Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA


“ GAYA HIDUP FANATISME REMAJA INDONESIA TERHADAP BUDAYA
KPOP “
Dosen Pengampu: Dr. Warsiman, S. Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Dyah Wahyu Pravitasari (195110207111004)

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena telah
memberi kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gaya Hidup
Fanatisme Remaja Indonesia Terhadap Budaya Kpop” ini dengan baik. Makalah yang
berjudul “Gaya Hidup Fanatisme Remaja Indonesia Terhadap Budaya Kpop” disusun
guna memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah Manusia dan Kebudayaan
Indonesia di Universitas Brawijaya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya memahami arti dari fanatisme
terhadap budaya Kpop. Sekarang ini budaya Kpop telah mempengaruhi Indonesia dan
menjadi budaya populer, tak hanya Indonesia saja bahkan dunia. Remaja pada zaman
sekarang ini begitu fanatik terhadap budaya Kpop bahkan gaya hidup mereka juga
berubah karena mengikuti budaya populer tersebut.

Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Purwokerto, 24 Desember 2020

Dyah Wahyu Pravitasari

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II Pembahasan 5
2.1 Pengertian Fanatisme.........................................................................................................5
2.2 Faktor terjadinya fanatisme................................................................................................6
2.3 Hubungan fanatisme dengan gaya hidup remaja................................................................7
2.4 Dampak dari fanatisme budaya Kpop................................................................................8
2.5 Solusi untuk mengurangi fanatisme budaya Kpop.............................................................9
BAB III Penutup 10
Daftar Pustaka 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebudayaan Kpop sudah tak asing lagi di telingan masyarakat Indonesia.
Budaya Kpop ini juga termasuk ke dalam budaya populer. Budaya populer bisa
dikatakan sebagai budaya atau karya yang diciptakan untuk menyenangkan
orang. Kini, budaya Kpop semakin populer di Indonesia bahkan dunia. Banyak
penggemar Kpop dari berbagai kalangan. Perindustrian musik Korea sangat
berkembang pesat di dunia. Boyband dan girlband menjadi sesuatu yang sangat
komersil bagi industri dunia hiburan Korea. Mayoritas dunia industri musik
Korea didominasi oleh boyband dan girlband. Begitu pun dengan drama Korea
yang semakin melebarkan sayapnya dan mampu bersaing dengan tayangan
hiburan dunia lainnya.
Dahulu, para remaja mengetahui tentang artis Kpop harus pergi ke warnet
atau warung internet di dekat rumah. Sekarang, teknologi semakin canggih cukup
di rumah kita sudah menjelajah ke berbagai negara. Penggemar Kpop mengetahui
artis Kpop tersebut melalui jaringan sosial media seperti, twitter, instagram,
facebook, youtube dan lain sebagainya. Penggemar Kpop juga membuat fanbase
atau forum yang berkaitan dengan idol mereka. Forum dan fanbase tersebut tidak
hanya Indonesia saja tetapi Internasional.
Berkembangnya budaya Kpop tersebut juga menimbulkan fanatisme bagi
para penggemar. Mereka membela mati-matian idol mereka tak hanya itu saja
mereka juga berani menyerang orang yang menjelekkan idol mereka.
Penyerangan ini biasa dilakukan lewat sosial media. Mereka juga membuntuti
kemanapun idol mereka pergi. Penggemar fanatik secara tidak langsung juga
membentuk sebuah gaya hidup penggemar itu sendiri. Dalam fenomena ini, para
penggemar Kpop mengonsumsi sebuah produk budaya. Refleksi dari interpretasi
penggemar tersebut terhadap materi yang dimanfaatkan akan menciptakan gaya
hidup. Gaya hidup yang terbentuk akan memberikan identitas tertentu bagi diri
mereka. Dengan kata lain, pemilihan konsumsi produk budaya akan
termanifestasi ke dalam gaya hidup.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan fanatisme?
2. Apa sajakah faktor yang menyebabkan terjadinya fanatisme?
3. Apa hubungannya fanatisme dengan gaya hidup remaja Indonesia?
4. Dampak apa saja yang diakibatkan oleh fanatisme budaya Kpop?
5. Solusi yang diberikan untuk mengurangi fanatisme budaya Kpop?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini dibuat dengan tujuan
sebagai berikut.
1. Dapat memahami definisi fanatisme.
2. Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya fanatisme.
3. Dapat mengetahui hubungan fanatisme dengan gaya hidup remaja Indonesia.
4. Dapat mengetahui dampak apa saja yang diakibatkan oleh fanatisme budaya
Kpop.
5. Dapat mengetahui solusi untuk mengurangi fanatisme budaya Kpop.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian fanatisme


Menurut KBBI Fanatisme adalah keyakinan (kepercayaan) yang terlalu
kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Menurut Rinata dan
Dewi dalam (Eliani dkk, 2018:62) Fanatisme merupakan sebuah keyakinan
terhadap objek fanatik yang dikaitkan dengan sesuatu yang berlebihan pada
suatu objek, sikap fanatik ini ditunjukkan dengan aktivitas, rasa antusias yang
ekstrem, keterikatan emosi dan rasa cinta dan minat yang berlebihan yang
berlangsung dalam waktu yang lama. Berawal dari kata fan dalam bahasa
Inggris yang jika diartikan bebas bisa dipahami sebagai penggemar.
Fanatisme merupakan fenomena yang sangat penting dalam budaya modern
dan realitas pribadi dan di sosial masyarakat, hal ini karena budaya sekarang
sangat berpegaruh besar terhadap individu dan hubungan yang terjadi di diri
individu menciptakan suatu keyakinan dan pemahaman berupa hubungan,
kesetian, pengabdian, kecintaan, dan sebagainya menurut Widarti dalam
(Seregina dkk ,2011:12).McCudden menyebutkan bahwa aktivitas
penggemar adalah membuat makna (meaning making), berbagi makna
(meaning sharing), berburu (poaching), mengumpulkan (collecting) dan
membangun pengetahuan (knowledge building) sebagai kegiatan utama yang
relevan dengan aktivitas penggemar menurut Rinata dan Dewi dalam
(McCudden, 2011:14).
Penggemar Kpop rela berkorban demi idol yang mereka sukai. Mereka
juga rela menghabiskan uang dan waktu untuk idol mereka. Mereka juga
memiliki fandom sesuai apa yang mereka sukai. Fandom merupakan suatu
komunitas yang memiliki kesukaan dengan idol yang sama. Tak jarang
mereka perang antar fandom, perang yang dimaksudkan disini adalah saling
menyindir di sosial media. Mereka akan membela idol mereka entah itu
kesalahan idol itu sendiri atau bukan. Penggemar yang fanatik bahkan sering
menguntit idolnya kemanapun idolnya itu berada hingga ke luar negeri pun

5
mereka akan mengikutinya. Mereka akan membeli tiket pesawat yang sama
dengan idolnya. Untuk penggemar internasional termasuk fans Indonesia,
mereka hanya membeli produk atau aktif di sosial media saja. Namun,
berbeda dengan penggemar yang ada di Korea, mereka akan melakukan lebih
dari itu bahkan sangat terobsesinya dengan idolnya mereka menunggu di
depan apartement sang idol. Selain itu, ada juga idol yang mendapat terror
dari fansnya.
Sebenarnya, idol pun juga membenci atau bisa dikatakan risih dengan
fans yang fanatik seperti ini, karena tidak memberi ruang privasi. Resiko
menjadi idol memang seperti ini, namun kita sebagai fans seharusnya bisa
menyukai sewajarnya saja.

2.2 Faktor terjadinya fanatisme


Penyebaran budaya Kpop memang sangat memanfaatkan peran teknologi
informasi seperti media sosial. Sasarannya pun sangat tepat dan akurat, yaitu
kalangan remaja, dimana pada usia tersebut mereka begitu akrab dengan
gadget dan internet. Berawal dari rasa penasaran yang timbul pada diri
masing-masing, mereka mulai mencari tahu lebih dalam mengenai apa itu
Korean Wave. Remaja ini merupakan segelintir dari sekian banyak
penggemar fanatik Korean Wave. Memang, produk budaya Korean Wave
yang membuat diri mereka menjadi fanatik adalah musik K-Pop (artis) dan
serial K-Drama (tayangan televisi). Namun, kegemaran yang amat berlebih
dengan K-Pop dan K-Drama cukup mempengaruhi aspek-aspek Korean
Wave lainnya.
Menurut (Putri dkk, 2019:130) ada empat poin penting untuk
menganalisis sikap fanatisme sebagai penggemar Kpop, yaitu, (1) rasa suka
dan kagum yang tinggi; (2) addiction; (3) rasa ingin memiliki; dan (4)
loyalitas. Rasa suka dan kagum yang tinggi tergambar dari bagaimana sikap
serta antusiasme mereka terhadap objek fanatismenya tersebut, yaitu
idolanya. Sedangkan addiction atau rasa candu terlihat dari bagaimana
intensitas mereka mengonsumsi produk budaya Kpop. Kemudian rasa ingin

6
memiliki tergambar dari bagaimana hasrat mereka untuk memiliki benda-
benda material yang berkaitan dengan dengan objek fanatisme mereka. Dan
yang terakhir, loyalitas terlihat dari bagaimana kesetiaan yang ditunjukkan
oleh mereka terhadap idolanya atau kegemarannya terhadap Kpop. Loyalitas
menunjukkan bahwa ketertarikan terhadap Kpop melampaui tingkat biasa.
Empat poin tersebut, merupakan alur dari sikap ekspresi fanatisme remaja
sebagai penggemar fanatik Kpop (Putri dkk, 2019:130).
Biasanya pada penggemar dengan tingkat biasa hanya merasa kagun
tetapi tidak berlebihan atau mengkoleksi barang-barang yang berhubungan
dengan idolnya, misalnya mengkoleksi fotonya atau membeli album. Ada
juga yang mendukungnya hanya melalui streaming di youtube maupun
memberikan vote. Namun, jika penggemar sudah fanatik, mereka akan
bersikap diluar batas wajar. Misalnya, mengetahui jadwal idolnya, membeli
tiket penerbangan yang sama, mengikutinya hingga ke apartement sang idol,
bahkan mengetahui nomor hp idol mereka. Di Korea sendiri penggemar yang
fanatik ini biasa disebut sasaeng. Jadi, penggemar yang fanatik ini tak hanya
satu namun seperti komunitas. Sehingga saling memberi informasi antar
penggemar fanatik.

2.3 Hubungan fanatisme dengan gaya hidup remaja


Remaja Indonesia yang merupakan penggemar Kpop, banyak yang tidak
menyadari bahwa secara tidak langsung, sebenarnya budaya Kpop menjadi
sebuah arena untuk membentuk gaya hidup mereka. Berawal dari penafsiran
terhadap produk budaya Kpop itu sendiri, hingga akhirnya memasuki proses
pembentukan diri mereka menjadi penggemar yang fanatik. Fanatisme,
merupakan landasan yang menjadikan Kpop sebagai arena untuk membentuk
gaya hidup penggemarnya (Putri dkk, 2019:132).
Seperti yang dikemukakan oleh Plummer (1998), gaya hidup adalah cara
hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan
waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Dalam

7
sehari mereka menghabiskan waktu untuk mendengarkan musik, melihat
video di youtube, membuka twitter dll yang berkaitan dengan Kpop. Selain
aktivitas yang dilakukannya, penggunaan uang untuk membeli produk yang
berkaitan dengan Kpop. Awalnya hanya membeli sekali namun, lama-
kelamaan akan menjadi candu dan akan membeli terus-menerus apalagi jika
ada harga yang lebih murah.
(Putri dkk, 2019:133) Gaya hidup para remaja yang terbentuk akibat
serangkaian proses menjadi penggemar fanatik Kpop merupakan gaya hidup
yang konsumtif. Seperti yang dikemukakan oleh Baudrillard, bahwa ketika
seseorang mengonsumsi objek, maka orang tersebut mengonsumsi tanda.
Kemudian dalam proses konsumsi tersebut seseorang sudah berusaha untuk
mendefinisikan dirinya masing-masing melalui selera dan gayanya. Para
remaja ini mengonsumsi suatu objek bukan berdasarkan pada hakikat proses
konsumsi yang merupakan sebuah nilai tukar, melainkan proses konsumsi
yang berlandaskan pada simbol atau tanda (sign).

2.4 Dampak dari fanatisme budaya Kpop


Dampak positif:
a) Memberi motivasi dan semangat, karena kisah idolanya dianggap
menginspirasi.
b) Menjadikan para remaja tersebut memiliki banyak hubungan
pertemanan. Hubungan pertemanan ini tak hanya dalam lingkup
nasional namun, bisa juga internasional.
c) Menghasilkan keuntungan dari penjualan online.
d) Manfaat secara emosional, menyenangkan, menghilangkan stress
bagi remaja.

Dampak negatif:
a) Kesehatan mata, karena sering bermain ponsel.
b) Insomnia, kesulitan tidur.
c) Konsumtif, lebih boros

8
Tak hanya dampak negatif yang ada di atas saja, tetapi dampak lainnya
yang mungkin tak banyak orang tau yaitu, mental. Fanatisme ini dapat
mempengaruhi mental seseorang. Terlebih lagi jika ada non Kpop yang
berbicara kasar mengenai idol mereka, dia akan di serang oleh fans idol
tersebut yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan. Hal tersebut akan
mempengaruhi mental karena di serang dengan berbagai kata-kata yang
kasar.

2.5 Solusi untuk mengurangi fanatisme budaya Kpop


Sebenarnya upaya untuk mengurangi tindakan fanatik terhadap Kpop
ada pada diri pribadi masing-masing. Membaca artikel mengenai bahaya
fanatisme itu sendiri. Tidak ada salahnya menyukai idol kita namun, yang
perlu kita tahu adalah idol kita juga manusia dan mereka perlu privasi
untuk diri mereka sendiri. Dampak dari penggemar yang fanatik itu
sendiri juga berdampak pada idol tersbut. Jadi, kita yang hanya sebatas
fans perlu mengagumi dan mendukungnya dengan sewajarnya. Misalnya,
mengagumi akan kerja keras mereka hingga menjadi sukses dll.
Di Indonesia banyak budaya-budaya yang perlu kita lestarikan.
Lebih baik kita berfikir bagaimana kita bisa membawa budaya Indonesia
untuk bisa go Internasional seperti budaya Kpop. Sebagai remaja
Indonesia kita juga perlu fanatik terhadap budaya sendiri, jangan karena
globalisasi kita melupakan budaya dari negara asal. Justru dengan adanya
globalisasi ini kita bisa memperkenalkan budaya Indonesia ke berbagai
negara.

9
BAB III
PENUTUP

Fanatisme merupakan sebuah keyakinan terhadap objek fanatik yang


dikaitkan dengan sesuatu yang berlebihan pada suatu objek, sikap fanatik
ini ditunjukkan dengan aktivitas, rasa antusias yang ekstrem, keterikatan
emosi dan rasa cinta dan minat yang berlebihan yang berlangsung dalam
waktu yang lama. Penggemar Kpop rela berkorban demi idol yang mereka
sukai. Mereka juga rela menghabiskan uang dan waktu untuk idol
mereka. Mereka juga memiliki fandom sesuai apa yang mereka sukai.
Penyebaran budaya Kpop memang sangat memanfaatkan peran
teknologi informasi seperti media sosial. Sasarannya pun sangat tepat dan
akurat, yaitu kalangan remaja, dimana pada usia tersebut mereka begitu
akrab dengan gadget dan internet. Berawal dari rasa penasaran yang timbul
pada diri masing-masing, mereka mulai mencari tahu lebih dalam
mengenai apa itu Korean Wave. Remaja ini merupakan segelintir dari
sekian banyak penggemar fanatik Korean Wave.
Namun, kita juga perlu mengetahui bahaya dari fanatisme itu sendiri.
Karena tak semua yang fanatik dapat menyebabkan hal positif. Sedikit
demi sedikit kita mulai dari diri kita sendiri untuk menyadari hal tersebut.
Cukup menyukainya dengan sewajarnya saja jangan terlalu berlebihan
yang berdampak pada diri kita dan idol yang kita kagumi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Karina Amaliantami dkk. 2019. “Korean Wave dalam Fanatisme dan
Konstruksi Gaya Hidup Generasi Z”. NUZA, Vol. 14 No. 1, 125-135.
Ri’aeni, Ida dkk. 2019. “Pengaruh Budaya Korea (K-Pop) Terhadap Remaja Di
Kota Cirebon”. Communications, Vol.1 No.1, 1-26.
Rinata, Asfira Rachmad dan Sulih Indra Dewi. 2019. “Fanatisme Penggemar
Kpop Dalam Bermedia Sosial Di Instagram”. Interaksi: Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol. 8 No. 2, 13-23.
Setyarsih, Esty. 2016. “Hubungan antara Fanatisme Penggemar Boyband Korea
(Super Junior) dengan Solidaritas Sosial di Komunitas E.L.F Surakarta”.
Jurnal Analisa Sosiologi, Vol. 5 No. 2, 53-62.
Widarti. 2016. “Konformitas dan Fanatisme Remaja Kepada Korean Wave (Studi
Kasus pada Komunitas Penggemar Grup Musik CN Blue)”. Jurnal
Komunikasi, Vol. 7 No. 2, 12-18.

11

Anda mungkin juga menyukai