Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONSEP DAN DEFENISI BIOGEOGRAFI’’

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Nurmala Berutu, M.Pd.
Muhammad Farouq Ghazali Matondang, S.Pd, M,Sc.

DISUSUN OLEH : (KELOMPOK 1)


1. AYU NOVIANA SIMATUPANG (3183331010)
2. ASTUTY LABORA PURBA (3183331001)
3. MARSAULINA HASIBUAN (3182131018)
4. REBEKA DOLOKSARIBU (318131020)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang berjudul “KONSEP DAN
DEFENISI BIOGEOGRAFI, dengan baik dan lancar.
Dalam makalah ini kami membahas materi-materi mengenai konsep
biogeografi. Sesuai dengan pepatah “tiada gading yang tak retak” , demikianlah
dengan keadaan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca sungguh kami harapkan. Tidak lupa, kami berterima kasih
terutama kepada Orang tua kami yang senantiasa memberikan dorongan dan
bimbingan sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan lancar,walaupun
sedikit terhambat oleh beberapa faktor. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan
kepada orang tua yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan tugas
ini.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
yang sebanyak-banyaknya baik bagi para pembaca maupun untuk kami sebagai
penulis makalah ini.

Medan, Februari 2020

Penulis
Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ......................................................................................................... 5
2.2 Dasar Persebaran Makhluk Hidup ............................................................... 5
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup................................6
2.4 Macam-macam Adaptasi.............................................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
B. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi.
Biogeografi terbagi atas : Zoografi (Biogeografi Hewan) dan Fitografi (Biogeografi Tumbuhan).
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat,
namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi
selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.

Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau
mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut
pusat asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup
dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun
1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di
bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah
memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis merumuskannya sebagai berikut:
1.Apa pengertian Biogeografi?
2.Faktor apa saja yang mempengaruhi persebaran Makhluk hidup?

1.3Tujuan Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian Biogeografi
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi persebaran Makhluk hidup

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Salah satu cabang geografi adalah “biogeografi” atau “geografi
biologi”. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spesial makhluk
hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis sesuai dengan pembagian makhluk
hidup menjadi tumbuhan dan hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan”
(fitogeografi) dan “geografi hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian
dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan fenomena
distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor
fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Biogeografi merupakan cabang dari biologi yang mempelajari makhluk hidup dan
geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara
penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan
tumbuhan. Pengetahuan biogeografi erat kaitannya dengan klimatologi dan paleontologi.
Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman
hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan
berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini
bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang
mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga
mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada
tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi,
kepunahan, continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan
laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam.
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu
tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan
diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang
ditempatinya. Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan

4
muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu
jenis disebut pusat asal usul.
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan
daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an
ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi.
Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki
tumbuhan dan hewan yang khas dan unik. Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan
berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat
dari adanya rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran
ke daerah di seberangnya.

2.2 DASAR PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP

Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi yang terjadi di wilayah
Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada penyebaran fauna. Ilmu Biogeografi lahir
di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, “I believe the
western part to be a separaed portion of continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation
of a former Pacific continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858).
Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam bukunya “The World of
Life” (Chapman and Hall, London), Wallace menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur
lagi sebab di Sulawesi Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-
penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli2 fauna dan flora ditemukan bahwa Garis Wallace
ini tidak pernah tegas, tetapi dapat bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas
meyakinkan bahwa Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zone-zone
biogeografi.
Konsep Garis Wallace ini mengesankan para ahli biogeografi sebab penyebaran flora pun
mengikutinya. Flora-flora pegunungan di Sulawesi Barat mirip flora pegunungan di Kalimantan
dan Jawa, sedangkan flora di tanah yang berasal dari lapukan batuan ultrabasik d Sulawesi bagian
timur ternyata mirip flora Papua yang juga tumbuh di tanah hasil lapukan batuan ultrabasik. Ahli
flora terkenal zaman Hindia Belanda, van Steenis pada tahun 1972 meneliti flora pegunungan
Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal lokal (autokton) dan flora asal luar (alokton).

5
Jika dilihat dari dimensi waktu maka konsep bioregion juga dikembangkan sebagai dasar
untuk menyusun perencanaan suatu daerah. Di Amerika Utara misalnya, pemerintah Kanada dan
Amerika Serikat pada tahun 1996 telah mengeluarkan definisi Bioregion yang diadaptasi dari The
Bioregional Association of North Americas (BANA). Definisi bioregion ini mencakup : (a)
penemuan, pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem alam lokal; (b) pembangunan dan
penerapan cara-cara praktis berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia; (c)
mendukung pembangunan budaya baru berdasarkan situasi hakikat fenomena suatu daerah
(biogeography).
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang menyebabkan atau
membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya
varietas baru merupakan pengetahuan dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua
individu yang mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak
memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami perubahan-
perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misalnya :
a. Munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos, diperkirakan nenek
moyangnya berasal dari daratan Amerika.
b. Unta yang terdapat di Asia, Afrika dan Ihana di Amerika Selatan, diperkirakan nenek
moyangnya berasal dari Asia-Afrika.
c. Monyet dunia baru Amerika Selatan dan monyet dunia lama di Asia-Afrika, diperkirakan
nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika

6
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP

Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali
penyebaran organisme. Faktor tersebut dikelompokkan dalam faktor fisik dan faktor non fisik.

Faktor fisik :
a) Iklim

Ø Curah Hujan

Di daerah yang jumlah curah hujannya selalu ada sepanjang tahun ada terdapat vegetasi hujan.
Semakin berkurang jumlah curah hujan, maka tanaman yang didapati sudah bukan berupa hutan
lagi, akan tetapi berupa semak belukar atau padang rumput. Dan di daerah gurun, dimana curah
hujannya sangat kecil maka vegetasi yang ada bergantung pada musim-musim yang ada hujannya.
dengan adanya curah hujan yang tinggi, maka tanaman dan hewan dapat hidup dengan baik, karena
tersedinya makanan.

Berdasarkan Kebutuhan airnya, tanaman dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :

1. Hygrophytes, yaitu tanaman yang hidup dalam kondisi jumlah air banyak. Contoh : bakau
2. Mesophytes, yaitu tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah sedang. Seperti halnya
tanaman pada umumnya.
3. Xerophytes, yaitu tanaman yang hidupnya disesuaikan dengan kadar air yang ada. Untuk
mengimbangi efek kekeringan ini, maka daun dilapisi lilin untuk mengurangi transpirasi
kulit pohon menjadi tebal dan sistem akar menjadi dalam Contoh : kaktus

Ø Suhu

Keadaan temperatur di bumi berbeda-beda karena pengaruh dari intensitas penyinaran matahari.
Semakin tinggi suhu, semakin bervariatif jenis tanaman, sebaliknya, semakin jauh dari matahari,
tanaman semakin sedikit bahkan tidak tumbuh.

7
Ø Kelembaban Udara

Jumlah uap air yang dikandung udara akan mempengaruhi penyebaran flora. Semakin lembab,
jenis tanaman semakin bervariatif. Pada udara kering, tanaman akan semakin sedikit jenisnya,
bahkan ada tanaman yang hanya bisa tumbuh di daerah kelembaban yang tinggi.

Ø Angin

Angin sangat besar pengaruhnya terhadap proses penguapan dan transpirasi bagi tanaman.
Misalnya : angin Bahorok yang dapat mengeringkan perkebunan tembakau di Delli, demikian
pula dengan adanya angin dingin, angin laut, dsb. adanya arah angin yang bertiup pada suatu
daerah akan mempengaruhi perkembangbiakan hewan. Selain itu, angin yang bertiup kencang juga
sangat membahayakan manusia.

Ø Sinar Matahari

Sinar matahari bagi tumbuhan diperlukan untuk pembuatan zat hijau daun atau klorofil.Tanaman
yang kurang mendapat sinar matahari akan sulit mengalami perkembangan karena sinar matahari
mempunyai fungsi yang penting dalam pembakaran klorofil.Matahari yang menyinari permukaan
bumijuga berpengaruh dalam perkembangbiakan hewan.Sinar matahari yang terang
mengakibatkan sulit berkembangbiak dengan baik karena menghalangi proses persalinan.

b) Tanah

Tanah juga mempengaruhi pertumbuhan berbagai jenis tanaman.Tidak semua tumbuhan dapat
tumbuh dengan baik pada berbagai lahan,tergantung dari unsur hara,jenis tanah,dan tingkat
kesuburan.Hewan yang menempati alam semesta juga bergantung dari ketersediaan
makanan.Tanah yang subur akan banyak didiami oleh tumbuhan dan hewan.

c) Relief (Ketinggian tempat)

Tinggi rendahnya permukaan bumi akan berpengaruh pada kandungan udara dan penyinaran
matahari. Daerah yang rendah banyak di tumbuhi tanaman yang lebat, sedangkan pada daerah
yang tinggi akan jarang ditumbuhi tanaman. Semakin tinggi suatu daerah maka akan semakin

8
jarang janis tanaman yang dapat tumbuh. Begitu juga dengan hewan akan berjumlah sedikit pada
daerah yang tinggi.

Faktor non fisik (Biotik) :

a). Tumbuhan

Misalnya tumbuhan besar melindungi tumbuhan yang ada di bawahnya atau diantaranya.

b). Binatang

Pengaruh binatang terhadap binatang (insekta) dan penyebaran biji (burung atau tupai).

c). Manusia

Manusia dapat mengubah seluruh pertumbuhan melalui penebangan, pengairan, pemupukan,


penanaman kembali. Demikian juga, misalnya mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan lahan
industri serta daerah pemukiman.

d). Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Jaring jaring
makanan memiliki pengaruh yang besar juga terhadap persebaran makhluk hidup, adanya jaring
jaring makanan ini akan menjadikan bertahannya suatu populasi hewan atau tumbuhan, atau justru
sebagai penghambat kehidupan mereka karena tidak sesuainya lingkungan dan populasi yang ada
diwilayah setempat .

e). Kemampuan Beradaptasi

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru untuk tetap hidup dengan baik. Makhluk hidup akan mampu bertahan dalam
lingkungannnya, dimana ketika mereka memiliki kamampuan untuk baradaptasi sebagai wujud
pencegahan serangan dari musuh atau pertahanan diri. Namun tidak semua makhluk hidup baik

9
tumbuhan maupun hewan memiliki kemampuan untuk berdapatasi, melainkan hanya hewan dan
tumbuhan tertentu.

2.4 MACAM-MACAM ADAPTASI

1. Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing
dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba, dan
lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong
rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi

Adapatasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
Contoh adaptasi fisiologis adalah seperti pada binatang atau hewan Onta yang mempunyai kantung
air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu
yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan minyak yang tebal untuk bertahan di daerah
dingin.

3. Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi Tingkah laku adalah penyesuaian makhluk hidup pada tingkah laku atau perilaku
terahadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai
denagn warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujaun menyembunyikan diri.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari paparan diatas kami menarik kesimpulan bahwa Persebaran Flora dan Fauna baik
Persebaran Flora Fauna di Permukaan Bumi maupun Persebaran Flora Fauna di Indonesia
memiliki perbedaan pembagian persebaran ;
Persebaran Flora Fauna di Permukaan Bumi meliputi wilayah Paleartik, Neartik, Ethiopian,
Oriental, Neotropik, dan Australian
Persebaran Flora Fauna di Indonesia meliputi wilayah Indonesia bagian Barat(Asiatis), Indonesia
bagian tengah (Peralihan), dan Indonesia bagian Timur(Australis). Yang mana pembagian wilayah
tersebut didasarkan pada Garis Wallace dan Garis Weber. Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis
dengan Fauna Peralihan dan Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.
Persebaran Flora dan Fauna juga disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut baik dari
alam maupun tindakan yang disengaja oleh manusia sehingga mengakibatkan banyak persebaran
yang terjadi di seluruh permukaan bumi ini.

3.2 SARAN
Kita mewarisi bumi ini dari orang tua kita dan kelak akan mewariskannya pula kepada
anak-anak kita. Mereka yang yakin akan konservasi, yaitu penyelamatan sumber daya alam merasa
berkewajiban untuk meneruskan sesuatu yang lebih baik daripada yang kita terima dulu. Jadi
gunakanlah apa yang diberikan bumi ini secara bijaksana dengan memikirkan hari esok. Kekayaan
alam seharusnya tidak dihamburkan dengan sia-sia. Segala sesuatu yang diwariskan bumi, baik
keanekaragaman hayati berupa flora maupun faunanya wajib disyukuri dan perlu diselamatkan.
Oleh sebab itu, janganlah warisan yang besar ini dikotori, tetapi harus dilestarikan seluruh isinya
demi kelangsungan hidup manusia di masa datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.karyatulisku.com/2015/12/makalah-biogeografi.html

https://meilindasuriani2324.blogspot.com/2012/06/biogeografi.html

12

Anda mungkin juga menyukai