Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KOTA

(STUDI KASUS PADA PASAR SEI SIKAMBING MEDAN HELVETIA, PASAR BENGKOK AKSARA
BARU MEDAN TEMBUNG, PASAR SUKARAMAI MEDAN AREA, KOTA MEDAN)

OLEH : KELOMPOK 1
KELAS: A

NAMA: AZZAHRA AULIA WIDIANTI


NIM: 3183331021
NAMA: DWI IRFANSYAH
NIM: 3181131004
NAMA: CINDY RIZKI ANANDA
NIM: 3183331022
NAMA: MIRANDA AYU LESTARI SINAGA
NIM : 3183131023
NAMA: HAMZAH MAULANA
NIM: 3183131047

DOSEN PENGAMPU : Dra. Rosni, M.Pd

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Ekologi dan Lingkungan ini
dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan arahan demi terlaksananya makalah ini

Adapun isi makalah ini yaitu membahas tentang Dampak Keberadaan Pasar
Tradisional Terhadap Lingkungan Kota Medan ( Studi Kasus Pasar Sei Sikambing, Pasar
Bengkok Aksara Baru, Pasar Sukaramai ). Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Penulis berharap adanya kritik ataupun saran dari
Ibu, agar kedepannya penulis dapat mengerjakan tugas selanjutnya lebih baik lagi. Akhir
kata, penyusun mengucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2019

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 1
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................ 2
D. MANFAAT PENELITIAN ...................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................ 4
A. TEORI YANG MENDASARI .................................................................................. 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 5
A. LOKASI PENELITIAN............................................................................................. 5
B. SUBJEK PENELITIAN............................................................................................. 5
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ......................................................................... 5
D. PENDEKATAN PENELITIAN ................................................................................ 6
E. TEKNIK ANALISIS DATA ..................................................................................... 6
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 7
A. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ................................................................... 7
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 9
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 9
B. SARAN ...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 10
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingkungan kita sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Banyak ancaman
serius terhadap masa depan manusia mulai dari perubahan iklim serta lenyapnya ozon
sampapi ke polusi udara dan kontaminasi dengan bahan beracun, pada umumnya
muncul karena kegagalan perekonomian untuk menilai dan memperhitungkan
kerusakan lingkungan hidup.
Lingkungan hidup Indonesia adalah merupakan sebagai karunia dan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi
kehidupan dalam segala aspek sesuai dengan Wawasan Nusantara, dan dalam rangka
mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti
diamanatkan dalam UUDasar 1945, serta untuk mencapai kebahagian hidup
berdasarkan Pancasila perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan
menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi
masa depan. Atas dasar tersebut maka perlunya melaksanakan pengelolaan
lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan
hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna menunjang terlaksannya pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup, dimana penyelenggaraan
pengelolaan lingkungan hidup harus didasarkan pada norma hukum dengan
memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global
serta perangkat hukum internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain,
dengan disertai pengelolaan lingkungan hidup sebagai upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup. Oleh sebab itulah maka sangat perlu untuk
dilakukannya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
sebagai upaya dasar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup termasuk
sumber daya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan, dengan
mempersiapkan sumber daya yang merupakan sebagai unsure lingkungan hidup yang
terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam baik hayati maupun non hayati
dan sumber daya buatan.
Pertumbuhan penduduk cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu demikian
juga terhadap Kota Medan. Kota Medan adalah salah satu wilayah di Sumatera Utara yang
merupakan bagian dari tujuan wisata. Berdasarkan tinjuan fungsionalnya wilayah ini adalah
kawasan perkotaan. Oleh karena itu pertumbuhan fasilitas penunjang serta perdagangan dan
jasa cukup pesat, maka penduduk juga semakin banyak menempati wilayah pusat - pusat
perkotaan. Akibatnya, kepadatan penduduk semakin meningkat di wilayah yang
bersangkutan. Di sisi lain bahwa, aktifitas perkotaan dan komponennya termasuk dalam hal
ini penduduk, merupakan salah satu sumber sampah yang cukup besar. Oleh sebab itu
pengelolaan persampahan menjadi prioritas utama. Di satu sisi pengelolaan sampah
permukiman harus dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayahnya agar optimal.
Pengelolaan sampah yang dilakukan di Kota Medan saat ini sebagian besar masih
menggunakan paradigma lama, yaitu kumpul-angkut dan buang. Model pengeolalaan sampah
yang demikian ini sebagian besar pelaksanaannya masih bertumpu pada pemerintah. Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah berkewajiban memfasilitasi masyarakat dan
komponennnya dalam upaya pengelolaan lingkungan. Model pengelolaan sampah tersebut
memerlukan sarana dan prasarana yang harus memadai untuk mencapai kondisi optimal,
sehingga sudah pasti diperlukan biaya yang tinggi. Oleh karena sampah adalah dihasilkan
dari aktivitas masyarakat, maka sudah seharusnya ditanamkan bahwa pengelolaan sampah
juga menjadi tanggung jawab bersama. Sinergi antara masyarakat dengan pemerintah akan
menghasilkan model pengelolaan sampah yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja permasalahan dari adanya pasar tradisional?
2. Apa dampak dari adanya pasar tradisional di lingkungan perkotaan?

C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui apa yang terjadi jika ada pasar tradisional di lingkungan
perkotaan, bagaimana dampak yang ditimbulkan, dan apa saja yang menjadi penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Dan tentunya tujuan dari
penelitian ini adalah juga sebagai pemenuhan tugas wajib mata kuliah Ekologi dan
Lingkungan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan dari tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini penulis berharap
memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat dalam kepustakaan yang
akan memperkaya khasanah keilmuan khususnya dan bagi penulis sendiri untuk
menambah wawasan tentang kota sebagai kesatuan masyarakat hukum dalam
perspektif kemandirian dan permasalahannya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bagi daerah yang bersangkutan diharapkan memberi
manfaat sebagai salah satu model evaluasi diri dan kepada pihak lain yang
berkepentingan dapat sebagai bahan kajian dan sumber informasi tentang kota
sebagai kesatuan masyarakat dalam perspektif kemandirian dan permasalahannya.
3. Manfaat Metodologis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai bahan acuan
dan bahan perbandingan untuk melaksanakan penelitian sejenis terutama yang
berkaitan dengan kota sebagai kesatuan masyarakat dalam perspektif kemandirian
dan permasalahannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TEORI YANG MENDASARI


1. PENGERTIAN LINGKUNGAN PERKOTAAN
Lingkungan perkotaan adalah lingkungan buatan yang dibuat oleh manusia
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, juga merupakan
kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang
mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung
kehidupan warganya secara mandiri.
Menurut Prof. Drs. R. Bintarto, Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan
manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, serta sosial ekonomi yang
heterogen, dan corak kehidupan yang materialistic.
Secara geografis, kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala pemusatan penduduk tinggi, corak
kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan materialistis.
Kota secara fisik dapat didefinisikan sebagai area yang terdiri atas bangunan-
bangunan yang saling berdekatan yang berada di atas tanah atau dekat dengan tanah,
instalasi-instalasi di bawah tanah dan kegiatan-kegiatan di dalam ruangan kosong di
angkasa. Bangunan merupakan tempat yang dapat memberikan perlindungan bagi
manusia untuk dapat bertahan hidup. Oleh karenanya, bangunan merupakan unsur
pertama yang dibangun di kota setelah air dan makanan tersedia.
Kategori utama penggunaan bangunan yang terdiri atas permukiman,
komersial, industri, pemerintahan, transportasi merupakan unsurunsur pembentuk
pola penggunaan tanah kota. Selain tersusun atas bangunan seperti kategori di atas,
kota juga berisikan struktur atau bangunan yang lain yang bukan berupa bangunan
gedung, yaitu: jembatan, gardu-gardu listrik, pengilangan minyak, dan berbagai
instalasi lain yang tidak lazim disebut sebagai bangunan, karena struktur bangunan
tersebut tidak sebagaimana bangunan umumnya dalam hal menutupi tanah yang ada
dibawahnya. Struktur-struktur yang bukan berupa bangunan juga memiliki fungsi
yang penting bagi sebuah kota, sebagaimana pentingnya bangunan gedung. Kota juga
tersusun atas jaringan utilitas yang berada di bawah permukaan tanah. Bangunan
gedung di atas baik yang digunakan untuk permukiman, komersil, industri,
pemerintahan maupun transportasi akan terhubung dengan jaringan utilitas umum
yang ada di bawah tanah seperti jaringan air bersih, kabel telepon, saluran pengolahan
limbah, bak-bak penampungan, gorong-gorong, saluran irigasi dan pengendali banjir
(Branch, 1996).
Secara sosial kota dapat dilihat sebagai komunitas yang diciptakan pada
awalnya untuk meningkatkan produktivitas, melalui konsentrasi dan spesialiasi tenaga
kerja dan memungkinkan adanya diversitas intelektual, kebudayaan, dan kegiatan
rekreatif di kota-kota. Suatu wilayah disebut sebagai kota jika wilayah tersebut
mampu untuk menyediakan kebutuhan/pelayanan yang dibutuhkan oleh penduduk
pada komunitas tersebut.
B. KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Kerusakan lingkungan hidup merupakan deteorisasi lingkungan yang ditandai
dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya fauna liar, dan kerusakan
ekosistem. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu ancaman yang paling
berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia dan sudah diperingatkan langsung oleh
High Level Threat Panel PBB. Rusaknya lingkungan terdiri dari beberapa tipe. Saat
alam rusak karena dihancurkan dan kehilangan sumber daya, itu merupakan tanda
bahwa lingkungan mengalami kerusakan.
Lingkungan alam yang rusak sangat berdampak terhadap kehidupan manusia
sehingga berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk masa-masa yang
akan datang. Rusaknya alam bisa disebabkan oleh faktor alam dan juga manusia.
Manusia saat ini semakin serakah dan tidak memperhatikan lingkungan. Mereka sama
sekali tidak peduli dengan kelangsungan alam untuk masa yang akan datang. Padahal
jika kita tidak bisa menjaga lingkungan, tentu saja diri kita sendiri dan anak cucu kita
yang akan rugi. Sebaliknya, jika kita menjaganya pasti generasi mendatang masih bisa
menikmati keindahan alam dan memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan
mereka.
Lingkungan alam termasuk tanah, air, hutan, dan udara perlu untuk dijaga
supaya sumberdaya alam tetap lestati dan menghasilkan manfaat yang maksimal
untuk kesejahteraan manusia. Lingkungan yang dimaksud di sini merupakan
komponen lingkungan dimana di dalamnya terdapat unsur biotik dan abiotik. Jika
lingkungan rusak, hal ini akan berdampak pada ekosistem darat, laut, dan semua
makhluk hidup di dalamnya. Alam yang rusak tidak akan lagi menyediakan habitat
yang sesuai untuk kehidupan makhluk hidup. Hewan biasanya akan berpindah untuk
mencari tempat yang ideal supaya kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.
Penyebab kerusakan alam akibat ulah manusia merupakan penyebab tertinggi
dan sangat berpengaruh daripada faktor alam yang terjadinya tidak setiap hari.
Banyak negara maju telah menaruh perhatian khusus terhadap kerusakan alam yang
berakibat pada berubahnya iklim global. Jika iklim global berubah, hal ini dapat
menyebabkan kenaikan suhu buli karena akumulasi gas emisi di atmosfer atau juga
biasa kenal dengan istilah Global Warming atau Pemanasan Global. Indonesia sebagai
negara berkembang juga telah mengalami masalah kerusakan alam yang memberikan
dampak negatif untuk kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kerusakan
lingkungan karena ulah manusia membawa penyakit, bencana, dan kerugian untuk
diri mereka sendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di tiga titik pengamatan, di antaranya:
1. Lokasi I: PASAR SEI SIKAMBING.
GG. RASMI, SEI SIKAMBING C. II, KECAMATAN MEDAN HELVETIA,
KOTA MEDAN SUMATERA UTARA 20123

2. Lokasi II: PASAR BENGKOK.


JL. WILLIEM ISKANDAR NO. 47 C, SIDOREJO, KECAMATAN MEDAN
TEMBUNG, KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA 20371

3. Lokasi III: PASAR SUKARAMAI.


JL. ARIEF RAHMAN HAKIM, SUKARAMAI II, KECAMATAN MEDAN
AREA, KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA 20227

B. SUBJEK PENELITIAN
Yang menjadi subjek penelitiannya adalah Lingkungan Pasar Tradisional Sei
Sikambing, Pasar Bengkok Aksara Baru Medan Tembung, dan Pasar Sukaramai
Medan Area.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti
terjun langsung ke lokasi untuk melakukan pengamatan tentang pengelolaan
sampah di lingkungan ini. Ini dilakukan agar penelitian dapat melihat langsung
yang terjadi dilapangan sesuai dengan konteksnya. Rehabilitasi menurut
pengertian kualitatif tidak lain dari pada kesesuaian antara apa yang dicatat
sebagai data dan apa yang sebenarnya terjadi pada latar yang sedang diteliti
(Moleong, 2006:43).
Salah satu ciri utama penelitian kualitatif adalah manusia sangat berperan
dalam keseluruhan proses penelitian, termasuk dalam pengumpulan data, bahkan
peneliti itu sendirilah instrumennya (Moleong 2006:241). Menurut Moleong ciri-
ciri umum manusia sebagai instrument mencakup segi responsive, dapat
menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan,
memproses dan mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan mencari respons
yang tidak lazim.
D. PENDEKATAN PENELITIAN
Untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan
metode penelitian kualitatif, karena permasalahan utama dalam penelitian ini
tentang desa sebagai kesatuan masyarakat hukum dalam perspektif kemandirian,
maka alternativ yang dianggap tepat untuk melaksanakan penelitian menggunakan
pendekatan deskriptif (Menurut Bogdan & Taylor dalam Moleong, 2006:4),
tentang penelitian kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata, bahasa dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
Penelitian ini menggunakan strategi multi metode yaitu dengan melakukan
beberapa teknik pengumpulan data, seperti wawancara, observasi, studi dokumen
dan sumber-sumber lain dalam pengumpulan analisis data.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
proses pencatat data, questioner dari sumber data, mengumpulkan data, memilah-
milah data menjadi satuan yang dapat dikelola menjadi sebuah makna, mencari
menemukan pola sehingga dapat membuat temuan-temuan umum (Seiddel dalam
Moleong, 2006:248).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Kondisi ketiga pasar yang kelompok 1 teliti sangat ramai dikunjungi oleh
masyarakat yang mengakibatkan timbulnya pola aktifitas pedagang dan pembeli
sehingga mempengaruhi kondisi lingkungan fisik yang ada di kawasan pasar tersebut.
Mutu lingkungan fisik di kawasan pasar masih sangatlah kurang hal tersebut
terlihat dari penataan ruang berjualan dan bekas aktifitas perdagangannya.
Ketersediaan tempat parker mobil maupun motor yang ada pada kawasan pasar
menempati ruas –ruas jalan yang ada disekitar pasar seperti pada jalan permukiman
sekitar ketiga pasar tersebut sehingga membuat ruas-ruas jalan tertentu menjadi
macet.
Selain itu adanya kegiatan perdagangan juga berdampak pada tingkat
kebersihan di sekitar kawasan pasar dengan banyak sisa limbah aktivitas perdagangan
yang tersebar dimana-mana.
Selain itu sampah tersebut banyak memenuhi drainase yang ada di sekitar
kawasan pasar. Kondisi ini memberikan simpulan bahwa permasalahan intinya adalah
adanya penurunan kondisi fisik lingkungan di kawasan sekitar pasar akibat adanya
aktifitas perdagangan yang ada di pasar. Berdasarkan kondisi tersebutlah diperlukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh pola aktifitas perdagangan terhadap kondisi
lingkungan fisik di Pasar Sei Sikambing, Pasar Bengkok Medan Tembung, dan Pasar
Sukaramai Medan Area.
Dampak yang diberikan oleh pasar tradisional, yaitu:
1. Banyak nya sampah yang dibuang maupun diletakkan di sembarangan tempat.
Beberapa pedagang kaki lima pada lokasi yang kami amati, membuang sampah
dagangan mudah busuk (sampah organik) tidak pada tempatnya, hanya diletakkan
saja di dekat ia berjualan dan ditinggalkan.
2. Menimbulkan kemacetan akibat pedagang yang berjualan di bahu jalan maupun di
trotoar. Pedagang tersebut membuka lapak berjualan di bahu jalan dan di trotoar
sehingga menimbulkan kemacetan pada lalu lintas daerah tersebut. Ditambah lagi
adanya pembeli yang memarkirkan kendaraannya di dekat pedagang sehingga
menambah kemacetan yang sudah terjadi.
3. Menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi para pejalan kaki akibat bau yang
dihasilkan dari pembuangan limbah pasar tradisional,. Sampah organik berupa
sayur-sayuran yang sudah tidak layak jual dibiarkan saja tergeletak disisi
pedagang tersebut. Ketika kami mengamati pedagang tersebut pada sore hari atau
saat mereka hendak pulang, sampah-sampah tersebut hanya dibiarkan saja tanpa
adanya tindakan lanjut seperti membuangnya pada tempat yang sudah disediakan.
Hal ini menimbulkan adanya bau tidak sedap dari sampah-sampah organik yang
membusuk tersebut sehingga para pembeli atau orang-orang yang sekedar lewat
daerah tersebut merasa kurang nyaman karena adanya bau tidak sedap tersebut.
4. Limbah pasar tradisional di buang tidak pada tempatnya, sehingga sampah
berserakan baik itu didalam pasar tradisional maupun di tepi jalan raya yang
akibatnya dapat menganggu masyarakat sekitar pasar tradisional.
5. Pasar tersebut membedakan penjual sayuran, alat dan perlengkapan, serta penjual
daging. Pada pasar yang khusus menjual daging, terdapat banyak sekali kotoran
ayam yang dibiarkan begitu saja, hal ini menyeabkan kurang nyamannya pembeli
untuk melakukan transaksi jual beli.
Beberapa hal yang dapat menanggulangi permasalahan tersebut antara lain :
1. Diberlakukannya peraturan pemerintah tentang aturan berjualan di pasar tradisional.
Hal ini menyangkut pada lokasi berjualan.
2. Meningkatkan kesadaran pembeli untuk menaruh kendaraan di tempat parkir yang
disediakan agar dapat menghindari adanya kemacetan yang ditimbulkan dari kegiatan
jual beli yang ada
3. Meningkatkan kebersihan pada beberapa titik pasar, sehingga orang-orang yang ingin
berbelanja lebih merasa nyaman
4. Meningkatkan kesadaran penjual terhadap kebersihan lingkungan, sehingga para
penjual tidak lagi meninggalkan sampah dagangan mereka begitu saja.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lingkungan adalah tempat hidup semua makhluk yang ada di bumi,khususnya
manusia. Apabila seseorang membicarakan lingkungan hidup,biasanya yang
terpikirkan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang berada disekitar manusia
(Soekanto, 2007:339), karena setiap makhluk memiliki hubungan timbal balik dengan
alam sekitarnya. Menurut Muhammad Fadli, manusia adalah makhluk sosial yang
tidak bisa hidup tanpa individu yang lain dan lingkungan sekitarnya. Artinya manusia
memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan manusia yang lain, yang selanjutnya terbentuklah sebuah
kelompok manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, bahkan membuat
kelompok-kelompok kecil dalam bermasyarakat. Kelompok kelompok kecil itu
nantinya akan membentuk sebuah satu kesatuan yang luas yang disebut masyarakat
negara dan peradaban.

B. SARAN
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya.
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, A.D. 1986. Environmental Chemistry. India : Mohender Singh Sejwal


Manahan, S.B. 1983. Environmental Chemistry. Boston : Willard Grant Press
Rahardjo, S. Dina, L. 2006. Pengendalian Dampak Lingkungan. Surabaya : Penerbit
Airlangga
https://www.slideshare.net/NeliNarulita/makalah-plh-lingkungan-perkotaan-pedesaan
( Diakses pada Jum’at, 18 Oktober 2019 )
http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-kerusakan-lingkungan.html
( Diakses pada Jum’at, 18 Oktober 2019 )
http://baginikmat.blogspot.com/2015/11/makalah-kerusakan-lingkungan-hidup.html
( Diakses pada Jum’at, 25 Oktober 2019 )
http://repository.unissula.ac.id/2513/
( Diakses pada Jum’at, 25 Oktober 2019 )
DAFTAR LAMPIRAN

PASAR SEI SIKAMBING MEDAN HELVETIA


PASAR BENGKOK AKSARA BARU MEDAN TEMBUNG
PASAR SUKARAMAI MEDAN AREA

Anda mungkin juga menyukai