“DEMOGRAFI/GEOGRAFI PENDUDUK”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
RIYANDI
(3163131030)
B-Reguler 2016
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report yang berjudul
“Demografi Umum” dan “Dasar-Dasar Demografi” dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.
Critical Book Report ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata
kuliah Demografi/Geografi Penduduk. Selain itu, penulis berharap Critical Book
Report ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk, acuan ataupun pedoman dalam
mempelajari di lapangan serta dapat menambah pengetahuan dari pembaca
sekalian.
Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-
rekan sekalian guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam
Critical Book Report ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Informasi Bibliografi............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang..................................................................................... 2
2.2 Metode yang Digunakan...................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................ 21
4.2 Saran...................................................................................................... 21
Daftar Pustaka............................................................................................ 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
BAB III
PEMBAHASAN SECARA UMUM BUKU
3
Agar dara hasil sensus penduduk dari beberapa negara dapat di
perbandingkan, perserikatan bangsa-bangsa menetapkan bahwa informasi
kependudukan minimal yang harus ad dalam tiap-tiap sensus penduduk adalah
sebagai berikut:
1. Geografi dan migrasi penduduk
2. Rumah tangga
3. Karakteristik sosial demografi
4. Kelahiran dan kematian
5. Karakteristik pendidikan
6. Karakteristik ekonomi.
Registrasi penduduk, ini dilaksanakan oleh kantor pemerintah dalam
negeri. Sudah tentu ujung tombak pelaksanaannya adalah kepala desa dengan
perabit desa yang lain berbeda dengan sensus penduduk yang pelaksanaannya
dengan sistem aktif, regisrasi penduduk dilakukan dengan sistem pasif. Kalau
seorang anggota keluarganya yang lain melaporkan peristiwa-peristiwa kelahiran
itu dikantor desa, begitu pula untuk peristiwa-peristiwa yang lain, misalnya
kematian. Prosedurnya sama saja.
Survey penduduk dan registrasi penduduk mempunyai keterbatasan.
Mereka hanya menyediakan data statistik kependudukan, dan kurang memberikan
informasi tentang sifat dan perilaku penduduk setempat. Untuk mengatasi
keterbatasan ini, perlu dilaksanakan survey penduduk yang sifatnya lebih terbatas
dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam. Biasanya survey
penduduk ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus.
Bab III Komposisi Penduduk.
Data penduduk yang didapatkan dari hasil sensus penduduk, registrasi
maupun survey, sususannya masih belum teratur sehingga, sukar untuk dibaca,
apalagi diinterprtasi. Untuk itu seluruh data perlu terlebih dahulu disederhanakan.
Menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprtasi
disebut menganalisis data atau dapat di lukiskan sebagai berikut:
DATA Diproses (dianalisis) Informasi
Dalam proses ini sering kali digunakan statistik, karena memang salah satu
fungsi dari stastistik adalah menyederhanakan data.
4
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan
secara visual pada sebuah grafik yang disebut piramida penduduk. Penggambaran
suatu piramida penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling
tegak lurus. Garis yang vertical menggambarkan umur penduduk mulai dari nol
lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan.
Bab IV Perkembangan Penduduk Dunia Transisi Vital dan Transisi Mobilitas
Penduduk.
Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat kaitannya dengan
perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya.
Ada tiga tahap perkembangan peradaban manusia hingga kini; pertama, jaman
ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi
kehiudpannya. Hal ini membedakan dengan jelas antara homo spesies dengann
kera. Jaman ini berlangsung beberapa juta tahun, dan dapat dibagi menjadi jaman
peralatan batu tua, batu muda, dan perunggu. Kedua, jaman ketika manusia mulai
mengembangkan usaha pertanian menetap. Jaman ini mengubah kehidupan
perburuan menjadi kehidupan pertanian atau kehidupan yang sifatnya nomadis
menjadi kehidupan menetap disekitar daerah pertanian. Ketiga, jaman dimulainya
era industrialisasi, yaitu sekitar pertengarahan. Abad ke – 17 sesudah masehi,
jaman ini ditandai dengan tumbuhnya pusat – pusat industri, dan semakin
berkembangnya kota – kota sebagai tempat pemukiman manusia.
Bab V Teori penduduk.
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian dunia ini
menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Dibeberapa bagian
dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini
menggelisahkan beberapa ahli, dan masing masing dari mereka berusaha mencari
faktor faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut, kalau faktor-faktor
penyebab tersebut telah dikemukan maka masalah kemiskinan akan cepat diatasi.
Bab VI Beberapa Ukuran Komponen Demografi
Pada bab ini terutama akan dibahas pengukuran – pengukuran struktur
demografi, sedangkan pengukuran proses demografi (komponen demografi yang
dinamis) akan dibahas pada waktu membicarakan kelahiran, kematian dan
5
mobilitas penduduk. Didalam mengukur peristiwa – peristiwa tersebut perlulah
diketahui dengan pasti:
a. pada periode waktu lama peristiwa itu terjadi.
b. Kelompok penduduk mana yang mengalami peristiwa tersebut.
c. Peristiwa mana yang diukur.
Perhitungan jumlah tahum kehidupan dengan cara ini untuk penduduk
yang jumlahnya besar, memakan waktu yang lama, untuk keperluan ini
dipergunakan perkiraan. Diasumsikan bahwa jumlah kelahiran, kematian, migrasi
masuk dan migrasi keluar, tersebar merata pada periode tahun yang dihitung,
maka jumlah kumulatif tahun kehidupan besarnya tidak jauh dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Penduduk yang hidup pada pertengahan tersebut
dengan penduduk pertengahan tahun. Untuk menghitung jumlah penduduk
pertengahan tahun, dapat dilaksanakan dengan membagi dua penjumlahan
penduduk permula tahum, dengan penduduk penjumlahan penduduk apada
permulaan tahum dengan penduduk pada akhir tahun.
Contoh yang paling sederhana bilangan absolut adalah jumlah penduduk.
Bab VII Kematian (Mortalitas)
Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses
demografi lainnya adalah kelahiran (fertilitas), dan mobilitas penduduk. Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari
tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
Yang dimaksud dengan matia ialah hilangnya peristiwa semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
(Budi Utomo, 1985). Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan “mati” hanya bisa
terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup dengan demikian keadaan mati selalu
didahului oleh keadaan hidup. Dengan kata lain mati tidak pernah ada kalau tidak
ada kehidpan. Sedangkan hidup selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth).
6
Bab VIII Diagram Lexis
Diagram Lexis adalah diagram yang melukiskan hubungan antara waktu
terjadiny suatu peristiwa kependudukan dengan umur seseorang pada waktu
terjadinya peristiwa tersebut. Peristiwa ini dilukiskan dalam sebuah grafik dengan
salib sumbu x (sumbu horizontal) melukiskan skala umur atau lamanya waktu.
Kedua sumbu dibatasi garis-garis dengan jarak yang sama. Dari hasil registrasi
penduduk, pada tanggal 1 Januari 1970, didapatlah data mengenai jumlah
penduduk di suatu wilayah. Jumlah penduduk ini dibagi menjadi kelompok umur
tertentu, misalnya dengan jenjang atau interval lima tahunan. Sekelompok
penduduk yang tersusun dalam kelompok-kelompok umur tertentu disebut dengan
Johor sintetis ( syntentic cohorl) atau dapat juga di sebut dengan cross sectional
population. Johor sintetis ini sebenarnya terdiri dari beberapa Johor kelahiran dan
beberapa Johor ini dilihat pada suatu waktu tertentu. Perpotongan antara garis
vertikal dari titik waktu tersebut terhadap beberapa menghasilkan Johor sintesis.
Bab IX Tabel Kematian (Life Table)
Bebebrapa besar tingkat kematian di negara A dan negara B, bagaimana
perbandingan tingkat kematian kedua negara tersebut? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat dijawab dengan menggunakan pengukuran tingkat (Rates), dan
rasio (ratio) l. Namun demikian, ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa di jawab
dengan menggunakan ukuran-ukuran di atas.
Tebal kematian memberikan gambaran kepada kita tentang sejarah
kehidupan suatu kohor hipotesis yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya
karena kematian. Tabel kematian ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana di
susun berdasarkan tingkat kematian menurut umur (age specific death rate). Dari
tabel kematian ini dapat di ukur keadaan kematian anggota kohor, misalnya:
jumlah mereka yang masih bertahan hidup pada berbagai tingkat umur, harapan
hidup sejak dilahirkan, atau umur rata-rata yang dapat dicapai dari satu kelompok
penduduk tertentu.
Dalam pembuatan tabel kematian di buat beberapa asumsi :
1. Johor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan tidak ada
migrasi masuk dan migrasi keluar (closed cohorl)
2. Kematian anggota kohor menurut pola tertentu pada berbagai tingkat umur
7
3. Kohor berasal dari radikal tertentu
4. Pada tiap tingkat umur rata-rata orang meninggal mencapai pertengahan antara
dua tingkat umur berturut-turut.
Ada dua bentuk Tabel Kematian
1. Tabel kematian lengkap (complote life table)
Tabel kematian yang di buat secara lengkap, terperinci menurut umur satu
tahunan
2. Tabel kematian singkat (abridged life table)
Tabel kematian meliputi seluruh umur umur tetapi tidak terperinci secara
tahunan melainkan menurut kelompok umur dengan jenjang tertentu
(misalnya 5 tahun atau 10 tahun)
Bab X Kelahiran (Fertilitas)
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda
kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya.
Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir
mati (still birth) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa
kelahiran. Di samping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity)
sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan
untuk menghasilkan anak lahir hidup. Seorang perempuan yang secara biologis
subur (fecund?) Tidak selalu melahirkan anak-anak yang banyak, misalnya dia
mengatur fertilitas dengan abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi.
Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit untuk
diukur. Ahli demograf hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup
(live birth).
Bab XI Mobilitas Penduduk: Ruang Lingkup, Sumber, dan Analisis Data
Terjadinya mobilitas penduduk dapat dianalogikan dengan terjadi nya
angin (aliran udara). Angin itu berhembus apabila di dua tempat terjadi perbedaan
tekanan udara. Angin itu akan berhembus dari tempat yang mempunyai tekanan
udara tinggi ke tempat yang memiliki tekanan udara rendah. Kalau kedua tempat
mempunyai tekanan udara yang sama, angin tidak akan berhembus. Secara umum
dapat dikatakan bahwa mobilitas penduduk itu terjadi apabila terdapat perbedaan
8
nilai kedaerahan antara dua wilayah. Pada umumnya ada tiga sumber data
mobilitas penduduk yaitu: sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei
penduduk.
Diantara tiga sumber data mobilitas penduduk, data yang didapat dari
sensus penduduk yang paling lengkap, hanya kelemahan nya data yang didapat
dari sensus penduduk hanya meliputi mobilitas penduduk yang bersifat permanen
saja. Dari hasil registrasi penduduk dan survei penduduk di peroleh data baik dari
mobilitas permanen dan non-permanen, hanya kelemahannya tidak semua
mobilitas penduduk dapat dicatat. Dibawah ini akan dibicarakan ketiga sumber
data mobilitas penduduk beserta permasalahannya.
Bab XII Kebijaksanaan Redistribusi Penduduk Di Indonesia dan Oengiriman
Tenaga Kerja Indonesia (Tki) Ke Luar Negeri
Persebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan beberapa masalah,
diantaranya kelebihan penduduk di Pulau Jawa dan Madura yang terwujud dalam
sulitnya angkatan kerja mendapatkan pekerjaan, pendapatan penduduk yang
rendah dan angka pengangguranmeningkat. Di luar Jawa banyak sumber daya
alam yang belum sempat dijamah oleh manusia. Menurut Yudhohusodo (1998), di
pulau Jawa proses pemiskinan terjadi karena terlalu padatnya penduduk.
Sebaliknya, di luar Pulau jawab pemiskinan disebabkan kekurangan penduduk.
Desa-desa di luar Jawa berpenduduk sangat sedikit dan lokasinya terpencil
sehingga jika di bangun sekolah akan kekurangan murid; jika dibangun jalan atau
dipasang jaringan listrik, biayanya sangat mahal dan tidak efisien; jika dibangun
pasar, barang yang di jual belikan sedikit. Akibatnya, desa-desa itu tetap
tertinggal.
Bab XIII Ketenagakerjaan
Istilah Tenaga Kerja tidaklah identik dengan Angkatan Kerja. Yang
dimaksud dengan Tenaga Kerja (Man Power) ialah besarnya bagian dari
penduduk yang dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi (Tan Gian Tiang,
1965). Pada awalnya banyak indikator yang digunakan untuk mengukur
keterlibatan dalam kegiatan ekonomi, utamanya ekonomi upah. Artinya kegiatan
tersebut harus menghasilkan barang dan atau jasa yang berguna bagi masyarakat.
9
Di Indonesia dengan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur v15
tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis (Biro Pusat
Statistik, 1983). Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, dan tidak
mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja, dan tidak
mempunyaipekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. Mereka
yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena
sekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan mental tidak
memungkinkan untuk bekerja tidak dimasukkan dalam angkatan kerja.
Bekerja diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk mengahasilkan
atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan berupa uang atau barang, dalam kurun waktu (time reference)
tertentu.
Bab XIV Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk ini secara periodik perlu direvisi, karena sering sekali
terjadi bahwa asumsi tentang kecendrungan tingkat kelahiran, kematian dan
perpindahan penduduk yang mlenadasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan
kenyataan.
Data sadar yang diperlukan untuk membuat proyeksi penduduk adalah
sebagai berikut:
1. jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai data
dasar pembuatan proyeksi penduduk.
2. Besar dan perkembangan angka kelahiran, kematian , dan migrasi penduduk.
3. Tabel kematian yang sesuai dengan perkebangan komponen demografi
peroide proyeksi tersebut.
10
George W. Barcley: memberi gambaran yang menarik dari penduduk yang
digambarkan secara statistik dan mempelajari tingkah laku keseluruhan, bukan
tingkah laku perorangan
Tujuan Dan Penggunaan Demografi Dan Kependudukan
- Mempelajari jumlah dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
- Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya
dengan data yang tersedia
- Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek sosial
- Memcoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan
kemungkinan-kemungkinan konsekwensinya.
Bab II Struktur Dan Persebaran Penduduk
Struktur Penduduk
Rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun pada periode\waktu tertentu
dan biasanya dinyatakan dengan persen.\Ada 3 macam ukuran pertumbuhan
penduduk yaitu Pertumbuhan (linier),Pertumbuhan Geometri,Pertumbuhan
eksponensial.
Komposisi Penduduk
Biologis:umur dan jenis kelamin
Sosial: tingkat pendidikan, status perkawinan dll
Ekonomi: penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan, dll
Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, propinsi,
kabupaten dll
Rasio Jenis Kelamin
Seks rasio adalah banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk
perempuan ( (penduduk laki-laki) : (penduduk perempuan) x 100.
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang
tidak produktif (umur <15 tahun dan umur> 65 tahun keatas) dengan banyaknya
penduduk yang termasuk usia produktif (umur 15-65 tahun)
11
Persebaran Penduduk
Secara Geografis: persebaran penduduk menurut pulau. Penduduk
Indonesia tersebar secara tidak merata. Sekitar 62% penduduk tinggak di pulau
Jawa yang luas wilayahnya hanya 7 % dari luas daratan Indonesia.
Bab III Sumber-Sumber Dan Evaluasi Data Kepundudukan
Sumber data kependudukan terbagi atas dua yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu: segala catatan asli atau terbitan
resmi atau tidak diterbitkan dari badan-badan resmi pemerintah baik dalam bentuk
angka maupun grafik/gambar.Sumber data sekunder yaitu: data yang telah diolah
dan disajikan baik dalam buku teks, laporan penelitian, karya tulus, terbitan-
terbitan periodik dll.
Sumber data kependudukan berasal dari:
1. Sensus (PBB): adalah keseluruha proses pengumpulan (collecting),
menghimpun dan menyusun (compilling) dan menerbitkan data-data
demografi, ekonomi dan sosial yg menyangkut semua orang pada waktu
tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu.
2. Survey (sampel): prosesnya sama dengan sensus tetapi cakupannya hanya
sebagian penduduk (sampel). Topiknya bisa berganti-ganti. Waktunya juga
periodik namun lebih pendek dari sensus.
3. Registrasi : merupakan kumpulan keterangan mengenai terjadinya peristiwa-
peristiwa vital al; lahir dan mati serta sgala kejadian penting yg merubah
status sipil seseorang sejak dia lahir sampai mati. Kejadian-kejadian tersebut
adalah: perkawinan, perceraian, pengangkatan anak (adobsi) dan perpindahan
(migrasi). Pencatatan tersebut sering disebut registrasi vital atau statistik
vital.Registrasi berlangsung terus menerus sehingga menggambarkan
perubahan yg terus menerus pula.Dilakukan oleh instansi yang berbeda-beda
dan masalah registrasi yg utama adalah cakupan dan ketelitian.
Evaluasi Data
Yang dimaksud evaluasi data adalah: kegiatan melakukan penilaian atas
data yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut. Mengapa perlu di evaluasi
Karena diduga data itu tidak terlepas dari kesalahanesalahan (error). Seberapa
12
jauh terjadi penyimpangan data tersebut dari yang sesungguhnya perlu diketahui
oleh pengguna data.
Bab IV Fertilitas (Kelahiran)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah: kemampuan riil seorang
wanita atau sekelompok untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi
yang dilahirkan hidup.Fecunditas adalah: potensi fisik seorang wanita untuk
melahirkan anak.
Konsep-Konsep Fertilitas
- Lahir hidup (live birth) menurut PBB dan WHO: kelahiran seorang bayi tanpa
memperhitungkan lamanya didalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan
tanda-tanda kehidupan seperti; bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali
pusat atau gerakan-gerakan otot.
- Lahir mati (still birth): adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yg
berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
- Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan
kurang dari 28 minggu dapat disengaja (induced abortion) dan tidak disengaja
(spontaneous abortion)
- Masa reproduksi adalah masa dimana seorang wanita mampu melahirkan,
yang disebut juga usia subur.
Ukuran Dasar Fertilitas
Ada 2 macam pendekatan:
- Yearly performance (current fertility) yaitu; mencerminkan fertilitas dari suatu
kelompok penduduk/berbagai kelompok penduduk untuk jangka waktu satu
tahun
- Reproductive History (cumulative fertility) yaitu; mencerminkan banyaknya
kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok wanita selama masa
reproduksinya; dan ini disebut juga paritas.
Bab V Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara komponen
demografis yang mempengaruhi perubahan penduduk.Definisi mati menurut PBB
dan WHO adalah: Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
13
Bab VI Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau batas
administratif/batas bagian dalam suatu negara. (batas waktunya 6 bulan).Migran
adalah orang yang pidah tempat tinggal secara permanen (menurut PBB).Mover
adalah orang yang berpindah-pindah tempat melewati batas politik/administratif
suatu daerah. Bila waktunya dalam 1 hari disebut “mirgrasipulang pergi” atau
“commuting”/’nglaju”
Jenis-Jenis Migrasi
Mobilitas horizontal: perpindahan penduduk secara teritorial, spasial atau
geografis.
Mobilitas vertikal: perpindahan yang dikaitkan dengan perubahan status sosial
dengan melihat kedudukan generasi misalnya melihat status kedudukan ayah.
Jenis migrasi yang lain:
- Migrasi masuk (in-migration) adalah masuknya penduduk ke suatu daerah
tempat tujuan
- Migrasi keluar (out-migration) adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu
daerah.
- Migrasi neto adalah selisih antara migrasi masuk dengan migrasi keluar.
- Migrasi bruto adalah jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
- Urbanisasi : bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota
yang disebabkan oleh proses pindahan penduduk ke kota atau ketempat
pemukiman yang lebih padat penduduk.
- Transimigrasi (resttlement atau settlement): Perpindahan penduduk dari satu
daerah untuk menetap ke daerah lain yang di tetapkan didalam wilayah
Indonesia guna kepentingan pembangunan atau yang di atur dalam UU.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi
Faktor pendorong (di tempat asal):
- Sumber daya alam yg semakin berkurang
- Menyempitnya lapangan pekerjaan karena masuknya teknologi
- Adanya takanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dll
- Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal
14
- Alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa
mengembangkan karir pribadi
- Bencana alam atau adanya wabah penyakit
Bab VII Perkawinan Dan Perceraian
Perkawinan bukan merupakan komponen yang langsung mempengaruhi
pertambahan penduduk akan tetapi mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
fertilitas.\PBB membuat 5 kategori status perkawinan: belum kawin, kawin, cerai,
janda dan berpisah (Indonesia hanya mengenal 4 kategori: belum kawin, kawin,
cerai dan janda).Perkawinan adalah perubahan dari status perkawinan lain
menjadi status “kawin”.Perceraian adalah perubahan dari status kawin menjadi
status “cerai”.
Konsep Perkawinan Dan Perceraian Di Indonesia
Ada empat macam status perkawinan berhubungan dengan tingkah laku
manusia dalam hukum, agama dan budaya. Perkawinan adalah: merupakan
hubungan yang sah (berdasarkan hukum perdata yg berlaku, agama atau
peraturan-peraturan lain yg dianggap sah dalam negara yg bersangkutan) dari dui
orang yang berlainan jenis kelamin
Bab VIII Keluarga Berencana
Program KB dimulai sebagai program nasional sejak Pelita I di propinsi
Jawa Bali yang padat penduduknya. Tujuan utamanya adalah menurunkan
kelahiran disamping program lain untuk meningkatkan kualitas penduduk seperti;
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, meningkatkan kemudahan dan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat, dan meningkatkan gizi dll.
Aspek Pelaksanaan Program KB
Aspek penerangan melalui kegiatan KIE berupa kampanye, pemanfaatan
sarana dan media penerangan yang ada serta penerangan wawan muka.
Pengembangan pelatihan-pelatihan untuk mempercepat proses diterimanya
konsep NKKBS dengan mengembangkan bahan-bahan instruksional dll.
Aspek pelayanan kontrasepsi mulai dari pelayanan pada klinik yang statis
sampai pengembangan Tim Medis Keliling yang kemudian berkembang menjadi
Tim KB Keliling.Dilihat dari substansi masalah, pelayanan kontrasepsi dapat
dibagi 3 fase:
15
1. Fase I: sasarannya untuk menunda kehamilan.
2. Fase II: sasarannya untuk penjarangan kehamilan.
3. Fase III: sasarannya pelayanan diarahkan untuk mengakhiri kesuburan.
Bab IX Angkatan Kerja
Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja (dalam
literatur 15-64 tahun). Di Indonesia dipakai batasan umur 10 tahun.Definisi tenaga
kerja: jumlah seluruh penduduk dalam usia kerja dalam suatu negara yang dapat
memproduksi barang dan jasa , jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan
jika mereka mau berparisipasi dalam aktifitas tersebut.
Angkatan kerja (labor force) adalah : bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif
yaitu memproduksi barang dan jasa (biasanya 1 minggu sebelum pencacahan dan
paling sedikit 2 hari) .Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
tidak bekerja ataupun mencari kerja.
Ukuran Dasar Angkatan Kerja
Angka partisipasi angkatan kerja: jumlah angkatan kerja dalam suatu
kelompok umur sebagai persentasi penduduk dalam kelompok umur tersebut
sama dengan tingkat pastisipasi total dari seluruh penduduk dalam usia kerja.
Tingkat partisipasi umum : jumlah angkatan kerja dibagi seluruh penduduk
berumur 10 tahun keatas.
Tingkat partisipasi angkatan kerja menurut umur dan jenis kelamin: jumlah
angkatan kerja menurut umur dan jenis kelamin dibagi jumlah seluruh
penduduk menurut jenis kelamin dan umur yang sama kali 100%
Tingkat pengangguran: jumlah angkatan kerja yang mencari pekerjaan dibagi
jumlah angkatan kerja
Bab X Statistik
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan atau penganalisannya dan penarikan kesimpulan
berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Statistik
Kependudukan Demografi, diartikan sebagai studi statistik dan matematik
terhadapbesaran, komposisi, sebaran, serta perubahan-perubahannya yang terjadi
16
dari waktu ke waktu padapopulasi manusia melalui berlangsungnya lima
proses:fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitassosial
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai individual atau
nilai data yang sudah dikelompokkan ke dalam selang interval tertentu) yang
disertai dengan nilai frekuensi yang sesuai.Pengelompokkan data ke dalam
beberapa kelas dimaksudkan agar ciri-ciri penting data tersebut dapat segera
terlihat. Daftar frekuensi ini akan memberikan gambaran yang khas tentang
bagaimana keragaman data. Sifat keragaman data sangat penting untuk diketahui,
karena dalam pengujian-pengujian statistik selanjutnya kita harus selalu
memperhatikan sifat dari keragaman data. Tanpa memperhatikan sifat keragaman
data, penarikan suatu kesimpulan pada umumnya tidaklah sah.
Bab XI Proyeksi Penduduk
Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan
informasimengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran
penduduk, dansusunan penduduk menurut umur. Informasi yang harus tersedia
tidak hanyamenyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi jugaa
informasi masa laludan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-
survei, Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu dibuat
suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa
mendatang.Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut
komposisis umur dan jenis kelmain) di masa yang akan datang berdasarkan
asumsi arah perkembanganfertilitas, mortalitas dan migrasi.
Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercayya untuk
keperluan proyeksiadalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn
pada tahun yang berakhir “0” dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun yang
berakhir “S”.
Kegunaan Proyeksi.Hasil proyek penduduk sanagat bermanfaat untuk
perencanaan penyediaan beras,fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas
perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja.
17
Bab XII Kebijaksanaan Kependudukan
Kebijaksanaan kependudukan menurut PBB adalah: langkah-langkah dan
program-program yang membantu tercapainya tujuan-tujuan ekonomi, sosial
demografis dan tujuan-tujuan umum yang lain dengan jalan mempengaruhi
variabel-variabel demografi yang utama yaitu; besarnya dan pertumbuhan
penduduk serta perubahan dan ciri-ciri demografisnya
Kebijakan kependudukan berkaitan dengan dinamika kependudukan yang
menyangkut perubahan-perubahan, fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Jenis Kebijakan Kependudukan
Pendekatan spasial dapat bersifat nasional dan sektoral. Kebijaksanaan yang
bersifat nasional adalah kebijakan yang terpadu mencakup segala segi
kehidupan dengan tujuan mengenai kependudukdn yang sama. Kebijakan
sektoral adalah menyerahkan maslah kependudukan kepada satu sektor saja
Pendekatan simptomatis yaitu kebijaksanaan yang bertujuan mengatasi gejala
yang timbul akibat masalah kependudukan.
Pendekatan kausatif yaitu; kebijakan yang didasarkan kepada penyebab
timbulnya masalah kependudukan tersebut.
Pendekatan pronatalis yaitu kebijakan yang bertujuan meningkatkan angka
kelahiran
Pendekatan anti natalis yaitu kebijakan yang bertujuan menurunkan angka
kelahiran
Kebijaksanaan Kependudukan Di Indonesia
Pada pemerintahan orde lama (zaman Presiden Sukarno) Indonesia menganut
kebijaksanaan kependudukan yang pronatalis.
Kebijaksanaan yang anti natalis dikembangkan sejak Orde Baru mulai pada
awal Pelita I (1969/70 – 1973/74) dimana Program Keluarga Berencana
merupakan kebijakan kependudukan yang utama sebagai salah satu upaya
penurunan fertilitas dan transimigrasi untuk mengurangi ketidakseimbangan
persebaran penduduk. Kebijaksanaan kependudukan tersebut dimuali di
propinsi Jawa-Bali.
Makna strategis maslah kependudukan yang mendasari kebijaksanaan
pembangunan kependudukan adalah: kependudukan adalah aset
18
pembangunan.jumlah penduduk yang besar merupakan sumberdaya manusia
terpenting bagi keberhasilan pembangunan, karena itu sambil menekan
kelahiran, pemerintah juga merancang berbagai program untuk meningkatkan
kualitas penduduk
19
Penulis banyak menggunakan ilustrasi untuk mengajak pembaca lebih
memahami isi dari buku tersebut
Kelemahan buku Utama
Dalam penulisan kalimat masih terdapat kesalahan huruf.
Profil penulis tidak dicantumkan dalam buku.
Kurangnya buku ini sangat banyak memberikan penjelasan yang
sebenarnya harus dibaca dengan ulang untuk dapat memahaminya dengan
jelas.
Kelemahan buku Pembanding
Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan kosa kata.
Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah asing yang sulit untuk
dipahami pembaca.
Pengulangan informasi sering kali terjadi pada pembahasan selanjutnya.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kedua buku tersebut menjadi salah satu topik pelajaran bagi mahasiswa
khususnya mahasiswa jurusan pendidikan geografi. Buku tersebut sangat
bermanfaat bagi mahasiswa jurusan pendidikan geografi. Buku tersebut memiliki
isi yang sangat baik sehingga banyak ilmu pengetahuan yang dapat didapat dalam
mempelajari buku ini. Meskipun banyak kelebihan didalam buku ini. Tetapi tetap
saja buku ini memiliki kekurangan dan kelemahan, tetapi itu tidak menjadi
halangan yang besar bagi kita untuk mencari informasi didalam buku ini. Karena
banyak sekali contoh nyata yang dirangkum didalam buku ini untuk memperkuat
isi dari teorinya.
4.2 Saran
Untuk menjadi seorang yang memiliki intelektual yang baik, khsusnya
bagi para pelajar dan mahasiswa, maka sangat diharuskan menumbuhkan minat
untuk banyak membaca. Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa membaca
adalah jendela dunia, artinya ketika kita banyak membaca berarti kita telah
membuka pikiran kita dan menambah pengetahuan kita.
Adapun saran lain yang dapat penulis sampaikan ialah hendaknya kita
mngkritik buku dengan sebaik-baiknya agar buku yang di kritik dapat lebih baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
22