Anda di halaman 1dari 10

GAMES ONLINE

 Semakin Lama, Kenakalan Remaja semakin Menggila.Sampai-Sampai


Terjerumus Ke Dunia Gelap Remaja.Suatu Hari Di cafe Rileks, ada beberapa
remaja Yang sedang bermain game online, dimana pada saat itu, mereka sedang
ada waktu untuk bersantai santai, tanpa memikirkan tugas apa yang harus mereka
kerjakan selain daripada main games.Inilah yang disebut sebagai Zaman Milenial,
dimana anak usia remaja yang sedang mengalami masa pubertas, sudah mulai
lupa akan diri mereka, lupa akan orang tua mereka, bahkan lupa dengan Tuhan-
Nya.Kita bahkan dapat melihat ke dunia sosial media, bahwa generasi milenial
sangatlah mendominasi.Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana
yang ada, generasi milenial ini belum banyak yang akan sadar akan kesempatan
dan peluang di depan mereka.Padagenerasi ini kebanyakan hanya peduli untuk
membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme.

Johanes: Eh kamu lagi Apa sihh?Sibuk sendiri sama gadget kamu sendiri aja.(sambil
mendolong bahu Araditya).
Araditya: sellow sellow.....kamu gak lihat apa,?ada mata kan?ngapain nanyaa..
Biasa, lagi Main Game Online.Gitu aja Massa Gak Tahu??Mobile Legend lhoo.sook polos kamu
kalau gak tau ML itu apa.(Berlagak Sombong)
Johanes: Game Online?zaman apa tuhh??? Setahuku Udah gak Jaman...(Berlagak Lebih Sok
Tahu)
Araditya: kampunggg bangettt sihh.. Hahaha(Tertawa)Kamu mau diajari gak??? (Menjawab
Pertanyaan Dengan Sombong)
Johanes: Hmmm...... Boleh Deh

 Keesokan Harinya Di Depan Sekolah Sambil Menunggu Bel berbunyi bertanda


akan pulang sekolah,...

Johanes: Eh Araditya Jadi Atau enggak nihh??awas kamu gak jelas!!!


Araditya: Jadi kook, Tapi Sebentar Ya, aku mau nunggu Kedua Teman Ku datang.bentaaaaar
ajaa(sambil memohon dan bercanda)
(rivaldy, teman yang di tunggupun akhirnya datang).
Rivaldy: Eh sorry brooo Agak Lama, Ada Pelajaran Tambahan Dari Pak Gatot tadi, bosen
aku.sorry boyyy
Araditya: Ooh. OK..sello aja, gak masalah. (Sedikit Tak Ikhlas)

 Akhirnya mereka Berjalan Menuju Warnet untuk mrlanjutkan kegiatan kurang


kerjaan mereka.dan akhirnya Mereka Bertemu dengan Temannya yang Bernama
Benny.

Araditya: Eh Si Benny Keluar Juga....


Benny: Hahaha... selllo brooo... Kalian Pada Mau Kemana?(dengan santainya)
Araditya Dan Rivaldi:Ke Warnet Dong.. Kamu mau Ke Warnet Juga??
Benny: Iya Bareng Yuk... Tapi Itu Siapa? Yg Di Pinggir tuhhh? Anggota baru lagi
yahh?kerennn
Araditya: Ooh... Itu Temanku Johanes.. John Kenalkan Ini Beny, sahabat karib ku.
Johanes : brooo, Saya Johanes..(mengulurkan tangan kanannya)
Benny: woooop, Saya Beni (membalas dengan tangan kanan)

 Sesampainya Di Warnet....

Araditya: ehhh boyyy, ayookTaruhan yoook!!!!Siapa Yg Menang Melawan aku, Akan


Kuberikan Uang seberapa yang kau minta semua.

 Johanes Menerima Tantangannya.... Karna Dia Awam Terlebih Dahulu Dia


Belajar Dulu
Dan akhirnya, Dia Kalah Melawan Araditya Dan Dia Kehilangan 20 Ribu Yang Ia Miliki..
Dia mulai merasa kesal dan dendam terhadap lawannya.Dan akhirnya, ia pun akan pulang ke
rumah.
Sesampainya Di Rumah Johanes Meminta Sesuatu Kepada Ibunya..

Johanes: Ibu..,,, Saya Mau Minta Uang Untuk Jajan... (Sedikit Ketakutan Bila Tidak Diberkan)
Ibu: Baiklah.. Berapa ? 20 Ribu Cukup gakk??
Johanes: Baiklah bu Terima kasih ya Ibu

Keesokan Harinya Johanes Dan Rivaldy Dan Benny Sedang Bercakap-Cakap


Serius.........

Rivaldy: Eh John Kamu Jangan Terlalu Dekat Dengan Araditya Karena Dia itu
Bandel...
Benny: Iya, Bener Tuh....(Langsung Menyahut)
Johanes: Ah Tidak Juga.. Dia Baik Kok....
Keesokan Harinya Di Sekolah

Araditya: Eh Bawa Duit Berapa Kamu?


Johanes: 100 Ribu
Araditya: Oh Yaudah aku beliin Sini....( Memikirkan Keuntungan Yang Sangat Banyak)

Mulai Lama Berteman Dengan Araditya.Johanes Makin Membandel Saja Hingga Dia Berani
Melawan Ibunya..

Johanes: Eh Ibu. Saya Mau Ke Warnet... Saya Minta Uang Atau Tidak Saya pergi Dari Rumah..
Ibu: Baiklah Nak.. Ibu Berikan Uang.. Tapi Jangan Harap Kamu Pulang Selamat..
Johanes: Ah Bodo.. Saya Gak Pikirin

Kenakalan Dia Makin Menjadi. Dia Tak Pulang Kerumah.. Tapi Dia Malah
Mabuk-Mabukan Bersama Teman-Temannya Di Sekitar Warnet.
PERGAULAN BEBAS

BABAK I

(Tampak keadaan berantakan di pinggiran jalan, yang banyak oleh botol-botol minuman keras,
puntung rokok dan bungkus-bungkus rokok, 3 pemuda sedang menenggak minuman keras
mereka adalah Dydon, Exel dan Feky)

EXEL : “Aku suka kehidupan seperti ini, Bebas! Tak ada yang mengaturku, Aku akan melakukan apa
saja yang ku mau tanpa ada yang mengaturku. Ayo teman -teman kita maabuk”
DYDON : “Yoi bro! kamu senang aku juga senang, ayo kita happy”
FEKY : “Ayo minum lagi, ini minumannya”
(Feky lalu menyodorkan gelas minuman keras ke Dydon. Beberapa saat kemudian lewatlah Icha,
Sella danWasty melewati tempat itu)
EXEL : “Eh ada cewek! Hai cewek,,, gangguin kita donk!”
DYDON : “Baru pulang kuliah ya? Hallo sayang”
FEKY : “Eh jangan digangguin. Biarkan sajalah”
(Sambil menyuruh teman-temannya duduk Feky melanjutkan menuang minuman keras ke gelas,
sementara Icha dan teman-temannya terus meneruskan perjalanannya sambil berbisik-bisik)
EXEL : “Eh mereka tahu tidak kalau kita penguasa daerah sini, lewat sini ya harus tegur. Mentang-
mentang mahasiswa lagaknya minta ampun”
DYDON : “Eh ngomong-ngomong soal mahasiswa, mereka sekarang hobby bentrok ya, saling bela
sukulah, apalah, heran! Jaman sekarang kok masih ada tawuran. Mending kita donk senang-
senang gini, iya gak bro?”
EXEL : “Iya dong!”
FEKY : “Eh teman-teman, Saya beli minum dulu, minumnya sudah habis”
EXEL : “Iya tapi cepat ya. Jangan kelamaan kamu”
FEKY : “Siip!”
(Beberapa saat kemudian, Feky datang bersama Vera, sambil menyimpan minuman
belanjaannya, Feky memperkenalkan Vera)
FEKY : “Eh ini temanku, namanya Vera, kenalan dong”
EXEL : “Panggil aku Exel suka buat kesel tapi sumpah deh sampai mati kamu tidak akan nyesel
kenalan sama Exel. Ha ha....”
(Sambil tertawa Exel menyodorkan tangannya)
VERA : “Aku Vera, salam kenal”
DYDON : (sambil mengulurkan tangan)“Aku Dydon, silahkan duduk!”
FEKY : “Ayo gabung saja, kita Cuma minum-minum sedikit kok!”
VERA : “Sedikit saja ya, tidak biasa nih”
EXEL : “Tidak apa-apa kok, sedikit juga boleh,
(Mereka berempat melanjutkan minum-minum hingga mereka mabuk)
DYDON : “Nikmati saja kehidupan kita ini, selagi kita masih hidup, ya senang-senang dulu”
VERA : “Tiap hari kalian begini terus, ya? Ehm, maksudku mabuk-mabukkan terus begitu?”
EXEL : “Setiap kali bertemu minuman, pasti seperti ini dong!” tapi kalau sudah kosong, paling-paling
duduk gembel, deh!”
(Keempatnya tertawa terbahak-bahak).....
FEKY : “Eh kamu mau coba yang lebih hebat ,gak? Lebih enak, yang ini bisa bikin kamu melayang dan
yang pasti kamu bisa lebih happy, pokoknya oke”
VERA : “Apa sih?”
FEKY : “Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa, soalnya…”
(Belum selesai Feky melanjutkan perkataanya, tiba-tiba Icha, Sella dan Wasty datang dan
memanggil Vera)
VERA : “Vera…Vera.. ke sini sebentar!”
(Dengan langkah sempoyongan Vera mendekati teman-teman kuliahnya)
SELLA : “Eh Vera mereka itu preman, jangan bergaul sama mereka. Bahaya, lho!
ICHA : “ Iya Ver, mereka itu pemabuk yang tiap hari kerjanya cuma malak orang, tidak pantas kamu
bergaul sama mereka”
VERA : “Tapi mereka baik kok”
WASTY : “Baik sih baik, tapi mereka itu pengguna narkoba, suka berdagang narkoba, nanti malah kamu
bisa jadi pecandu, trus nanti ditangkap Polisi, kamu mau?”
(Saat teman-teman Vera sedang menasihati Vera, Feky berteriak)
FEKY : “Hey sudah habis ngobrolnya?”
EXEL : “Lama amat sih, cepat dong omongnya kita mau bersenang-senang nih.”
ICHA : “Eh Vera, sebaiknya kami pulang, saya takut sama mereka, kamu juga pulang ya”
(Vera hanya mengangguk dan meninggalkan teman-temannya, sementara teman-temannya pergi,
Feky, Exel dan Dydon sedang memakai narkoba)
VERA : “Eh apaan tuh?”
DYDON : “Sudah kamu duduk dulu”
EXEL : “Mau coba? Pokoknya mantap deh! Kamu akan lebih asyik kalau pakai ini, lebih enjoy,
pokoknya happy”
VERA : “Gimana cara makainya?”
(Feky langsung memperagakan cara memakai narkoba dan Vera langsung mencobanya)
DYDON : “Rasanya gimana, Ver?”
VERA : “Hmmmm lumayan, tapi kok biasa saja?”
FEKY : “Ah efeknya belum naik tuh! Harus ditambahkan dengan ini”
(Feky menyodorkan minuman keras, tanpa berpikir lebih lama, Vera langsung menghabiskan
minumannya, dan beberapa menit kemudian........)
VERA : “Wah enak banget, rasanya seperti mau terbang, huh I’m happy, asyik banget”
EXEL : “Nah gitu dong, itu baru namanya mahasiswa gaul berimajinasi tinggi, biar nanti kamu bisa
berorasi alias omongan rakyat sakit hati”
(Tanpa terasa hari semakin gelap, Vera pun pamit pulang)
VERA : “Eh teman-teman aku balik duluan ya”
FEKY : “Oke hati-hati
(Vera langsung berjalan pulang meninggalkan mereka, tapi tiba-tiba Ia kembali lagi)

EXEL : “Ver,kenapa balik lagi? Ada apa? Ada masalah? Ada yang ganggu kamu?”
VERA : “Tidak...tidak ada apa-apa, Cuma.....
(Vera tidak melanjutkan kata-katanya. Dia berkata tersendat-sendat)
“Tidak, aku Cuma mau perlu dengan Exel sebentar saja. Bisa,kan?”
(Dengan raut wajahnya yang penuh tanda tanya, Exel menghampiri Vera,dan percakapan singkat
merekapun selesai dan Vera pulang)..
FEKY : “ Exel, sini kamu! Ada apa sih Vera memanggil kamu? Jangan-jangan Vera suka sama kamu,
ya?”
EXEL : “Ah, sembarang aja kamu.”
DYDON : “Sudahlah, Bro. Sudah cukup gadis-gadis yang jadi korban kamu.”
EXEL : “Woii! Dasar Piktor alias pikiran kotor. Vera tidak suka sama saya. Tapi, dia suka sama barang
saya.”
DYDON : “ Nah, sama saja, kan? Barangmu kan milikimu juga? Jadi, sama saja, dong. Sama-sama
bejatnya, bahkan keterlaluan lagiiii...”
EXEL : “Bukan barang yang itu, tapi yang ini nih!”
(Exel mengeluarkan ganja dari sakunya dan menunjukkannya kepada Feky dan Dydon).
FEKY : “ Oh, itu ya? Kenapa tidakbilang dari tadi? Wah, berarti si Vera sudah kecantol ganja nih.”
DYDON : “Namanya juga ganja. Sekali kena, pengennya pake terus.”
FEKY : “Hey, men. Perasaanku tidak enak, Nih! Sebaiknya kita pulang saja. Aku takut terjadi
sesuatu.”
DYDON : “Ok. Lagian sudah larut malam, Nih! Ayo, kita pulang!” Oh, ya. Esok ngumpul di sini lagi ya,
bro!”
(Mereka bertiga pun pulang sambil berjalan sempoyongan)

BABAK II

(Di rumah, Vera sedang ditunggu orang tuanya, tidak lama kemudian, Vera muncul dalam
kondisi mabuk. Dengan tergopoh-gopoh, Vera masuk ke dalam rumah).

VERA : “Selamat sore, Mama, Vera pulang.”


MAMA : “Vera! Sini kamu! Kenapa pulangnya terlambat ? Tahu tidak? Sekarang jam berapa?”
(Ibunya berkata dengan nada agak keras)
VERA : “Ti...tidak, Ma! Tadi waktu Vera pulang, di pinggir jalan bertemu dengan teman SMA Vera.,
begitu... makanya Vera terlambat.”
(Vera berkata sambil mendekati ibunya).
MAMA : “Vera! Kamu mabuk, ya?
VERA : “Tidak, Ma. Vera tidak mabuk. Sumpah! Verra tidak mabuk!”
(Vera menjawab dengan nada gugup).
MAMA : “Kamu mau menipu mama, ya? Jelas-jelas mulut kamu bau alkohol. Jangan coba-coba menipu
mama. Mama tahu semua tindak-tandukmu!”
(Dengan nada semakin meninggi dan penuh curiga).
BAPAK : “Hai Vera! Kamu sudah pulang, ya? Ma, ada apa sih? Kok marah-marah?”
(Keluar dari dalam kamar).
MAMA : “Ini, Pa..Si Vera. Sudah pulang telat, mabuk lagi!”
BAPAK : “Vera, kamu mabuk....?”
(Dengan nada setengah lembut) .
VERA : “Ti.... tidak, Pa! Tadi waktu Vera pulang, Vera bertemu dengan teman sekolah Vera dulu,
kebetulan mereka lagi mabuk. Saking kangennya, mereka menarik tangan Vera, trus
minumannya tumpah di bajuku. Makanya bau alkohol. Sumpah, Pa. Vera tidak mabuk.”
BAPAK : “Sudah. Sudah! Bapak percaya sama kamu. Ayo sana, pergi mandi! Itu kan,Ma? Sudah dengar
sendiri penjelasan Vera?”
(Vera beranjak meninggalkan orang tuanya dan menuju ke kamar mandi).
MAMA : “Bapak selalu saja bela-belain Vera!”
BAPAK : “Tidak, Ma. Vera memang tidak bersalah.”
MAMA : “Bapak liat sih perlakuan Vera belakangan ini agak aneh. Pulangnya sudah terlambat, jalannya
sempoyongan. Tubruk sana, tubruk sini...jalannya seperti orang mabuk saja.”
BAPAK : “Sudahlah, Ma. Anak kita kan sudah dewasa. Dia bukan anak kecil. Sudah kuliah lagi. Apalagi
kuliah di Bahasa Indonesia yang dosennya banyak Doktor. Jadi, so pasti dia bisa bedakan mana
yang baik dan mana yang buruk.”
MAMA : “Bapak sama anaknya sama saja..”
(Mama berjalan meninggalkan bapak).
BAPAK : “Ma. Ma. Mau ke mana?”
(Sambil mengejar mama).
MAMA : “Mau mandi. Biar otak Mama segar.”

BABAK III

(Feky, Dydon dan Exel berkumpul lagi di tempat yang sama)

DYDON : “Ah, kayaknya belum lengkap, nih!”


FEKY : “Iya. Kok dari tadi si Vera belum juga muncul.”
DYDON : “Jangan-jangan dia tidak datang lagi. Atau Vera sudah ketahuan orang tuanya kalau dia pake
ganja?”
FEKY : “Wah, bisa bahaya, tuh! Kalau sampai si Vera ketahuan. Kita semua pasti bisa hancur.”
DYDON : “Ah, tidak. Itu urusannya Exel.”
EXEL : “Heii, kenapa? Nyante aja, bro. Tidak akan terjadi apa-apa. Percaya deh ama aku! Oke?
Daripada bicara yang tidak-tidak, mending ini!”
(Exel memberikan ganja kepada Dydon dan Feky).

(Tiba-tiba muncul 3 orang teman Vera)


FEKY : “Nah, itu temannya Vera! Si Veranya ke mana, ya?”
DYDON : “Halo, cewek. Tambah seksi, deh!”
ICHA : “Permisi....”
DYDON : “Iya, mari...silahkan!”
FEKY : “Singgah dulu! Ada yang enak, nih!”
ICHA : “Tidak. Terima kasih. Lagi buru-buru mau kerja tugas. Maaf, ya!”
FEKY : “Kapan-kapan singgah, ya!”
EXEL : “Eh, bukannya itu temannya Vera?”
DYDON : “ Iya. Itu teman-temannya Vera.”
EXEL : “Mending kamu tannyain Vera! Siapa tahu mereka lihat. Kan sekaligus kenalan, toh!”
(Dydon dan Feky langsung menuju Icha dan teman-temannya) .
DYDON : “ Kamu lihat Vera, tidak?”
ICHA : “Iya, lihat. Memangnya kenapa?”
DYDON : “Lagi tunggu dia nih dari tadi.”
ICHA : “Vera nya masih di kampus, sedikit lagi baru pulang.”
DYDON : “Oh, ya. Minta nomornya Vera dulu! Ada, kan?”
ICHA : “Iya, ada.”
(Icha pun memberikan nomor handphonenya Vera kepada Dydon)
(Icha dan teman-temannya pun pulang. Dydon dan Feky pun kembali berkumpul bersama Exel
dan memberikan nomor Hpnya Vera kepada Exel. Kemudian Exel menelepon Vera....... Tidak
lama kemudian, Vera muncul).
VERA : “Hai, teman-teman. Sorry, telat. Sudah lama tunggu, ya?”
FEKY : “Sudah hampir melek kami tungguin kamu di sini!”
EXEl : “Sudahlah! Sini duduk! Kita happy lagi.”
VERA : “Sorry aku telat. Tadi kelamaan urus mahasiswa orasi.”
DYDON : “Wah, bagus tuh! Semakin mantap saja aksimu setelah pake ganja.”
VERA : “Yah...gitu deh!...oh, ya. Stok ku sudah habis,nih! Masih ada tidak?”
EXEL : “Ada, tapi kamu ngerti, kan?”
VERA : “Iya. Aku ngerti.”
(Vera membuka dompetnya dan menyodorkan beberapa lembar uang kepada Exel).
EXEL : “Ah. Masa Cuma ini? Barang mahal, nih! Carinya susah lagi.”
VERA : “Oke. Aku tambah....cukup, kan?”
EXEL : “Sebenarnya belum, sih. Tapi, sudahlah. Untuk kamu aku beri bonus saja.”
(Vera langsung menerima dan memakainya).
EXEL : “Gimana rasanya?”
VERA : “Uh....nikmat.”
EXEL : “Ver, kamu sudah punya pacar, belum?”
VERA : “Belum. Memangnya kenapa?”
EXEL : “Sebenarnya....aku suka sama kamu!”
(Tanpa bertele-tele, Exel langsung mengutarakan maksudnya).
VERA : “Memangnya, apa yang kamu suka dari aku?”
EXEL : “Kamu cantik, kok. Gaul. Seksi. Udah gitu, mahasiswa lagi...”
VERA : “Aku juga sebenarnya suka sama kamu...”
(Vera langsung memegang tangan Exel).
DYDON dan FEKY : Ehm....ehm.....
DYDON : “Apa juga aku bilang kemarin. Kamu suka kan sama Vera?”
(Vera dan Exel hanya tersenyum. Tak lama kemudian Exel mengajak Vera ke belakang. Maka,
genaplah sudah kehancuran hidup Vera akibat pergaulan bebas).
FEKY : “Lihat, tuh! Si Exel....”
DYDON : “Dasar pemabuk. Di Otaknya hanya kelamin melulu.”
FEKY : “Hahahahaha.........”
(Feky tertawa terbahak-bahak).
DYDON : “Kenapa tertawa? Memang itulah kenyatannya!”
FEKY : “Ssst...diam. mereka sudah datang!”
(Exel datang sambil membetulkan celananya dan Si Vera merapikan rambutnya dan duduk
bergabung kembali bersama Dydon dan Feky... Tiba-tiba datang seorang anggota kepolisian
yang menyamar sebagai pembeli).
POLISI : “Selamat siang, Bro!”
DYDON : “Yo siang. Cari siapa lu?”
POLISI : “Bang Exel ada?”
DYDON : “Tidak ada. Memang tahu dari mana kalau Exel ada di sini?’
POLISI : “Dari Bang Nero.”
EXEL : “Hei! Kamu temannya Nero, ya?”
(Exel langsung menghampiri polisi itu).
POLISI : “Iya. Aku temannya Nero. Dia yang menyuruh aku datang ke sini. Stoknya habis. Makanya dia
suruh aku mencarimu.”
(Nero adalah salah satu komplotan pengedar narkoba yang berhasil ditangkap polisi.)
EXEl : “Gila benar Si Nero. Barangnya habis cepat sekali. Tapi, kamu betulkan temannya Si Nero?”
POLISI : “Iya, Bang! Ini ada pesan dari Nero untukmu.”
(Sambil mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku bajunya).
EXEl : “Uangnya bawa tidak?”
POLISI : “Bawa.”
(Exel langsung mengambil barang dan memberikannya kepada polisi yang menyamar itu. Saat
itu juga, polisi langsung menangkapnya. Tapi, karena ia gesit maka ia berhasil lolos. Melihat hal
itu, Dydon dan Feky langsung kabur. Vera yang sedang mabuk ditangkap polisi).

BABAK IV

Vera dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi.


POLISI : “Siapa nama kamu?”
VERA : “Vera, Pak.”
POLISI : “Nama lengkap kamu?”
(dengan nada kasar).
VERA : “Verly Juniar Kaho.”
POLISI : “Alamat rumahmu?”
VERA : “Fontein, RT. 01/ RW 01.”
POLISI : “Pekerjaanmu?”
VERA : “Mahasiswa, Pak!”
POLISI : “Mahasiswa??? Mahasiswa mana?”
VERA : “Undana, FKIP jurusan PBS semester VIII, Pak!”
POLISI : “Kurang ajar kamu. Memalukan sekali! Apakah ini yang dinamakan universitas berwawasan
global? Sedangkan mahasiswanya hancur kayak kamu, apalagi kamu calaon guru, apakah nanti
kamu mengajar muridmu untuk memakai narkoba, minuman keras dan seks bebas? Jawab!!!!”
Mau jadi apa bangsa kita kalau generai penerusnya bermoral rusak seperti anda? Apakah ini yang
dinamakan kaum intelektual yang identik dengan miras, narkoba dan seks bebas? Mau
dikemanakan bangsa kita? Apakah ini pantas?”
(menghadap ke arah penonton).
VERA : “Maafkan saya. Saya khilaf.”
POLISI : “Sekarang juga kamu hubungi orang tua kamu dan suruh menghadap.”
(Vera pun menelepon orang tuanya).
MAMA : “Vera, apa yang telah terjadi?”
VERA : “Maafkan Vera, Ma!”
BAPAK : “Pak, apa yang terjadi dengan anak saya?”
POLISI : “Maaf, Bapak. Anak Bapak kami tangkap sedang mengkonsumsi minuman keras dan memakai
narkoba.”
BAPAK : ‘Tidak mungkin! Pak, anak saya tidak begitu!”
(Dengan nada keras).
VERA : (Berteriak)... Pak!!!!! Tolong Vera, Pak...Tolong Vera, Pak!!!!!! Maafkan Vera. Vera menyesal.
Ampun, Pa. Ampun,Ma! Vera tidak akan mengulanginya lagi.
(Dengan raut penuh penyesalan).
MAMA : “Lihat, Pa! Lihat anak kesayanganmu yang selalu kamu bela-bela. Ini akibatnya! Mau ditaruh di
mana muka kita ini!”
BAPAK : “Tidak. Saya tidak percaya anak saya melakukan semua ini, pasti ada pihak lain yang
menjebak anak saya. Saya harus mencari tahu siapa dalang dari semua ini! Saya harus
mencarinya! Saya harus mencarinya!”
(Bapak keluar panggung dan ibu mengikuti sambil berteriak).
MAMA : ‘Mau ke mana, Pa? Tunggu dulu. Jangan gegabah!”
(Beberapa menit kemudian Bapak kembali dan membawa semua kru drama. Kemudian berdiri
bersama-sama sesuai dengan formasi. Dan salah satu pemain drama menyampaikan sesuatu
kepada penonton).

“Penyesalan selalu datang terlambat. Ketika kita telah jauh jatuh dalam kesalahan. Oleh karena itu,belajarlah
dari kesalahan untuk menjadi lebih baik karena tak seorang punluput dari kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai