“ TEORI-TEORI KEPENDUDUKAN ”
DOSEN PEGAMPU:
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2:
1. AYU NOVIYANA SIMATUPANG :3183331010
2. DEBBY WULANDARI GINTING :3183131050
3. HAVIZA CAHYANI SIHOMBNG :3181131021
4. PAIDOL SIRIGO RIGO :3181131021
5. INDRI OKTAVIA : 3181131008
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami susun dengan baik. Sholawat dan
salam semoga tetap telimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOGRAFI
KEPENDUDUKAN DAN DEMOGRAFI. Diharapkan dengan penyusunan
makalah ini pemahaman kami tentang Teori-Teori Kependudukan. Harapan
selanjutnya kami dapat memperluas wawasan di mata kuliah ini kedepannya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, sebagai acuan dalam
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa UNIMED.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. T.K Menurut Aliran Malthusian (Thomas R. Malthus) ...............................2
B. T.K Menurut Aliran Neo Malthussian (Ehrlich) ..........................................4
C. T.K Menurut Aliran Marxist (Karl Max dan Friederich Engels) .................5
D. T.K Menurut Aliran Kontemporer (Malthus dan Marx) ..............................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis
kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,
mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi,
sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah
upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan
mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan
keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan
pembangunan berkelanjutan.
Perubahan-perubahan jumlah penduduk terjadi karena pengaruh faktor-faktor
alam, seprti halnya tumbuhan dan hewan mengalami pengaruh itu. Temperatur,
curah-curah, kelembaban, ruang hidup, keadaan jasmani, dan lain-lain, merupakan
faktor-faktor yang dipakai untuk menyusun teori. Di samping teori naturalistik ini,
ada pula teori-teori lain yang didasarkan atas faktor sosial dan kebudayaan, karena
pada manusia faktor inilah yang lebih berperanan.
Penduduk yang menempati bagian-bagian muka bumi mengalami pasang surut,
dan perubahan-perubahan ini menyadarkan berbagai pihak untuk memberi
penjelasan, sehingga muncullah berbagai teori penduduk.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori Kependudukan Menurut Aliran Malthusian (Thomas R. Malthus)?
2. Bagaimana Teori Kependudukan Menurut Aliran Neo Malthussian (Ehrlich)?
3. Bagaimana Teori Kependudukan Menurut Aliran Marxist (Karl Max dan Friederich
Engels)?
4. Bagaimana Teori Kependudukan Menurut Aliran Kontemporer (Malthus dan Marx)?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
ada pengekangan perkembangan penduduk. Pengekangan tersebut dapat berupa
pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud dengan pengekangan
hakiki adalah pangan. Sedangkan bentuk pengekangan segera adalah bentuk
preventive check dan positive check.
1. Preventive check
Preventive check adalah pengurangan penduduk melalui penekanan
kelahiran. Preventive check timbul karena kemampuan penalaran manusia sehingga
dapat meramalkan akibat-akibat yang akan terjadi di kemudian hari. Preventive
check dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Moral restraint (Pengekangan diri)
Moral restraint yaitu segala usaha mengekang nafsu seksual.
b. Vice
Vice yaitu pengurangan kelahiran seperti, abortus, penggunaan alat kontrasepsi,
homoseksual, pelacuran.
2. Positive check
Positive check adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian.
Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk lebih besar daripada jumlah persediaan
pangan maka dapat dipastikan akan terjadi kelaparan, wabah penyakit, dan lain
sebagainya. Sehingga dapat dipastikan tingkat kematin akan semakin meningkat.
Positive check dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Vice (kejahatan)
Vice yaitu segala jenis pencabutan nywa sesama manusia seperti manusia seperti
pembunuhan anak-anak (infanticide), pembunuhan orang-orang cacat, dan orang
tua.
b. Misery (kemelaratan)
Misery yaitu segala keadaan yang menyebabkan kematian seperti berbagai jenis
penyakit dan epidemi, bencana alam, kelaparan, kekurangan pangan dan
peperangan.
3
terus menerus. Karena gagasan yang dicetuskan Malthus pada abad 18 dianggap
aneh pada saat itu . Malthus mengatakan bahwa dunia akan kehabisan sumber daya
alam karena jumlah penduduk yang terus meningkat, hal ini bagi mereka tidak dapat
diterima oleh akal sehat. Pada dunia baru seperti Amerika, Afrika, Autralia dan Asia
dengan sumber daya alam yang melimpah mereka berpendapat bahwa persediaan
makanan tidak akan habis. Sehingga preposisi yang diajukan oleh Malthus tersebut
akhirnya memunculkan beberapa kritik sebagai berikut:
Malthus terlalu menekankan terbatasnya persediaan tanah, tetapi ia tidak
menyangka akan ada keuntungan besar dari kemajuan transpor yang
dikombinaksikan dengan pembukaan tanah pertanian baru di Amerika
Serikat, Australia dan tempat-tempat lainnya. Karena dengan kemajuan-
kemajuan transportasi yang menghubungkan daerah satu dengan daerah
lainnya sehingga pendistribusian bahan makanan ke daerah-daerah yang
kekurangan makanan mudah dilaksanakan.
Dalam kondisi yang menguntungkan, hewan dan tanaman dapat meningkat
menurut deret ukur. Malthus tidak memperhitungkn bahwa teknologi juga
dapat maju dengan pesat. Dengan adanya peningkatan metode-metode
pertanian seperti penggunaan pupuk dan bibit unggul lebih banyak maka
dapat menaikkan produktivtas.
Malthus tidak memeprtimbangkan kontrol fertilitas bagi pasangan-
pasangan yang sudah menikah. Pada tahun 1822, Francis Place
menganjurkan pembatasan kelahiran setelah perkawinan.
Malthus tidak memperhitungkan bahwa fertilits dapat menurun apabila
terjadi perkembangan ekonomi dan naiknya standar hidup penduduk
dinaikkan.
4
Dengan realitas yang ada seperti itu akhirnya pada akhir abad 19 dan awal
abad 20 Teori Malthus diusung kembali oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich.
Garreth Hardin dan Paul Ehrlich memunculkan Aliran Neo Malhusian. Aliran ini
lebih radikal dari pada Aliran Malthus. Aliran ini tidak sependapat dengan gagasan
Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral restraint saja.
Akan tetapi mereka menawarkan bahwa untuk mengurangi jumlah penduduk dapat
dilakukan dengan cara preventive checks, misalnya dengan penggunaan alat
kontrasepsi dan aborsi.
Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian
direvisi menjadi “The Population Explotion” yg berisi:
Pada tahun 1972 Meadow menulis buku “The Limit to Growth” memuat
ungan variabel lingkungan, yaitu penduduk, produksi pertanian, Industri, eraaya
alarn, dan polusi. Pada waktu persediaan sumberdaya alam masih maka bahan
makanan per kapita, hasil industri dan penduduk bertambah dan cepat.
Pertumbuhan ini akhimya menurun sejalan dengan menurunnya persediaan
sumberdaya alam yang akhirnya menurut model ini habis pada tahun 2100. Ada
dua kemungkinan yang dapat dilakukan, yaltu membiarkan malapetaka itu terjadi,
atau manusa ini membatasi pertumbuhannya dan mengeola Iingkungan alam
dengan baik (Jones, 1981).
5
bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena
kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara-negara kapitalis.
Kaum kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan dari buruh sehingga
menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.
Marx juga mengatakan bahwa, kaum kapitalis membeli mesin-mesin untuk
menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh kaum buruh. Jadi
penduduk yang melarat bukan disebabkan karena kekurangan bahan pangan, akan
tetapi karena kaum kapitalis mengabil sebagian dari pendapatan kaum buruh yang
dihasilkan. Jadi, menurut Marx dan Engels sistem kapitalis yang meneyebabkan
kemelaratan tersebut, dimana kaum pemilik modal menguasai alat-alat produksi.
Maka menurut Marx untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat
harus diubah dari sistim kapitalis menjadi sistim sosialis.
Menurut Marx dalam sistem sosialis alat-alat produksi di kuasai oleh buruh,
sehingga gaji buruh tidak akan terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja
mereka dan oleh karena itu masalah kemelaratan akan dapat dihapuskan. Marx juga
mengatakan bahwa semakin banyak jumlah manusia, semakin tinggi hasil
produktivitasnya, jadi tidak perlu diadakan pembatasan pertumbuhan penduduk.
Marx dan Engel menentang usaha-usaha moral restraint yang dicetuskan oleh
Malthus.
Dalam hal ini pendapat Marx banyak yang menganutnya seperti halnya
dengan Malthus. Setelah Perang Dunia II dunia dibagi menjadi tiga kelompok;
pertama, negara-negara kapitalis yang umumnya cenderung membenarkan teori
Malthus seperti Amerika Serikat, Ingris, Prancis, Australia, Canada, dan Amerika
latin; kedua, negara yang menganut sistem sosial, seperti Uni Soviet, negara-negara
Eropa Timur, Republik Rakyat Cina, Korea Utara dan Vietnam; ketiga, negara-
negara nonblok seperti India, Mesir dan Indonesia.
Beberapa kritik yang telah dilontarkan terhadat teori Marx ini diantaranya
adalah sebagai berikut: Marx menyatakan bahwa hukum kependudukan di negara
sosialis merupakan antithesa hukum kependudukan di negara kapitalis. Menurut
hukum ini apabila di negara kapitalis tingkat kelahiran dan tingkat kematian sama-
sama rendah maka di negara sosialis akan terjadi kebalikannya yaitu tingkat
kelahiran dan tingkat kematian sama-sama tinggi. Namun kenyatanya tidaklah
6
demikian, tingakat pertumbuhan penduduk di negara Uni Soviet hampir sama
dengan negara-negara maju yang sebagian besar merupakan negara kapitalis.
7
b. Arsene Dumont
Arsene Dumont seorang ahli demografi bangsa Perancis yang hidup pada
akhir abad ke-19. Pada tahun 1980 dia menulis sebuah artikel berjudul
Depopulation et Civilization. Ia melancarkan teori penduduk baru yang disebut
dengan teori kapilaritas sosial (theory of social capilarity). Kapilaritas sosial
mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di
masyarakat, misalnya: seorang ayah selalu mengharapkan dan berusaha agar
anaknya memperoleh kedudukan sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa yang dia
sendiri telah mencapainya. Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang.
Konsep ini dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah
pipa kapiler.
Teori kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara
demokrasi, dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat. Di negara Perancis pada abad ke-19
misalnya, dimana system demokrasi sangat baik, tiap-tiap orang berlomba
mencapai kedudukan yang tinggi dan sebagai akibatnya angka kelahiran turun
dengan cepat. Di negara sosialis dimana tidak ada kebebasanuntuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat, system kapilaritas sosial tidak dapat berjalan
dengan baik.
c. Emili Durkheim
Emile Durkheim adalah seorang ahli sosiologis Perancis yang hidup pada
akhir abad ke-19. Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, maka Durkheim menekankan
perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi
(Weeks, 1992). Ia mengatakan, akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk, akan
timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam
memenangkan persaingan tiap-tiap tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan
pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu, keadaan seperti
ini jelas terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang
kompleks.
8
Apabila dibandingkan antara kehidupan masyarakat tradisional dan
masyarakat perkotaan, akan terlihat bahwa pada masyarakat tradisional tidak terjadi
persaingan dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan
terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan ada masyarakat industri tingkat pertumbuhan
dan kepadatan penduduknya tinggi. Tesis dari Durkheim ini didasarkan atas teori
evolusi dari Darwin dan juga pemikiran dari Ibn Khaldun.
9
merupakan faktor penegkang perkembangan penduduk. Dalam golongan
masyarakat yang berpendapatan rendah, seringkali terdiri dari penduduk dengan
keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai kedudukan yang lebih baik
biasanya jumlah keluarganya kecil.
Rupa-rupanya teori fisiologis ini banyak diilhami dari teori aksi an reaksi
dalam meninjau perkembangan penduduk suatu negara atau wilayah. Teori ini
dapat menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mortalitas penduduk semakin
tinggi pula tingkat produksi manusia.
e. Herman Khan
Pandangan yang suram dan pesimis dari Mlthus beserta penganut-
penganutnya ditentang keras oleh kelompok teknologi. Mereka beranggapan
manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu melipatgandakan produksi
pertanian. Mereka mampu mengubah kembali (recycling) barang-barang yang
sudah habis dipakai, sampai akhirnya dunia ketiga mengakhiri masa transisi
demografinya.
Ahli futurology Herman Kahn (1976) mengatakan bahwa negara-negara
kaya akan membantu negara-negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu akan jatuh
kepada orang-orang miskin. Dalam beberapa decade tidak akan terjadi lagi
perbedaan yang mencolok antara umat manusia di dunia ini.
Dengan tingkat teknologi yang ada sekarang ini mereka memperkirakan
bahwa dunia ini mampu menampung 15 milliun orang dengan pendapatan melebihi
Amerika Serikat dewasa ini. Dunia tidak akan kehabisan sumber daya alam, karen
seluruh bumi ini terdiri dari mineral-mineral. Proses pengertian dan recycling akan
terus terjadi dan era ini disebut dengan era substitusi. Mereka mengkritik bahwa
The Limit to Growth bukan memcahkan masalah tetapi memperbesar permasalahan
tersebut.
Kelompok Malthus dan kelompok teknologi mendapat kritik dari kelompok
ekonomi, karena kedua-duanya tidak memperhatikan masalah-masalah organisasi
sosial dimana distribusi pendapatan tidak merata. Orang-orang miskin yang
kelaparan, karena tidak meratanya distribusi pendapatan di negara-negara tersebut.
Kejadian seperti ini di Brasilia, dimana Pendapatan Nasional (GNP) tidak dinikmati
10
oleh rakyat banyak adalahsalah satu contoh dari ketimpangan organisasi sosial
tersebut.
11
telah menurun. Kedua hal ini disebabkan karena kemajuan pelayanan kesehatan
yang menurun angka kematian balita dan angka tahun harapan hidup. Ini terjadi
pada fase kedua dan ketiga dalam proses kependudukan. Umumnya ada empat
tahap dalam proses transisi, yaitu:
Tahap 1:Masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan angka kematian tinggi
menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah;
Tahap 2: Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan kesehatan yang lebih
baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak terpengaruh karena jumlah
penduduk naik.
Tahap 3: Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka kematian balita,
urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak pasangan muda berumah
tangga menginginkan jumlah anak lebih sedikit hingga menurunkan angka
kelahiran. Pada tahap ini laju pertambahan penduduk mungkin masih tinggi tetapi
sudah mulai menurun;
Tahap 4: Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah tangga melaksanakan
pembatasan kelahiran dan mereka cenderung bekerja di luar rumah. Banyaknya
anak cenderung hanya 2 atau 3 saja hingga angka pertambahan neto penduduk
sangat rendah atau bahkan mendekati nol.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah
Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul
bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi
pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok
pendapatnya yaitu :Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia,
Nafsu manusia tak dapat ditahan. Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan
penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan
terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Dari teori
Maltus tersebut banyak yang beranggapan bahwa teori maltus ini bersifat
pesimistik, namun pada akhirnya teori ini memiliki banyak penganut paham maltus
sehingga kebenaran akan teori ini seolah-olah benar adanya.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan, ( Jakarta: LP3ES 1982 ), hlm. 3-5.
Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan, (Jakarta: LP3ES 1985), hlm. 11.
J. Dwi Narwoko (ed), Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana
2007), hlm. 307.
Ida Bagoes Mantra, Demografi Umum, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2011), hlm.
53.
14