Anda di halaman 1dari 5

REKAYASA IDE STUDI MASYARAKAT INDONESIA

“CARA MENGATASI KECANDUAN DEMAM GAYA LUAR DI


INDONESIA”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi Sosial yang di
ampu oleh dosen :

Drs. Muhammad Arif, M.Pd

OLEH :

AYU NOVIANA SIMATUPANG

(3183331010)

KELAS : A REGULER 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi akibat adanya globalisasi semakin berkembang pesat.
Dengan adanya teknologi kita bisa mengetahui apa yang terjadi di negara sebelah bahkan
seluruh dunia kita bisa mengetahui apa yang terjadi disana. Begitu pula dengan
perkembangan budaya luar negeri, kita mudah mengetahui budaya yang ada di belahan
dunia. Bukan hanya budaya, musik pun ikut berkembang pesat dengan adanya
globalisasi, kita bisa mengetahui musik-musik yang ada di luar Indonesia. Misalnya
dengan adanya musik yang berbahasa Inggris, Korea, Thailand dan sebagainya.
Dewasa ini banyak sekali kalangan remaja Indonesia yang menggilai musik yang
berbahasa Korea, bukan hanya musiknya saja tetapi budaya dan bahasanya remaja
Indonesia pun juga sebisa mungkin untuk mempelajari dan terkadang mereka juga
menggunakan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-harinya. Contohhnya seperti
Annyeong-haseyo yang berarti hai, kamsahammnida yang berarti terima kasih dan lain
sebagainya. Berkembang pesatnya Handphone membuat semakin mudah mengakses
segala sesuatu yang bernuansa Korea. Televisi juga memberi pengaruh besar terhadap
pengetahuan, motivasi serta sikap atau perilaku penontonnya. Tidak memandang usia,
jabatan, jenis kelamin dan sebagainya.
Budaya populer sendiri merupakan efek dari adanya globalisasi. Globalisasi
merupakan fenomena khusus yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari poses manusia global itu sendiri. Globalisasi meleburkan budaya
barat dan budaya timur menjadi satu dan tidak akan pernah terpisah. Hal ini memudahkan
Korean Wave sebagai budaya populer lebih cepat dan mudah menyebar ke seluruh dunia
(Vani, 2013). Budaya populer itu sendiri berkaitan dengan fashion, transportasi, gaya
hidup yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan tertentu.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan rekayasa ide ini ialah memberikan pendapat tentang
sebagai solusi untuk mengatasi kecanduan dari demam kpop.

C. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat Rekayasa ide ini ialah supaya penulis dapat menyumbangkan
pemikirannya terhadap permasalahan yang diangkat dan juga menambah pengetahuan
tentang hal tersebut, tidak hanya itu dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya
dapat terlaksana.
BAB II

BAGIAN INTI

A. URAIAN PERMASALAHAN
K-pop adalah kepanjangan dari Korean pop (Musik Pop Korea) adalah jenis
musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok musik yang
sudah menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara. Bukan hanya
musiknya saja yang sudah populer di kalangan masyarakat, drama Korea pun ikut melejit
di kalangan masyarakat. Sekarang ini, banyak remaja yang kurang berminat dengan film
dari Indonesia, mereka lebih menggilai film, drama-drama Korea. Penyebaran budaya
populer ini tidak lepas dari media massa seperti Televisi, Handphone, dan lain
sebagainya. K-pop sangat populer di Indonesia mulai dari tahun 2011 hingga saat ini.
Banyak artis Korea yang datang ke Indonesia untuk mengadakan konser. Untuk harga
tiketnya sendiri tidak tanggung-tanggung bisa mencapai jutaan, meskipun begitu banyak
sekali kalangan remaja yang merelakan uang jajannya untuk membeli tiket konser demi
bertemu dengan idolanya. Contoh artis dan kelompok musik dai Korea meliputi Super
Junior, SNSD, Blackpink, Big Bang, Gfriend, dan sebagainya.
Alasan mereka menggilai adanya K-pop ialah karena personil dari grup musik
tersebut cantik-cantik, dan ganteng-ganteng. Bukan itu saja, mereka (personil grup
musik) menggubakan tarian dalam menyanyi sebagai daya tarik untuk penggemar
mereka. Kini budaya-budaya asing seperti halnya k-pop sudah mencuat dan berbaur di
masyarakat saat ini, yang nyata nya sekarang telah buming yang namanya demam Korea.
Mulai dari style, budaya bahasa, makanan bahkan tata cara perlakuannya pun kini banyak
sekali ditiru oleh kalangan anak muda seperti zaman sekarang ini (Sufarni, 2018).
Dengan adanya k-pop tentu saja merubah sikap atau kepribadian bagi para
penggemarnya. Ada yang selalu berusaha berpakaian seperti orang Korea misalnya
merubah cara berpakaian remaja di Indonesia yang awalnya budaya Indonesia berpakaian
sopan dan santun menjadi pakaian yang terlalu sexy. Bahkan menggunakan produk yang
dari Korea, dalam bahasa pun mereka berusaha mempelajari dan menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari. Makanan pun tidak ketinggalan, mereka berusaha untuk menyukai
makanan-makanan korea dan melupakan makanan khas Indonesia. Tentu ini sangat
memprihatinkan, bagaimana tidak, remaja yang seharusnya menjadi penerus bangsa tidak
mencintai apa yang ada dalam negeri sendiri. Mereka lebih mencintai produk yang dari
luar Indonesia.
Demam Korea tentunya juga memberikan dampak positif dan negatif bagi remaja
Indonesia, mereka yang menyukai Korea cenderung lebih boros daripada remaja yang
lebih menyukai musik Indonesia, dan perilaku atau moral mereka cemderung lebih bebas,
terkadang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia.
BAB III

REKAYASA IDE

A. IDE-IDE ALTRNATIF PEMECAH/MENANGGULAGI MASALAH


Dari permasalahan tersebut adapun langkah yang harus kita lakukan untuk mengurangi
candu terhadap demam Kpop sebagai berikut :
1. Untuk mengurangi kecanduan K-pop yang pertama jelas kita harus punya niat yang kuat.
Terus tanamkan dalam pikiran kalau sekolah, kuliah, dan pekerjaan kita ini lebih penting
dari K-pop.
2. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya semangat mencintai
produk dalam negeri. Memakai pakaian, sepatu atau perlengkapan made in Indonesia
salah satu contoh untuk mengatasi budaya-budaya asing yang ada di Indonesia.
3. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,
4. Meminta dukungan dari orang terdekat yang lebih dewasa dan meminta bantuan mereka
untuk mencari solusi agar dapat mengurangi obsesi terhadap demam Kpop.
5. Tidak mengikuti lagi social media dari idol yang kita sukai.
6. Melakukan kegiatan yang lebih bermafaat.
BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Dari masalah yang sudah dibahas kita bisa menarik beberapa kesimpulan. Pertama,
sebagai seorang pelajar, kita hendaknya lebih mementingkan sekolah dan jangan sampai
lupa beribadah. Kedua, kita boleh saja mengidolakan Kpop Idol, tapi jangan terlalu
fanatik. Ketiga, tentu kita tahu, Kpop Idol tidak selamanya memiliki sisi negatif seperti
apa yang orang pikirkan dengan memandangnya sebelah mata. Kpop Idol juga memiliki
sisi positif yang bisa kita contoh dalam kehidupan kita. Contohnya, mereka akan selalu
berusaha keras tanpa menyerah terlebih dahulu dan juga Kpop Idol yang semasa sekolah
dulu memiliki nilai rata rata 90. Tentu kita akan termotivasi untuk melakukan hal yang
sama. Jadi mari kita ambil hal positif nya saja.

Anda mungkin juga menyukai