Anggota Kelompok :
Festriani Claresta Ndruru (3182131003)
Masitoh Munthe (3193131015)
Muhammad Rais (3183331005)
Ruth Melinda Simamora (3183331008)
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta memudahkan kami dalam menyelesaikan tugas mini riset mata kuliah
Geografi Desa dan Kota ini dengan baik dan tepat waktu.
Mini riset ini dibuat berdasarkan instruksi dari dosen pengampu yang menjadi tugas
didalam matakuliah Geografi Desa dan Kota mengenai Pengaruh Sistem Tata Guna Lahan Di
Wilayah Kecamatan Medan amplas Terhadap Masyarakat Setempat.
Penulis menyadari bahwa laporan mini riset ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penugasan berikutnya dikemudian hari. Semoga laporan
mini riset ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri tentunya. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penugasan ini. Terimakasih
II
Medan, 19 November 2020
Kelompok 3
III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II. KAJIAN TEORI........................................................................................................3
2.1 Gambaran Umum Kota Medan........................................................................................3
2.1.1 Sejarah Singkat Kota Medan.....................................................................................3
2.1.2 Letak Geografis Kota Medan....................................................................................3
2.1.3 Kondisi Pemerintahan di Kota Medan.......................................................................4
2.2 Pengertian Tata Guna Lahan............................................................................................4
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................................6
3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data....................................................................................6
3.2 Lokasi Penelitian..............................................................................................................6
3.3 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................6
3.4 Teknik Analisis Data........................................................................................................6
BAB IV. PEMBAHASAN........................................................................................................7
4.1 Sistem Tata Guna Lahan di Kec. Medan Amplas............................................................7
4.2 Pengaruh Sistem Tata Guna Lahan di Kec.Medan Amplas Terhadap Masyarakat.........7
BAB V. KESIMPULAN.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
LAMPIRAN............................................................................................................................13
III
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu cabang dari perencanaan kota adalah perencanaan tata guna lahan (landuse
planning). Semakin banyaknya keragaman aktivitas perkotaan menarik banyakmasyarakat
untuk mengadu nasib di perkotaan sehingga meninggikan arus urbanisasi. Halini
mengakibatkan banyaknya permintaan akan penyediaan lahan untuk menampungpenduduk
kota yang jumlahnya terus meningkat. Meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya lahan
untuk menunjang pembangunandan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dapat
meningkatkan tekanan terhadappemanfaatan sumberdaya lahan di Indonesia.
Begitu pula dengan sistem tata guna lahan yang ada di wilayah kecamatan Medan
amplas, pembangunan-pembangunan yang dilakukan di wilayah kecamatan Medan Amplas
tentunya memiliki pengaruh terhadap masyarakat yang tinggal di wilayah kecamatan Medan
amplas tersebut. Banyak lahan kosong bahkan lahan yang dulunya merupakan lahan
pertanian kini telah berubah. Saat ini lahan-lahan tersebut telah di bangun menjadi bangunan
baik itu perumahan, gedung sekolah, rumah sakit, jalan, tempat perdagangan dan segala
macam bangunan lainya yang dibangun untuk menunjang fasilitas masyarakat di kecamatan
Medan Amplas.
1
guna lahan tersebut baik itu bangunan-bangunan yang ada maupun segala fasilitas lainnya
yang menunjang kesejahteraan masyarakat di kecamatan Medan Amplas.
Adapan rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam laporan mini riset ini
ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan tata guna lahan yang ada di kecamatan Medan Amplas?
2. Bagaimana pengaruh tata guna lahan yang ada di kota Medan Amplas terhadap
masyarakat setempat?
1.2. Tujuan
Adapan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan mini riset ini adalah :
1. Untuk mengetahui penggunaan tata guna lahan yang ada di kecamatan Medan Amplas.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tata guna lahan yang ada di kota Medan Amplas
terhadap masyarakat setempat.
1.3 Manfaat
Laporan mini riset ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca dan tim penuli sendiri
tentunya sebagai referensi untuk mengetahui bagaimana sistem tata guna lahan yang ada di
Kota Medan, khususnya Kecamatan Medan Amplas dan pengaruh sistem tata guna lahan
tersebut terhadap masyarakat setempat atau masyarakat sekitar.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (lanscape) yang meliputi lingkungan
fisik termasuk iklim, topografi atau relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang
semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
Lahan adalah faktor produksi yang menentukan pendapatan dan kelangsungan hidup
keluarga. penilaian terhadap lahan sangat tinggi karena lahan dianggap sebagai bentuk harta
yang dengan mudah dilepas dengan harga jual yang tinggi. Lahan juga dapat dijadikan
sebagai alat untuk meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat. Adapun beberapa fungsi lahan
yaitu:
Nilai suatu lahan didasarkan pada kesuburan, kedekatan dengan sarana perhubungan,
nilai lahan dapat ditentukan oleh seberapa baik pengelolaan dan pengolahan yang dilakukan
pada lahan tersebut. Ketergantungan secara ekonomi terhadap lahan sangat jelas karena dapat
sebagai pemenuhan hidup.
Secara umum menyatakan bahwa lahan atau penguasaan lahan adalah simbol kedudukan
seseorang dan menjadi dasar pelapisam sosial dalam suatu masyarakat. Lahan juga dapat
menjadi sarana pengikut kekerabatan melalui pola pewarisan lahan dalam keluaraga,
pengelolaan bersama dalam keluarga, maupun kerja sama dengan masyarakat lainnya
2.2 Pengertian Tata Guna Lahan
Tata guna lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaanlahan
dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi
tertentu,misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll. Rencana tata gunalahan
merupakankerangka kerja yang menetapkan keputusan-keputusan terkait tentanglokasi,
kapasitas dan jadwalpembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedungsekolah, pusat
kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas umum lainnya.Tata guna lahan
merupakan salah satu faktor penentu utama dalam pengelolaan lingkungan.Keseimbangan
antara kawasan budidaya dan kawasan konservasi merupakan kunci daripembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Tata guna lahan dan pengembangan lahan dapat
meliputi:
Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban sebagai puast
pemukimanyang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya,
kepadatan penduduk,kepentingan, kegiatan dan atau status hukum.
Perkotaan. merupakan pusat pemukiman yang secara administratif tidak harus
berdirisendiri sebagai kota, namun telah menunjukkan kegiatan kota secara umum
danberperan sebagai wilayah pengembangan
Wilayah, merupakan kesatuan ruang dengan unsur-unsur terkait yang batas
dansistemnya ditentukan berdasarkan pengamatan administratif pemerintahan
ataupunfungsionald.
Kawasan, merupakan wilayah yang mempunyai fungsi dan atau
aspek/pengamatanfungsional tertentue.
Perumahan, adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggalatau lingkungan hunian yang dilengkapi sarana dan prasarana lingkunganf.
Permukiman, adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasn lindung ,baik
yangberupa perkotaan maupu pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggalatau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yangmendukung kehidupan
Perencanaan tata guna lahan adalah inti praktek perencanaan perkotaan. Sesuai
dengan kedudukannya dalam prencanaan fungsional, perencanaan tata guna lahanmerupakan
kunci untuk mengarahkan pembangunan kota. Hal itu ada hubungannya dengananggapan
lama bahwa seorang perencana perkotaan adalah “seorang yang berpenge tahuan secara
umum tetapi memiliki suatu pengetahuan khusus.” Pengetahuan khusus
kebanyakanperencana perkotaan ialah perencana tata guna lahan. Pengembangan tata guna
lahan yangdisesuaiakan dengan meningkatkan perekonomian suatu kota atau wilayah.
5
6
BAB III. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini dilakukan untuk penelitian kasus atau lapangan dimana kami
melakukan penelitian secara Daring dengan mengamati berbagai jenis jurnal yang terkait
dengan judul penelitian kami yaitu Analisis Penggunaan tata guna Lahan di sekitar Medan
Amplas.
Dalam tugas ini kami mengambil tempat atau lokasinya tepat berada di Sekitar
Kawasan Medan Amplas.
Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dapat
mungkin terdapat pula data kuantitatif sejauh masih relevan dan bermanfaat untuk
menjelaskan dalam penelitian kepustakaan. Data dikumpulkan melalui penelusuran literatur.
Dalam penelitian ini sumber sekunder berupa buku buku , jurnal maupun artikel lainnya dari
internet.
3.4 Teknik Analisis Data
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Medan didirikan oleh seorang guru yang bernama Patimpus Sembiring Pelawi pada
tahun 1590. John Anderson adalah orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun
1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini hanya memiliki
penduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak
beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada
yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai
Kota. Pada tahun berikutnya berganti menjadi ibukota Karesidenan Sumatera Timur
sekaligus Ibu Kota Kesultanan Deli. Pada tahun 1909 Medan menjadi sebuah kota yang
penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan
secara besar-besaran.
Sebagian besar lahan di Kota Medan pada umumnya dimanfaatkan untuk pemukiman.
Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun seperti perumahan dan permukiman,
perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya hampir tersebar di seluruh
wilayah Kota Medan. Peta guna lahan Kota Medan memperlihatkan bahwa Tata guna lahan
Kota Medan terdiri dari 10 (sepuluh) jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan
industri, lahan jasa, lahan perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, rawa, tegalan,
dan lahan kosong diperuntukan.
Kedudukan Kota Medan dan peranannya yang sangat penting, telah mendorong
perkembangan kota yang sangat pesat. Agar perkembangan yang terjadi secara langsung,
terpadu dan berkelanjutan maka untuk itu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya
Medan menetapkan adanya satuan-satuan wilayah pengembangan pembangunan.
Pembentukan satuan-satuan wilayah pembangunan tersebut didasarkan pada hasil analisis
terhadap kondisi pembangunan yang dicapai. Oleh karena itu perlu upaya untuk meratakan
laju pertumbuhan di setiap Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP).
10
4.3 Pengaruh Sistem Tata Guna Lahan di Kec.Medan Amplas Terhadap Masyarakat
Pembangunan yang ada dalam pemanfaatan tata guna lahan di Kecamatan Medan
Amplas ini berpengaruh dalam hal positif dan ada beberapa pengaruh negatif, yakni sebagai
berikut ini :
a) Permukiman
Dari pengamatan yang dilakukan dilapangan dan juga dengan melihat perubahan yang
ada, dahulunya banyak lahan kosong seperti rawa-rawa, lahan perkebunan dan lahan
pertanian yang sudah diubah menjadi kawasan permukiman bagi warga sekitar. Hal ini
karena semakin tahun semakin banyak bertambah jumlah penduduk, sehingga membuka
lahan kosong menjadi tempat tinggal atau dibuatnya bangunan sebagai permukiman
masyarakat setempat.
b) Perdagangan
Perdangangan adalah usaha kegiatan transaksi barang atau jasa yang di lakukan secara
berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa disertai imbalan.
Perdangangan merupakan kegiatan tikar menukar barang atau jasa yang berdasarkan
kesempatan bersama bukan pemaksaan.
Di medan amplas perdangangan ada di pasar simpang limun medan, dibuka pada awal
tahun 1985 hingga saat ini masih sering terjadi transaksi dagang, oleh masyakat di
sekitaran medan amplas, medan kota dll. Pasar limun dibangun didaerah pinggir jalan
yang dimana dalam aktivitas di pagi hari pasar ini beroperasi dan terkadang menyebabkan
kemacetan saat orang berkendara, lalu lalang disekitar arah jalan tersebut.
11
c) Rekreasi
Lokawisata, tempat wisata atau objek wisata adalah sebuah tempat rekreasi/tempat
berwisata. Objek wisata dapat berupa objek wisata alam seperti gunung,danai, sungai,
pantai, laut, atau berupa objek wisata bangunan seperti museum, benteng, situs
peninggalan sejarah dll.
Untuk dimedan amplas tidak terdapat tempat rekreasi, medan amplas hanya berupa
bangunan-bangunan penduduk biasa. Biasanya penduduk Medan Amplas untuk
melakukan rekreasi berpergian ke Kecamatan lain seperti medan kota (taman teladan,
museum daerah) medan maimun (istana maimun), medan johor (taman cadika) dll.
Sarana air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh
dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat, hal ini karena sumber air
di daerah tersebut adalah air gambut yang berdasarkan parameter baku mutu air tidak
memenuhi persyaratan kualitas air bersih.
Di wilayah Medan amplas sendiri untuk persediaan air minum sudah menggunakan
yang namanya pelayanan air bersih dari PDAM yang terletak sumbernya di PDAM
Tirtanadi cabang medan amplas di jl.panglima denai. Dengan adanya PDAM akan
membuat masyarakat mudah mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
12
e) Septik tank
Septic Tank adalah suatu kolam atau bak bersekat-sekat sehingga terbagi-bagi dalam
beberapa ruang, biasanya terdapat di bawah tanah. Tangki septik merupakan tempat
pembuangan yang dibuat dengan bahan yang kedap air sehingga air dalam tangki septik
tidak dapat meresap ke tanah.
Di wilayah Medan Amplas dibangunnay tangki septik ini ialah agar dapat berguna
untuk pembuangan kotoran, tinja, dan sebagainya, yang tidak boleh disalurkan ke saluran
pembuangan umum karena kekotorannya, dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan sekitar.
Dalam tangki septik, air pembuangan dan bahan padat yang ikut diberi kesempatan
membusuk dan musnah secara alamiah. Air yang keluar karena berlebih dibuang ke
sumur septik yang dapat meneruskannya ke air tanah tanpa mengganggu kebersihan air
tanah. Jika tidak diguyur dengan obat pembasmi renik, untuk jangka waktu lama, tangki
septik tidak perlu dikuras.
Tangki septik digunakan untuk mengolah limbah cair rumah tangga skala individual.
Tangki septik terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan suatu filter yang diisi kerikil
atau pecahan batu untuk menguraikan limbah. Penguraian zat organik dalam limbah cair
atau tinja dilakukan oleh bakteri anaerobik. Bak pengendap biasanya terdiri dari dua
ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, pengurai lumpur
(sludge digestion) dan penampung lumpur. Sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai
pengendap kedua dan penampung lumpur yang tidak terendapkan di ruang pertama dan
luapan air dari bak pengendap dialirkan ke media filter dengan arah aliran dari bawah ke
atas.
f) Jalan baru
Di kecamatan ini terletak Terminal Terpadu Amplas yang merupakan terminal keluar
masuk untuk mobil angkutan umum antar kota dan provinsi. Terminal Amplas, Terminal
ini merupakan pintu masuk jalur darat Kota Medan dari sebelah Selatan. Terminal ini
masih jauh dari modern. Terlihat kumuh, tidak terawat, berbau pesing, bahkan lebih
banyak penumpang yang tidak mau menggunakan terminal ini karena dianggap rawan
kriminal. Kondisi ini makin membuat kawasan Terminal Amplas kian tak tertata dan
menimbulkan kemacetan.
Selain itu juga sedang dibangun Jembatan Layang yang sudah dibangun sejak tahun
2006 dan telah selesai pada tahun 2009. Fly over atau jembatan layang berfungsi sebagai
peretas kemacetan di sejumlah ruas persimpangan jalan dan pengurai arus lalu lintas yang
ramai supaya tertib teratur dan lancar. Fly over Medan Amplas menghubungkan jalan
menuju Terminal Amplas, Patumbak, Tanjung Morawa, Sisingamangaraja.
g) Sarana Pendidikan
Berdasarkan data referensi dari kementrian pendidikan dan kebudayaan ada 92 daftar
satuan pendidikan (sekolah) per kecamatan Medan Amplas. Total 92 tersebut sudah
masuk keseluruhan dari satuan pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA, baik itu swasta
maupun negeri. Dalam hal ini dapat mempermudah bagi masyarakat yang tinggal di
kawasan tersebut untuk menyekolahkan anaknya jika ingin masuk kesekolah yang
terjangakau dari rumahnya atau kecamatan Medan Amplas sebagai tempat tinggalnya.
h) Sarana Kesehatan.
Ada beberapa rumah sakit, klinik yang terdapat di kecamatan medan amplas, seperti :
rsu mitra medika – amplas, rumah bersalin ismayda, rumah sakit umum ridos, rumah
sakit cahaya vista, klinik niar, rumah sakit estomihi, balai pengobatan-klinik bersalin
maranita, klinik pratama masdelifah, rumah bersalin fitri harfa, klinik pratama ayah
bunda, rumah sakit umum kasih abadi, rumah sakit (rs) morawa, rumah sakit advent,
klinik bersalin karya bakti, klinik mandiri berlian, dan lain sebagainya. Dengan
banyaknya rumah sakit yang ada di Kecamatan Medan Amplas, maka dapat
mempermudah masyarakat untuk berobat atau mendapatkan pelayanan kesehatan
didaerahnya saat membutuhkan.
14
15
BAB V. KESIMPULAN
Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu
sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunan
lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan
pada kurun waktu yang berbeda (Martin,1993).
Kecamatan Medan Amplas adalah tempat yang padat akan penduduk dan terus
bertambhnya angka penduduk kelahiran dan menyebabkan lebih banyak penggunaan lahan
kosong untuk dijadikan perumahan. Tata guna lahan di Kecamatan Medan Amplas termasuk
kedalam Wilayah Pengembangan Pembangunan atau WPP C, yang dimana wilayah ini
dibangun untuk permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan
pembangunan sambungan air minum, septik tank, jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Medan_Amplas,_Medan
https://www.semedan.com/2016/01/fly-over-di-kota-medan-peretas-kemacetan-di-simpang-
jalan.html
https://www.academia.edu/20048258/Sistem_Transportasi_dan_Tata_Guna_Lahan_di_Kota_Medan
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php?kode=076003&level=3
https://id.wikipedia.org/wiki/Tangki_septik
19
20
LAMPIRAN
22