Arbitrase banyak digunakan untuk menyelesaikan sengketa yang timbul, khususnya di bidang
perdagangan di antara para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian. Idenya, sengketa
diselesaikan di luar pengadilan (non litigasi). Namun kenyataan menunjukkan bahwa sengketa
yang diselesaikan lewat jalur pengadilan (litigasi) memakan waktu yang lama dan biaya yang
sangat besar.
1. Berikan contoh peristiwa hukum atau kasus hukum yang berkaitan dengan tema/materi minggu
ini
Kasus Hukum atau peristiwa hukum bisa diambil dari berita/artikel (cantumkan sumbernya)
dilarang kasus yang sama dengan teman teman mahasiswa dalam kelas kita (siapa cepat dia yang
berhak memiliki kasus tersebut untuk bisa mendapat penilaian dari dosen
Kasus antara PT. Petronas Niaga Indonesia dengan PT. Persada Sembada
1. Kasus
Dalam kasus ini yang menjadi Pemohon dalam Arbitrase adalah PT. Petronas Niaga Indonesia yaitu
suatu perusahaan penanaman modal asing yang melakukan kegiatan pengusahaan Stasiun
Pengisian Bahan Bakar untuk umum atau disingkat SPBU. Sedangkan Termohon dalam Arbitrase
adalah PT. Persada Sembada yaitu Pemilik atas sebidang tanah dan bangunan yang terletak dijalan
Kramat Raya No. 57, Jakarta Pusat, seluas kurang lebih 5.780 M² . sebagaimana tercatat dalam Buku
Tanah Hak Guna Bangunan Nomor 440 atas nama PT. Persada Sembada. Bahwa tepatnya pada
tanggal 12 Oktober 2006, antara PT. Persada Sembada selaku Penjual dengan PT. Petronas Niaga
Indonesia selaku pembeli telah menandatangani perjanjian pengikatan Jual Beli No. 01 dihadapan
Notaris. Bahwa dalam pelaksanaan perjanjian tersebut terjadi sengketa antara kedua belah pihak.
Bahwa tepatnya pada tanggal 9 Oktober 2007 PT. Petronas Niaga Indonesia telah mengajukan
permohonan arbitrase di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) , beralamat di Wahana Graha
Lt. 2, jalan Mampang Prapatan No. 2 Jakarta, sebagaimana tercatat dalam perkara Arbitrase Nomor :
266/X/ARB-BANI/2007 tanggal 9 Oktober 2007, yang pada pokoknya alasan diajukannya
permohonan arbitrase tersebut sehubung dengan Termohon (PT. Persada Sembada) telah
melakukan cidera janji (Wanprestasi) terhadap perjanjian pengikatan dengan tidak menyerahkan
seluruh ijin-ijin yang disyaratkan dalam pasal 2 dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal
2.1. juncto Pasal 5.1. perjanjian, yaitu 180 hari kalender ditambah perpanjangan 90 hari kalender
sejak ditandatanganni perjanjian. Bahwa atas permohonan Arbitrase tersebut, pada tanggal 27 Mei
2008 Majelis Arbitrase memeriksa perkara No. : 266/X/ARB-BANI/2007 telah membacakan
Putusannya (Putusan Arbitrase), yang pada pokoknya Termohon (PT. Persada Sembada) telah cidera
janji (Wanprestasi) terhadap akta perjanjian jual beli dan Termohon dihukum untuk mengembalika
seluruh pembayaran sebesar Rp. 24.456.200.000,- dan termohon juga dihhukum untuk membayar
bunga sebesar 6% kepada PT. Peronas Niaga Indonesia.
Bahwa dalam putusan Arbitrase dinyatakan dalam Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah ditunjuk
untuk melaksanakan putusan arbitrase. Bahwa pada hari senin tanggal 17 Juni 2008 Sekretaris
Majelis sidang BANI a quo telah menyerahkan dan mendaftarkan Putusan Arbitrase Nomor :
266/X/ARB-BANI/2007 tanggal 27 Mei 2008 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
sebagaimana tercatat dalam akta pendaftaran Nomor : 03/WASIT/2008/PN.Jkt.Pst .
Bahwa kemudian pada tanggal 14 Juli 2008 Pemohon telah mengajukan permohonan pembatalan
Putusan Arbitrase Nomor: 266/X/ARB-BANI/2007 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
dengan demikian permohonan ini telah diajukan dalam kurun waktu 30 hari.
https://www.scribd.com/doc/243658828/Analisis-Kasus-Arbitrase