Anda di halaman 1dari 5

Manusia hidup dalam siklus budaya atau lingkar kultur tertentu yang khas, khusus dan unik.

Karena
alasan inilah maka muncul diversity (keanekaragaman) budaya. Di tengah keanekaragaman inilah
manusia saling berhubungan atau berkomunikasi satu sama lain. Manusia berkomunikasi
menggunakan tanda, lambang atau simbol budaya tertentu yang dimilikinya. Sebagai makhluk
komunikatif, manusia memiliki kemampuan transendensi untuk bergerak keluar dari dirinya menuju
kepada orang lain atau sesamanya. Dalam ikhtiar menuju subjek yang lain itulah, dimensi komunikasi
manusia dengan manusia menjadi suatu fenomena menarik untuk ditelisik.  Saat manusia saling
berhubungan, terbentuklah suatu jejaring komunikasi antarbudaya.  Komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda
ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini (Tubbs & Moss: 1996, hal.
236-238). Umumnya komunikasi antarbudaya terealisasi melalui tindakan interaksi antara orang
dengan orang dari latar budaya berbeda-beda. Intercultural communication generally refers to face-
to-face interaction among people of diverse culture (Jandt: 1998, hal. 36). Jadi, komunikasi
antarbudaya sejatinya selalu lintas batas atau melampaui daerah frontiers.    

 Carilah di internet 1 kasus tentang disorientasi budaya yang melanda anak muda Indonesia
berhadapan dengan gelombang masuknya budaya asing di era globalisasi ini? Lalu bagaimana
caranya kita menjaga diri agar tidak hanyut dibawa tarikan arus globalisasi itu yang bisa membuat
anak-anak muda (generasi muda) kita  lupa akan akar-akar budaya Indonesia kita sendiri? ?
bagaimana peran Pancasila dalam interaksi budaya tersebut. Jelaskan dan contohkan! (min 300 kata)
Jawab :

kebutuhan manusia makin banyak yang harus terpenuhi. Seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin maju, dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya manusia tidak lepas dengan kebutuhan
akan hiburan. Hiburan sendiri bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan dari
berbagai aktivitas sehari-hari, salah satu hiburan, seperti mendengar musik K-pop. K-pop
kepanjangan yaitu Korean Pop (Musik Pop Korea), yang berupa jenis musik populer yang berasal dari
Korea Selatan, dan juga sudah merupakan suatu kebudayaan dan gaya hidup. Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Sedangkan pengertian K-pop menurut Ajeng Darmista seperti yang dijelaskan di
kompasiana, merupakan salah satu pesan verbal melalui media entertainment yaitu musik.

K-pop sendiri sudah banyak dikenal oleh banyak orang, salah satu di negara Indonesia. Sebagian
besar lapisan masyarakat Indonesia menyukai salah satu genre music pop yang sekarang sedang naik
daun atau hits yaitu K-pop. Mendunianya wabah demam K-pop hampir di seluruh dunia, termasuk
juga di Indonesia yang telah menjangkiti kalangan anak muda selama kurang lebih sepuluh tahun.
Tidak hanya perkembangan teknologi yang semakin maju, Korea pun juga menggarap sisi budaya
mereka yaitu K-pop. Sehingga kalangan muda Indonesia hakikatnya sebagai konsumen potensial
budaya populer, menjadi sasaran negara Korea untuk membawa masuk budaya K-Pop ke Indonesia.

K-pop sendiri juga memang menjadi salah satu senjata negara Korea selatan untuk menyebarkan
budaya dan paham mereka, dan bisa dikatakan imperialisme budaya. Menurut KBBI, imperialisme
budaya adalah pandangan mengenai adanya kebudayaan asing yang lebih kuat yang mendominasi
suatu golongan masyarakat sehingga warganya kehilangan kepribadian dan indetitasnya. Sehingga
imperialisme budaya ini disebabkan oleh globalisasi yang semakin berkembang, dan negara maju
pun akan sangat mudah menyebarkan kebudayaan mereka ke seluruh penjuru dunia melalui media
yaitu internet, dan negara-negara berkembang sangat rentan terpengaruh, salah satunya di
Indonesia.

Indonesia sendiri sudah dianggap sebagai salah satu negara penting yang menjadi target penyebaran
kebudayaan Korea, kenapa ? karena negara Indonesia adalah negara yang sangat mudah
dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Sehingga dengan memvirusnya budaya K-pop di Indonesia
menjadikan negara kita negara yang tidak mempunyai identitas yang jelas.

Dalam perspektif kebudayaan, ini akan sangat menjadi ancaman terhadap kebudayaan asli negara
kita, karena memang K-pop sasaran utamanya adalah remaja atau anak muda yang tingkat
kestabilan emosinya masih labil, sehingga akan sangat mudah terpengaruh, sehingga remaja akan
lebih tertarik mempelajari kebudayaan negara lain dan cenderung lebih bangga dibanding dengan
budaya negara sendiri, contohnya saja banyaknya remaja di Indonesia yang meniru gaya pop Korea,
mulai dari model pakaian, gaya rambut, pola hidup, aksesori, dan cara berinteraksi dengan teman
sebayanya. Sangat ironi memang, ketika melihat para penerus bangsa kecintaan terhadap budaya
negara sendiri sedikit demi sedikit terkikis karena pengaruh budaya negara lain. Lalu bagaimana cara
mengatasinya ? jadilah seorang remaja atau anak muda yang mengkritisi budaya dari luar, sehingga
tidak terlalu jauh menghilangkan kebudayaan asli di negara sendiri, serta juga mengajarkan kepada
anaknya secara turun menururun supaya kebudayaan tersebut tidak hilang begitu saja.

Dalam pembahasan kali ini akan menggunakan Teori Jarum Hipodermik yang menjelaskan bahwa
khalayak adalah sekelompok orang yang mudah untuk dipengaruhi, jadi pesan apa saja yang
ditembakkan oleh media bisa dengan mudah dan segera mempengaruhi khalayak. Dimana
komunikator yaitu masyarakat Korea Selatan, komunikan yaitu khalayak atau masyarakat Indonesia,
dan media yaitu internet. Bahwa komunikator menyebarkan pesan tentang kebudayaan K-Pop ke
komunikan yang penyebaran pesan menggunakan media. Akibat dari penyebaran pesan tersebut
komunikan mudah sekali untuk dipengaruhi, sehingga pesan apa saja yang ditembakan oleh media
bisa dengan mudah dan mempengaruhi komunikan (khalayak Indonesia).

Jadi, K-Pop atau Korean Pop memberikan pengaruh yang besar pada segi budaya di Indonesia saat
ini. Korea pun juga hanya mengedepankan gaya Korea saja sehingga menyebabkan remaja atau anak
muda di negara Indonesia tidak mempunyai jati diri karena budaya bangsa mulai memudar dan
tergeser oleh trend saat ini. Seperti halnya dalam segi kebudayaan di Indonesia pun bisa dibilang
meniru dari negara Korea Selatan tapi hanya sebagian besar saja. Maka dari itu supaya tidak dibilang
meniru atau plagiasi, kita harus menonjolakan kebudayaan sendiri di Indonesia, dan juga tentunya
mengkritisi budaya luar.

Cara menghadapi globalisasi

1. Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan kepribadian
bangsa.
2. Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri.
3. Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara negara
maju.
4. Berusaha mengikuti perkembangan IPTEK
5. meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME
6. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk
dalam negeri
7. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya
8. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil- adilnya
10. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.

Peran pancasila

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini
haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai
tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan
pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa
Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati
untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa,dan
kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi
harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup
ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin
saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi
asing dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari
nilai-nilai luhur pancasila.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-
nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya,
nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan
tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka
nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya.Cuma, persoalannya,
dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada
pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau
nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang
dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama
dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di
Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia—seperti ditegaskan
dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Peran Pancasila sangat penting dalam menghadapi arus globalisasi. Karena Pancasila merupakan
sebuah kekuatan ide yang berakar dari bumi Indonesia untuk menghadapi nilai-nilai dari luar,
sebagai sistem syaraf atau filter terhadap berbagai pengaruh luar, nilai-nilai dalam Pancasila dapat
membangun sistem imun dalam masyarakat kita terhadap kekuatan-kekuatan dari luar sekaligus
menyeleksi hal-hal baik untuk diserap, dan sebagai sistem dan pandangan hidup yang merupakan
konsensus dasar dari berbagai komponen bangsa yang plural ini. Lewat Pancasila, moral sosial,
toleransi, dan kemanusiaan, bahkan juga demokrasi bangsa ini dibentuk. Pancasila seharusnya
dijadikan sebagai poros identitas untuk menghadapi bermacam identitas yang ditawarkan dari luar.
Tetapi sangat disayangkan jika wacana Pancasila belakangan ini mulai berkurang. Mengingat
berbagai potensi yang tersimpan di dalamnya, wacana nasional ini perlu untuk dimunculkan kembali,
dibangkitkan kembali dan digali terus nilai-nilainya agar terus berdialektika dalam jaman yang terus
bergulir. Untuk itu Pancasila harus bisa kita telaah secara analitis.
https://www.kompasiana.com/jovian_057/56f622d5e422bde4041f58bc/k-pop-mengancam-budaya-
indonesia

http://arekkedele.blogspot.com/2012/10/cara-menghadapi-era-globalisasi.html

http://achyatsafir.blogspot.com/2015/10/peranan-pancasila-dalam-era-globalisasi.html

Anda mungkin juga menyukai