Anda di halaman 1dari 14

1

CRITICAL BOOK REPORT

Nama : Sri Anggraini


NIM : 3191131016
Kelas : A Geografi 2019
Dosen Pengampu : Dr. Dwi Wahyuni N, S.Si, M.Sc
M. Farouq G. Matondang, M.Sc
M.Kuliah : Geografi Bencana dan Mitigasi

Program S1 Pendidikan Geografi


Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Medan
SEPTEMBER 2021

1
i

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Puji dan syukur saya hanturkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas izin-Nya
penulis masih diberikan rahmat serta ridhonya sehingga masih memberikan kesempatan bagi
saya sehingga Critical Book Report Geografi Bencana dan Mitigasi dapat diselesaikan
dengan tepat waktu, sehingga sedikit banyaknya pasti memberikan manfaat baik sebagai
referensi atau pedoman serta menambah wawasan atau ilmu pengetahuan bagi si pembaca.

Dalam penulisan Critical Book Report Geografi Bencana dan Mitigasi ini tentu
sedikit banyaknya ada kendala yang penulis hadapi, namun berkat masukan serta arahan dari
dosen pembimbing serta dukungan dari kedua orangtua saya sehingga kendala yang saya
hadapi dapat diminimalisir dan ditanggulangi.

Tentu masih banyak kekurangan dalam penulisan Critical Book Report Geografi
Bencana dan Mitigasi ini, sehingga saya sebagai penulis tentu menerima tanggapan kritikan
dan saran yang dapat membangun agar penulisan critical selanjutnya lebih baik lagi.

Simalungun, 4 September 2021

Penulis

Sri Anggraini

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report..........................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan Critical Book Report......................................................................................1
1.3. Manfaat Critical Book Report....................................................................................................1
1.4. Identitas Buku............................................................................................................................1
BAB II RINGKASAN BUKU......................................................................................................................3
2.1. Buku Utama...............................................................................................................................3
2.2. Buku Pembanding......................................................................................................................5
BAB III ANALISIS BUKU..........................................................................................................................7
3.1. Kelebihan Buku..........................................................................................................................7
3.2. Kekurangan Buku.......................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................9
4.1. Kesimpulan.................................................................................................................................9
4.2. Saran..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................10

ii
1

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report
Keterampilan dalam penulisan Critical Book Report dapat menguji kemampuan
meringkas dan menganalisa serta mengkritis sebuah buku serta meningkatkan
kemampuan untuk membandingkan buku yang di analisis antara buku yang satu dengan
buku lainnya, mengenal serta memberi nilai dan mengkritik sebuah karya tulis yang di
analisis.

1.2. Tujuan Penulisan Critical Book Report


Membandingkan serta mengkritisi sebuah buku tentang Geografi Bencana dan
Mitigasi serta membandingkan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang
dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antara
bab yang ada di antar kedua buku, dan kelemahan & kelebihan pada buku-buku yang
dianalisis.

1.3. Manfaat Critical Book Report


 Menambah wawasan pengetahuan tentang kajian tentang Geografi Bencana dan
Mitigasi
 Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan
kelebihan buku tersebut.
 Melatih penulis merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-
buku tersebut.

1.4. Identitas Buku


 Buku Utama
Judul Buku : Panduan Perencanaan Kontinjensi Menghadapi Bencana
Edisi : Edisi Kedua
Penulis : Sugeng Triotomo, dkk
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2011
Penerbit : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD)
ISBN : 978-979-18441-3-0

1
2

 Buku Pembanding
Judul Buku : Tanggap Tangkas Tangguh menghadapi Bencana.
Edisi : Edisi Keempat
Penulis : Theopilus Yanuarto, dkk
Kota Terbit : Jakarta Timur
Tahun Terbit : Maret 2019
Penerbit : Pusat Data Informasi dan Human BNPB
ISBN : 978-602-5693-05-2

2
3

BAB II RINGKASAN BUKU


2.1. Buku Utama
Bab 1 Pendahuluan yang berisi mengenai penjelasan Penanggulangan Bencana.
Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
disebutkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab
Pemerintah dan pemerintah daerah. Selanjutnya Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa
Penanggulangan Bencana dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan
menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman,
risiko dan dampak bencana.Pada situasi tidak terjadi bencana, salah satu kegiatannya
adalah perencanaan penanggulangan bencana (Pasal 5 ayat [1] huruf a PP 21/2008).
Sedangkan pada situasi terdapat potensi bencana kegiatannya meliputi kesiapsiagaan,
peringatan dini, dan mitigasi bencana. Perencanaan Kontinjensi sesuai dengan ketentuan
Pasal 17 ayat (3) PP 21/2008 dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan yang menghasilkan
dokumen Rencana Kontinjensi (Contingency Plan). Dalam hal bencana terjadi, maka
Rencana Kontinjensi berubah menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat atau Rencana
Operasi (Operational Plan) setelah terlebih dahulu melalui kaji cepat (rapid assessment).

Bab 2 Perencanaan dalam Manajemen Bencana. Pada Bab ini fokus ke


perencanaan dalam memanajemen bencana agar resiko bencana dapat di
minimalisir.Terdapat 4 tahapan/bidang kerja dalam siklus Manajemen Bencana, namun
dalam Pasal 33 UU 24/2007 disebutkan terdapat 3 tahapan, yaitu pra-bencana, saat
tanggap darurat, dan pasca-bencana. Kuadran “Pencegahan dan Mitigasi” serta
“Kesiapsiagan” adalah sama dengan “Pra-Bencana”. • Pada tahapan pra-bencana,
kegiatan-kegiatan di bidang pencegahan dan mitigasi menempati porsi/peran terbesar.
Pada saat terjadi bencana, kegiatan-kegiatan di bidang tanggap darurat menempati
porsi/peran lebih besar. Pada tahapan pasca-bencana, kegiatan-kegiatan di bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi menempati porsi/peran lebih besar.

Bab 3 Konsepsi Tentang Kontinjensi. Kontinjensi adalah suatu kondisi yang bisa
terjadi, tetapi belum tentu benar-benar terjadi. Perencanaan kontinjensi merupakan suatu
upaya untuk merencanakan sesuatu peristiwa yang mungkin terjadi, tetapi tidak menutup
kemungkinan peristiwa itu tidak akan terjadi. Oleh karena ada unsur ketidakpastian, maka
diperlukan suatu perencanaan untuk mengurangi akibat yang mungkin terjadi. Metode

3
4

yang digunakan dalam pengenalan dan penyusunan rencana kontinjensi adalah melalui
lokakarya yang dipandu oleh fasilitator yang sudah mendalami penyusunan rencana
kontinjensi, termasuk wakil masyarakat. Peserta loka karya terdiri dari wakil-wakil
instansi/organisasi yang terkait dengan penanganan bencana/kedaruratan serta memahami
dan bertanggung-jawab dalam tugas penanganan bencana di instansi/organisasinya.

Bab 4 Perencanaan Kontijensi. Perencanaan Kontinjensi (Contingency Planning)


adalah ”suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu, dengan
membuat skenario dan tujuan berdasarkan kesepakatan, menetapkan tindakan teknis dan
manajerial serta sistem tanggapan dan pengerahan potensi untuk mencegah atau
menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis”.Perencanaan
Kontinjensi (Contingency Planning) menghasilkan Rencana Kontinjensi (Contingency
Plan) yang diaplikasikan untuk 1 (satu) jenis ancaman (misalnya banjir bandang). Apabila
suatu daerah akan membuat rencana kontinjensi untuk jenis ancaman yang lain (misalnya
longsor), maka pola/proses penyusunannya sama dengan pola/proses penyusunan rencana
kontinjensi untuk menghadapi bencana banjir bandang. Rencana kontinjensi tidak
dimaksudkan untuk menyusun suatu proyek, melainkan upaya pemanfaatan semaksimal
mungkin sumberdaya/potensi masyarakat yang tersedia untuk menghadapi
bencana/kedaruratan. Penyusunan rencana kontinjensi dapat dilakukan melalui kegiatan
pelatihan terlebih dahulu, atau melalui forum-forum lain seperti rapat koordinasi, yang
dilanjutkan dengan bentuk pertemuan atau lokakarya, atau bentuk kegiatan yang lain.

Bab 5 Proses Perencanaan Kontinjensi. Penyusunan rencana kontinjensi dilakukan


melalui tahapan/proses persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan kegiatannya
meliputi penyediaan peta wilayah kabupaten/kota/provinsi, data ”Kabupaten/Kota Dalam
Angka”, data tentang ketersediaan sumberdaya dari masing-masing
sektor/pihak/instansi/organisasi dan informasi dari berbagai sumber/unsur teknis yang
dapat dipertanggung-jawabkan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatannya berupa penyusunan
rencana kontinjensi yang dimulai dari penilaian risiko, didahului dengan penilaian bahaya
dan penentuan tingkat bahaya untuk menentukan 1 (satu) jenis ancaman atau bencana
yang diperkirakan akan terjadi (yang menjadi prioritas). Berdasarkan peta wilayah, dapat
diidentifikasi masyarakat dan daerah/lokasi yang terancam bencana (daerah rawan
bahaya/bencana) sehingga dapat diperkirakan luas/besarnya dampak bencana yang
mungkin terjadi.

4
5

2.2. Buku Pembanding


Bab 1 Ancaman Bencana Indonesia. Pada Bab ini membahas tentang
Karakteristik dan Ancaman Bencana Geologi dan Hidrometeorologi di Indonesia dan
Penanggulangan Bencana di Indonesia. Indonesia terletak di wilayah antara 3
Lempeng tektonik serta hal tersebut menyebabkan Indonesia rentan terhadap gempa
bumi, tsunami, letusan gunung api, dan jenis bencana geologi lainnya. Hanya daerha
pulau Kalimantan bagian barat dan Tengah serta selatan yang sumber gempa bumi
tidak ditemukan, jika pun ada maka sumber gempa bumi yang berada di wilayah Laut
Jawa dan Selat Makssar. Hidrometeologi disebabkan Indonesia yang terletak di garis
khatulistiwa sehingga wilayah beriklim tropis. Dampak posisi geografis ini, Kawasan
Indonesia memiliki 2 musim saja yaiu musim penghujan dan Kemarau. Untuk
Penanggulan Bencana di Indonesia telah tercantum Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang penanggulangan bencana menyebutkan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah menjadi penanggung jawab penyelengaraan penanggulangan
bencana. Badan NAsional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi penanggung
jawab penyelenggaraan penanggualangan bencana di tingkat nasional dengan di
dukung kementerian/Lembaga terkait, seperti kementerian pekerjaan umum dan
perumahan Rakyat Kementrian Kesehatan, TNI/POLRI dan lembaga Pemerintah
Daerah dsb.

Bab 2 Siaga Bencana. Pada bab ini membahas tentang berbagai bencana
diantaranya yaitu Gempa bumi, Tsunami, Erupsi Gunung api, Banjir, Tanah Longsor,
Putting Beliung, Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan. Pada Bab ini juga
menjelaskan berbagai tindakan selama bencana berlangsung dan tahapan yaitu Pra-
Bencana, Saat Bencana dan Pasca Bencana. Siaga Bencana ini dilakukan untuk
mengurangi atau meminimalisir korban bencana alam.

Bab 3 Kesiapsiagaan. Pada bab ini mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi


ancaman bencan dan menjdi kunci keselamatan. Kesiapsiagaan merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorgansasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Ada

5
6

beberapa upaya kesiapsiagaan dalam kesiapsiagaan diantaranya yaitu memahami


bahaya di sekitar, memahami peringatan dini setempat, memiliki keterampilan untuk
mengevakuasi situasi secara tepat, memiliki rencana antisipasi bencana keluarga,
mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi, melibatkan diri dengan
berpastisipasi dalam pelatihan. Adapun rencana kesiapsiagaan memiliki tiga upaya
dalam menyusunnya yaitu miliki sebuah rencana darurat keluarga, Tas Siaga Bencana
(TAS), dan menyimak informasi dari berbagai media seperti radio, televisi, media
online, maupun sumber lain yang mendukung dan resmi.

6
7

BAB III ANALISIS BUKU


3.1. Kelebihan Buku
Indikator Buku Utama Buku Pembanding
Cover Cover, atau halaman depan buku Cover, atau halaman depan
cukup menarik dan buku cukup menarik dan
menggambarkan atau mewakilkan menggambarkan atau
pembahasan yang ada di dalam mewakilkan pembahasan
buku. yang ada di dalam buku
Ruang Lingkup Buku ini membahas mengenai Buku ini merupakan buku
Materi panduan dalam perencanaan saku mengenai Tanggap
kontinjensi menghadapi sebuah Tangkas Tangguh dalam
bencana. Buku ini terdiri dari menghadapi Bencana.
beberapa bab. Yang mana Bab 1 Materi ini terdiri dari 3 bab
Pendahuluan, Bab 2 Perencanaan yang mana bab 1
dalam Manajemen Bencana, Bab 3 membahas tentang
Konsepsi Tentang Kontonjensi, Bab ancaman bencana yang
4 Perencanaan Kontinjensi, dan Bab terjadi di Indonesia, Bab 2
5 Proses Perencanaan Kontinjensi. membahas materi Siaga
Jika diamati dari Bab 1 hingga Bab Bencana dan Bab 3
5 di bahas secara terinci dan membahas kesiapsiagaan.
bertahap. Dan materi yang di Materi yang disajikan
sampaikan sesuai dengan terarah dan cocok bagi
sistematika dan tidak lompat- beberapa kalangan untuk di
lompat materi. pelajari dan pahami materi
yang di sampaikan dan
disertai Ilustrasi gambar
dan animasi.
Tata Bahasa Untuk penggunaan bahasa yang Untuk penggunaan bahasa
digunakan pada buku ini sudah yang digunakan pada buku
cukup baik, dan tidak bertele-tele ini sudah cukup baik, dan
dan sesuai dengan Kaidah Ejaan tidak bertele-tele dan
Yang Disempurnakan (EYD). sesuai dengan Kaidah
Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
Kelangkapan Untuk kelengkapan buku, sudah Untuk kelengkapan buku,
Buku cukup baik karena buku data atau sudah cukup baik karena
bibliografi cukup jelas seperti nama buku data atau bibliografi
penulis, tahun terbit, ISBN buku cukup jelas seperti nama
dsb. penulis, tahun terbit, ISBN
buku dsb. Dan terdapat
glosarium atau kamus
istilah di halaman penutup
buku ini.

3.2. Kekurangan Buku


Indikator Buku Utama Buku Pembanding
Cover Untuk bagian cover, mungkin tidak Untuk bagian cover,

7
8

memiliki kelemahan, karena cover mungkin tidak memiliki


atau sampul buku merupakan hasil kelemahan, karena cover
dari kreativitas & Imajinasi dari atau sampul buku
setiap buku yang di tulisnya. Oleh merupakan hasil dari
sebab itu, setiap kreativitas atau kreativitas & Imajinasi dari
imajinasi dari masing-masing tentu setiap buku yang di
berbeda. tulisnya. Oleh sebab itu,
setiap kreativitas atau
imajinasi dari masing-
masing tentu berbeda.
Ruang Lingkup - -
Materi
Tata Bahasa Banyak istilah asing atau istilah Banyak istilah asing atau
yang masih banyak orang belum istilah ilmiah yang masih
memahami seperti istilah banyak orang belum
kontinjensi, Contingency Planning memahami seperti HKB,
dll PVMBG, SOP dll
Kelangkapan Tidak adanya kamus istilah atau -
Buku glosarium sebagai mempermudah
pembaca jika menemukan kata atau
istilah asing.

8
9

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penanggulangan Bencana. Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan
bencana merupakan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. perencanaan
dalam memanajemen bencana agar resiko bencana dapat di minimalisir.Terdapat 4
tahapan/bidang kerja dalam siklus Manajemen Bencana, namun dalam Pasal 33 UU
24/2007 disebutkan terdapat 3 tahapan, yaitu pra-bencana, saat tanggap darurat, dan
pasca-bencana. Kuadran “Pencegahan dan Mitigasi” serta “Kesiapsiagan” adalah sama
dengan “Pra-Bencana”. Berdasarkan peta wilayah, dapat diidentifikasi masyarakat dan
daerah/lokasi yang terancam bencana (daerah rawan bahaya/bencana) sehingga dapat
diperkirakan luas/besarnya dampak bencana yang mungkin terjadi.

4.2. Saran
Critical book report ini masih banyak kekurangan dalam penulisannya maka
dari itu kritik serta saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat di harapkan agar
dapat menyempurnakan penulisan selanjutnya lebih baik lagi.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Triotomo, Sugeng dkk. Panduan Perencanaan Kontinjensi Menghadapi Bencana. Badan


Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD), 2011.
Yanuarto, Theopilus dkk. Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB, 2019.

10
11

11

Anda mungkin juga menyukai