Anda di halaman 1dari 16

PERAN PANCASILA BAGI PEMUDA GUNA MEMBANGUN RASA

NASIONALISME DI ERA MODERN

DISUSUN OLEH :
LABARTA NAIBAHO

(3183131025)

Kelas A geografi 2018

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA.2020.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dihaturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat,
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, karena atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Berikut ini penulis akan mempersembahkan makalah yang berjudul “PERAN


PANCASILA BAGI PEMUDA GUNA MEMBANGUN RASA NASIONALISME DI ERA
MODERN ” yang menurut penulis dapat memberikan manfaat bagi kita semua karena kita
dapat mengetahui peranan Pancasila bagi para pemuda di era modern.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan mohon dimaklumi
apabila dalam  makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang salah atau kurang tepat bagi
para pembaca makalah ini.

Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terimakasih pada
pihak yang membantu dan semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, 25 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I       PENDAHULUAN


1. Latar Belakang ........................................................................................................
2. Rumusan Masalah ...................................................................................................
3. Tujuan ......................................................................................................................
4. Manfaat ....................................................................................................................

BAB II      PEMBAHASAN


1. Bagaimana Sejarah Lahirnya Pancasila ? ............................................................
2. Pancasila Sebagai Pandangan dan Tujuan Hidup bangsa ..................................
3. Modal Historis Perjuangan Bangsa Bagi Generasi Muda ..................................
4. Upaya Penananman nilai-nilai Pancasila pada Generasi Muda .........................
5. Pentingnya Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Muda ..............

BAB III    PENUTUP


1. Kesimpulan ..............................................................................................................
2. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Banyak generasi tua kini menanyakan dan menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila belum
diimplementasikan pada generasi muda Indonesia, khususnya pada era modern sekarang.
Padahal jika dilihat dari sisi historis, generasi muda Indonesia memiliki peran yang sangat
penting utamanya dilihat dari segi perjuangan hingga Indonesia merdeka.
Diawali dengan angkatan ’28, para pemuda memiliki satu visi yaitu ingin menyatakan
keinginannya untuk bersatu tanpa memandang dari golongan maupun etnis manapun, maka
dari itu muncullah Sumpah Pemuda. Berawal dari Sumpah Pemuda itu, pandangan para
pemuda di Indonesia menjadi revolusioner dan memiliki nasionalisme yang kuat. Pada tahun
1945, tepatnya pada sekitar proklamasi, terdapat terdapat peristiwa bersejarah yang juga
dipelopori oleh para pemuda. Karena adanya perbedaan pendapat dengan golongan tua, maka
golongan muda berupaya agar proklamasi segera dilaksanakan dengan cara “menculik”
Soekarno ke Rengasdengklok dengan alasan agar tidak terpengaruh oleh Jepang di saat itu.
Bercermin pada peristiwa perjuangan bangsa yang didalangi oleh generasi muda,
menunjukan bahwa pada saat itu jiwa generasi muda telah tertanam nilai-nilai Pancasila yang
bersifat nasional yang mendasari cita-cita bangsa. Menanamkan nilai-nilai Pancasila pada
jiwa generasi muda kini sangatlah penting, karena dengan jiwa Pancasila bangsa Indonesia
tidak akan mudah terpengaruh oleh kebudayaan dan ideologi bangsa lain. Apalagi pada era
modern kini kebudayaan bangsa lain dapat dengan mudah merasuki jiwa generasi muda, oleh
karena itu generasi muda kini harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dan kepribadian
Pancasila.
1.2  Rumusan Masalah.
Dari uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1.  Bagaimanakah cara menanamkan nilai-nilai Pancasila guna membangun rasa
nasionalisme pada generasi muda di era modern ? ;
2.   Mengapa penting dilakukan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada
generasi muda di era modern ?.

1.3  Tujuan
1    Untuk mengetahui pentingnya peran nila-nilai Pancasila pada generasi muda di era
modern guna membangun rasa nasionalisme ;
2.  Mengetahui cara-cara pengimplementasian nilai-nilai Pancasila pada generasi muda
guna membangun rasa nasionalisme ;

1.4  Manfaat.
1. Mengetahui solusi penanaman nilai-nilai Pancasila pada generasi muda Indonesia
guna membangun rasa nasionalisme bangsa di era modern ;
2.   Mengetahui faktor-faktor penyebab lunturnya nilai-nilai Pancasila pada generasi
muda Indonesia di era modern ;
3.    Mengetahui pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda di
era modern
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Bagaimana Sejarah Lahirnya Pancasila ?


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya adalah hasil dari
pemikiran dan penggalian kembali oleh para pendiri negara (The Founding Fathers) untuk
menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara Indonesia
merdeka1. Sebagai suatu negara yang baru merdeka, Indonesia memerlukan ideologi atau
landasan dalam bernegara yang jelas. Dikarenakan pada tahun-tahun setelah Indonesia
merdeka timbul dua kubu besar yaitu, blok barat dengan paham liberal kapitalis dan blok
timur dengan paham sosialis komunisnya.
Bangsa Indonesia telah berhasil merumuskan dan menentukan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dan dasar negara yang disepakati sejak tanggal 18 Agustus 1945 2.
Sebelum disepakati, pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 ada beberapa usulan
dasar negara dari para pendiri bangsa. Terdapat tiga pendiri bangsa dengan usulannya, yakni :
Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dan selanjutnya konsep-
konsep itu di olah kembali oleh Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang, antara lain. Ir.
Soekarno sebagai ketua dengan anggota-anggota Bung Hatta, Soetardjo Kartohadikusoemo,
K.H. Wachid Hasyim, A.A Maramis 3.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil lalu mengadakan pertemuan dengan badan
penyidik. Dari pertemuan ini berhasil dibentuk kembali “Panitia Sembilan” yang terdiri dari
Bung Karno, Bung Hatta, Moh Yamin, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis, K.H Abdulkahar
Muzakhir, K.H. Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosuyoso, dan H. Agus Salim.Pada akhirnya
Panitia Sembilan mencapai kesesuaian dalam menetapkan rumusan pembukaan hokum dasar,
yang dikenal dengan “Piagam Jakarta” .

 
 Dalam susunan konsep pada Piagam Jakarta tersebut yang menyerupai pada sila Pancasila
kini. Namun sebelum ditetapkan dan disahkan ada perubahan pada sila pertama dengan
menghapuskan kata-kata “…, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pmeluknya” sehingga tinggal kata-kata “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa” saja . Perubahan itu
terjadi karena adanya reaksi dari Indonesia Timur, dimana disana agama Nasrani berkembang
cukup luas, Indonesia memiliki berbagai keyakinan, tidak hanya Islam meskipun mayoritas.
Mengingat pula agama Hindu dan Budha pernah tersebar luas dengan dibuktikan adanya
kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara.

      Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945, seperti
tersebut diatas bersidang dan mengesahkan UUD Negara Republik Indonesia, yang meliputi
Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan tentang pokok-pokok pikiran di dalamnya . Di
dalam Pembukaan UUD 1945 tercantum bunyi sila-sila Pancasila pada alinea ke IV, yakni :
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
      Dalam sejarah lahirnya pancasila tentu terdapat pula peran para generasi muda. Seperti
tercantum pada latar belakang makalah. Generasi muda Indonesia telah memikirkan perlunya
dasar negara yang harus dibudayakan, dihayati, dan diamalkan pada kehidupan yang nyata.
Sehubung dengan kekhasan jiwa pemuda yang setiap langkah lakunya dilakukan dengan
kenyataan ayng ada di sekitarnya, dan kemurnian serta keberanian dalam menyerap nilai-nilai
dan gagasan baru (H. Muzayin Ar, M.Ed, 1990 : 3)
      Perjalanan panjang melahirkan kembali Pancasila oleh para pendiri bangsa tentu tidaklah
mudah, banyak berbagai macam hambatan di dalamnya. Hambatan itu pula tidak terjadi saat
proses dirumuskan hingga disahkannya Pancasila, namun hambatan itu selalu ada dalam
setiap zaman dan memiliki hambatan yang berbeda-beda. Hambatan ini merupakan tugas dari
segala lapisan masyarakat, utamanya generasi muda. Perlunya penhayatan dan pengamalan
kembali nilai-nilai Pancasila pada generasi muda sangatlah perlu guna menghargai jasa para
pendiri bangsa dan juga perlu guna menumbuhkan rasa nasionalisme dalam jiwa generasi
muda kini.

2.2  Pancasila Sebagai Pandangan dan Tujuan Hidup bangsa.


Sebagai suatu negara Indonesia telah mengikrarkan bahwa falsafah atau ideologi
bangsanya adalah ideologi Pancasila. Segala hal telah tertanam dalam nilai-nilai Pancasila,
termasuk tujuan bangsa, cita-cita bangsa, hingga pedoman berperilaku. Selain itu Pancasila
juga merupakan cerminan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa Pancasila sebenarnya telah berabad-abad mewarnai dan
membentuk sikap dan cara hidup rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang
mendiami tidak kurang dari 13.660 pulau di wilayah Indonesia4. Disebut sebagai jiwa dan
kepribadian bangsa, Pancasila juga memberikan suatu kekhasan yang dimiliki bangsa
Indonesia dan merupakan pembeda dari bangsa lain. Salah satu ciri khas dalam bersikap yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah sikap toleransi dan terdapat banyak ciri khas bangsa
Indonesia yang tercantum dalam nilai-nilai Pancasila.
Pandangan hidup bangsa termasuk di dalamnya adalah tujuan bangsa. Dalam nilai-nilai
Pancasila juga telah tertanam intisari tujuan bangsa Indonesia, salah satunya adalah
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila . Hal tersebut tertanam
dalam sila ke-5 yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Peran
generasi muda dalam mewujudkan tujuan dan penghayatan Pancasila sebagai pedoman dalam
berbangsa sangatlah penting utamanya dalam membentuk jiwa nasionalisme. Setelah
memahami apa saja nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, yang harus dilakukan adalah
dengan membudayakan dan mengamalkan  nilai-nilai yang ada dalam sila-sila Pancasila itu
dalam kehidupan sehari-hari.
Namun pada Era Reformasi dibarengi masuknya pengaruh globalisasi, nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan dan tujuan hidup bangsa seakan terlupakan. Namun masyarakat
utamanya generasi muda tidak menyadari bahwa hal itu sangat krusial untuk merusak
pandangan serta tujuan bangsa. Dalam kehidupan sosial, masyarakat kehilangan kendali atas
dirinya, akibatnya terjadi konflik-konflik yang pada akhirnya melemahkan sendi-sendi
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam bidang budaya, kesadaran masyarakat atas keluhuran
budaya bangsa Indonesia mulai luntur, yang pada akhirnya terjadi disorientasi kepribadian
bangsa yang diikuti dengan rusaknya moral generasi muda 5. Terlihat dari merosotnya
nasionalisme para generasi muda dan perilaku yang cenderung meniru kebudayaan bangsa
lain.
Perlu adanya kesadaran untuk mengatasi kemerosotan nilai pandangan dan tujuan bangsa
ini guna memprkokoh jati diri bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila. Dalam upaya
ini perlu diupayakan secara serius suatu penelitian mengenai aspek-aspek sosial budaya dan
lainnya pada masyarakat Indonesia, dan kemudian diikuti dengan suatu program aksi
pembentukan dan pemasyarakatan nilai-nilai budaya “baru”, yang sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945 sehingga mampu memenuhi tuntutan perkembangan zaman dimasa
mendatang 6. Serta dapat meluruskan kembali Pancasila sebagai pandangan dan tujuan hidup
bangsa.

      Dalam proses pembentukan identitas dan nasionalisme di Indonesia di awali dengan masa
perjuangan bangsa melawan penjajah Belanda. Perjuangan tersebut dahulu dilakukan secara
kedaerahan atau melakukan gerakan perlawanan secara lokal, seperti : Pangeran Diponegoro,
Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, dan lain-lain. Perlawanan semacam ini dinilai banyak
mengalami kegagalan dan bangsa Indonesia banyak mengalami merugikan.
      Pada permulaan tahun 1900-an, mulailah muncul gerakan nasional
yang diwujudkan dalam bentuk organisasi-organisasi politik. Organisasi ini juga dipelopori
oleh para generasi muda yang telah mendapatkan pendidikan tinggi, antara lain pendidikan
Kedokteran, sekolah dokter terkenal adalah STOVIA yang bertepat di Jakarta. Para pelajar di
STOVIA sering bertukar pikiran dengan pelajar lain mengenai penderitaan rakyat oleh
penjajahan Belanda.
      Dengan pertukaran pikiran itu para pelajar Indonesia mulai muncul pemikiran, gagasan,
dan cita-cita untuk melakukan perjuangan. Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Dr.
Sutomo, bersama Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada tanggal 20 Mei 1908 mendirikan Budi
Utomo, organisasi modern pertama yang ada di Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah untuk
memajukan pengajaran dan kebudayaan di Indonesia, dan hal ini mengawali kebangkitan
nasional.
      Pada Era Kebangkitan ini, masih belum ada Bangsa (Nation) Indonesia, yang ada baru
idea, gagasan, cita-cita untuk membentuk suatu bangsa yang bersatu dalam suatu wilayah
tertentu dengan cita-cita yang sama. ( Edi Purwinarto, 2008 : 44)
      Gagasan itu barulah terwujud pada tahun 1928, dimana para organisasi pemuda dari suku
dan daerah yang berbeda-beda, seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Borneo, Jong Ambon
dan yang lainnya. Organisasi itu berkumpul dan melakukan kongres pertama yang bersifat
Nasional dan menyerukan dan bersumpah bahwa hanya ada satu bangsa yaitu bangsa
Indonesia, satu bahasa yaitu bahsa Indonesia, dan satu tanah air yaitu Indonesia. Dalam
kongres ini pula pertama kalinya dinyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, yang
diciptakan oleh W.R Supratman.
      Mengenai kongres pemuda yang kemudian dikenal dengan “Sumpah Pemuda”, Edi
Purwinarto (2008 : 44-45) mengatakan sebagai berikut :

      Meskipun Sumpah Pemuda telah menjadi pondasi awal terbentuknya suatu bangsa,
namun secara de jure dan de facto, bangsa Indonesia dengan suatu Negara yang merdeka
belum ada, masyarakat Indonesia masih merupakan rakyat yang terjajah dengan status
Nederlands Onderdaan (kaula budak kerajaan Belanda), karena pihak penjajah tidak
menginginkan adanya persatuan dan pembentukan suatu bangsa di wilayah jajahannya,
mereka tetap memandang persatuan para pemuda sebagai kelompok-kelompok etnis, yang
satu dengan lainnya diadu domba, dan dipisahkan menjadi kelompok-kelompok kecil, namun
ikrar bersama para pemuda ini amat besar artinya bagi perjuangan rakyat Indonesia sebagai
pembangkit semangat dan mendorong untuk secepatnya merealisasikan cita-cita merdeka
yang dirintis sejak tahun 1908.
      Dilanjutkan pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945, yang mana juga
terdapat peran generasi muda. Terdapat perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda
saat itu. Golongan tua terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, dan golongan muda terdiri dari
Syahrir, Sukarni dan lainnya. Pada akhirnya perbedaan pendapat itu memunculkan peristiwa
penculikan Sukarno dan Hatta ke daerah Rengasdengklok. Maksud dari penculikan ini
adalah, generasi muda menginginkan agar proklamasi segera terlaksana, dan agar terbebas
dari pengaruh Jepang.
      Setelah kemerdekaan Indonesia, generasi muda juga memegang peranan penting dalam
proses revolusi di Indonesia. Pada masa akhir orde lama kepemimpinan Sukarno, pergerakan
mahasiswa dikenal dengan mahasiswa angkatan ‘66 dan bekerjasama dengan berbagai
organisasi pergerakan lainnya berhasil menggulingkan rezim Sukarno, dengan tuntutan
TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi : turunkan harga, bubarkan PKI,dan rombakan
kabinet.
Keberhasilan para generasi muda itu kembali ada pada akhir orde baru menuju Reformasi
tepatnya pada tahun 1998 yang kemudian dijuluki dengan angkatan ’98 . Para generasi muda
melakukan beberapa aksi yaitu penumpasan KKN sekaligus penggulingan presiden Suharto.
Saat peristiwa ini juga terdapat kejadian dimana ada penembakan pada mahasiswa
Universitas Trisakti saat melakukan demonstrasi.
      Dengan rentetan peristiwa perjuangan bangsa serta peran penting generasi muda di
dalamnya, semangat nasionalisme pula telah tercermin dalam generasi muda terdahulu.
Semangat generasi muda terdahulu sangat erat dengan semangat nasionalisme.
      Kaitan erat semangat generasi muda dengan smangat nasionalisme, seperti yang
dituliskan I Basis Susilo ( 2008 : 84), dalam buku Pemuda dan Nasionalisme bahwa,      “
mengaitkan kebangsaan dengan kaum muda memang pada tempatnya, karena sejarah bangsa
kita dan bangsa-bangsa lain telah menunjukan betapa erat hubungannya antara kaum muda
dengan kebangsaan. Ukuran tinggi rendahnya kadar kebangsaan masyarakat umumnya ada
pada diri kaum mudanya !”.

2.4  Upaya Penananman nilai-nilai Pancasila pada Generasi Muda.


Pandangan hidup suatu bangsa mempunyai arti yang menuntun, karena dengan
pandangan hidup yang dipegang secara teguh, bangsa tersebut mmiliki landasan fundamental
yang menjadi pegagan dalam memcahkan segala masalah yang dihadapi ( H. Muzayin Ar,
1990 : 15). Tidak adanya pandangan hidup maka suatu bangsa akan dapat dengan mudah
dimasuki oleh pandangan hidup bangsa lain, dan suatu bangsa akan dapat pula terombang-
ambing dalam menghadapi permasalahannya sendiri, pergaulan antar bangsa di dunia
maupun permasalahan umat manusia pada umumnya7.
Bangsa Indonesia berhasil merumuskan dan menentukan Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa. Oleh karena itu Pancasila harus ditanamkan pada setiap rakyat Indonesia, dan
khususnya pada generasi muda sebagai penerus bangsa. Sebelum dapat merealisasikan Nilai-
nilai Pancasila, agar lebih mudah dengan menguraikan nilai dasar Pancasila yang terdapat
dalam masing-masing sila, sebagai berikut :
a.      Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam pelaksanaan di setiap bidang wajib adanya landasan oleh keimanan dan
ketaqwaan. Didalam kehidupan masyarakat Indonesia juga telah berkembang berbagai
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. Agama dan kepercayaan tersebut telah
menjadi budaya batin bangsa yang mendidik kita semua untuk saling menghormati antar
sesama anggota masyarakat.
 H.Muzayin Ar, (1990 : 23) mengatakan bahwa, “ … masyarakat yang berbeda agama
dan kepercayaan. Juga mengajarkan kita saling kerjasama dan
bantu membantu dalam usaha-usaha memajukan kesejahteraan negara dan bangsa serta
masyarakat. Oleh karena itu bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang berwatak
sosialistis-religious artinya suka bergotong royong yang dijiwai oleh ajaran agamanya”.
      Memiliki suatu kepercayaan tentu saja sudah menjadi hak azasi manusia, setiap orang
berhak memilih dan memercayai suatu ajaran Agama sesuai dengan kehendaknya. Tidak
boleh ada paksaan dari pihak manapun untuk mempercayai suatu agama atau kepercayaan,
dan merupakan masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME
yang di yakininya. Serta setiap individu harus mentaati dan melaksanakan setiap ajaranNya
serta menjauhi laranganNya.
      Berdasarkan sila Ketuhanan, maka peran para generasi muda dapat diimplementasikan
dalam kehidupan di era modern kini, seperti :

 Meyakini dengan benar bahwa Tuhan YME adalah pencipta alam semesta beserta
isinya, termasuk manusia,
 Iman (percaya) dan taqwa dengan keyakinan yang dipilih, dan dimplementasikan
dalam perbuatan sehari-hari yang berupa ibadah dan berupa amalan-amalan baik
kepada sesama,
 Berupaya untuk selalu mempelajari ajaran Tuhan pada kitabNya guna memperluas
pemahaman tentang ajaran agama,
 Berlaku hormat terhadap pemeluk agama lain dengan cara tidak merendahkan dan
menilai salah terhadap ajaran agama lain,
 Berupaya untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama selaku warganegara
yang sama yaitu warganegara Indonesia,
 Memberikan kebebasan kepada orang lain tentang hak memilih agama yang
diyakinininya,
  Berupaya membangun kerjasama dengan umat beragama lain dalam bidang-bidang
sosial dan pembangunan nasional.

Menjauhi segala ideologi yang mengatas namakan agama juga dirasa perlu. Di
era modern kini ideology dari bangsa manapun dapat dengan mudah masuk kedalam
Bangsa Indonesia. Dengan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan para
generasi muda dapat memfilter ideologi yang tidak sesuai itu.

b.      Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Kesadaran akan kehendak tentang kemanusiaan adalah jiwa yang merasakan bahwa
manusia itu ingin selalu berhubungan. Manusia yang satu memerlukan manusia lainnya dan
sebaliknya, maka manusia harus bermasyarakat ( H.A.W Wijaya 2000 : 15). Hidup manusia
tidak lepas dari hubungan dengan manusia lain, tanpa berhubungan ataupun bermasyarakat
manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan ini pula manusia disebut sebagai
makhluk sosial.
Dalam sila ini, Bangsa Indonesia mengutarakan pentingnya memandang persamaan
manusia, seperti persamaan hakikat, martabat, hak, dan kewajiban. Utamanya dalam
menggunakan hak azasi manusia. Hak azasi ini diakui oleh undang-undang, tidak hanya di
Indonesia namun di seluruh dunia. Dalam sila ini diperlukan pula peraturan-peraturan untuk
membatasi agar tidak sampai terjadi kesewenang-wenangan terhadap orang lain.
Banyak hal yang dapat dilakukan para generasi muda untuk mengimplementasikan nilai-
nilai sila ini pada kehidupan sehari-hari utamanya pada era modern kini, seperti :
 Mengakui persamaan derajat dan persamaan hak serta kewajiban antar sesama,
 Tidak membedakan perlakuan terhadap sesama karena disebabkan oleh perbedaan suku,
keturunan, warna kulit, agama, dan status sosial,
 Mengembangkan sikap tenggang rasa,
  Saling mencintai, menghargai, dan menghormati sesama manusia,
  Melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dengan tujuan membantu
meringankan beban penderitaan orang lain,
 Berani membela kebenaran dengan dasar keadilan.

Di era modern ini, Pancasila mampu menjadi pedoman, utamanya bagi para generasi
muda untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan, sesuai dengan sila ke-2. Diharapkan pula pada
penanaman nilai Pancasila dengan upayanya, menghapuskan permasalahan-permasalahan
dengan latar belakang kemanusiaan.

c.       Persatuan Indonesia
Mengacu pada semboyan Bangsa Indonesia “ Bhineka Tunggal Ika”, yang berasal dari
bahasa Sansekerta dengan mengutip dari kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular. Semboyan
itu berarti “berbeda-beda tapi tetap satu jua”, mencerminkan bahwa Bangsa Indonesia adalah
bangsa kepulauan dengan berbagai kemajemukan di dalamnya dan dapat bersatu.
Bangsa Indonesia bukan merupakan bangsa yang dimiliki oleh suatu etnis tertentu saja,
Bangsa Indonesia adalah milik bersama. Dalam memersatukan Indonesia peran generasi
muda juga berpengaruh, pada Kongres Sumpah Pemuda para pemuda dari berbagai etnis
bersepakat untuk bersatu, dan peristiwa itu menjadi landasan awal terwujudnya persatuan
Indonesia.
Pada Sila ini dapat ditanamkan nilai-nilai kesatuan dalam berbangsa. Dimana kesatuan itu
meliputi : Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. Bangsa Indonesia juga merupakan
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain dan memiliki kekhasan sendiri. Tercermin dari
bersatunya Indonesia dengan perbedaan- perbedaan yang ada. Dalam hal ini pula rasa
nasionalisme sangat diperlukan guna memperkokoh persatuan Indonesia.
Upaya yang dapat diamalkan para generasi muda saat ini dapat dilakukan dalam
berkehidupan berbangsa dan bertanah air, diantara lain :
 Memiliki kebanggaan berbangsa dan bertanah air Indonesia,
  Ikut serta dalam upaya bela negara,
 Berperan aktif dalam usaha pembangunan nasional,
  Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara,
 Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan,
 Mengikuti jejak-jejak para pahlawan bangsa yang telah berjasa membela tannah air
dengan berbagai kegiatan,
 Memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.

Pada era modern ini, penanaman rasa nasionalisme pada generasi muda adalah faktor
terpenting guna mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Melihat dari pembahasan
sisi historis diatas, bahwa tekad untuk memersatukan Indonesia dan rasa nasionalisme para
generasi muda terdahulu dapat dijadikan sumber inspirasi dan motivasi guna membangun
rasa nasionalisme.
Oleh karenanya, generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa yang besar
terpanggil untuk melestarikan dan mengembangkan jiwa persatuan tersebut disertai dengan
sikap rela berkorban untuk kepentingan nasional serta memupuk rasa kebangsaan sbagai
bangsa Indonesia dimanapun ia berada (H.Muzayin Ar, 1990 : 27).

d.      Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan
Masyarakat Indonesia terdahulu telah mengenal sistem bermusyawarah dalam
menyelesaikan masalah-masalah utamanya yang mnyangkut kepentingan bersama,
yang sampai saat ini masih berkembang di daerah pedesaan. Seperti dalam pemilihan kepala
desa, maka masyarakat melakukan musyawarah untuk menentukan kepala desa yang baru.
      Pentingnya musyawarah dan mufakat, H.A.W Widjaja ( 2000 : 16 ) berpendapat bahwa,
dalam musyawarah dan mufakat kepentingan manusia sebagai pribadi dan masyarakat
dijamin. Kepentingan manusia pribadi akan dikalahkan, bila bertentangan dengan
kepentingan umum. Kebebasan dijamin sesuai dengan mufakat. Segala sesuatu diambil
secara musyawarah untuk mendapatkan mufakat.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, pada intinya adalah merujuk pada sistem “demokrasi” yang di anut oleh bangsa
Indonesia. Demokrasi di Indonesia juga dapat diartikan sebagai pemerintah dari rakyat, oleh
rakyat,dan untuk rakyat. Dan ciri khas kepribadian bangsa kita salah satunya adalah, tindakan
bersama baru dapat diambil bilamana telah diputuskan bersama.
Sistem-sistem pengambilan keputusan dengan bersama, atau sesuai dengan kepribadian
khas bangsa Indonesia itulah yang disebut dengan Demokrasi Pancasila, yaitu suatu sistem
demokrasi yang dijiwai dan diintegrasikan dengan nilai sila-sila Pancasila. Dalam
pelaksanaannya demokrasi ini harus dijiwai oleh sila Ketuhanan YME, yang diliputi oleh rasa
Kemanusiaan yang adil dan beradab yang disemangati dengan rasa Persatuan Indonesia, serta
ditunjukan kea rah pencapaian Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ( Muzayin Ar
1990 : 29).
Peran generasi muda juga dapat terimplementasikan dalam sila ini. Utamanya pada
aktivitas-aktivitas yang bersinggungan dengan kepentingan orang banyak. Upaya pengamalan
nilai-nilai sila ini dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti, :
 Berupaya untuk menutamakan musyawarah hingga mencapai kata mufakat dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama ,
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dalam bermusyawarah,
 Menutamakan kepentingan bersama, berbangsa dan bernegara diatas kepentingan
individu,
 Berupaya untuk melaksanakan hasil musyawarah dengan tulus, ikhlas dan bertanggung
jawab,
  Menjunjung tinggi rasa Keimanan, kemanusiaan, persatuan, dan keadilan dalam
bermusyawarah,

Pada era modern kini, kecenderungan generasi muda untuk tidak memusyawarahkan
setiap masalah sangat tinggi. Dengan kemajuan teknologi para generasi muda termanjakan
dengan proses instant dalam bertindak dan dalam beraktivitas. Generasi Muda juga akan
tertanam rasa nasionalisme jika mewujudkan sila ini. Sifat musyawarah dan gotong royong
yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia, dan jika setiap permasalahan di selesaikan
dengan musyawarah maka akan tergerus konflik-konflik atas nama individu.

e.      Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia 


Bangsa Indonesia jika dilihat dari segi geografisnya terletak di antara dua Samudera dan
dua Benua, serta Indonesia terletak pada garis khatulistiwa yang cenderung beriklim tropis.
Keadaan yang seperti itulah membuat kekayaan alam Indonesia melimpah. Maka dari itu pula
rakyat Indonesia harus berupaya agar tercipta kesejahteraan yang adil dan merata.
Keadilan sosial juga berarti keadilan yang berlaku bagi setiap hubungan manusia dan
masyarakat. Sesama anggota masyarakat adil juga diartikan apabila setiap warga negara dapat
menikmati hasil yang sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat. Dapat
dikatakan pula sila keadilan sosial ini melandasi segala ikhtiar dalam upaya terciptanya
pemerataan rasa keadilan utnuk kepentingan kesejahteraan bersama.
Keadilan disini juga dapat diartikan sebagai keberhasilan pemerataan pembangunan.
Peran pemerintah dalam pembangunan nasional juga sangat penting, utamanya dalam
pembuatan kebijakan dan aturan perundang-undangan. Begitupun dengan peran generasi
muda, dengan melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi sesama anggota masyarakat, tidak
berbuat merugikan kepentingan orang banyak, serta tidak berpola hidup konsumtif juga telah
membantu mewujudkan keberhasilan pemerataan keadilan.
Pengamalan sila ini pada generasi muda, seperti sila-sila lainnya juga dapat dilakukan
pada kehidupan sehari-hari, seperti :
 Mengembangkan sikap-sikap adil dalam setiap perbuatan,
 Berlaku adil dalam memperlakukan orang lain tanpa memandang suku, warna kulit,
agama, status sosial,
 Saling menghormati hak-hak orang lain,

 Berusaha menghindarkan segala bentuk permusuhan dan perpecahan serta sikap hidup
yang mementingkan diri sendiri,
 Menumbuhkan rasa suka bekerja keras,
 Menanamkan sikap suka rela membantu orang lain dalam masyarakat,
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum,
 Melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi kepentingan umum,
 Menjauhi sikap hidup konsumtif dan mewah dan senantiasa untuk hidup sederhana.

Dengan pengamalan sila ke lima ini oleh berbagai pihak maka akan terminimalisir
terjadinya kemiskinan, keterbelakangan, dan penindasan di Indonesia, terjadinya banyak
eksploitasi di Indonesia juga karena kurangnya pengamalan sila keadilan. Keadilan juga
merupakan watak khas kehidupan bangsa yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia dan harus dikembangkan serta dilestarikan oleh generasi muda guna mmbangun
rasa nasionalisme.
Upaya penanaman nilai-nilai Pancasila tidak boleh dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya karena merupakan satu kebulatan yang utuh. Tidak akan dirasakan kegunaannya
dalam masyarakat apabila tidak dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari secara
sungguh-sungguh dan dilandasi dengan komitmen.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila ini juga merupakan tugas bersama. Namun agar tetap
lestari dan dapat dikembangkan, peran generasi muda sangat penting. Pada era modern kini
tidak ada yang memfilter segala budaya modern yang masuk kedalam bangsa Indonesia
kecuali Pancasila. Hanya dengan pengamalan dan peghayatan Pancasilalah yang dapat
membangun jiwa nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda.

2.5  Pentingnya Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Muda.


Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia dengan cita-cita yang telah
disepakati dan diyakini bersama untuk direalisasikan dalam tindakan, sikap, dan perilaku
hidup bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Melalui cita-cita bersama tersebut bangsa
Indonesia mengerahkan pross pembangunan guna masyarakat yang adil dan makmur.
Namun pada rezim Orde Baru orientasi bangsa cenderung berubah ke arah pembangunan
ekonomi kapitalis dan adanya pihak militer yang cenderung otoristik. Hal itu semua menurut
Penulis menyebabkan arah perkembangan Pancasila menjadi tertutup. Pemerintah hanya
fokus terhadap perkembangan ekonomi yang cenderung kapitalis dan di motori oleh para
konglomerat dan pihak asing.
Pada saat itu pula peran Pancasila seakan luntur. Dengan adnya pembatasan-pembatasan
kebebasan berpikir, berpendapat, dan berkumpul (berserikat). Para generasi muda yang
memerjuangkan nasib masyarakat banyak cenderung tersisihkan. Konsekuensi dari situasi
dan kondisi tersebut menyebabkan generasi muda pada awal reformasi cenderung menjauhi
Pancasila. ( Hariyono 2014 :13)
Generasi muda yang terlahir di akhir era Orde Baru dan Reformasi tentu memiliki sisi
historis yang berbeda. Pada tiap zaman yang ditapaki oleh generasi muda tentu memiliki
tantangan zaman yang berbeda-beda, dan tentu pula tidak dapat hidup pada zaman generasi
sebelumnya. Tapi, nilai-nilai dalam Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
perlu untuk dijadikan sumber keteladanan bagi para generasi muda guna menghadapi
tantangan di masa depan.
Pentingnya menjadikan Pancasila dan nasionalisme didalamnya menjadi bahan inspirasi
yang sangat essensial, karena di era modern ini informasi dan komunikasi berlangsung tanpa
batas waktu serta tempat. Sehingga generasi muda cendrung mudah untuk mendapatkan
pengaruh asing, baik yang positif maupun negatif.  Pancasila dan nasionalisme disini dapat
dijadikan sebagai filter dalam menyaring pengaruh asing yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
Bangsa Indonesia.
Kesadaran terhadap generasi muda tentang nilai-nilai dasar yang berkaitan dengan
Pancasila dan Nasionalisme Indonesia sangatlah perlu dibutuhkan di era modern. Memang
konskuensi dalam era modern ini adalah terbentuknya generasi muda yang cerdas, canggih
dan kompeten. Namun kita sadari pula jika ketiga aspek itu jika tidak didasari oleh landasan
yang kokoh, maka akan membahayakan orang lain dan kepentingan bangsa. Landasan
karakter para generasi muda harus tergali dan terinspirasi dari sistem nilai Pancasila.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila dan nasionalisme berdasarkan uraian sebelumnya merupakan prinsip yang tidak
bisa dipisahkan, utamanya dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia.
Pancasila dan nasionalisme juga merupakan roh dan jiwa bangsa yang tergali kembali oleh
para pendiri bangsa Indonesia dengan peran para generasi muda.
Sejarah menunjukan bahwa dalam perjalanan perjuangan bangsa Indonesia, peran
generasi muda dalam menyatukan bangsa hingga memerdekakan Indonesia sangat menonjol.
Pada saat itu para generasi muda dapat dikatakan berhasil dalam menggelorakan
nasionalisme dan merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Mereka juga telah menenempatkan 
Pancasila sebagai dasar dalam menentukan segala arah gerak dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila terhadap generasi
muda dapat dilakukan dengan banyak aktifitas yang dicontohkan dalam pembahasan diatas.
Pengamalan itu dapat berjalan dengan baik jika ada komitmen dalam diri generasi muda., dan
hal ini menjadi penting di era modern kini serta tidak dapat terlaksana dalam satu dua hari
saja, akan tetapi akan memakan waktu lama karena harus melalui serangkaian proses.
Di era modern kini tantangan yang dihadapi generasi muda jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Untuk itu pengamalan terhadap nilai-nilai
Pancasila sangat penting. Selain sebagai landasan dalam beraktifitas Pancasila juga dapat
menjadi filter dalam menyaring pengaruh asing yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Bangsa
Indonesia.

3.2 Saran
Sebagian besar generasi muda Indonesia sejatinya masih memiliki hati yang murni dan
kemauan kuat untuk memperjuangkan bangsa Indonesia kedepan. Kaum muda selalu
memberikan harapan. Dari harapan itulah mereka berjuang (Hariyono 2014 : 207). Semoga
para generasi muda Indonesia tidak ditidurkan dengan segala kemegahan era modern kini,
namun tetap menjadi generasi muda yang berjiwa Pancasila dan nasionalis selalu berpikiran
optimis untuk menggapai cita-cita luhur bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, C. 1982. Bung Karno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta : Gunung Agung.

Ar, Muzayin. 1990. Ideologi Pancasila Bimbingan Ke Arah Penghayatan dan Pengamalan Bagi
Remaja. Jakarta : Golden Terayon Press

Anda mungkin juga menyukai