Oleh :
(3183131028)
B Reguler 2018
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerahnya, kami dapat menyusun laporan Rekayasa Ide ini dengan tepat waktu sesuai
dengan yang telah ditetapkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
masih banyak kekurangan yang terdapat didalam laporan ini, oleh karena itu kami sebagai
penulis dan penyusun laporan ini mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang
dapat membangun kami untuk membuat laporan yang lebih baik dari sebelumnya.
Atas perhatian dan waktu yang telah diberikan dalam membaca laporan ini saya
mengucapkan terima kasih.
Firman Nainggolan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
RINGKASAN..........................................................................................................lv
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan...................................................................................................6
3.2. Saran.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
IDENTITAS LAPORAN
Wilayah pesisir adalah wilayah yang masih dipengaruhi aktivitas laut. Sesuai dengan
UU No. 27 tahun 2007, wilayah pesisir telah didefenisikan sebagai wilayah peralihan antara
ekosistem daratan dan laut yang ditentukan oleh 12 mil batas wilayah kearah perairan dan
batas kabupaten/kota kearah pedalaman. Menurut kesepakatan umum di dunia bahwa
wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Masyarakat pesisir
merupakan kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan
perekonomiaannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan
pesisir. Mata pencarian masyarakat pesisir mayoritas sebagai nelayan. Dari nelayan lah
mereka memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pendapatan yang dihasilkan dari nelayan
hanyalah sedikit dan tidak menentu. Itulah yang menyebabkan masyarakat yang mata
pencariannya sebagai nelayan mayoritas miskin.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkannya yaitu kurangnya modal atau dana, alat-alat
yang digunakan menangkap ikan masih sederhana, pasar untuk menjual ikan sedikit, Harga
ikan yang murah, persaingan nelayan yang banyak, kurangnya kesadaran masyarakat dalam
mengelolah sumberdaya alam, kurangnya peranan pemerintah dan cuaca yang buruk yang
mengakibatkan kurangnya tangkapan nelayan atau tidak dapat melaut.
Upaya untuk mengatasi kemiskinan nelayan yaitu memberikan bantuan modal/dana
atau membentuk suatu Bank di sekitar pesisir, Mendirikan BUMN, Meningkatkan peranan
pemerintah, dan membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai kurang lebih 17.508 pulau dengan
garis pantai sepanjang 81.000 Km dan luas karang lebih dari 3,1 juta KM persegi. Wilayah
pesisir yang merupakan sumberdaya potensial di Indonesia adalah suatu wilayah peralihan
antara daratan dan lautan. Potensial itu diantaranya potensial hayati dan non hayati.
Potensial hayati misalnya, perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang, sedangkan
potensi non-hayati misalnya, mineral dan bahan tambang serta parawisata. Akan tetapi
masyarakat pesisir khusunya nelayan belum mampu memanfaatkan dan mengelolaan
sumberdaya tersebut untuk memperbaiki ekonomi mereka.
Dari beberapa hasil studi menunjukkan bahwa masyarakat nelayan merupakan salah
satu kelompok masyarakat yang secara itensif dilanda kemiskinan. Kemiskinan yang
dialami masyarakat nelayan juga dilator belakangi oleh kurangnya modal dan teknologi
yang dimiliki para nelayan untuk mencari ikan, rendahnya akses pasar, harga ikan yang
sangat murah dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam
yang ada dilaut maupun di sekitar pesisir pantai.Tingkat kesejahteraan nelayan sangat
ditentukan oleh hasil tangkapannya atau yang biasa disebut dengan produksi hasil
tangkapan. Banyak tangkapan secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya
pendapatan yang diterima oleh nelayan sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya
sehari-hari. Akan tetapi tangkapan nelayan tidak dapat dipastikan terkadang jumlahnya
banyak dan sedikit.
Agar semua pihak yang terkait baik itu pemerintah, masyarakat pesisir dan
mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
perekonomian nelayan yang tinggal di pesisir.
BAB II
PEMBAHASAN
Tingkat pendidikan sebagai salah satu indikator dari Kualitas Sumber Daya Manusia,
indikator ini sangat menentukan seseorang atau sekelompok orang berstatus golongan
masyarakat miskin atau bukan miskin. Dimana mereka yang berpendidikan rendah,
produktivitasnya rendah. Rendahnya produktifitas akan berpengaruh pada rendahnya
pendapatan. Sedangkan rendahnya tingkat pendapatan merupakan salah satu ciri dari
penduduk miskin.
2. Kebiasaan Nelayan
Nelayan adalah suatu pekerjaan yang bergantung pada kemurahan alam, ketika alam
memberikan sumberdaya nya sudah sepatutnya kita harus bersyukur dan menjaganya
untuk keperluan berikutnya. Tingkat eksploitasi nelayan terhadap laut sangatlah besar.
Dimana setiap hari mereka datang ke laut dengan harapan mendapat hasil tangkapan
yang melimpah. Dan Pada saat hasil tangkapan sedang tidak baik atau pada saat musim
paceklik, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seringkali para nelayan
meminjam uang kepada juragan, pengamba’ atau saudara.
3. Pekerjaan Alternatif
4. Kepemilikan Modal
Sebenarnya para nelayan tradisional terkadang memiliki simpanan uang ketika mereka
memperoleh hasil tangkapan yang cukup besar, akan tetapi ketika mereka tidak
memperoleh hasil dan terjadinya kerusakan pada alat tangkap mereka harus
menggunakan kembali uang simpanan itu. Sehingga mereka tidak bisa menabung. Hal
ini juga disebabkan oleh karena sifat bisnis nelayan yang sangat tergantung pada musim
dan cuaca.
Selain karena tidak bisa menabung, kesulitan untuk memperoleh modal usaha juga
disebabkan oleh tidak adanya akses nelayan tradisional kepada lembaga perkreditan
yang ada seperti Bank Perkreditan dan Koprasi simpan Pinjam. Salah satu kendala yang
dihadapi oleh nelayan tradisional untuk memperoleh pinjaman modal usaha adalah
sebelum mendapatkan pinjaman nelayan tradisional diwajibkan menyerahkan jaminan
kepada Bank Perkreditan atau Koprasi simpan Pinjam untuk menyerahkan jaminan
berupa akte tanah dan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Sementara
jaminan tersebut tidak dimiliki oleh nelayan tradisional.
Nelayan Tradisional pada umumnya masih memakai teknologi penangkapan ikan yang
sangat sederhana sehingga akan sangat berpengaruh dalam hasil tangkapan yang
diperoleh oleh nelayan.
Lembaga Ekonomi adalah faktor yang berpengaruh dan bisa menjadi salah satu kendala
utama bila pasar tidak berkembang. Untuk mengembangkan pasar bagi produkproduk
yang dihasilkan nelayan maka upaya yang dilakukan adalah mendekatkan masyarakat
dengan pasar seperti eksportir hasil perikanan dan pengepul. Keuntungan dari
hubungan seperti ini yaitu nelayan mendapat jaminan pasar dan harga, serta
pembinaan terhadap nelayan tradisional terutama dalam hal kualitas barang bisa
dilaksanakan, serta nelayan juga dapat mendapat bantuan modal bagi pengembangan
usaha yang dihasilkan.
3. Mendirikan BUMN
Mendirikan BUMN yang menampung hasil tangkapan nelayan dengan harga yang
sesuai. BUMN juga menyediakan segala peralatan untuk menangkap ikan yang
digunakan para nelayan untuk mencari ikan.
4. Meningkatkan Peranan Pemerintah
Pemerintah membangun sarana dan prasarana yang berada di sekitar pesisir yang
berguna untuk meningkatkan perekonomian wilayah pesisir.
5. Membangun Kesadaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
Pihak-pihak terkait memberikan penyuluhan gagasan pengetahuan kepada
masyarakat pesisir khusunya nelayan dan pengetahuan tersebut dapat digunakan
dan diaplikasikan dalam pekerjaan mereka untuk meningkatkan pendapatan
mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mengatasi
permasalahan ekonomi nelayan yakni:
1. Memberikan Bantuan Modal
Pemerintah harus memberikan bantuan kepada nelayan agar mereka dapat
menggunakan bantuan tersebut untuk modal menangkap ikan atau digunakan
untuk keperluan lainnya yang dapat bermanfaat meningkatan perekonomian
mereka.
Membentuk bank yang berada disekitar pesisir agar nelayan dapat meminjam
modal melalui bank tersebut tetapi bank tersebut harus menerapkan bunga
pinjaman serendah-rendahnya agar para nelayan tidak terbebani.
3. Mendirikan BUMN
Mendirikan BUMN yang menampung hasil tangkapan nelayan dengan harga yang
sesuai. BUMN juga menyediakan segala peralatan untuk menangkap ikan yang
digunakan para nelayan untuk mencari ikan.
Pemerintah membangun sarana dan prasarana yang berada di sekitar pesisir yang
berguna untuk meningkatkan perekonomian wilayah pesisir.
http://repository.upi.edu/5031/4/S_GEO_0906640_Chapter1.pdf
http://eprints.unm.ac.id/4273/1/ASMITA SYAHMA_1296140007_EP_EKONOMI.pdf
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/58737/Haris Hamdani.pdf?seque