Anda di halaman 1dari 9

REKAYASA IDE

“PEMBELAJARAN GEOGRAFI DARI MEDIA TUNGGAL MENUJU


MULTIMEDIA PADA PROSES PEMBELAJARAN AGAR SESUAI
DENGAN RPP YANG DIGUNAKAN GURU DI SMA NEGERI 17 PANCUR
BATU”

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Geografi


Dosen Pengampu: Dra. Marlinang Sitompul M.Pd

Disusun Oleh :
Paidol Siringoringo NIM.3183131044.

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTASILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga
mampu menyelesaikan tugas Rekayasa Ide Strategi Pembelajaran Geografi.

Tugas rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita bagaimana kita menciptakan suatu rekayasa ide yang bermanfaat dalam bidang
kependidikan terutama mengenai metode pembelajaran dalam strategi belajar mengajar.
Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,penulis mohon
maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Karena itu
penulis sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini.akhir katas penulis berharap semoga tugas rekayasa ide ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, November 2019

Paidol Siringoringo
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... 1

Daftar Isi .................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 3


1.2.Permasalahan ................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN IDE

2.1. Ide Pemecahan Masalah ................................................................................ 6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 8


3.2.Saran ............................................................................................................. 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penguatan pembelajaran multimedia semakin disadari sejak beberapa tahun terakhir


oleh guru sebagai pengelola kelas dalam membantu siswa belajar daripada guru mengajar
(Hamalik, 2008; Ningrum et al, 2013). Kesadaran itu tumbuh karena keprihatinan terhadap
kemerosotan motivasi dan hasil belajar geografi yang terjadi di jenjang sekolah menengah,
terutama siswa dalam proses pembelajaran terkesan membosankan dan jenuh serta materi
pembelajaran tidak dicermati dengan baik oleh siswa. Hal tersebut dirasakan sangat merosot
pengetahuan dan pengalaman belajarnya serta akan berdampak bagi masa depan siswa itu
sendiri.

Keberadaan multimedia dalam pembelajaran menjadi penting sebab dengan adanya


multimedia maka materi pembelajaran geografi dapat tersampaikan lebih konkret.
Penggunaan multimedia dapat meningkatkan efektifitas dari penyampaian suatu informasi
(Arifin, 2012; Hasrul 2010). Multimedia yang baik adalah multimedia yang mampu
menghadirkan dan membangkitkan dimensi-dimensi kognitif, afektif dan psikomotor siswa,
sehingga melalui media tersebut akan diperoleh pengalaman belajar yang berkesan oleh
siswa.

1.2 Permasalahan

Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 17 Pancur Batu masih dengan Media


Tunggal.

Kegiatan proses pembelajaran geografi yang terjadi selama ini sebagian besar guru
hanya menyajikan informasi dalam bentuk verbal sehingga kurang efektif, hanya
mengandalkan papan tulis sebagai media utama, hanya memfasilitasi siswa yang memiliki
cara belajar audio, sedangkan siswa dengan tipe belajar yang lain tidak maksimal. Ibrahim
(2010) mengemukakan bahwa ketersediaan media pembelajaran akan memperluas
kesempatan belajar tidak hanya terbatas pada siswa dengan tipe belajar verbal tapi juga
siswa-siswa dengan tipe belajar yang lain seperti kinestetik, audio, musikal dan sebagainya.
Sedangkan menurut Susilana (2007) manfaat media pembelajaran dapat memperjelas pesan
agar tidak terlalu verbalistis.

Media tunggal merupakan alat yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Media tunggal sebagai sarana untuk memberikan pesan dari guru kepada siswa
tanpa adanya umpan balik. Papan tulis digunakan sebagai media yang dianggap dapat
memberikan semua pesan guru. Pesan disampaikan secara monoton oleh guru kepada siswa
dan siswa tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau
bertanya. Guru juga menerapkan sistem komunikasi satu arah yang bisa dikatakan sebagai
komunikasi yang tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan atau
sanggahan.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan setiap hari merupakan kehidupan dari


sebuah kelas, di mana guru dan siswa saling terkait dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan oleh guru. Keberhasilan kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
guru, karena guru merupakan pengelola tunggal di dalam kelas. Dalam pembelajaran terjadi
interaksi antara guru dan siswa yaitu proses penyampaian pesan berupa informasi atau
keterangan dari pengirim (sumber pesan/guru) kepada penerima pesan (siswa).

Pembelajaran geografi dengan menerapkan media tunggal lebih difokuskan pada


guru. Guru memiliki kebiasaan masuk ke kelas meminta siswa membuka buku pada halaman
tujuan untuk memulai proses belajar, kemudian melanjutkan pembelajaran dengan
penjelasan/ceramah yang diselingin dengan tanya jawab. Kesimpulan hasil belajar juga
disampaikan secara lisan. Guru ke luar kelas dalam keyakinan penuh bahwa siswa yang
dibimbingnya telah menyerap dengan baik proses pembelajaran yang dibimbingnya.

Guru yang demikian melupakan konsep multiple intelligence dan cara belajar yang
berbeda dan khas pada setiap individu. Tidak semua siswa memiliki dominasi cara belajar
yang bersifat audio. Siswa yang memiliki kemampuan audio yang dominan tentu akan puas
dan baik kompetensinya dengan cara tersebut, namun siswa yang cenderung ke pembelajaran
visual tidak akan memperoleh kompetensi yang memadai melalui proses pembelajaran yang
dibimbing oleh guru tersebut.

Pembelajaran geografi harus mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif sesuai dengan
kenyataan yang terjadi. Siswa aktif belajar dibantu oleh media yang didesain oleh guru,
dimana media tersebut dapat memberikan ide-ide yang kontekstual terhadap isis pelajaran.
Sudah menjadi keharusan dengan tersedianya media dalam proses pembelajaran geografi.
Guru/fasilitator bertugas untuk mempelajari bagaimana menetapkan dan menggunakan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar. Secara otomatis penggunaan media yang baik akan memberi manfaat yang
banyak bagi siswa.
BAB II
PEMBAHASAN IDE

Proses pendidikan harus dilakukan secara terencana dengan berbagai pemikiran yang
objektif dan rasional sehingga seluruh potensi peserta didik dapat dikembangkan secara
optimal. Kata terencana menunjukkan bahwa betapa pentingnya perencanaan pembelajaran
bagi setiap proses pembelajaran. proses pembelajaran harus fokus pada konteks dan
pengalaman yang dapat membuat siswa memiliki minat dan dapat melakukan aktivitas
belajar. Dengan kata lain kualitas pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh kualitas
perencanaan pembelajaran yang digunakan.
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas mengenai betapa
pentingnya perencanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran, hasil penelitian
sebelumnya yang menfokuskan pada kesesuaian RPP dan proses pembelajaran di SMA
Negeri 17 Pancur Batu maka peneliti merasa perlu untuk mengetahui dan meneliti
perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam hal ini Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan kesesuaiannya dengan proses pembelajaran di sekolah dasar.
Adapun judul penelitian ini adalah “Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
Proses Pembelajaran di SMA Negeri 17 Pancur Batu”.

2.1 Ide yang akan digunakan


Kegiatan proses pembelajaran geografi yang terjadi selama ini sebagian besar guru
hanya menyajikan informasi dalam bentuk verbal sehingga kurang efektif, hanya
mengandalkan papan tulis sebagai media utama, hanya memfasilitasi siswa yang memiliki
cara belajar audio, sedangkan siswa dengan tipe belajar yang lain tidak maksimal. Ibrahim
(2010) mengemukakan bahwa ketersediaan media pembelajaran akan memperluas
kesempatan belajar tidak hanya terbatas pada siswa dengan tipe belajar verbal tapi juga
siswa-siswa dengan tipe belajar yang lain seperti kinestetik, audio, musikal dan sebagainya.
Sedangkan menurut Susilana (2007) manfaat media pembelajaran dapat memperjelas pesan
agar tidak terlalu verbalistis.

Media yang digunakan haruslah tepat dan efektif agar siswa dapat dengan mudah
menangkap pesan dan kesan pembelajaran serta menguasai kompetensi yang diharapkan.
Media pembelajaran yang baik adalah media yang dapat dipersepsi dengan baik oleh siswa.
Persepsi dimaknai sebagai proses kognitif yang dialami seseorang dalam memahami
pesan/informasi dari lingkungan melalui indera penglihatan, pendengaran, perabaan,
perasaan, maupun penciuman. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh tingkat kebutuhannya
terhadap sesuatu, artinya seseorang akan memberikan reaksi positif apabila hal itu merupakan
kebutuhan baginya. Agar pembelajaran geografi menarik minat dan perhatian siswa, guru
harus menyediakan media yang memadai berupa multimedia.

Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan
interaktif yang mengkombinasikan teks grafik, animasi, audio dan video.Istilah multimedia
berkenaan dengan penggunaan berbagai jenis/bentuk media secara berurutan maupun
simultan dalam menyajikan suatu informasi.
Setelah kelompok kami meneliti ini, secara pribadi penulis menyarankan beberapa
solusi yang bisa digunakan pihak seklah terseut untuk mengatasi masalah ini. berikut adalah
beberapa solusi yang dapat digunakan.

1. Pihak sekolah harus segera melaporkan masalah ini kepada dinas pendidikan. Agar
guru yang ada disekolah tersebut mendapatkan pelatihan kurikulum 2013
2. Pihak sekolah harus melengkapi segala sarana dan prasarana yang ada.
3. Pihak sekolah harus mengawasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di
sekolah tersebut. Karena setelah penulis amati, banyak guru yang bermain atau
mengobrol sesama guru saat proses pembelajaran berlangsung danmembiarkan siswa
belajar sendiri.
4. Guru harus memberikan motivasi agar para siswa semakin semangat dengan
pembelajaran dan tidak jenuh serta dengan berbagai alat peraga pembelajaran.

2.2 Alat yang digunakan

Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran sesuai RPP, pihak sekolah harus
melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang ada. Misalnya LAB IPA, Perpustakaan, Lcd
Proyektor, dan sebagainnya. Hal ini akan memancing semangat siswa dalam proses
pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru di SMA Negeri 17 Pancur Batu
tidak melaksanakan proses pembelajaran sesuai rpp yang berlaku, maka dari itu diperlukan
pelatihan agar guru tersebut dapat memahami proses pembelajran menggunakan rpp
kurikulum 2013.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan pihak sekolah dapat melaksanakan ide yang disampaikan


penulis, agar proses pembelajaran disekolah SMA Negeri 17 Pancur Batu dapat berjalan
dengan baik. Dan Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam membuat karya
tulis ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai