Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

SEMINAR GEOGRAFI

Di Susun Oleh :

Nama : Heri agustino Simanjuntak


NIM : 3171131007
Kelas : C – 2017 ( kelas E )
Dosen Pengampu : ENI YUNIASTUTI, M.Pd

Jurusan Pendidikan Geografi


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan


berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Critical Book
Report pada mata kuliah “SEMINAR GEOGRAFI” dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Selain itu, penulis berharap Critical Book Report ini dapat
dipergunakan sebagai petunjuk, acuan ataupun pedoman dalam
mempelajari di lapangan serta dapat menambah pengetahuan dari
pembaca sekalian.
Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari rekan rekan sekalian guna memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang terdapat dalam Critical Book Report ini.

Medan, 03 Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN :
Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Sugiyono yang berjudul Metode
Penelitian Pendidikan merupakan buku yang dikembangkan dari buku
sebelumnya yaitu Metode Penelitian Administrasi (kuantitatif) dan Memahami
Penelitian Kualitatif. Buku yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan
merupakan hasil cetakan yang ke-11 pada bulan Oktober 2010. Apa yang dibahas
oleh Prof. Dr. Sugiyono dalam buku ini kiranya dapat menjadi pedoman untuk
kalangan intelektulal ataupun masyarakat umumnya. Menurut Prof. Sugiyono,
Indonesia yang sudah lebih dari 60 tahun merdeka tetapi belum memiliki kualitas
Sumber Daya Manusia yang memadai. Hal ini di antaranya disebabkan karena
kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan dari berbagai jalur, jenjang dan
jenis pendidikan belum memadai. Rendahnya kualitas penyelenggaran dan hasil
pendidikan ini antara lain disebabkan pembuatan kebijakan, pengembangan
kurikulum dan sistem evaluasi tidak didasarkan dari hasil penelitian yang
memadai.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendididkan pada tingkat yang lebih
tinggi, maka setiap upaya meningkatkan kualitas tersebut perlu dilakukan
penelitian. Supaya penelitian dapat menghasilkan informasi yang akurat, maka
perlu menggunakan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian secara umum
dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : Metode Kuantitaif, Kualitatif dan
Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D). Dalam buku ini, ketiga metode
tersebut diuraikan secara lugas, jelas, dan tuntas dengan bahasa yang mudah
dimengerti serta diberikan contoh–contoh yang kongkrit. Menurut Prof. Dr.
Sugiyono, sebagian besar orang sering melontarkan pertanyaan terhadap kedua
metode (kuantitatif dan kualitatif), apakah kedua metode ini dapat digabungkan
atau tidak. Agar tidak membingungkan terhadap pemakaian kedua metode ini
maka dalam ringkasan singkat ini akan dibahas secara mendetail tentang metode-
metode yang digunakan. Semoga apa yang dipaparkan dalam ringkasan ini dapat
bermanfaat, setidaknya bagi penulis.
2. Tujuan Penulisan
Untuk mereview 2 Buku yang berkaitan dengan mata kuliah seminar Geografi
3. Manfaat
1.Untuk penulis yaitu dapat memahami isi buku yang di review
2. Untuk Pembaca yaitu sebagai bahan bacaan karna didalam tugas ini
terdapat
Ringkasan isi kedua buku
BAB II
IDENTITAS & RINGKASAN BUKU

1. IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

Judul Buku :Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif,dan R&D
Penulis : Prof.Dr. Sugiyono
Penerbit : ALVABETA
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2016
Edisi : 23

BUKU PEMBANDING

Judul Setiap Buku : Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik)


Penulis : Prof.Dr.Suharsimi Arikunto
Penerbit : Rineka Cipta
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2010
Edisi : Edisi Revisi 2010
2. RINGKASAN ISI BUKU

Buku 1

Penulis membagi nonprobability sampling menjadi beberapa bagian yaitu


sampling sistematis (teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut); sampling kuota (teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang
diinginkan) ; sampling isidental (teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data); sampling jenuh ( teknik pengambilan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel); snowball sampling ( teknik penentuan
sampel yang mula – mula jumlahnya kecil kemudian membesar).
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan
mendasar dalam pengertian antara “ populasi dan sampel” dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah
tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari
sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Teknik sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menyatakan Secara skematis, teknik sampling pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non
probability Sampling. Probability Sampling meliputi:  simple random,
proportionate stratified random, disproportionate stratifed random, dan area
random. Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball
sampling.
1) Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Macam-macam teknik ini meliputi:
1. Simple random sampling
Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
2. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45 orang, S2=30 orang, SMK=
800 orang, SMA= 400 orang, SMP= 300 orang, SD= 300 orang. Jumlah sampel
yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
3. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai,
3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang
SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 tersebut diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU, dan SMP.

4. Cluster sampling ( Area sampling)


Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan secara
random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata
(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random
sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada
yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada
yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga.
2) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sam bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
1. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
nomor ganjil saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari
bilangan 5, untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor1, 5, 10, 15,
20, dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel
yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan.

Buku 2

Teknik Sampling
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan
jumlah populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu
akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah
sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang.
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam
penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang
dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung
pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan
maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin
kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang
diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang
jumlahnya telah diketahui:
Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal,
misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya
populasinya berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka
jumlah sempel yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel,
misalnya dari Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung
ukuran sempel, terdapat sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang
mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sempel yang paling besar.

A. Contoh Menentukan Ukuran Sempel


Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu.
Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokan
berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1= 50, Sarjana Muda = 300, SMK
= 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi berstrata).
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258,
Karena populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya  ditentukan
menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk
tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan
perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sempel untuk kelompok S1 = 14,
Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
 
S1        =          50/1000           X         258      =          13,90   =          12,9
SM      =          300/1000         X         258      =          83,40   =          77,4
SMK   =          500/1000         X         258      =          139,0   =          129
SMP    =          100/1000         X         258      =          27,8     =          25,8
SD       =          50/1000           X         258      =          13,91   =          12,9
Jumlah                                                                          =          258
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah
yang pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 +
129 + 26 + 13 = 259. Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat
koma) sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini
lebih aman daripada kurang dari 258. Roscoe dalam buku Research Methonds
For Business (1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sempel untuk
penelitian seperti berikut ini:
1. Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.
2. Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai 
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori
minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitiaanya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota
sempel = 10  X  5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok
ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-
masing antara 10 sampai dengan 20.

B. Cara Mengambil Anggota Sempel


Probability sampling adalah teknik sempling yang memberi peluang sama
kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel. Cara demikian
sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara
acak.
Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan
bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan
dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu, sesuai
dengan jumlah anggota populasi.
BAB III

PEMBAHASAN

Buku yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan yang dikembangkan


dari buku sebelumnya yaitu Metode Penelitian Administrasi (kuantitatif) dan
Memahami Penelitian Kualitatif yang di tulis oleh Prof. Dr. Sugiyono sangat
bagus untuk digunakan oleh mahasiswa dalam penyususnan skripsi ataupun
kalangan umum untuk dijadikan pedoman dalam penelitian. Hal ini disebabkan
karena dalam buku ini secara lengkap membahas hal-hal yang berkaitan dengan
metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan metode penelitian R & D. Selain itu,
dalam buku ini juga memaparkan sistematika dalam pembuatan proposal yang
bersifat kualitaif dan kuantitatif.
Namun demikian, walaupun dalam buku berjudul Metode Penelitian
Pendidikan ini sudah cukup bagus tetapi masih ada hal-hal penting yang tidak
dicantumkan, di antaranya saran untuk memperoleh hipotesis dan kode etik
penelitian. Dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Sugiyono hanya memaparkan
bentuk-bentuk rumusan hipotesis. Sedangkan saran untuk memperoleh hipotesis
tidak dicantumkan.
Adapaun cara yang digunakan untuk memperoleh hipotesis yaitu cara
induktif, yang artinya peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi
dari hubungan-hubungan yang diamati. Maksudnya peneliti melakukan
pengamatan terhadap tingkah laku, memperhatikan kecendrungan-kecendrungan
atau kemungkina adanya hubungan-hubungan dan kemudian merumuskan
penjelasan sementara tentang tingkah laku yang diamati. Sedangkan cara deduktif,
hipotesis dirumuskan setelah peneliti mengkonstruksi teori sebagai hasil lacak-
baca berbagai literatur (Ary, dkk., dalam Furchan, 1999: 23).
Sementara yang dimaksudkan dengan kode etik penelitian yaitu kewajiban
peneliti terhadap subjek dan kewajiban terhadap profesi. Di Amerika Serikat,
pedoman dari Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan yang ada
sekarang ini mengikuti kode etik penelitian yang sudah diterima umum dengan
menetapkan bahwa “subjek” yang menghadapi resiko” adalah orang yang
mungkin akan menderita kerugian secara fisik-psikologis atau social sebagai
akibat dari partisipasinya dalam penelitian (Ary, dkk., dalam Furchan, 1999: 469).
Sebagai penutup dari review ini dapat ditarik kesimpulan bahwa buku
yang ditulis Prof. Sugiyono dapat dijadikan pedoman mahasiswa khususnya
dalam membuat skripsi ataupun kalangan umum dalam melakukan penelitian.
Namun demikian, di dalam buku ini masih terdapat kelemahan seperti yang sudah
dipaparkan di atas.
Kelebihan dari buku Arikunto adalah penulis menemukan keunggulan
dalam buku legendarisnya Suharsimi Arikunto yaitu : (1) Setiap pokok bahasan
dan sub bab-sub babnya tersusun dengan format yang baik, sehingga mudah untuk
dipahami. (2) Terdapat  istilah asing yang disertai dengan artinya. Dengan adanya
istilah asing dapat membantu dan menambah kosakata pembaca tentang bahasa
inggris. Dan dengan ada arti dari istilah asing tersebut, memudahkan pembaca
untuk memahami artinya. Contoh : (1) Representative : mewakili populasi, (2)
Description reseach : penelitian deskriptif. Definisi mengenai prosedur penelitian
disajikan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami. Selain itu juga ada
penjelasan mengenai bagaimana prosedur itu diperoleh, fungsi dan disertai
dengan ilustrasi dan contohnya.
Adapun kekurangan dari buku Arikunto tidak adanya pembahasan singkat
pada bagian yang dianggap penting, tidak dijelaskan bagaimana keterkaitan antara
Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah, penentuan dan Penelitian. Keempat, terdapat
sumber pustaka yang tidak terbaru atau last update seperti pada Ilmu Pengetahuan
dan Pikiran Sehat Whitehead (Kerlinger, 1998).
Baik buku Sugiyono atau Suharsimi Arikunto sama – sama telah
menjelaskan mengenai konsep bagaimana prosedur pemilihan populasi dan
sampel dalam penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif.

BAB IV
PENUTUP
1.Kesimpulan isi

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.
Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya
bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati
tumbuhnya padi, maka sumber datanya adalah padi, sedangkan objek penelitiannya
adalah pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka
dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan adalah
objek penelitian atau variabel penelitian.
Klasifikasi sumber data, dilihat dari subjek di mana data menempel,
yang disingkat dengan 3 P, yaitu:
1. Person:
Jika sumber data berupa orang. Person yaitu sumber data yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket.
2. Place:
Jika sumber data berupa tempat. Place yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan,
kelengkapan alat, wujud benda , warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya:
aktivitas, kinerja, laju kendaraan dan lain-lain. Pada umumnya tampilan diam dan
gerak merupakan objek untuk penggunaan metode observasi.
3. Paper:
Jika sumber data berupa symbol. Paper merupakan sumber data yang
menyajikan tandatanda berupa huruf, angka, gambar, atau symbol symbol lain.
Pengertian paper bukan terbatas hanya pada kertas, tapi juga dapat berwujud batu,
kayu, tulang, daun lontar dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode
dokumentasi.

2.Kesimpulan CBR

Saya menyimpulkan bahwa ke 2 buka lengkap dan sangat cocok di baca oleh
kalangan pelajar terutama Mahasiswa, karna terdapat bagaimana proses penelitian,
perhitungan, mempublikasikan hasil penelitian.

3.Saran
Buku ini bisa menjadi pedoman untuk penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabetis.

Arikunto suharsimi Prof. Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Anda mungkin juga menyukai