demam K-Pop di berbagai negara telah membuktikan begitu kuatnya Korea
Selatan menyebarkan pengaruhnya melalui dunia hiburan. Telah tercatat dalam satu
fenomena fatal dalam singgungan dunia K-Pop dan dunia agama ialah ramainya hashtag
‘Agama BTS’ pada platform Telegram dan Twitter pada Mei 2020. Implikasi konten yang
disajikan turut andil dalam pergeseran religiusitas pada sebagian fans mereka. Fanatisme
yang ditunjukkan, baik di tingkat rendah hingga fanatisme level tinggi yakni Celebrity
Worship Syndrom.2 Fenomena demam Korea ini bukanlah hal yang bisa diabaikan, terutama
bagaimana aktivitas perilaku fanatisme penikmat K-Pop. Siapa sangka arus globalisasi
bercorak Asia ini telah menyaingi bahkan perlahan mulai menggeser arus westernisasi
yang telah mengimbas dunia sejak abad ke-17.3 Oleh karena itu, perilaku fanatisme dapat
dialami oleh siapa saja terutama kalangan muda bahkan siswa di lembaga pendidikan islam.
MTs merupakan lembaga pendidikan Islam formal yang setara dengan SMP yang
dimulai dari kelas 7 sampai 9. Pekanbaru memiliki banyak sekolah tingkat MTs baik dari MTs
negeri dan swasta. Salah satu MTs di Pekanbaru yaitu MTsN 1 Pekanbaru. MTsN 1 Pekanbaru
memiliki visi yaitu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah tersebut untuk
menghasilkan anak didik yang berakhlak mulia dan memiliki kemampuan akademis yang
dapat dibanggakan. Alamat sekolah ini di jalan Amal Hamzah No. 1. Siswa di sekolah ini
tergolong masih remaja. Sebab secara umum masa remaja berumur antara 12-21 tahun. Masa
remaja sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu masa remaja awal (12-15 tahun), remaja
pertengahan (15-18 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun).4 Siswa di MTsN 1 Pekanbaru
tersebut rata-rata berusia 12-15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih berada pada
masa remaja awal.
Siswa pada usia remaja ini ditandai dengan perubahan fisik dan psikis serta membentuk
sebuah identitas yang positif maka remaja harus mendapatkan jalan yang positif untuk
menerapkan sebuah peran yang baru dalam kehidupannya dengan cara yang sehat dan positif.5

2
Juliana Marlin Y Benu, Theodora Takalapeta dan Yustina Nabit. Perilaku Celebrity Worship Pada
Remaja Perempuan. Journal of Health and Behavioral Science. Vol. 1, No. 1, hlm. 14.
3
Dinda Larasati Globalization on Culture and Identity: Pengaruh dan Eksistensi Hallyu (Korean-Wave)
Versus Westernisasi di Indonesia. Jurnal Hubungan Internasional. 2018. Vol, 11, No. 1, hlm. 110.
4
F. J. Monks dan Knoers, Psikologi Perkembangan terj. Siti Rahayu Haditono. Cet ke-12. Yogyakarta:
UGM Pers. 1999, hlm. 262.
5
John W. Santrock. Adolescense: perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. 2003, hlm. 346.
Namun, juga dapat mengalami kegagalan dalam sebuah proses pembentukan identitas diri
yang akan menyebabkan remaja seperti memiliki perilaku fanatisme.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Strategi Mengatasi Perilaku Fanatisme K-Pop Siswa MTsN 1
Pekanbaru”.

B. Pentingnya Memilih Judul “Strategi Mengatasi Perilaku Fanatisme K-Pop Siswa MTsN
1 Pekanbaru”
Perilaku fanatisme K-Pop memiliki dampak negatif jadi harus ada strategi untuk
mengatasinya. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dan
agar bermanfaat juga bagi masyarakat terutama dari kalangan muda hingga tua untuk
mencegah perilaku fanatisme K-Pop. Beberapa penelitian terdahulu belum membahas tentang
strategi mengatasi perilaku fanatisme K-Pop. Akan tetapi, hanya penggambaran dampak
perilaku fanatisme K-Pop. Hal ini menjadi novelty bagi peneliti. Salah satunya penelitian
terdahulu oleh Zumrotun dan Yudhi Satria Restu, 2021 yang berjudul Gambaran Perilaku
Obsesi Terhadap Selebriti Pada Remaja Penggemar K-Pop di Kota Surakarta. Hasil
penelitian ini bahwa terdapat beberapa dampak negatif dari perilaku ini, diantaranya adalah
responden menjadi lupa waktu, boros. Namun responden mengaku lebih bahagia dan tidak
mudah merasa stres.
Perilaku fanatisme K-Pop harus segera diatasi dengan adanya penemuan strategi karena
berdasarkan gejala yang telah diuraikan oleh peneliti, perilaku ini dapat merugikan individu
seseorang itu sendiri dan juga perilaku berlebihan tidak dianjurkan dalam agama Islam yang
menyebabkan pergeseran nilai-nilai religius. Dalam penelitian sebelumnya oleh Zakiyah,
Rifqi, dan Azizah, 2022 yang berjudul Fenomena Pergeseran Nilai–Nilai Religius Mahasiswa
PAI UIN Malang Akibat Korean Wave (K-Pop Dan K-Drama). Bahwasannya mahasiswa
mengalami gejala penurunan religiusitas, diantaranya mengkaji agama teralihkan dengan
intensitas menikmati konten Korea, menunda sholat karena menonton konser idola dan
K-Drama, lebih mendalami sejarah idola atau kebudayaan Korea dibanding dengan ilmu
Tarikh Islam, lebih menghafal lagu-lagu Korea daripada lagu-lagu Islami, dan juga lebih
tertarik belajar bahasa Korea dibanding bahasa Arab.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan pokok
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah strategi mengatasi perilaku fanatisme
K-Pop siswa MTsN 1 Pekanbaru.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi mengatasi perilaku fanatisme K-Pop siswa MTsN 1 Pekanbaru?
E. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.
Peneliti melakukan observasi dan wawancara mendalam dengan kepala sekolah, wali kelas,
guru dan siswa.

Anda mungkin juga menyukai